Jurnal Bang Fajar
Jurnal Bang Fajar
Jurnal Bang Fajar
INTISARI
Dalam penelitian ini akan dihitung kemampuan dari darinase dalam menampung debit
hujan yang datang, kemudian akan direncanakan dimensi perubahan yang mampu menampung
debit yang ada. Dalam menangani kasus ini bukan hanya dengan merubah dimensi saluran saja
namun juga harus melakukan normalisasi bertahap agar dapat menjaga kondisi saluran tetap aman
dalam melakukan tugasnya dalam mengalirkan air dari kawasan ini ke kawasan yang lain.
Pada penelitian untuk menghitung curah hujan rencana menggunakan motede Normal dan
Metode Log Person Tipe III dengan kala ulang 2, 5, dan 10 tahun. Dengan debit rancangan yang
sudah di dapatkan dari hasil perhitungan akan didesain ukuran dimensi yang dapat menampung
debit banjir dengan kala ulang 10 tahun kedepan.
ABSTRACT
In this study, the ability of the riverbank to accommodate the incoming rain discharge will be
calculated, then the dimensions of the changes that will be able to accommodate the existing discharge will be
planned. In handling this case, not only by changing the dimensions of the channel, but also by carrying out a
gradual normalization in order to keep the condition of the channel safe in carrying out its duties in draining
water from this area to other areas.
In the study to calculate the planned rainfall using the Normal method and the Log Person Type III
method with a return period of 2, 5, and 10 years. With the design discharge that has been obtained from the
calculation results, dimensions will be designed that can accommodate flood discharges with a return period of
10 years in the future.
2
termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air.
Orang yang ahli dalam bidang ini disebut hidrolog.
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari (Dr.Ir. Drs. Nugroho Hadisusanto, Dipl. H, 2010.)
tentang bagaimana terjadinya pergerakan air di Dimana :
bumi serta distribusinya baik diatas maupun di Xi = Nilai curah hujan rata-rata
bagian bawah permukaan bumi. Hal tersebut juga X = Jumlah nilai curah hujan
mencakup tentang sifat kimia dan fisika air dengan n = Jumlah data
reaksi terhadap lingkungannya (Marta dan 2. Hitung nilai Standar Deviasi
Adidarma, 1983).
Analisa hidrologi merupakan tahapan
paling penting sebelum perhitungan hidrolika dari (
bangunan drainase, untuk menentukan laju aliran, Dr.Ir. Drs. Nugroho Hadisusanto, Dipl. H, 2010.)
limpasan permukaan (run off) dan debit
(discharge) (Subarkah, 1980). Dimana :
Untuk memperhitungan hujan S = Standar Deviasi
rancangan maksimum dipergunakan analisa X = Jumlah nilai curah hujan
frekuensi yang sesuai dengan data yang ada xi = Nilai curah hujan rata-rata
sedangkan untuk mengetahui kebenaran dari n = Jumlah data
analisa frekuensi tersebut diperlukan uji distribusi 3. Hitung Koefesien Variasi
frekuensi (Subarkah, 1980). Cv = S : xi
(Dr.Ir. Drs. Nugroho Hadisusanto, Dipl. H, 2010.)
Perhitungan Curah Hujan Rancangan Dimana :
Maksimum Cv = Koefesien variasi
Definisi hujan rancangan maksimum S = Standar deviasi
adalah curah hujan terbesar tahunan dan dengan xi = Nilai curah hujan rata-rata
peluang tertentu mungkin terjadi pada suatu 4. Hitung koefisien kemencengan :
daerah. Dalam ilmu statistik dikenal beberapa
n
n X xi
3
macam distribusi frekuensi yang banyak
digunakan dalam bidang hidrologi dalam Cs i 1
n 1n 2s 3
menganalisa curah hujan rancangan antara lain
(Suripin, 2004) : (Dr.Ir. Drs. Nugroho Hadisusanto, Dipl. H, 2010.)
