Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Manajemen
Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Manajemen
Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Manajemen
SKRIPSI
Disusun oleh:
Amelia Wahyuni Dewi
371841002
PERUSAHAAN
NIM : 371841002
Mengesahkan,
Mengetahui
Wakil Ketua I Bidang Akademik
i
LEMBAR PERSETUJUAN REVISI TUGAS AKHIR
Telah melakukan siding tugas akhir pada hari _______, ___ __________ 2021
dan telah melakukan revisi sesuai dengan masukan pada saat sidang tugas akhir.
Menyetujui,
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
NIM : 371841002
Jurusan : Akuntansi S1
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
MANAJEMEN LABA
Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari skripsi
orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan atau
duplikasi dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi akademis
Bandung, 2021
371841002
iii
MOTTO
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh
kinerja keuangan dan manajemen laba terhadap nilai perusahaan yang sudah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam tahun periode 2015-2019.
Data yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Analisis data penelitian menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan
program IBM SPSS 25. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan dan manajemen laba. Dan, variabel dependen dalam penelitian ini adalah
nilai perusahaan. Menggunakan metode cluster sampling sebagai teknik pengambil
sampel, sehingga diperoleh populasi 188 perusaahaan. Dalam penelitian ini,
digunakan sebanyak 65 perusahaan manufaktur yang sebagai sampel. Untuk
mengetahui besarnya pengaruh kinerja keuangan dan manajemen laba maka
digunakan analisis regresi, analisis korelasi uji F dan uji t dan analisis koefisien
determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan, variabel
manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
v
ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence about the effect of financial
management and earnings management on the value of companies that have been
listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the 2015-2019 period.
The data used in this study are secondary data. Analysis of research data
using multiple linear regression with the help of the IBM SPSS 25 program. The
independent variables in this study are financial performance and earnings
management. And, the dependent variable in this study is firm value. Using cluster
sampling method as sampling technique, in order to obtain a population of 188
companies. 65 manufacturing companies were used as samples. To determine the
magnitude of the influence of financial performance and earnings management,
regression analysis is used, correlation analysis of the F test and t test and analysis
of the coefficient of determination.
The results of this study indicate that the financial performance variable has
a significant positive effect on firm value. Meanwhile, earnings management
variables do not have a significant effect on firm value.
vi
KATA PENGANTAR
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2019). Skripsi ini
disusun untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis
sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun kearah
perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Cukup banyak kesulitan yang penulis
temui dalam penulisan skripsi ini, tetapi Alhamdulillah dapat penulis atasi dan
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan semoga amal baik dari pihak-pihak yang telah memberikan bantuannya
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan ingin berterima kasih
1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan serta telah
2. Kedua orang tua saya, yang selalu membimbing dan memberikan do’a serta
4. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh
5. Kedua adik lucu saya, yang senantiasa menghibur di kala sedang berada di titik
jenuh.
6. Teman-teman kelas saya yang selalu tak pernah habis dalam memberikan
7. Teman-teman kerja saya yang selalu menyemangati saya dengan hal kocak
viii
8. Bapak dan Ibu Cipta Karya yang selalu siap sedia untuk mencetak skripsi saya,
ix
DAFTAR ISI
x
2.3 Kerangka Teoritis ........................................................................................... 48
xi
4.3 Implikasi ........................................................................................................ 108
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GRAFIK
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan yang didirikan memiliki tujuan yang sama dan jelas.
Martono dan Agus (2005) dalam Rika (2010) dan Alfredo (2011) tujuan perusahaan
yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya atau laba
secara maksimal. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan para
pemilik perusahaan dan pemilik saham. Dan, yang terakhir adalah memaksimalkan
nilai perusahaan yang tercermin dari harga sahamnya. Nilai perusahaan merupakan
kondisi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari
selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan
dan kinerja dari manajemen perusahaan tersebut, dengan tingkat nilai perusahaan
yang tinggi maka akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham
prospek bagus dan mendatangkan return saham yang tinggi. Harga saham yang
tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar
tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek
1
perusahaan di masa mendatang (Maryati dan Bida, 2018). Sehingga, nilai
perusahaan menjadi aspek utama yang dilihat oleh investor sebelum mereka
pajak, struktur modal, fluktuasi nilai tukar, dan keadaan pasar modal. Sedangkan
penjualan, dan ukuran perusahaan. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya dibahas
dua faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu kinerja keuangan dan
manajemen laba.
tersebut (G. Sugiarso dan F. Winarni, 2005). Standar Akuntansi Keuangan (2007)
“Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai
dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau
penghasilan per saham (earnings per share). Dari pengertian tersebut, maka kinerja
2
Kinerja keuangan dari sebuah perusahaan dapat dilihat dari laporan
manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan
aset perusahaan atas sumber daya. Menurut Kasmir (2014: 104), rasio keuangan
dibandingkan bisa dalam satu periode ataupun beberapa periode. Dari perhitungan
Principal). Scott (2000) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi
3
memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting, dimana
manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka
misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing) dan pertumbuhan laba
sepanjang waktu.
atau kebijakan akuntansi tertentu untuk menaikkan atau menurunkan laba sesuai
keinginan mereka. Manajer dapat menaikkan laba dengan menggeser laba periode
yang akan datang ke periode kini atau sebaliknya, menurunkan laba dengan
melakukan proses menaikkan atau menurunkan laba ini tidak bisa dilakukan secara
sembarangan, ada beberapa prinsip perusahaan yang harus ditaati. Adanya praktik
Alfredo, Sri Artini dan Suarjaya (2012) menyimpulkan bahwa kinerja keuangan
dilakukan oleh Putri, Sri dan Joy (2017), juga memiliki kesimpulan bahwa kinerja
penelitian yang dilakukan oleh Ratri dan Imam (2015) menyimpulkan bahwa
4
kinerja keuangan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian Ratri dan Imam (2015) didukung oleh penelitian yang dilakukan
Suranta dan Pranata (2004) serta Sigit dan Afiyah (2014), hasil dari uji variabel
terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Fauzan dan Dini (2019)
terhadap nilai perusahaan dengan arah koefisien regresi negatif. Hal ini
Penelitian yang dilakukan oleh Jefriansyah (2015) menyatakan hal yang sebaliknya,
manajemen laba berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Sugitha (2014) manajemen laba
maka perlu dianalisis lebih lanjut megenai faktor-faktor yang mempengarui nilai
perusahaan, yang dalam hal ini dilihat dari kinerja keuangan dan manajemen laba
dengan mengambil sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2015-2019. Pemilihan tahun penelitian yang lebih panjang yaitu pada 5 periode
merupakan jenis usaha yang berkembang pesat dan memiliki ruang lingkup yang
5
mendominasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI sehingga relefansi hasil
Maka dari itu hal ini juga mendukung pemilihan data menggunakan teknik cluster
sektor manufaktur memiliki jumlah perusahaan terbanyak dan terdiri dari beberapa
sub sektor, yaitu industri dasar dan kimia, barang dan konsumsi dan juga aneka
penelitian ini:
6
1.3 Tujuan Penelitian
2. Bagi Investor
dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.
7
BAB II
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori agensi atau agency theory merupakan sebuah teori yang dapat
hubungan atau kontrak antara prinsipal dan agen. Prinsipal mempekerjakan agen
Govindarajan, 2005).
Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja
demi kepentingan pemegang saham. Prinsipal maupun agen adalah dua atau lebih
yang bekerja sama demi pengelolaan perusahaan, yang keduanya memiliki motivasi
8
tidak tertutup kemungkinan manajemen hanya mementingkan kepentingannya
pemilik dan pengelola inilah yang disebut masalah keagenan atau agency problem.
Masalah keagenan muncul ketika prinsipal kesulitan untuk memastikan bahwa agen
Pihak prinsipal atau pemilik atau pemegang saham memberikan instruksi kepada
manajer untuk mengelola perusahaan sesuai apa yang dikehendaki untuk mencapai
diperintahkan oleh prinsipal (Agusti, 2013). Hal ini sesuai dengan pernyataan
Jensen dan Meckling (1976) bahwa agen akan lebih mementingkan untuk
pencapaian hasil yang lebih baik dari pada selalu taat pada perintah principal.
Teori sinyal atau signaling theory menurut Brigham dan Houston (2011:
186) dalam Novalia dan Marsellisa (2016) merupakan suatu tindakan yang diambil
9
bahwa laporan keuangan yang baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan
juga telah beroperasi dengan baik dan menekankan kepada pentingnya sebuah
luar perusahaan.
investor dalam pengambilan keputusan investasi, sinyal yang baik akan direspon
dengan baik, dan begitupun sebaliknya. Informasi merupakan unsur penting bagi
keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun
keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
sinyal, bahwa ada insentif bagi semua manajer yang memberikan sinyal mengenai
mempercayai sinyal tersebut, maka harga saham akan meningkat dan pemegang
dianggap sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume
10
2.1.3 Laporan Keuangan
saat ini atau dalam suatu periode tertentu Menurut Munawir (2010), pada umumnya
laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan
kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan
perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan
meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
11
lembaganya, dan juga masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk
meliputi:
1. Investor.
resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
2. Karyawan.
kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman.
12
dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan dengan
perusahaan.
5. Pelanggan.
6. Pemerintah.
7. Masyarakat.
13
2.1.3.3 Tujuan Laporan Keuangan
memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
periode.
14
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat dalam pengambilan
informasi terkait dengan posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan
suatu entitas yang berguna untuk pengambilan keputusan para pemakainya (Purba,
2010). Sedangkan menurut Fahmi (2011), tujuan utama dari laporan keuangan
menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.
Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi
pemakai. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak
dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.
Akuntansi Keuangan berlaku efektif per 1 Januari 2017, dalam penyusunan dan
15
1. Understandability (Mudah dipahami)
Ini berarti bahwa kualitas penting yang ditampung dalam laporan keuangan
yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan. Atau dengan kata lain,
3. Reliability (Keandalan)
16
4. Comparability (dapat bandingkan)
Suatu laporan keuangan dapat bandingkan bila informasi yang disajikan dapat
1. Laporan posisi keuangan atau neraca pada akhir periode. Neraca merupakan
laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal dari suatu perusahaan
perusahaan pada periode tertentu. Neraca sering disebut juga sebagai balance
sheet.
merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan dan biaya serta
modal yang dimiliki perusahaan saat ini dan menunjukkan perubahan modal.
17
4. Laporan Arus kas selama periode, serta CALK (Catatan Atas Laporan
penjelasan lain. neraca, laba rugi, perubahan modal, arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan.
(Ernawati dan Widyawati, 2015). Nilai perusahaan yang tinggi akan menarik minat
yang didapatkan oleh pemegang saham juga tinggi (Hemastuti, 2014). Hal yang
sama dikemukakan oleh Pertiwi, dkk (2016) bahwa nilai perusahaan yang tinggi
akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun
juga pada prospek perusahaan dimasa depan. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai
perusahaan maka semakin tinggi pula prospek perusahaan di masa yang akan
datang serta semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan pemegang saham (Torong,
2015).
Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai harga saham di pasar, yang
merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara riil.
Semakin tinggi nilai saham, maka semakin tinggi pula nilai suatu perusahaan
18
suatu perusahaan salah satunya didasari oleh laba yang dihasilkan oleh perusahaan
tersebut.
1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar
perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis
2. Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar
menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bias ditentukan jika saham perusahaan
3. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu
perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar
harga dari sekumpulan asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis
4. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan konsep dasar
akuntansi.
5. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang
saham.
19
2.1.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan
tertentu, nilai harus ditentukan pada harga yang wajar, penilaian tidak dipengaruhi
oleh kelompok tertentu. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah
1. Pendekatan laba, antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio,
perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per lembar
saham (Hery, 2018) Rasio ini menunjukan seberapa besar investor menilai
20
tersebut, calon investor potensial dapat mengetahui apakah harga sebuah saham
tergolong wajar atau tidak sesuai dengan kondisi saat ini (Harmono, 2015).
seorang investor dalam menentukan saham mana yang akan dibeli. Nilai
perusahaan. Semakin besar hasil dari PBV, makan semakin besar pula tingkat
Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk
pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap
d. Tobin’s Q
21
saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental
𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛’𝑠 𝑄 =
𝑇𝐴
Dimana:
Debt = Hutang
TA = Total Aset
Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur
keuangan adalah suatu ukuran yang digunakan dalam perusahaan untuk menilai
22
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan masa lalu dan digunakan untuk
kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Baik kreditur
memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba di masa yang akan
Penilaian kinerja menurut IAI (2012) sering kali digunakan sebagai ukuran
kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan (return on
investment) atau penghasilan per saham (earning per share). Unsur yang langsung
berkaitan dengan pengukuran bersih (laba) adalah penghasilan dan beban, dan
apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha
tergantung sebagian pada modal dan pemeliharaan modal yang digunakan dalam
penilaian yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
dan benar. Dari pengertian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa
23
kinerja adalah prestasi yang dicapai dengan penilaian perusahaan yang telah
perusahaan biasanya dilakukan dalam jangka pendek, misalnya dalam jangka waktu
satu tahun, kuartal, bulanan atau mungkin jangka waktu yang lebih pendek lagi,
tetapi penilaian kinerja perusahaan untuk jangka waktu yang lebih panjang, seperti
jangka waktu lima tahun, bukanlah tidak penting. Penilaian ini dilakukan misalnya
dilihat dari berbagai sisi, salah satunya adalah dari sisi keuangan.
untuk mengetahui tingkat pencapaian strategi yang ditetapkan suatu organisasi dan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja pada perusahaan
sangat diperlukan jika perusahaan ingin tetap bertahan dalam persaingan bisnis
24
4. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan
5. Memotivasi pegawai.
Ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
1. Ukuran Kriteria Tunggal (single criteria) adalah ukuran kinerja yang hanya
25
2. Ukuran Kriteria Gabungan (multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang
kinerja manajer.
rasio-rasio keuangan, karena banyak manfaat yang dapat diperoleh dari hal tersebut
agar bisa mengukur keberhasilan perusahaan. Rasio keuangan adalah suatu alat
data keuangan perusahaan tersebut. Data keuangan dapat diambil dari laporan
keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, dan laporan lainnya.
26
ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas, diantaranya
adalah:
kotor yang dapat dicapai dari setiap penjualan. Gross profit margin
merupakan perbandingan laba kotor dan penjualan pada periode yang sama.
keuangan perusahaan.
Profit margin menggambarkan laba bersih sebelum bunga dan pajak yang
didapat dari penjualan perusahaan. Rasio ini dapat dilihat pada laporan laba
rugi pada bagian analisis common size. Rasio ini juga diinterpretasikan
suatu periode.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑂𝑃𝑀 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh
setiap satu penjualan rupiah. Semakin tinggi rasio artinya semakin baik,
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑁𝑃𝑀 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛)
27
d. Return On Assets (ROA)
operating profit dari total aset yang dimiliki perusahaan. Laba yang dihitung
adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest
and Tax).
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐴 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah laba
finansial jangka pendek. Seperti membayar gaji, utang yang jatuh tempo, biaya
operasional, dan lainnya. Rasio yang sering digunakan untuk menghitung ini
yaitu:
a. Current Ratio
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
28
b. Quick Ratio
perusahaan dilikuidasi. Jadi perusahaan yang solvable belum tentu tidak likuid
(ilikuid), dan perusahaan yang tidak solvable juga belum tentu likuid.
Perusahaan yang tidak mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar utang
Rasio ini dikenal dengan debt ratio yaitu mengukur besarnya dana yang
berasal dari utang. Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi
Rasio ini digunakan untuk mengukur utang yang dimiliki dengan modal
sendiri. Hal ini agar beban tetap yang dikeluarkan perusahaan tidak tinggi.
Semakin kecil utang terhadap modal maka semakin baik dan aman.
