KTI Reni Mardiyana
KTI Reni Mardiyana
KTI Reni Mardiyana
RENI MARDIYANA
193110188
RENI MARDIYANA
193110188
ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan pembunuh pertama anak balita
melebihi penyakit menular lainnya. ISPA disebabkan oleh faktor lingkungan, individu
anak meliputi umur, berat badan lahir, dan status gizi dan perilaku ibu dalam merawat
balita dengan ISPA. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan asuhan keperawatan
keluarga dengan ISPA pada balita.
Penelitian dilakukan pada bulan November 2021 sampai April 2022 di Kurao Pagang,
Kecamatan Nanggalo dengan pendampingan kasus dilakukan pada tanggal 5 – 16
April 2022. Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif berbentuk studi kasus. Populasi
berjumlah 2 orang dengan sampel 1 orang yang diambil menggunakan teknik
purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu format asuhan keluarga
Friedman, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian ditemukan 4 masalah keperawatan, yaitu bersihan jalan napas tidak
efektif, hipertermi, perilaku kesehatan cenderung berisiko dan manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif. Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu edukasi kesehatan,
dukungan pengambilan keputusan, manajemen jalan nafas, kompres hangat, edukasi
perilaku upaya kesehatan, edukasi pencegahan infeksi, manajemen lingkungan dan
edukasi program pengobatan. Implementasi dilakukan sesuai rencana yang disusun
berdasarkan 5 tugas perawatan keluarga yaitu mampu mengenal masalah, mengambil
keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesesehatan dan dilakukan dengan 9 kali kunjungan. Evaluasi didapatkan
masalah mulai teratasi yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Disimpulkan keluarga mampu memahami cara merawat anggota keluarga yang sakit
dan disarankan kepada keluarga agar mampu mengatasi faktor risiko terjadinya ISPA
pada anak balita agar tidak terjadi kekambuhan kembali kedepannya dengan cara
menjaga kebersihan lingkungan, mencukupi nutrisi anak, dan meninggalkan kebiasaan
merokok dirumah.
vi
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 2022”. Peneliti mengucapkan
terima kasih atas bantuan dan bimbingan dari Ibu Ns. Hj. Murniati
Muchtar.,SKM.,S.Kep.,M.Biomed selaku pembimbing 1, Bapak
Tasman.,S.Kp.,M.Kep.,Sp.Kom selaku pembimbing 2, Ibu Ns. Lola Felnanda Amri,
S.Kep,M.Kep selaku penguji 1 dan Bapak N. Rachmadanur, S.Kp,M.KM selaku
penguji 2 yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabaran untuk
mengarahkan peneliti dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu dr. Devita Rizki selaku Kepala Puskesmas Nanggalo Padang yang
telah membantu dalam proses selama penelitian yang dilakukan.
2. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M. Si selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang yang telah membantu
dalam usaha memperoleh data yang diperlukan.
3. Ibu Ns. Sila Dewi Anggreni., M. Kep, Sp.KMB selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang
yang telah membantu dalam usaha memperoleh data yang diperlukan.
4. Ibu Heppi Sasmita, M. Kep, Sp. Jiwa selaku ketua Prodi Keperawatan
Padang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang yang
telah membantu dalam usaha memperoleh data yang diperlukan.
5. Bapak/ ibu Dosen dan Staf Prodi Studi Keperawatan Padang Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang yang telah memberikan
bekal ilmu untuk peneliti
6. Teristimewa kepada “Kedua Orang Tua” tersayang dan saudara
terimakasih ananda ucapkan telah memberikan bantuan, semangat, doa
restu yang tak dapat ternilai dengan apapun, semoga kita selalu
diberikan Rahmat dan karunia oleh Allah SWT
vii
Peneliti menyadari Karya tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu
peneliti mengharapkan kritikan dan saran agar Karya Tulis Ilmiah ini menjadi lebih
baik. Akhir kata peneliti berharap kepada Allah SWT membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat
bagi peneliti untuk melanjutkan penelitian.
Peneliti
viii
xi
xii
A. Latar Belakang
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan
dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai
bagian dari keluarga (Friedman, 2010). Pengertian lain dari keluarga yang
di sampaikan oleh U.S Bureau of The Census dalam (Friedman, 2010),
mengatakan bahwa keluarga terdiri dari individu yang bergabung bersama
oleh ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal di dalam suatu
rumah tangga yang sama.
Keluarga memiliki tugas dan tujuan di bidang kesehatan yang mana tiap
anggota keluarga perlu pemahaman akan tugas dan tujuan tersebut. Tujuan
keperawatan keluarga adalah membantu keluarga untuk mencapai tingkat
atau fungsi kesehatan tertentu maupun kesejahteraan keluarga yang lebih
tinggi. Sedangkan tujuan khusus pelayanan keperawatan keluarga yaitu :
mengenal masalah kesehatan keluarga, mengambil keputusan secara tepat
dan cepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang memiliki masalah
kesehatan, memodifikasi lingkungan rumah yang kondusif sehingga
mampu mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan dan
perkembangan setiap anggota keluarganya dan menciptakan hubungan
timbal balik antara keluarga dengan berbagai sumber daya kesehatan yang
tersedia untuk pemeliharaan dan perawatan anggota keluarga (Friedman,
2010).
Salah satu tugas dan tujuan keluarga dalam mencapai dan meningkatkan
kesejahteraan yaitu mampu memberikan perawatan kepada anggota
keluarga yang sakit. Tidak efektifnya keluarga dalam menjalankan tugas
dan tujuan tersebut yang memicu munculnya masalah kesehatan di
keluarga.
kelompok usia 12-59 bulan dan 35.853 anak kelompok usia 5-9 tahun
meninggal dunia akibat ISPA (WHO, 2019).
UNICEF melalui laporan fighting for breath pada tahun 2019 mengatakan
bahwa lebih dari 800.000 balita kelompok usia 12-59 bulan menderita
pneumonia (Unicef, 2021).
Berdasarkan data WHO pada tahun 2019 insiden penyakit infeksi saluran
pernapasan akut menurut kelompok usia 12-59 bulan, terdapat 1.774.431
kasus balita dengan ISPA yang menunjukkan persentase sebesar 52.45%
(WHO, 2019). Berdasarkan riset kesehatan dasar kementerian kesehatan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Nanggalo Tahun 2022.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a. Mendeskripsikan Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengkajian keluarga dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 2022.
b. Mendeskripsikan diagnosis keperawatan keluarga dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 2022.
c. Mendeskripsikan rencana keperawatan keluarga dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 2022.
d. Mendeskripsikan tindakan keperawatan keluarga dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 2022.
e. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 2022.
f. Mendeskripsikan dokumentasi keperawatan dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 2022.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Peneliti
Dapat mengaplikasikan dan menambah ilmu pengetahuan
serta kemampuan peneliti dalam menerapkan asuhan
keperawatan keluarga dengan infeksi saluran pernafasan
akut pada keluarga sendiri.
b. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk
pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan
keluarga pada balita dengan ISPA.
c. Tempat penelitian
Diharapkan dapat meningkatkan status kesejahteraan
keluarga dengan balita yang menderita ISPA setelah
diberikan asuhan keperawatan yang dimulai dari
pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi yang
diberikan oleh peneliti.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
2. Bentuk Keluarga
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari
seorang ayah yang mencari nafkah, seorang ibu yang
mengurusi rumah tangga dan anak (Friedman, 2010).
8
Poltekkes Kemenkes Padang
9
c. Proses komunikasi
Proses komunikasi ada dua yaitu prses komunikasi
fungsional dan proses komunikasi disfungsional.
1) Proses komunikasi fungsional.
Komunikasi fungsional dipandang sebagai landasan
keberhasilan keluarga yang sehat, dan komunikasi
funsional didefenisikan sebagai pengirim dan
penerima pesan yang baik isi maupun tingkat intruksi
pesan yang langsung dan jelas, serta kelarasan antara
isi dan tingkai intruksi.
2) Proses komunikasi disfungsional.
Sama halnya ada cara berkomunikasi yang fungsional,
gambaran dan komunisasi disfungsional dari pengirim
dan penerima serta komunkasi disfungsinal juga
melibatkan pengirim dan penerima.
d. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan.
Kekuasaan keluarga sebagai karakteristik system keluarga
adalah kemampuan atau potensial, actual dari individu
anggota keluarga yang lain. Terdapat 5 unit berbeda yang
dapat dianalisis dalam karakteristik kekuasaan keluarga
yaitu : kekuasaan pernikahan (pasangan orang dewasa),
kekuasaan orang tua, anak, saudara kandung dan
kekerabatan. Sedangkan pengambil keputusan adalah teknik
B. KONSEP ISPA
1. Pengertian ISPA
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut
yang diadaptasi dari istilah dalam bahasa inggris Acute Respiratory
Infection (ARI) yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih
dari saluran napas mulai dari hidung (saluran napas atas) hingga
alveoli (saluran napas bawah) termasuk jaringan lain seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura. Istilah ISPA meliputi tiga unsur
yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dimana infeksi adalah
masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia
dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit,
saluran pernafasan adalah organ mulai hidung hingga alveoli
beserta organ adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan
pleura, dan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai
dengan 14 hari (Purnama, 2016).
Pengertian lain dari ISPA adalah penyakit yang menyerang saluran
pernafasan baik pernafasan atas maupun bawah yang biasanya
bersifat menular dan dapat menyebabkan berbagai penyakit lain.
Penyakit yang ditimbulkan dari ISPA dapat berupa penyakit
disertai gejala maupun penyakit yang tidak disertai gejala dimulai
dari infeksi ringan hingga yang parah dan berakibat fatal dan
dampak yang diakibatkan bergantung pada penyebab, faktor
lingkungan dan faktor pejamu dari ISPA tersebut. (Masriadi, 2017)
2. Etiologi ISPA
Etiologi atau penyebab ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri,
virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain berasla dari
genus streptokokus, stafiokokus, pneumokokus, hemofilus,
2) ISPA bawah
Infeksi saluran pernafasan bawah termasuk
influenza, bronkiolitis, bronkitis, dan pneumonia.
Respiratory rate merupakan tanda klinis untuk
mendiagnosis infeksi saluran pernapasan bawah akut
pada anak yang batuk dan bernapas dengan cepat.
Serta adanya tarikan dinding dada bagian bawah
mengidentifikasi penyakit yang lebih parah (Simoes
et al., 2006).
4. Manifestasi klinis
Gejala ISPA biasanya berkembang 2-3 hari setelah terjadi infeksi
virus. (CDC, 2020). Gejala ISPA termasuk bersin, hidung
tersumbat, rinorea, tenggorokan terasa gatal atau sakit, mata berair,
dan batuk tidak berdahak sesekali, dapat terjadi demam pada bayi
dan balita. Gejala biasanya bertahan selama 5-7 hari, terkadang
bisa lebih lama pada anak usia prasekolah. Gejala ISPA seperti
demam, mialgia dan sakit kepala cenderung muncul di awal
penyakit dan gejala yang berhubungan dengan pernapasan
biasanya bertahan dan berlangsung selama infeksi masih ada.
