107-Article Text-260-1-10-20210305

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698

HUBUNGAN CEPHALO PELVIC DISPROPORTION (CPD) DAN KELAINAN


LETAK JANIN DENGAN KEJADIAN SECTIO
CAESAREA

The Relation of Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) and The Foetus Position Disorder
with Sectio Caesarea Incident

Erli Zainal

Dosen Tetap Akkes Sapta Bakti Bengkulu


Program studi D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Jl. Mahakam Raya No. 16 Bengkulu [email protected]

Abstrak

Data menunjukan bahwa angka Sectio Caesarea di RS swasta di kota-kota indonesia di


atas 30%, bahkan ada yang mencapai 80%. Angka tindakan Sectio caesarea di Indonesia
sudah melewati batas maksimal standar WHO yaitu 5-15 %. Untuk mengetahui hubungan
kejadian CPD dan Kelainan Letak Janin dengan tindakan medis Sectio caesarea pada ibu
bersalin di Ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2014. Jenis penelitian
yang digunakan adalah adalah observasional analitik dengan desain case control. Subjek
penelitian berjumlah 184 ibu bersalin dengan perbandingan 1:1 yaitu masing-masing
sampel kasus dan kontrol 92, teknik pengambilan sampel total sampling untuk sampel
kasus dan sistematic sampling untuk sampel kontrol. Memggunakan data sekunder secara
univariat dan bivariat. Penelitian ini dilaksanakan pada mei 2015 di Ruang Mawar RSUD
Dr. M. Yunus Bengkulu. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang bermakna
antara indikasi medis CPD dan kelainan letak janin dengan tindakan medis Sectio
caesarea dengan masing masing nilai p-value 0,000 untuk CPD dan Kelainan Letak Janin.
Ada hubungan yang signifikan antara indikasi medis CPD dan Kelainan Letak Janin
dengan tindakan medis Sectio caesarea di Ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
Kata Kunci : CPD, Kelainan Letak Janin, Sectio Caesarea

Abstract

Based from the data show that the number Sectio Caesarea in private hospitals in cities
Indonesia above 30%, even reaching 80%. Sectio caesarea action figure in Indonesia is
already past the maximum limit of the WHO standard is 5-15%. The porpuse in this study
to determine the relationship CPD and The Foetus Position Disorder with Sectio
Caesarea Incident in M. Yunus Hospital Bengkulu at 2014. This type of research is
observational analytic with case control design. Subjects numbered 184 women giving
birth with a ratio of 1: 1 each sample cases and 92 controls, sampling technique total
sampling for a sample of cases and sistematic sampling for the control sample. The kind
of the data is the secondary data and analysis with univariate and bivariate. The results
showed a significant relationship between CPD medical indication and location of fetal
abnormalities with medical action Sectio caesarea with each p-value of 0.000 for the
CPD and layout of Fetal Abnormalities. There was a significant correlation between
CPD and The Foetus Position Disorder with Sectio Caesarea Incident in M. Yunus
Hospital Bengkulu at 2014.
Keywords: CPD, Fetal Abnormalities layout, Sectio Caesarea

Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 94


Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698

PENDAHULUAN didukung dengan kemajuan tehnik operasi


Angka kesakitan dan kematian ibu dan anasthesia, serta ampuhnya antibiotika
merupakan indikator kesehatan umum dan (Mochtar, 2011). Namun demikian Evrard
kesejahteraan masyarakat. Sasaran dan Gold menyatakan, resiko kematian
pembangunan dalam MDGs yang terkait pada ibu yang menyertai Sectio caesarea
dengan kesehatan ibu adalah menurunkan adalah 26 kali lebih besar daripada
angka kematian ibu ¾ antara tahun 1990- kelahiran pervaginam. Resiko kematian
2015, yaitu dari 228/100.000 kelahiran ibu pada pembedahan sendiri sebanyak 10
hidup menjadi 102/100.000 kelahiran kali lipat daripada kelahiran pervaginam
hidup (Prasetyawati, 2012). (Oxorn & Forte, 2010).
Resiko kematian pada ibu dapat Selain angka kematian, angka
terjadi sejak awal kehamilan hingga pasca kesakitan ibu yang berhubungan dengan
persalinan atau nifas dengan resiko tinggi persalinan Sectio caesarea mencapai 5-10
yang terjadi pada periode persalinan. Fakta kali dibanding persalinan normal. Selain
menunjukan bahwa upaya ANC saja bagi itu, studi di Massachusset 1978-1984
ibu hamil tidak sepenuhnya dapat menilai melaporkan kematian langsung akibat
adanya resiko komplikasi obstetrik, karena persalinan Sectio caesarea sebesar 5,8%
adanya komplikasi persalinan yang timbul per 100.000 kasus. Meskipun angka
tanpa menunjukan tanda-tanda bahaya tersebut rendah tetapi ironis jika kematian
sebelumnya. Untuk itu, diperlukan upaya yang dapat di hindarkan menimpa ibu
lain yaitu menyediakan pelayanan hamil yang sehat dan sebetulnya tidak
obstetrik emergensi, termasuk di dalamnya memerlukan pembedahan (Cunningham
tindakan Sectio caesarea (Manuaba, dkk, 2012).
2010). Dari keseluruhan pasien hamil,
Hasil Profil Kesehatan Bengkulu pada sebenarnya yang memerlukan penanganan
tahun 2013, di Kota Bengkulu jumlah spesialistik hanyalah sekitar 10% dan
Kematian Ibu yaitu sebanyak 47 orang, hanya separuh diantaranya yang mungkin
yang terdiri dari kematian ibu hamil perlu Sectio Caesarea. Tetapi data
sebanyak 23 orang, kematian ibu bersalin menunjukan bahwa angka Sectio Caesarea
sebanyak 11 orang, dan kematian ibu nifas di RS swasta di kota-kota indonesia di atas
13 orang. Angka kematian ibu di Provinsi 30%, bahkan ada yang mencapai 80%.
Bengkulu tahun 2013 menjadi 139 per Angka tindakan Sectio caesarea di
100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada Indonesia sudah melewati batasmaksimal
tahun 2012 Angka Kematian Ibu 136 per standar WHO yaitu 5-15 % (Suryati,
100.000 kelahiran hidup. Hal ini 2012).Berdasarkan data Riset Kesehatan
menunjukkan bahwa, Angka Kematian Ibu Dasar tahun 2010,tingkat persalinan Sectio
pada tahun 2013 meningkat 2,2% caesarea di Indonesia15,3% sampel dari
dibandingkan Angka Kematian Ibu pada 20.591 ibu yangmelahirkan dalam kurun
tahun 2012 (Dinkes Provinsi Bengkulu, waktu 5 tahun terakhir yang diwawancarai
2014). di 33 provinsi (Riskesdas, 2010).
Saat ini persalinan dengan Sectio Data lain mengenai angka nasional
caesarea bukan hal yang baru lagi bagi kejadian persalinan dengan tindakan Sectio
para ibu. Hal ini terbukti dengan caesarea di Indonesia adalah dari 15,3%
meningkatnya angka persalinan dengan tindakan Sectio caesarea dilaporkan angka
Sectio caesarea di Indonesia. Peningkatan nasional komplikasi kehamilan adalah
persalinan dengan Sectio caesarea ini sebanyak 6,5% dan sebanyak 2,3%
disebabkan karena berkembangnya melakukan operasi, sedangkan 13% adalah
indikasi medis dan makin kecilnya risiko ibu hamil yang tidak mengalami
mortalitas pada Sectio caesarea yang komplikasi (Depkes, 2011). Peningkatan
Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 95
Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698