29
4. Rasio Keuangan Aktivitas
aktivitas pada aktiva-aktiva pada kegiatan tertentu. Setelah itu, dapat diketahui
aktiva mana yang produktif dan aktiva mana yang kurang produktif. Sehingga
selanjutnya dapat diputuskan alokasi dana yang lebih besar untuk aktiva yang
perusahaan menjual dan mengelola persediaan dengan cepat dan baik. Jika
rasionya, maka semakin baik untuk perusahaan. Rasio ini cukup penting
30
Rasio ini hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, yang
Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur
laba adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarakan diri dengan inovasi bisnis.
dalam laporan keuangan perusahaan tidak disajikan sebenarnya sehingga laba yang
bahwa manajemen laba adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas
laporan keuangan, manajemen laba dapat menambah bias dalam laporan keuangan
dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba
hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Rahmawati, 2004).
31
Menurut Hermuningsih (2013) pihak manajemen yang melakukan
pengaturan laba, cenderung semakin aktif dalam melakukan manajemen laba untuk
membuat nilai perusahaan semakin tinggi sehingga dapat menaikkan citra dari
perusahaan dan untuk menarik dukungan dari publik dan shareholders. Praktek
keuangan dan memberikan informasi yang tidak relevan bagi investor (Darwis,
2010).
pengetahuan atau pelatihan akuntansi, maka semakin mudah bagi orang tersebut
untuk melihat estimasi atau pertimbangan akuntansi yang dapat digunakan untuk
menaikan laba yang dilaporkan. Oleh karena itu dalam meningkat kenaikan suatu
laba dalam perusahaan yang dilakukan oleh para manajer, seharusnya mengetahui
perusahaan. Scott (1997) dalam Sulitiawan, dkk (2011) mengatakan pola umum
yang banyak dilakukan dalam praktik manajemen laba antara lain sebagai berikut:
1. Taking a Bath
Pola ini dilakukan dengan cara mengatur laba perusahaan tahun berjalan
menjadi sangat tinggi atau rendah dibandingkan laba periode tahun sebelumnya
atau tahun berikutnya. Pola ini biasa dipakai pada perusahaan yang sedang
manajemen perusahaan.
32
2. Income Minimization
Pola ini dilakukan dengan menjadikan laba periode tahun berjalan lebih
rendah dari laba sebenarnya. Secara praktis, pola ini relatif sering dilakukan
dengan motivasi perpajakan dan politis. Agar nilai pajak yang dibayarkan tidak
terlalu tinggi, manajer cenderung menurunkan laba periode tahun berjalan, baik
3. Income Maximization
Pola ini merupakan kebalikan dari pola income minimization. Menurut pola
ini, manajemen laba dilakukan dengan cara menjadikan laba tahun berjalan
lebih tinggi dari laba sebenarnya. Teknik yang dilakukan pun beragam, mulai
sampai dengan meningkatkan jumlah penjualan dan produksi. Pola ini biasanya
banyak digunakan oleh perusahaan yang akan melakukan IPO agar mendapat
4. Income Smoothing
Pola ini dilakukan dengan mengurangi fluktuasi laba sehingga laba yang
dilaporkan relatif stabil. Untuk investor dan kreditor yang memiliki sifat risk
33
kini, manajer melakukan mandi besar (big bath), dan manajer melakukan fluktuasi
manajemen laba, manajer dapat melakukan kombinasi dari beberapa strategi untuk
dalam suatu perusahaan yang memiliki rencana bonus, maka manajer akan
melakukan kenaikan laba saat ini yakni dengan memiliki metode akuntansi
laba Sweeney (1994) dalam Nugroho (2010 :42). Hal ini untuk menjaga reputasi
Dalam suatu perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi, akan
34
dilaporkan dari periode sekarang sampai periode mendatang sehingga dapat
Menurut Gumanti (2000) dalam Nugroho (2011), terdapat tiga cara yang
dapat digunakan untuk melakukan manajemen laba pada laporan keuangan, yaitu:
Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui judgement
terhadap estimasi akuntansi seperti estimasi piutang tak tertagih, estimasi kurun
waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi
mengubah metode depresiasi aktiva tetap. Dari metode depresiasi angka tahun
berikutnya.
35
2.1.6.5 Pengukuran Manajemen Laba
tersebut dengan metode yang tepat (Ariyani, 2011). Ada beberapa model empiris
1. Model Healy
mengurangi laba akuntansi yang diperoleh selama periode tertentu dengan arus
accruals, model Healy membagi rata-rata total akrual dengan total aktiva
periode sebelumnya.
2. Model DeAngelo
antara laba akuntansi yang diperoleh selama satu periode dengan arus kas
akhir periode yang di skala dengan total aktiva periode sebelumnya. Sama
36
3. Model Jones
accrual adalah konstan. Model ini menggunakan dua asumsi sebagai dasar
yang bisa salah dari model Jones untuk menentukan discretionary accruals
Lalu, ada pula beberapa model lain untuk mengukur manajemen laba,
diantaranya adalah :
1. Model Industri
yang dikenal dengan Model Industri. Serupa dengan Model Jones, Model
37
sepanjang waktu. Namun, alih-alih mencoba secara langsung memodelkan
2. Model Dechow-Dichev
Dechow dan Dichev (2002) mengajukan sebuah model yang bisa digunakan
untuk mengukur kualitas akrual dalam laba yang tersaji di laporan keuangan.
akan mampu menyesuaikan perubahan arus kas dari waktu ke waktu. Akan
tetapi, seringkali akrual didasari pada suatu estimasi akan peristiwa yang akan
dating, yang jika estimasi ini salah maka memerlukan penyesuaian di masa yang
3. Model Kothari
Dengan kata lain, model ini hanya menambahkan perubahan ROA dalam
4. Model Stubben
38
Stubben (2010) menjelaskan bahwa model discretionary revenue
karena model discretionary accruals banyak menerima kritik akibat adanya bias
dengan cara memusatkan perhatian pengukuran manajemen laba pada salah satu
1995; Dechow and Dichev, 2002; Kothari et al. 2005) untuk mendeteksi
secara substansial tidak terlalu bias dan kesalahan pengukuran relatif kecil
Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur
39
2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu
perusahan. Terdapat beberapa hal penting dari penelitian sebelumnya yang menjadi
1. Alfredo, Sri Artini dan Suarjaya (2012) telah melakukan penelitian dengan
penelitian ini diperoleh dari data laporan keuangan. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang secara
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis berganda
perusahaan.
2. Putri, Sri, dan Joy (2017) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar
penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang telah terdaftar di
40
3. Suranto, Nangoi. dan Walandouw (2017) melakukan penelitian dengan judul
yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan uji asumsi klasik,
regresi linier berganda serta uji T dan uji F. Hasil dari penelitian ini menyatakan
perusahaan.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Analisis data
5. Akmalia, Dio dan Hesty (2017) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
41
2010-2015)”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
metode purposive sampling sebagai cara untuk pengambilan sampel. Hasil dari
and beverages yang menerbitkan laporan tahunan dan terdaftar di Bursa Efek
perusahaan.
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan
42
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012-2014.
Efek Indonesia”. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
adalah analisis asosiasi deskriptif dengan regresi linier sederhana. Hasil dari
10. Marjani dan Puspitosarie (2013) melakukan penelitian dengan judul “Earning
Populasi penelitian ini adalah bank umum go-public yakni sebanyak 29 bank
yang terdiri dari empat bank umum persero dan 25 bank umum swasta nasional
43
Variabel Pemoderasi”. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah
yang menjadi sampel. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan
regresi berganda dengan uji interaksi. Hasil dari penelitian ini membuktikan
perusahaan.
44
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Sebelumnya
Metode
Peneliti Judul Variabel Hasil
No. Responden Analisis
(Tahun) Penelitian yang Diteliti Penelitian
Data
45
Perbankan di periode variabel
Bursa Efek 2013-2015. independen.
Indonesia
46
Dengan Bursa Efek Manajemen terhadap nilai
Kualitas Audit selama laba sebagai perusahaan.
Sebagai periode variabel
Variabel 2010-2015 independen.
Pemoderasi Kualitas
audit sebagai
variabel
pemoderasi.
47
Sebagai terdiri dari regresi variabel terhadap nilai
Moderating empat bank sederhana independen. perusahaan.
Variabel dan umum Corporate
Firm Size persero dan governance
Sebagai 25 bank sebagai
Variabel umum variabel
Kontrol swasta moderasi dan
nasional firm size
(BUSN). sebagai
variabel
kontrol.
menganalisis pengaruh dari kinerja keuangan dan manajemen laba terhadap nilai
perusahaan. Terdiri dari kinerja keuangan dana manajemen laba sebagai variabel
adanya pengaruh yang signifikan antara variabel kinerja keuangan, dan manajemen
laba terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri yang
48
2.3.1 Hubungan Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan.
seberapa efektif perusahaan bagi para investor. Dimana, salah satu rasio
profitabilitas yang dipakai oleh peneliti adalah Return on Asset (ROA) sebagai alat
analisis utama dalam indikator penilaian kinerja keuangan. Dimana ROA disini
Semakin baik nilai ROA maka secara teoritis kinerja keuangan perusahaan
dikatakan baik, yang berakibat pula naiknya harga saham perusahaan. Dimana,
harga saham dan jumlah saham yang beredar akan mempengaruhi sebagai proksi
dari nilai perusahaan. Nilai ROA yang tinggi akan memberikan sinyal positif bagi
para investor bahwa perusahaan dapat menghasilkan laba dalam kondisi yang
menguntungkan. Hal ini menjadi daya tarik bagi investor untuk memiliki saham
perusahaan dan akan meningkatkan harga saham sehingga nilai perusahaan pun
menjadi meningkat.
perusahaan dengan menggunakan Price Earning Ratio (PER) dan juga Price Book
Value (PBV). Rasio ini mengindikasikan derajat kepercayaan investor pada kinerja
masa depan perusahaan. Semakin tinggi PER, investor semakin percaya pada
emiten, sehingga harga saham semakin mahal dan hal ini akan berpengaruh kepada
meningkatnya nilai perusahaan. Nilai rasio PER yang tinggi menunjukkan investasi
49
perusahaan yang bagus dan prospek pertumbuhan perusahaan yang bagus sehingga
nilai saham lebih besar dari pada nilai yang tercatat pada neraca perusahaan,
sehingga PBV perusahaan tinggi dan nilai perusahaan pun tinggi. Nilai PBV yang
Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Semakin
besar rasio ini menggambarkan kepercayaan pasar akan prospek kinerja keuangan
perusahaan tersebut. Nilai rasio PBV yang menurun, maka akan semakin
menaiknya harga saham dan akan berpengaruh kepada besar atau kecilnya nilai
Praktik manajemen laba juga dapat mempengaruhi nilai yang dimiliki oleh
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
asimetri informasi.
kepada para investor. Sinyal yang diberikan merupakan cerminan nilai perusahaan
50
keuangan tersebut penting bagi pengguna eksternal, karena kelompok itu paling
pemegang saham, dan peningkatan harga saham identik dengan peningkatan nilai
laba adalah dengan model Jones Modifikasi. Dalam model yang dimodifikasi,
pada periode kejadian berasal dari manajemen laba, hal ini didasarkan pada
dengan menerapkan diskresi atas pengakuan pendapatan atas penjualan tunai. Jika
modifikasi ini berhasil, maka perkiraan manajemen laba seharusnya tidak lagi bias
terhadap nol dalam sampel dimana manajemen laba telah dilakukan melalui
pengelolaan pendapatan.
51
2.4 Model Kerangka Pemikiran
52
BAB III
objek penelitian yang akan diteliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang
menjadi perhatian dalam penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam
terjadi. Sugiyono (2014) mengartikan objek penelitian sebagai suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun objek penelitian yang diteliti
situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id pada periode 5 tahun, dimulai
53
3.3 Metode Penelitian
akan diketahui hubungan yang signifikan antar variabel yang diteliti sehingga
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif dan metode verifikatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan
menurut Nazir (2003:54) metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti
status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran, ataupun
54
dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik yang digunakan untuk
berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data,
masukan bagi emiten dan investor. Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk
menjawab hipotesis ada atau tidak adanya pengaruh Kinerja Keuangan dan
Unit analisis menurut Arikunto (2010, hlm. 187) adalah satuan tertentu yang
diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dalam pengertian yang lain, unit analisis
diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan focus atau komponen yang diteliti.
Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reliabilitas penelitian
dapat terjaga. Dengan demikian unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan
55
keuangan dan laporan tahunan seluruh perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar
3.3.2.1 Populasi
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
seluruh perusahaan sektor manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
1 ADES Akasha Wira International Tbk.
2 ADMG Polychem Indonesia Tbk.
3 AGII Aneka Gas Industri Tbk.
4 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
5 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk.
6 ALDO Alkindo Naratama Tbk.
7 ALKA Alakasa Industrindo Tbk.
8 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk.
9 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk.
10 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk.
11 AMIN Ateliers Mecaniques D'Indonésie Tbk
12 APLI Asiaplast Industries Tbk.
13 ARGO Argo Pantes Tbk.
14 ARKA Arkha Jayanti Persada Tbk.
15 ARNA Arwana Citramulia Tbk.
16 ASII Astra International Tbk.
17 AUTO Astra Otoparts Tbk.
18 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk.
56
19 BATA Sepatu Bata Tbk.
20 BELL Trisula Textile Industries Tbk.
21 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
22 BOLT Garuda Metalindo Tbk.
23 BRAM Indo Kordsa Tbk.
24 BRNA Berlina Tbk.
25 BRPT Barito Pacific Tbk.
26 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk
27 BTON Betonjaya Manunggal Tbk.
28 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk.
29 CAKK Cahayaputra Asa Keramik Tbk.
30 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk.
31 CCSI Communication Cable Systems Indonesia Tbk.
32 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
33 CINT Chitose Internasional Tbk.
34 CLEO Sariguna Primatirta Tbk.
35 CNTX Centex Tbk.
36 COCO Wahana Interfood Nusantara Tbk.
37 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
38 CPRO Central Proteina Prima Tbk
39 CTBN Citra Tubindo Tbk.
40 DAJK Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk.
41 DLTA Delta Djakarta Tbk.
42 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
43 DVLA Enseval Putra Megatrading Tbk.
44 EKAD Ekadharma International Tbk
45 ERTX Eratex Djaja Tbk.
46 ESIP Sinergi Inti Plastindo Tbk.
47 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk.
48 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk.
49 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk.
50 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk.
51 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk.
52 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
53 GDYR Goodyear Indonesia Tbk.
54 GGRM Gudang Garam Tbk.
55 GGRP Gunung Raja Paksi Tbk.
56 GJTL Gajah Tunggal Tbk.
57 GMFI Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk.
58 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.
59 HDTX Panasia Indo Resources Tbk.
60 HMSP HM Sampoerna Tbk.
61 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk
57
62 HRTA Hartadinata Abadi Tbk.
63 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
64 IFII Indonesia Fibreboard Industry Tbk.
65 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk.
66 IIKP Inti Agri Resources Tbk
67 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk.
68 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk.
69 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk.
70 IMPC Impack Pratama Industri Tbk.
71 INAF Indofarma Tbk.
72 INAI Indal Aluminium Industry Tbk.
73 INCF Indo Komoditi Korpora Tbk
74 INCI Intanwijaya Internasional Tbk.
75 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
76 INDR Indorama Synthetics Tbk.
77 INDS Indospring Tbk.
78 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
79 INOV Inocycle Technology Group Tbk.
80 INRU Toba Pulp Lestari Tbk.
81 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
82 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk.
83 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk.
84 ITIC Indonesian Tobacco Tbk.
85 JECC Jembo Cable Company Tbk.
86 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk.
87 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
88 JPRS Jaya Pari Steel Tbk.
89 JSKY Sky Energy Indonesia Tbk.
90 KAEF Kimia Farma Tbk.
91 KBLI KMI Wire and Cable Tbk.
92 KBLM Kabelindo Murni Tbk.
93 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
94 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk.
95 KEJU Mulia Boga Raya Tbk.
96 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.
97 KICI Kedaung Indah Can Tbk.
98 KINO Kino Indonesia Tbk.
99 KLBF Kalbe Farma Tbk.
100 KMTR Kirana Megatara Tbk.
101 KPAL Steadfast Marine Tbk.
102 KPAS Cottonindo Ariesta Tbk.
103 KRAH Grand Kartech Tbk.
104 KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk.
58
105 LION Lion Metal Works Tbk.
106 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk.