5. Patofisiologi
Basuki dan Febriani (2017) menurut penelitian Alvin Ariano, dkk
dalam jurnal Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap
Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Desa Talok
Kecamatan Kresek menyatakan bahwa ada 3 (tiga) faktor risiko
terjadinya ISPA secara umum yaitu faktor lingkungan, factor
individu anak, serta faktor perilaku. Faktor lingkungan meliputi
pencemaran udara dalam rumah, kondisi fisik rumah, dan
kepadatan hunian rumah. Faktor individu anak meliputi umur anak,
berat badan lahir, status gizi, vitamin A, dan status imunisasi.
Sedangkan faktor perilaku berhubungan dengan pencegahan dan
penanggulangan penyakit ISPA pada balita dalam hal ini adalah
praktik penanganan ISPA di keluarga baik yang dilakukan oleh ibu
ataupun anggota keluarga lainnya, serta perilaku merokok anggota
keluarga yang berdampak pada anggota keluarga lainnya terutama
pada balita.
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang tergolong dalam air
borne disease dimana penularannya dapat terjadi melalui udara
yang telah tercemar bibit penyakit dan masuk ke dalam tubuh
melalui saluran pernapasan. Sebagian besar penularan melalui
udara ketika kontak langsung dengan penderita yang mengidap
ISPA (Najmah, 2016).
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya
virus dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran
pernapasan menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan
saluran napas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring atau
dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks
6. WOC ISPA
Faktor resiko
Kurangnya kesadaran keluarga Faktor lingkungan meliputi Faktor individu anak meliputi faktor perilaku berhubungan
pada lingkungan yang pencemaran udara dalam umur anak, berat badan lahir, dengan pencegahan dan Keluarga belum optimal
mempengaruhi kesehatan tiap rumah, kondisi fisik rumah, status gizi, vitamin A, dan penanggulangan ISPA pada dalam perawatan balita
anggota keluarga dan kepadatan hunian rumah status imunisasi balita di keluarga, serta adanya ISPA di rumah
anggota keluarga dengan
kebiasaan merokok
Gizi balita tidak mencukupi MK : Manajemen
MK : Defisit MK : Pemeliharaan kebutuhan, imunisasi tidak lengkap. Kesehatan Keluarga
Pengetahuan Kesehatan Tidak
Tidak Efektif
Efektif
Virus, bakteri dan jamur masuk
kedalam sistem pernafasan Etiologi ISPA : virus,
melalui jalan nafas atas bakteri dan jamur
(hidung).
7. Komplikasi
Komplikasi yang umum terjadi dengan persentase sebesar 5% pada
anak penderita ISPA adalah otitis media. (Kliegman, 2016). ISPA
yang perlu diwaspadai adalah radang tenggorokan atau pharingitis
dan radang telinga atau otitis. Pharingitis yang disebabkan oleh
kuman tertentu (streptococcus hemolyticus) dapat berkomplikasi
dengan penyakit jantung (endokarditis). Sedangkan radang telinga
tengah yang tidak diobati dapat berakibat terjadinya ketulian
(Masriadi, 2017).
8. Penatalaksanaan ISPA
a. Penatalaksanaan
Jika anak yang terkena ISPA dibiarkan tidak diobati dapat
mengakibatkan penyebaran infeksi yang lebih luas sehingga
infeksi menyerang saluran nafas bagian bawah dan
menyebabkan radang atau pneumonia (Ambarsari, 2014).
Yang dapat dilakukan ibu di rumah yaitu mengatasi panas
atau demam pada anak dengan memberikan obat tablet
paracetamol dan melakukan pengontrolan suhu tubuh anak
serta mengompres anak dengan menggunakan kain bersih,
dengan cara celupkan pada air tiga kali sehari sampai
demam pada anak membaik. Batuk dapat diatasi dengan
obat yang aman yaitu ramuan tradisional yang terbuat dari
jeruk nipis setengah sendok teh dicampur dengan kecap atau
madu atau madu setengah sendok teh (madu tidak
dianjurkan diberikan pada anak dibawah 12 bulan) dan
diberikan tiga kali sehari. Pemberian makanan yang cukup
dan memenuhi kebutuhan anak balita, pemberian makan
pada anak dengan porsi sedikit namun sering, terlebih
apabila anak disertai muntah berikan lebih sering diiringi
pemberian cairan seperti air putih, jus dsb untuk
mengencerkan dahak dan mengatasi kekurangan cairan pada
3) Komposisi keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga
yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga
mereka. Friedman dalam bukunya mengatakan
bahwa komposisi tidak hanya terdiri dari penghuni
rumah, tetapi juga keluarga besar lainnya atau
keluarga fiktif yang menjadi bagian dari keluarga
tersebut tetapi tidak tinggal dalam rumah yang sama.
4) Genogram
Genogram keluarga memuat informasi tentang tiga
generasi (keluarga inti dan keluarga asal masing-
masing / orang tua keluarga inti). Genogram juga
dapat menentukan tipe dari keluarga.
5) Tipe bentuk keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang
berada dalam satu rumah. Tipe keluarga dapat dilihat
dari komposisi dan genogram dalam keluarga.
6) Latar belakang budaya keluarga
Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang
penting untuk memahami perilaku sistem nilai dan
fungsi keluarga, karena budaya mempengaruhi dan
f. Nilai-nilai Keluarga
g. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya.
2) Fungsi Sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya serta perilaku.
3) Fungsi Perawatan Keluarga
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan
9) Sistem integumen
Biasanya balita mempunyai turgor kulit menurun,
kulit pucat, sianosis, banyak keringat, suhu tubuh
meningkat dan kemerahan.
j. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada (Padila,
2012).
Keterangan :
Total Skor didapatkan dengan : Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai
Angka tertinggi dalam skor
3. Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.3 : Intervensi Keperawatan Keluarga
Diagnosis Tujuan Rencana Evaluasi Rencana Tindakan
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Defisit Setelah TUK 1 Tingkat pengetahuan Kemampuan Edukasi proses penyakit
pengetahuan dilakukan Setelah dilakukan keluarga meningkat menjelaskan suatu topik : (I.12444)
berhubungan tindakan kunjungan 1 x 45 (L.12111) Observasi :
dengan kurang keperawatan menit keluarga 1. Kemampuan 1. Pengertian ISPA
terpapar diharapkan mampu mengenal menjelaskan apa a. Identifikasi
(ISPA) merupakan
informasi Tingkat masalah Infeksi itu ISPA kesiapan dan
penyakit infeksi yang
pengetahuan Saluran Pernafasan kemampuan
infeksi saluran menyerang salah satu
keluarga Akut menerima
pernapasan akut bagian atau lebih dari
tentang ISPA infromasi
atau ISPA saluran nafas mulai
meningkat Terapeutik :
adalah infeksi di dari hidung hingga
saluran pern kantong paru a. Sediakan mater
apasan, yang (alveoli) termasuk dan media
menimbulkan jaringan adneksa pendidikan
gejala batuk, seperti sinus atau kesehatan
pilek, disertai rongga di sekitar b. Jadwalkan
dengan demam hidung, rongga pendidikan
telinga tengah dan kesehatan sesuai
pleura. kesepakatan
c. Berikan
kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
Edukasi :
a. Jelaskan prosedur
penggunaan
kompres panas
b. Anjurkan tidak
menyesuaikan
suhu secara
mandiri tanpa
pemberitahuan
sebelumnya
c. Ajarkan cara
menghindari
kerusakan
jaringan akibat
panas
Edukasi
a. Jelaskan manfaat dan
efek samping
pengobatan
b. Jelaskan strategi
mengelola efek
samping obat
c. Jelaskan cara
penyimpanan,
pengisian
kembali/pembelian
kembali, dan
pemantauan sisa obat
d. Jelaskan keuangan
dan kerugian
program pengobatan
e. Informasikan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
A. Desain Penelitian
1. Populasi
70
71
Poltekkes Kemenkes Padang
72
1. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung dari orang lain, kantor yang berupa laporan, profil, buku
pedoman atau pustaka (Hardani, 2020). Data sekunder umumnya
berupa bukti, data penunjang, catatan atau laporan bulanan
Puskesmas yang telah tersusun dalam arsip yang tidak
dipublikasikan. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari
dokumentasi / Medical Record di Puskesmas Nanggalo Kota
Padang.
a. Wawancara
Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk
mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti
dengan informan atau subjek penelitian. Wawancara yang
dilakukan kepada keluarga Tn. C bertujuan untuk mendapatkan
data yang tidak bisa di dapatkan melalui observasi. Data yang
dapatkan berupa data setiap anggota keluarga, silsilah keluarga,
kondisi kesehatan keluarga saat ini, kondisi kesehatan keluarga
dahulu, kondisi ekonomi dan pendapatan, kehidupan sosial
keluarga dsb.
Dalam penelitian yang dilakukan ini, teknik wawancara yang
dilakukan yaitu wawancara bebas terpimpin kepada keluarga
klien mengenai data dan keluhan yang dialami oleh klien dengan
menggunakan pedoman wawancara berupa format pengkajian
keperawatan keluarga. Mewawancarai biodata keluarga dengan
mulai dari umur, agama, suku, pendidikan terakhir, dan
pekerjaan. Menanyakan keluhan yang sedang klien alami seperti
saat ini anak demam, batuk, flu.
b. Observasi
Observasi merupakan kegiatan dengan menggunakan panca
indera, baik penglihatan, penciuman, pendengaran untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah
penelitian. Data yang di dapatkan melalui observasi berupa
keadaan rumah keluarga, baik di dalam maupun yang berada di
sekitar rumah, keadaan dan kondisi fisik setiap anggota keluarga.
F. Prosedur Penelitian
G. Hasil Analisis
A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian Keperawatan
Dari pengkajian didapatkan data bahwa An. A tinggal bersama ayah dan
ibu, Tn. C merupakan kepala keluarga yang lahir di Kota Padang pada
tanggal 02 Agustus 1979, berusia 42 tahun dengan pendidikan terakhirnya
SMA dan bekerja sebagai buruh harian. Ny. C merupakan ibu dari An. A
yang lahir di Kota Padang pada tanggal 06 September 1985, berusia 37
tahun dengan pendidikan terakhir Ny. S yaitu S-1 pendidikan biologi dan
bekerja sebagai guru bimbel. An. A merupakan anak pertama Tn. C dan
Ny. S yang lahir di Kota Padang pada tanggal 20 Maret 2021 dan saat ini
berusia 13 bulan.
