MAKALLAH Anatomi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALLAH

SISTEM ENDOKLIN
Disususn untuk memenuhi tugas kuliah
Mata kuliah : anatomi fisiologi manusia

Dosen pengampuh :
Dr. Lalu Mariawan Alfarizi, M.H.Kes., CHt

Disusun oeh:
kelompok 8

Iklima najua 2308060028


Ela lestari 2308060017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya aehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dng waktu yang tealh ditentukan. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepadaa junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan sahabatnya .

Makalah ini disusun guna memenuhi mata kuliah “ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA”, yang bahas
mengenai SISTEM ENDOKRIN. Tterimakasih terhadap bapak Dr. Lalu Mariawan Alfarizi, M.H.Kes.,CHt
selaku dosen pengampu mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang telah memberikan keritik dan
saran dalam proses menyelesaikan masalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
penyusunan bahasa atu teknik penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
membangun, khususnya dari dosen pengampu mata kuliah ini. Semonga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya, dan bagi masyarakat pada umumnya.

Mtaram,25 april 2024

penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………….. 1
1.3Tujuan 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………... 3
A.Penelaahan Menyeluruh Sistem Syaraf Otonom 3
2.1 Fungsi darah sistem endokrin………………………………………………….. 3
B.Saraf Simpatis (Torakolumbal) 4
2.2 Hormon………………………………………………………………………… 4
C.Saraf Parasimpatis 6
2.3 penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada sistem endokrin……………… 6
D.Interaksi antara Saraf Simpatis dan Saraf Parasimpatis 8
2.4 struktur fisiologi dan anatomi dari sistem endokrin…………………………... 8
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………... 20
A.Kesimpulan 20
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….. 20
B.Saran 20
3.2 Saran……………………………………………………………………………. 20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….21
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Endokrin berasal dari bahasa Yunani yang artinya “sekret ke dalam”.masuk sirkulasi
ke dalam darah yaitu hormon ( merangsang). Sistem endokrin adalah control kelenjar
tanpa saluran ( ductiess ) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui
aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa
pesan” dan di bawah oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh yang selanjutnya akan
menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu Tindakan.

Sistem endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar,seperti tiroid,tapi juga terdiri
atas kelenjar yg ada di dalam suatu organ tertentu,seperti testis,ovarium,dan jantung.
Sistem endokrin menggunakan hormon untunk mengendalikan dan mengatur fungsi
tubuh sama seperti sistem saraf menggunakan sinyal listrik kecil. Kedua sistem
berinteraksi di otak dan saling melengkapi,tapi mereka cenderung berkerja dengan
kecepatan yang berbeda. Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar
hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi
tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur
dalam batas-batas yang tepat..
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa fungsi darah sistem endokrin?
2. Apa itu hormon?
3. Apa saja penyakit yg disebabkan oleh gangguan pada sistem endokrin?
4. Bagaimana struktur fisiologi dan anatomi dari sistem endokrin?

1.3 Tujuan

Sesuai dengsn rumussan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui:

1. Mengetahui fungsi darah sistem endokrin


2. Mengetahui ap aitu hormon
3. Mengetahui penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada sisstem endokrin
4. Mengetahui struktur fisiologi dan anatomi dari sistem endokrin
BAB II
PENDAHULUAN

2.1 Sistem endokrin


Kelenjar Endokrin adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah
yang beredar dalam jaringan, kelenjar ini tidak memiliki saluran tapi mensekresi (mengeluarkan)
hormon langsung ke dalam darah sehingga dapat mencapai setiap sel darah di dalam tubuh. Hormon
bekerja pada sasaran jaringan atau organ tertentu dan mengatur aktivitas mereka.Hormon mengatur
proses seperti pemecahan subtansi kimia dalam metabolisme,keseimbangan cairan dan produksi
urin,pertumbuhan dan perkembangan tubuh,serta reproduksi seksual. Hasil kerja hormon dari suatu
kelenjar dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor termasuk kadar zat dalam darah dan masukan dari
sistem saraf,karena hormon mengalir dalam darah, setiap hormon dapat mencapai setiap bagian
tubuh. Namun demikian bentuk molekul khusus dari setiap hormon harus bisa masuk kedalam
reseptor (penerima) pada jaringan atau organ sasaran nya saja.
Fungsi sistem endokrin

Seiring dengan saraf, sistem endokrin berfungsi untuk mempertahankan hemostasis selama
istirahat dan olahraga. Saraf dan sistem endokrin juga bekerja sama unttuk memulai dan
mengendalikan gerakan, dan semua gerakan yang melibatkan proses fisiologis. Dimana sistem saraf
bertindak cepat (hamper seketika) menyampaikan pesan impulls saraf , sistem endokrin memiliki
respon lebih lambat tapi lebih tahan lama dari impuls sistem saraf

Sistem endokrin mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi dan menambah


kapasitas tubuh untuk menangani stress fisik dan psikologis. Secara keseluruhan, masing-masing
kelenjar yang terdapat dalam tubuh memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dari mana
kelenjar tersebut dihasilkan. Akan tetapi, secara umum fungsi kelenjar endokrin adalah:

• Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan berbagai macam jenis
hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah apabila diperlukan oleh jaringan tubuh
tertentu.