107 LMSH Lionmesh Prima Tbk.
108 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk.
109 MAIN Malindo Feedmill Tbk.
110 MARK Mark Dynamics Indonesia Tbk.
111 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk.
112 MBTO Martina Berto Tbk.
113 MDKI Emdeki Utama Tbk.
114 MERK Merck Tbk.
115 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk
116 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
117 MLIA Mulia Industrindo Tbk.
118 MOLI Madusari Murni Indah Tbk.
119 MRAT Mustika Ratu Tbk.
120 MYOR Mayora Indah Tbk
121 MYTX Asia Pacific Investama Tbk.
122 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk
123 NIPS Nipress Tbk
124 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk.
125 PBID Panca Budi Idaman Tbk
126 PBRX Pan Brothers Tbk
127 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk
128 PEHA Phapros Tbk.
129 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk.
130 POLU Golden Flower Tbk.
131 POLY Asia Pacific Fibers Tbk.
132 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk.
133 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
134 PSGO Salma Serasih Tbk.
135 PTSN Sat Nusapersada Tbk.
136 PURE Trinitan Metals and Minerals Tbk.
137 PYFA Pyridam Farma Tbk.
138 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk.
139 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk.
140 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.
141 SCCO Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk.
142 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
143 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
144 SINI Singaraja Putra Tbk.
145 SIPD Sierad Produce Tbk.
146 SKBM Sekar Bumi Tbk.
147 SKLT Sekar Laut Tbk.
59
148 SLIS Gaya Abadi Sempurna Tbk.
149 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk
150 SMCB Solusi Bangun Indonesia TBK
151 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
152 SMKL Satyamitra Kemas Lestari Tbk.
153 SMSM Selamat Sempurna Tbk
154 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
155 SPMA Suparma Tbk
156 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
157 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk
158 SRSN Indo Acidatama Tbk.
159 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk.
160 STAR Star Petrochem Tbk.
161 STTP Siantar Top Tbk.
162 SULI SLJ Global Tbk.
163 SWAT Sriwahana Adityakarta Tbk.
164 TALF Tunas Alfin Tbk.
165 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
166 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk.
167 TCID Mandom Indonesia Tbk.
168 TDPM Tridomain Performance Material Tbk.
169 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk.
170 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk.
171 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
172 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.
173 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk.
174 TRIS Trisula International Tbk.
175 TRST Trias Sentosa Tbk.
176 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk.
177 UCID Uni-Charm Indonesia Tbk.
178 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk.
179 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk.
180 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk.
181 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
182 VOKS Voksel Electric Tbk.
183 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.
184 WOOD Integra Indocabinet Tbk.
185 WSBP Waskita Beton Precast Tbk.
186 WTON Wijaya Karya Beton Tbk.
187 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk.
188 ZONE Mega Perintis Tbk.
60
3.3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2014) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sebagian atau wakil dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti penentuan jumlah sampel
yang akan diolah dari jumlah populasi yang banyak, memerlukan metode pemilihan
sampel yang tepat. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
cluster sampling.
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat dua cara atau
1. Probability Sampling
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
61
2. Non-Probability Sampling
sampel, peneliti memilih metode cluster sampling atau bisa juga disebut sampling
area. Metode cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas. Untuk menentukan populasi mana yang
yang telah ditetapkan. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seleksi
anggota sampel dilakukan dalam kelompok dan bukan seleksi anggota sampel
secara individu. Sehingga populasi dipilih berdasarkan kelompok atau kelas atau
kategori.
a. Sub sektor kimia sebanyak 43% sehingga ada 35 perusahaan yang diambil
b. Sub sektor aneka industri sebanyak 27% sehingga ada 13 perusahaan yang
62
c. Sub sektor konsumsi sebanyak 30% sehingga ada 17 perusahaan yang diambil
Tabel 3.2
Perhitungan data menggunakan cluster sampling dari perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2015-2019
Persentase %
Sampel (persentase
Sub Sektor Populasi (populasi / jumlah
x populasi)
populasi)
Industri Dasar dan Kimia 81 43% 35
Aneka Industri 50 27% 13
Industri Barang dan Konsumsi 57 30% 17
Jumlah 188 100% 65
Sumber: Bursa Efek Indonesia yang telah diolah
oleh perusahaan manufaktur dari tahun 2015 sampai dengan 2019. Data diperoleh
dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), web-web resmi perusahaan
sampel, dan dengan cara mempelajari literatur yang berkaitan dengan permasalahan
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
rapi dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
63
dipublikasikan (Fauzi, 2009). Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
berupa laporan keuangan dan laporan tahunan seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2019. Sumber data yang
laporan-laporan keuangan yang sudah dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data diperoleh dari berbagai informasi antara lain Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) dan data laporan keuangan yang diperoleh dari situs
(www.idx.co.id).
dengan jelas sebelum mulai pengumpulan data. Variabel dalam sebuah penelitian
dibedakan menjadi dua variabel utama yaitu variabel bebas (independen) dan
dimaksud dengan variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
penelitian ini adalah variabel independen (X), variabel dependen (Y). Adapun
64
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen
(terikat). Dalam penelitian ini variabel independen yang diteliti adalah kinerja
1. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh manajemen
perusahaan dalam suatu periode tertentu, dan sering digunakan untuk menilai
2. Manajemen Laba
rumus Jones Modifikasi, dengan langkah awal untuk menghitung Total Akrual
(TAC):
sebagai berikut:
65
Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan tersebut, lalu dipindahkan ke
program SPSS atau sejenisnya untuk mendapatkan nilai beta. Lalu, pergunakan
nilai koefisien yang sudah didapatkan dari hasil regresi ke dalam rumus:
manajemen laba:
𝑇𝐴𝑖𝑡
𝐷𝐴𝑖𝑡 = − 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡
𝐴𝑖𝑡−1
variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Nilai perusahaan merupakan harga
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual,
semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang diterima oleh
pemilik perusahaan (Suad dan Enny, 2006). Dalam penelitian ini variabel dependen
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
Skala
Variabel Konsep Variabel Indikator
pengukuran
66
Kinerja keuangan
merupakan prestasi
kerja yang telah
dicapai oleh
Kinerja manajemen perusahaan
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Keuangan dalam suatu periode 𝑅𝑂𝐴 = Rasio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
(X1) tertentu, dan sering
digunakan untuk
menilai kinerja suatu
perusahaan (Novia,
2019).
Manajemen laba
adalah tindakan yang
dilakukan manajemen
untuk meningkatkan
atau menurunkan laba
𝑇𝐴𝑖𝑡
Manajeme perusahaan dalam 𝐷𝐴𝑖𝑡 = − 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡
𝐴𝑖𝑡−1 Rasio
n Laba (X2) laporan keuangan
dengan tujuan untuk
meningkatkan
kesejahteraan pihak
tertentu (Darwis,
2012).
Nilai perusahaan
merupakan harga yang
bersedia dibayar oleh
calon pembeli apabila
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
perusahaan tersebut ● PBV =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎
Nilai
dijual, semakin tinggi
perusahaan Rasio
nilai perusahaan
(Y) 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
semakin besar ● 𝑃𝐸𝑅 =
𝐿𝑎𝑏𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
kemakmuran yang
diterima oleh pemilik
perusahaan (Suad dan
Enny, 2006)
67
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
ini dilakukan dengan cara menentukan rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
tertinggi, dan nilai terendah yang dihitung dengan menggunakan program SPSS dan
Microsoft Excel.
1. Rata-rata (mean)
dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada dalam
paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu distribusi data
berdasarkan nilai rata-rata. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung mean:
𝛴 𝑋𝑖
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑚𝑒𝑎𝑛) =
𝑛
Keterangan:
Σ = Epsilon (jumlah)
Xi = Nilai x ke i sampai ke n
n = Jumlah sampel
2. Standar Deviasi
Standar deviasi merupakan akar dari varians. Standar deviasi adalah ukuran
penyimpangan yang diperoleh dari akar kuadrat dari rata-rata jumlah kuadrat
68
(2010:40) standar deviasi adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat)
variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari reratanya. Berikut ini
𝛴 (𝑥𝑖 − 𝑥)2
𝑠= √
(𝑛 − 1)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
𝑋𝑖 = Nilai x ke i sampai ke n
𝑥 = Rata-rata (mean)
Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang dilakukan agar persamaan regresi
Estimator (BLUE). Model regresi dengan metode Ordinary Least Square (OLS)
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
69
distribusi normal. Apabila asumsi dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
1. Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik
asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
membuat hipotesis:
√𝑛1 + 𝑛2
𝐾𝐷 ∶ 1,36
𝑛1 𝑛2
Keterangan:
70
3.3.7.2.2 Uji Multikolinearitas
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-
variabel bebas. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak korelasi antara
variabel bebas atau variabel independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi,
maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang
1. Jika antar variabel bebas pada korelasi di atas 0.90, maka hal ini merupakan
adanya multikolinieritas.
2. Atau multikolinieritas juga dapat dilihat dari VIF, jika VIF < 10 maka tingkat
3. Nilai Eigen Value berjumlah satu atau lebih, jika variabel bebas mendekati 0
model regresi ada korelasi antara residual pada periode tertentu t dengan residual
pada periode sebelumnya (t-1), model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat
dependen tidak berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode
71
Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Salah satu
ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-
berikut:
2. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 <
DW < +2.
Tabel 3.4
Nilai Durbin=Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ - dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du < d ≤ 4 - du
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan
tertentu, seperti titik yang memiliki bentuk pola tertentu teratur (bergelombang,
heteroskedastisitas. Akan tetapi apabila tidak memiliki pola yang jelas, juga titik
72
titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
berganda. Menurut Algifari (2015:1) analisis regresi adalah suatu metode statistik
bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi
Berikut adalah persamaan umum regresi linier berganda dengan dua prediktor:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑥1 + 𝑏2 𝑥2 + 𝜀
Keterangan:
Y = Variabel dependen
a = Konstanta yaitu nilai Y ketika X = 0
b1, b2 = Koefisien regresi atau angka arah, yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah
garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
x1, x2 = Variabel independen
e = Error
73
Berdasarkan model persamaan umum regresi linier berganda diatas, maka
model persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
𝑁𝑃 = 𝑎 + 𝑏1 𝐾𝐾 + 𝑏2 𝑀𝐿 + 𝜀
Keterangan:
NP = Nilai Perusahaan
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
KK = Kinerja Keuangan
ML = Manajemen Laba
e = Error
digunakan dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat
74
3.3.8.2 Uji Parsial (Uji t)
masing variabel independen. Hipotesis nol (H0) tidak terdapat pengaruh yang
variabel independen dan variabel dependen, adapun hipotesis statistik yang akan
1. Kinerja Keuangan
75
Kriteria yang digunakan dalam uji statistik t yaitu:
1. Jika 𝜌 value signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kata
2. Jika 𝜌 value signifikansi > 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kata
dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil
Kd = r2 x 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
r2 = Koefisien korelasi
76
BAB IV
manufaktur yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2019.
tersedia di website Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dalam penelitian
ini ditentukan dengan teknik cluster sampling. Teknik ini seringkali digunakan
untuk menentukan sampel apabila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas. Jumlah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
perusahaan.
Tabel 4.1
Persentase %
Sampel (persentase
Sub Sektor Populasi (populasi / jumlah
x populasi)
populasi)
Industri Dasar dan Kimia 81 43% 35
Aneka Industri 50 27% 13
Industri Barang dan Konsumsi 57 30% 17
Jumlah 188 100% 65
77
Tabel 4.2
Sampel Penelitian
Kode Sektor
No Nama Perusahaan
Perusahaan Perusahaan
1 INTP IDK* Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2 SMBR IDK* Semen Baturaja (Persero) Tbk
3 WTON IDK* Wijaya Karya Beton Tbk.
4 AMFG IDK* Asahimas Flat Glass Tbk.
5 ARNA IDK* Arwana Citramulia Tbk.
6 TOTO IDK* Surya Toto Indonesia Tbk.
7 INAI IDK* Indal Aluminium Industry Tbk.
8 DPNS IDK* Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
9 EKAD IDK* Ekadharma International Tbk
10 IMPC IDK* Impack Pratama Industri Tbk.
11 CPIN IDK* Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
12 INKP IDK* Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
13 TKIM IDK* Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
14 TALF IDK* Tunas Alfin Tbk.
15 AKPI IDK* Argha Karya Prima Industry Tbk.
16 BRPT IDK* Barito Pacific Tbk.
17 FPNI IDK* Lotte Chemical Titan Tbk.
18 INCI IDK* Intanwijaya Internasional Tbk.
19 INRU IDK* Toba Pulp Lestari Tbk.
20 IPOL IDK* Indopoly Swakarsa Industry Tbk.
21 JPFA IDK* JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
22 KDSI IDK* Kedawung Setia Industrial Tbk.
23 LION IDK* Lion Metal Works Tbk.
24 LMSH IDK* Lionmesh Prima Tbk.
25 MAIN IDK* Malindo Feedmill Tbk.
26 MLIA IDK* Mulia Industrindo Tbk.
27 NIKL IDK* Pelat Timah Nusantara Tbk
28 PICO IDK* Pelangi Indah Canindo Tbk.
29 SMGR IDK* Semen Indonesia (Persero) Tbk
30 SPMA IDK* Suparma Tbk
31 SRSN IDK* Indo Acidatama Tbk.
32 TPIA IDK* Chandra Asri Petrochemical Tbk.
33 TRST IDK* Trias Sentosa Tbk.
34 UNIC IDK* Unggul Indah Cahaya Tbk.
35 SMCB IDK* Solusi Bangun Indonesia TBK
36 ASII IAI* Astra International Tbk.
37 AUTO IAI* Astra Otoparts Tbk.
38 BRAM IAI* Indo Kordsa Tbk.
78
39 SMSM IAI* Selamat Sempurna Tbk
40 PBRX IAI* Pan Brothers Tbk
41 RICY IAI* Ricky Putra Globalindo Tbk.
42 SRIL IAI* Sri Rejeki Isman Tbk
43 BATA IAI* Sepatu Bata Tbk.
44 KBLI IAI* KMI Wire and Cable Tbk.
45 KBLM IAI* Kabelindo Murni Tbk.
46 SCCO IAI* Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk.
47 TRIS IAI* Trisula International Tbk.
48 IMAS IAI* Indomobil Sukses Internasional Tbk.
49 DLTA IBM* Delta Djakarta Tbk.
50 ICBP IBM* Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
51 INDF IBM* Indofood Sukses Makmur Tbk.
52 MLBI IBM* Multi Bintang Indonesia Tbk.
53 MYOR IBM* Mayora Indah Tbk
54 SKLT IBM* Sekar Laut Tbk.
55 GGRM IBM* Gudang Garam Tbk.
56 HMSP IBM* HM Sampoerna Tbk.
57 KLBF IBM* Kalbe Farma Tbk.
58 SIDO IBM* Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
59 TSPC IBM* Tempo Scan Pacific Tbk.
60 UNVR IBM* Unilever Indonesia Tbk.
61 CINT IBM* Chitose Internasional Tbk.
62 TBLA IBM* Tunas Baru Lampung Tbk
63 ADES IBM* Akasha Wira International Tbk.
64 CEKA IBM* Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
65 DVLA IBM* Enseval Putra Megatrading Tbk.
*Keterangan:
IDK =Industri Dasar dan Kimia IBM = Industri Barang dan Konsumsi.
