1561 Full Text

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 89

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH

TERHADAP HASIL BELAJAR MURID KELAS V DI SD


INPRES PARANGREA KABUPATEN GOWA

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH
FATHUL JANNAH

10540774212

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016

i
MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Semua manusia tidak pernah merencanakan


untuk gagal, namun gagal dalam berencana “
(Albert Enstein)

“Belajarlah dari mereka yang ada di atasmu,

jalani dan nikmatilah hidup dengan orang-orang

yang ada di sampingmu dan janganlah

meremehkan orang-orang yang ada di

bawahmu” (Fathul Jannah)

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku
sebagai seorang anak atas segala pengorbanan dan kasih sayang ibundaku dan ayahandaku,
saudara-saudariku, serta keluargaku yang senantiasa mendoakanku.
Dan sahabat yang selalu setia menemani saat suka maupun duka.

vi
ABSTRAK

FATHUL JANNAH, 2016. Pengaruh pemberian tugas pekerjaan rumah terhadap

hasil belajar murid kelas V Di SD Inpres parangrea kabupaten gowa. Skripsi

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Drs. H. Abdul hamid

Mattone, M.Si, Dan Pembimbing II Dra. Hj. Muliani Azis, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tugas pekerjaan

rumah terhadap hasil belajar murid kelas V SD Inpres Parangrea Kabupaten

Gowa..

Penulisan penelitian ini menggunakan penelitian Expo facto. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Murid di SD Inpres Parangrea, Kabupaten Gowa.

Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan metode purposive

sampling. Sampel yang di ambil sebanyak 33 murid dengan pertimbangan mereka

mampu memberikan penilaian secara umum dan objektif terhadap pemberian

tugas pekerjaan rumah terhadap hasil belajar.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

Korelasi Product Moment. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh pemberian tugas pekerjaan rumah (X), terhadap hasil belajar (Y).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan

pemberian pekerjaan rumah terhadap hasil belajar murid SDI Parangrea kabupaten

Gowa.

Kata Kunci: Tugas Pekerjaan Rumah, Hasil Belajar.


KATA PENGANTAR

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, Segala puji dengan syukur penulis

panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

Merupakan kebahagiaan tersendiri yang penulis rasakan, karena banyaknya

hambatan-hambatan yang penulis temui sejak awal pengamatan sampai pada

berakhirnya penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan

berbagai pihak, baik bentuk material ataupun moril skripsi ini tidak akan

terwujud. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima

kasih yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan

ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang

tua Muh Najib dan Mardiana yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,

membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya

memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada

Drs. H. Abdul Hamid Mattone, M.Si., dan Dra.Hj. Muliani Azis, M.Si., selaku

pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan dorongan, bimbingan,

masukan, komentar, nasehat, serta motivasi sejak awal penyusunan proposal

hingga selesainya skripsi ini.


Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak H. Dr. Irwan Akib, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

menimbah ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. A Syukri Syamsuri, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unismuh yang

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian

dalam menyelesaikan studi akhir.

3. Ibu Sulfasyah, MA., Ph.D., selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PGSD FKIP Universitas

Muhammadiyah Makassar beserta seluru Akademik yang telah mengajarkan

ilmu pengetahuan kepada penulis

5. Ibu Haslinda, S.Pd.., selaku Kepala SD Inpres Parangrea Kabupaten Gowa

yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian

dalam rangka penyelesaian penulisan skripsi ini.

6. Ibu Hj. Musdalipah Jaddu, S.Pd.., selaku guru kelas V SD Inpres Parangrea

Kabupaten Gowa yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data

demi kelancaran dalam pelaksanaan penelitian ini.

7. Siswa dan siswi SD Inpres Parangrea Kabupaten Gowa yang terlibat dalam

penelitian.

8. Teman-teman seperjuanganku Darmawati dan Fitriani yang selalu membantu

dan menemaniku dalam suka dan duka serta seluruh rekan-rekan mahasiswa
yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan nasehat selama

penyusunan skripsi ini.

Atas bantuan dari berbagai pihak, penulis memanjatkan do’a kepada

kehadirat Allah SWT, semoga bantuan yang diberikan kepada penulis

mendapatkan pahala disisinya. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari

bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua. Amin Ya Robbil Alamin.

Makassar, Oktober, 2016

Penulis.
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7

1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 7

2. Manfaat Praktis......................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 9

A. Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR) ...................................................... 9

1. Defenisi Pemberian Tugas........................................................................ 9

2. Defenisi Pekerjaan Rumah (PR) .............................................................. 12


3. Manfaat Pemberian Pekerjaan Rumah ..................................................... 17

4. Kelemahan Pemberian Pekerjaan Rumah ................................................ 18

5. Peran Guru dan Orang Tua Dalam PR Anak ........................................... 13

B. Hasil Belajar ................................................................................................... 28

1. Pengertian Belajar .................................................................................... 29

2. Faktor yang mempengarui hasil belajar ................................................... 33

3. Klasifikasi Hasil Belajar ........................................................................... 35

C. Kerangka Fikir ................................................................................................ 40

D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 42

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 43

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian .................................................................... 43

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................................... 43

C. Variabel Dan Desain Penelitian .................................................................... 43

D. Populasi Dan Sampel ..................................................................................... 44

1. Populasi .................................................................................................... 44

2. Sampel ...................................................................................................... 45

E. Definisi Oprasional......................................................................................... 46

F. Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 46

1. Angket (kuesioner) .................................................................................. 46

2. Dokumentasi ............................................................................................. 47

G. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 47

1. Analisis Deskriptif .................................................................................... 47

2. Analisis Mean ........................................................................................... 48


3. Analisis Korelasi ...................................................................................... 48

H. Hipotesis Statistik ........................................................................................... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 51

A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 51

B. Pengujian Dan Persyaratan Analisis ............................................................ 54

C. Pengujian Hipotesis ...................................................................................... 55

D. Pembahasan ................................................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 59

A. Kesimpulan ................................................................................................... 59

B. Keterbatasan ................................................................................................. 59

C. Implikasi ........................................................................................................ 60

D. Saran-Saran ................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran

1. Kuesioner / Angket

2. Skor Hasil Angket

3. Skor Hasil Belajar

4. Deskriptif Data Penelitian

5. Skor Hasil Belajar Di kelas

6. Distribusi Hasil Penelitian

7. Analisis Korelasi Variabel X dan Y

xv
xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah tempat terselenggaranya pendidikan anak,

khususnya pada tahap awal perkembangannya, baik perkembangan fisik

maupun perkembangan pemikiran kedewasaan. Berbicara mengenai

pendidikan dalam keluarga maka orang tualah yang pertama bertanggung

jawab dalam mendidik anak. Sebagai salah satu perwujudannya adalah

dengan membimbing dan membina serta memberi arahan kepada anak

dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru di sekolah.

Sebagai orang tua dia akan selalu berusaha membina anaknya,

menanamkan disiplin, menumbuhkan rasa percaya diri, kreativitas dan

tanggung jawab terhadap tugas dari sekolah, seperti pekerjaan rumah

dengan tanpa meninggalkan tugas yang diberikan oleh orang tua sendiri.

Guru sebagai pendidik dalam pendidikan formal fungsi utamanya adalah

mengajar dan mencerdaskan peserta didik. Guru ikut bertanggung jawab

terhadap nilai-nilai ethis dari ilmu-ilmu yang diajarkan, nilai-nilai budi

pekerti dan kepribadian yang manusiawi (Jumali, dkk, 2008: 41).

Tindakan guru di sekolah terhadap pekerjaan rumah adalah setiap

selesai membahas materi pelajaran, sebaiknya guru segera melakukan

refleksi. Dengan sering melakukan refleksi diharapkan pembelajaran yang

dilakukan akan semakin baik. Dengan demikian penguasaan murid

terhadap materi ajar semakin baik, guru harus memastikan murid

1
2

menguasai materi ajar karena murid akan memahami dan tertarik dengan

apa yang akan dikerjakannya di rumah jika kompetensi yang dituntut

penguasaannya telah dikuasainya. Seorang guru dipastikan tahu

bagaimana cara mengukur kemampuan muridnya, dengan memastikan

murid telah menguasai materi ajar maka mereka akan siap untuk

mengerjakan pekerjaan rumah.

Rendahnya nilai para murid terjadi bukan karena kemampuan

masing-masing, melainkan juga karena adanya tuntutan yang berlebihan

dalam pembelajaran.

Sesuai namanya pekerjaan rumah maka pekerjaan itu diselesaikan

di rumah. Hampir semua guru sepakat mengenai tujuan pemberian

pekerjaan rumah, yaitu memancing anak untuk belajar kembali saat di

rumah, serta memperkaya dan membantu murid memperdalam materi

yang dipelajari. Namun secara khusus tujuan itu bisa menjadi lebih

spesifik dengan melihat bagaimana sistem belajar mengajar diterapkan

pada sebuah sekolah. Tentu saja pemberian pekerjaan rumah harus

disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan jenjang pendidikan anak.

Pekerjaan rumah diberikan guna melatih anak memahami hal-hal yang

diterangkan guru di kelas dan juga merangsang anak untuk belajar. Selain

itu dapat dilihat sebagai umpan balik pemahaman anak mengenai konsep

yang diberikan oleh guru. Karena pekerjaan rumah dapat merangsang

murid untuk belajar, maka pekerjaan rumah berarti juga dapat memotivasi

murid dalam belajar. Pekerjaan rumah dalam sistem pengajaran tidak


3

harus berwujud tulis menulis ataupun hitungan tetapi juga harus

melakukan kegiatan. Umumnya pekerjaan rumah diberikan setelah adanya

evaluasi materi. Sementara evaluasi dilakukan untuk melihat pemberian

dan penerimaan materi sekaligus menentukan perlakuan yang dibutuhkan.

Tidak sesederhana yang dibayangkan anak ataupun orang tua, Pekerjaan

rumah memiliki standar penilaian sendiri. Penilaian terhadap Pekerjaan

rumah dikombinasikan dengan nilai harian, UTS, dan UUS, selanjutnya

akan menjadi kontribusi bagi nilai rapot. Jelas bahwa Pekerjaan rumah pun

punya porsi penting dalam sistem pengajaran.

Pada hakikatnya Pekerjaan Rumah merupakan salah satu usaha

yang dipergunakan guru untuk mengaktifkan peserta didik belajar di

rumah sehingga meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai

pembelajaran di sekolah. Melalui pemberian pekerjaan rumah kepada

murid diharapkan proses pencapaian pembelajaran dua arah yaitudi

sekolah dan di rumah. Pemberian pekerjaan rumah merupakan salah satu

metode mengajar yang digunakan oleh seorang guru, agar siswa menjadi

termotivasi dalam belajar. Motivasi itu sendiri berarti perubahan tenaga di

dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi

mencapai tujuan. Motivasi diharapkan dapat menjadikan murid

bersemangat dalam belajar atau menyelesaikan tugas. Lemahnya motivasi

atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar,

sehingga mutu hasil belajar menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi

belajar pada diri murid perlu diperkuat terus menerus. Tujuannya agar
4

murid mempunyai motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar yang

diraihnya dapat optimal.

SD Inpres Parangrea terletak di Desa Panynyangkalang,

Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. SD ini mempunyai visi unggul

dalam prestasi dan berbudi luhur. Misi dari SD ini adalah meningkatkan

iman dan taqwa serta disiplin sekolah, meningkatkan proses belajar

mengajar untuk mencapai prestasi, melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler

dengan berkesinambungan, melakukan koordinasi dan komunikasi dengan

orang tua murid serta masyarakat, dan mengembangkan rasa cinta tanah

air. Berdasarkan visi dan misi tersebut sekolah memiliki tujuan yaitu dapat

meraih prestasi baik akademik maupun non akademik, mengoptimalkan

proses pembelajaran serta tercapainya sekolah yang berstandar nasional.

