107-Article Text-260-1-10-20210305
107-Article Text-260-1-10-20210305
107-Article Text-260-1-10-20210305
The Relation of Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) and The Foetus Position Disorder
with Sectio Caesarea Incident
Erli Zainal
Abstrak
Abstract
Based from the data show that the number Sectio Caesarea in private hospitals in cities
Indonesia above 30%, even reaching 80%. Sectio caesarea action figure in Indonesia is
already past the maximum limit of the WHO standard is 5-15%. The porpuse in this study
to determine the relationship CPD and The Foetus Position Disorder with Sectio
Caesarea Incident in M. Yunus Hospital Bengkulu at 2014. This type of research is
observational analytic with case control design. Subjects numbered 184 women giving
birth with a ratio of 1: 1 each sample cases and 92 controls, sampling technique total
sampling for a sample of cases and sistematic sampling for the control sample. The kind
of the data is the secondary data and analysis with univariate and bivariate. The results
showed a significant relationship between CPD medical indication and location of fetal
abnormalities with medical action Sectio caesarea with each p-value of 0.000 for the
CPD and layout of Fetal Abnormalities. There was a significant correlation between
CPD and The Foetus Position Disorder with Sectio Caesarea Incident in M. Yunus
Hospital Bengkulu at 2014.
Keywords: CPD, Fetal Abnormalities layout, Sectio Caesarea
tindakan Sectio Caesarea perlu menjadi sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang
perhatian mengingat tindakan Sectio dari ukuran yang normal. Hal-hal yang
caesarea menimbulkan resiko morbiditas dapat terjadi apabila tidak dilakukan
dan mortalitas lebih tinggi dibadingkan Sectiocaesarea yaitu, rupture uteri, terjadi
persalinan pervaginam (Nurbaiti, 2010). fistula karena anak terlalu lama menekan
Sectio caesarea adalah suatu pada jaringan lahir, terjadi edema dan
persalinan buatan, dimana janin dilahirkan bahaya pada janin yaitu pada disproporsi
melaui suatu insisi pada dinding perut dan kepala panggul sering terjadi ketuban
dinding rahim dengan syarat rahim dalam pecah dini dan kemudian infeksi
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 intrapartum, terjadi prolaps funikuli dan
gram (Prawirohardjo, 2010). dapat merusak otak yang mengakibatkan
Persalinan dengan Sectio caesarea kematian pada janin (Prawirohardjo,
ditunjukan untuk indikasi medis tertentu 2010). Hal tersebut di dukung oleh
yang terbagi atas indikasi untuk ibu dan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari
indikasi untuk bayi. Indikasi dari ibu (2011), Yaitu ada hubungan antara CPD
antara lain Cephalo pelvic disproportion dengan tindakan Sectio caesarea dan
(CPD), plasenta previa, riwayat Sectio penelitian Mulyawati (2011) di RSI
caesarea, dan Toxemia gravidarum YAKKSI Gemolong Kabupaten Sragen
(preeklamsi dan eklamsi, hipertensi terdapat peningkatan jumlah pasien yang
esensial, nephritis kronis). Sedangkan melakukan persalinan dengan Sectio
indikasi dari janin yaitu gawat janin, Caesarea dengan indikasi panggul sempit
prolapsus tali pusat,, kelainan letak, dan memiliki persentase sebesar 36,7%.
pertumbuhan janin kurang baik (Oxorn & Peningkatan terbesar insidensi
Forte, 2010). Persalinan ini harus dipahami Sectio caesarea berkaitan dengan kelainan
sebagai alternatif persalinan ketika letak janin. Hampir sepertiga dari indikasi
persalinan normal tidak bisa lagi (Lang, medis kelainan letak janin dilahirkan lewat
2011). Meskipun 90% persalinan termasuk abdomen. Akibat langsung kelahiran
kategori normal atau tanpa komplikasi vaginal terhadap janin lebih buruk pada
persalinan, namun apabila terjadi kelainan letak janin dibanding pada
komplikasi maka penanganan selalu presentasi kepala, tetapi juga terbukti
berpegang teguh pada prioritas adanya pengaruh jangka-panjang sekalipun
keselamatan ibu dan bayi. Operasi Sectio kelahiran tersebut tanpa abnormalitas
caesarea ini merupakan pilihan persalinan (Oxorn & Forte, 2010). Hasil dari Medical
yang terakhir setelah dipertimbangkan record ditemukan dari 390 ibu, yang
cara-cara persalinan pervaginam tidak dilakukan Sectio caesarea dengan indikasi
layak untuk dikerjakan (Asamoah et.al., kelainan letak janin (sungsang dan lintang)
2011). sebanyak 52 ibu (13,3%). Faktor-faktor
Salah satu indikasi medis etiologis lain meliputi multipara, plasenta
dilakukannya Sectio Caesarea Adalah previa, tumor yang menyebabkan
CPD. Hasil dari Medical record ditemukan obstruksi, kehamilan ganda, anomali janin,
dari 390 ibu yang dilakukan Sectio hidramnion, prematuritas, disproporsi
caesarea, dengan indikasi CPD sebanyak kepala panggul, kelainan-kelainan uterus
40 ibu (10,3%). Hal ini disebabkan oleh sepaerti uterus subseptus, arcuatus, dan
karena bentuk tubuh atau postur tubuh dan bicornis (Oxorn & Forte, 2010).