IAI = Aneka Industri
yang sudah tersedia. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
79
dan penyajian data dari peringkasan data tersebut. Suatu data dikatakan baik apabila
nilai mean > Std. Deviation sehingga data bersifat homogen, namun apabila nilai
penyimpangan lebih besar daripada nilai rata-rata dapat dikatakan kurang baik
sektor manufaktur yang terdaftar di BEI, selanjutnya bisa dilihat nilai maksimum,
minimum, rata-rata (mean) dari masing-masing variabel yang diteliti pada tabel
dibawah ini:
perusahaan seluruh sektor manufaktur periode 2015-2019 dengan ROA sebagai alat
pengukuran :
Tabel 4.3
Data Kinerja Keuangan Yang Diukur Dengan ROA
ROA Rata-
NO KODE
2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 INTP 15.76 12.84 6.44 2.32 6.60 8.792
2 SMBR 10.34 5.93 2.90 2.00 1.00 4.434
3 WTON 3.86 6.04 4.82 5.48 4.94 5.028
4 AMFG 7.99 4.37 0.62 0.10 -1.50 2.316
5 ARNA 4.98 5.92 7.63 9.57 12.00 8.020
6 TOTO 11.69 6.53 9.87 11.97 4.82 8.976
7 INAI 2.15 2.66 3.18 2.08 2.77 2.568
8 DPNS 3.59 3.38 1.93 2.91 1.24 2.610
9 EKAD 12.07 12.91 9.56 7.99 8.68 10.242
10 IMPC 7.75 5.53 3.98 1.72 3.70 4.536
11 CPIN 7.42 9.19 10.18 16.47 12.38 11.128
80
12 INKP 3.16 2.95 5.41 5.92 3.20 4.128
13 TKIM 0.05 0.31 1.06 8.30 5.40 3.024
14 TALF 7.77 3.42 2.33 4.47 2.01 4.000
15 AKPI 0.96 2.00 0.49 2.09 1.96 1.500
16 BRPT 0.23 10.88 7.68 3.40 1.90 4.818
17 FPNI 1.28 1.06 -0.91 3.13 -1.98 0.516
18 INCI 10.00 3.71 5.45 4.26 3.41 5.366
19 INRU -0.82 11.05 7.30 1.00 -4.00 2.906
20 IPOL 0.95 2.30 0.72 2.00 2.00 1.594
21 JPFA 3.06 11.28 5.25 9.80 7.50 7.378
22 KDSI 0.97 4.13 5.19 5.52 5.11 4.184
23 LION 7.20 6.17 1.36 2.11 0.13 3.394
24 LMSH 1.45 3.84 8.05 1.80 -12.40 0.548
25 MAIN -1.57 7.40 1.20 0.07 0.03 1.426
26 MLIA -2.19 0.12 0.92 3.59 2.20 0.928
27 NIKL -5.29 2.11 0.90 1.77 -1.04 -0.310
28 PICO 2.47 2.07 2.34 1.80 0.70 1.876
29 SMGR 11.86 10.25 4.71 6.02 3.00 7.168
30 SPMA -1.95 3.75 4.24 3.60 5.20 2.968
31 SRSN 2.70 1.54 2.71 5.64 5.50 3.618
32 TPIA 1.41 14.10 11.20 5.90 0.70 6.662
33 TRST 0.75 1.03 1.15 1.50 0.90 1.066
34 UNIC -0.39 9.31 5.33 7.31 5.18 5.348
35 SMCB 0.01 -0.01 -0.04 -0.04 0.03 -0.010
36 ASII 6.36 6.99 7.84 8.00 8.00 7.438
37 AUTO 2.25 3.31 3.71 4.30 5.10 3.734
38 BRAM 4.31 7.53 8.07 5.73 5.22 6.172
39 SMSM 20.78 22.27 22.73 23.00 21.00 21.956
40 PBRX 1.95 2.56 1.36 2.90 2.40 2.234
41 RICY 1.12 1.09 1.20 1.00 1.00 1.082
42 SRIL 7.11 6.27 6.75 6.20 5.62 6.390
43 BATA 16.29 5.25 6.27 8.00 3.00 7.762
44 KBLI 7.43 17.87 11.91 8.51 10.80 11.304
45 KBLM 1.95 3.32 3.56 3.13 3.01 2.994
46 SCCO 8.97 13.90 6.72 6.32 7.16 8.614
47 TRIS 6.52 3.94 2.61 2.34 2.03 3.488
48 IMAS -0.09 -1.22 -0.20 0.27 0.35 -0.178
49 DLTA 18.50 21.25 20.87 16.63 22.29 19.908
50 ICBP 11.01 12.56 11.21 10.51 13.31 11.720
51 INDF 4.04 6.41 5.85 3.73 6.10 5.226
52 MLBI 23.65 43.17 52.67 42.00 42.00 40.698
81
53 MYOR 11.02 10.75 10.93 10.00 11.00 10.740
54 SKLT 5.32 3.63 3.61 4.30 5.70 4.512
55 GGRM 10.16 10.60 11.62 8.63 13.80 10.962
56 HMSP 27.26 30.02 29.37 19.73 27.00 26.676
57 KLBF 15.02 15.44 14.76 13.54 12.37 14.226
58 SIDO 15.65 16.08 16.90 19.90 22.80 18.266
59 TSPC 8.42 8.28 7.50 6.51 6.62 7.466
60 UNVR 37.20 38.16 37.05 46.30 36.10 38.962
61 CINT 7.70 5.16 6.22 2.76 1.38 4.644
62 TBLA 2.16 4.93 6.80 4.70 3.80 4.478
63 ADES 5.03 7.29 4.55 6.00 10.00 6.574
64 CEKA 7.71 17.51 7.71 7.93 15.47 11.266
65 DVLA 7.48 9.93 9.89 11.90 12.10 10.260
Max 37.20 43.17 52.67 46.30 42.00 40.698
Min -5.29 -1.22 -0.91 -0.04 -12.40 -0.310
Rata-Rata 6.68 8.37 7.46 7.21 6.61 7.266
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, nilai kinerja keuangan tertinggi pada tahun 2015
dialami oleh Unilever Indonesia Tbk dengan 37.2 dan terendah dialami oleh Sekar
Laut Tbk dengan -5.3. Untuk tahun 2016, nilai tertinggi dialami oleh Multi Bintang
Indonesia Tbk sebesar 43.2 dan nilai terendah dialami oleh Indomobil Sukses
Internasional Tbk dengan -1.2. Pada tahun 2017, Multi Bintang Indonesia Tbk
masih memegang nilai tertinggi dengan 52.7 dan Lotte Chemical Titan Tbk
memiliki nilai terendah sebesar -0.9. Di tahun 2018, nilai tertinggi kembali dialami
oleh Unilever Indonesia Tbk sebesar 46.3 dan nilai terendah sebesar -0.04 oleh
Solusi Bangun Indonesia Tbk. Untuk periode terakhir pada tahun 2019, nilai
tertinggi dialami oleh Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 42.0 dan nilai terendah
Dari tabel 4.3 tersebut, dapat dilihat nilai rata-rata kinerja keuangan pada
tahun 2015 sebesar 6.6762, pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi
8.3742, pada tahun 2017 terjadi penurunan menjadi 7.4645, pada tahun 2018
82
mengalami sedikit penurunan dengan nilai 7,72052 dan pada tahun 2019
disimpulkan rata-rata maksimal ada di tahun 2017 sedangkan rata-rata minimal ada
Dalam penelitian ini, manajemen laba menjadi salah satu bagian dari
variabel independen. Berikut ini merupakan data manajemen laba untuk 65 sampel
Tabel 4.4
Data Manajemen Laba Yang Diukur Dengan Jones Modifikasi
JONES
NO KODE Rata-Rata
2015 2016 2017 2018 2019
-
1 INTP
0.00009067 0.00004911 -0.00007672 0.00036797 0.00001427 0.00005279
-
2 SMBR
0.00031029 0.00116905 0.00098250 0.00035579 -0.00003422 0.00043257
3 WTON 0.00054466 0.00041045 0.00266582 -0.00001247 0.00023817 0.00076933
4 AMFG 0.00011727 -0.00010321 0.00008006 0.00008086 0.00007316 0.00004963
5 ARNA 0.00036726 0.00076994 0.00091398 -0.00033033 0.00027994 0.00040016
6 TOTO 0.00004275 -0.00062314 0.00039273 -0.00069397 0.00059329 -0.00005767
7 INAI 0.00551136 0.00161539 -0.00120134 0.00181512 -0.00200695 0.00114672
-
8 DPNS
0.00016383 -0.00032052 0.00044667 0.00007154 -0.00027373 -0.00004797
-
9 EKAD
0.00016366 0.00062208 0.00028211 0.00035362 -0.00000517 0.00021780
-
10 IMPC
0.00019001 0.00044726 0.00054217 0.00012482 0.00035331 0.00025551
-
11 CPIN
0.00019031 -0.00044901 -0.00024490 0.00040615 0.00017377 -0.00006086
12 INKP 0.00137727 0.00015253 0.00059947 0.00085970 0.00009282 0.00061636
-
13 TKIM
0.00038507 -0.00008675 0.00040082 0.00010175 -0.00015314 -0.00002448
83
14 TALF 0.00035541 0.00086314 0.00097436 0.00052637 0.00082773 0.00070940
15 AKPI 0.00068274 -0.00085605 0.00066545 0.00085092 -0.00069624 0.00012936
-
16 BRPT
0.00049581 0.00080039 0.00042460 -0.00013676 0.00019001 0.00015649
-
17 FPNI
0.00033767 -0.00044884 -0.00058008 0.00028511 -0.00114381 -0.00044506
18 INCI 0.00148889 0.00259242 0.00179549 0.00079734 0.00146528 0.00162788
19 INRU 0.00002702 0.00016146 -0.00008559 0.00000899 -0.00002653 0.00001707
-
20 IPOL
0.00077564 0.00050735 0.00035948 0.00072502 -0.00040084 0.00008307
-
21 JPFA
0.00006152 0.00001669 0.00047388 0.00020480 0.00020851 0.00016847
22 KDSI 0.00080338 0.00095481 0.00062518 -0.00075332 -0.00028515 0.00026898
23 LION 0.00050991 0.00051646 0.00003212 0.00084007 -0.00037992 0.00030373
-
24 LMSH
0.00046884 -0.00016444 -0.00013519 0.00041060 -0.00068861 -0.00020930
-
25 MAIN
0.00019351 -0.00013348 0.00012929 -0.00054416 0.00049804 -0.00004876
-
26 MLIA
0.00038145 0.00014843 0.00031667 -0.00053528 0.00012140 -0.00006605
-
27 NIKL
0.00084500 -0.00021966 0.00127047 0.00194007 -0.00038950 0.00035128
-
28 PICO
0.00038659 -0.00250900 0.00272854 -0.00012191 -0.00025833 -0.00010946
29 SMGR 0.00012516 0.00022525 0.00048578 0.00043291 0.00038854 0.00033153
-
30 SPMA
0.00027913 -0.00046391 0.00005103 0.00014177 0.00053086 -0.00000387
31 SRSN 0.00108993 0.00003839 -0.00070686 0.00111359 0.00083395 0.00047380
-
32 TPIA
0.00066737 0.00102998 0.00059907 -0.00023108 -0.00010168 0.00012578
-
33 TRST
0.00037841 -0.00011159 0.00014731 0.00048263 0.00010799 0.00004959
-
34 UNIC
0.00152201 0.00118686 -0.00052604 -0.00038478 -0.00009891 -0.00026897
35 SMCB 0.00004100 0.00005979 0.00013937 -0.00040308 0.00059377 0.00008617
-
36 ASII
0.00016375 0.00028021 0.00044988 0.00063443 0.00003869 0.00024789
-
37 AUTO
0.00016540 0.00021207 0.00028804 0.00017614 0.00009708 0.00012159
-
38 BRAM
0.00018696 0.00047467 0.00047435 0.00009955 -0.00060382 0.00005156
39 SMSM 0.00048884 0.00116133 0.00038127 0.00154240 0.00065296 0.00084536
40 PBRX 0.00076592 0.00071479 0.00060508 0.00083949 0.00003238 0.00059153
-
41 RICY
0.00015041 0.00079093 -0.00008548 0.00006415 -0.00014309 0.00009522
-
42 SRIL
0.00086634 0.00123814 0.00089761 0.00037863 0.00096995 0.00052360
-
43 BATA
0.00002843 0.00002772 -0.00010949 -0.00005148 -0.00010050 -0.00005244
84
44 KBLI 0.00113382 -0.00008519 0.00202572 0.00284401 0.00345643 0.00187496
-
45 KBLM
0.00272465 -0.00198792 0.00331051 0.00119545 -0.00178254 -0.00039783
-
46 SCCO
0.00168993 -0.00151627 0.00172687 0.00047760 -0.00033860 -0.00026806
-
47 TRIS
0.00038517 -0.00188389 -0.00120507 0.00236163 -0.00049950 -0.00032240
48 IMAS 0.00048344 -0.00001330 0.00127573 0.00062578 0.00053204 0.00058074
-
49 DLTA
0.00145872 0.00070055 0.00285101 -0.00236624 0.00054944 0.00005521
50 ICBP 0.00038914 0.00044053 0.00017612 0.00010175 -0.00009041 0.00020342
51 INDF 0.00019405 0.00002136 0.00044192 -0.00007041 -0.00013878 0.00008963
-
52 MLBI
0.00169884 0.00083905 0.00273144 0.00029849 0.00193669 0.00082137
53 MYOR 0.00063980 0.00196014 0.00292455 -0.00004136 0.00037966 0.00117256
54 SKLT 0.00052310 0.00128590 0.00038795 0.00176700 0.00036215 0.00086522
55 GGRM 0.00001362 0.00018113 0.00004866 -0.00016603 0.00004203 0.00002388
56 HMSP 0.00281763 -0.00088754 0.00030326 0.00001686 -0.00001324 0.00044739
-
57 KLBF
0.00005669 0.00047141 0.00035168 0.00053710 0.00039345 0.00033939
58 SIDO 0.00009377 0.00031524 0.00033186 0.00050937 0.00020464 0.00029098
59 TSPC 0.00032602 0.00010168 0.00054202 0.00018079 -0.00001120 0.00022786
60 UNVR 0.00053851 0.00065000 0.00132640 0.00031120 0.00038267 0.00064175
-
61 CINT
0.00047644 -0.00017305 -0.00055227 0.00023098 0.00031415 -0.00013133
62 TBLA 0.00025560 0.00080224 0.00084140 0.00062537 -0.00024274 0.00045637
63 ADES 0.00091997 0.00094486 -0.00034475 -0.00020986 0.00005002 0.00027205
-
64 CEKA
0.00092673 0.00032623 0.00012362 -0.00001582 0.00130065 0.00016159
65 DVLA 0.00083455 0.00113701 0.00014393 0.00118168 -0.00020961 0.00061751
-
Min 0.00272465 -0.00250900 -0.00120507 -0.00236624 -0.00200695 -0.00044506
Max 0.00551136 0.00259242 0.00331051 0.00284401 0.00345643 0.00187496
Rata-Rata 0.00006518 0.00025196 0.00057895 0.00035737 0.00012559 0.00027581
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, nilai manajemen laba tertinggi pada tahun
2015 dialami oleh Indal Aluminium Industry Tbk dengan 0.00551136 dan terendah
dialami oleh Kabelindo Murni Tbk dengan -0.00272465. Untuk tahun 2016, nilai
tertinggi dialami oleh Intanwijaya Internasional Tbk sebesar 0.00259242 dan nilai
terendah dialami oleh Pelangi Indah Canindo Tbk dengan -0.00250900. Di tahun
2017, nilai tertinggi dialami oleh Kabelindo Murni Tbk sebesar 0.00331051 dan
85
nilai terendah sebesar -0.00120507 oleh Trisula International Tbk. Untuk periode
tahun 2018, nilai tertinggi dialami oleh KMI Wire and Cable Tbk sebesar
0.00284401 dan nilai terendah dialami oleh Delta Djakarta Tbk dengan -
0.00236624. Pada tahun 2019, KMI Wire and Cable Tbk masih memegang nilai
tertinggi dengan 0.00345643 dan Indal Aluminium Industry Tbk memiliki nilai
Dari tabel 4.4 tersebut, dapat dilihat nilai rata-rata manajemen laba pada
tahun 2015 sebesar 0.00006518, pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi
0.00025196, pada tahun 2017 terjadi peningkatan lagi menjadi 0.00057895, pada
tahun 2018 mengalami sedikit penurunan dengan nilai 0.00035737 dan pada tahun
dapat disimpulkan rata-rata maksimal ada di tahun 2016 dan 2017 sedangkan rata-
dependen. Berikut ini merupakan data nilai perusahaan untuk 65 sampel perusahaan
seluruh sektor manufaktur periode 2015-2019 dengan PER dan PBV sebagai alat
pengukuran.