Tenaga pendidik yang ada di SD Inpres Parangrea ini berjumlah 10 orang

dan karyawan 3 orang.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di SD Inpres

Parangrea, terdapat beberapa guru yang belum menerapkan pemberian

pekerjaan rumah kepada murid, karena belum mengetahui seberapa besar

manfaatnya memberi pekerjaan rumah kepada siswa.

Pada kenyataannya dimasyarakat kita, para murid termotivasi

untuk belajar apabila mendapat pekerjaan rumah dari guru. Karena dengan

pekerjaan rumah yang diberikan, secara tidak langsung anak akan

membuka dan membaca materi sebelumnya ataupun sesudahnya agar

dapat mengerjakan pekerjaan rumah dari guru dengan semaksimal


5

mungkin, dengan adanya pekerjaan rumah anak juga dapat mengatur

waktu untuk belajar dan bermain sehingga mereka dapat menyelesaikan

tugas-tugasnya sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Berbeda dengan

anak yang tidak mendapatkan pekerjaan rumah, anak cenderung lebih

santai dalam belajar dan terkesan malas dalam membaca materi apalagi

sebagian anak SD khususnya SD Inpres Parangrea beranggapan bahwa

mempersiapkan buku-buku pelajaran untuk hari besok sudah dianggapnya

sebagai belajar. Pemberian pekerjaan rumah kadang menjadi sebuah kata

yang menyenangkan bagi sebagian murid bahkan ada juga yang tidak

menyukainya. Bagi mereka yang menyukai mengartikan pemberian

pekerjaan rumah sebagai sesuatu yang diberikan kepadanya baik berupa

tulisan ataupun lisan yang membuat perasaannya senang setelah menerima

pemberian tugas itu. Sementara bagi murid yang tidak menyukainya,

pekerjaan rumah dianggap sebagai beban karena mengurangi waktu

bermainnya.

Menurut survey sementara yang penulis lakukan pada saat praktik

PPL bulan juli sampai september di SD Inpres Kabupaten Gowa Tahun

ajaran 2015/1016, metode pemberian pekerjaan rumah mempunyai

pengaruh terhadap motivasi belajar murid, baik di sekolah (dalam bentuk

perhatian terhadap mata pelajaran yang disampaikan) maupun di rumah

(dalam bentuk penyelesaian pekerjaan rumah yang diberikan guru). Murid

sangat membutuhkan motivasi dalam belajar. Hasil belajar menjadi

optimal, kalau ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan,


6

semakin berhasil tujuan pembelajaran dicapai. Jadi motivasi akan

senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para murid. Selain itu,

motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian

prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.

Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang

baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama

didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat

melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan

sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Adapun dalam

kaitannya dalam usaha meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut

penulis menerapkan salah satu metode pembalajaran, yaitu metode

pemberian tugas atau pekerjaan rumah.

Oleh karena itu, pemberian pekerjaan rumah menurut peneliti

sangatlah penting diterapkan di SD terutama di SD Inpres Parangrea. Hasil

yang diharapkan dalam penelitian ini bahwa dengan penerapan pemberian

pekerjaan rumah murid akan termotivasi untuk belajar, murid mempunyai

keinginan yang besar untuk belajar sehingga dapat menguasai materi yang

dipelajari di sekolah. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis sangat

tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam proposal dengan judul

“Pengaruh Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah Terhadap Hasil Belajar

Murid Kelas V di SD Inpres Parangrea, Kabupaten Gowa Tahun Ajaran

2016/2017”.
7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya

adalahn apakah ada pengaruh pemberian Tugas Pekerjaan Rumah terhadap

hasil belajar murid kelas V SD Inpres Parangrea kabupaten Gowa.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Penulisan ini bertujuan untuk memperoleh data tentang pengaruh

pemberian Tugas Pekerjaan Rumah terhadap hasil belajar murid sekolah

dasar.

2. Tujuan khusus

a) Untuk mengetahui bagaimana intensitas pemberian pekerjaan rumah

yang tepat bagi murid

b) Untuk mengetahui variasi pemberian pekerjaan rumah yang baik bagi

murid.

D. Manfaat Hasil Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan referensi dalam upaya mengembangkan Pengaruh

Pemberian Tugas Terhadap Hasil Belajar Murid Kelas V di SD Inpres

Parangrea, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa.


8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi murid, dapat memberikan motivasi dalam meningkatkan aktivitas

belajar di sekolah.

b. Bagi orang tua, sebagai masukan bagi orang tua menumbuhkan minat

belajar pada anak.

c. Bagi guru, sebagai masukan yang bermanfaat dalam meningkatkan minat

belajar dan hasil belajar yang bagus.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tugas Pekerjaan Rumah

1. Defenisi Pemberian Tugas

Pemberian tugas adalah suatu metode dimana siswa harus selalu

diberikan kebebasan untuk berkembang menjadi manusia yang pada

akhirnya akan berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Tugas yang

diberikan seorang guru kepada muridnya untuk mempelajari bab tertentu,

seperti membuat soal-soal dari beberapa pelajaran seperti pelajaran aqidah

akhlak. Selain itu dengan pemberian tugas dari guru siswa harus tepat

waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan siswa harus bisa

memahami tugas tersebut dengan waktu yang telah ditentukan.

Pemberian tugas merupakan salah satu cara menyadarkan siswa

untuk selalu menggunakan waktu luangnya dengan mengisi

kegiatankegiatan yang menunjang belajar dan bertujuan untuk

mengaktifkan siswa untuk belajar mandiri, memupuk inisiatif dan

bertanggung jawab. Tugas diberikan kepada siswa pada setiap akhir

pelajaran, pokok bahasan atau sub pokok bahasan, bahkan pertemuan.

Tugas yang diberikan hendaknya dipersiapkan dengan baik oleh guru

sehingga dapat melahirkan penguasaan atas pengetahuan dan keterampilan

tertentu. Guru membuat soal, baik sewaktu mengajar atau pun

sebelumnya, Jumlah soal/skop materi yang diberikan mesti mencakup

seluruh bahan yang diajarkan pada bahasan waktu itu, bahkan diupayakan

9
10

ada bahan yang bersifat mengulang pelajaran yang telah lalu. Guru

hendaknya memberikan penjelasan yang cukup tentang materi tersebut

sehingga tidak timbul kesalahpahaman dalam pelaksanaannya. Guru

hendaknya membimbing pekerjaan tersebut, terutama bila para siswa

mengalami kesulitan serta memberikan petunjuk penyelesaiannya.

Pemeriksaan terhadap tugas yang diberikan kepada siswa bisa

dilakukan beberapa menit sebelum pelajaran dimulai pada jam bahasan

berikutnya atau guru menyediakan waktu ekstra untuk itu. Ketika para

siswa tidak mengerjakan tugas atau tugasnya belum selesai, bisa diberikan

hukuman yang bersifat edukatif demi mendorong motivasi mereka.

Pada zaman dahulu metode tugas hanya berarti pemberian suatu

tugas atau pekerjaan kepada seseorang oleh seseorang yang berkuasa.

Dengan kata lain, pemberian tugas oleh guru kepada murid tanpa disertai

penjelasan lainnya. Dalam istilah yang sangat popular lebih dikenal

dengan “ pekerjaan rumah” atau disingkat dengan “PR”. Tetapi di zaman

sekarang di sekolah-sekolah yang guru-gurunya telah mengetahui dan

memahami apa metode yang lebih efisien dalam menghadapi pelajaran.6

Tugas yang diberikan oleh guru bisa berbentuk memperbaiki,

memperdalam, mengecek, mencari informasi/menghafal pelajaran yang

akhirnya membuat kesimpulan tertentu. Tetapi pemberian tugas dalam

skripsi ini adalah pemberian tugas berupa rangkuman materi, pekerjaan

rumah/mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru pada akhir proses

pembelajaran. Pemberian tugas adalah suatu metode interaksi edukatif


11

yang dalam percakapan sehari-hari disebut dengan pekerjaan rumah yaitu

metode dimana siswa diberi tugas khusus (sehubungan dengan bahan

pelajaran). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian

tugas adalah suatu metode edukatif dimana guru memberikan tugas kepada

siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran/di rumah, kemudian harus

diselesaikan dan dipertanggungjawabkan oleh siswa.

Pendapat lain mengungkapkan bahwa pemberian tugas adalah cara

mengajar yang dicirikan oleh adanya kegiatan perencanaan antara murid

dengan guru mengenai suatu persoalan atau problem yang harus

diselesaikan/dikuasai oleh murid dalam jangka waktu tertentu yang

disepakati bersama antara murid dengan guru.8 Dalam buku yang berjudul

Strategi Belajar Mengajar, Roestiyah mengatakan bahwa teknik pemberian

tugas memiliki tujuan agar siswa menghasilkan hasil belajar yang lebih

mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan

tugas sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu menjadi

terintegrasi.

Segala kegiatan yang dilaksanakan harus bersumber dari

kerelaannya dan kesadarannya sebagai seorang pelajar atau seseorang

yang sedang belajar. Murid-murid sendiri dapat dan boleh mengusulkan

suatu tugas bagi diri mereka sendiri. Dalam pemberian tugas, guru selalu

memberikan saransaran dan pengarahan serta mengecek apakah murid-

murid benar-benar telah memahami apa yang harus dilakukan dan hasil

apa yang hendak dicapai.


12

Dengan pengertian lain tugas ini jauh lebih luas dari pekerjaan

rumah karena metode pemberian tugas diberikan dari guru kepada siswa

untuk diselesaikan dan dipertanggung jawabkan. Siswa dapat

menyelesaikan di sekolah, di rumah atau di tempat lain yang kiranya dapat

menunjang penyelesaian tugas tersebut, baik secara individu atau

kelompok.

Tujuannya untuk melatih atau menunjang terhadap materi yang

diberikan dalam kegiatan intra kurikuler, juga melatih tanggung jawab

akan tugas yang diberikan. Lingkup kegiatannya adalah tugas guru bidang

studi di luar jam pelajaran tatap muka. Tugas ditetapkan batas waktunya,

dikumpulkan, diperiksa, dinilai, dan dibahas tentang hasilnya.

Dengan pemberian tugas berarti pula menganggap siswa bukan

hanya sebagai objek pendidikan tetapi juga sebagai subyek pendidikan

yang harus mencari dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya di

bawah bimbingan dan pengarahan guru.

2. Definisi Pekerjaan Rumah

PR atau pekerjaan rumah adalah pemberian tugas dari guru kepada

siswa-siswanya untuk diselesaikan di rumah dan dipertanggungjawabkan

di sekolah(Soetomo, 1993:159). Pekerjaan rumah merupakan bagian yang

tak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang siswa, mulai tingkat dasar,

menengah hingga tingkat pendidikan tinggi. PR seakan sudah mendarah

daging bagi guru sebagai senjata ampuh agar siswa mau belajar di luar jam

pelajaran sekolah. Dan biasanya saat menjelang liburan tiba atau sebelum
13

dilaksanakannya ujian sekolah guru memberikan PR yang tidak tanggung-

tanggung kepada siswa sampai beberapa halaman buku yang tentunya

dengan diembel-embeli sangsi yang begitu berat bila melalaikan dalam

mengerjakannya. PR cukup sering menimbulkan konflik. Di satu sisi, ada

orangtua yang senang bila anaknya mendapat PR. Alasannya apabila anak

tidak ada PR malah jadi main terus, tidak ada kegiatan. Ada juga orangtua

yang memberi alasan lain, kuatir anaknya ketinggalan dibanding dengan

murid lain yang diberi PR. Tetapi ada juga orangtua yang justru

mengeluhkan PR yang dianggap membebani anak. Karena dengan PR,

anak jadi tidak punya waktu istirahat dan bermain. PR menimbulkan

banyak tanya di kalangan orangtua siswa. Apa manfaatnya? Seberapa

banyak PR seharusnya? Berapa jam sehari dibutuhkan untuk PR? Apakah

PR untuk semua anak? Atau hanya untuk anak yang nilai pelajarannya

kurang memuaskan?