bentuk panggul ibu yang kecil sehingga Primigravida dengan kelainan letak janin
tidak memungkinkan untuk melakukan juga harus ditolong dengan Sectio
persalinan normal. Sectio caesarea di caesarea walaupun tidak ada perkiraan
lakukan untuk mencegah hal – hal yang panggul sempit (Cunningham dkk, 2012).
membahayakan nyawa ibu. Panggul Hal ini didukung oleh hasil penelitian
Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 96
Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698
HASIL
Tabel 1 Subyek Cephalo Pelvic Disproportion (CPD), Kelainan Letak Janin, dan
Sectio caesarea Pada Ibu Bersalin di RSUD DR. M. Yunus Bengkulu
Variabel Jumlah (n) %
Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
CPD 42 22,8
Tidak CPD 142 77,2
Jumlah 184 100
Kelainan Letak Janin
Kelainan Letak 68 37,0
Tidak Kelainan Letak 116 63,0
Jumlah 184 100
Sumber: Data Sekunder Terolah, 2014
Berdasarkan Tabel 1 di atas, diketahui bahwa dari 184 ibu bersalin, sebagian kecil 40
(21,7%) dengan indikasi medis Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) dan hampir sebagian 68
(37,0%) dengan indikasi medis Kelainan Letak Janin.
pada jaringan lahir, terjadi edema dan signifikan antara indikasi medis kelainan
bahaya pada janin yaitu pada disproporsi letak janin dengan tindakan medis Sectio
kepala panggul sering terjadi ketuban caesarea dan OR 21.
pecah dini dan kemudian infeksi Mekanisme persalinan dengan
intrapartum, terjadi prolaps funikuli dan kelainan letak hampir sama dengan letak
dapat merusak otak yang mengakibatkan kepala, hanya disini yang memasuki pintu
kematian pada janin (Prawirohardjo, atas panggul adalah bokong atau bahu.
2010). Persalinan dengan kelainan letak
Pada kehamilan pertama, biasanya biasanyanya berlangsung lebih lama
dilakukan pemeriksaan kapasitas rongga dibandingkan dengan persalinan letak
panggul pada usia kehamilan 38-39 kepala, karena pembukaan servik lebih
minggu, baik secara klinis (dengan periksa lama. Kelaianan letak seperti letak
dalam /VT) atau dengan alat seperti jangka sungsang tidak harus dilakukan dengan
ataupun radio diagnostik (X-ray, CT-scan Sectio caesarea, petugas kesehatan
atau Magnetic resonance imaging). CPD diharapkan mengutamakan persalinan
merupakan diagnosa medis digunakan normal terlebih dahulu, bila persyaratan
ketika kepala bayi dinyatakan terlalu besar persalinan normal tidak terpenuhi maka
agar muat melewati panggul ibu. Sering jalan terbaik adalah dengan persalinan
kali, diagnosis ini dilaksanakan sesudah Sectio caesarea untuk menghindari cedera
wanita telah bekerja keras selama beberapa pada bayi (Mochtar, 2011).
waktu. Diagnosis ini tidak harus Komplikasi persalinan dengan
berdampak masa depan seorang wanita kelainan letak meliputi morbiditas dan
melahirkan keputusan. Banyak tindakan mortalitas bayi yang tinggi, juga
bisa diambil oleh ibu hamil agar menurunkan IQ bayi. Komplikasi segera
meningkatkan peluangnya agar bisa pada ibu meliputi perdarahan, trauma
melahirkan melalui vaginanya persalinan, dan infeksi. Sedangkan
(Ibudanbalita.net) komplikasi segera pada janin meliputi
Hasil uji statistic juga perdarahan (Intracranial, aspirasi air
menunjukkan hasil p-value 0,000 (p-value ketuban, dan asfiksia). Kematian bayi
< 0,05) artinya ada hubungan yang dapat terjadi karena asfiksia berat,
signifikan antara indikasi medis kelainan perdarahan intracranial, dan infeksi otak.
letak janin dengan tindakan medis Sectio Bila bayi berhasil ditolong, komplikasinya
caesar, dari Odd Ratio maka ibu bersalin meliputi fraktur leher dan persendiannya,
dengan kelainan letak janin berpeluang gangguan pusat vital janin, dan dapat
6,175 kali lebih besar bersalin dibanding mengakibatkan cacat seumur hidup.
untuk tindakanmedis Sectio caesarea Kegagalan persalinan kepala janin dapat
Hasil penelitian ini tidak sejalan diduga sebelumnya sekalipun badannya
dengan Andriani (2010), berdasarkan hasil dapat lahir biasa (Andriani, 2010).
uji statistik dari penelitian yang Menurut Mufdlilah (2009),
dilakukannya didapatkan p-value 0,422 (p- langkah-langkah pencegahan kelainan
value > 0,05) yang artinya tidak ada letak janin diantaranya adalah dengan
hubungan yang signifikan antara indikasi teknik knee chest (pada kehamilan 28-30
medis kelainan letak janin dengan tindakan minggu) yaitu ibu dengan posisi
medis Sectio caesarea. Tetapi penelitian menungging (seperti sujud), dimana lutut
ini sejalan dengan Wulandari (2011), dan dada menempel pada lantai, lutut
berdasarkan hasil uji statistik dari sejajar dengan dada, lakukan 3-4 kali per
penelitian yang telah dilakukannya hari selama 15 menit, lakukan pada saat
didapatkan p-value 0,0001 (p-value < sebelum tidur, sesudah tidur, sebelum
0.05) yang artinya ada hubungan yang mandi, dan secara tidak langsung kita telah
Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 101
Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698