tindakan Sectio Caesarea perlu menjadi sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang
perhatian mengingat tindakan Sectio dari ukuran yang normal. Hal-hal yang
caesarea menimbulkan resiko morbiditas dapat terjadi apabila tidak dilakukan
dan mortalitas lebih tinggi dibadingkan Sectiocaesarea yaitu, rupture uteri, terjadi
persalinan pervaginam (Nurbaiti, 2010). fistula karena anak terlalu lama menekan
Sectio caesarea adalah suatu pada jaringan lahir, terjadi edema dan
persalinan buatan, dimana janin dilahirkan bahaya pada janin yaitu pada disproporsi
melaui suatu insisi pada dinding perut dan kepala panggul sering terjadi ketuban
dinding rahim dengan syarat rahim dalam pecah dini dan kemudian infeksi
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 intrapartum, terjadi prolaps funikuli dan
gram (Prawirohardjo, 2010). dapat merusak otak yang mengakibatkan
Persalinan dengan Sectio caesarea kematian pada janin (Prawirohardjo,
ditunjukan untuk indikasi medis tertentu 2010). Hal tersebut di dukung oleh
yang terbagi atas indikasi untuk ibu dan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari
indikasi untuk bayi. Indikasi dari ibu (2011), Yaitu ada hubungan antara CPD
antara lain Cephalo pelvic disproportion dengan tindakan Sectio caesarea dan
(CPD), plasenta previa, riwayat Sectio penelitian Mulyawati (2011) di RSI
caesarea, dan Toxemia gravidarum YAKKSI Gemolong Kabupaten Sragen
(preeklamsi dan eklamsi, hipertensi terdapat peningkatan jumlah pasien yang
esensial, nephritis kronis). Sedangkan melakukan persalinan dengan Sectio
indikasi dari janin yaitu gawat janin, Caesarea dengan indikasi panggul sempit
prolapsus tali pusat,, kelainan letak, dan memiliki persentase sebesar 36,7%.
pertumbuhan janin kurang baik (Oxorn & Peningkatan terbesar insidensi
Forte, 2010). Persalinan ini harus dipahami Sectio caesarea berkaitan dengan kelainan
sebagai alternatif persalinan ketika letak janin. Hampir sepertiga dari indikasi
persalinan normal tidak bisa lagi (Lang, medis kelainan letak janin dilahirkan lewat
2011). Meskipun 90% persalinan termasuk abdomen. Akibat langsung kelahiran
kategori normal atau tanpa komplikasi vaginal terhadap janin lebih buruk pada
persalinan, namun apabila terjadi kelainan letak janin dibanding pada
komplikasi maka penanganan selalu presentasi kepala, tetapi juga terbukti
berpegang teguh pada prioritas adanya pengaruh jangka-panjang sekalipun
keselamatan ibu dan bayi. Operasi Sectio kelahiran tersebut tanpa abnormalitas
caesarea ini merupakan pilihan persalinan (Oxorn & Forte, 2010). Hasil dari Medical
yang terakhir setelah dipertimbangkan record ditemukan dari 390 ibu, yang
cara-cara persalinan pervaginam tidak dilakukan Sectio caesarea dengan indikasi
layak untuk dikerjakan (Asamoah et.al., kelainan letak janin (sungsang dan lintang)
2011). sebanyak 52 ibu (13,3%). Faktor-faktor
Salah satu indikasi medis etiologis lain meliputi multipara, plasenta
dilakukannya Sectio Caesarea Adalah previa, tumor yang menyebabkan
CPD. Hasil dari Medical record ditemukan obstruksi, kehamilan ganda, anomali janin,
dari 390 ibu yang dilakukan Sectio hidramnion, prematuritas, disproporsi
caesarea, dengan indikasi CPD sebanyak kepala panggul, kelainan-kelainan uterus
40 ibu (10,3%). Hal ini disebabkan oleh sepaerti uterus subseptus, arcuatus, dan
karena bentuk tubuh atau postur tubuh dan bicornis (Oxorn & Forte, 2010).
bentuk panggul ibu yang kecil sehingga Primigravida dengan kelainan letak janin
tidak memungkinkan untuk melakukan juga harus ditolong dengan Sectio
persalinan normal. Sectio caesarea di caesarea walaupun tidak ada perkiraan
lakukan untuk mencegah hal – hal yang panggul sempit (Cunningham dkk, 2012).
membahayakan nyawa ibu. Panggul Hal ini didukung oleh hasil penelitian
Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 96
Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698

Wulandari (2011) dan Oktavia (2014), Caesarea khususnya ditempat penelitian


Yaitu ada hubungan antara kelainan letak penulis yaitu RSUD Dr. M. Yunus
dengan tindakan Sectio caesarea dan Bengkulu.
pasien dengan kelainan letak janin
memiliki risiko dilakukan tindakan BAHAN DAN METODE
Sectiocaesarea 4 kali dibandingkan Jenis penelitian dalam penelitian ini
dengan non-kelainan letak janin. adalah survei analitik dengan
Berdasarkan data yang diperoleh menggunakan desain penelitian studi Case
dari rekam medik RSUD Dr. M. Yunus control (kasus kontrol) yaitu suatu
Bengkulu tahun 2012 total ibu bersalin penelitian yang menyangkut bagaimana
2492 ibu bersalin terdapat 830 (33,3%) ibu faktor resiko dipelajari dengan
bersalin dengan Sectio caesarea, pada menggunakan pendekatan Retrospectif
tahun 2013 dari 2039 ibu bersalin terdapat (Notoatmodjo, 2010).Populasi penelitian
920 (45,1%) ibu bersalin dengan Sectio ini adalah seluruh ibu bersalin di RSUD
caesarea, dan pada tahun 2014 dari 1101 Dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun 2014
ibu bersalin terdapat 390 (35,4%) ibu yang berjumlah 1101 ibu bersalin.Dalam
bersalin dengan Sectio caesarea dengan penelitian ini ada dua jenis sampel yaitu
indikasi Preeklamsi atau Eklamsi (17,9), sampel kasus dan sampel kontrol. Untuk
Gawat Janin (16,4%), Kelainan Letak sampel kasus diambil secara total sampling
Janin (sungsang dan lintang) (13,3%), dari kasus Sectio caesarea dengan indikasi
CPD (10,3%), Plasenta Previa (6,9%), dan CPD dan kelainan letak janin yaitu
penyebab lain (35,1%) di RSUD Dr. M. sebanyak 92 sampel Untuk menentukan
Yunus. Peningkatan tindakan Sectio jumlah kontrol digunakan perbandingan
caesarea ini berdasarkan hasil Survei 1:1 dengan sampel kasus sehingga didapat
Majalah Kartini edisi ibu dan anak (2008) jumlah sampel kontrol sebesar 92 sampel
menunjukkan bahwa sebanyak 83,5% dengan menggunakan teknik Sistematic
responden melakukan persalinan Sectio sampling.
caesareakarena keputusan dokter Analisis yang digunakan dalam
berdasarkan indikasi medis, 10% penelitian ini adalah analisis univariat dan
responden lainnya beralasan memilih bivariat. Analisis Univariat digunakan
persalinanSectio caesarea karena untuk melihat distribusi dari masing-
kehamilan sebelumnya juga melalui cara masing variabel yang diteliti yaitu CPD
yang sama, sementara sisanya sebanyak dan kelainan letak.Analisis Bivariat
6,5% responden memilih melahirkan digunakan untuk melihat hubungan
secara Sectio caesarea karena alasan variabel bebas (CPD dan kelainan letak)
kenyamanan, merasakan persalinan degan variabel terikat (Sectio caesarea).
dengan proses yang relatif cepat, faktor Data dianalisis dengan menggunakan uji
estetika (tidak ingin elastisitas vagina statistik X2 (Chi-square) dengan tingkat
berubah), bisa menentukan tanggal kepercayaan 95% atau = 0,05 (Budiarto,
kelahiran bayi, dan adanya rekomendasi 2002).
persalinan dengan Sectio caesarea dari
kerabat (Sari, 2009).
Berdasarkan uraian-uraian di atas,
peneliti tertarik untuk mengetahui
hubungan Kejadian CPD dan kelainan
letak janin dengan tindakan Medis Sectio

Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 97


Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698

HASIL
Tabel 1 Subyek Cephalo Pelvic Disproportion (CPD), Kelainan Letak Janin, dan
Sectio caesarea Pada Ibu Bersalin di RSUD DR. M. Yunus Bengkulu
Variabel Jumlah (n) %
Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
CPD 42 22,8
Tidak CPD 142 77,2
Jumlah 184 100
Kelainan Letak Janin
Kelainan Letak 68 37,0
Tidak Kelainan Letak 116 63,0
Jumlah 184 100
Sumber: Data Sekunder Terolah, 2014
Berdasarkan Tabel 1 di atas, diketahui bahwa dari 184 ibu bersalin, sebagian kecil 40
(21,7%) dengan indikasi medis Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) dan hampir sebagian 68
(37,0%) dengan indikasi medis Kelainan Letak Janin.

Tabel 2 Analisis Bivariat Hubungan Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)


Dengan Kejadian Sectio caesarea di Ruang Mawar RSUD Dr.
M. Yunus Bengkulu
Sectio Caesarea Total
Kasus Kontrol
n % n % n % OR CI 95% P
CPD
CPD 40 43,5 2 2,2 42 22,8
Tidak CPD 52 56,5 90 97,8 142 77,2 34, 8,034 – 0,00
615 149,140 0
Jumlah 92 100 92 100 184 100
Sumber: Data Sekunder Terolah, 2014

Berdasarkan Tabel 2 di atas, hubungan yang signifikan antara indikasi


didapatkan hasil dari 92 ibu bersalin medis Cephalo Pelvic Disproportion
dengan tindakan medis Sectio caesarea, (CPD) dengan tindakan medis Sectio
hampir sebagian (43,5%) ibu bersalin caesarea, dimana nilai р-value 0,000 (p-
dengan indikasi medis Cephalo Pelvic value < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha
Disproportion (CPD). Sedangkan pada diterima yang berarti ada hubungan
kelompok kontrol (ibu bersalin tidak bermakna antara indikasi medis CPD
dengan tindakan medis Sectio caesarea), dengan tindakan medis Sectio caesarea).
didapatkan hampir seluruh (97,8%) ibu Dilihat dari Odd Ratio maka ibu bersalin
bersalin tidak dengan indikasi medis dengan indikasi medis CPD berpeluang
Cephalo Pelvic Disproportion (CPD). Dari 34,615 kali lebihbesar dibanding untuk
perhitungan dengan menggunakan uji bersalin dengan tindakan medis
statistik Chi-Square didapatkan, ada Sectiocaesarea.

Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 98


Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698

Tabel 3 Analisis Bivariat Hubungan Kelainan Letak Janin dengan kejadian


Sectio Caesarea di Ruang Mawar RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Sectio Caesarea Total
Kasus Kontrol
n % OR CI 95% P
Kelainan n % n %
letak
Kelainan 52 56,5 16 17,4 68 37,0
Letak 6,175 3,133 – 0,000
Letak Normal 40 43,5 76 82,6 116 63,0 12,172
Jumlah 92 100 92 100 184 100
Sumber: Data Sekunder Terolah, 2014