• Mengontrol Aktivitas – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol aktivitas dari


kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan maksimal.

• Merangsang Aktivitas – Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk merangsang aktivitas


kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem saraf dan menciptakan suatu efek dari
rangsangan tersebut.

• Pertumbuhan Jaringan – Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi pertumbuhan jaringan


pada manusia agar jaringan tersebut berfungsi maksimal.
• Mengatur Metabolisme – Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk mengatur metabolisme
dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas untuk meningkatkan absorpsi glukosa
dalam tubuh dan pada usus halus.

• Metabolisme Zat – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi fungsi metabolisme


lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan hidrat aranga dalam tubuh untuk agar
optimal.

Sedangkan fungsi dari hormone adalah :

• Mengendalikan proses-proses dalam tubuh manusia seperti proses metabolism, proses


oksidatif, perkembangan seksual.

• Menjaga keseimbangan fungsi tubuh (hemeotasis).

Pada umumnya, sistem hormonal ( sistem endikrin ) terutama berhubungan denagn


pengaturan sebagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur kecepatan reaksi kimia di dalam sel atau
trnspor zat-zat melalui membran selatau aspek-aspek metabolisme sel lainnya seperti pertumbuhan
dan sekresi.

2.2 Hormon

Hormon berasal dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pem-
bawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Semua organisme multiseluler terma-
suk tumbuhan juga memproduksi hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel target. Ketika hor-
mon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan
sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan
bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein
seluler, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan
serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan,
pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan per-
awatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus,
satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga men-
gatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
2.3 Macam – macam penyakit endokrin

Ada berbagai jenis penyakit pada sistem endokrin. Diabetes adalah penyakit pada sistem
endokrin yang paling umum didiagnosis. Gangguan endokrin lainnya termasuk:

1.Insufisiensi adrenal Penyakit ini disebabkan karena kelenjar adrenal merilis terlalu sedikit
hormon kortisol dan kadang-kadang, aldosteron. Gejala termasuk kelelahan, sakit perut,
dehidrasi, dan perubahan kulit. Penyakit Addison adalah jenis insufisiensi adrenal.

2. Penyakit Cushing Kelebihan hormon kelenjar hipofisis menyebabkan kelenjar adrenal


terlalu aktif. Kondisi serupa disebut sindrom Cushing dapat terjadi pada manusia, terutama
anak-anak, yang mengkonsumsi obat kortikosteroid.

3. Gigantisme (akromegali) dan masalah hormon pertumbuhan lainnya Jika kelenjar pituitari
memproduksi hormon pertumbuhan terlalu banyak, tulang anak dan bagian tubuh dapat
tumbuh dengan cepat. Jika kadar hormon pertumbuhan terlalu rendah, seorang anak dapat
mengalami pertumbuhan yang lambat.

2.4 Jenis -jenis kelenjar dalam sistem endokrin


Kelenjar dari sistem endokrin adalah sama pada pria dan wanita kecuali untuk testis, yang
hanya ditemukan pada laki-laki, dan ovarium, yang hanya ditemukan pada wanita.

1. Hipotalamus
Hipotalamus sebenarnya adalah bagian dari otak (lihat Gambar di bawah), tetapi
juga mengeluarkan hormon. Beberapa hormon yang “memberitahukan” kelenjar hipofisis
baik untuk mengeluarkan atau menghentikan mensekresi hormon tersebut. Dengan cara ini,
hipotalamus menyediakan link antara sistem saraf dan endokrin. Hipotalamus juga
menghasilkan hormon yang secara langsung mengatur proses tubuh. Hormon-hormon ini
melakukan perjalanan ke kelenjar pituitari, yang menyimpan mereka sampai mereka
dibutuhkan. Hormon termasuk hormon antidiuretik dan oksitosin. Hormon antidiuretik
merangsang ginjal untuk menghemat air dengan memproduksi urine lebih pekat. Oksitosin
merangsang kontraksi persalinan, diantara fungsi lainnya. Hipotalamus dan kelenjar hipofisis
adalah terletak berdekatan di bagian bawah otak.

2. Kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari seukuran kacang melekat pada hipotalamus oleh tangkai tipis (lihat
Gambar di atas). Ini terdiri dari dua lobus seperti bola. Lobus posterior (belakang)
menyimpan hormon dari hipotalamus. Lobus anterior (depan) mengeluarkan hormon
hipofisis. Beberapa hormon hipofisis dan efek mereka tercantum dalam Tabel di bawah ini.
Kebanyakan hormon hipofisis mengendalikan kelenjar endokrin lainnya. Itu sebabnya
hipofisis sering disebut “master gland” dari sistem endokrin.
3. Kelenjar hipofisis

Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak besar. Kelenjar hipofisis disebut juga master gland
karena sekresinya berperan mengatur sekreasi kelenjar endokrin lainya.

1. Lobus anterior hipofisis

Lobus anterior hipofisis menghasilkan bermacam-macam hormon sebagai berikut:

• Somatotrophic Hormone (STH) Somatotrophic hormone (hormon somatotrofik) disebut


juga hormon pertumbuhan (growth hormone/GH) karena berfungsi untuk pertumbuhan.

• Luteotropin Hormone (LTH) Hormon ini disebut juga prolaktin. Fungsinya merangsang
kelenjar air susu untuk menyekresikan air susu.

• Thyroid Stimulating Hormone (TSH) Hormon ini berfungsi merangsang sekresi kelenjar
tiroid.

• Adrenorcoticotrophic Hormone (ACTH) Fungsi hormon ini untuk mengendalikan kelenjar


korteks adrenal.

• Gonadotropic Hormone (GH)

Gonadotropic hormone merupakan kelenjar kelamin yang terdiri atas follicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Pada pria,FSH berfungsi mempengaruhi
spermatogenesis,sedangkan pada wanita berfungsi merangsang pemasakan folikel dalam
ovarium.

2. Lobus Intermedia Hipofisis


Bagian ini menghasilkan melanocyte stimulating hormone (MSH) yang berfungsi
mengatur perubahan warna kulit.
3. Lobus Posterior Hipofisis
Bagian ini menghasilkan dua bagian hormon, yaitu Vasopresin yang mempengaruhi
tekanan darah serta Oksitosin yang berfungsi membantu proses kelahiran pada wanita.

4. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)

Kelenjar tiroid terletak di kiri dan di kanan trakea di daerah faring, dekat jakun. Kelenjar ini
menghasilkan hormon tiroksin, triidotironin, dan kalsironin. Hormon_hormon ini berfungsi
mempengaruhi metabolisme sel, mempengaruhi pertumbuhan, dan mempengaruhi perubahan
tiroksin.

Kelebihan (hipersekresi) tiroksin pada orang dewasa akan mengakibatkan penyakit morbus
basedow. Tanda_tanda penyakit ini, antara lain metabolisme meningkat, denyut jantung cepat,
gugup, emosional, pelupuk mata melebar, dan bola mata menonjol. Hipersekresi tiroid pada
anak_anak menyebabkan gigantisme (pertumbuhan raksasa). Sementara itu, kekurangan
(hiposekresi) tiroksin pada orang dewasa menyebabkan miksedema. Gejala ini ditandai dengan
kegemukan yang luar biasa (obesitas) dan kecerdasan menurun.

Hiposekresi tiroksin pada anakanak menyebabkan kretinisme , yaitu pertumbuhan kerdil dan
kemunduran mental. Hormon tiroksin mengandung banyak yodium. Kekurangan yodium dalam
jangka panjang dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar tiroid. Hal itu terjadi kerena kelenjar
tiroid harus bekerja keras memproduksi tiroksin dengan bahan baku (yodium) yang kurang.
Pembengkakan kelenjar tiroid menimbulkan penyakit gondok. Hormon kalsitonin berfungsi menjaga
keseimbangan ion kalsium (Ca2+) dalam darah. Jika ion Ca2+ dalam darah meningkat, hormon
kalsitonin juga meningkat dan akan mendapatkan ion Ca2+ tersebut dalam tulang.

5. Kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok)

Kelenjar paratiroid terletak disebelah dorsal kelenjar tiroid. Fungsinya menghasilkan


hormon parathormon yang bertugas mengatur pertukaran zat kapur Ca dan posfor
dalam darah.
Apabila kadar Ca dalam darah rendah,parathormon akan mempengaruhi zat kapur
dalam tulang agar larut dan masuk dalam darah menjadi ion Ca2+.
Hipersekresi parathormon menyebabkan Ca dalam darah naik sehingga
mengakibatkan pengendapan zat kapur pada ginjal (batu ginjal). Namun, apabila terjadi
hiposekresi parathormon akan menyebabkan tetanus.