Sebenarnya PR merupakan kelanjutan dari apa yang dipelajari

siswa di kelas. Memastikan apakah siswa dapat menyelesaikan tugasnya

secara mandiri. Tugas ini juga merupakan peluang bagi siswa untuk

belajar bertanggung jawab. Kelak anak pun terlatih mengatur waktu

dengan baik. Dengan PR anak diajar untuk memiliki kebiasaan belajar.

Anak-anak harus memahami bahwa belajar tidak identik hanya di kelas

saja, tetapi bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah. Bila anak bisa

menyelesaikan PR dengan baik dan mendapat pujian dari

guru/pembimbingnya, akan membantu membangun rasa percaya diri anak.


14

Anak memandang dirinya sebagai seseorang yang sanggup

mengembangkan tanggung jawab dan menyelesaikannya. Sebuah awal

yang baik untuk membentuk jiwa kepemimpinan dalam diri seseorang. PR

bisa disebut sebagai homelink, karena PR merupakan jembatan

penghubung antara sekolah dan rumah. Dengan adanya PR merupakan

kesempatan bagi orangtua untuk mengetahui apa saja yang sedang

dipelajari anaknya dan sejauh mana anak mampu memahaminya.

Pekerjaan rumah cukup sering menimbulkan konflik. Di satu sisi,

ada orangtua yang senang bila anaknya mendapat pekerjaan rumah.

Alasannya apabila anak tidak ada pekerjaan rumah malah jadi main terus,

tidak ada kegiatan. Ada juga orangtua yang memberi alasan lain, khawatir

anaknya ketinggalan dibanding dengan murid lain yang diberi pekerjaan

rumah. Tetapi ada juga orangtua yang justru mengeluhkan pekerjaan

rumah yang dianggap membebani anak. Karena dengan pekerjaan rumah,

anak jadi tidak punya waktu istirahat dan bermain. Pekerjaan rumah

menimbulkan banyak tanya di kalangan orangtua murid.

Apa manfaatnya? Seberapa banyak pekerjaan rumah seharusnya?

Berapa jam sehari dibutuhkan untu pekerjaan rumah? Apakah pekerjaan

rumah untuk semua murid? Atau hanya untuk anak yang nilai pelajarannya

kurang memuaskan?

Sebenarnya pekerjaan rumah merupakan kelanjutan dari apa yang

dipelajari murid di kelas. Memastikan apakah murid dapat menyelesaikan

tugasnya secara mandiri. Tugas ini juga merupakan peluang bagi murid
15

untuk belajar bertanggung jawab. Kelak anak pun terlatih mengatur waktu

dengan baik. Dengan pekerjaan rumah murid diajar untuk memiliki

kebiasaan belajar. Anak-anak harus memahami bahwa belajar tidak identik

hanya di kelas saja, tetapi bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah.

Bila anak bisa menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik dan mendapat

pujian dari guru/pembimbingnya, akan membantu membangun rasa

percaya diri anak. Anak memandang dirinya sebagai seseorang yang

sanggup mengembangkan tanggung jawab dan menyelesaikannya. Sebuah

awal yang baik untuk membentuk jiwa kepemimpinan dalam diri

seseorang. Pekerjaan rumah bisa disebut sebagai homelink, karena

pekerjaan rumah merupakan jembatan penghubung antara sekolah dan

rumah. Dengan adanya pekerjaan rumah merupakan kesempatan bagi

orangtua untuk mengetahui apa saja yang sedang dipelajari anaknya dan

sejauh mana anak mampu memahaminya (kumoncandraloka.

blogspot.com/2009/06/).

Perhatian orangtua akan memotivasi anak untuk mengerjakan

tugasnya dengan baik. Besar dan bentuk perhatian ini tergantung usia

anak. Bila anak masih SD/MI mungkin orang tua perlu ikut duduk atau

membantu memahami bila diperlukan. Tetapi seorang remaja perlu

dibiarkan mengerjakan tugasnya sendiri. Orang tua cukup mengecek hasil

akhirnya. Ketika orang tua menganggap bahwa pekerjaan rumah itu

penting dan menunjukkan minat pada tugas tersebut, anak akan

mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Anak juga akan lebih


16

termotivasi mengerjakan tugasnya bila memiliki orang tua yang senang

membaca, menulis, berpikir dan mengajaknya berdiskusi.

Metode pemberian pekerjaan rumah adalah cara penyajian bahan

pelajaran dimana guru menugaskan pelajar-pelajar mempelajari sesuatu

yang kemudian harus dipertanggung-jawabkan. Tugas yang diberikan oleh

guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dapat pula mengembangkan

bahan yang telah dipelajari, dapat pula mengecek bahan yang telah

dipelajari. Dalam mempelajari bahan pelajaran itu para pelajar mungkin

menghafalkan sesuatu, mungkin pula mencari informasi-informasi,

menganalisis informasi-informasi, yang akhirnya membuat kesimpulan

tertentu. Apa-apa yang diperoleh dengan mempelajari sesuatu itu harus

dipertanggung-jawabkan oleh para pelajar. Pertanggungan jawab tentang

tugas yang dilaksanakan dapat secara individual, klasikal, tertulis maupun

lisan atau gabungan dari cara-cara tersebut. Cara yang dipilih dalam

mempertanggung-jawabkan tugas-tugas harus didasarkan kepada tujuan

yang telah ditentukan bersama (antara guru dan pelajar atau antara pelajar

dan pelajar). Contohnya adalah apabila guru ingin mengetahui

kemampuan individu maka cara pertanggungan jawab adalah individual

tetapi bila guru ingin menilai hasil kerja sama pelajar maka caranya adalah

pertanggungan jawab secara klasikal atau kelompok- perkelompok.

Pekerjaan rumah dapat menjadikan interaksi yang cukup intensif

antara orang tua dengan anak ataupun guru dengan murid. Pekerjaan

rumah yang diberikan untuk murid bermanfaat untuk anak belajar


17

mempunyai rasa tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan. Namun banyak

kendala yang sering dialami para orangtua dan guru dalam mengatasi anak

yang tidak mau atau malas mengerjakan pekerjaan rumah. Kebanyakan

anak lebih memilih bermain sepulang dari sekolah atau menonton televisi.

3. Manfaat Pemberian Pekerjaan Rumah

Tugas tersebut merupakan pengulangan dan pemantapan

pengertian murid pada pelajaran yang diberikan. Dengan dasar learning by

doing, diharapkan kesan pada diri anak akan lebih mendalam dan mudah

diingat. Sikap dan pengalaman atas suatu masalah dan murid akan dapat

dibina lebih kuat dengan adanya penambahan belajar kelompok, adanya

kesempatan untuk bertanya setelah menghadapi soal/perintah yang tak

terpecahkan, dan pemberian tugas pekerjaan rumah. Dengan demikian

keterbatasan waktu di kelas untuk memecahkan suatu masalah atau

pemahaman suatu materi akan terpecahkan (adanya penambahan waktu

belajar murid). Murid didorong untuk mencari sendiri bahan/sumber

pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang mereka pelajari. Apabila

faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memberikan tugas kepada

pelajar dipenuhi oleh guru, maka pemberian pekerjaan rumah mempunyai

manfaat antara lain:

a. Melatih pelajar bertanggung jawab, sebab tugas-tugas harus diper-

tanggungjawabkan terutama kepada guru tetapi adakalanya kepada

teman-teman sekelas atau kepada guru.


18

b. Melatih pelajar berinisiatif, sebab dalam mempelajari/ mengerjakan

sesuatu seringkali dituntut inisiatif pelajar agar tujuan yang telah

ditentukan terwujud.

c. Melatih pelajar bekerja dengan tekun, tertib dan mengikuti rencana.

Ketekunan dan ketertiban menikuti rencana (termasuk dalam rencana

ini adalah garis-garis besar yang harus diikuti, tahap-tahap

mengerjakan tugas, jadwal dan lain sebagainya) ini dituntut karena

tujuan yang hendak dicapai dan waktu yang telah ditentukan.

d. Memberi kesempatan kepada pelajar untuk memperkaya bahan

pelajaran yang diberikan oleh guru.

e. Memberi kesempatan kepada pelajar untuk mempraktekkan teori

kedalam praktek. Ini memungkinkan terbinanya sikap dan tindakan

ilmiah dari pelajar.

4. Kelemahan Pemberian Pekerjaan Rumah

Kelemahan yang dapat diamati dari pemberian tugas pekerjaan

rumah dapat digambarkan sebagai berikut:

a) Seringkali murid tidak mengerjakan pekerjaan rumah dengan

kemampuan sendiri, melainkan meniru/menyontek atau pun ikut-

ikutan. Pokok masalah murid malas mengerjakan pekerjaan rumah

sebenarnya adalah dampak dari masalah lain yaitu tidak adanya rasa

tanggung jawab dan ketidaksukaan murid terhadap pelajaran. Namun

penyebab yang nampak bisa jadi berbeda-beda sesuai dengan

keadaannya masing-masing. Jika murid tidak memahami materi


19

pelajaran yang diberikan guru di sekolah kemudian diberikan

pekerjaan rumah maka murid akan menyontek hasil pekerjaan

temannya.

b) Guru kurang konsekuen memeriksa dan menghargai pekerjaan murid;

Sebab utama yang membuat murid malas mengerjakan pekerjaan

rumah adalah guru tidak menghargai pekerjaan murid karena tidak

memeriksa/mengoreksi hasil kerjanya. Dan ini bisa jadi kesalahan fatal

yang dilakukan oleh guru karena guru kurang meluangkan waktu atau

terlalu banyak aktifitas, malas mengoreksi karena tulisan murid yang

kurang jelas.

c) Bila pekerjaan terlalu sulit, hal ini akan menimbulkan kekurang-

tenangan mental murid, takut, khawatir dan sebagainya. Seorang guru

seharusnya mengenali kemampuan murid sebelum memberikan tugas

pekerjaan rumah, tidak mempertimbangkan jumlah dan tingkat

kesukaran tugas yang diberikan, soal yang terlalu sulit diluar

kemampuan yang membuat murid takut sebelum mencoba misalnya

jumlah soal 20 nomor dengan pertanyaan-pertanyaan yang kalimatnya

terlalu tinggi.

d) Para murid mengerjakan pekerjaan rumah tidak mengikuti cara yang

telah diajarkan oleh guru/buku. Murid belum terlalu paham dengan apa

yang telah diajarkan oleh guru sebelum diberikan tugas pekerjaan

rumah sehingga murid mengerjakan tugas tidak mengikuti cara yang


20

diajarkan guru karena pada saat menjelaskan terlalu lancar, materi

yang terlalu sedikit, murid kurang memperhatikan.

e) Para murid lambat memahami keterangan dari guru.

(mutiaraendah.word-pres.com2010/01/09)

Kurang memperhatikan guru menjelaskan sehingga apa yang

dijelaskan lambat dipahami, guru harus menjelaskan secara berulang-ulang

sehingga murid terus berpikir.

Antisipasi pekerjaan rumah terhadap kegiatan murid

5. Memberikan Hadiah, salah satu cara untuk memotivasi agar murid

mau mengerjakan pekerjaan rumah adalah dengan menawarkan hadiah

kecil. Tidak perlu muluk-muluk, sebungkus cokelat atau permen bisa

menjadi hadiah berharga bagi murid.

6. Jelaskan akibatnya jika murid tidak mengerjakan pekerjaan rumah,

guru menjelaskan akibat jika murid enggan mengerjakan pekerjaan

rumah yaitu tidak mendapat nilai, malu kepada teman-teman ketika

tidak mengerjakan pekerjaan rumah.

