Terapi Komple DM
Terapi Komple DM
Terapi Komple DM
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 18 :
DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyusun laporan ini dengan judul makalah “TERAPI
KOMPLEMENTER : DIABETES MELITUS" hingga selesai.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
memberikan saran atas selesainya tugas ini. Di dalam penulisan makalah ini kami menyadari
baliwa masih ada kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasannya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh sebab itu, sangat di harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun untuk melengkapkan makalah ini dan berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................1
1.3 TUJUAN................................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3
2.1 Terapi Komplementer............................................................................................................3
2.2 Diabetes Melitus....................................................................................................................6
2.3 TERAPI KOMPLEMENTER PADA PASIEN DM.............................................................8
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14
3.2 Saran.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit kronis yang memerlukan penatalaksanaan
jangka panjang. DM ditandai dengan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan gangguan organ
tubuh seperti mata, jantung, dan ginjal. Penatalaksanaan DM dilakukan melalui Empat Pilar
Pengelolaan DM, yaitu perencanaan makan, latihan jasmani, edukasi. Dan obat berkhasiat
hipoglikemik. (Sylvia, Yetti, & Hariyati, 2011)
Menurut Conn, Hollister, & Arnold, 2001, di samping terapi medis, sant ini telah
berkembang terapi komplementer untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan pasien.
Terapi komplementer adalah terapi yang sifatnya melengkapi terapi medis dan telah terbukti
manfaatnya. (Sylvia, Yetti, & Hariyati, 2011)
Menurut Me Kenzie, 2006; dan Soegoro, 2002. Salah satu terapi komplementer yang
diklasifikasikan oleh National Center of Com-plementary and Alternative medicine (NCCAM)
sebagai terapi "energy medicine" adalah Reiki. Te-rapi Reiki menggunakan energi vital sebagai
pe-nyembuhan. (Sylvia, Yetti, & Hariyati, 2011)
Pada pasien DM, energi akan disalurkan oleh tangan praktisi Reiki melalui cakra (pintu
gerbang masuk dan keluarnya energi) mahkota, solar pleksus, dan seks. Cakra mahkota berada di
kepala (ubun-ubun), solar pleksus di area ulu hati, dan cakra seks di sekitar da-sar punggung
perineum. Penyembuhan terjadi melalui suatu proses dimana energi menstimulasi sel-sel dan
jaringan yang rusak untuk kembali pada fungsinya yang normal (Goldberg, 1997, dalam
Sjahdeini, 2005) dan diharapkan kadar glukosa darah menjadi normal termasuk menurunkan
resistensi insulin pada pasien DM yang mengalami obesitas. (Sylvia, Yetti, & Hariyati, 2011)
1
2
1.3 TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis-jenis terapi komplementer yang digunakan oleh penderita diabetes melitus adalah
Biological-based practice meliputi herbal, suplemen makanan atau multivitamin, Mind-body
medicine meliputi yoga, thai chi dan meditasi. Selanjutnya yaitu Manipulation and body- based
practice meliputi akupuntur dan bekam dan Energy medicine meliputi spiritual healing atau
prayer (Birdee & Yeh 2010; Ceylan, dkk 2009; Chang, dkk 2010; Kim, dkk 2011; Manya, dkk
2012; Ogbera, dkk 2010; Wazaify, dkk 2011). Berikut merupakan jenis-jenis tepai komplementer
tersebut dan manfaatnya secara umum:
Herbal merupakan terapi yang menggunakan tumbuh- tumbuhan atau campuran dari
ekstract tumbuh-tumbuhan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kesehatan (Bauer,
3
4
2003). Adapun beberapa herbal untuk pengobatan diabetes melitus adalah (Astuti, 2007; Manya,
2012):
1) Pare
2) Lidah Buaya
3) Brotowali
4) Bawang merah
5) Bawang putih
6) Kayu manis
Suplemen makanan adalah segala bentuk makanan berkhasiat atau tidak, biasanya
tersedia dalam bentuk kapsul, kapsul lunak, tablet, bubuk atau cairan yang fungsinya sebagai
pelengkap kekurangan zat gizi yang dibutuhkan sehingga vitalitas tubuh tetap prima (Ahmad
1999; Karyadi 1997).