1. Metode Normal Dimana :
2. Metode Distribusi Log Person III. Cs = Koefesien kemencengan
Metode analisis hujan rancangan tersebut xi = Nilai curah hujan rata-rata
pemilihannya sangat bergantung dari kesesuaian X = Jumlah nilai curah hujan
parameter statistik dari data yang bersangkutan n = Jumlah data
atau dipilih berdasarkan pertimbangan- S = Standar deviasi
pertimbangan teknis lainnya. Untuk menentukan 5. Hitung koefisien Kortusis :
metode yang sesuai, maka terlebih dahulu harus
n
n X xi
4
dihitung besarnya parameter statistik yaitu
i 1
koefisien kemencengan (skewness) atau Cs, dan Ck
koefisien kepuncakan (kurtosis) atau Ck.
n 1) (n 2) (n 3)S 4
Metode Normal (Dr.Ir. Drs. Nugroho Hadisusanto, Dipl. H, 2010.)
Metode Normal juga disebut sebaran Dimana :
Gauss yang sering dipakai untuk analisis frekuensi Cs = Koefesien kemencengan
hujan harian maksimum, dimana sebarannya xi = Nilai curah hujan rata-rata
mempunyai sifat khusus bahwa besarnya X = Jumlah nilai curah hujan
koefesien asimetris (skewness) Cs = 0 dan n = Jumlah data
koefesien kortusis Ck = 3. (Dr.Ir. Drs. Nugroho S = Standar deviasi
Hadisusanto, Dipl. H.) 6. Untuk menghitung hujan rencana distribusi
Langkah – langkah perhitungan curah normal menggunakan rumus :
hujan rencana dengan Metode Distribusi Normal X= xi + K.s
adalah sebagai berikut : Dengan :
1. Hitung hujan maksimum rata-rata xi = Rata-rata curah hujan
S = Standar deviasi ( simpangan baku)
3
K = Nilai faktor frekuensi (dilihat pada tabel - Hitung koefisien kemencengan :
frekuensi)
n
n Log X Log X
3
n 1n 2s 3
Periode
Ulang T Peluang k
(Tahun) - Hitung logaritma hujan atau banjir
dengan periode ulang T
1,001 0,999 -3,05
Distribusi Log Person III mempunyai koefisien -0,2 -2,472 -1,700 -1,301 -0,830 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945
kemencengan (Coefisien of Skwennes) atau Cs, -0,3 -2,544 -1,726 -1,309 -0,824 0,050 0,853 1,245 1,643 1,890
koefisien kurtosis (Coefisien Curtosis) atau Ck dan -0,4 -2,615 -1,750 -1,317 -0,816 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834
koefisien varians atau Cv dengan nilai -0,5 -2,606 -1,774 -1,323 -0,808 0,083 0,856 1,216 1,567 1,777
bebas.Hitung harga rata-rata:
-0,6 -2,755 -1,797 -1,320 -0,880 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720
Distribusi Log Syarat -0,7 -2,824 -1,019 -1,333 -0,790 0,116 0,857 1,183 1,488 1,663
Person Tipe III Cs ≠0 -0,8 -2,021 -1,039 -1,336 -0,780 0,132 0,856 1,166 1,448 1,606
-0,9 -2,057 -1,050 -1,339 -0,769 0,148 0,854 1,147 1,407 1,549
Langkah–langkah penggunaan Distribusi Log -1,0 -3,022 -1,077 -1,340 -0,758 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492
Person III (Suripin 2004) -1,1 -3.087 -1,104 -1,340 -0,758 0,180 0,848 1,107 1,324 1,435
- Ubah data ke dalam bentuk logaritmis, X =
-1,2 -3,149 -2,300 -1,340 -0,956 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379
log X
- Hitung Harga rata – rata : -1,3 -3,211 2,327 -1,333 -0,956 0,210 0,838 1,064 1,240 1,324
n -1,4 -3,271 -2,4 -1,333 -0,944 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270
Log X
Log X i 1
4
untuk keperluan analisis uji kesesuaian digunakan 3. Bagian luar jalan (A3) = daerah bebas x panjang
dua metode statistik, yaitu Uji Chi Square dan Uji saluran.