4. Peran Guru dan Orang Tua Dalam Pekerjaan rumah Anak

Dalam proses belajar mengajar tersebut di sekolah, guru

memegang peran yang penting dalam upaya mendidik, mengajar, melatih,

membimbing serta mengarahkan anak/peserta didik. Namun Ketika anak

berada di rumah peran orang tua sangatlah penting dalam berupaya

membantu meningkatkan hasil belajar anaknya. Jadi, prestasi belajar

seorang anak bukanlah semata tanggungjawab seorang guru. Orangtua


21

juga punya konstribusi besar dalam menopang prestasi belajar anaknya.

Karena sumber belajar bukan hanya guru. Guru adalah salah satu sumber

belajar diantara sekian banyak sumber belajar.

a. Peran guru di sekolah

Tindakan guru di sekolah terhadap pekerjaan rumah adalah setiap

selesai membahas materi pelajaran, sebaiknya guru segera melakukan

refleksi. Dengan sering melakukan refleksi diharapkan pembelajaran yang

dilakukan akan semakin baik. Dengan demikian penguasaan murid

terhadap materi ajar semakin baik, guru harus memastikan murid

menguasai materi ajar karena murid akan memahami dan tertarik dengan

apa yang akan dikerjakannya di rumah jika kompetensi yang dituntut

penguasaannya telah dikuasainya. Seorang guru dipastikan tahu

bagaimana cara mengukur kemampuan muridnya, dengan memastikan

murid telah menguasai materi ajar maka mereka akan siap untuk

mengerjakan pekerjaan rumah.

Guru hendaknya mengadakan pendekatan yang bersifat pribadi

(personal approach) kepada murid dalam setiap proses belajar mengajar

berlangsung. Dengan pendekatan semacam ini guru akan secara langsung

mengenal dan memahami murid-muridnya secara lebih mendalam,

sehingga dapat membantu dalam keseluruhan proses belajarnya.

Guru sebagai seorang pembimbing dalam belajar mengajar

diharapkan mampu untuk :

1) Memberikan berbagai informasi dalam proses belajar mengajar


22

2) Membantu murid di dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang

dihadapi

3) Mengevaluasi semua kegiatan yang mereka lakukan

4) Memberikan kesempatan pada setiap murid untuk dapat belajar sesuai

dengan karakteristik pribadi.

5) Memahami setiap murid baik individu maupun secara kelompok.

Untuk membantu murid agar dapat menyesuaikan diri dengan baik

dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar secara efisien

sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan dapat memberikan

motivasi belajar guna mencapai perkembangan yang optimal. Adapun cara

yang dapat dilakukan oleh guru dalam membimbing murid adalah sebagai

berikut :

1) Mencarikan cara-cara belajar yang efektif dan efisien

2) Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dengan menggunakan

buku pelajaran

3) Memberikan informasi bagaimana memanfaatkan perpustakaan

4) Membuat tugas-tugas guna mempersiapkan ulangan dan ujian

5) Memberikan petunjuk penggunaan atau pemanfaatan waktu luang atau

belajar di rumah.

Guru untuk dapat memberikan bimbingan kepada murid secara

optimal, maka guru tersebut harus dapat :

1) Berhubungan dan memelihara hubungan dengan murid secara terus

menerus
23

2) Memahami karakteristik murid dan membantunya agar kebutuhan

sosial terpenuhi

3) Membantu murid untuk mencapai keseimbangan psikis dan fisiknya

4) Memberikan dorongan kepada murid untuk melakukan kegiatan

belajar yang mengarah kepada tingkah laku yang baik dan selaras

dengan norma-norma kehidupan yang berlaku.

5) Membantu murid untuk menanamkan kepercayaan pada diri sendiri

6) Membantu mengatasi dan menghilangkan rasa ragu-ragu serta

pemecahan masalah yang dihadapinya

7) Membantu dan memahami secara mendalam tujuan pelajaran yang

dihadapinya

8) Membantu dan mengarahkan pada murid dalam menggunakan waktu

yang ada dalam kegiatan belajar secara tertib, teratur dan efektif.

b. Peran orang tua di rumah

Orang tua memegang peranan yang amat penting untuk

meningkatkan perkembangan dan prestasi anak. Tanpa dorongan dan

motivasi orangtua, maka perkembangan prestasi belajar sang anak akan

mengalami hambatan dan menurun. Pada umumnya ada diantara para

orang tua yang kurang memahami betapa pentingnya peranan mereka

dalam hal ini. Bila semakin sedikit perhatian orangtua terhadap prestasi

belajar anak-anaknya maka semakin rendah pula prestasi yang akan

dicapai sang anak dalam sekolahnya.


24

Banyak anak yang mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi

karena begitu banyaknya kegiatan di luar rumah atau karena suasana

rumah yang tidak mendukung kegiatannya untuk berkonsentrasi

mengerjakan tugas sekolah. Orangtua harus dapat mengetahui kebutuhan

akan suasana yang mendukung anak untuk berkonsentrasi, sebab jika

tidak, bisa jadi anak Anda dapat menjadi bosan dan jenuh dengan

pelajarannya.

Tidak sedikit orangtua yang kurang memberikan dorongan atau

perhatian terhadap prestasi belajar anaknya. Mungkin hal ini terjadi karena

orangtua terlalu sibuk dengan segala urusan pekerjaan di kantor ataupun

bisnisnya. Ada banyak peranan orang tua yang dapat dikembangkan dalam

upaya menopang prestasi belajar anaknya, antara lain:

a) Menyediakan fasilitas belajar yang memadai Fasilitas belajar dapat

berupa meja belajar, tempat/kamar belajar, lampu belajar dan suasana

belajar yang nyaman. Jika orang tua menginginkan anaknya betah

belajar dan nyaman dalam belajar, maka fasilitas belajar yang nyaman

harus disediakan. Bagaimana mungkin anak akan betah belajar jika

ketika ia belajar suara keluarga lainnya tertawa gembira menonton

acara televisi, meja belajar tidak ada serta lampu belajarpun

menyakitkan/menyilaukan mata.

b) Membelikan buku dan alat-alat tulis Buku merupakan salah satu

sumber belajar, dan masih banyak lagi sumber belajar selain buku.

Semakin banyak sumber belajar yang dapat diakses oleh anak, semakin
25

baik bagi anak untuk memperkaya pengetahuan anak. Kelemahan

anak-anak didik kita saat ini adalah hanya mengandalkan guru sebagai

satu-satunya sumber belajar. Padahal masih banyak lagi sumber belajar

lain seperti perpustakaan, majalah, koran, buku penunjang diluar buku

sekolah, bahkan internet.

c) Memberitahu bagaimana mengatur jadwal kegiatan belajar Belajar di

rumah merupakan kebiasaan yang perlu ditanamkan pada anak. Orang

tua dapat membantu anak membuat jadwal belajar secara teratur dan

terencana. Setelah jadwal tersusun, orangtua harus mengawasi dan

mendampingi anaknya belajar serta menciptakan kondisi belajar yang

nyaman dan menyenangkan. Orang tua harus mengatur waktu anak

untuk menonton televisi atau acara lainnya. Jangan biasakan anak

belajar sambil menonton televisi, jika orang tua menginginkan prestasi

belajar yang gemilang.

d) Menandatangani buku pekerjaan rumah Sebagai wujud perhatian yang

tepat, orang tua harus menandatangai buku pekerjaan rumah anaknya.

Dengan demikian, orangtua dapat mengetahui tingkat perkembangan

kemampuan akademik anaknya dan perkembangan kemajuan belajar

anaknya, sehingga dapat menentukan langkah-langkah tindakan yang

tepat untuk kemajuan prestasi belajar anaknya.

e) Memberitahu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam belajar

Ketika anak menghadapi kesulitan dalam hal belajar, orang tua dapat

membantu memberitahukan langlah-langkah penyelesaiannya, atau


26

berkonsultasi dengan guru di sekolah untuk mengatasi permasalahan

belajar anaknya. Banyak anak gagal dalam belajar bukan karena

kemampuan anak rendah, tetapi kebanyakan anak tidak mengetahui

bagaimana cara belajar yang tepat. Orangtua harus dapat mengetahui

modalitas belajar yang dimiliki oleh anaknya, sehingga orangtua dapat

mengarahkan cara belajar yang tepat untuk anaknya.

f) Mengecek apakah anak sudah belajar/mengerjakan tugas-tugasnya

Sebagian besar anak-anak pelajar kita tidak belajar jika tidak ada

pekerjaan rumah. Jadi mereka belajar, jika ada pekerjaan rumah.

Pekerjaan rumah dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan

materi peserta didik. Orang tua dapat membimbing anak

menyelesaikan pekerjaan rumah jika anak memang butuh bimbingan,

atau menghadirkan guru privat untuk mendampingi serta membimbing

anak ketika belajar di rumah jika memang diperlukan oleh anak.

g) Menanyakan nilai/hasil belajar anak Untuk mengetahui tingkat

kemajuan belajar anaknya, orangtua harus sering menanyakan nilai

hasil ulangan harian maupun nilai hasil pekerjaan rumah anaknya. Jika

hasilnya baik, orangtua perlu memberi penguatan terhadap

keberhasilan anaknya. Penguatan dapat berupa pujian, pengakuan atau

hadiah sebagai penghargaan terhadap kesuksesan anaknya dalam

belajar.

h) Menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak tidak semua anak

dapat mengatasi kesulitannya sendiri. Sebaiknya orang tua mengetahui


27

kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi si anak. Jika kesulitan anak tidak

dapat diatasi sendiri oleh orangtua, sebaiknya orang tua mencari

penyelesaian dengan bantuan oranglain. Misalnya anak mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pekerjaan rumah matematika

karena tingkat penguasaan materi anak yang lemah. Orangtua dapat

mencari pendamping belajar anak agar anak tidak tertinggal dalam

mata pelajaran tersebut.

i) Menjelaskan mengapa anak perlu belajar dan sekolah dengan rajin

Menjelaskan dan menanamkan pentingnya belajar terhadap anak

adalah sangat penting. Dengan memberi contoh pada kehidupan nyata

akibat orang yang tidak mau belajar dapat memotivasi anak untuk giat

belajar. Namun penjelasan saja tidak cukup jika orangtua tidak

memfasilitasi kebutuhan belajar. Jadi agar anak mau belajar,

sediakanlah sarana dan prasarana belajar agar anak memperoleh

kemudahan untuk belajar.

j) Memberitahukan hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan

anak di sekolah dan rumah dalam belajar. Belajar tentunya mempunyai

tujuan. Untuk mencapai tujuan belajar, orangtua harus berupaya

menyingkirkan segala rintangan yang dapat menghalangi tercapainya

tujuan belajar anaknya dengan memberitahukan hal-hal yang dapat

menopang keberhasilan belajar anaknya serta hal-hal yang dapat

menghambat keberhasilan belajar anaknya. Dengan demikian anak


28

dapat memilih tindakan/kegiatan yang tepat dan benar. Selanjutnya

orangtua mengawasi secara tepat kegiatan anaknya.

k) Menegur bila anak lalai tugas/tanggung jawab Bila anak lalai dalam

mengerjakan tugasnya orangtua harus berani menegur. Namun teguran

yang mengandung nilai pendidikan, bukan cercaan, makian dan

hujatan. Hal ini perlu, untuk mengontrol anak tetap berada di jalur

yang benar.

l) Memberi contoh teladan Keteladan merupan hal terpenting dalam

kehidupan anak. Kadangkala anak tidak menemukan kesesuaian apa

yang ia peroleh dalam pembelajaran dengan sikap perilaku

orangtuanya. Semakin banyak ketidaksesuaian yang ia peroleh akan

membuat anak berantipati dengan orangtuanya.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah

dilaksanakan program kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hasil belajar

dalam periode tertentu dapat dilihat dari nilai raport yang secara nyata

dapat dilihat dalam bentuk angka-angka.

Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003: 22)

mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar yaitu :

a. Keterampilan intelektual : kapasitas intelektual seseorang.

b. Strategi kognitif: kemampuan mengatur cara belajar dan berfikir

seseorang.
29

c. Informasi verbal: kemampuan menyerap pengetahuan dalam arti

informasi dan fakta.

d. Keterampilan motoris : menulis, menggunakan peralatan.

e. Sikap dan nilai: kemampuan ini berhubungan dengan tingkah laku.