Tabel 4.5
Data Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan PER
PER
NO KODE Rata-Rata
2015 2016 2017 2018 2019
1 INTP 18.86 13.51 43.45 82.47 61.12 43.882
2 SMBR 8.08 11.70 25.70 31.90 57.44 26.964
86
3 WTON 41.35 32.80 12.93 11.15 13.85 22.416
4 AMFG 8.33 10.09 30.98 -13.19 22.56 11.754
5 ARNA 52.60 47.02 20.78 19.95 14.37 30.944
6 TOTO 25.15 24.65 16.75 11.68 9.80 17.606
7 INAI 4.68 5.80 6.44 6.78 5.36 5.812
8 DPNS 11.69 11.50 18.11 8.38 6.73 11.282
9 EKAD 5.98 4.20 5.62 6.50 6.65 5.790
10 IMPC 58.22 44.38 87.54 82.24 58.72 66.220
11 CPIN 23.21 15.23 19.07 25.59 32.83 23.186
12 INKP 1.70 3.11 5.71 6.15 4.10 4.154
13 TKIM 66.02 10.11 22.49 7.00 6.48 22.420
14 TALF 16.06 16.77 41.89 10.65 8.37 18.748
15 AKPI 21.52 11.11 24.42 70.02 3.92 26.198
16 BRPT -12.28 6.05 19.72 30.35 63.71 21.510
17 FPNI 12.46 26.96 38.22 17.38 7.47 20.498
18 INCI 3.26 6.54 4.84 5.24 10.00 5.976
19 INRU -11.71 0.68 25.70 81.04 -4.81 18.180
20 IPOL 14.69 9.82 30.73 10.27 10.74 15.250
21 JPFA 14.46 7.22 14.87 11.31 14.48 12.468
22 KDSI 6.74 3.63 3.23 5.70 5.59 4.978
23 LION 11.87 11.68 29.21 13.20 16.58 16.508
24 LMSH 28.39 20.75 4.51 18.28 -7.99 12.788
25 MAIN -54.33 9.36 44.70 12.54 6.16 3.686
26 MLIA -4.37 -20.81 -4.97 8.37 4.90 -3.376
27 NIKL -1.52 18.60 67.80 -14.20 24.97 19.130
28 PICO 4.86 7.56 5.54 7.51 55.05 16.104
29 SMGR 14.96 13.94 29.16 24.51 66.37 29.788
30 SPMA -3.61 4.44 5.64 12.11 4.43 4.602
31 SRSN 19.41 17.28 22.42 8.88 7.59 15.116
32 TPIA 31.17 18.07 24.89 30.40 18.80 24.666
33 TRST 34.39 22.74 48.01 26.99 16.56 29.738
34 UNIC -14.70 2.53 7.67 4.18 5.75 1.086
35 SMCB 43.54 -32.33 -7.41 -17.19 -18.37 -6.352
36 ASII 16.79 22.28 17.80 14.63 13.44 16.988
37 AUTO 24.21 26.13 18.01 12.83 9.78 18.192
38 BRAM 14.66 0.13 11.42 11.26 19.94 11.482
39 SMSM 16.03 35.28 40.46 33.73 35.90 32.280
40 PBRX 28.02 13.39 20.86 16.01 14.85 18.626
41 RICY 9.24 8.98 -33.11 38.31 29.45 10.574
42 SRIL 9.42 5.50 8.43 5.22 3.33 6.380
87
43 BATA 9.03 26.26 15.04 12.35 13.59 15.254
44 KBLI 4.13 3.63 4.49 8.66 4.57 5.096
45 KBLM 11.57 6.34 13.04 23.03 70.21 24.838
46 SCCO 4.82 0.71 6.71 6.81 7.18 5.246
47 TRIS 13.93 15.74 19.98 36.92 17.73 20.860
48 IMAS -143.02 -12.06 -3.36 54.88 29.54 -14.804
49 DLTA 21.86 18.45 14.58 14.18 15.89 16.992
50 ICBP 26.18 26.48 27.34 26.23 28.42 26.930
51 INDF 15.31 16.11 16.06 17.40 16.70 16.316
52 MLBI 21.69 27.35 21.80 31.64 26.12 25.720
53 MYOR 22.36 30.72 36.31 39.94 28.38 31.542
54 SKLT 12.52 10.63 34.79 38.28 34.63 26.170
55 GGRM 16.44 20.04 22.32 20.95 10.82 18.114
56 HMSP 42.20 36.79 43.42 33.40 18.04 34.770
57 KLBF 30.87 31.28 33.39 29.61 30.90 31.210
58 SIDO 18.86 11.08 16.12 19.63 25.56 18.250
59 TSPC 15.09 14.50 13.77 11.12 7.72 12.440
60 UNVR 48.24 46.74 60.89 35.57 35.18 45.324
61 CINT 11.88 19.89 12.16 17.52 23.58 17.006
62 TBLA 13.83 8.47 6.90 6.45 7.41 8.612
63 ADES 18.23 13.91 16.90 11.45 11.64 14.426
64 CEKA 3.77 0.00 7.15 14.92 4.18 6.004
65 DVLA 13.49 10.73 9.55 9.98 12.56 11.262
Max 66.02 47.02 87.54 82.47 70.21 66.22
Mix -143.02 -32.33 -33.11 -17.19 -18.37 -14.804
Rata-Rata 13.427 14.033 20.455 20.262 18.885 17.413
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, nilai perusahaan tertinggi pada tahun 2015
dialami oleh Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dengan 66.02 dan terendah dialami
oleh Indomobil Sukses Internasional Tbk dengan -143.02. Untuk tahun 2016, nilai
tertinggi dialami oleh Arwana Citramulia Tbk sebesar 47.02 dan nilai terendah
dialami oleh Solusi Bangun Indonesia Tbk dengan -32.33. Di tahun 2017, nilai
tertinggi dialami oleh Impack Pratama Industri Tbk sebesar 87.54 dan nilai terendah
sebesar -33.11 oleh Ricky Putra Globalindo Tbk. Untuk tahun 2018, nilai tertinggi
dialami oleh Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 82.47 dan untuk periode
88
tertinggi di tahun 2019 dialami oleh Kabelindo Murni Tbk dengan nilai 70.21.
Untuk nilai terendah dialami oleh Solusi Bangun Indonesia Tbk secara berturut-
turut selama 2018 dengan nilai -17.19 dan 2019 dengan nilai -18.37.
Dari tabel 4.5 juga, dapat dilihat nilai rata-rata nilai perusahaan dengan
metode pengukuran PER pada tahun 2015 sebesar 13.42, pada tahun 2016
mengalami peningkatan menjadi 14.03, pada tahun 2017 terjadi peningkatan lagi
menjadi 20.45, pada tahun 2018 mengalami sedikit penurunan dengan nilai 20.26,
dan pada tahun 2019 mengalami penurunan lagi menjadi 18.88. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat disimpulkan rata-rata maksimal ada di tahun 2017 dan 2018
Tabel 4.6
Data Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan PBV
PBV
NO KODE Rata-Rata
2015 2016 2017 2018 2019
1 INTP 3.44 2.23 3.29 3.01 3.03 3.001
2 SMBR 0.97 9.08 11.05 5.06 1.26 5.483
3 WTON 3.18 3.02 1.59 1.25 1.12 2.032
4 AMFG 0.84 0.83 0.73 0.46 0.44 0.659
5 ARNA 4.10 4.15 2.44 2.92 2.99 3.319
6 TOTO 4.81 3.26 2.50 1.88 1.57 2.803
7 INAI 0.53 0.82 0.89 0.90 0.87 0.803
8 DPNS 0.53 0.51 0.44 0.38 0.30 0.432
9 EKAD 1.16 0.79 0.75 0.82 0.88 0.879
10 IMPC 4.08 4.16 4.21 3.52 0.36 3.266
11 CPIN 3.39 3.47 3.24 6.50 5.06 4.332
12 INKP 0.14 0.15 0.71 1.15 1.05 0.640
13 TKIM 0.10 0.16 0.68 1.87 2.31 1.024
14 TALF 1.55 1.53 0.75 0.55 0.37 0.949
15 AKPI 0.54 0.56 0.43 0.42 0.20 0.430
16 BRPT 0.06 0.57 1.15 1.05 1.25 0.816
17 FPNI 0.39 0.57 0.78 0.61 0.45 0.560
89
18 INCI 0.36 0.25 0.28 0.39 0.25 0.306
19 INRU 0.26 0.20 0.18 0.29 0.44 0.274
20 IPOL 0.22 0.43 0.38 0.24 0.26 0.306
21 JPFA 1.11 2.21 1.51 2.61 1.83 1.854
22 KDSI 0.20 0.35 0.46 0.75 0.82 0.516
23 LION 1.20 1.16 0.87 0.76 0.51 0.900
24 LMSH 0.49 0.49 0.49 0.43 0.35 0.450
25 MAIN 2.20 1.63 0.94 1.65 1.13 1.510
26 MLIA 0.61 0.67 0.53 0.84 0.41 0.612
27 NIKL 0.24 11.13 22.14 15.81 2.65 10.394
28 PICO 0.29 0.49 0.46 0.49 3.36 1.018
29 SMGR 2.46 1.91 1.93 2.15 2.10 2.110
30 SPMA 0.20 0.50 0.39 0.44 0.55 0.416
31 SRSN 0.89 0.85 0.73 0.85 0.83 0.830
32 TPIA 0.94 4.93 4.75 3.95 7.56 4.426
33 TRST 0.44 0.45 0.54 0.49 0.49 0.482
34 UNIC 0.29 0.44 0.63 0.58 0.65 0.518
35 SMCB 0.90 0.84 0.87 2.21 1.44 1.252
36 ASII 1.92 2.54 2.15 1.98 1.50 2.018
37 AUTO 0.76 0.96 0.92 0.65 0.51 0.761
38 BRAM 0.83 0.01 1.16 0.83 2.20 1.006
39 SMSM 4.76 3.62 4.10 3.91 3.51 3.981
40 PBRX 1.22 1.01 1.09 0.97 0.01 0.861
41 RICY 0.26 0.24 0.23 0.24 0.21 0.236
42 SRIL 1.89 1.07 1.30 0.98 8.97 2.842
43 BATA 2.14 1.81 1.27 1.26 1.31 1.559
44 KBLI 0.46 0.90 0.98 0.66 0.98 0.797
45 KBLM 0.50 0.83 0.41 0.35 0.40 0.498
46 SCCO 0.83 1.33 0.71 0.63 0.60 0.820
47 TRIS 0.95 0.98 0.92 0.63 1.26 0.949
48 IMAS 1.74 0.98 0.59 0.39 0.16 0.772
49 DLTA 4.90 4.37 3.48 3.75 4.63 4.227
50 ICBP 4.79 5.61 5.11 5.56 4.88 5.189
51 INDF 1.05 1.55 1.43 1.35 1.28 1.333
52 MLBI 22.54 47.54 27.06 40.24 2.85 28.046
53 MYOR 5.25 6.38 6.71 7.45 4.63 6.084
54 SKLT 1.68 1.27 2.46 3.16 2.93 2.299
55 GGRM 2.78 3.27 4.04 3.75 2.00 3.168
56 HMSP 13.66 14.51 16.13 13.74 6.85 12.977
57 KLBF 5.66 6.01 5.97 4.89 4.55 5.415
90
58 SIDO 3.18 3.05 2.99 4.27 6.24 3.946
59 TSPC 1.82 1.94 1.66 1.17 1.08 1.535
60 UNVR 58.48 46.67 82.44 38.62 60.68 57.378
61 CINT 1.07 0.99 0.98 0.73 0.78 0.909
62 TBLA 0.95 1.64 1.64 1.05 0.99 1.254
63 ADES 1.82 1.64 1.28 1.18 1.28 1.440
64 CEKA 0.63 0.00 0.85 0.89 0.96 0.666
65 DVLA 1.50 1.84 1.95 1.81 2.10 1.840
Max 58.48 47.54 82.44 40.24 60.68 57.4
Min 0.06 0.00 0.18 0.24 0.013 0.24
Rata-Rata 2.971 3.528 3.934 3.298 2.761 3.2986
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, nilai perusahaan tertinggi pada tahun 2015
dialami oleh Unilever Indonesia Tbk dengan 58.48 dan terendah dialami oleh Barito
Pacific Tbk dengan 0.06. Untuk tahun 2016, nilai tertinggi dialami oleh Multi
Bintang Indonesia Tbk sebesar 47.54 dan nilai terendah dialami oleh Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk dengan 0.00. Di tahun 2017, nilai tertinggi kembali dialami
oleh Unilever Indonesia Tbk sebesar 82.44 dan nilai terendah sebesar 0.18 oleh
Toba Pulp Lestari Tbk. Untuk tahun 2018, nilai tertinggi dialami oleh Multi Bintang
Indonesia Tbk sebesar 40.24 dan nilai terendah oleh Ricky Putra Globalindo Tbk.
Untuk akhir periode di tahun 2019, nilai tertinggi dialami oleh Unilever Indonesia
Tbk lagi dengan nilai 60.68 dan nilai terendah oleh Pan Brothers Tbk dengan 0.01.
Dari tabel 4.6 juga, dapat dilihat nilai rata-rata nilai perusahaan dengan
metode pengukuran PBV pada tahun 2015 sebesar 2.97, pada tahun 2016
mengalami peningkatan menjadi 3.53. Lalu, pada tahun 2017 terjadi peningkatan
lagi menjadi 3.93, pada tahun 2018 mengalami sedikit penurunan dengan nilai 3.30,
dan pada tahun 2019 mengalami penurunan lagi menjadi 2.76. Berdasarkan hasil
91
tersebut, dapat disimpulkan rata-rata maksimal ada di tahun 2016 dan 2017
Tabel 4.7
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Kinerja Keuangan 325 -12.40 52.67 7.2665 8.33081
325 -.0027247 .0055114 .00027 .000899703
Manajemen Laba
5809 8
Nilai Perusahaan 325 -143.02 87.54 17.412 19.95763
(PER) 6
Nilai Perusahaan 325 .00 82.44 3.2986 8.38428
(PBV)
Valid N (listwise) 325
adalah sebanyak 325 sampel yang diambil dari 65 perusahaan dengan rentang
waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2015 hingga tahun 2019. Adapun nilai minimum
variabel nilai perusahaan dengan metode PER ialah -143.02 dengan nilai
maksimum sebesar 87.54. Nilai rata-rata perusahaan dengan metode PER sebesar
nilai minimum variabel nilai perusahaan dengan metode PBV adalah 0.00 dengan
nilai maksimum sebesar 82.44. Nilai rata-rata perusahaan dengan metode PBV
nilai maksimum sebesar 52.67. Nilai rata-rata variabel kinerja keuangan sebesar
92
nilai minimum variabel manajemen laba ialah -0.0027247 dengan nilai maksimum
SPSS Statistics 25. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah uji
hubungan atau korelasi antar variabel independen (X). Idealnya pada model regresi
tidak terjadi gejala multikolinearitas. Gejala tersebut dapat dilihat berdasarkan nilai
tolerance dan VIF, apabila nilai tolerance > 0.01 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
Tabel 4.8
Hasil Analisis Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficient Statistics
Model
s
Std. Toler
B Beta VIF
Error t Sig. ance
1 (Constant) 13.96 1.455 9.59 .000
3 5
93
Kinerja .477 .133 .199 3.58 .000 .970 1.03
Keuangan 9 1
Manajeme - 1230.32 -.003 -.04 .963 .970 1.03
n Laba 56.95 9 6 1
4
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficient Statistics
Model
s
Std. Toler
B Beta VIF
Error t Sig. ance
1 (Constant - .455 - .000
) 1.690 3.71
2
Kinerja .690 .042 .685 16.5 .000 .970 1.03
Keuanga 95 1
n
Manajem - 384.823 -.009 -.22 .826 .970 1.03
en Laba 84.58 0 1
0
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)
tolerance sebesar 0.970 yang artinya tolerance > 0.01 dan nilai VIF sebesar 1.031
yang artinya VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala
multikolinearitas pada model regresi pertama. Tabel kedua dengan variabel nilai
tolerance > 0.01 dan nilai VIF sebesar 1.031 yang artinya VIF < 10. Sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas pada model regresi kedua. Maka,
94
4.1.3.2 Uji Autokorelasi
korelasi pada residual data antar variabel independen (X). Idealnya pada model
Tabel 4.9
Hasil Analisis Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model Summaryb
sebesar 1.433. Sedangkan pada tabel kedua dengan variabel nilai perusahaan (PBV)
diketahui nilai DW sebesar 1.185. Kedua nilai tersebut berada pada rentang nilai -
2 hingga 2 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi pada
kedua model regresi. Hasil dari kedua model regresi ini dapat dikatakan ideal.