Smirnov Kolmogorov (Suripin, 2004). Batasan luas daerah tangkapan air
1. Uji Smirnov Kolmogorov tergantung dari daerah sekitar dan topografi,
Uji Smirnov Kolmogorov digunakan untuk panjang daerah pengaliran yang diperhitungkan
membandingkan peluang yang paling terdiri atas setengah lebar badab jalan (A1), lebar
maksimum antara distribusi empiris dan bahu jalan (A2), dan daerah sekitar (A3) yang
distribusi teoritis yang disebut Amaks- terbagi atas daerah perkotaan yaitu ± 10 meter,
Prosedur. untuk daerah luar kota berdasarkan pada kondisi
2. Uji Chi Square / Uji Chi-Kuadrat daerah itu dan topografi.
Uji Chi Square dimaksudkan untuk
menentukan apakah persamaan distribusi Analisa Intensitas Curah Hujan
peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan
distribusi statistik sampel yang dinyatakan dalam tinggi hujan (mm) atau
volume hujan (m3) tiap satu satuan waktu (detik,
jam, hari). Intensitas hujan diperoleh dengan cara
Koefisien Pengaliran/Limpasan (C) melakukan analisis data hujan baik secara statistik
Koefesien limpasan atau pengaliran maupun secara empiris. Untuk menghitung
dipengaruhi (C) adalah suatu koefisen yang intensitas curah hujan menggunakan rumus
menunjukkan perbandingan antar besarnya jumlah Metode Mononobe dengan menghubungkan
air yang dialirkan oleh suatu jenis permukaan pada waktu konsentrasi (tc) yang telah kita dapat atau
tanah, pemilihan koefisen pengaliran harus telah dihitung yaitu dengan rumus :
memperhitungkan kemungkinan adanya 2
R 24 3
perubahan kondisi permukaan lahan (perubahan I=
24 TC
tata guna lahan dikemudian hari nantinya).
Koefisien (C) rata - rata ditentukan deangan Dimana :
persamaan : I = Intensitas hujan
C = C1 x A1 C2 xA2 .......... Cn x An
tc = Waktu konsentrasi (menit)
A1 A2 A3 R = Curah Hujan (mm)
Dimana :
C1, C2, C3 = koefisien pengaliran yang sesuai Untuk menghitung waktu konsentrasi digunakan
dengan tipe kondisi permukaan rumus :
A1, A2, A3 = luas daerah pengaliran yang Tc = t0 + td
diperhitungkan sesuai kondisi T0 = 2 x3,28xL0x nd 0,167
3
S
permukaan
Ai = Luas lahan dengan jenis td = L / (60 x V)
penutuptanah i Dimana :
Ci = Koefisien pengaliran jenis Tc = Waktu Kosentrasi (menit)
penutup tanah t0 = Waktu yang diperlukan air dari titik terjauh
n = Jumlah jenis penutup lahan kesaluran (menit)
td = Waktu yang diperlukan air dari pangkal
Menghitung Luas Daerah Pengaliran saluran ketitik yang ditinjau (menit)
Luas tangkapan air (Cathcment Area) L0 = Jarak dari titik terjauh kefasilitas saluran (m)
pada perencanaan saluran samping jalan adalah L = Panjang saluran (m)
daerah pengaliran (Drainage Area) yang menerima nd = Koefisien hambatan
curah hujan selama waktu tertentu (Intensitas S = Kemiringan daerah pengaliran
Hujan) sehingga menimbulkan debit limpasan
yang harus ditampung oleh saluran samping untuk Perhitungan Debit Air Rencana
mengalirkan kesungai atau culvert. Luas daerah Debit rencana untuk daerah perkotaan