Tn. C mengatakan An. A mengalami demam, batuk dan flu selama 2 hari,
dan dibawa berobat ke puskesmas. Saat dilakukan pengecekkan suhu,
didapatkan suhu An. A yaitu 38oC. Saat dilakukan pengkajian An. A
terlihat masih batuk, pilek dan nafas 30x/menit. suhu badannya masih
panas yaitu 38’ C, dan sudah meminum obat dari puskesmas. Selama
dirumah, Ny.S sudah melakukan perawatan dirumah dengan cara
77
Poltekkes Kemenkes Padang
78
Tn. C mengatakan saat ini ia tidak sedang menderita sakit apapun. Istri Tn.
C saat ini sedang hamil 7 bulan dan sedang tidak menderita sakit apapun,
hanya saja anak Tn. C saat ini sedang demam, flu dan batuk. Tn. C
mengatakan anaknya dalam 1 bulan terakhir mengalami demam sebanyak
3 kali, demam tinggi hingga suhu 39’C dan dua minggu lalu anak Tn. C
terkena campak. Anak Tn. C sering terkena demam akibat tidak
lengkapnya imunisasi yang harusnya menjadi sistem kekebalan yang
mencegah anak Tn. C dari penyakit penyakit terutama penyakit infeksi.
Anak Tn. C hanya mendapatkan imunisasi Hb 0, DPT dan Polio 1. Pada
awalnya Tn. C mengizinkan anaknya untuk di imunisasi, namun setelah 2
kali imunisasi anak Tn. C selalu demam, setelah itu Tn. C tidak lagi
mengizinkan anaknya untuk diberikan imunisasi lagi.
Keadaan anak Tn. C saat ini demam dengan suhu 38’C dan sudah
mendapatkan obat penurun panas. Flu dan batuk dimana batuk berdahak,
pada anak dan terdapat sekret pada hidung anak Tn. C. Tn. C mengatakan
anaknya tidak mau makan dan lebih suka untuk minum susu saja, dan
rewel di malam hari.
Keluarga Tn. C menetap dirumah yang saat ini ditempati sudah 2 tahun,
dan merupakan rumah kontrakan. Lingkungan tempat tinggal An. A cukup
padat, terlihat rumah dengan jarak berdekatan, masyarakat tampak terlihat
rukun, beberapa kali terlihat tetangga berkumpul di rumah Ny.S untuk
mengobrol saling bertukar cerita.
Tn. C bekerja sebagai buruh harian dan Ny. S sebagai ibu rumah tangga
mempunyai pekerjaan sampingan sebagai guru bimbel, penghasilan
keluarga berasal dari Tn. C dengan pendapatan sekitar Rp. 3.000.000
perbulan, penghasilan Tn. C digunakan untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari seperti makanan, susu, biaya kontrakan, biaya listrik, dsb.
Fungsi sosialisasi terlihat dari interaksi antara Tn. C dan istri dengan
anaknya dan Interaksi Ny.S dengan tetangga yang terjalin baik, Tn. C dan
Ny.S juga ikut serta jika ada acara seperti pernikahan, pengajian ataupun
gotong royong yang diadakan masyarakat sekitar rumah. Fungsi ekonomi
dilihat dari Tn. C yang berusaha memenuhi kebutuhan keluarga, dan juga
Ny.S membantu dengan kerja sebagai guru bimbel dirumah.
Fungsi reproduksi terlihat saat dilakukan pengkajian kepada Tn. C dan Ny.
S yang mengatakan saat ini Ny. S sedang hamil anak kedua, dimana
kehamilan kedua sudah memasuki trisemester 3. Tn. C mengatakan
istrinya tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mereka memang
menginginkan anak kedua mengingat usia Ny. S sudah memasuki 37 tahun
dan ditakutkan jika menunda kehamilan akan menjadi kehamilan yang
beresiko nantinya.
Stressor Jangka Pendek Saat ini keluarga tidak memiliki masalah yang
cukup berat, hanya saja saat ini An. A mengalami Infeksi Saluran
Pernafasan Akut dan beberapa kali mengalami demam, bahkan dalam
sebulan An. A bisa mengalami demam sebanyak 3-4 kali. Stressor jangka
panjang yang dimiliki keluarga yaitu memikirkan masalah biaya untuk
kebutuhan hidup dan biaya untuk menyekolahkan anaknya. Keluarga
memberikan respon yang baik jika memiliki masalah, karena apapun
masalah yang datang berasal dari Allah dan selalu ada jalan
penyelesaiannya. Strategi Koping yang digunakan adalah jika anggota
keluarga sakit dan mengalami masalah akan dibawa ke fasilitas kesehatan.
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional
meskipun dalam kondisi yang parah.
2. Diagnosis Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan Umum : tujuan umum dari diagnosis ini adalah setelah dilakukan
intervensi keperawatan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
keluarga mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sesuai dengan
tugas keperawatan keluarga.
lingkungan rumah dari debu dan polusi yang dapat memperberat ISPA,
berikan pujian dan evaluasi kembali.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
B. Pembahasan Kasus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga kepada An. A dengan
masalah ISPA di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang, maka
pada bagian pembahasan ini peneliti akan menjabarkan adanya kesesuaian
maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien antar teori dan kasus.
Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang
dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosis, menyusun rencana
keperawatan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi tindakan.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses perawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengindentifikasi suatu kesehatan kilen. Tahap
pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kenyataan. Kebenaran data sangat penting
dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan respon individu (Nursalam, 2015).
Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas, peneliti melakukan pengkajian
Poltekkes Kemenkes Padang
94
Penelitian yang dilakukan oleh (Ayu Cita Larasari & Zulaikha, 2021)
menemukan bahwa balita dengan imunisasi dasar yang tidak lengkap lebih
mudah terserang penyakit infeksi salah satunya infeksi saluran pernafasan
atas dibanding balita dengan imunisasi dasar yang lengkap, penelitian ini
juga menunjukkan bahwa status gizi anak juga menjadi faktor risiko yang
mempengaruhi anak balita terpapar ISPA, status gizi kurang membuat
imunitas anak lemah sehingga mempermudah virus dan bakteri penyebab
infeksi masuk ke dalam tubuh anak. Kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan oleh peneliti memiliki kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya dimana anak dengan imunisasi tidak
lengkap lebih rentan terkena penyakit infeksi, imunisasi sendiri berfungsi
untuk membentuk kekebalan tubuh dan menjaga tubuh dari berbagai
penyakit. Lemahnya kekebalan tubuh meningkatkan angka kejadian anak
terjangkit penyakit infeksi dan kekambuhan berulang terhadap penyakit
tersebut.
Safarina (2015) dalam (Aprilla et al., 2019) asap rokok juga dapat
menyebabkan pencemaran udara dalam rumah yang dapat merusak
mekanisme paru-paru. Asap rokok juga diketahui sebagai sumber oksidan.
Jika terdapat asap rokok yang berlebihan maka dapat merusak sel paru-
paru baik sel saluran pernapasan maupun sel jaringan paru seperti alveoli,
maka sangat rentan bagi balita dan anak-anak berada dalam lingkungn
rumah tersebut. Kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak
jauh berbeda dengan teoritis yang ada dimana peneliti menemukan adanya
kebiasaan merokok dirumah yang menjadi salah satu faktor risiko
terjadinya ISPA pada anak balita.
Tanda dan gejala yang terdapat pada An. A yaitu batuk, pilek serta suhu
tubuh diatas normal, saat dilakukan pengkajian suhu tubuh anak 38 OC
yang mana memiliki kesamaan dengan teori (Kliegman, 2016) tanda dan
gejala balita yang mengalami ISPA yaitu bersin, hidung tersumbat,
tenggorokan gatal/sakit, batuk dan terjadi demam. Hal ini sejalan dengan
teori dalam jurnal penelitan yang dilakukan (Nofitria, 2019) yang
Poltekkes Kemenkes Padang
96
Tanda dan gejala lain yang ditemukan pada anak balita dengan ISPA yaitu
demam, demam pada anak balita dengan ISPA disebabkan oleh pelepasan
endotoksin ketika kuman dan virus masuk ke dalam pembuluh darah,
pelepasan endotoksin akan merangsang hipotalamus untuk merespon
dengan cara meningkatkan suhu tubuh.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan keluarga mengacu pada P-E-S dimana untuk
problem (P) dapat digunakan tipologi dari (SDKI, 2016) dan etiologi (E)
berkenaan dengan tugas keluarga dalam hal kesehatan atau keperawatan
(Friedman,2010). Pada perumusan diagnosis yang didapatkan dari analisa
data berdasarkan data subjektif dan objektif.
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) Diagnosis keperawatan
yang mungkin muncul pada kasus ini adalah :
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan hipersekresi
jalan nafas
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
c. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Sedangkan diagnosis yang dijumpai dalam kasus keluarga Tn. C dan An.
A itu sendiri adalah :
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan dibuat perawat berdasarkan diagnosis yang telah
didapatkan, lalu dibuat intervensi untuk memecahkan masalah yang telah
didapatkan, berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang dilengkapi
dengan kriteria.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan
keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui
pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi di
prioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga dan sumber yang
dimiliki keluarga (Friedman, 2010). Keluarga di didik untuk dapat
menilai potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui
implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk mengenal
masalah kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan
kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai
kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap
anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
terdekat (Friedman, 2010).
sekitar akan lebih cepat sehingga suhu kembali normal lebih cepat
(Yunianti SC et al., 2019).
tua juga berperan dalam pengawasan anak dalam perilaku hidup bersih dan
sehat. PHBS yang tidak diterapkan dalam keluarga, akan cenderung
memiliki anak dengan kesehatan yang tidak baik, seperti kebiasaan
mencuci tangan sebelum makan dapat mengurangi morbiditas sebesar 2-3
kali lipat. Selanjutnya memodifikasi lingkungan untuk pencegahan infeksi
yaitu dengan menjaga kebersihan rumah agar nyaman, dan rutin membuka
jendela agar pencahayaan masuk ke dalam rumah. Selanjutnya tentang
pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah yang terjadi
pada An. A.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi berdasarkan pada seberapa efektif intervensi yang dilakukan
keluarga, perawat dan lainnya. Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil
pada sistem keluarga dan anggota keluarga (bagaimana anggota
berespons) daripada intervensi yang diimplementasikan.
Evaluasi merupakan kegiatan bersama antara perawat dan keluarga.
Evaluasi merupakan proses terus menerus yang terjadi setiap saat perawat
memperbarui rencana asuhan keperawatan (Friedman, 2010). Menurut
(Sudiharto, 2012), evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk
menilai keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya
sehingga memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan
setiap anggota keluarga
minyak kayu putih untuk meredakan flu dan pilek pada anak. hasil analisa
yang didapatkan adalah masalah sudah teratasi sebagian, dan untuk
rencana selanjutnya beberapa intervensi akan dilanjutkan dengan
implementasi diagnosis kedua yaitu hipertermi.
A. Kesimpulan
109
Poltekkes Kemenkes Padang
110
B. Saran
Aprilla, N., Yahya, E., & Studi Sarjana Keperawatan Universitas Pahlawan
Tuanku Tambusai, P. (2019). Hubungan Antara Perilaku Merokok Pada
Orang Tua dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Pulau Jambu Wilayah
Kerja Puskesmas Kuok Tahun 2019. Keperawatan, 3, 112–117.