1. Yoga
2. Tai chỉ
Tai-Chi terbentuk dalam dua suku kata yaitu Tai dan Chi. Tai mempunyai makna agung,
dahsyat (luar biasa) dan Chi mempunyai air hawa murni atau tenaga yang sangat halus yang ada
di dalam diri manusia dan dapat dihasilkan melalui latihan Qi Gong (olah nafas). Jadi Tai-Chi
adalah suatu ilmu bela diri dengan gerakan-gerakannya yang khas dengan ritme pelan, lembut
dan lemah gemulai serta kekuatan jiwa yang muncul dari hasil olah nafas dalam diri manusia
5
sehingga keluar dalam bentuk tenaga yang sangat dahsyat secara fisik (Hidayati &
Mangoenprasodjo, 2005)
3. Meditasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata meditasi diartikan sebagai pemusatan pikiran
dan perasaan untuk mencapai sesuatu. Sedangkan menurut Hidayati & Mangoenprasodjo (2005)
meditasi adalah sikap menenangkan pikiran dengan cara-cara tertentu di mana pikiran kita
sampai menemukan sensasi-sensasi sehingga menimbulkan rasa damai dalam bati untuk
mencapai ketenangan jiwa (ruhani). Meditasi juga berpengaruh pada fungsi-fungsi organ tubuh
yang bermanfaat bagi kesehatan seperti peningkatan kebugaran dan daya tahan tubuh (Geddes &
Grosset, 2000).
1. Akupuntur
Akupuntur adalah cara penyembuhan Tiongkok kuno dengan cara memasukkan jarum ke
titik-titik tertentu di tubuh pasien. Kata akupuntur secara harfiah berarti "menusukkan jarum",
berasal dari seorang dokter Belanda, William ten Rhyne, yang tinggal di Jepang pada akhir abad
ke-17, dan ia pulalah yang memperkenalkan Akupuntur ke daratan Eropa. (Hidayati &
Mangoenprasodjo, 2005).
Akupuntur diakukan dengan cara menusukkan jarum tipis ke dalam beberapa titik
akupuntur dalam tubuh. Titik-titik tersebut berada di dalam meridian. Meridian adalah jalan atau
saluran energi, yang dipercaya berhubungan dengan organ internal tubuh. Energi tersebut dikenal
dengan Chi (ki atau qi) dan jarum-jarum akupuntur digunakan untuk menurunkan atau
meningkatkan aliran Chi atau membukanya bila terjadi sumbatan (Hidayati & Mangoenprasodjo,
2005; Lies 2008).
2. Bekam
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor dari dalam
tubuli melalui permukaan kulit. Nama lain bekam adalah hijamah, canduk, canthuk, kop,
mambakan, di Eropa dikenal dengan istilah cupping therapy (A Husaini, 2005).
6
1) Bekam kering atau bekam angin, yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat
sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Terdapat dua teknik bekam kering, yaitu:
a. Bekam luncur, caranya dengan meng-kop pada bagian tubuh tertentu dan meluncurkan ke
arah bagian tubuh yang lain. Teknik bekam ini berfungsi untuk melancarkan peredaran
darah, pelemasan otot, dan menyehatkan kulit.
b. Bekam tarik, dilakukan dengan cara ditarik-tarik. Dibekam hanya beberapa detik
kemudian ditarik dan ditempelkan lagi hingga kulit yang dibekam menjadi merah.
2) Bekam basah, yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya lalu
permukaan kulit dilukai dengan jarum tajam atau sayatan pisau steril, kemudian di sekitarnya
dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam
tubuh. Jika bekam kering dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ringan, maka bekam basah
dapat menyembuhkan penyakit-penyakit yang lebih berat, baik kronis maupun degeneratif
seperti darah tinggi, kanker, asam urat, DM dan osteoporosis.