tangkapan air terdiri atas : umumnya dikehendaki pembuangan air yang
1. Jalan aspal (A1) = lebar badan jalan x panjang secepatnya, agar tidak terjadi genangan air yang
saluran berarti. Untuk memenuhi tujuan ini saluran -
2. Bahu Jalan (A2) = lebar bahu jalan x panjang saluran harus dibuat cukup sesuai debit rancangan.
saluran Suatu daerah perkotaan umunnya merupakan
bagian dari suatu daerah aliran yang luas dan
5
daerah ini harus ada sistem saluran drainase alami. 2
Perencanan dan pengembangan sistem drainase
V .n
alami yang telah ada, agar pada keadaan aslinya i=
2
dapat dipertahankan sebaik mungkin. R3
Metode yang digunakan untuk menghitung
debit air hujan adalah dengan menggunakan
Dimana :
Rumus Rasional :
V = Kecepatan aliran air (m/dtk)
N = Koefesien kekasaran Manning
Q = 1/3,6 x C x I x A
R = Jari–jari hidrolis (m)
i = Kemiringan dasar saluran
Dimana :
Q = Debit Air Hujan (m/ dtk)
Kemiringan Saluran
C = Koefesien Limpasan Pengaliran
Kemiringan saluran disesuaikan dengan
I = Intensitas Curah Hujan (mm/ jam)
keadaan topografi dan energi yang diperlukan
A = Luas Daerah Pengaliran (km2)
untuk mengalirkan air secara gravitasi dan
kecepatan yang ditimbulkan harus sesuai dengan
Hidrolika
kriteria yang telah ditentukan. Kemiringan saluran
Perencanaan saluran drainase harus
samping jalan ditentukan berdasarkan bahan yang
berdasarkan pertimbangan kapasitas tampungan
digunakan, hubungan antara bahan yang
saluran yang ada baik tinjauan hidrolis maupun
digunakan dengan kemiringan saluran samping
elevasi kondisi lapangan. Tinjauan hidrolis
jalan arah memanjang yang dikaitkan dengan erosi
dimaksud kan untuk melakukan elevasi kapasitas
aliran.
tampungan saluran debit banjir ulang 10 tahun,
sedangkan kondisi di lapangan adalah didasarkan
Tinggi Jagaan
pengamatan secara langsung di lapangan untuk
Tinggi jagaan untuk saluran terbuka
mengetahui apakah saluran yang ada mampu atau
dengan permukaan diperkeras ditentukan
tidak untuk mengalirkan air secara langsung pada
berdasarkan pertimbangan; ukuran saluran,
saat hujan.
kecepatan aliran, arah belokan saluran dan debit
banjir. Tinggi jagaan biasanya diambil antara 15
Kecepatan Aliran
sampai 60 cm. Memperlihatkan hubungan antara
Untuk kecepatan maksimum yang diijinkan agar
tinggi jagaan dan debit aliran yang merupakan
tidak terjadi penggerusan tergantung dari materi
standar Pusat Penelitian dan Pengembangan
salurannya. Berdasarkan kriteria kecepatan
Sumber Daya Air.
minimum yang diijinkan, maka prosedur
Tabel 2.1
perancangan penampang saluran berbentuk No. Debit (m3/det) Tinggi jagaan minimum (m)
trapesium terdiri dari langkah-langkah sebagai 1 0,00 – 0,30 0,30
berikut :
2 0,30 – 0,50 0,40
1. Untuk tubuh saluran yang jenis bahannya telah
3 0,50-1,50 0,50
diketahui, yaitu untuk menentukan koefisien
4 1,50-15,00 0,60
kekasaran n, kemiringan dinding z, dan
5 15,00-25,00 0,75
kecepatan maksimum yang diijinkan v.
6 > 25,00 1,00
2. Menghitung jari-jari hidrolik R dengan rumus
Manning.