Berdasarkan Tabel 3 di atas, dengan luasnya ukuran panggul ibu


didapatkan hasil dari 92 kelompok kasus (Wiknjosastro, 2010). CPD dapat
(ibu bersalin dengan tindakan medis Sectio disebabkan karena panggul sempit dan
caesarea), sebagian besar (56,5%) ibu janin besar. Panggul dianggap sempit
bersalin dengan indikasi medis kelainan apabila diameter anteroposterior kurang
letak janin. Sedangkan pada kelompok dari 10 cm atau apabila diameter
kontrol (ibu bersalin tidak dengan tindakan transversal kurang dari 12 cm. Diameter
medis Sectio caesarea), didapatkan hampir anteroposterior pintu atas panggul sering
seluruh (82,6%) ibu bersalin bukan dengan diperkirakan dengan mengukur konjugata
indikasi medis kelainan letak janin. Dari diagonal secara manual yang biasanya
uji statistik Chi-Square didapatkan, ada lebih panjang 1,5 cm. Dengan demikian,
hubungan yang signifikan antara indikasi penyempitan pintu atas panggul biasanya
medis kelainan letak janin dengan tindakan didefinisikan sebagai konjugata diagonal
medis Sectio caesarea, dimana nilai р- yang kurang dari 11,5 cm (Cunningham
value0,000 (p-value < 0,05, sehingga H o dkk, 2012).
ditolak dan Ha diterima yang berarti ada Pertolongan persalinan CPD melalui
hubungan bermakna antara indikasi medis jalan vaginal memerlukan perhatian karena
kelainan letak janin dengan tindakan medis dapat menimbulkan komplikasi kesakitan,
Sectio caesarea). Dilihat dari Odd Ratio cacat permanen sampai dengan kemantian
maka ibu bersalin dengan kelainan letak bayi. Memperhatikan komplikasi
janin berpeluang 6,175 kali lebih besar pertolongan persalinan CPD melalui jalan
bersalin dibanding untuk vaginal, maka sebagian besar pertolongan
tindakanmedisSectio caesarea. persalinan disproporsi kepala
pangguldilakukan dengan Sectio caesaria
PEMBAHASAN (Wiknjosastro, 2010)
Berdasarkan hasil penelitian di Hasil penelitian menunjukkan dari
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, diketahui 184 Responden, 52 ibu dengan indikasi
bahwa dari 184 ibu bersalin, sebagian kecil medis Kelainan Letak Janin bersalin
40 (21,7%) dengan indikasi medis dengan tindakan medis Sectio Caesarea
Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) dan dan 16 ibu dengan indikasi medis kelainan
hampir sebagian 68 (37,0%) dengan letak janin bersalin melalui jalan lahir
indikasi medis Kelainan Letak Janin. dengan prasat Brach maupun prasat
Cephalo Pelvic Disproportion lainnya.
(CPD) adalah ketidakseimbangan antara Kelainan letak adalah posisi
besarnya janin dalam perbandingan abnormal pada saat persalinan. Terutama

Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 99


Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698

pada letak sungsang, masih tetap dengan Wulandari (2011), berdasarkan


merupakan masalah pertolongan hasil uji statistik dari penelitian yang telah
persalinan yang bersifat kontroversi karena dilakukannya didapatkan p-value 0,0001
kesulitan pertolongan kepala, sedangkan (p-value < 0,05) yang artinya ada
letak lintang keadaan akan lebih berbahaya hubungan signifikan antara indikasi medis
lagi karena persalinan spontan tidak CPD dengan tindakan medis Sectio
mungkin berlangsung. Satu-satunya jalan caesarea dan OR 30,412.
yaitu dengan tindakan Sectio caesarea Indikasi medis Sectio caesarea
(Manuaba, 2010). Primigravida dengan dapat dikategorikan indikasi absolut atau
letak lintang dan letak bokong juga harus relatif. Suatu keadaan yang membuat
ditolong dengan Sectio caesarea walaupun kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin
tidak ada perkiraan panggul sempit terlaksana merupakan indikasi absolut
(Cunningham dkk, 2012). untuk sectio abdominal. Diantaranya
Terdapat situasi-situasi tertentu yang adalah kesempitan panggul berat karena
membuat persalinan pervaginam tidak kelainan dengan janin besar dan
dapat dihindarkan yaitu ibu memilih neoplasma yang menyumbat jalan lahir..
persalinan pervaginam, direncanakan Pada persalinan dengan kesempitan
bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan panggul yang tidak berat dengan janin
yang sedemikian cepat, persalinan terjadi yang tidak besar biasanya dapat dilahirkan
di fasilitas yang tidak memungkinkan lewat jalan lahir, tetapi kadang dapat
dilakukan bedah sesar, presentasi bokong terjadi distosia bahu, sehingga dapat
yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan mengakibatkan fraktur dan trauma pada
kelahiran janin kedua pada kehamilan janin. Pada indikasi relatif, kelahiran lewat
kembar. Persalinan pervaginam tidak vagina bisa terlaksana tetapi karena
dilakukan apabila didapatkan kontra keadaan sedemikian rupa, kelahiran lewat
indikasi persalinan pervaginam bagi ibu Sectio caesarea akan lebih aman bagi ibu,
dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi anak ataupun keduanya (Andriani, 2010).
kepala janin dan berat bayi > 3600 gram, Apabila persalinan dengan CPD
tidak adanya informed consent, dan tidak berlangsung tanpa bantuan medis, akan
adanya petugas yang berpengalaman menimbulkan bahaya bagi ibu dan janin,
dalam melakukan pertolongan persalinan antara lain partus lama, partus tak maju,
(Prawirohardjo, 2010 kematian janin, moulage yang berlebihan
Hasil uji statistik diperoleh p-value pada kepala janin yang menyebabkan
0,000 (p-value < 0,05) artinya ada perdarahan intracranial atau fraktur os
hubungan yang signifikan antara indikasi parietalis. Penanganan CPD adalah dengan
medis CPD dengan tindakan medis Sectio partus percobaan dan Sectio caesarea
caesar, dari Odd Ratio maka ibu bersalin (Andriani, 2010).
dengan indikasi medis CPD berpeluang Hal ini disebabkan oleh karena
34,615 kali lebih besar dibanding untuk bentuk tubuh atau postur tubuh dan bentuk
bersalin dengan tindakan medis Sectio panggul ibu yang kecil sehingga tidak
caesarea. memungkinkan untuk melakukan
Hasil penelitian ini tidak sejalan persalinan normal. Sectio caesarea di
dengan Andriani (2010), berdasarkan hasil lakukan untuk mencegah hal – hal yang
uji statistik dari penelitian yang telah membahayakan nyawa ibu. Panggul
dilakukannya didapatkan p-value 0,144 (p- sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang
value > 0,05) yang artinya tidak ada dari ukuran yang normal. Hal-hal yang
hubungan yang signifikan antara indikasi dapat terjadi apabila tidak dilakukan
medis CPD dengan tindakan medis Sectio sectiocaesarea yaitu, rupture uteri, terjadi
caesarea. Tetapi penelitian ini sejalan fistula karena anak terlalu lama menekan
Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 100
Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698