Energy medicine meliputi spiritual healing atau prayer Orang yang tinggi spiritualitasnya tinggi
pula gelombang alfa di otaknya. Ini yang membuat hidup menjadi lebih tenang, sekali pun badai
kecemasan, ketakutan, dan kepanikan terus menerjang. Dengan demikian risiko kena stroke,
jantung koroner, sakit jiwa, dan kanker menjadi lebih kecil (Hawari, 2006)
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gejala yang timbul akibat adanya kenaikan
kadar glukosa darah akibat kurangnya hormon insulin baik absulut maupun relatif. Kenaikan
kadar gula darah dalam tubuh lebih dari normal disebut juga dengan hiperglikemia. Kadar gula
darah normal adalah sekitar 60 mg/dl sampai dengan 145 mg/dl. Hormon insulin merupakan
hormon yang diproduksi oleh pankreas, fungsinya adalah untuk memasukkan gula hasil
metabolisme tubuh ke dalam sel sehingga dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi energi atau
7
disimpan sebagai cadangan energi ketika gula dalam tubuh berlebih (Maulana 2012; Soegondo
2009).
Diabetes melitus tipe 1 merupakan tipe diabetes yang tergantung pada insulin. Hal ini
disebabkan karena hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau langerhans pankreas
sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh (Maulana, 2012).
Diabetes melitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang tidak tergantung pada insulin.
Penyebab dari diabetes tipe 2 ini adalah karena kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap
insulin. Sel beta pankreas tetap menghasilkan insulin dan kadang kadarnya lebih tinggi dari
normal, namun tubuh. khususnya reseptor insulin di membran sel membentuk kekebalan
terhadap insulin tersebut sehingga terjadi kekurangan insulin relatif (Maulana, 2012).
3. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi ketika dalam masa kehamilan yang terjadi
karena intoleransi glukosa (Maulana, 2012; Adam 2007).
Terdapat tiga tanda-tanda umum gejala diabetes melitus yaitu poliuri, polidipsi, dan
polifagi. Kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh menyebabkab glukosa dikeluarkan melalui
air kemih. Jika kadar glukosa lebih tinggi lagi, maka ginjal akan berusaha membuang air
tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa dalam tubuh agar kadar glukosa
berkurang. Hal tersebut menyebabkan penderita diabetes menjadi sering berkemih (poliuri).
Akibat sering berkemih penderita diabetes melitus akan merasakan haus yang berlebihan
sehingga banyak minum (polidipsi). Sedangkan polidipsi atau banyak makan terjadi karena
menurunnya kemampuan insulin mengelola kadar gula dalam darah sehingga sering terjadi
respon yang salah meskipun gula darah dalam tubuh sedang dalam keadaan normal. Polidipsi
juga bisa terjadi karena sejumlah besar kalori yang terbuang ke dalam air kemih sehingga
8
penderita mengalami penurunan berat badan, namun juga menyebabkan penderita merasakan
lapar yang luar biasa (Maulana, 2012; Waspadji, 2007)
a) Hipoglikemia
Merupakan keadaan seseorang dengan kadar glukosa darah di bawah normal. Hipoglikemia
ditandai dengan muncul tanda-tanda seperti rasa lapar, gemetar, berkeringat, berdebar-debar,
pusing, gelisah dan penderita bisa menjadi koma (Maulana 2012; Waspadji 2007).
b) Ketoasidosis
Merupakan keadaan tubuh dimana tubuh sangat kekurangan insulin dan bersifat mendadak
akibat infeksi, lupa suntik insulin, pola makan yang terlalu bebas, atau stress (Maulana 2012;
Waspadji 2007).
Keadaan yang diakibatkan adanya dehidrasi berat, hipotensi, dan shock. Koma hiperosmoler non
ketotik juga diartikan sebagai keadaan tubuh tenpa penimbunan lemak yang menyababkan
penderita menunjukkan pernapasan yang cepat dan dalam (Maulana 2012; Waspadji 2007).
d) Koma laktionasidosis
Merupakan keadaan tubuh dimana asam laktat yang tidak dapat diubah menjadi bikarbonat
sehingga kadar asam lakatat dalam darah meningkat dan penderita bisa mengalami koma
(Maulana 2012; Waspadji 2007).