6. Kenjar epifisis
Sampai sekarang peranan kelenjar epifisis pada manusisa belum diketahui. Namun,
kelenjar epifisis pada katak berfungsi untuk mengatur pigmen melanin. Peranannya
adalah saat katak dalam kondisi yang tidak menguntungkan, pigmen melanin akan
mengumpul dan berakibat kulit katak menjadi pucat.

7. Kelenjar timus

Fungsi kelenjar timus, untuk menimbun hormon somatotropin (hormon


pertumbuhan) dalam masa pertumbuhan. Kelenjar timus berhenti bekerja setelah masa
remaja
8. Kelenjar suprarenalis (kelenjar anak ginjal / kelenjar adrenal)

Kelenjar terdiri atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla.


1. Korteks (Bagian Kulit) Bagian ini menghasilka
a. Mineralokortikoid yang berfungsi menyerap ion Na dari darah dan mengatur re
absorpsi air pada ginjal.

b. Glukokoritikoid, yang berperan menaikkan kadar glikogen.


c. Androgen, yang bersama- sama dengan kelenjar gonad menentukan sifat kelamin
sekunder pada pria.
2. Medula (Bagian Dalam)
Bagian ini menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin) yang berfungsi
a. memacu aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit serta kelenjar
mukosa. b. mengendurkan otot polos batang tenggorok sehingga melapangkan pernapasan.
c. menaikkan kadar gula darah dan memengaruhi pemecahan glikogen dalam hati
(glikogenolisis).
9. Kelenjar lengerhans

Kelenjar Langerhans terdapat di dalam pankreas. Tugasnya menghasilkan hormon


insulin. Fungsi hormon ini besifat antagonis dengan fungsi hormon adrenalin, yaitu
mengubah gula menjadi glikogen dalam hati dan otot. Hiposekresi insulin menyebabkan
penyakit diabetes mellitus (kencing manis).

10. Kelenjar kelamin (Gonad)

kelenjar kelamin dibagi menjadi dua, yaitu pada peria dan wanita
1. Kelenjar kelamin peria

Kelenjar kelamin pria adalah testis. Fungsinya menghasilkan sperma, hormon androgen,
dan hormon testosteron. Hormon androgen berfungsi mendukung pembentukan sperma,
mendorong perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder jantan. Adapun
fungsi hormon testosteron hampir sama dengan androgen. Selain itu, testosteron juga
bertanggung jawab terhadap percepatan pertumbuhan remaja. Testosteron berfungsi dalam
spermatogenesis dan berefek negative terhadap sekresi LH (Luteinizing Hormon).

2. Kelenjar kelamin wanita

Kelenjar kelamin wanita berupa ovarium yang menghasilkan hormon estrogen, hormon
progesterone, dan sel telur (ovum). Fungsi estrogen untuk merangsang pertumbuhan
dinding uterus, mendorong perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder
betina. Fungsi progesterone untuk mengatur pertumbuhan plasenta, menghambat sekresi
FSH, dan melancarkan air susu bagi ibu yang menyusui.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem endokrin adalah control kelenjar tanpa saluran ( ductiess ) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ
lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan di bawah oleh aliran darah ke
berbagai sel dalam tubuh yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi
suatu tindakan.

Organ endokrin yang terdapat berikut:

• Kelenjar Hipofisis, lobus anterior dan posterior.

• Kelenjar Tiroid dan Paratiroid,

• Kelenjar Suprarenal,kortek dan medula, dan

• Kelenjar timus dan barang kali juga badan Pineal.

Macam-macam penyakit endokrin

1. Insufisiensi adrenal

2. Penyakit Cushing

3. Gigantisme (akromegali) dan masalah hormon pertumbuhan lainnya

4. Hipertiroidisme

5. Hipotiroidisme

6. Hipopituitarisme

7. Multiple Neoplasia Endokrin I dan II (MEN I dan II MEN)

8. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

9. Pubertas prekoks (dini)


3.2 SARAN

Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena
bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan.
Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Luwita, Dwisang Evi, S.Si.2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan

Paramedis.Tangerang Selatan.

Pack, E Philip, Ph. 2001. Anatomi dan Fisiologi .Bandung.

Pearsce, Evelyn C. 2011. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis – Jakarta.

Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis – Jakarta.

Rubin , M. R. & J. Sliney Jr. 2014. Therapy of hypoparathyroidism with intact parathyroid

hormone. Jurnal Keperawatan Bina Medika, Jakarta.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
1 KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUA..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2Rumusan masalah........................................................................................1
1.3Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 3
2.1 .fungsi darah system endokrin .................................................................3
2.2 Hormon .....................................................................................................4
2.3 penyakit yg disebabkan oleh gangguan pada system endokrin…………….. 6
2.4 struktur fisiologi dan anatomi dan anatomi dari system endokrin………… 8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................20
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 20
3.2 Saran..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21

Anda mungkin juga menyukai