3. Menghitung luas basah yang diperlukan Penampang Saluran
dengan debit yang telah diketahui dan Tipe saluran drainase ada dua macam,
kecepatan yang diijinkan, atau A=Q/V. yaitu: saluran tertutup dan saluran terbuka. Dalam
4. Menghitung keliling basah, atau P=A/R. saluran tertutup kemungkinan dapat terjadi aliran
5. Menghitung tinggi jagaan. bebas maupun aliran tertekan pada saat berbeda,
Dalam menentukan kecepatan aliran digunakan misalnya gorong-gorong untuk drainase, pada saat
rumus Manning, yang bernama “Robert Manning” normal alirannya bebas sedangkan pada saat banjir
yang menyajikan sebuah rumus sebagai berikut: yang menyebabkan gorong-gorong penuh maka
alirannya adalah tertekan.
1 3 2
2 1
V x R x s
n
6
BAB III Desain Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan untuk penelitian ilmiah ini,
maka dibuat alur kerja (Flow Chart) seperti :
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di wilayah Jalan
M. Said Kota Samarinda.
Data Skunder
Lokasi kajian berada di daerah perkotaan
dengan permukiman yang padat dan sering terjadi
banjir sehingga dipilih projek penelitian di wilayah Gambar Alur Flow Chart Desain
Jalan M. Said Kota Samarinda dengan panjang
penanganan saluran drainase bagian kanan dan kiri Teknik Pengumpulan Data
keseluruhan yang akan diteliti 5.661 m. Untuk yang melakukan penyusunan tugas
akhir ini, peneliti mengumpulkan data - data yang
Tabel Hasil Survei Lapangan dipakai untuk melakukan analisa dan perhitungan
Nama L B H
n Bentuk
pada penelitian ini didapat dari beberapa sumber,
Saluran (m) (m) (m) Penampang
antara lain :
Saluran 1 961 0,80 0,80 0,021 Persegi 1. Data Skunder
Saluran 2 1023 0,80 0,80 0,021 Persegi
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait
Saluran 3 889 0,60 0,80 0,021 Persegi
yaitu :
Curah Hujan
Saluran 4 942 0,80 0,80 0,021 Persegi
2. Data Primer
Saluran 5 1012 0,80 0,80 0,021 Persegi
Data Primer diperoleh dengan cara survey
Saluran 6 834 0,80 0,80 0,021 Persegi langsung di lapangan. Survei yang dilakukan
JUMLAH 5.661 antara lain :
Pengukuran dimensi existing saluran
Observasi lapangan, seperti pengamatan pola
aliran air dan kondisi lingkungan.
7
BAB IV - Saluran 2 = 0,379 m3/detik
PEMBAHASAN - Saluran 3 = 0,240 m3/detik
- Saluran 4 = 0,342 m3/detik
Menentukan Hujan Rencana Untuk Periode - Saluran 5 = 0,381 m3/detik
Ulang T - Saluran 6 = 0,362 m3/detik
Untuk Mencari curah hujan rancangan periode 3. Dimensi saluran drainase yang mampu
ulang menggunakan rumus :
menampung debit banjir rancangan pada
X = LogXi + K.S
tahun 2033 :
Nilai koefesien K diambil dari tabel 2.2 Nilai K
untuk Distribusi Log Person III berdasarkan nilai Saluran Terbuka (Persegi)
CS = 0,2. - Lebar Saluran (B) : 1,80 m
Maka curah hujan rencana dapat dihitung sebagai - Tinggi Saluran (H) : 2,00 m
berikut : - Tinggi Saluran
1. Periode Ulang 2 Tahun penampang basah (h): 1,40 m
X2 = 2,0413 + 0,1640 x 0,0881 = 2,0559 mm - Tinggi Jagaan (w) : 0,60 m
antiLog 2,0559 = 113,730 mm
2. Periode Ulang 5 Tahun Saran
X5 = 2,0413 + 0,8520 x 0,0881 = 2,1165 mm Sebagai saran pada penelitian ini
antiLog 2,1165= 130,757 mm adalah perawatan yang dilakukan pada
3. Periode Ulang 5 Tahun saluran drainase yang ditinjau pada
X10 = 2,0413 + 1,1280 x 0,0881 = 2,1408 mm
penelitian ini. Walaupun dengan perubahan
antiLog 2,1165= 138,285 mm
dimensi yang mampu menampung debit
Perhitungan Dimensi Rencana Periode 10 banjir hingga 10 tahun kedepan, akan tetapi
Tahun peran penting masyarakat dan pemerintah
untuk tetap menjaga kebersihan saluran
Tabel Dimensi Rencana Kala Ulang 10 Tahun drainase ini agar tetap bersih adalah poin
utama yang harus dilakukan sehingga
DIMENSI DRAINASE PERIODE ULANG 10 TAHUN Qbr
Debit memaksimalkan fungsi dari saluran drainase
SALURAN rancangan KETERANGAN
10 tahun
3
ini.