95
4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas
atau error data. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
atau idealnya model regresi memiliki variansi residual atau eror data yang sama
antara variabel independen (X) dan variabel dependennya (Y). Pengujian ini dapat
Grafik 4.1
Hasil Analisis Uji Heteroskedasitas dengan pengukuran PER
96
Grafik 4.2
Hasil Analisis Uji Heteroskedasitas dengan pengukuran PBV
tersebar dengan merata atau data cenderung berkumpul di suatu daerah tertentu. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa variansi residual atau error data tidak sama atau
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual atau error data
berdistribusi normal atau tidak. Idealnya pada model regresi residual atau error data
signifikansi. Selain itu dapat juga dilakukan dengan melihat grafik Normal P-P Plot.
Berikut hasil Uji Normalitas menggunakan grafik Normal P-P Plot dengan bantuan
97
Grafik 4.3
Hasil Analisis Uji Normalitas dengan pengukuran PER
Grafik 4.4
Hasil Analisis Uji Normalitas dengan pengukuran PBV
Kedua grafik Normal P-P Plot hasil pengujian uji normalitas pada kedua
penelitian tidak menempel pada garis linear. Jadi dapat disimpulkan bahwa residual
98
data penelitian tidak berdistribusi normal. Hal tersebut dapat diperjelas dengan
Tabel 4.10
Hasil Analisis Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 325
Normal Parametersa, b Mean .0000000
Std. 19.55995749
Deviation
Most Extreme Absolute .140
Differences Positive .119
Negative -.140
Test Statistic .140
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sig sebesar 0.000 dan tabel kedua dengan variabel dependen PBV menunjukkan
nilai Asymp. Sig sebesar 0.000 yang artinya nilai Asymp. Sig kedua model regresi
99
kurang dari 0.05 (Asymp. Sig < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
berganda untuk menguji pengaruh kinerja keuangan dan manajemen laba terhadap
nilai perusahaan. Maka hasil dari pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Analisis Uji Hipotesis dengan pengukuran PER
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed
Model Coefficients Coefficient
s
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.963 1.455 9.59 .000
5
Kinerja .477 .133 .199 3.58 .000
Keuangan 9
Manajemen -56.954 1230.329 -.003 -.04 .963
Laba 6
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)
dependen PER dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai
berikut:
100
Tabel 4.12
Hasil Analisis Uji Hipotesis dengan pengukuran PBV
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.690 .455 - .000
3.71
2
Kinerja .690 .042 .685 16.5 .000
Keuangan 95
Manajemen -84.580 384.823 -.009 -.22 .826
Laba 0
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)
dependen PBV dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai
berikut:
keputusannya ialah apabila nilai Sig. < 0.05 maka H1 diterima dan H0 ditolak atau
secara bersama-sama. Namun, apabila nilai Sig. > 0.05 maka H1 ditolak dan H0
101
Tabel 4.13
Hasil Analisis Uji Simultan
ANOVAa
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 5091.641 2 2545.820 6.613 .002b
Residual 123959.788 322 384.968
Total 129051.428 324
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)
b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
ANOVAa
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 10648.752 2 5324.376 141.3 .000b
72
Residual 12127.203 322 37.662
Total 22775.955 324
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)
b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
diketahui nilai F hitung sebesar 6.613 dan nilai Sig. sebesar 0.02 yang artinya Sig.
< 0.05 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa kinerja
Perusahaan (PER).
diketahui nilai F hitung 141.372 sebesar Sig. sebesar 0.000 yang artinya Sig. < 0.05
102
4.1.4.2 Uji Parsial
nilai Sig. Jika nilai Sig. < 0.05 maka H1 diterima dan H0 ditolak atau dapat dikatakan
terdapat pengaruh yang signifikan. Sedangkan apabila nilai Sig > 0.05 maka H1
ditolak dan H0 diterima atau dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang
signifikan. Berikut hasil Uji T menggunakan bantuan Software IBM SPSS 25:
Tabel 4.14
Hasil Analisis Uji Parsial
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.963 1.455 9.595 .000
Kinerja .477 .133 .199 3.589 .000
Keuangan
Manajemen -56.954 1230.329 -.003 -.046 .963
Laba
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.690 .455 - .000
3.712
Kinerja .690 .042 .685 16.59 .000
Keuangan 5
Manajemen -84.580 384.823 -.009 -.220 .826
Laba
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)
103
Tabel pertama menunjukan nilai T hitung variabel kinerja keuangan sebesar
3.859 dan nilai Sig. sebesar 0.000 yang artinya Sig. < 0.05 sehingga dapat
perusahaan (PER) secara parsial. Adapun nilai koefisiennya sebesar 0.477 atau 47.7%
yang artinya apabila terjadi peningkatan sebesar 1 satuan pada kinerja keuangan
maka akan terjadi peningkatan sebesar 0.477 atau 47.7% pada PER.
nilai Sig. sebesar 0.963 yang artinya Sig. > 0.05 sehingga H1 ditolak dan H0 diterima.
terhadap nilai perusahaan (PER) secara parsial. Adapun nilai konstanta sebesar
13.963 yang artinya apabila kinerja keuangan dan manajemen laba bernilai konstan
atau sama dengan 0 maka nilai kinerja keuangan dan manajemen laba sebesar
13.963.
16.595 dan nilai Sig. sebesar 0.000 yang artinya Sig. < 0.05 sehingga dapat
perusahaan (PBV) secara parsial. Adapun nilai koefisiennya sebesar 0.690 atau 69%
yang artinya apabila terjadi peningkatan sebesar 1 satuan pada kinerja keuangan
maka akan terjadi peningkatan sebesar 0.690 atau 69% pada nilai perusahaan (PBV).
104
Sedangkan nilai T hitung variabel manajemen laba diketahui sebesar 0.220
dan nilai Sig. sebesar 0.826 yang artinya Sig. > 0.05 sehingga H1 ditolak dan H0
signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) secara parsial. Adapun nilai konstanta
sebesar -1.690 yang artinya apabila kinerja keuangan dan manajemen laba bernilai
konstan atau sama dengan 0 maka nilai ROA dan JONES sebesar -1.690.
variabel dependen (Y) yang dapat diprediksi oleh seluruh variabel independen (X).
Pengujian dilakukan dengan melihat nilai R Square (R2). Berikut hasil Uji
Tabel 4.15
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .199a .039 .033 19.62061 1.433
a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 .684a .468 .464 6.13695 1.185
a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)
diketahui nilai R Square (R2) sebesar 0.039 atau 3.9%. Nilai tersebut
mengindikasikan bahwa hanya sebesar 3.9% variabel nilai perusahaan (PER) yang
105
dapat diprediksi atau dipengaruhi oleh variabel kinerja keuangan dan manajemen
laba. Sedangkan sisanya sebesar 96.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
nilai R Square (R2) sebesar 0.468 atau 46.8%. Nilai tersebut mengindikasikan
bahwa hanya sebesar 46.8% variabel nilai perusahaan (PBV) yang dapat diprediksi
atau dipengaruhi oleh variabel kinerja keuangan dan manajemen laba. Sedangkan
sisanya sebesar 53.2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam
penelitian.
4.2 Pembahasan
pengujian seperti regresi secara parsial maupun simultan kepada kinerja keuangan
bersama sama kinerja keuangan dan manajemen laba memiliki pengaruh dan
signifikan terhadap nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Dari hasil analisis
yang telah dijelaskan diatas bahwa terdapat pengaruh yang terjadi diantara kinerja
keuangan dan manajemen laba terhadap nilai perusahaan, berikut adalah pemaparan
106
4.2.1 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Semakin tinggi ROA maka nilai perusahaan tinggi dan semakin rendah ROA maka
menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada
saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak, sehingga dengan nilai ROA
yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya yang
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pada tabel, nilai t hitung adalah
0.046 dan nilai Sig. sebesar 0.963 yang artinya Sig. > 0.05 sehingga H1 ditolak dan
H0 diterima. Manajemen Laba merupakan suatu tindakan mengatur laba sesuai yang
dikehendaki pihak tertentu, atau terutama oleh manajemen. Pengaturan laba ini
107
bertujuan untuk memperlihatkan kepada pemegang saham bahwa kinerja
perusahaan yang terus membaik, yang nantinya akan berpengaruh kepada harga
meningkatkan atau menurunkan laba dengan cara memilih kebijakan akuntansi oleh
manajemen yang bersifat subjektif, maka manajemen laba, terutama dalam jangka
panjang akan menurunkan nilai perusahaan, seperti yang terlihat dalam penelitian
ini. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tindakan manajemen laba yang
dilakukan oleh manajer tidak akan memberikan reaksi yang menguntungkan yang
nantinya akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang tercermin dalam
harga saham perusahaan. Sehingga ketika tujuan yang dimiliki antara pihak manajer
dengan pemilik modal berbeda maka konflik keagenan tidak akan dapat
4.3 Implikasi
1. Implikasi Teoritis
dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Alfredo, Sri Artini
dan Suarjaya (2012), Putri, Sri, dan Joy (2017), Suranto, Nangoi. dan
108
Walandouw (2017), Yendrawati dan Pratidina (2013), dan Hesty (2017).
penelitian yang dilakukan oleh Ratri dan Imam (2015) dan juga penelitian
yang dilakukan oleh Sigit dan Afiyah (2014) menyatakan kinerja keuangan
(2015), Putri (2019), Marjani dan Puspitosarie (2013), dan Artawan (2016).
Namun, terdapat juga hasil penelitian yang sejalan dengan hasil tersebut,
Marsono (2012), Chandra dan Deviesa (2017) dan juga Handayani (2014)
2. Implikasi Praktis
109
keuangan yang dikeluarkan perusahaan karena laporan keuangan
manajemen laba.
4.4 Keterbatasan
hasil penelitian. Hasil yang lebih baik bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk
sehingga hasil dari penelitian ini belum dapat merepresentasikan semua sektor
110
2. Variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan hanya diwakili oleh dua buah
3. Penelitian ini hanya menggunakan ROA sebagai proksi dari kinerja keuangan
111
BAB V
5.1. Kesimpulan
pengaruh kinerja keuangan dan manajemen laba terhadap nilai perusahaan dengan
statistic deskriptif dan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 25.0.
rangkaian mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan
interpretasi hasil analisis mengenai pengaruh kinerja keuangan dan manajemen laba
1. Berdasarkan hipotesis pertama (H1) yang telah dirumuskan dalam penelitian ini
112
mengambil keputusan investasinya yang dimiliki dalam menghasilkan
sinyal yang positif kepada investor dalam mengambil keputusan untuk membeli
perusahaan.
2. Berdasarkan hipotesis kedua (H2) yang telah dirumuskan dalam penelitian ini
laba tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti
tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer tidak akan berdampak
tujuan yang dimiliki antara pihak manajer dengan pemilik modal berbeda, maka
pihak manajemen akan merugikan pemilik modal dengan berperilaku tidak etis
3. Dari nilai-nilai yang ada pada table pengujian, dapat disimpulkan indikator
pengukuran dengan PBV lebih baik daripada PER. Nilai PBV yang tinggi
113
berpengaruh kepada nilai perusahaan juga yang akan meningkat. Hal ini
dikarenakan, nilai buku sifatnya relatif stabil. Bagi investor yang kurang
percaya terhadap estimasi arus kas, maka nilai buku merupakan cara yang
sehingga penggunaan PBV dapat menutupi kelemahan yang ada pada PER.
5.2. Saran
kerterbatasan dalam penelitian ini, oleh karena itu penulis akan memberikan saran
Saran teotiris yang dapat diberikan penulis untuk peneliti berikutnya adalah :
sektor selain manufaktur, sehingga hasil dari penelitian ini bisa digeneralisasi
pada sektor perusahaan yang lain. Menambah jumlah perusahaan yang akan
Diharapkan kedepannya hasil yang akan diperolehpun dapat jauh lebih baik.
square lebih besar sehingga mampu menjelaskan variabel dependen secara jelas.
114
5.2.2. Saran Praktis
investor agar mau berinvestasi karena semakin tinggi kinerja keuangan maka
semakin baik nilai perusahaannya. Bagi investor penelitian ini dapat menjadi
Investor juga harus memperhatikan beberapa hal lain yang mungkin akan
manajemen laba akrual juga dibagi menjadi dua yaitu akrual jangka pendek dan
discretionary accruals.
115
Daftar Pustaka
Abdallah, Zachari dan Suryani Dewi. 2018. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal
Ilmiah Professional Indonesia Vol. 2, No. 1.
Abdul Ghofar, Ustman, dan Imam Subekti. 2016. Analisis Pengaruh Manajemen
Laba Terhadap Nilai Perusahaan Sebelum dan Saat Implementasi IFRS. Jurnal
NeO-Bis. Volume. 10 No. 1.
Abdul Muid, Moch. Ronni Noerirawan, 2012. Pengaruh Faktor Internal dan
Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.
2, hal. 4
Akmalia, A., Dio, K., dan Hesty, N. 2017. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility dan Good
Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015). Jurnal ,
Volume 8(2); 200-221.
116
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System.
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Aryani, Dwi Septa. 2011. Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol.1 No.2, Mei
2011.
Atmini, Sari, Amirya, dan Mirna. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan Yang Dimediasi Oleh Leverage Sebagai Variabel 17 Intervening :
Sebuah Perspektif Pecking Order Theory. The 1 Accounting conference
faculty of economic Universitas Indonesia, Depok 7-9 November 2007.
Bachtiar, Nurhuda, C. Indri Parwati dan Joko Susetyo. 2013. Penerapan Quality
Control Circle Pada Proses Finishing Dan Assy Part Duct Air Intake Guna
Meminimasi Biaya Produksi. Jurnal REKAVASI, 2013. Institut Sains &
Teknologi AKPRIND Jurusan Teknik Industri, Yogyakarta.
117
Buana, Novia T. (2019). Analisis Perbandingan Pengukuran Kinerja Keuangan
Perusahaan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market
Value Added (MVA) Pada Perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Periode 2015-2017. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Cecilia, Syahrul Rambe dan M.Zainul Bahri Torong 2015. Analisis Pengaruh
Corporate Social Responsibility, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan yang Go Public di
Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Simposium Nasional Akuntansi 18
Universitas Sumatera Utara, Medan 16-19 September 2015.
118
Persamaan Liniear Simultan”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6, No 1,
H 54-68
Erdianty, Ratri Werdi dan Imam Bintoro. 2015. Pengaruh Kinerja Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social
Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi
(Studi Pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014). Jurnal Manajemen Bisnis UMY. Vol 6, No 2 (2015)
Godfrey, J., et al. (2010). Accounting Theory (7th ed.). New York: McGraw Hill.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi
Aksara
Harmono. 2015. Manajemen Keuangan Berbasis Balancd Scorecard Pendekatan
Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
119
Hemastuti, C.P. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan
Hutang, Keputusan Investasi, dan Kepemilikan Insider Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol.3. No.4.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas publik ( SAK ETAP). Jakarta : Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
Jati Prakosa, Drajat, dan Dr. H. Syamsudin, M.M (2016) Pengaruh Return On Total
Asset, Debt To Equity Ratio Dan Price Earning Ratio Terhadap Nilai
Perusahaan (Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di
Bursa Efek Indonesia). Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jensen, M., C., dan W. Meckling, 1976. Theory of the firm: Managerial behavior,
agency cost and ownership structure. Journal of Finance Economic 3:305-360.