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
Ayu Cita Larasari, & Zulaikha, F. (2021). Hubungan Status Imunisasi dan an
Status Gizi Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita :
Literature Review Tahun 2021. Borneo Student Research, 3(1), 229–242.
Dinas Kesehatan Kota Padang. (2020). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota
Padang Tahun 2020
Friedman, M. dkk. (2010). Keperawatan Keluarga Riset, Teori & Praktik. EGC.
Jayanti, D. I., Ashar, T., & Aulia, D. (2018). Pengaruh Lingkungan Rumah
terhadap ISPA Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Haloban
Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017. JUMANTIK, 3(2), 63–77.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Pusat Data dan Informasi. Infodatin Situasi
kesehatan Anak Balita di Indonesia.
Ni’mah, W. farhatun. (2020). Efektifitas Terapi Uap Air dan Minyak Kayu Putih
terhadap Bersihan Jalan Napas pada Anak Usia Balita pada Penderita Infeksi
Saluran Pernapasan Atas di Puskesmas Leyangan. Keperawatan,
2507(February), 1–9.
Putra, Y., & Wulandari, S. S. (2019). Faktor Penyebab Kejadian Ispa. Jurnal
Kesehatan, 10(1), 37. https://doi.org/10.35730/jk.v10i1.378
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik (Edisi 1). DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan (Edisi 1). DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (Edisi 2). DPP PPNI.
Yunianti SC, N., Astini, P. S. N., & Sugiani, N. M. D. (2019). Pengaturan Suhu
Tubuh dengan Metode Tepid Water Sponge dan Kompres Hangat pada
Balita Demam. Jurnal Kesehatan, 10(1), 10.
https://doi.org/10.26630/jk.v10i1.897
A. Data umum
1. Nama KK : Tn. C
2. Umur KK : 42 Th
3. Alamat : Jl. Kurao Pagang
4. No. Telephon : 082172xxxxxx
5. Pekerjaan : buruh harian lepas
6. Pendidikan : SMA- sederajat
7. Susunan Anggota Keluarga :
Keterangan :
: laki laki
: perempuan
: klien
: pernikahan
: keturunan
: tinggal serumah
8. Tipe Keluarga
Tn.C tinggal bersama istri dan anaknya saja, dan merupakan keluarga inti
atau nuclear family. Tn.C tinggal di kontrakan karena belum memiliki
rumah sendiri.
Tn.C berasal dari suku minang dan begitupun istrinya. Tn.C mengatakan
tidak memiliki permasalahan yang berkaitan dengan latar belakang budaya
dan suku yang di anutnya.
Dekatnya usia anak pertama dengan kehamilan kedua membuat Tn.C dan
istrinya membagi fokus sementara anaknya masih dalam tahap
membutuhkan perhatian sepenuhnya untuk mendukung setiap tahap
tumbuh dan kembang anak.
Keadaan anak Tn.C saat ini demam dengan suhu 38’C dan sudah
mendapatkan obat penurun panas. Flu dan batuk dimana batuk berdahak,
pada anak dan terdapat sekret pada hidung anak Tn.C. Tn.C mengatakan
anaknya tidak mau makan dan lebih suka untuk minum susu saja, dan
rewel di malam hari.
Karena istri Tn.C saat ini sedang hamil anak kedua, dalam kondisi anak
sehat, Tn.C sering menitipkan anaknya kepada adik istrinya. Anaknya di
antar pada pagi hari dan di jemput pada sore hari saat Tn.C selesai bekerja.
Hal ini menjadi salah satu faktor kesehatan sang anak tidak sepenuhnya
terkontrol oleh Tn.C dan istrinya.
C. Data Lingkungan
Rumah Tn.C merupakan rumah permanen yang di kontrak oleh Tn.C dan
istri sejak menikah. Rumah Tn.C berada di pinggir jalan Raya kurao pagang
dan terdiri dari 1 ruang tamu dan 2 kamar tidur, serta 1 dapur dan kamar
mandi yang berada di dapur. Rumah Tn.C cukup sempit dan terisi barang-
barang rumah tangga, barang tersusun rapi hanya saja fentilasi terbilang
kurang dan suasana rumah sedikit terasa lembab. Udara di sekitar rumah
berdebu dan sering terdapat asap kendaraan, dan juga sistem pembuangan
sampah dilakukan dengan cara membakarnya. Tn.C memiliki banyak hewan
peliharaan diantaranya terdapat burung, ayam, itik, dan sapi.
Denah rumah
5 3
2 1
Keterangan :
1 : ruang tamu
2 : kamar tidur
3 : kamar tidur
4. dapur
5. kamar mandi
Lingkungan Tn.C berupa perumahan dan berada di tepi jalan raya serta
merupakan daerah padat penduduk. umumnya penduduk di sekitar rumah
Tn.C bersuku minang dengan perekonomian menengah. Ny. S mengatakan
bahwa sering berbaur dengan tetangga sekitar pada sore hari, keluarganya
telah dikenal dengan baik oleh tetangganya.
Tn.C merupakan penduduk asli kota padang kecamatan nanggalo, dan sejak
menikah pun Tn.C tidak pernah berpindah rumah dari rumah yang ia tempati
saat ini.
Interaksi sosial dengan tetangga cukup baik. Tn.C dan Tn.C sering
berkumpul depan rumah pada sore hari dengan tetangga untuk mengobrol.
Jika tetangga memiliki sebuah acara seperti pernikahan atau pengajian, Tn.C
selalu mengusahakan untuk datang.
Tn.C mengatakan bahwa ia dan keluarga nya memiliki BPJS kesehatan dan
akan membawa anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan ataupun ke
bidan untuk mendapatkan pengobatan dengan menggunakan sepeda motor.
D. Struktur Keluarga
Tn.C mengatakan ia dan keluarga tidak menganut nilai nilai khusus, hanya
saja Tn.C dan Tn.C menganut nilai dan budaya minang dalam keluarga.
Tentu juga sebagai seorang muslim menerapkan ajaran islam. Selain itu,
Tn.C juga mengatakan bahwa dirinya juga terbuka dalam menerapkan
nilai-nilai budaya dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
E. Fungsi Keluarga
Hubungan antar keluarga berjalan dengan baik dan tidak memiliki masalah
berarti untuk satu sama lain. Dalam bersosialisasi dengan anak Tn.C dan
Tn.C menggunakan bahasa minang yang baik dan memberikan contoh untuk
anaknya terhadap apa yang baik dilakukan dan tidak baik dilakukan. Tn.C
sepulang kerja berusaha untuk ikut bermain bersama anaknya dirumah,
menemani sang anak menonton dan mengawasi sang anak saat anaknya
berusaha untuk belajar berjalan.
28. Fungsi Ekonomi
Dalam fungsi ekonomi, gaji yang di dapatkan oleh Tn.C mampu mencukupi
kebutuhan keluarganya dalam kebutuhan sehari-hari dan Tn.C mengatakan
pendapatan yang diberikan suaminya lebih dari cukup hingga Tn.C mampu
menabung untuk biaya anak Tn.C ke depannya dan sebagai pegangan
seandainya ada keperluan mendesak di kemudian hari. Tn.C memiliki
pendapatan sebesar 3 juta setiap bulannya, dan digunakan untuk membayar
kontrakan, listrik, pangan, susu dan tabungan. Istri Tn.C akan berbelanja di
pagi hari, membeli sayur dan lauk. Lauk yang di beli beragam kecuali telur
karena Tn.C dan anaknya alergi terhadap telur. Istri Tn.C berusaha untuk
memenuhi gizi suami dan anaknya. Saat ini anak Tn.C mengkonsumsi susu
formula dimana setiap harinya menghabiskan 200 gram susu.
b. Mengambil keputusan
Ny. S mengatakan bahwa dirinya, suaminya dan keluarga siap dan dapat
mengambil keputusan yang terbaik, jika salah satu anggota keluarga
menderita sakit serta dapat merawat anggota keluarga yang sedang sakit. Jika
ada anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga yang lain akan
membawanya ke fasilitas kesehatan atau membeli obat. Seperti saat anak
Tn.C demam, batuk dan flu Tn.C langsung membawa anaknya ke puskesmas
dan mendapat obat dari puskesmas.
Anggota keluarga dapat menjaga dan merawat dirinya sendiri serta anggota
keluarga lainnya disaat sehat dan sakit. Anggota keluarga cukup mampu
merawat anggota keluarga yang sakit. Tn.C dan istri memberikan obat sesuai
dosis dan waktu yang di resepkan dari dokter, saat anak Tn.C demam, Tn.C
akan mengompres anak untuk menurunkan demamnya. Tn.C juga
mengatakan selalu memberikan makanan yang bergizi untuk anaknya agar
anaknya lekas pulih.
d. Memodifikasi lingkungan
Tn.C mengatakan bahwa ia dan istrinya tidak pernah melakukan hal negatif
seperti membanting pintu dan alat-alat rumah tangga ketika memiliki
masalah atau ketika marah, semua masalah di selesaikan dengan diskusi dan
musyawarah.
G. Pemeriksaan Fisik
Lila : 14 cm
Lingkar
kepala : 43
cm
2. Kulit, Kulit : Kulit : Kulit :
rambut, dan
Sawo matang Kuning langsat Kuning langsat
kuku
Rambut :
Rambut :
Rambut :
Berwarna hitam,
Warna hitam, rapi,
pendek dan kulit Warna coklat,
panjang
kepala bersih. rapi, pendek
Kuku :
Kuku :
Kuku :
Pendek, CRT
Pendek, CRT
<2 detik, dan Pendek, CRT
<2 detik, dan
bersih. <2 detik, dan
bersih.
bersih.
3. Kepala, Tidak ada Tidak ada Tidak ada
leher benjolan baik benjolan baik benjolan baik
pada kepala pada kepala pada kepala
maupun maupun maupun
leher; mata leher; mata leher; mata
simetris, simetris, simetris,
anemis (-), anemis (-), anemis (-),
ikterik (-), ikterik (-), ikterik (-),
hipermetropi miopi (-1) hidung
(+1); hidung namun tidak simetris, dan
simetris; gigi menggunaka terdapat
lengakap, n kaca mata; sekret; gigi
terdapat hidung sudah
karies gigi simetris; gigi tumbuh 2
geraham atas; lengkap; bibir gigi susu
bibir tidak tidak kering; yang di
kering; telinga bawah; bibir
N Jenis Tn. C Ny. S An. A
o pemeriksa
an
telinga simetris, tidak kering;
simetris, pendengaran telinga
pendengaran normal; tidak simetris,
normal; tidak ada pendengaran
ada pembesaran normal; tidak
pembesaran kelenjar ada
kelenjar tyroid, limfe, pembesaran
tyroid, limfe, dan vena kelenjar
dan vena jugularis. tyroid, limfe,
jugularis. dan vena
jugularis.