1. Pengertian Belajar

Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Belajar

merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,

ketrampilan, dan sikap (Baharudin dan Esa Nur W, 2010: 11). Belajar

merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman

(Oemar Hamalik , 2010: 30). Belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Belajar dapat

didefinisikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi

individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

(Sugihartono, dkk, 2007: 74).

Segi psikologis, belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan

tingka laku sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku si pembelajar.

Abdullah dalam Sukma ( 2005 : 8 ) mengemukakan bahwa belajar

adalah suatu proses untuk mencapai perubahan tingkah laku dalam bentuk

sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi miliknya. Slameto( 1987:2)


30

mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Menurut Hilgard dan Bower (Ngalim Purwanto, 2011: 84) belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi

tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang.

Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah

laku seperti peningkatan pengetahuan, kecapan daya pikir, sikap, dan

kebiasaan (Arnie Fajar, 2009: 10).

Gagne dalam Syafaruddin (2005 : 59 ) mengemukakan bahwa“

belajar merupakan faktor yang luas dibentuk oleh pertumbuhan,

perkembangan tingkah laku itu merupakan hasil dari efek kumulatif dari

belajar ”.

Dijelaskan lebih lanjut ; bahwa 1) belajar adalah mekanisme yang

dengan itu menjadikannya anggota masyarakat yang cakap, yang penting

dalam menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang

diperoleh orang sehingga sehingga menghasilkan berbagai macam

tingakah laku yang berlainan ( kapabilitas ), 2) kapabilitas diperoleh orang

dari (1) stimulus yang berasal dari lingkungan, dan (2) proses kognitif

yang dilakukan oleh si pelajar.


31

Pendapat Gagne dan Brigs, bahwa “ belajar adalah proses kognitif

yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan menjadi beberapa tahapan

pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapabilitas yang

baru ” Gardner ( dalam Syafaruddin 2005: 60 ) .

Belajar menurut Skinner dalam Syafaruddin ( 2005 : 60 ) adalah

perilaku pada saat orang belajar dengan memberikan respon lebih baik,

yaitu

1) kesempatan yang menimbulkan peristiwa yang menimbulkan respon

pembelajaran,

2) respon si pembelajar dan

3) konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat

terjadi stimulus yang menggunakan konsekuensi tersebut. Orang yang

belajar dengan baik diberi hadia, yang malas ditegur atau diberi

hukuman.

Belajar merupakan proses perkembangan hidup manusia. Dalam

belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu

sehingga tingkah lakunya berkembang.semua aktifitas dan prestasi hidup

tidak lain adalah hasil belajar.

Belajar bukan sekedar pengalaman tetapi Belajar adalah suatu

proses bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar hendaknya berlangsung

secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan

untuk mencapai suatu tujuan. Hal tersebut senada dengan pendapat

Slameto (1987:2) yang mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses


32

usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingka laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam menjalangkan interaksi dengan lingkungan.

selanjutnya, Sahabuddin (1999 : 87) mengemukakan bahwa belajar adalah

perubahan dalam berperilaku sebagai hasil dari pengalaman.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses perubahan perilaku akibat interaksi seseorang dengan

lingkungannya dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan,

kecakapan, sikap serta keterampilan sebagai bekal untuk hidup yang lebih

baik.

Dengan demikian, belajar merupakan perubahan tingkah laku

akibat interaksi individu dengan lingkungan sekitar. Agar belajar dapat

berjalan dengan baik harus ada penyesuaian dengan lingkungan sekitar.

Penyesuaian tersebut diharapkan mampu membangun berbagai

keterampilan dan pengalaman murid sehingga dapat mencapai hasil belajar

serta mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Belajar memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut.

a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change

behavior).

b. Perubahan perilaku relatif permanen.

c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat

proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat

potensial.
33

d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

b. Pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan (Baharuddin dan

Esa Nur W, 2012: 15-16).

2. Faktor Yang Mempengarui Hasil Belajar

Menurut Ahmadi (1998: 72), setiap aktifitas yang dilakukan oleh

seseorang tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang

cenderung mendorong maupun yang menghambat. Demikian juga dialami

belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar murid itu adalah sebagai

berikut :

a. Faktor Internal

Faktor internal ada1ah faktor yang berasal dari dalam diri murid.

Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

1 Faktor intelegensi, intelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan

untuk mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya berpikir

perasaan.

2. Faktor minat, minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek

untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. murid yang kurang

berminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam belajar.

3. Faktor keadaan fisik dan psikis. Keadaan fisik menunjukkan pada

tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan

lain sebagainya.
34

b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri murid yang

mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi

beberapa bagian yaitu:

1) Faktor guru. Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, membimbing, melatih,

mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan penalaran

teknik karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan

kemampuan profesional, kepribadian dan kemasyarakatan. Guru juga

menunjukkan fleksibilitas yang tinggi yaitu pendekatan didaktif dan

gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi

kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat rnenunjang tingkat prestasi

murid semaksimal mungkin.

2) Faktor lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga turut mempengaruhi

kemajuan hasil belajar, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi

faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar

dilaksanakan di rumah, jika keluarga kurang mendukung situasi

belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua,kurang

perlengkapan belajar maka hal tersebut akan mempengaruhi berhasil

tidaknya proses belajar.

3) Faktor sumber-sumber belajar. Salah satu faktor yang menunjang

keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar

yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa media/alat bantu


35

belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan

semua alat yang dapat digunakan untuk membantu murid dalam

melakukan perbuatan belajar agar pelajaran menjadi lebih menarik dan

konkret.

Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang

terjadi pada diri seseorang yang melakukannya. Abdurrahman (1993 : 97 )

menjelaskan bahwa belajar adalah interaksi individu dalam lingkungan

yang membawa perubahan sifat, tindakan, perubahan dan tingkah laku

sebagai hasil pengalaman.

3. Klasifikasi Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan nasional, tujuan pendidikan

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom (Nana

Sudjana, 2009: 22-23) yang secara garis besar membagi hasil belajar

menjadi tiga ranah, yaitu:

a. ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi.

c. ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni

gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan enam aspek


36

ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan

ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Bloom dalam Lorin W. Anderson (2001:100-102)

mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3, yakni:

1. Ranah kognitif

Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam

kawasan kognisi (Purwanto, 2010: 50). Bloom membagi dan menyusun

secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari tingkat paling

rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan

kompleks yaitu evaluasi. Selanjutnnya, Bloom dalam Lorin W. Anderson

(2001: 100-102) membagi hasil belajar kognitif menjadi enam, yakni:

a. mengingat merupakan proses mengambil pengetahuan dari memori

jangka panjang.

b. memahami merupakan proses mengkonstruksi makna dari materi

pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar

oleh guru.

c. mengaplikasikan merupakan proses menerapkan atau menggunakan

suatu prosedur dalam keadaan tertentu.

d. menganalisis merupakan proses memecah-mecah materi menjadi

bagian-bagian penyusunan dan menentukan hubungan-hubungan antar

bagian dan hubungan antar bagian-bagian tersebut dengan keseluruhan

struktur atau tujuan.


37

e. mengevaluasi merupakan proses mengambil keputusan berdasarkan

kriteria dan atau nara sumber.

f. mencipta merupakan proses memadukan bagian-bagian untuk

membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu

produk yang orisinil.

2. Ranah afektif

Krathwohl (Purwanto, 2010: 51-52) membagi hasil belajar afektif

menjadi lima tingkat, yakni:

a. penerimaan (receiving) merupakan kesediaan menerima rangsangan

dengan memberikan perhatian kepada rangsangan yang datang

kepadanya.

b. partisipasi atau merespons (responding) merupakan kesediaan

memberikan respons dengan berpartisipasi.

c. penilaian atau penentuan sikap (valuing) merupakan kesediaan untuk

menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan yang datang.

d. organisasi merupakan kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang

dipilihnya untuk menjadi pedoman yang mantap dalam perilaku.

e. internalisasi nilai atau karakterisasi (characterization) merupakan

proses menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya

menjadi pedoman perilaku tetapi menjadi bagian dari pribadi dalam

perilaku sehari-hari.
38

3. Ranah psikomotorik

Harrow (Purwanto, 2010: 52-53) membagi hasil belajar

psikomotorik menjadi enam, yakni gerakan refleks, gerakan fundamental

dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisis, gerakan ketrampilan, dan

komunikasi tanpa kata.

Simpson (Purwanto , 2010: 53) mengklasifikasikan hasil belajar

psikomotorik menjadi enam, yakni:

a. persepsi (perception) merupakan kemampuan hasil belajar

psikomotorik yang paling rendah. persepsi adalah kemampuan

membedakan suatu gejala dengan gejala lain.

b. kesiapan (set) merrupakan kemampuan menempatkan diri untuk

memulai suatu gerakan.

c. gerakan terbimbing (guided response) merupakan kemampuan

melakukan gerakan meniru model yang dicontohkan.

d. gerakan terbiasa (mechanism) merupakan kemampuan melakukan

gerakan tanpa ada model yang dicontohkan. kemampuan ini diperoleh

karena latihan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.

e. gerakan kompleks (adaptation) merupakan kemampuan melakukan

serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan irama yang tepat.

f. kreativitas (origination) merupakan kemampuan menciptakan gerakan-

gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau 3) ranah psikomotorik.

Harrow (Purwanto, 2010: 52-53) membagi hasil belajar

psikomotorik menjadi enam, yakni gerakan refleks, gerakan fundamental


39

dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisis, gerakan ketrampilan, dan

komunikasi tanpa kata.

Simpson (Purwanto , 2010: 53) mengklasifikasikan hasil belajar

psikomotorik menjadi enam, yakni:

a) persepsi (perception) merupakan kemampuan hasil belajar

psikomotorik yang paling rendah. persepsi adalah kemampuan

membedakan suatu gejala dengan gejala lain.

b) kesiapan (set) merrupakan kemampuan menempatkan diri untuk

memulai suatu gerakan.

c) gerakan terbimbing (guided response) merupakan kemampuan

melakukan gerakan meniru model yang dicontohkan.

d) gerakan terbiasa (mechanism) merupakan kemampuan melakukan

gerakan tanpa ada model yang dicontohkan. kemampuan ini diperoleh

karena latihan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.

e) gerakan kompleks (adaptation) merupakan kemampuan melakukan

serangkaian gerakan dengan cara, urutan, dan irama yang tepat.

f) kreativitas (origination) merupakan kemampuan menciptakan gerakan-

gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau mengkombinasikan

gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan baru yang

orisinil.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan hasil

belajar dibagi menjadi tiga ranah yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.

Ranah kognitif berkaitan dengan pengembangan kemampuan intelektual


40

siswa. Ranah afektif berkaitan dengan pengembangan sikap, perasaan,

nilai, dan emosi. Sementara itu, untuk ranah psikomotor berkaitan dengan

pengembangan kemampuan gerakan tubuh.

C. Kerangka Pikir

Berbagai upaya pembelajaran dilakukan dengan tujuan agar hasil

pembelajaran diusahakan dapat optimal. Sehingga pembelajaran

diusahakan dapat dilaksanakan secara teratur, terstruktur, dan sistematik.

Model mengajar yang ditempuh oleh guru sangat menunjang keberhasilan

proses belajar mengajar, sehinggga sepatutnya guru dalam menyampaikan

materi dapat mengarahkan murid untuk berfokus pada pembelajaran

tersebut .