120
Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
K.R. Subramanyam dan John J. Wild (2010). Analisis Laporan Keuangan, Edisi
Sepuluh, Jakarta, Salemba Empat.
Kamil, Fauzan, Dini Wahyu Hapsari. 2019. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Mekanisme Corporate Governance Sebagai
Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmiah, Universitas Telkom.
Mahendra Dj, Alfredo, Luh Gede Sri Artini, A.A Gede Suarjaya. 2012. Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan
Kewirausahaan Vol. 6, No. 2 Agustus 2012. pp 130-138.
121
Mardiyati, Umi., Ahmad, Gatot Nazir., Putri, Ria. (2012). Pengaruh kebijakan
dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010.
Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), Jakarta. III(1), 1-17
Marjani, AT, dan Endah Puspitosarie. 2013. Earnings Management Terhadap Nilai
Perusahaan, Dengan Corporate Governance Sebagai Moderating Variabel
dan Firm Size Sebagai Variabel Kontrol (Studi Pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Publik Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Manajemen dan kuntansi
Volume 2, Nomor 3.
Mulford, Charles W., Comiskey Eugene E.. 2002, Commercial Lending Review.
1992-1993. “Undestand the reasons behind changes in cash flow.”
Commercial Lending Review, New York Vol. 8, Iss. 1 ; pg. 29.
Muliani, Luh Eni., Yuniarta, Gede Adi., Sirnawati, Kadek. (2014). “Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai
Variabel Pemoderasi (Studi Kasus di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2012). E-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1
(Volume 2 No. 1 Tahun 2014).
Mulianti, F. M. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan
Hutang Dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan. Tesis. Program Studi
Magister Manajemen. Universitas Diponegoro Semarang
122
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta. Liberty
Nugroho, Elfianto, dan Irene Rini Demi Pangestuti. 2011. Analisis Pengaruh
Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Modal Kerja, Ukuran
Perusahaan dan Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan.
Putri, Hana Tamara. 2019. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan
pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2015-2017. Jurnal Manajemen dan Sains Volume 4 4 No.1, hal. 51-55.
123
Quiserto, R. 2020. Pengertian Laporan Keuangan Perusahaan adalah Kunci
Investasi Saham. https.//duwitmu.com/saham/pengertian-laporan-keuangan-
perusahaan/amp/. Diakses pada 9 November 2020.
Riswandi, Pedi dan Rina Yuniarti. 2020. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Pamator Volume 13 No. 1.
124
Sigit, Hermawan., Afiyah Nurul Maf'ulah. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol.
6, No. 2, September 2014, pp. 103-118.
Sinaga, Ria Veronica. (2019). Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Return On
Asset (ROA), Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Jasa Perhotelan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia.
125
Sunardi, Harjono. 2010. Pengaruh Penilaian Kinerja dengan ROI dan EVA
terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ
45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Vol.2 No.1 Mei 2010, pp. 70-92
Suranto, Vintia Ayu H. M., Grace B. Nangoi, dan Stanley Kho Walandouw. 2017.
Analisis Penagruh Struktur Modal dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
EMBA Vol.5 No.2 Juni 2017, pp. 1031-1040.
Tauke, Putri Yuliana, Sri Murni, dan Joy E. Tulung. 2017. Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate and Property yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015. Jurnal EMBA Vol.5 No.2
Juni 2017, Hal. 919 - 927
Utami, Novia Widya. 2018. Mengenal Teori Signaling Dalam Struktur Modal &
Hubungannya dengan Rasio Keuangan. https://www.jurnal.id/id/blog/2018-
126
mengenal-teori-signaling-dalam-struktur-modal/ diakses pada 18 November
2020.
127
LAMPIRAN 1
2. Umur : 21 Tahun
5. Agama : Islam
7. E-Mail : [email protected]
2. 2004-2005 : TK Miftahusurrur
128
LAMPIRAN 2
RIWAYAT BIMBINGAN
Tahun_Akd 2020/2021
Per 1
NIM 371841002
Nama_Mhs AMELIA WAHYUNI DEWI
Kode_jp Akuntansi , S1
Kelas Karyawan B
Tlp_Mhs 081223064216
NamaPembimbing1 Ferdiansyah, SE., M.Ak.
NamaPembimbing2
IPK 3,45
129
12/11/2020 Bab 1 Bab 1 revisi
14/11/2020 Bab 1 - bab 1 acc
- siapkan bab 2 nya
26/11/2020 Bab 2 1. Penelitian terdahulu tidak dengan arah hipotesis
2. Kerangka teoritis msh mengutip
3. Nilai perusahaan, kinerja keuangan, dan
manajemen laba agar dieksplore lebih luas lagi
3/12/2020 Bab 2 Bab 2 acc
Siapkan bab 3 nya
10/12/2020 Bab 3 Bab 3 acc
11/1/2021 Bab 4 - perbaiki tata tulis dan estetika penulisan (tabel,
dll)
- lengkapi implikasi praktis
15/1/2021 Bab 4 dan 5 Siapkan draft overall skripsi, hari sabtu tgl 16
januari 2021, pukul 14.00 tepat
16/1/2021 Draft overall Perbaiki dan lengkapi daftar pustaka. Ditunggu
hari minggu, 17 jan 2021 pukul 16.00, via email
17/1/2021 Overall draft ACC untuk mendaftar sidang
skripsi
130
LAMPIRAN 3
POPULASI PENELITIAN
131
39 CTBN Citra Tubindo Tbk.
40 DAJK Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk.
41 DLTA Delta Djakarta Tbk.
42 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
43 DVLA Enseval Putra Megatrading Tbk.
44 EKAD Ekadharma International Tbk
45 ERTX Eratex Djaja Tbk.
46 ESIP Sinergi Inti Plastindo Tbk.
47 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk.
48 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk.
49 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk.
50 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk.
51 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk.
52 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
53 GDYR Goodyear Indonesia Tbk.
54 GGRM Gudang Garam Tbk.
55 GGRP Gunung Raja Paksi Tbk.
56 GJTL Gajah Tunggal Tbk.
57 GMFI Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk.
58 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.
59 HDTX Panasia Indo Resources Tbk.
60 HMSP HM Sampoerna Tbk.
61 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk
62 HRTA Hartadinata Abadi Tbk.
63 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
64 IFII Indonesia Fibreboard Industry Tbk.
65 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk.
66 IIKP Inti Agri Resources Tbk
67 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk.
68 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk.
69 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk.
70 IMPC Impack Pratama Industri Tbk.
71 INAF Indofarma Tbk.
72 INAI Indal Aluminium Industry Tbk.
73 INCF Indo Komoditi Korpora Tbk
74 INCI Intanwijaya Internasional Tbk.
75 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
76 INDR Indorama Synthetics Tbk.
77 INDS Indospring Tbk.
78 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
79 INOV Inocycle Technology Group Tbk.
80 INRU Toba Pulp Lestari Tbk.
132
81 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
82 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk.
83 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk.
84 ITIC Indonesian Tobacco Tbk.
85 JECC Jembo Cable Company Tbk.
86 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk.
87 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
88 JPRS Jaya Pari Steel Tbk.
89 JSKY Sky Energy Indonesia Tbk.
90 KAEF Kimia Farma Tbk.
91 KBLI KMI Wire and Cable Tbk.
92 KBLM Kabelindo Murni Tbk.
93 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
94 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk.
95 KEJU Mulia Boga Raya Tbk.
96 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.
97 KICI Kedaung Indah Can Tbk.
98 KINO Kino Indonesia Tbk.
99 KLBF Kalbe Farma Tbk.
100 KMTR Kirana Megatara Tbk.
101 KPAL Steadfast Marine Tbk.
102 KPAS Cottonindo Ariesta Tbk.
103 KRAH Grand Kartech Tbk.
104 KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk.
105 LION Lion Metal Works Tbk.
106 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk.
107 LMSH Lionmesh Prima Tbk.
108 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk.
109 MAIN Malindo Feedmill Tbk.
110 MARK Mark Dynamics Indonesia Tbk.
111 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk.
112 MBTO Martina Berto Tbk.
113 MDKI Emdeki Utama Tbk.
114 MERK Merck Tbk.
115 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk
116 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
117 MLIA Mulia Industrindo Tbk.
118 MOLI Madusari Murni Indah Tbk.
119 MRAT Mustika Ratu Tbk.
120 MYOR Mayora Indah Tbk
121 MYTX Asia Pacific Investama Tbk.
122 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk
133
123 NIPS Nipress Tbk
124 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk.
125 PBID Panca Budi Idaman Tbk
126 PBRX Pan Brothers Tbk
127 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk
128 PEHA Phapros Tbk.
129 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk.
130 POLU Golden Flower Tbk.
131 POLY Asia Pacific Fibers Tbk.
132 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk.
133 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
134 PSGO Salma Serasih Tbk.
135 PTSN Sat Nusapersada Tbk.
136 PURE Trinitan Metals and Minerals Tbk.
137 PYFA Pyridam Farma Tbk.
138 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk.
139 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk.
140 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.
141 SCCO Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk.
142 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
143 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
144 SINI Singaraja Putra Tbk.
145 SIPD Sierad Produce Tbk.
146 SKBM Sekar Bumi Tbk.
147 SKLT Sekar Laut Tbk.
148 SLIS Gaya Abadi Sempurna Tbk.
149 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk
150 SMCB Solusi Bangun Indonesia TBK
151 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
152 SMKL Satyamitra Kemas Lestari Tbk.
153 SMSM Selamat Sempurna Tbk
154 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
155 SPMA Suparma Tbk
156 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
157 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk
158 SRSN Indo Acidatama Tbk.
159 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk.
160 STAR Star Petrcohem Tbk.
161 STTP Siantar Top Tbk.
162 SULI SLJ Global Tbk.
163 SWAT Sriwahana Adityakarta Tbk.
164 TALF Tunas Alfin Tbk.
134
165 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
166 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk.
167 TCID Mandom Indonesia Tbk.
168 TDPM Tridomain Performance Material Tbk.
169 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk.
170 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk.
171 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
172 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.
173 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk.
174 TRIS Trisula International Tbk.
175 TRST Trias Sentosa Tbk.
176 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk.
177 UCID Uni-Charm Indonesia Tbk.
178 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk.
179 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk.
180 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk.
181 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
182 VOKS Voksel Electric Tbk.
183 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.
184 WOOD Integra Indocabinet Tbk.
185 WSBP Waskita Beton Precast Tbk.
186 WTON Wijaya Karya Beton Tbk.
187 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk.
188 ZONE Mega Perintis Tbk.
135
LAMPIRAN 4
Persentase % Sampel
Sub Sektor Populasi (populasi / (persentase x
jumlah populasi) populasi)