4. Thoraks dan
paru
Simeteris dada Simeteris dada Simeteris dada
I : kanan-kiri, warna kanan-kiri, warna kanan-kiri, warna
kulit merata, iktus kulit merata, iktus kulit merata, iktus
kordis tidak kordis tidak kordis tidak
terlihat. terlihat. terlihat.
Ekspansi paru
P: Ekspansi paru Ekspansi paru
simetris, nyeri
simetris, nyeri simetris, nyeri
tekan (-),iktus
tekan (-),iktus tekan (-),iktus
kordis teraba.
kordis teraba. kordis teraba.
Suara sonor,
P: Suara sonor,
Suara sonor, redup.
redup.
redup.
A: Suara napas
Suara napas Suara napas
vesikuler.
vesikuler. vesikuler.
3. Abdomen
I : Warna kulit Warna kulit Warna kulit
merata, tidak merata, tidak merata, tidak
tampak benjolan tampak benjolan tampak benjolan
dan bekas luka dan bekas luka. dan bekas luka.
N Jenis Tn. C Ny. S An. A
o pemeriksa
an
Peristaltik usus Peristaltik usus
A: Peristaltik usus terdengar jelas. terdengar jelas.
terdengar jelas.
Timpani. Timpani.
P: Timpani.
Tidak ada Tidak ada
P: Tidak ada nyeri tekan nyeri tekan
nyeri tekan dan edema. dan edema.
dan edema.
4. Genitalia Normal, tidak Normal, tidak Normal, tidak
ada luka, ada luka, ada luka,
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
tidak ada tidak ada tidak ada
pembengkaka pembengkaka pembengkaka
n. n. n.
5. Ekstremitas Simetris Simetris Simetris
atas + kanan-kiri, kanan-kiri, kanan-kiri,
refleks anggota anggota anggota
fisiologis gerak normal, gerak normal, gerak normal,
bentuk bentuk bentuk
normal, normal, normal,
leluasa dalam leluasa dalam leluasa dalam
bergerak, bergerak, bergerak,
refleks (+). refleks (+). refleks (+).
6. Ekstremitas Simetris Simetris Simetris
bawah + kanan-kiri, kanan-kiri, kanan-kiri,
anggota anggota anggota
refleks
gerak gerak gerak
fisiologis
lengkap, lengkap, lengkap,
bentuk bentuk bentuk
normal, tidak normal, tidak normal, tidak
ada edema. ada edema. ada edema.
ANALISA DATA
No. DATA MASALAH PENYEBAB
1. Do : Bersihan jalan Hipersekresi jalan
nafas tidak efektif nafas
- Tn.C mengatakan anaknya
menderita batuk berdahak
Ds :
- Anak Tn.C sedang menderita batuk
- batuk berdahak tetapi anak belum
mampu mengeluarkan dahak
- Frekuensi nafas : 30x/menit
- anak tampak gelisah
2. Do : Hipertermia Proses infeksi
- Tn.C mengatakan anaknya sering
demam, bahkan hingga 3-4 kali setiap
bulannya.
- Tn.C mengatakan imunisasi anaknya
tidak lengkap
Ds :
- suhu : 38’C
- nadi : 90x/menit
- kulit anak tampak memerah dan
teraba hangat
3. Do : Manajemen Kurang terpapar
kesehatan tidak informasi
- Tn.C mengatakan memiliki efektif
kebiasaan merokok
- Tn.C tidak menerapkan protokol
kesehatan seperti tidak menggunakan
masker ketika berada di luar rumah
- Tn.C mengatakan anaknya
mendapatkan asi sampai usia 6 bulan,
setelah itu anaknya meminum susu
formula.
Ds :
- Adanya perilaku merokok di
keluarga
Ds :
- imunisasi An. A tidak lengkap
- An. A sering demam akibat tidak
lengkapnya imunisasi yang di
dapatkan.
PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
nafas
No Kriteria Bobot Skore Pembenaran
1. Sifat Masalah 1 3/3 x 1 Masalah ini
Aktual = 3 =1 aktual karena
Resiko = 2 sedang dirasakan
Potensial = 1 oleh An.A,
dimana An.A
sedang
mengalami batuk
dan pilek
2. Kemungkinan Masalah Dapat 2 2/2 x 2 Kemungkinan
Diubah =2 masalah dapat
Tinggi = 2 diubah jika An.A
Sedang = 1 mengikuti
Rendah = 0 anjuran yang
diberikan
Total Skor 5
c. Keluarga
mampu
menyebutkan c. keluarga mampu
jenis-jenis menyebutkan 8 dari 10
imunisasi jenis jenis imunisasi
- hepatitis A,B yang di jelaskan
- POLIO
- BCG
- DPT
- HiB
- PCV
- Rotavirus
- influenza
- campak d. keluarga mampu
- rubella menyebutkan 4 dari 5
faktor yang
d. Keluarga mempengaruhi
mampu keberhasilan
imunisasi.
menyebutkan
faktor yang
mempengaruhi
keberhasilan
imunisasi
- faktor status imun
individu
- faktor genetik
- Faktor kualitas
dan kuantitas
vaksin e. keluarga mampu
- faktor antibiotik menyebutkan 3 efek
- faktor suntikan imunisasi yang telah
yang aman di jelaskan.
e. Keluarga
mampu
menyebutkan
efek imunisasi
- demam
- kemerahan dan
gatal-gatal
- rasa tertekan dan
nyeri pada bagian
yang di suntik.
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Identifikasi masalah kesehatan anggota keluarga
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format data dasar dan format pengkajian
4. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Selasa, 05 April 2022
b. Waktu : 14.00 WIB
c. Tempat : Rumah pasien
5. Pengogarnisasian
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
2. Pelaksanaan 25 menit
Melakukan pengkajian awal Mendengarkan dan menjawab
dengan klien dan keluarga pertanyaan
Melakukan pengkajian data
umum dengan klien dan
keluarga
Melakukan pemeriksaan fisik
anggota keluarga
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Rencana pengkajian masalah kesehatan keluarga pasien
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
f. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
2. Evaluasi Proses
a. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
b. Pengkajian dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
c. Anggota keluarga kooperatif dalam pengkajian
d. Kegiatan pengkajian asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
Keluarga mampu memberi informasi sehingga dapat dikumpulkan dan
diidentifikasi data kesehatan keluarga pasien dan keluarga dapat
menyetujui masalah.
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke : 2
Tanggal : 06 April 2022
A. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Menurut Bakri (2017) keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua
orang atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal,
hubungan darah, hubunga perkawinan, dan adopsi. Keperawatan keluarga
memiliki bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan
berbagai bidang keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan
sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan
kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien. Tahap
pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu (pasien). Dalam mengkaji
pasien, diperlukan beberapa tahapan yang diantaranya wawancara,
observasi, hingga pemeriksaan fisik dan laboratorium / pemeriksaan
penunjang. Dalam pertemuan pertama ini, akan dilakukan pengkajian
berupa wawancara kepada keluarga Tn. C dan Ny. S mengenai data umum
keluarga, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, dan
struktur keluarga.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum ditegakkan karena masih melakukan pengkajian
keperawatan keluarga
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit didapatkan pengkajian awal kasus, pengkajian data
umum klien dan keluarga, dan pengkajian masalah keperawatan keluarga
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
a. Melakukan pengkajian awal dengan klien dan keluarga
b. Melakukan pengkajian data umum dengan klien dan keluarga
c. Melakukan pengkajian riwayat dan tahap perkembangan keluarga
d. Melakukan pengkajian lingkungan, struktur, fungsi keluarga, stres dan
pola koping
e. Melakukan kembali pengkajian untuk melengkapai informasi sebaik–
baiknya dan kooperatif
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Identifikasi masalah kesehatan anggota keluarga
2. Metode : Wawancara dan observasi
3. Media : Format data dasar dan format pengkajian
4. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Rabu, 06 April 2022
b. Waktu : 13.00 WIB
c. Tempat : Rumah Tn. C
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
2. Pelaksanaan 25 menit
Melakukan pengkajian awal Mendengarkan dan menjawab
dengan klien dan keluarga pertanyaan
Melakukan pengkajian data
umum dengan klien dan
keluarga
Melakukan pemeriksaan fisik
pada Tn. C dan anggota
keluarga
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Rencana pengkajian masalah kesehatan keluarga Tn. C
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
f. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
2. Evaluasi Proses
a. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
b. Pengkajian dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
c. Anggota keluarga kooperatif dalam pengkajian
d. Kegiatan pengkajian asuhan keperawatan berjalan dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
Keluarga mampu memberi informasi sehingga dapat dikumpulkan dan
diidentifikasi data kesehatan keluarga Tn. C dan keluarga dapat
menyetujui masalah.
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke : 3
Tanggal : 07 April 2022
A. LATAR BELAKANG
Menurut Bakri (2017) keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua orang
atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan
darah, hubunga perkawinan, dan adopsi. Keperawatan keluarga memiliki
bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang
keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian
perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
Dalam pertemuan ketiga ini, akan dilakukan implementasi dari TUK 1 yaitu
mengenal masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga dengan pemberian
edukasi proses penyakit mengenai konsep asam urat dan TUK 2 yaitu
membantu keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat pasien
dengan balita ISPA
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang didapatkan adalah bersihan jalan
nafas tidak efektif
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 2x45 menit diharapkan dapat dilakukan intervensi
keperawatan TUK 1 mengenal masalah kesehatan dan TUK 2 membantu
keluarga dalam mengambil keputusan mengenai masalah kesehatan.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
a. Melakukan implementasi TUK 1 mengenal masalah kesehatan dengan
pemberian edukasi mengenai ISPA
b. Melakukan implementasi TUK 2 membantu keluarga mengambil
keputusan dengan edukasi tanda dan gejala serta pengambilan
keputusan pada balita dengan ISPA.