pada jaringan lahir, terjadi edema dan signifikan antara indikasi medis kelainan
bahaya pada janin yaitu pada disproporsi letak janin dengan tindakan medis Sectio
kepala panggul sering terjadi ketuban caesarea dan OR 21.
pecah dini dan kemudian infeksi Mekanisme persalinan dengan
intrapartum, terjadi prolaps funikuli dan kelainan letak hampir sama dengan letak
dapat merusak otak yang mengakibatkan kepala, hanya disini yang memasuki pintu
kematian pada janin (Prawirohardjo, atas panggul adalah bokong atau bahu.
2010). Persalinan dengan kelainan letak
Pada kehamilan pertama, biasanya biasanyanya berlangsung lebih lama
dilakukan pemeriksaan kapasitas rongga dibandingkan dengan persalinan letak
panggul pada usia kehamilan 38-39 kepala, karena pembukaan servik lebih
minggu, baik secara klinis (dengan periksa lama. Kelaianan letak seperti letak
dalam /VT) atau dengan alat seperti jangka sungsang tidak harus dilakukan dengan
ataupun radio diagnostik (X-ray, CT-scan Sectio caesarea, petugas kesehatan
atau Magnetic resonance imaging). CPD diharapkan mengutamakan persalinan
merupakan diagnosa medis digunakan normal terlebih dahulu, bila persyaratan
ketika kepala bayi dinyatakan terlalu besar persalinan normal tidak terpenuhi maka
agar muat melewati panggul ibu. Sering jalan terbaik adalah dengan persalinan
kali, diagnosis ini dilaksanakan sesudah Sectio caesarea untuk menghindari cedera
wanita telah bekerja keras selama beberapa pada bayi (Mochtar, 2011).
waktu. Diagnosis ini tidak harus Komplikasi persalinan dengan
berdampak masa depan seorang wanita kelainan letak meliputi morbiditas dan
melahirkan keputusan. Banyak tindakan mortalitas bayi yang tinggi, juga
bisa diambil oleh ibu hamil agar menurunkan IQ bayi. Komplikasi segera
meningkatkan peluangnya agar bisa pada ibu meliputi perdarahan, trauma
melahirkan melalui vaginanya persalinan, dan infeksi. Sedangkan
(Ibudanbalita.net) komplikasi segera pada janin meliputi
Hasil uji statistic juga perdarahan (Intracranial, aspirasi air
menunjukkan hasil p-value 0,000 (p-value ketuban, dan asfiksia). Kematian bayi
< 0,05) artinya ada hubungan yang dapat terjadi karena asfiksia berat,
signifikan antara indikasi medis kelainan perdarahan intracranial, dan infeksi otak.
letak janin dengan tindakan medis Sectio Bila bayi berhasil ditolong, komplikasinya
caesar, dari Odd Ratio maka ibu bersalin meliputi fraktur leher dan persendiannya,
dengan kelainan letak janin berpeluang gangguan pusat vital janin, dan dapat
6,175 kali lebih besar bersalin dibanding mengakibatkan cacat seumur hidup.
untuk tindakanmedis Sectio caesarea Kegagalan persalinan kepala janin dapat
Hasil penelitian ini tidak sejalan diduga sebelumnya sekalipun badannya
dengan Andriani (2010), berdasarkan hasil dapat lahir biasa (Andriani, 2010).
uji statistik dari penelitian yang Menurut Mufdlilah (2009),
dilakukannya didapatkan p-value 0,422 (p- langkah-langkah pencegahan kelainan
value > 0,05) yang artinya tidak ada letak janin diantaranya adalah dengan
hubungan yang signifikan antara indikasi teknik knee chest (pada kehamilan 28-30
medis kelainan letak janin dengan tindakan minggu) yaitu ibu dengan posisi
medis Sectio caesarea. Tetapi penelitian menungging (seperti sujud), dimana lutut
ini sejalan dengan Wulandari (2011), dan dada menempel pada lantai, lutut
berdasarkan hasil uji statistik dari sejajar dengan dada, lakukan 3-4 kali per
penelitian yang telah dilakukannya hari selama 15 menit, lakukan pada saat
didapatkan p-value 0,0001 (p-value < sebelum tidur, sesudah tidur, sebelum
0.05) yang artinya ada hubungan yang mandi, dan secara tidak langsung kita telah
Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 101
Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698