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori yang

dipaparkan di atas, dalam pembelajaran di sekolah dasar khususnya di

kelas V SD Inpres Parangrea masih terdapat kekeliruan guru dalam proses

belajar, mengajar, dalam hal ini guru tidak mampu membuat murid belajar

aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar dan tujuan pembelajaran

tidak tercapai, karena murid belajar untuk mencapai hasil yang diharapkan

(mencapai ketuntasan yang ditetapkan). Salah satunya adalah dengan

penerapan pemberian tugas pekerjaan rumah diprediksi akan

mempengaruhi hasil belajar murid.


41

Bagan Kerangka Pikir

Proses Pembelajaran

Menerapkan pemberian tugas Tidak menerapkan pemberian


pekerjaan rumah harian tugas pekerjaan rumah harian

Hasil belajar

Analisis data

Hasil Belajar Meningkat


42

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan kerangka

pikir, maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu: “Ada pengaruh positif

pemberian tugas pekerjaan rumah terhadap hasil belajar murid kelas V SD

Inpres Parangrea.

Hipotesis statistiknya:

• Ho : r = 0

• Ha : r > 0

Kriteria pengujian hipotesis:

Jika harga rhitung lebih kecil daripada harga r tabel pada taraf α =

0,05 berarti hasilnya diterima H0 atau dengan kata lain ada pengaruh

pemberian tugas pekerjaan rumah terhadap hasil belajar murid, dan jika

harga rhitung lebih besar daripada harga rtabel pada taraf α = 0,05 berarti

tolak H0 atau juga tidak ada pengaruh pemberian tugas pekerjaan rumah

terhadap hasil belajar murid.


43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penulisan penelitian ini menggunakan penelitian Expo facto yang

akan mengkaji tentang Pengaruh Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah

Terhadap Hasil Belajar Murid Kelas V di SD Inpres Parangrea. Desain

penelitian yang digunakan adalah “ One Groups Pretest)-pastest Design”

Dalam penelitian ini tidak menggunakan kelompok control.

Desain ini dilakukan dengan membandingkan hasil pre-test dengan hasil

past-test.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan juli-agustus 2016 di SD Inpres

Parangrea Kabupatan Gowa.

C. Variabel Dan Desain Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu pengaruh pemberian

tugas pekerjaan rumah pada murid sekolah dasar sebagai variabel bebas

yang diberi simbol (X) dan hasil belajar murid sekolah dasar sebagai

variabel terikat yang diberi simbol (Y).

Kedua variabel tersebut di atas diteliti melalui metode survei

dengan prosedur melakukan penyebaran angket kepada murid untuk

mengetahui pengaruh pemberian tugas pekerjaan rumah dan melakukan

studi dokumentasi terhadap hasil belajar murid. Dari kedua data tersebut

dianalisis secara deskriptif maupun inferensial.

43
44

Semakin tinggi skor yang diperoleh pada kedua variabel di atas

maka semakin tinggi pula pengaruh pemberian tugas pekerjaan rumah

pada murid. Kedua variabel di atas digambarkan keterhubungannya

dengan skema berikut.

X Y

Di mana:

X = pengaruh pemberian tugas pekerjaan rumah

Y = hasil belajar

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah objek penelitian yang menjadi sumber informasi

dan sumber data tentang apa yang akan diteliti. Populasi adalah jumlah

responden yang akan dijadikan objek penelitian dengan membatasi

sejumlah persamaan sifat-sifatnya maka populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh Murid di SD Inpres Parangrea, Kabupaten Gowa.

Tabel 3.1: Tabel jumlah populasi SD Inpres Parangrea:


No Kelas Perempuan Laki- jumlah keterangan

laki

1 Kelas 1 11 14 25

2 Kelas 2 8 14 22

3 Kelas 3 11 18 29

4 Kelas 4 14 14 28

5 Kelas 5 18 15 33
45

6 Kelas 6 20 17 37

Jumlah 78 98 176

Sumber: Tata Usaha (TU) SD Inpres Parangrea Kabupaten Gowa tahun


ajaran 2015/2016

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Sampel dalam penelitian diambil dengan

menggunakan metode “purposive sampling”. Menurut Sugiyono (2004),

purposive sampling adalah pemilihan sampel bersifat tidak acak, karena

sampel dipilih berdasar pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sampel

dalam penelitian ini yaitu, sebanyak 33 orang dengan pertimbangan

mereka mampu memberikan penilaian secara umum dan objektif terhadap

pemberian tugas pekerjaan rumah terhadap hasil belajar pada SD Inpres

Parangrea kabupaten Gowa. Jadi, sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling atau secara sengaja karena

dianggap mampu mewakili populasi yang ada ditentukan sebanyak 33

orang responden.

Tabel 3.2: jumlah sampel murid kelas V SD Inpres Parangrea Kabupaten


Gowa dengan menggunakan teknik purposive sampling:
No Kelas Perempuan Laki-laki Jumlah

1 Kelas V 18 15 33

Sumber: Tata Usaha (TU) SD Inpres Parangrea Kabupaten Gowa tahun


ajaran 2015/2016
46

Alasan peneliti mengambil kelas V yang berjumlah 33 murid

sebagai sampel yaitu karna murid kelas V dianggap mampu memahami

angket/kuisioner yang akan diisi oleh responden.

E. Definisi Oprasional

Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap istilah-istilah yang di

gunakan dalam penulisan ini, maka akan dijelaskan terlebih dahulu arti

istilah guna memperjelas sasaran yang ingin dicapai dalam penulisan ini.

Adapun yang dimaksud yaitu:

1. Pekerjaan Rumah adalah pemberian tugas dari guru kepada murid-murid

untuk diselesaikan di rumah dan dipertanggungjawabkan di sekolah.

2. Hasil belajar adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki

murid yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor yang diperoleh murid

setelah melalui proses pembelajaran.

F. Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan Teknik

sebagai berikut:

1. Angket (Kuesioner)

Kuesioner/angket sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahui teknik ini termasuk untuk

memperoleh data mengenai hasil belajar murid.


47

Angket yang digunakan dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Jumlah angket yang digunakan dalam penelitian ini untuk

mengumpulkan data tentang Hasil Belajar I adalah 30 item.

b. Bentuk angket setiap item angket terdiri dari 3 alternatif jawaban yaitu

Sangat Setuju (SS) dengan skor 4, Setuju (S) dengan skor: 3, Kadang-

Kadang (KK) dengan skor :2, Tidak Pernah (TP) dengan skor:1.

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

hasil belajar murid. Nilai/Rapor hasil belajar murid dilihat dari rata-rata

hasil belajar satu semester dalam tahun ajaran 2016-2017.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data-data diolah, langkah selanjutnya adalah menganalisis

data, Analisis data adalah penulis memberikan uraian mengenai hasil

penelitian. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian tugas

pekerjaan rumah. Penulis menggunakan teknik data sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui besarnya

persentase jawaban angket dari responden. Rumus yang digunakan adalah:

%
P=
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number Of cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P = angka persentase
48

2. Analisis Mean

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar Mean / rata-rata

nilai dari hasil ulangan yang diberikan pengaruh pemberian tugas

pekerjaan rumah terhadap hasil belajar murid sekolah dasar.

Tabel 3.3 Analisis mean


No Rentang nilai Criteria

1 4 Sangat baik

2 3 Baik

3 2 Cukup

4 1 Kurang

3. Analisis Korelasi

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis Korelasi Product Moment. Analisis ini digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian tugas pekerjaan rumah

(X), terhadap hasil belajar (Y) SD Inpres Parangrea. Persamaan Korelasi

Product Moment (Hadi 1983:193) dengan formulasi sebagai berikut:


(∑ )(∑ )
49

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tugas pekerjaan rumah (X)

terhadap hasil belajar (Y). Maka dapat menggunakan tabel Interpretasi

Indeks Korelasi Product Moment (Riduwan 2004:136) sebagai berikut :

Tabel 3.4: Tabel Interpretasi Indeks Korelasi Product Moment


Interval Koefisien Tingkat Hubungan

±0,80-1,00 Sangat Kuat

±0,60-0,799 Kuat

±0,40-0,599 Cukup Kuat

±0,20-0,399 Rendah

±0,00-0,199 Sangat Rendah

Setelah digunakan teknik analisis Korelasi Product Moment, maka

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel (X) dengan variabel

(Y) digunakan analisis Koefisien Determinasi (Riduwan 2004:239) dengan

formulasi sebagai berikut:

KP = x 100 %

Dimana: KP = Nilai Koefisien Determinasi r = Nilai Koefisien

Korelasi
50

H. Hipotesis Statistik

H1 = =0

H0 = >0

Keterangan:

= Hubungan antara variabel X dengan variabel Y

X = pengaruh pemberian tugas pekerjaan rumah

Y = Hasil Belajar.
51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian pekerjaan

rumah terhadap hasil belajar murid kelas V di SD Inpres Parangrea

Kabupaten gowa tahun ajaran 2016/2017 maka penulis akan memberikan

analisis data dengan menggunakan data yang telah dianalisis dengan

menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun cara

menganalisisnya meliputi tiga tahap yaitu analisis pendahuluan, analisis

uji hipotesis, dan analisis lanjut.

Data yang dianalisis disini adalah data tentang seberapa besar

pengaruh pemberian pekerjaan rumah terhadap hasil belajar murid kelas V

di SD Inpres Parangrea Kabupaten Gowa. Data tentang pengaruh

pemberian pekerjaan rumah sebagai variabel X dan data nilai hasil belajar

murid sebagai variabel Y. Dari data ini diharapkan dapat menjawab pokok

permasalahan yang diteliti dan juga sekaligus dapat mengadakan

pengujian terhadap hipotesis yang dikemukakan dalam skripsi ini. Dalam

menganalisis data, yang akan digunakan adalah analisis data yang

terwujud angka-angka.

Data mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, pada

SD Inpres Parangrea kabupaten Gowa selanjutnya akan dipaparkan dalam

bentuk table. Sebagaimana telah dikatakan pada bab sebelumnya bahwa

51
52

salah satu yang dipergunakan penulis untuk memperoleh data adalah

melalui angket, angket ini terdiri dari 24 soal setiap soal diberikan lima

alternatif jawaban untuk dipilih sesuai dengan pendapat responden.

Setelah diadakan penyebaran angket kepada 33 murid yang

sekaligus sebagai responden hasil data statistik deskriptif dari pemberian

tugas pekerjaan rumah dan hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Pemberian Pekerjaan Rumah

Data pemberian pekerjaan rumah diperoleh melalui hasil nilai

tabulasi skor dari angket yang telah dibagikan kepada murid. Berdasarkan

data hasil pemberian pekerjaan rumah yang diolah menggunakan program

SPSS versi 17.0 dan dihitung juga secara manual, maka diperoleh data

pemberian pekerjaan rumah pada penelitian ini dapat dijelaskan dengan

rincian sebagai berikut:

Table 4.1: Hasil olah data SPSS angket pemberian pekerjaan rumah dari
24 soal.
Persepsi Responden Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Tidak Pernah 0 0 0 0

Kadang-kadang 11 33.3 33.3 33.3

Setuju 20 60.6 60.6 73.9

Sangat Setuju 2 6.1 6.1 100.0

Total 33 100 100 100


53

Data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa pemberian pekerjaan

rumah pada murid kelas V di SD Inpres Parangrea kabupaten Gowa

menunjukkan hasil dengan kategori Selalu dengan nilai persentase

mencapai 60,06%. Pemberian pekerjaan rumah yang diterapkan oleh guru

pada murid, sebanyak 20 responden mendapatkan hasil Selalu, 11 orang

mendapatkan hasil Kadang-kadand, dan 2 orang dengan hasil sangat

sering.

2. Data hasil Belajar

Data hasil belajar diperoleh melalui hasil nilai ulangan harian

semester ganjil dengan jumlah sebanyak 33 murid kelas V SD Inpres

Parangrea kabupaten Gowa. Berdasarkan data kegiatan hasil belajar yang

diolah menggunakan program SPSS versi 17.0, maka diperoleh data

prestasi belajar pada penelitian ini dapat dijelaskan Skor tertinggi (maks)

sebesar adalah (80.60) dan skor terendah (min) sebesar (65.05), harga

rerata (mean) sebesar (76.2625) dan standar deviasi (SD) sebesar

(3.53234).