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Pengenalan masalah ISPA
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, wawancara,
3. Media : Lembar balik, leaflet, booklet
4. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Rabu, 07 April 2022
b. Waktu : 13.00
c. Tempat : Rumah Tn. C
5. Pengorganisasian
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
2. Pelaksanaan 80 menit
a. Melakukan edukasi a. Mendengarkan
mengenai ISPA b. Mengikuti prses
b. Melakukan edukasi screening
mengenai tanda dan c. Mengambil keputusan
gejala ISPA dalam perawatan
c. Melakukan edukasi keluarga
mengenai dampak yang
diakibatkan apabila
ISPA pada anak tidak
diatasi.
d. keluarga dalam
mengambil keputusan
mengenai perawatan
Kesehatan
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Melakukan implementasi TUK 1 dan TUK 2
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
f. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
2. Evaluasi Proses
a. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
b. implementasi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
c. Anggota keluarga kooperatif dalam implementasi
d. Kegiatan implementasi TUK 1 dan TUK 2 dapat berjalan dengan
lancer
3. Evaluasi Hasil
Dapat terlaksananya implementasi sesuai yang diharapkan dan keluarga
mendapatkan hasil yang diharapkan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke : 4
Tanggal : 08 April 2022
A. LATAR BELAKANG
Menurut Bakri (2017) keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua orang
atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan
darah, hubunga perkawinan, dan adopsi. Keperawatan keluarga memiliki
bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang
keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian
perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
Dalam pertemuan ketiga ini, akan dilakukan implementasi dari TUK 1 yaitu
mengenal masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga dengan pemberian
edukasi proses penyakit mengenai konsep asam urat dan TUK 2 yaitu
membantu keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat pasien
dengan masalah hipertermi.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang didapatkan adalah hipertermi
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 2x45 menit diharapkan dapat dilakukan intervensi
keperawatan TUK 1 mengenal masalah kesehatan dan TUK 2 membantu
keluarga dalam mengambil keputusan mengenai masalah kesehatan.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
a. Melakukan implementasi TUK 1 mengenal masalah kesehatan dengan
pemberian edukasi tentang konsep hipertermi
b. Melakukan implementasi TUK 2 membantu keluarga mengambil
keputusan dengan edukasi tanda dan gejala serta pengambilan
keputusan pada pasien dengan balita yang sedang demam.
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Pengenalan masalah hipertermi
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, wawancara,
3. Media : Lembar balik, leaflet, booklet
4. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Kamis, 08 April 2022
b. Waktu : 13.00
c. Tempat : Rumah Tn. C
5. Pengorganisasian
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
2. Pelaksanaan 80 menit
e. Melakukan edukasi d. Mendengarkan
mengenai pengertian e. Mengikuti prses
hipertermi screening
f. Melakukan edukasi f. Mengambil keputusan
mengenai tanda dan dalam perawatan
gejala hipertermi keluarga
g. Melakukan edukasi
mengenai dampak yang
diakibatkan apabila
hipertermi pada anak
tidak diatasi.
h. keluarga dalam
mengambil keputusan
mengenai perawatan
Kesehatan
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Melakukan implementasi TUK 1 dan TUK 2
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
f. Melakukan kontrak waktu yang akan dating
2. Evaluasi Proses
a. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
b. implementasi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
c. Anggota keluarga kooperatif dalam implementasi
d. Kegiatan implementasi TUK 1 dan TUK 2 dapat berjalan dengan
lancar
3. Evaluasi Hasil
Dapat terlaksananya implementasi sesuai yang diharapkan dan keluarga
mendapatkan hasil yang diharapkan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke : 5
Tanggal : 09 April 2022
A. LATAR BELAKANG
Menurut Bakri (2017) keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua orang
atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan
darah, hubunga perkawinan, dan adopsi. Keperawatan keluarga memiliki
bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang
keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian
perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
Dalam pertemuan keempat ini, akan dilakukan implementasi dari TUK 3 yaitu
perawatan keluarga dengan ISPA dengan cara menganjurkan anak untuk
minum air hangat dan meredakan demam dengan tepidsponge.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang didapatkan adalah bersihan jalan
nafas tidak efektif dan hipertermi
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit diharapkan dapat dilakukan intervensi keperawatan
TUK 3 perawatan keluarga dengan ISPA
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
a. Melakukan implementasi TUK 3 perawatan keuarga dengan pasien
ISPA
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Kompres tepidsponge
2. Metode : demonstrasi
3. Media : Lembar balik, leaflet
4. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Sabtu, 09 April 2022
b. Waktu : 14.00
c. Tempat : Rumah Tn. C
5. Pengorganisasian
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
2. Pelaksanaan 35 menit
i. Melakukan edukasi g. Mendengarkan
mengenai manajemen h. Mendengarkan
jalan nafas dengan i. Melihat, mendengar, dan
menganjurkan anak mencoba terapi
mengkonsumsi minum j. Menonton
air hangat.
j. Melakukan edukasi
kesehatan mengenai
kompres hangat dengan
teknik tepidsponge
k. demonstrasi mengenai
kompres hangat dengan
tekni tepidsponge.
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Melakukan implementasi TUK 3
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
f. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
2. Evaluasi Proses
a. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
b. implementasi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
c. Anggota keluarga kooperatif dalam implementasi
d. Kegiatan implementasi TUK 3 dapat berjalan dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
Dapat terlaksananya implementasi sesuai yang diharapkan dan keluarga
mendapatkan hasil yang diharapkan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke : 6
Tanggal : 10 April 2022
A. LATAR BELAKANG
Menurut Bakri (2017) keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua orang
atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan
darah, hubunga perkawinan, dan adopsi. Keperawatan keluarga memiliki
bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang
keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian
perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
Dalam pertemuan ketiga ini, akan dilakukan implementasi dari TUK 4 yaitu
keluarga mampu melakukan modifikasi lingkungan bagi balita dengan ISPA
dan TUK 5 yaitu keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang didapatkan adalah bersihan jalan
nafas tidak efektif dan hipertermia
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 1x45 menit diharapkan dapat dilakukan intervensi
keperawatan TUK 4 memodifikasi lingkungan dan TUK 5 memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
a. Melakukan implementasi TUK 4 mengenai modifikasi lingkungan
pada balita dengan masalah imunisasi.
b. Melakukan implementasi TUK 5 mengenai pemanfaatan pelayanan
kesehatan.
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Modifikasi lingkungan dan Pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, wawancara,
3. Media : Lembar balik, leaflet, booklet
4. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Minggu, 10 April 2022
b. Waktu : 15.00
c. Tempat : Rumah Tn. C
5. Pengorganisasian
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
2. Pelaksanaan 80 menit
a. Melakukan edukasi a. Mendengarkan
mengenai cara b. Mengikuti prses
memodifikasi screening
lingkungan agar agam c. Mengambil keputusan
bagi balita dan dalam perawatan
mencegah terjadinya keluarga
infeksi pada balita
dengan masalah
imunisasi
b. Melakukan edukasi
mengenai fasilitas
pelayanan kesehatan
sebagai upaya
meningkatan tingkat
kesehatan keluarga.
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Melakukan implementasi TUK 4 dan TUK 5
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
f. Melakukan kontrak waktu yang akan dating
2. Evaluasi Proses
a. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
b. implementasi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
c. Anggota keluarga kooperatif dalam implementasi
d. Kegiatan implementasi TUK 4 dan TUK 5 dapat berjalan dengan
lancar
3. Evaluasi Hasil
Dapat terlaksananya implementasi sesuai yang diharapkan dan keluarga
mendapatkan hasil yang diharapkan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke : 7
Tanggal : 11 April 2022
A. LATAR BELAKANG
Menurut Bakri (2017) keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua orang
atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan
darah, hubunga perkawinan, dan adopsi. Keperawatan keluarga memiliki
bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang
keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian
perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang didapatkan adalah manajemen
kesehatan keluarga tidak efektif
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 2x45 menit diharapkan dapat dilakukan intervensi
keperawatan TUK 1 mengenal masalah kesehatan dan TUK 2 membantu
keluarga dalam mengambil keputusan mengenai masalah kesehatan.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
a. Melakukan implementasi TUK 1 mengenal masalah kesehatan dengan
pemberian edukasi mengenai PHBS
b. Melakukan implementasi TUK 2 membantu keluarga mengambil
keputusan dengan edukasi tanda dan gejala serta pengambilan
keputusan merawat anggota keluarga yang sakit.
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Edukasi mengenai PHBS
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, wawancara,
3. Media : Lembar balik, leaflet, booklet
4. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Senin, 11 April 2022
b. Waktu : 14.30
c. Tempat : Rumah Tn. C
5. Pengorganisasian
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
2. Pelaksanaan 80 menit
c. Melakukan edukasi d. Mendengarkan
mengenai konsep PHBS e. Mengikuti prses
d. keluarga dalam screening
mengambil keputusan f. Mengambil keputusan
mengenai perawatan dalam perawatan
Kesehatan keluarga
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Melakukan implementasi TUK 1 dan TUK 2
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
f. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
2. Evaluasi Proses
a. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
b. implementasi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
c. Anggota keluarga kooperatif dalam implementasi
d. Kegiatan implementasi TUK 1 dan TUK 2 dapat berjalan dengan
lancar
3. Evaluasi Hasil
Dapat terlaksananya implementasi sesuai yang diharapkan dan keluarga
mendapatkan hasil yang diharapkan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke : 8
Tanggal : 12 April 2022
A. LATAR BELAKANG
Menurut Bakri (2017) keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua orang
atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan
darah, hubunga perkawinan, dan adopsi. Keperawatan keluarga memiliki
bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang
keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian
perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang didapatkan adalah manajemen
kesehatan keluarga tidak efektif.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit diharapkan dapat dilakukan intervensi keperawatan
TUK 3 perawatan keluarga dengan balita ISPA.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
a. Melakukan implementasi TUK 3 perawatan keuarga dengan balita
ISPA dengan edukasi PHBS sebagai upaya pencegahan penyakit ISPA
kambuh kembali
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : 10 indikator PHBS
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi
3. Media : Lembar balik, leaflet
4. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Selasa, 12 April 2022
b. Waktu : 15.00
c. Tempat : Rumah Tn. C
5. Pengorganisasian
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
2. Pelaksanaan 35 menit
a. Melakukan edukasi a. Mendengarkan
kesehatan mengenai 10 b. Mendengarkan
indikator PHBS. c. Melihat, mendengar, dan
mencoba terapi
d. Menonton
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Melakukan implementasi TUK 3
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
f. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
2. Evaluasi Proses
a. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
b. implementasi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
c. Anggota keluarga kooperatif dalam implementasi
d. Kegiatan implementasi TUK 3 dapat berjalan dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
Dapat terlaksananya implementasi sesuai yang diharapkan dan keluarga
mendapatkan hasil yang diharapkan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke : 9
Tanggal : 13 April 2022
A. LATAR BELAKANG
Menurut Bakri (2017) keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua orang
atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan
darah, hubunga perkawinan, dan adopsi. Keperawatan keluarga memiliki
bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang
keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian
perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
Dalam pertemuan ketiga ini, akan dilakukan implementasi dari TUK 1 yaitu
mengenal masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga dengan pemberian
edukasi mengenai konsep imunisasi dan TUK 2 yaitu membantu keluarga
dalam mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang didapatkan adalah perilaku
kesehatan cenderung beresiko.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 2x45 menit diharapkan dapat dilakukan intervensi
keperawatan TUK 1 mengenal masalah kesehatan dan TUK 2 membantu
keluarga dalam mengambil keputusan mengenai masalah kesehatan.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
a. Melakukan implementasi TUK 1 mengenal masalah kesehatan dengan
pemberian edukasi mengenai konsep imunisasi
b. Melakukan implementasi TUK 2 membantu keluarga mengambil
keputusan dengan edukasi tanda dan gejala serta pengambilan
keputusan merawat anggota keluarga yang sakit.