melakukan knee chest waktu melakukan calon tenaga kesehatan terutama


sholat. mahasiswa jurusan kebidanan dalam
Sikap bidan dalam menghadapi membantu ibu untuk mengantisipasi
persalinan dengan kelainan letak adalah komplikasi yang mungkin akan terjadi saat
bila masih ada kemungkinan untuk persalinan seperti mengajarkan mahasiswa
mengirim pasien ke rumah sakit yang cara pencegahan terjadinya indikasi medis
mampu melakukan pertolongan yang lebih CPD dan Kelainan Letak janin dengan
baik. Bila sangat terpaksa dengan bokong pembekalan di laboratorium kilink dengan
sudah didasar panggul maka lakukan cara melakukan senam kegel, senam
upaya persalinan sesuai dengan prasat jongkok, pose tailor atau pose kupu-kupu
yang ada. Kini kecenderungan untuk saat yoga (dilakukan sejak remaja untuk
melakukan operasi pada semua kelainan mempermudah proses persalinan) untuk
letak untuk mencapai well born baby dan mencegah CPD dan mengajarkan metode
well healh mother (Manuaba, 2010). sujud pada ibu untuk mencegah Kelainan
letak janin.
SIMPULAN Diharapkan masyarakat selalu
Hampir sebagian (43,5%) ibu mencari informasi yang dapat mendukung
dengan indikasi medis CPD bersalin kesehatan dirinya saat kehamilan hingga
dengan tindakan medis Sectio caesarea, persalinan, dengan cara mengikuti
(56,5%) ibu dengan indikasi medis kegiatan kesehatan yang diadakan oleh
kelainan letak janin bersalin dengan dinas kesehatan seperti penyuluhan,
tindakan medis Sectio caesarea. Ada senam, yoga, dan melakukan metode sujud
hubungan yang signifikan antara indikasi yang sangat bermanfaat untuk ibu saat
medis Cephalo Pelvic Disproportion akan bersalin nanti. Terkhusus remaja
(CPD) dengan tindakan medis Sectio perempuan dapat mengikuti kegiatan
caesarea, ibu bersalin dengan indikasi seperti mengembangkan pusat informasi
medis CPD berpeluang 35 kali lebih besar dan konseling remaja (PIK – R ) sehingga
bersalin dengan tindakan medis Sectio saat kehamilan dan persalinan alat
caesarea dibanding dengan ibu non-CPD. reproduksi benar-benar telah siap.
Ada hubungan yang signifikan antara Kegiatan ini dapat berupa olahraga renang,
indikasi medis Kelainan Letak Janin yoga, senam, dan kegiatan lainnya.
dengan tindakan medis Sectio caesarea Karena, sekarang lebih banyak remaja
perempuan memilih untuk menghabiskan
SARAN waktu dengan duduk dan tidur
Pihak rumah sakit hendaknya dibandingkan dengan melakukan kegiatan
melakukan upaya pengendalian dan olahraga.
pengawasan agar tindakan Sectio caesarea
dilakukan terhadap ibu dengan kasus yang DAFTAR PUSTAKA
sesuai dengan kebutuhan medisnya Karena
cukup tingginya angka Sectio caesarea. Andini, DM. (2014). 3 Gaya Senam
Petugas harus memahami pentingnya Untuk Memperlancar Persalinan
menyusun serta melengkapi catatan rekam Kelak.http://www.duniaberbicara.com/
tips-bunda/3-gaya-senam-untuk-
medik agar mudah dibaca maupun memperlancar-persalinan-kelak.html
dipahami. Rekam medik yang di isi (diunduh pada tanggal 01 juni 2015).
dengan struktur yang baik dan lengkap Andriani, Dewi. (2010). Faktor-Faktor Yang
akan menjadi sumber data yang baik untuk Mempengaruhi Tindakan Seksio
suatu penelitian. Sesarea Di Rumah Sakit Umum
Diharapkan institusi pendidikan DaerahKabupaten Dompu. Skripsi
dapat lebih meningkatkan keterampilan FKM UI Depok
Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 102
Jurnal Kebidanan Besurek ISSN : 2527 - 3698