Untuk menghitung korelasi dengan product moment dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan cara manual dan di bantu dengan program

SPSS 17.0 for Windows. Adapun dengan cara manual, peneliti membuat

tabel-tabel penolong untuk memudahkan dalam menghitung nilai r hitung

yang telah diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan nilai r product

moment. Apabila r hitung yang diperoleh lebih besar atau sama dengan

rtabel maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan atau pengaruh yang
54

positif. Begitu pula sebaliknya, apabila r hitung lebih kecil dari r tabel

maka tidak terdapat hubungan atau pengaruh positif.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji

prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji

linieritas.Pengujian prasyarat analisis ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan program SPSS versi 17.0 serta dihitung juga secara manual untuk

mengetahui akurasi dari data yang ambil dalam penyebaran angket kepada

murid sebanyak 33 orang. Berikut langkah-langkah dalam pengujian

prasyarat analisis:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Chikuadrat (x2).Berdasarkan analisis data dengan bantuan program

komputer yaitu SPSS versi 17.0 dapat diketahui nilai signifikansi yang

menunjukkan normalitas data. Kriteria yang digunakan yaitu data

dikatakan berdistribusi normal jika harga hitung lebih kecil dari harga

tabel pada taraf signifikansi 5% (0,05). Sebaliknya data dikatakan

berdistribusi tidak normal jika harga x2hitung lebih besar dari harga

Table pada taraf signifikansi 5% (0,05).


55

2. Uji Liniaritas

Uji liniearitas hubungan dapat diketahui dengan menggunakan uji

F. Dalam SPSS versi 17.0 untuk menguji linearitas menggunakan

deviation from linearity dari uji F linear. Hubungan antara variabel

independent dengan variabel dependent linear apabila charge F hitung

lebih kecil dari F table.

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang

dirumuskan.Oleh sebab itu, jawaban sementara ini harus diuji

kebenarannya secara empirik.Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari

Pearson yaitu untuk mencari korelasi antara variabel (X) terhadap (Y).

Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

Hipotesis (X) terhadap (Y) menyatakan bahwa “Ada hubungan yang

positif dan signifikan pemberian pekerjaan rumah terhadap hasil belajar

murid”. Hasil analisis menunjukkan bahwa perhitungan korelasi product

moment (rx1y) antara pemberian pekerjaan rumah (X) dengan hasil belajar

murid (Y) diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,991. Harga koefisien

rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 33 sebesar 0,991. Hasil ini

menunjukkan bahwa rhitung lebih besar dari pada rtabel sehingga

hipotesis diterima, ini berarti ada hubungan yang positif dan signifikan

antara variabel pemberian pekerjaan rumah terhadap prestasi belajar

murid.
56

Dengan harga rhitung 0,991 dan harga rtabel 0,349 maka rhitung

lebih besar daripada rtabel, sehingga hipotesis diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan variabel

pemberian pekerjaan rumah terhadap hasil belajar murid.

D. Pembahasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti memberikan keterbatasan penelitian.

Maksudnya bahwa hasil penelitian pada suatu tempat, tidak berlaku untuk

tempat yang lain, walaupun tempat itu mempunyai kemiripan atau hampir

sama.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif

dan signifikan pemberian pekerjaan rumah terhadap hasil belajar murid

SDI Parangrea kabupaten Gowa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis

korelasi product moment diperoleh nilai rhitung 0,991 lebih besar dari

nilai rtabel dengan n = 33 murid kelas V pada taraf signifikansi 5%

sebesar 0,349. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian

diterima.Bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian pekerjaan

rumah dengan hasil belajar murid.

Pada penelitian ini menggunakan paradigma sederhana yaitu

variabel independent (bebas) yaitu pemberian pekerjaan rumah dapat

diukur langsung korelasinya terhadap variabel dependent (terikat) hasil

belajar murid. Hasil belajar murid banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain disamping proses pengajaran itu sendiri. Artinya secara tidak langsung
57

pemberian pekerjaan rumah termasuk dalam faktor-faktor pendukung hasil

belajar murid.

Dengan adanya hubungan antara pemberian pekerjaan rumah

dengan hasil belajar murid, menunjukkan bahwa penelitian ini telah sesuai

harapan pendapat para ahli atau teori pada Bab II yang menyatakan bahwa

pemberian pekerjaan rumah diharapkan mampu meningkatkan

kemampuan murid dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta

mengembangkan bakat dan minat dalam upaya pembinaan pribadi menuju

manusia yang seutuhnya positif dan berprestasi. Hipotesis didukung

karena kegiatan pemberian tugas pekerjaan rumah merupakan faktor

penunjang yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi hasil belajar

murid dan sangat diperlukan. SD Inpres Parangrea kabupaten Gowa

mengambil peran untuk membantu murid dalam mengisi waktu luangnya

dengan kegiatan positif melalui pemberian pekerjaan rumah secara teratur

dan dengan intensitas Selalu (memberi pekerjaan rumah setiap hari 1 mata

pelajaran). Melalui pemberian pekerjaan rumah ini murid menjadi lebih

menghargai waktu luang tetap melakukan kegiatan yang positif.

Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa pemberian pekerjaan

rumah bagi murid begitu penting untuk terus dilaksanakan di SD pada

khususnya. Murid SD yang rajin mengerjakan tugas pekerjaan rumah

setiap hari akan mendapatkan nilai positif, yaitu; peningkatan hasil belajar,

rajin, tekun pantang menyerah dan bertujuan agar cita-cita dari setiap

murid dapat tercapai kelak..


58

Maka dari itu pemberian pekerjaan rumah oleh guru berhubungan

positif dengan kegiatan belajar mengajar di SD Inpres Parangrea

kabupaten Gowa dan meningkatkan hasil belajar murid. Namun peneliti

menyadari kelemahan pada penelitian ini bahwa masih banyak faktor yang

bisa diteliti mengenai hubungan dengan hasil belajar. Selain aspek faktor

yang mempengaruhi hasil belajar, jumlah murid dan kualitas pembelajaran

dan fasilitas sekolah yang berbeda juga menjadi kelemahan penelitian

karena belum meneliti sekolah yang berbeda kualitas dan kuantitas

muridnya.

Berdasarkan hasil olahan data maka dapat dijelaskan bahwa

pemberian tugas pekerjaan rumah pada siswa kelas V di SD Inpres

Parangrea kabupaten Gowa berhubungan erat dengan tingkat hasil belajar

murid.

Di dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah memungkinkan

murid untuk menyalin hasil pekerjaan temannya oleh karena itu perlu

diupayakan agar kesempatan dari murid untuk menyalin dapat dikurangi,

yaitu salah satu caranya dengan mengumpulkan tugas sebelum jam

pelajaran dimulai atau dengan memberikan teguran kepada murid yang

menyalin dan murid yang disalin pekerjaannya. Berdasarkan hal tersebut

di atas dapat dikatakan bahwa penggunaan metode tugas dan resitasi dapat

meningkatkan hasil belajar murid.


59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab terdahulu, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara

pemberian tugas pekerjaan rumah terhadap hasil belajar siswa di SD

Inpres Parangrea Kabupaten Gowa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis

korelasi product moment diperoleh nilai rhitung 0,991 lebih besar dari

nilai rtabel dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,349. Maka dapat

disimpulkan bahwa pemberian pekerjaan rumah pada murid diharapkan

selalu diterapkan pada murid demi meningkatkan hasil belajarnya.

B. Keterbatasan

Perlu disadari bahwa ada beberapa keterbatasan penelitan ini

walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal, antara lain:

1. Disadari bahwa faktor yang memiliki hubungan dengan hasil belajar murid

sangat banyak, sementara peneliti ini hanya melibatkan satu variabel saja

yaitu pemberian pekerjaan rumah.

2. Populasi dan sampel penelitian dalam jumlah terbatas dan hanya murid

kelas V SD Inpres Parangrea Kabupaten Gowa saja, yakni sebanyak 33

murid sehingga hasilnya belum dapat digeneralisasikan pada kelompok

subyek dengan jumlah yang besar.

59
60

C. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan, maka dapat

dikemukakan implikasi hasil penelitian yakni telah teruji bahwa terdapat

hubungan positif dan signifikan antara pemberian tugas pekerjaan rumah

terhadap hasil belajar murid kelas V SD Inpres Parangrea kabupaten

Gowa. Maka dari itu program pemberian tugas pekerjaan rumah ini terus

dapat dilaksanakan kesemua kelas yang ada di SD Inpres Parangrea

kabupaten Gowa sesuai dengan susunan yang telah ditetapkan.

D. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran Untuk Sekolah

a. Pemberian tugas pekerjaan rumah yang dilaksanakan di SD Inpres

Parangrea kabupaten Gowa harus tetap dijalankan dan dioptimalkan

agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya dan juga dapat

dipertahankan demi meningkatkan hasil belajar murid sekolah dasar.

b. Saran untuk murid supaya lebih meningkatkan disiplin diri terhadap

pekerjaan rumah yang diberikan supaya meningkatkan pemahaman

terhadap suatu materi yang sedang dipelajari.

c. Saran untuk guru supaya lebih inovatif dan bervariasi dalam

memberikan pekerjaan rumah sehingga peserta didik tidak bosan dan

bersikap acuh terhadap tugas yang diberikan dan selalu mengadakan

evaluasi untuk setiap pekerjaan rumah yang diberikan


61

d. Saran untuk orang tua supaya berperan aktif memberikan perhatian

dan motivasi kepada peserta didik dalam belajar dan mengerjakan

pekerjaan rumah

2. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya

Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, hendaknya meneliti

mengenai variabel lain yang terkait dengan hasil belajar, karena pemberian

tugas pekerjaan rumah hanyalah salah satu dari banyak faktor yang

mempengaruhi hasil belajar murid.


62

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun, 2003: Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Bina Aksara. 22

Ali, M. 1993. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Alwi, Hasan dan kawan-kawan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga.

Jakarta: Balai Pustaka

Arikunto,Suharsim. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Asrori, Mohammad, 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

Gagne.1988. bimbingan dan penyuluhandi sekolah .jakarta:andi offset.

Gie, Liang. 1998. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti.

Hadiat, dkk. 1996. Alam Sekitar 6 . Jakarta: Bumi Aksara.

Hartono. (2005:14). Teori Belajar Dan Pmbelajaran. Jakarta: Perpustakaan

Nasional.

kumoncandraloka. blogspot.com 2009 06).

Nurkacana.1993:230 Teori Belajar Dan Pmbelajaran. Jakarta: Perpustakaan

Nasional.

Pakhrudin. 1985. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. (http:// www. scribd. com.

diakses tanggal 09 juni 2009)Sardiman (2007:95). Teori Belajar Dan

Pembelajaran. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

60
63

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang

standar Proses.

Pusat Kurikulum.2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur

Semiawan, dkk. 1986. Pendidikan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.

Sudarnoto. 1994. Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta: Grasindo.