Pengobatan alternatif merupakan suatu bentuk pengobatan yang mengambil alih wilayah
pengobatan medis konvensional. Jika berdiri sendiri, pengobatan semacam ini bisa berpotensi
9
menjadi sangat berbahaya mengingat anda tidak bisa hidup tanpa insulin. Namun, terapi
komplementer mungkin. dapat di coba dan di kombinasikan dengan obat konvesional. Beberapa
orang yang telah mencoba melaporkan bahwa mereka merasa lebih santai karena kondisi seperti
stress dapat menimbulkan efek merugikan pada kontrol gula darah yang berarti diabetes mereka
meningkat maka tubuh dan pikiran yang relaks akan sangat bermanfaat bagi penderita diabetes.
(Fox & Kilvert, 2010)
1. Terapi Reiki
Reiki merupakan terapi komplementer untuk menurunkan kadar glukosa darah. Terapi ini
menggunakan energi alami yang disalurkan pada tubuh pasien dengan tujuan menyelaraskan
energi yang tidak seimbang dalam tubuhnya. (Sylvia, Yetti, & Hariyati, 2011)
Menurut (Me Kenzie, 2006; Soegoro, 2002), Salah satu terapi komplementer yang
diklasifikasikan oleh National Center of Com- plementary and Alternative medicine (NCCAM)
sebagai terapi "energy medicine" adalah Reiki. Te-rapi Reiki menggunakan energi vital sebagai
pe- nyembuhan. (Sylvia. Yetti. & Hariyati, 2011)
Pada pasien DM, energi akan disalurkan oleh tangan prak-tisi Reiki melalui cakra (pintu
gerbang masuk dan keluarnya energi) mahkota, solar pleksus, dan seks. Cakra mahkota berada di
kepala (ubun-ubun), solar pleksus di area ulu hati, dan cakra seks di sekitar da-sar punggung
perineum. (Sylvia, Yetti, & Hariyati, 2011)
Relaksasi dan meditasi dalam terapi Reiki juga menyebabkan sistem saraf simpatis
diinhibisi sehingga menghambat sekresi norepineprin (Benson & Proctor, 2000). Menurut
(Guyton, 1996; Smeltzer & Bare, 2002), inhibisi norepineprin menyebabkan frekuensi jantung,
pernafasan, dan glukosa darah menurun. Selain itu hipofisis anterior juga diinhibisi sehingga
ACTH yang mensekresi hormon stres seperti kortisol menurun sehingga proses glukoneogenesis,
serta katabolisme protein dan lemak yang berperan dalam peningkatan glukosa darah juga
menurun. (Sylvia, Yetti, & Hariyati, 2011)
Terapi Reiki yang dilakukan selama 30 hari pada penelitian di Klub Diabetes sebuah RS
di Jakarta terbukti dapat menurunkan KGDS pasien Diabetes Melitus tipe 2 secara bermakna,
penurunan KGDS ini tidak dipengaruhi oleh factor stres dan obesitas. Terapi Reiki terbukti dapat
10
menurunkan kadar glukosa darah pasien Diabetes Melitus tipe 2. Terapi ini merupakan terapi
pelengkap yang dapat digunakan di tatanan pelayanan kesehatan terutama di bagian keperawatan
medikal bedah sebagai salah satu standar operasional prosedur pada pasien Diabetes Melitus tipe
2. (Sylvia, Yetti, & Hariyati, 2011)
2. Senam Aerobic
Jenis olahraga yang dianjurkan pada penderita DM adalah olahraga aerobic yang
bertujuan untuk eningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh khususnya yang meningkatkan
fungsi dan efesiensi metabolism tubuh. Olahraga aerobic seperti jogging, berenang senam
kelompok dan berseoeda tepat dilakukan pada penderita DM karena menggunakan semua otot-
otot besar, pernapasan dan jantung. (Nuari, 2017)
Pada senam aerobic misalnya, dari variasi gerakan gerakan yang banya terutama gerakan
dasar pada kaki dan jalan dapat memenuhi criteria CRIPE (continous, rhythmical, interal,
progresif, dan endurance), sehingga sesuai dengan tahapan kegiatan yang harus dilakukan. Di
samping itu senam aerobic yang dilakukan secara berkelompok akan member rasa senang pada
anggota dan juga dapat memotivasi anggota yang lain untuk terus melakukan olahraga secara
continue dan teratur. (Nuari, 2017)
Senam aerobic merupaka salah satu opsi (pilihan) olahraga yang bisa dilakukan oleh para
penderita penyakit diabetes. Hal ini dikarenakan latihan aerobic mampu membuat jantung dan
tulang menjadi kuat, mengurangi stress, mencegah depresi, dan meningkatkan aliran darah.
Selain itu, aerobic juga dapat membantu memperlancar sistem. pencernaaan dalam tubuh
menurunkan resiko penyakit diabetes mellitus tipe 2 penyakit jantung dan stroke dengan cara
menjaga kolesterol, tekanan darah serta kadar gula. (Nuari, 2017)
Rekomendasi yang dianjurkan dalam melakukan latihan aerobic bagi penderita penyakit
diabetes ialah selama 30 menit dengan frekuensi minimal sebanyak 5 kali dalam seminggu.
Apabila anda tidak memiliki kebiasaan melakukan olahraga sebelumnya, maka lakukamlah
11
minimal 5 -10 menit sehari kemudian tingkatkanlh secara bertahap setiap minggunya hingga
mencapai batas maksimal seperti yang direkomendasikan. (Nuari, 2017)
Adapun beberapa contoh latihan aerobic yanf bisa anda lakukan diantaranya berjalan
cepat, berdansa maupun mengikuti kelas acrobic ditempat kebugaran yang ada. Namun apabila
anda mermpunyai masalah dengan saraf kaki atau sendi lutut, maka yang lebih
direkomendasiksn ilah dengan manfaat berenang, manffat bersepeda maupun mendayung. Hal
ini dilakukan untuk mengurangi beban pada kaki anda. (Nuari, 2017) c. Peran senam aerobic
pada kadar gula darah pasien DM
Berdasarkan penelitian puji indriyani dkk (2004) didapatkan ada pengaruh lattihan fisik
senam aerobic terhadap penurunan kadar glukosa gula darah pada penderita DM tipe 2 di
wilayah puskesmas bukateja purbalingga (p-0.0001) dengan penurunan rata rata sebesar 30,14
mg%. hal ini serupa dengan hasil penelitian M. zuhal penurunan gula darah pada pasion DM
jenis NIDDM di poliklinik dilakukan adalah senam pagi yang dilaksanankan di halaman RSUD
kudus dimana waktu latihan olahraga dibagi menjadi III periode latihan III 45 menit dan tidak
memaksakan peserta untuk mencapai THR sehingga tingkat penurunan gula darahnya sulit
terpenuhi. Pada latihan I didapatkan penurunan sebesar 13,40 mg%, pada latihan II terjadi
penurunan 14.73 mg% dan pada latihan III terjadi 17, 30 mg%. (Nuari, 2017)
Adanya pengaruh latihan fisik, senam aerobic terhadap penurunan kadar gula darah ini
disebabkan karena senam aerobic merupakan suatu proses yang sistematis dengan menggunakan
rangsangan gerak yang bertujuan untuk meningkatkan atau memperthankan kualitas fungsional
tubuh yang meliputi kualitas data tahan paruh jantung, kekuatan dan daya tahan otot, kelentiuran
dan komposisi tubuh, sehingga pada pelaksanaanya menggunakan seluruh otot besar, dengan
gerakan terus menerus beriirama, progresif, dan berkelanjutan yang diiringi dengan. music antara
lain berguna untuk meningkatkan motivasi latihan. pengaturan waktu latihan, dan kecepatan
latihan. (Nuari, 2017)
Adapun pengaruhnya terhadap penurunan kadar gula darah yaitu pada oto otot yang aktif
bergerak tidak di perlukan insulin untuk memasukan glukosa ke dalam sel karena pada otot yang
aktif sensitifitasnya reseptor insulin menjadi meningkat sehingga ambilan glukosa meningkat 7
20 kali lipat. (Nuari, 2017)
12
a. Definisi
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes militus
untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.