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Edukasi mengenai konsep imunisasi
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, wawancara,
3. Media : Lembar balik, leaflet, booklet
4. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Rabu, 13 April 2022
b. Waktu : 14.30
c. Tempat : Rumah Tn. C
5. Pengorganisasian
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
2. Pelaksanaan 80 menit
b. Melakukan edukasi e. Mendengarkan
mengenai konsep f. Mengikuti prses
imunisasi screening
c. keluarga dalam g. Mengambil keputusan
mengambil keputusan dalam perawatan
mengenai perawatan keluarga
Kesehatan
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Melakukan implementasi TUK 1 dan TUK 2
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
f. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
2. Evaluasi Proses
a. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
b. implementasi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
c. Anggota keluarga kooperatif dalam implementasi
d. Kegiatan implementasi TUK 1 dan TUK 2 dapat berjalan dengan
lancar
3. Evaluasi Hasil
Dapat terlaksananya implementasi sesuai yang diharapkan dan keluarga
mendapatkan hasil yang diharapkan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke : 10
Tanggal : 14 April 2022
A. LATAR BELAKANG
Menurut Bakri (2017) keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua orang
atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan
darah, hubunga perkawinan, dan adopsi. Keperawatan keluarga memiliki
bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang
keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian
perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang didapatkan adalah perilaku
kesehatan cenderung beresiko.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit diharapkan dapat dilakukan intervensi keperawatan
TUK 3 perawatan keluarga dengan balita ISPA dengan demonstrasi cuci
tangan.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
a. Melakukan implementasi TUK 3 perawatan keuarga dengan balita
ISPA dengan demonstrasi cuci tangan sebagai upaya pencegahan
penyakit ISPA kambuh kembali
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Cuci tangan pakai sabun
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi
3. Media : Lembar balik, leaflet
4. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Kamis, 14 April 2022
b. Waktu : 15.00
c. Tempat : Rumah Tn. C
5. Pengorganisasian
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
2. Pelaksanaan 35 menit
a. Melakukan edukasi a. Mendengarkan
kesehatan mengenai b. Mendengarkan
konsep cuci tangan yang c. Melihat, mendengar, dan
benar mencoba terapi
b. Melakukan edukasi d. Menonton
kesehatan mengenai
waktu-waktu cuci
tangan
c. Demonstrasi langkah
cuci tangan yang benar
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Melakukan implementasi TUK 3
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
f. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
2. Evaluasi Proses
a. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
b. implementasi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
c. Anggota keluarga kooperatif dalam implementasi
d. Kegiatan implementasi TUK 3 dapat berjalan dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
Dapat terlaksananya implementasi sesuai yang diharapkan dan keluarga
mendapatkan hasil yang diharapkan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke : 11
Tanggal : 15 April 2022
A. LATAR BELAKANG
Menurut Bakri (2017) keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua orang
atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan
darah, hubunga perkawinan, dan adopsi. Keperawatan keluarga memiliki
bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang
keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian
perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
B. RENCANA KEPERAWATAeN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga yang didapatkan adalah manajemen
kesehatan keluarga tidak efektif dan perilaku kesehatan cenderung
beresiko.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 1x45 menit diharapkan dapat dilakukan intervensi
keperawatan TUK 4 memodifikasi lingkungan dan TUK 5 memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
a. Melakukan implementasi TUK 4 mengenai modifikasi lingkungan
pada pasien dengan penyakit jantung koroner.
b. Melakukan implementasi TUK 5 mengenai pemanfaatan pelayanan
kesehatan.
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Modifikasi lingkungan dan Pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, wawancara,
3. Media : Lembar balik, leaflet, booklet
4. Waktu dan tempat
d. Hari/tanggal : Jumat, 15 April 2022
e. Waktu : 15.00
f. Tempat : Rumah Tn. C
5. Pengorganisasian
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
2. Pelaksanaan 80 menit
a. Melakukan edukasi a. Mendengarkan
mengenai cara b. Mengikuti prses
memodifikasi screening
lingkungan pada pasien c. Mengambil keputusan
dengan penyakit ISPA. dalam perawatan
b. Melakukan edukasi keluarga
mengenai fasilitas
pelayanan kesehatan
sebagai upaya
meningkatan tingkat
kesehatan keluarga.
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Melakukan implementasi TUK 4 dan TUK 5
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
f. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
2. Evaluasi Proses
e. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
f. implementasi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
g. Anggota keluarga kooperatif dalam implementasi
h. Kegiatan implementasi TUK 4 dan TUK 5 dapat berjalan dengan
lancar
3. Evaluasi Hasil
Dapat terlaksananya implementasi sesuai yang diharapkan dan keluarga
mendapatkan hasil yang diharapkan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Kunjungan Ke : 12
Tanggal : Sabtu, 16 April 2022
A. LATAR BELAKANG
Menurut Bakri (2017) keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua
institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua orang
atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan
darah, hubunga perkawinan, dan adopsi. Keperawatan keluarga memiliki
bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang
keperawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian
perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan
anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Hipertermi
Manajemen kesehatan tidak efektif
Perilaku kesehatan cenderung beresiko
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 45 menit diharapkan dapat dilakukan evaluasi keperawatan.
3. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan keluarga :
c. Keluarga mampu mengevaluasi materi dari awal sampai akhir
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Mengevaluasi kunjungan awal sampai akhir
2. Metode : Diskusi
3. Media :-
4. Waktu dan tempat
a. Hari/tanggal : Sabtu, 16 April 2022
b. Waktu : 14.00
c. Tempat : Rumah Tn. C
5. Pengorganisasian
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Klien dan Keluarga Waktu
1. Pembukaan 5 menit
Salam pembuka Menjawab salam
Menjelaskan tujuan Mendengarkandan Menyetujui
Membuat kontrak waktu
2. Pelaksanaan 25 menit
Mengevaluasi kemali materi Menjawab dan menjelaskan
dari pertemuan pertama sampai kembali
pertemuan terakhir
3. Terminasi 5 menit
Mengucapkan terimakasih Menjawab
Kontrak yang akan datang Menyetujui
Salam penutup Menjawab Salam
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Melakukan evaluasi terhadap implementasi yang dilakukan
b. Alat memadai
c. Tempat sesuai dengan kegiatan
d. Struktur pengorganisasian sesuai perencanaan
e. Menyiapkan laporan pendahuluan
2. Evaluasi Proses
a. Semua anggota keluarga dapat hadir dan berperan aktif
b. Evaluasi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
c. Anggota keluarga kooperatif dalam evaluasi
d. Kegiatan evaluasi dapat berjalan dengan lancar
3. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga mengerti dan dapat menjelaskan evaluasi materi yang
sudah diberikan.
Lampiran 11
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
mampu mengetahui dan mengenal masalah kesehatan mengenai infeksi
saluran pernafasan atas atau ISPA
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit diharapkan keluarga
mampu :
a. Menyebutkan pengertian ISPA
b. Menyebutkan penyebab ISPA
c. Menyebutkan klasifikasi ISPA
d. Menyebutkan manifetasi klinis ISPA
e. Menyebutkan penatalaksanaan ISPA
B. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman tentang pengertian ISPA
2. Meningkatkan pemahaman tentang penyebab ISPA
3. Meningkatkan pemahaman tentang klasifikasi ISPA
4. Meningkatkan pemahaman tentang manifestasi klinis ISPA
5. Meningkatkan pemahaman tentang penatalaksanaan ISPA
C. Materi
(Terlampir)
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
E. Media Penyuluhan
1. Lembar balik
F. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Edukasi kesehatan mengenai konsep ISPA
2. Sasaran : Keluarga binaan
3. Metode : Ceramah
4. Media dan Alat : Lembar balik
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Kamis, 07 April 2022
Waktu : 11.00 s.d 12.00
Tempat : Rumah keluarga Tn. C
6. Pengorganisasian
Penyaji : Reni Mardiyana
7. Setting Tempat
Keterangan
: Perawat
: Keluarga Kelolaan
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan Audien Waktu Media
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit -
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan dan
mendengar
c. Kontrak waktu c. Memperhatikan dan
mendengar
d. Menjelaskan tujuan d. Memperhatikan dan
mendengar
2. Acara inti a. Pengertian ISPA a. Memperhatikan dan 20 menit Lembar
b. Penyebab ISPA mendengar balik
c. Klasifikasi ISPA b. Memperhatikan dan
d. Manifetasi klinis ISPA mendengar
e. Penatalaksanaan ISPA c. Memperhatikan dan
mendengar
d. Memperhatikan dan
mendengar
e. Memperhatikan dan
mendengar
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan satuan acara penyuluhan tentang jajanan sehat
b. Melakukan kontrak waktu kepada audien untuk dilakukan satuan
acara penyuluhan
c. Menyiapkan tempat dan peralatan
d. Setting tempat
2. Evaluasi Proses
a. Penyaji datang tepat waktu sesuai dengan kontrak waktu yang telah
disepakati.
b. Audien memperhatikan materi yang disampaikan oleh penyaji
c. Audien mengikuti pendidikan kesehatan dari awal sampai selesai.
Lampiran Materi
1. Pengertian ISPA
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut yang
diadaptasi dari istilah dalam bahasa inggris Acute Respiratory Infection
(ARI) yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas
mulai dari hidung (saluran napas atas) hingga alveoli (saluran napas
bawah) termasuk jaringan lain seperti sinus, rongga telinga tengah dan
pleura.
Pengertian lain dari ISPA adalah penyakit yang menyerang saluran
pernafasan baik pernafasan atas maupun bawah yang biasanya bersifat
menular dan dapat menyebabkan berbagai penyakit lain. Penyakit yang
ditimbulkan dari ISPA dapat berupa penyakit disertai gejala maupun
penyakit yang tidak disertai gejala dimulai dari infeksi ringan hingga yang
parah dan berakibat fatal dan dampak yang diakibatkan bergantung pada
penyebab, faktor lingkungan dan faktor pejamu dari ISPA tersebut.
(Masriadi, 2017).
2. Penyebab ISPA
Etiologi atau penyebab ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus dan
riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain berasla dari genus
streptokokus, stafiokokus, pneumokokus, hemofilus, bordetelia dan
karinebakterium (Khin,M.T, 2005). Sedangkan virus penyebab ISPA yang
paling sering dikaitkan adalah rhinovirus. Terdapat banyak virus lain yang
menyebabkan ISPA seperti respiratory syncytial virus (RSV), human
metapneumovirus, coronaviruses, coxsackieviruses, influenza,
parainfluenza, dan adenoviruses.