Soetomo, 1993: Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar

Baru. 159

Syah, Muhibin. 1977. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Tim Bakti Guru. 1989. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. (http:// www. Psb-

psma. diakses tanggal 09 juni 2009)


LAMPIRAN

Skor Hasil Belajar pada Murid Kelas V

SDI Parangrea kabupaten Gowa

N RA
JML
O. NAMA MATA PELAJARAN TA
B.
B. I
P D N
A B E A G
G I N E G
A P N M I I S J R R
M K D T P P B A A I
A N O K A S K S H S
1. Abdul Rahman 8.2 7.6 7.7 7.8 7.9 7.9 8 8 7.5 8.2 78.8 7.88
2. Ardiansyah 8.4 8.2 8.6 8.1 8.6 8.2 8.5 8.0 8.4 8.5 83.5 8.35
3. Alya Ramadhani 9 8.9 8.8 8.9 9 8.5 9 8.5 9 9 88.6 8.86
4. Dhiran Hermansyah 9 8.3 8.4 8.2 8.8 8.2 8.5 7.7 8 8.8 83.9 8.39
5. Ferawati 9 8.5 8.6 8.6 8.8 8.2 8.7 8.2 8.2 8.5 85.3 8.53
6. Hilmy Syaddad Al Wadud 7.8 7.7 7.6 7.5 7.9 7.6 7.8 7.7 7.5 8 77.1 7.71
7. Indy Rahmawaty 8 7.9 7.8 7.6 8 7.7 8.5 7.7 7.8 8 79 7.9
8. Muh Rafli 8 7.9 7.8 7.6 8 7.7 8.5 7.7 7.8 8 79 7.9
9. Muh Adnan Sapoutra 8 7.7 7.7 7.6 8 7.6 8 7.7 7.8 8 78.1 7.81
10. Muh Aidul 9.3 8.8 9 8.9 9.1 9 9 8.5 9 9 89.6 8.96
11. Muh Iqbal 8.5 7.8 7.9 7.8 8 7.9 8 8 7.8 8 79.7 7.97
12. Muh Isra Riyadi 8.2 7.8 7.9 8.1 8 7.9 8 8.2 8 8.2 80.3 8.03
13. Muh Ridho Wahyudi 8.3 7.7 7.8 7.6 7.9 7.8 8 8 7.5 8 78.6 7.86
14. Muh Ridwan 8.5 7.9 7.9 8 8.1 8 8 7.9 7.8 8 80.1 8.01
15. Muhlisa Deden 7.5 7.7 7.6 7.8 7.8 8 8.2 7.6 7.5 8 77.7 7.77
16. Mujaddidah Syarif 7.5 7.6 7.6 7.5 7.7 7.6 7.6 7.6 7.5 8 76.2 7.62
17. Natasya 9.5 8.9 8.4 8 8.8 8.2 9 8 8.2 8.8 85.8 8.58
18. Nuralisa 8.5 8.4 8.1 8.1 8.6 8.2 8.5 7.9 8.4 8.8 83.5 8.35
19. Nurul Cahyani Mustakimah 9.3 9 8.9 8.9 8.9 8.5 9 8.5 8.8 9 88.8 8.88
20. Nurul Rahmadani 8.6 7.9 8 8.4 7.8 8 8 8 7.8 8 80.5 8.05
21. NurPadilah 8 7.7 7.7 7.6 7.8 8 8 7.8 7.5 8 78.1 7.81
22. NurulJinggaNuran 7.8 7.8 7.9 7.6 7.9 7.8 8 8 7.8 8 78.6 7.86
23. Rahmat Hidayat 8 7.8 7.7 7.5 7.8 8.1 8 7.8 7.8 8 78.5 7.85
24. Rasul Hidayat 9.2 8.2 8.3 8.2 7.9 8.1 8.5 7.9 7.8 8 82.1 8.21
25. Rezki Indiyani 8 7.7 7.8 8 7.8 8 8 8 7.8 8 79.1 7.91
26. Riwayatul Aulia 9 8.8 8.7 8.8 9 8.5 9 8 8.2 8.8 86.8 8.68
27. Sarinah 8.9 8.5 8.6 8.8 8.2 8.5 8.6 8 8.2 8.5 84.8 8.48
28. RafliFajar 9 8.4 8.2 8 8.5 8.2 8.5 7.8 7.8 8.5 82.9 8.29
29. Salsa Dilla 8 8 7.9 7.7 8 8.1 8 8.5 8 8.8 81 8.1
30. Sriana 8.2 7.8 7.9 7.5 8.1 8 8 8 8 8.8 80.3 8.03
31. SuciLatifah 7.8 7.8 7.7 7.5 7.7 7.7 7.8 7.9 7.5 8 77.4 7.74
32. Wanda 8.3 7.9 8.1 7.8 8.1 7.9 8.5 7.7 8 8.5 80.8 8.08
33. Yadi 8 7.7 7.9 7.7 7.7 7.9 7.8 7.8 7.8 8 78.3 7.83
Hasil Tabulasi Angket/Kuisioner
Dari 33 Responden Dan 24 Soal

N Nomor Pertanyaan
1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 JML ME
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5
# # #
9
# #
2 3 4 H AN
1 3 3 2 1 2 4 3 2 1 2 1 2 3 1 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 65 5.2
2 2 2 1 1 2 4 3 4 2 2 2 3 2 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 70 5.6
3 2 2 1 1 4 3 1 1 4 2 4 3 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 68 5.4
4 2 1 1 1 1 2 4 2 1 2 1 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 64 5.1
5 1 3 3 1 1 1 4 2 4 2 1 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70 5.6
6 3 3 2 1 2 3 1 1 1 1 3 4 4 2 2 4 3 2 2 1 3 4 2 4 58 4.6
7 2 1 2 1 1 2 2 4 2 2 2 4 3 1 1 2 1 2 1 2 3 2 2 4 49 3.9
8 3 4 4 2 4 2 2 4 1 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81 6.5
9 1 1 2 1 4 3 1 1 3 3 1 4 4 1 2 4 2 3 2 1 2 4 4 4 58 4.6
10 2 1 1 2 4 2 3 4 3 3 2 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 73 5.8
11 3 3 3 2 2 4 3 2 4 2 3 2 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 76 6.1
12 2 4 3 2 4 3 3 4 2 4 1 2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 4 2 4 61 4.9
13 3 4 3 4 2 4 4 4 1 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83 6.6
14 3 4 3 1 3 1 1 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 71 5.7
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 91 7.3
16 1 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 2 2 1 1 4 2 67 5.4
17 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89 7.1
18 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 1 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 81 6.5
19 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 87 7.0
20 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 84 6.7
21 2 4 3 1 4 4 1 4 1 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 76 6.1
22 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 87 7.0
23 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 1 2 2 1 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 77 6.2
24 2 4 4 4 3 4 2 4 3 2 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 6.6
25 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89 7.1
26 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88 7.0
27 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91 7.3
28 4 4 2 1 4 2 1 4 1 1 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 2 73 5.8
29 3 4 3 2 4 3 4 3 2 2 1 3 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 77 6.2
30 4 4 4 3 4 3 2 4 4 1 3 3 4 1 1 2 4 4 4 4 4 3 4 4 78 6.2
31 3 4 3 2 4 2 4 3 2 2 3 1 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 77 6.2
32 4 3 3 3 4 2 3 4 1 4 2 2 4 1 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 75 6.0
33 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 1 1 2 4 2 3 4 4 4 3 2 4 4 75 6.0
2491 199.3
Distribusi Hasil Penelitian

NO. KodeSampel SkorAngket HasilBelajar

1 2 3 4
1. Abdul Rahman 65 7.88
2. Ardiansyah 70 8.35
3. Alya Ramadhani 68 8.86
4. Dhiran Hermansyah 64 8.39
5. Ferawati 70 8.53
6. Hilmy Syaddad Al 58 7.71
Wadud
7. Indy Rahmawaty 49 7.9
8. Muh Rafli 81 7.9
9. Muh Adnan Sapoutra 58 7.81
10. Muh Aidul 74 8.96
11. Muh Iqbal 76 7.97
12. Muh Isra Riyadi 61 8.03
13. Muh Ridho Wahyudi 83 7.86
14. Muh Ridwan 71 8.01
15. Muhlisa Deden 90 7.77
16. Mujaddidah Syarif 67 7.62
17. Natasya 89 8.58
18. Nuralisa 81 8.35
19. Nurul Cahyani 86 8.88
Mustakimah
20. Nurul Rahmadani 84 8.05
21. NurPadilah 76 7.81
22. NurulJinggaNuran 87 7.86
23. Rahmat Hidayat 77 7.85
24. Rasul Hidayat 82 8.21
25. Rezki Indiyani 89 7.91
26. Riwayatul Aulia 88 8.68
27. Sarinah 91 8.48
28. RafliFajar 73 8.29
29. Salsa Dilla 77 8.1
30. Sriana 78 8.03
31. SuciLatifah 77 7.74
32. Wanda 75 8.08
33. Yadi 75 7.83

∑ = 2490 ∑ = 268.28
Analisis Korelasi Variabel X Dan Y Indeks Korelasi Antara Pemberian
Pekerjaan Rumah Dengan Hasil Belajar Murid Kelas V SDI Parangrea
Kabupaten Gowa
No Subjek X Y XY

1 2 3 4 5 6 7
1. Abdul Rahman 65 7.88 4225 62.0944 512.2
2. Ardiansyah 70 8.35 4900 69.7225 584.5
3. Alya Ramadhani 68 8.86 4624 78.4996 602.48
4. Dhiran Hermansyah 64 8.39 4096 70.3921 536.96
5. Ferawati 70 8.53 4900 72.7609 597.1
6. Hilmy Syaddad Al 58 7.71 3364 59.4441 447.18
Wadud
7. Indy Rahmawaty 49 7.9 2401 62.41 387.1
8. Muh Rafli 81 7.9 6561 62.41 639.9
9. Muh Adnan Sapoutra 58 7.81 3364 60.9961 452.98
10. Muh Aidul 74 8.96 5476 80.2816 663.04
11. Muh Iqbal 76 7.97 5776 63.5209 605.72
12. Muh Isra Riyadi 61 8.03 3721 64.4809 489.83
13. Muh Ridho Wahyudi 83 7.86 6889 61.7796 652.38
14. Muh Ridwan 71 8.01 5041 64.1601 568.71
15. Muhlisa Deden 90 7.77 8100 60.3729 699.3
16. Mujaddidah Syarif 67 7.62 4489 58.0644 510.54
17. Natasya 89 8.58 7921 73.6164 763.62
18. Nuralisa 81 8.35 6561 69.7225 676.35
19. Nurul Cahyani 86 8.88 7396 78.8544 763.68
Mustakimah
20. Nurul Rahmadani 84 8.05 7056 64.8025 676.2
21. NurPadilah 76 7.81 5776 60.9961 593.56
22. NurulJinggaNuran 87 7.86 7569 61.7796 683.82
23. Rahmat Hidayat 77 7.85 5929 61.6225 604.45
24. Rasul Hidayat 82 8.21 6724 67.4041 673.22
25. Rezki Indiyani 89 7.91 7921 62.5681 703.99
26. Riwayatul Aulia 88 8.68 7744 75.3424 763.84
27. Sarinah 91 8.48 8281 71.9104 771.68
28. RafliFajar 73 8.29 5329 68.7241 605.17
29. Salsa Dilla 77 8.1 5929 65.61 623.7
30. Sriana 78 8.03 6084 64.4809 626.34
31. SuciLatifah 77 7.74 5929 59.9076 595.98
32. Wanda 75 8.08 5625 65.2864 606
33. Yadi 75 7.83 5625 61.3089 587.25

= = = = =

2490 268.28 191326 2185.327 20268.77

Diketahui:
∑ : 20268.77
∑ : 191326
∑ : 2185.327
Hasil perhitungan diatas selanjutnya akan dimasukkan ke dalam rumus sebagai
berikut:


=
(∑ )(∑ )


=
(∑ )(∑ )

.
=
( )( . )

.
=
( . )

.
=
,

= .

= . (dibulatkan 3 angkadibelakangkoma)
Dokumentasi

Pemberian angket dan pemberian ulangan harian


Pemberian Pekerjaan Rumah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

Nama : Fathul Jannah

Tempat/Tanggal lahir : Biringala 4 januari 1995

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Biringala desa Biringala

Biringala RT 002 RW 002 Kecamatan Barombong

Kabupaten Gowa

B. Riwayat Pendidikan

1. Lulus SD Inpres Bonto Karampuang 2006

2. Lulus SMP Negeri 3 Bajeng 2009

3. Lulus SMK Negeri 1 Somba Opu Tahun 2012

4. Lulus Universitas Muhammadiyah Makassar Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai