Lap Geo Desa Japanan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR

PENDUGAAN PENGUKURAN GEOLISTRIK UNTUK


MENUNJANG PENYELIDIKAN AIRTANAH

a  V / 
K. I

© 2023

LOKASI :

DESA JAPANAN

KEC. GUDO KAB.


JOMBANG

Malang, Juni 2023

CV. SUFINDO
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan Penyelidikan 1
I.3 Waktu dan Lokasi Penyelidikan 1
I.4 Peralatan yang dipergunakan 2

BAB II GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN 4


II.1 Geologi Daerah Penyelidikan 4
II.2 Hidrogeologi 4

BAB III PENYELIDIKAN CARA TAHANAN JENIS 6

BAB IV HASIL PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN 8


IV.1 Tabel Korelasi Tahanan Jenis 8
IV.2 Penampang Tegak Tahanan Jenis 8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 11


V.1 Kesimpulan 11
V.2 Saran-saran 12

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Sketsa Lokasi Pendugaan Geolistrik Di Lokasi Penyelidikan 3
2. Peta Geologi daerah penyelidikan dan sekitarnya 5
3. Susunan Elektroda Menurut Aturan Schlumberger 6
4. Penampang Tegak Tahanan Jenis 9

DAFTAR TABEL

Halaman
1. Tabel Korelasi Tahanan Jenis 8
2. Hasil Interpretasi dan Korelasi Geologi dan
Pendugaan Geolistrik di Lokasi Penyelidikan 10

LAMPIRAN

Hasil Interpretasi Komputer


Dokumentasi Kegiatan

i|Geolistrik
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kebutuhan air untuk keperluan perumahan maupun industri saat ini sangat besar sehingga

diperlukan penyediaan air yang besar pula. Untuk kebutuhan tersebut diharapkan sebagian besar

akan dapat dipenuhi dari sumber air tanah dengan pembuatan sumur bor. Untuk mendapatkan

hasil yang lebih baik, perencanaan pengembangan sumur bor perlu ditunjang dengan pendugaan

geolistrik terhadap lokasi proyek.

I.2 Tujuan Penyelidikan

Penyelidikan pendugaan geolistrik bertujuan untuk mengetahui keberadaan lapisan batuan

yang berfungsi sebagai akuifer, dimana hasil pendugaan geolistrik ini akan memberikan gambaran

tentang keadaan lapisan batuan bawah permukaan tanah seperti ketebalan, kedalaman, serta

penyebaran lapisan batuan sehingga nantinya akan membantu perencanaan lokasi dan kedalaman

sumur bor.

I.3 Waktu dan Lokasi Penyelidikan

Pendugaan geolistrik di lokasi ini telah dilaksanakan pada tanggal

26 Juni 2023 menghasilkan 1 (satu) titik duga geolistrik di lokasi Desa Japanan, Kec. Gudo, Kab.

Jombang.

1|Geolistrik
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

I.4 Peralatan yang digunakan

Adapun peralatan yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah sebagai berikut :

 Peralatan geolistrik ABEM DC Terrameter-SAZ 2000

 Elektroda arus yang terbuat dari logam atau stainless steel, elektroda potensial porous pot Cu-

CuSO4

 Kabel

 Alat komunikasi

 GPS

 Palu atau martil dan alat penunjang lainnya.

2|Geolistrik
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

GL. 1 ± 36 mdpl
S. 07o 38’ 31.50”
E. 112o 13’ 21.35”

Gambar 1. Sketsa Lokasi Pendugaan Geolistrik

3|Geolistrik
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

BAB II

GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN

II.1 Geologi Daerah Penyelidikan

Secara vertikal maupun lateral, satuan batuan yang menyusun daerah ini adalah:

Aluvium endapan dataran, berbutir kasar hingga sedang (kerikil dan pasir) dengan sisipan

lempungan. Kelulusan tinggi hingga sedang.

II.2 Hidrogeologi

Bila dikaitkan dengan geologi regional maka hidrogeologi atau muka air tanah daerah

penyelidikan berkaitan dengan kondisi batuan yang terbentuk di sekitar daerah ini. Kondisi

hidrogeologi, umumnya berkaitan erat dengan sistem akuifer tertentu.

Berdasarkan Peta Hidrogeologi terdapatnya air tanah dan akuifer daerah penyelidikan

masuk kedalam sistem akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir dengan kondisi akuifer

produktif dengan penyebaran luas (Akuifer dengan keterusan sedang; muka airtanah atau tinggi

pisometri airtanah dekat atau di atas muka tanah; debit sumur umumnya 5 sampai 10 l/d, dan di

beberapa tempat lebih dari 20 l/d).

4|Geolistrik
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

5|Geolistrik
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

BAB III

PENYELIDIKAN CARA TAHANAN JENIS

III.1 Dasar Teori

Penyelidikan geolistrik dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik,

dimana setiap jenis batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula.

Hal ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan, kandungan elektrolit,

kepadatan batuan, jumlah mineral yang dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain

sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut di atas apabila arus listrik searah (Direct Current) dialirkan ke

dalam tanah melalui 2 (dua) elektroda arus A dan B, maka akan timbul beda potensial antara

kedua elektroda arus tersebut. Beda potensial ini kemudian diukur oleh pesawat penerima

(receiver) dalam satuan miliVolt.

Dalam penyelidikan geolistrik ini telah digunakan susunan elektroda dengan

menggunakan susunan aturan Schlumberger dimana kedua elektroda potensial MN selalu

ditempatkan diantara 2 buah elektroda arus (Gambar 3).