Arikunto, Suharsimi. (2006). Manajemen Dr. M. Yunus BengkuluTahun 2013.


Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta KTI Tidak Dipublikasikan.
Asamoah, et.al.. (2011). Distribution of Oxorn, H & Forte, WR. (2010). Ilmu
Causes of Maternal Mortality among Kebidanan : Patologi & Fisiologi
Different Sociodemographic Groups in Persalinan.Yogyakarta: Yayasan
Ghana; ADescriptive Study. BMC Essentia Medica (YEM).
Public Health, 11:159. Prasetyawati. (2012). KIA dan Standar
Cunningham dkk. (2012). Obstetri William Pelayanan Kebidanan. Jakarta: EGC
Vol 1 & 2 Edisi 23. Jakarta : EGC Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kandungan
Depkes, RI. (2011). Analisis angka nasional Edisi IV Cetakan III. Jakarta: PT. Bina
kejadian persalinan dengan tindakan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sectio caesarea di Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2010).
indonesia.http://www.kesehatanibu.go Badan Penelitian Pengembangan
.id/ Kesehatan Kementrian Kesehatan.
Dewi, Y. (2007). Manajemen Stress & Cemas Jakarta : Depkes RI.
(Pengantar Dari A sampai Z). Jakarta Saifuddin,A.B. (2009). Ilmu Kebidanan.
: Edsa Mahkota. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Dinkes Provinsi Bengkulu. (2014). Profil Prawirohardjo.
Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun Sari, D. S., 2009. Persalinan Normal vs
2013. Bengkulu : Dinas Kesehatan Operasi Caesar: Pahami, Pilih, dan
Provinsi Bengkulu. tentukan dari
Kasdu, D. (2005). Solusi Problem Persalinan. Sekarang.http://www.kemangmedicalc
Jakarta : Puspa Swara. are.com/.
Lang, J. and Rothman, K.J. (2011). Field Test Suryati, T. (2012). (Analisis Lanjut Data
Results of The Motherhood Method Riskedas 2010) Presentase Operasi
to Measure Maternal Mortality. Indian Caesarea di Indonesia Melebihi
J Med Res, 133:64-69. Standard Maksimal, Apakah Sesuai
Manuaba, I.A.C. (2010). Ilmu Kebidanan, Indikasi Medis?.Out Put File-e-
Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta journalBadan Penelitian
: EGC. danPengembangan.http://www.gogle.c
Mochtar, R. (2011). Sinopsis Obstetri. Jakarta om
: EGC. /fejournal.litbang.depkes.go.id
Mufdlilah. (2009). Panduan asuhan kebidanan Sastroasmoro & Ismail. (2011). Dasar -
ibu hamil. Yogyakarta : Nuha Medika Dasar Metodologi Penelitian
Press. Klinis Edisi
Mulyawati. (2011). Faktor-Faktor Yang ke-4. Jakarta: SagungSeto.
Berhubungan Dengan Tindakan Wiknjosastro, H. (2010). Buku Panduan
Persalinan Melalui Operasi Sectio Praktis Pelayanan Kesehatan
Caesarea Di RS YAKKSI Maternal Dan Neonatal. Jakarta : PT.
Gemolong Kab. Sragen http : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
//journalunnes.ac.id/index.php/kemas Wulandari, Setiyadi, & Darnoto. (2014).
Notoadmojo. (2010). Metodelogi Penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Dilakukannya Tindakan Sectio
Nurbaiti. 2009. Karakteristik Diagnosa Caesarea Di RSUD Sragen, Indonesia.
Bedah Sesar Pada Ibu Bersalin Di Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8 (1):
RS Dr. H. 109-112.
Marzoeki Mahdi Tahun 2008. Tesis FKM UI Yulaikhah, L. (2009). Seri Asuhan Kebidanan
Depok. : Kehamilan. Jakarta : EGC.
Oktavia, D. (2014). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Tindakan
Medis SectioCaesarea Pada Ibu
Bersalin Di Ruang Mawar RSUD

Vol. 2, No. 2, Desember 2017 : 94-103 103

Anda mungkin juga menyukai