3. Klasifikasi ISPA
Di dalam buku manajemen terpadu balita sakit (MTBS) yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015, ISPA
diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu :
a. ISPA dengan pneumonia berat dengan gejala batuk dan sukar
bernafas diiringi dengan tarikan dada ke dalam atau saturasi
oksigen <90%.
b. ISPA dengan pneumonia dengan gejala batuk atau sukar
bernafas diiringi dengan nafas cepat. Dikatakan nafas cepat
apabila pernafasan lebih dari 40 kali permenit pada anak usia
12-59 bulan.
c. ISPA bukan pneumonia dengan gejala batuk atau sukar
bernafas tidak diiringi dengan tanda pada ISPA pneumonia
berat dan ISPA pneumonia.
5. Komplikasi ISPA
Komplikasi yang umum terjadi dengan persentase sebesar 5% pada anak
penderita ISPA adalah otitis media. (Kliegman, 2016). ISPA yang perlu
diwaspadai adalah radang tenggorokan atau pharingitis dan radang telinga
atau otitis.
6. Penatalaksanaan ISPA
Yang dapat dilakukan ibu di rumah yaitu mengatasi panas atau demam
pada anak dengan memberikan obat tablet paracetamol dan melakukan
pengontrolan suhu tubuh anak serta mengompres anak dengan
menggunakan kain bersih, dengan cara celupkan pada air tiga kali sehari
sampai demam pada anak membaik. Batuk dapat diatasi dengan obat yang
aman yaitu ramuan tradisional yang terbuat dari jeruk nipis setengah
sendok teh dicampur dengan kecap atau madu setengah sendok teh (madu
tidak dianjurkan diberikan pada anak dibawah 12 bulan) dan diberikan tiga
kali sehari. Pemberian makanan yang cukup dan memenuhi kebutuhan
anak balita, pemberian makan pada anak dengan porsi sedikit namun
sering, terlebih apabila anak disertai muntah berikan lebih sering diiringi
pemberian cairan seperti air putih, jus dsb untuk mengencerkan dahak dan
mengatasi kekurangan cairan pada anak (Suryanti, 2016).
SATUAN ACARA PENYULUHAN
B. Diagnosa Komunitas
hipertermi
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah di berikan pendidikan kesehatan selama 45 menit mengenai
kompres hangat water tepid sponge, di harapkan keluarga dengan anemia
dapat memahami dan mengerti kompres hangat water tepid sponge.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan keluarga mampu :
a. Memahami definisi water tepid sponge
b. Memahami manfaat water tepid sponge
c. Memahami alat dan bahan
d. Memahami teknik water tepid sponge
D. Manfaat
a. Meningkatkan pemahaman definisi water tepid sponge
b. Meningkatkan pemahaman manfaat water tepid sponge
c. Meningkatkan pemahaman alat dan bahan water tepid sponge
d. Meningkatkan pemahaman teknik water tepid sponge
E. Materi
(Terlampir)
F. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
G. Media Penyuluhan
1. Lembar balik
H. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Kompres Hangat Water Tepid Sponge
2. Sasaran : Keluarga
3. Metode : Ceramah
Tanya jawab dan diskusi
4. Media dan alat : Lembar balik
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Jumat, 08 april 2022
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah keluarga
6. Pengorganisasian
Pendemonstrasi : Reni mardiyana
7. Setting Tempat
Keterangan
: Perawat
: Keluarga Kelolaan
I. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Kegiatan Waktu Media
penyuluh Audien
1. Pembukaan Mengucapkan Menjawab salam 5 -
salam menit
Memperkenalkan Memperhatikan
diri dan mendengar
Menjelaskan Memperhatikan
tujuan dan mendengar
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan satuan acara penyuluhan tentang konsep hipertermi
dan konsep kompres hangat water tepid sponge
b. Melakukan kontrak waktu kepada audien untuk dilakukan satuan
acara penyuluhan
c. Menyiapkan tempat dan peralatan
d. Setting tempat
2. Evaluasi Proses
a. Penyaji datang tepat waktu sesuai dengan kontrak waktu yang
telah disepakati.
b. Audien memperhatikan materi yang disampaikan oleh penyaji
c. Audien mengikuti pendidikan kesehatan dari awal sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan edukasi kesehatan mengenai anemia, diharapkan:
a. Ibu balita mampu menjelaskan definisi water tepid sponge
b. Ibu balita mampu menjelaskan manfaat water tepid sponge
c. Ibu balita mampu menjelaskan alat dan bahan
d. Ibu balita mampu menjelaskan teknik water tepid sponge
LAMPIRAN MATERI
B. Etiologi hipertemi
Hipertermi disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas
dapat pula disebabkan oleh gangguan otak atau akibat bahan toksis yang
dapat menyebabkan demam disebut pirogen.
C. Manifestasi klinis
Beberapa manifestasi klinis dari hipertemi, yaitu :
1. Suhu diatas 37,5’C
2. Kulit hangat
3. Takikardi atau nadi cepat
4. Kulit kemerahan
5. Peningkatan frekuensi pernafasan
6. Malaise, keletihan dan kelelahan
7. Menggigil
8. Kehilangan nafsu makan
9. Berkeringat
D. Manfaat
1. Dapat memberikan rasa nyaman
2. Teknik tepidsponge lebih efektif untuk mempercepat penurunan suhu
tubuh dibanding kompres hangat.
3. Adanya perbedaan penurunan suhu tubuh antara kompres hangat
dengan teknik tepidsponge sebesar 0,20C.
A. Diagnosa Keperawatan
Defisit pengetahuan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah di berikan penyuluhan kesehatan selama 45 menit mengenai konsep
anemia, di harapkan keluarga dengan anemia dapat memahami dan
mengerti konsep dan indikator PHBS.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan keluarga mampu :
a. Memahami pengertian PHBS
b. Memahami tujuan PHBS
c. Memahami macam-macam PHBS
d. Memahami manfaat PHBS
C. Manfaat
a. Meningkatkan pemahaman tentang pengertian PHBS
b. Meningkatkan pemahaman tentang tujuan PHBS
c. Meningkatkan pemahaman tentang macam-macam PHBS
d. Meningkatkan pemahaman tentang manfaat PHBS
D. Materi
(Terlampir)
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
F. Media Penyuluhan
1. Lembar balik / booklet
G. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : PHBS
2. Sasaran : Keluarga dengan balita
3. Metode : Ceramah
Tanya jawab dan diskusi
4. Media dan alat : Lembar balik
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Rabu, 13 April 2022
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Rumah keluarga kelolaan
6. Pengorganisasian
Pendemonstrasi : Reni Mardiyana
7. Setting Tempat
Keterangan
: Perawat
: Keluarga Kelolaan
H. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan Audien Wakt Media
. u
No Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan Audien Wakt Media
. u
1. Pembukaa e. Mengucapkan e. Menjawab 5 -
n salam salam menit
f. Memperkenalk f. Memperhatika
an diri n dan
mendengar
h. Menjelaskan h. Memperhatika
tujuan n dan
mendengar
c. Macam-macam h. Memperhatika
PHBS n dan
mendengar
d. Memberikan d. Memperhatika
kesimpulan n dan
mendengarka
n
4. Penutup Salam penutup Menjawab salam 5 -
menit
I. Evaluasi
3. Evaluasi Struktur
e. Menyiapkan satuan acara penyuluhan tentang konsep PHBS
f. Melakukan kontrak waktu kepada audien untuk dilakukan satuan acara
penyuluhan
g. Menyiapkan tempat dan peralatan
h. Setting tempat
4. Evaluasi Proses
a. Penyaji datang tepat waktu sesuai dengan kontrak waktu yang
telah disepakati.
b. Audien memperhatikan materi yang disampaikan oleh penyaji
c. Audien mengikuti pendidikan kesehatan dari awal sampai selesai
5. Evaluasi Hasil
a. Audien mampu menjelaskan pengertian PHBS
b. Audien mampu menjelaskan macam-macam PHBS
c. Audien mampu menjelaskan manfaat PHBS
LAMPIRAN MATERI KONSEP PHBS
A. Definisi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat (Maryunani A, 2013).
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan
(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes, 2006).
B. Tujuan PHBS
Adapun tujuan dilakukannya PHBS di Rumah adalah :
D. Manfaat PHBS
1. Setiap anggota rumah tangga meningkatkan kesejahteraannya
2. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota
rumah tangga.
3. Dengan meningkatnya kesehatan rumah tangga, biaya yang tadinya
dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan
kesejahteraan anggota rumah tangga.
4. Anak menjadi tumbuh sehat dan cerdas.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
paham dan mampu mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
mampu :
a. Menyebutkan pengertian mencuci tangan
b. Menyebutkan manfaat mencuci tangan
c. Menyebutkan waktu penting cuci tangan
d. Menyebutkan langkah- langkah cuci tangan
B. Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman tentang pengertian mencuci tangan
2. Meningkatkan pemahaman tentang manfaat mencuci tangan
3. Meningkatkan pemahaman tentang waktu penting mencuci tangan
4. Meningkatkan pemahaman tentang langkah-langkah mencuci tangan
C. Materi
(Terlampir)
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
E. Media Penyuluhan
1. Lembar balik
F. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : mencuci tangan pakai sabun
2. Sasaran : Keluarga
3. Metode : Ceramah
4. Media dan Alat : Lembar balik
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Kamis, 14 april 2022
Waktu : 15.00 s.d 16.00
Tempat : Rumah keluarga
6. Pengorganisasian
Penyaji : Reni mardiyana
7. Setting Tempat
Keterangan
: Perawat : perawat
: Keluarga Kelolaan
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan Audien Waktu Media
1. Pembukaan a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam 5 menit -
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan dan
mendengar
No Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan Audien Waktu Media
c. Kontrak waktu c. Memperhatikan dan
mendengar
d. Menjelaskan tujuan d. Memperhatikan dan
mendengar
2. Acara inti a. Pengertian mencuci a. Memperhatikan dan 20 menit Poster
tangan mendengar
b. Manfaat mencuci tangan b. Memperhatikan dan
c. Waktu penting mencuci mendengar
tangan c. Memperhatikan dan
d. Langkah-langkah mendengar
mencuci tangan d. Memperhatikan dan
mendengar
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan satuan acara penyuluhan tentang mencuci tangan
pakai sabun
b. Melakukan kontrak waktu kepada audien untuk dilakukan satuan
acara penyuluhan
c. Menyiapkan tempat dan peralatan
d. Setting tempat
2. Evaluasi Proses
a. Penyaji datang tepat waktu sesuai dengan kontrak waktu yang
telah disepakati.
b. Audien memperhatikan materi yang disampaikan oleh penyaji
c. Audien mengikuti pendidikan kesehatan dari awal sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Audien mampu menjelaskan pengertian mencuci tangan
b. Audien mampu menjelaskan manfaat mencuci tangan
c. Audien mampu menjelaskan waktu penting mencuci tangan
d. Audien mampu menjelaskan langkah-langkah mencuci tangan
Lampiran Materi
12 Pertemuan 12 : evaluasi
Lampiran 13
Daftar Hadir Penelitian
Lampiran 14
Lembar Batas Bimbingan I
Lampiran 15
Lembar Batas Bimbingan II
Lampiran 16
Surat Selesai melakukan Penelitian dari Puskesmas Nanggalo