(Nuari, 2017)
Gerakan dalam senam kaki DM tersebut seperti yang disampaikan dalam 3rd National
Diabetes Educator Training Camp tahun 2005 dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah di
kaki keluhan dari neuropathy sensorik, seperti rasa pegal, kesemutan, gringgingen di kaki.
Manfaat dari senam kaki DM yang lain adalah dapat memperkuat otot-otot kecil, mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki. meningkatkan kekuatan otot betis dan paha (gastrocnemius,
hamstring, quadriceps), dan mengatasi keterbatasan gerak sendi. (Nuari, 2017)
Senam kaki DM dapat menjadi salah satu alternatif bagi pasien DM untuk meningkatkan
aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah, hal ini membuat lebih banyak jala-jala kapiler
terbuka sehingga lebih banyak reseptor insulin yang tersedia dan aktif Kondisi ini akan
mempermudah saraf menerima nutrisi dan oksigen yang mana dapat meningkatkan fungsi saraf.
(Nuari, 2017)
Socgondo, et. al., (2004), juga menyebutkan bahwa latihan seperti senam kaki DM dapat
membuat otot-otot dibagian yang bergerak berkontraksi. Kontraksi otot ini akan menyebabkan
terbukanya kanal ion, menguntungkan ion positif dapat melewati pintu yang terbuka. Masuknya
ion positif itu mempermudah aliran penghantaran impuls saraf. Secara garis besar tujuan dari
senam kaki diabetic adalah: (Nuari, 2017)
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita diabetes mellitus dengan tipe 1
maupun 2 namun sebaiknya diberikan sejak pasien diagnose menderita diabetes melitus sebagai
tindakan pencegahan dini (Nuari, 2017)
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa Diabetes mellitus adalah penyakit yang
disebabkan oleh kelainan hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap
glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika di dalam darah tidak terdapat cukup insulin atau
ketika sel-sel tubuh kita dapat bereaksi normal terhadap insulin dalam darah. Paling sedikit
terdapat tiga bentuk diabetes mellitus: tipe I, tipe II, dan diabetes gestasional. Gejala awal dari
diabetes adalah merasa lemas, tidak bertenaga, ingin sering makan, dan sering buang air kecil.
Untuk pengobatan dapat dilakukan dengan penyuntukan insulin, pendidikan dan kepatuhan
terhadap diet, dan program olahraga. Diabetes mellitus dapat terjadi komplikasi akut. Macam-
macam komplikasi akut, yaitu ketoasidosis diabetes, efek somogyi, dan fenomena fajar.
3.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa(i) harus lebih memahami mengenai penyakit diabetes mellitus, beserta
dengan gejala dan pengobatannya / terapi komplementer.
14
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung
Fitriani, R., & Rachmawati, S. (2016). Cara Ampuh Tumpas Diabetes. Yogyakarta:
Medika.
Fox, C., & Kilvert, A. (2010). Bersahabat Dengan Diabetes Tipe 1. Jakarta: Penebar Plus.
Helmawati, T. (2014). Hidup Sehat Tanpa Diabetes Cara Ampuh Mendeteksi, Mencegah, dan
Mengobati Diabetes. Yogyakarta: Notebook.
Sylvia, E. I., Yetti, K., & Hariyati, T. S. (2011). Penurunan Kadar Gula Darah Sewaktu Melalui
Terapi Reiki Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2, 113- 120.
Tandra, H. (2017). Segala Sesuatu Yang Harus Diketahui Tentang DIABETES Pansuan Lengkap
Mengenal, Mengatasi Diabetes dengan Cepat Dan Mudah. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
15