B H h A P R Qd (m /dt)
n S V
(m) (m) (m) (m2) (m) (m) (m3/dt)
Saluran 1 1,80 2,00 1,40 2,520 4,600 0,548 0,016 0,00290 2,255 5,682 4,844 CUKUP DAFTAR PUSTAKA
Saluran 2 1,80 2,00 1,40 2,520 4,600 0,548 0,016 0,00365 2,527 6,367 5,973 CUKUP
Saluran 3 1,80 2,00 1,40 2,520 4,600 0,548 0,016 0,00323 2,378 5,991 5,517 CUKUP
Saluran 4 1,80 2,00 1,40 2,520 4,600 0,548 0,016 0,00296 2,277 5,739 4,081 CUKUP
Saluran 5 1,80 2,00 1,40 2,520 4,600 0,548 0,016 0,00369 2,540 6,402 3,326 CUKUP Anonim, 1997. Drainase Perkotaan.
Saluran 6 1,80 2,00 1,40 2,520 4,600 0,548 0,016 0,00344 2,455 6,186 2,280 CUKUP
Gunadarma. Jakarta.
Anonim, Data dari Stasiun Kerjasama Badan
BAB V Meteorologi dan Geofisika
PENUTUP dengan Dinas Pertanian Provinsi
Kalimantan Timur, Tahun 2018.
Kesimpulan Anonim, Data dari Badan Standar Nasional
Dari hasil perhitungan pada penelitian Indonesia (SNI), Tahun 1994.
Anonim, Petunjuk Desain Drainase
ini maka diperoleh kesimpulan sebagai
Permukaan Jalan, Tahun 1990
berikut:
Imam Subarkah, 1980. Hidrologi Untuk
1. Debit banjir rencana terbesar pada kala Perencanaan Bangunan Air,
ulang 2, 5,dan 10 tahun : Idea Dharma, Bandung.
a. Kala ulang 2 tahun (2023) = 4,913 Martha, W. dan Adidarma, W, 1983.
m3/detik. Mengenal Dasar-Dasar
b. Kala ulang 5 tahun (2026) = 5,648 Hidrologi, Nova,
m3/detik. Bandung
c. Kala ulang 10 tahun (2031) = 5,973 Saifuddin Azwar, 1996. Tes Prestasi, Fungsi
m3/detik. dan Pengembangan Pengukuran
2. Kapasitas debit banjir saluran existing Prestasi Belajar, Pustaka
pada tahun 2023 adalah sebagai berikut : Pelajar, Yogyakarta.
- Saluran 1 = 0,338 m3/detik
8
Sunggono, kh, 1995. Buku Teknik Sipil,
Penerbit Nova. Bandung
Suripin, M. Eng, 2004. Sistem Drainase
Perkotaan yang Berkelanjutan,
Andi Offset, Yogyakarta.
Sosrodarsono Suyono dan Kensaku Takeda,
1999. Hidrologi untuk
Pengairan, Pradya Paramitha,
Bandung.
Soewarno, 1995. Hidrologi : Aplikasi
Metode Statistik untuk Analisa
Data Jilid I dan II, Nova Offset,
Bandung.
Ven Te Chow, 1985. Alih Bahasa, E.V.
Nensi Rosalina, 1997. Hidrolika
Saluran Terbuka, Erlangga,
Jakarta.