Gambar 3. Susunan elektroda menurut aturan Schlumberger

6|Geolistrik
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

Pada setiap pengukuran, elektroda arus AB selalu dipindahkan sesuai dengan jarak yang

telah ditentukan, sedangkan elektroda potensial MN hanya bisa dipindahkan pada jarak-jarak

tertentu dengan syarat bahwa jarak MN/2

 1/5 jarak AB/2.

Oleh karena jarak elektroda selalu berubah pada setiap pengukuran, maka Hukum Ohm

yang digunakan sebagai dasar setiap penyelidikan geolistrik dalam memperoleh harga tahanan

jenis semu harus dikalikan dengan faktor jaraknya (K-Factor). Sehingga rumus untuk memperoleh

harga tahanan jenis semu dapat ditulis sebagai berikut :

a = .{(AB/2)2 - (MN/2)2}/MN. V/I

dapat ditulis juga sebagai :


V
a = K.
I

dimana :

a = Tahanan jenis semu

K = Konstanta faktor geometrik,

(K = .{ (AB/2)2 - (MN/2)2 }/MN)

V = Beda potensial yang diukur (volt)

I = Besar arus yang digunakan (Ampere) AB =

Jarak elektroda arus AB (meter)

MN = Jarak elektroda potensial MN (meter)

7|Geolistrik
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

BAB IV

HASIL PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Korelasi Tahanan Jenis

BATUAN BEKU

BATUAN UBAHAN

LEMPUNG

SERPIH LUNAK

SERPIH KERAS

PASIR

BATUPASIR

GAMPING POROS

GAMPING PADAT

Skala tahanan jenis 1 10 100 1.000 10.000 100.000


(ohm-meter)

IV.2 Penampang Tegak Tahanan Jenis

Dari hasil interpretasi pendugaan geolistrik dan telah dikorelasikan dengan data geologi

dan hidrogeologi setempat, di daerah penyelidikan pendugaan geolistrik ini bertahanan jenis

antara 10 - 90 Ohm-meter. Dan dari kisaran harga tahanan jenis tersebut secara umum dapat

dikelompokkan dengan berdasarkan perbedaan kontras harga tahanan jenisnya, yaitu:

Tahanan Jenis Perkiraan Litologi Perkiraan Hidrogeologi


< 10 Lempung
60 – 70 Pasir Akuifer
90 < Pasir Kerikil Akuifer

8|Geolistrik
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai keadaan lapisan batuan dibawah tanah

secara vertikal, maka dapat dibuat gambar penampang tegak tahanan jenis masing-masing titik

duga geolistrik.

Gambar 4. Penampang Tegak Tahanan Jenis

9|Geolistrik
Tabel Hasil Penafsiran dan korelasi antara geologi dan pendugaan
geolistrik di lokasi penyelidikan

Hasil Penafsiran
Titik Tahan Perkiraan
Lapisan Perkiraan Litologi
Duga Kedalaman an Hidrogeologi
Jenis
1 0.00  3.22 13.77 Tanah Penutup
2 3.22  12.32 6.33 Lempung
3 12.32  40.42 91.43 Pasir Kerikil Akuifer
4 40.42  50.52 7.03 Lempung
GL.1 5 50.52  68.02 92.13 Pasir Kerikil Akuifer
6 68.02  75.12 8.23 Lempung
7 75.12  110.24 61.31 Pasir Akuifer
8 110.24  150.00 9.41 Lempung
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Dari hasil penafsiran dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Pendugaan geolistrik telah dapat memberikan gambaran tentang keadaan lapisan batuan

baik vertikal maupun lateral.

Kondisi hidrogeologi di daerah penyelidikan, termasuk dalam sistem akuifer dengan aliran

melalui ruang antar butir dengan kondisi akuifer produktif dengan penyebaran luas (Akuifer

dengan keterusan sedang; muka airtanah atau tinggi pisometri airtanah dekat atau di atas

muka tanah; debit sumur umumnya 5 sampai 10 l/d, dan di beberapa tempat lebih dari 20

l/d).

2. Batuan yang diharapkan dapat bertindak sebagai akuifer adalah Pasir Kerikil dan Pasir.

3. Dari hasil penyelidikan pendugaan geolistrik, dapat diketahui lapisan akuifer, yaitu :

Titik Duga Kedalaman (m) Tebal (m)


12.32 – 40.42
GL. 1 50.52 – 68.02 80.72
75.12 – 110.24
V.2 Saran-saran

1. Penyediaan air bersih di lokasi penyelidikan yang diharapkan bisa diambil dari air tanah

dalam dengan memakai cara pemboran, dapat dilaksanakan dan disarankan di sekitar titik

duga GL.01 dengan estimasi kedalaman pemboran  100 meter.

2. Setelah pemboran selesai, disarankan untuk melakukan penyelidikan penampang sumur bor

(well logging) agar dapat menentukan letak saringan pada akuifer yang akan disadap.
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

LAMPIRAN
Hasil Interpretasi Komputer

ii | G e o l i s t r i k
1000
GL.1 Resistivity
13.77
D epth
3.22
6.33 12.32
91.43 40.42
7.03 50.52
92.13 68.02
8.23 75.12
61.31 110.24
9.41

100

R
h
o
-
m

10

rms error:
7.41

14 6 91 792 861 9

1
1 10 100 1000
AB/2 (m)
CV. SUFINDO
Malang, Juni 2023

LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan

iii | G e o l i s t r i k
DOKUMENTASI PENGUKURAN GEOLISTRIK

DESA JAPANAN
KEC. GUDO
KAB. JOMBANG

Anda mungkin juga menyukai