Industri dasar dan kimia 81 43% 35
Aneka industri 50 27% 13
Industri barang dan konsumsi 57 30% 17
Jumlah 188 100% 65
136
LAMPIRAN 5
SAMPEL PENELITIAN
Kode Sektor
No Nama Perusahaan
Perusahaan Perusahaan
1 INTP IDK* Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2 SMBR IDK* Semen Baturaja (Persero) Tbk
3 WTON IDK* Wijaya Karya Beton Tbk.
4 AMFG IDK* Asahimas Flat Glass Tbk.
5 ARNA IDK* Arwana Citramulia Tbk.
6 TOTO IDK* Surya Toto Indonesia Tbk.
7 INAI IDK* Indal Aluminium Industry Tbk.
8 DPNS IDK* Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
9 EKAD IDK* Ekadharma International Tbk
10 IMPC IDK* Impack Pratama Industri Tbk.
11 CPIN IDK* Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
12 INKP IDK* Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
13 TKIM IDK* Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
14 TALF IDK* Tunas Alfin Tbk.
15 AKPI IDK* Argha Karya Prima Industry Tbk.
16 BRPT IDK* Barito Pacific Tbk.
17 FPNI IDK* Lotte Chemical Titan Tbk.
18 INCI IDK* Intanwijaya Internasional Tbk.
19 INRU IDK* Toba Pulp Lestari Tbk.
20 IPOL IDK* Indopoly Swakarsa Industry Tbk.
21 JPFA IDK* JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
22 KDSI IDK* Kedawung Setia Industrial Tbk.
23 LION IDK* Lion Metal Works Tbk.
24 LMSH IDK* Lionmesh Prima Tbk.
25 MAIN IDK* Malindo Feedmill Tbk.
26 MLIA IDK* Mulia Industrindo Tbk.
27 NIKL IDK* Pelat Timah Nusantara Tbk
28 PICO IDK* Pelangi Indah Canindo Tbk.
29 SMGR IDK* Semen Indonesia (Persero) Tbk
30 SPMA IDK* Suparma Tbk
31 SRSN IDK* Indo Acidatama Tbk.
32 TPIA IDK* Chandra Asri Petrochemical Tbk.
33 TRST IDK* Trias Sentosa Tbk.
34 UNIC IDK* Unggul Indah Cahaya Tbk.
35 SMCB IDK* Solusi Bangun Indonesia TBK
36 ASII IAI* Astra International Tbk.
137
37 AUTO IAI* Astra Otoparts Tbk.
38 BRAM IAI* Indo Kordsa Tbk.
39 SMSM IAI* Selamat Sempurna Tbk
40 PBRX IAI* Pan Brothers Tbk
41 RICY IAI* Ricky Putra Globalindo Tbk.
42 SRIL IAI* Sri Rejeki Isman Tbk
43 BATA IAI* Sepatu Bata Tbk.
44 KBLI IAI* KMI Wire and Cable Tbk.
45 KBLM IAI* Kabelindo Murni Tbk.
46 SCCO IAI* Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk.
47 TRIS IAI* Trisula International Tbk.
48 IMAS IAI* Indomobil Sukses Internasional Tbk.
49 DLTA IBM* Delta Djakarta Tbk.
50 ICBP IBM* Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
51 INDF IBM* Indofood Sukses Makmur Tbk.
52 MLBI IBM* Multi Bintang Indonesia Tbk.
53 MYOR IBM* Mayora Indah Tbk
54 SKLT IBM* Sekar Laut Tbk.
55 GGRM IBM* Gudang Garam Tbk.
56 HMSP IBM* HM Sampoerna Tbk.
57 KLBF IBM* Kalbe Farma Tbk.
58 SIDO IBM* Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
59 TSPC IBM* Tempo Scan Pacific Tbk.
60 UNVR IBM* Unilever Indonesia Tbk.
61 CINT IBM* Chitose Internasional Tbk.
62 TBLA IBM* Tunas Baru Lampung Tbk
63 ADES IBM* Akasha Wira International Tbk.
64 CEKA IBM* Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
65 DVLA IBM* Enseval Putra Megatrading Tbk.
138
LAMPIRAN 6
ROA Rata-
NO KODE
2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 INTP 15.76 12.84 6.44 2.32 6.60 8.792
2 SMBR 10.34 5.93 2.90 2.00 1.00 4.434
3 WTON 3.86 6.04 4.82 5.48 4.94 5.028
4 AMFG 7.99 4.37 0.62 0.10 -1.50 2.316
5 ARNA 4.98 5.92 7.63 9.57 12.00 8.020
6 TOTO 11.69 6.53 9.87 11.97 4.82 8.976
7 INAI 2.15 2.66 3.18 2.08 2.77 2.568
8 DPNS 3.59 3.38 1.93 2.91 1.24 2.610
9 EKAD 12.07 12.91 9.56 7.99 8.68 10.242
10 IMPC 7.75 5.53 3.98 1.72 3.70 4.536
11 CPIN 7.42 9.19 10.18 16.47 12.38 11.128
12 INKP 3.16 2.95 5.41 5.92 3.20 4.128
13 TKIM 0.05 0.31 1.06 8.30 5.40 3.024
14 TALF 7.77 3.42 2.33 4.47 2.01 4.000
15 AKPI 0.96 2.00 0.49 2.09 1.96 1.500
16 BRPT 0.23 10.88 7.68 3.40 1.90 4.818
17 FPNI 1.28 1.06 -0.91 3.13 -1.98 0.516
18 INCI 10.00 3.71 5.45 4.26 3.41 5.366
19 INRU -0.82 11.05 7.30 1.00 -4.00 2.906
20 IPOL 0.95 2.30 0.72 2.00 2.00 1.594
21 JPFA 3.06 11.28 5.25 9.80 7.50 7.378
22 KDSI 0.97 4.13 5.19 5.52 5.11 4.184
23 LION 7.20 6.17 1.36 2.11 0.13 3.394
24 LMSH 1.45 3.84 8.05 1.80 -12.40 0.548
25 MAIN -1.57 7.40 1.20 0.07 0.03 1.426
26 MLIA -2.19 0.12 0.92 3.59 2.20 0.928
27 NIKL -5.29 2.11 0.90 1.77 -1.04 -0.310
28 PICO 2.47 2.07 2.34 1.80 0.70 1.876
29 SMGR 11.86 10.25 4.71 6.02 3.00 7.168
30 SPMA -1.95 3.75 4.24 3.60 5.20 2.968
31 SRSN 2.70 1.54 2.71 5.64 5.50 3.618
32 TPIA 1.41 14.10 11.20 5.90 0.70 6.662
33 TRST 0.75 1.03 1.15 1.50 0.90 1.066
34 UNIC -0.39 9.31 5.33 7.31 5.18 5.348
35 SMCB 0.01 -0.01 -0.04 -0.04 0.03 -0.010
139
36 ASII 6.36 6.99 7.84 8.00 8.00 7.438
37 AUTO 2.25 3.31 3.71 4.30 5.10 3.734
38 BRAM 4.31 7.53 8.07 5.73 5.22 6.172
39 SMSM 20.78 22.27 22.73 23.00 21.00 21.956
40 PBRX 1.95 2.56 1.36 2.90 2.40 2.234
41 RICY 1.12 1.09 1.20 1.00 1.00 1.082
42 SRIL 7.11 6.27 6.75 6.20 5.62 6.390
43 BATA 16.29 5.25 6.27 8.00 3.00 7.762
44 KBLI 7.43 17.87 11.91 8.51 10.80 11.304
45 KBLM 1.95 3.32 3.56 3.13 3.01 2.994
46 SCCO 8.97 13.90 6.72 6.32 7.16 8.614
47 TRIS 6.52 3.94 2.61 2.34 2.03 3.488
48 IMAS -0.09 -1.22 -0.20 0.27 0.35 -0.178
49 DLTA 18.50 21.25 20.87 16.63 22.29 19.908
50 ICBP 11.01 12.56 11.21 10.51 13.31 11.720
51 INDF 4.04 6.41 5.85 3.73 6.10 5.226
52 MLBI 23.65 43.17 52.67 42.00 42.00 40.698
53 MYOR 11.02 10.75 10.93 10.00 11.00 10.740
54 SKLT 5.32 3.63 3.61 4.30 5.70 4.512
55 GGRM 10.16 10.60 11.62 8.63 13.80 10.962
56 HMSP 27.26 30.02 29.37 19.73 27.00 26.676
57 KLBF 15.02 15.44 14.76 13.54 12.37 14.226
58 SIDO 15.65 16.08 16.90 19.90 22.80 18.266
59 TSPC 8.42 8.28 7.50 6.51 6.62 7.466
60 UNVR 37.20 38.16 37.05 46.30 36.10 38.962
61 CINT 7.70 5.16 6.22 2.76 1.38 4.644
62 TBLA 2.16 4.93 6.80 4.70 3.80 4.478
63 ADES 5.03 7.29 4.55 6.00 10.00 6.574
64 CEKA 7.71 17.51 7.71 7.93 15.47 11.266
65 DVLA 7.48 9.93 9.89 11.90 12.10 10.260
Max 37.20 43.17 52.67 46.30 42.00 40.698
Min -5.29 -1.22 -0.91 -0.04 -12.40 -0.310
Rata-Rata 6.68 8.37 7.46 7.21 6.61 7.266
140
LAMPIRAN 7
141
27 NIKL - -0.00021966 0.00127047 0.00194007 -0.00038950 0.00035128
0.00084500
28 PICO - -0.00250900 0.00272854 -0.00012191 -0.00025833 -0.00010946
0.00038659
29 SMGR 0.00012516 0.00022525 0.00048578 0.00043291 0.00038854 0.00033153
30 SPMA - -0.00046391 0.00005103 0.00014177 0.00053086 -0.00000387
0.00027913
31 SRSN 0.00108993 0.00003839 -0.00070686 0.00111359 0.00083395 0.00047380
32 TPIA - 0.00102998 0.00059907 -0.00023108 -0.00010168 0.00012578
0.00066737
33 TRST - -0.00011159 0.00014731 0.00048263 0.00010799 0.00004959
0.00037841
34 UNIC - 0.00118686 -0.00052604 -0.00038478 -0.00009891 -0.00026897
0.00152201
35 SMCB 0.00004100 0.00005979 0.00013937 -0.00040308 0.00059377 0.00008617
36 ASII - 0.00028021 0.00044988 0.00063443 0.00003869 0.00024789
0.00016375
37 AUTO - 0.00021207 0.00028804 0.00017614 0.00009708 0.00012159
0.00016540
38 BRAM - 0.00047467 0.00047435 0.00009955 -0.00060382 0.00005156
0.00018696
39 SMSM 0.00048884 0.00116133 0.00038127 0.00154240 0.00065296 0.00084536
40 PBRX 0.00076592 0.00071479 0.00060508 0.00083949 0.00003238 0.00059153
41 RICY - 0.00079093 -0.00008548 0.00006415 -0.00014309 0.00009522
0.00015041
42 SRIL - 0.00123814 0.00089761 0.00037863 0.00096995 0.00052360
0.00086634
43 BATA - 0.00002772 -0.00010949 -0.00005148 -0.00010050 -0.00005244
0.00002843
44 KBLI 0.00113382 -0.00008519 0.00202572 0.00284401 0.00345643 0.00187496
45 KBLM - -0.00198792 0.00331051 0.00119545 -0.00178254 -0.00039783
0.00272465
46 SCCO - -0.00151627 0.00172687 0.00047760 -0.00033860 -0.00026806
0.00168993
47 TRIS - -0.00188389 -0.00120507 0.00236163 -0.00049950 -0.00032240
0.00038517
48 IMAS 0.00048344 -0.00001330 0.00127573 0.00062578 0.00053204 0.00058074
49 DLTA - 0.00070055 0.00285101 -0.00236624 0.00054944 0.00005521
0.00145872
50 ICBP 0.00038914 0.00044053 0.00017612 0.00010175 -0.00009041 0.00020342
51 INDF 0.00019405 0.00002136 0.00044192 -0.00007041 -0.00013878 0.00008963
52 MLBI - 0.00083905 0.00273144 0.00029849 0.00193669 0.00082137
0.00169884
53 MYOR 0.00063980 0.00196014 0.00292455 -0.00004136 0.00037966 0.00117256
54 SKLT 0.00052310 0.00128590 0.00038795 0.00176700 0.00036215 0.00086522
55 GGRM 0.00001362 0.00018113 0.00004866 -0.00016603 0.00004203 0.00002388
56 HMSP 0.00281763 -0.00088754 0.00030326 0.00001686 -0.00001324 0.00044739
142
57 KLBF - 0.00047141 0.00035168 0.00053710 0.00039345 0.00033939
0.00005669
58 SIDO 0.00009377 0.00031524 0.00033186 0.00050937 0.00020464 0.00029098
59 TSPC 0.00032602 0.00010168 0.00054202 0.00018079 -0.00001120 0.00022786
60 UNVR 0.00053851 0.00065000 0.00132640 0.00031120 0.00038267 0.00064175
61 CINT - -0.00017305 -0.00055227 0.00023098 0.00031415 -0.00013133
0.00047644
62 TBLA 0.00025560 0.00080224 0.00084140 0.00062537 -0.00024274 0.00045637
63 ADES 0.00091997 0.00094486 -0.00034475 -0.00020986 0.00005002 0.00027205
64 CEKA - 0.00032623 0.00012362 -0.00001582 0.00130065 0.00016159
0.00092673
65 DVLA 0.00083455 0.00113701 0.00014393 0.00118168 -0.00020961 0.00061751
Min - -0.00250900 -0.00120507 -0.00236624 -0.00200695 -0.00044506
0.00272465
Max 0.00551136 0.00259242 0.00331051 0.00284401 0.00345643 0.00187496
Rata-Rata 0.00006518 0.00025196 0.00057895 0.00035737 0.00012559 0.00027581
143
LAMPIRAN 8
PER
NO KODE Rata-Rata
2015 2016 2017 2018 2019
1 INTP 18.86 13.51 43.45 82.47 61.12 43.882
2 SMBR 8.08 11.70 25.70 31.90 57.44 26.964
3 WTON 41.35 32.80 12.93 11.15 13.85 22.416
4 AMFG 8.33 10.09 30.98 -13.19 22.56 11.754
5 ARNA 52.60 47.02 20.78 19.95 14.37 30.944
6 TOTO 25.15 24.65 16.75 11.68 9.80 17.606
7 INAI 4.68 5.80 6.44 6.78 5.36 5.812
8 DPNS 11.69 11.50 18.11 8.38 6.73 11.282
9 EKAD 5.98 4.20 5.62 6.50 6.65 5.790
10 IMPC 58.22 44.38 87.54 82.24 58.72 66.220
11 CPIN 23.21 15.23 19.07 25.59 32.83 23.186
12 INKP 1.70 3.11 5.71 6.15 4.10 4.154
13 TKIM 66.02 10.11 22.49 7.00 6.48 22.420
14 TALF 16.06 16.77 41.89 10.65 8.37 18.748
15 AKPI 21.52 11.11 24.42 70.02 3.92 26.198
16 BRPT -12.28 6.05 19.72 30.35 63.71 21.510
17 FPNI 12.46 26.96 38.22 17.38 7.47 20.498
18 INCI 3.26 6.54 4.84 5.24 10.00 5.976
19 INRU -11.71 0.68 25.70 81.04 -4.81 18.180
20 IPOL 14.69 9.82 30.73 10.27 10.74 15.250
21 JPFA 14.46 7.22 14.87 11.31 14.48 12.468
22 KDSI 6.74 3.63 3.23 5.70 5.59 4.978
23 LION 11.87 11.68 29.21 13.20 16.58 16.508
24 LMSH 28.39 20.75 4.51 18.28 -7.99 12.788
25 MAIN -54.33 9.36 44.70 12.54 6.16 3.686
26 MLIA -4.37 -20.81 -4.97 8.37 4.90 -3.376
27 NIKL -1.52 18.60 67.80 -14.20 24.97 19.130
28 PICO 4.86 7.56 5.54 7.51 55.05 16.104
29 SMGR 14.96 13.94 29.16 24.51 66.37 29.788
30 SPMA -3.61 4.44 5.64 12.11 4.43 4.602
31 SRSN 19.41 17.28 22.42 8.88 7.59 15.116
32 TPIA 31.17 18.07 24.89 30.40 18.80 24.666
33 TRST 34.39 22.74 48.01 26.99 16.56 29.738
34 UNIC -14.70 2.53 7.67 4.18 5.75 1.086
144
35 SMCB 43.54 -32.33 -7.41 -17.19 -18.37 -6.352
36 ASII 16.79 22.28 17.80 14.63 13.44 16.988
37 AUTO 24.21 26.13 18.01 12.83 9.78 18.192
38 BRAM 14.66 0.13 11.42 11.26 19.94 11.482
39 SMSM 16.03 35.28 40.46 33.73 35.90 32.280
40 PBRX 28.02 13.39 20.86 16.01 14.85 18.626
41 RICY 9.24 8.98 -33.11 38.31 29.45 10.574
42 SRIL 9.42 5.50 8.43 5.22 3.33 6.380
43 BATA 9.03 26.26 15.04 12.35 13.59 15.254
44 KBLI 4.13 3.63 4.49 8.66 4.57 5.096
45 KBLM 11.57 6.34 13.04 23.03 70.21 24.838
46 SCCO 4.82 0.71 6.71 6.81 7.18 5.246
47 TRIS 13.93 15.74 19.98 36.92 17.73 20.860
48 IMAS -143.02 -12.06 -3.36 54.88 29.54 -14.804
49 DLTA 21.86 18.45 14.58 14.18 15.89 16.992
50 ICBP 26.18 26.48 27.34 26.23 28.42 26.930
51 INDF 15.31 16.11 16.06 17.40 16.70 16.316
52 MLBI 21.69 27.35 21.80 31.64 26.12 25.720
53 MYOR 22.36 30.72 36.31 39.94 28.38 31.542
54 SKLT 12.52 10.63 34.79 38.28 34.63 26.170
55 GGRM 16.44 20.04 22.32 20.95 10.82 18.114
56 HMSP 42.20 36.79 43.42 33.40 18.04 34.770
57 KLBF 30.87 31.28 33.39 29.61 30.90 31.210
58 SIDO 18.86 11.08 16.12 19.63 25.56 18.250
59 TSPC 15.09 14.50 13.77 11.12 7.72 12.440
60 UNVR 48.24 46.74 60.89 35.57 35.18 45.324
61 CINT 11.88 19.89 12.16 17.52 23.58 17.006
62 TBLA 13.83 8.47 6.90 6.45 7.41 8.612
63 ADES 18.23 13.91 16.90 11.45 11.64 14.426
64 CEKA 3.77 0.00 7.15 14.92 4.18 6.004
65 DVLA 13.49 10.73 9.55 9.98 12.56 11.262
Max 66.02 47.02 87.54 82.47 70.21 66.22
Mix -143.02 -32.33 -33.11 -17.19 -18.37 -14.804
Rata-Rata 13.427 14.033 20.455 20.262 18.885 17.413
145
LAMPIRAN 9
PBV
NO KODE Rata-Rata
2015 2016 2017 2018 2019
1 INTP 3.44 2.23 3.29 3.01 3.03 3.001
2 SMBR 0.97 9.08 11.05 5.06 1.26 5.483
3 WTON 3.18 3.02 1.59 1.25 1.12 2.032
4 AMFG 0.84 0.83 0.73 0.46 0.44 0.659
5 ARNA 4.10 4.15 2.44 2.92 2.99 3.319
6 TOTO 4.81 3.26 2.50 1.88 1.57 2.803
7 INAI 0.53 0.82 0.89 0.90 0.87 0.803
8 DPNS 0.53 0.51 0.44 0.38 0.30 0.432
9 EKAD 1.16 0.79 0.75 0.82 0.88 0.879
10 IMPC 4.08 4.16 4.21 3.52 0.36 3.266
11 CPIN 3.39 3.47 3.24 6.50 5.06 4.332
12 INKP 0.14 0.15 0.71 1.15 1.05 0.640
13 TKIM 0.10 0.16 0.68 1.87 2.31 1.024
14 TALF 1.55 1.53 0.75 0.55 0.37 0.949
15 AKPI 0.54 0.56 0.43 0.42 0.20 0.430
16 BRPT 0.06 0.57 1.15 1.05 1.25 0.816
17 FPNI 0.39 0.57 0.78 0.61 0.45 0.560
18 INCI 0.36 0.25 0.28 0.39 0.25 0.306
19 INRU 0.26 0.20 0.18 0.29 0.44 0.274
20 IPOL 0.22 0.43 0.38 0.24 0.26 0.306
21 JPFA 1.11 2.21 1.51 2.61 1.83 1.854
22 KDSI 0.20 0.35 0.46 0.75 0.82 0.516
23 LION 1.20 1.16 0.87 0.76 0.51 0.900
24 LMSH 0.49 0.49 0.49 0.43 0.35 0.450
25 MAIN 2.20 1.63 0.94 1.65 1.13 1.510
26 MLIA 0.61 0.67 0.53 0.84 0.41 0.612
27 NIKL 0.24 11.13 22.14 15.81 2.65 10.394
28 PICO 0.29 0.49 0.46 0.49 3.36 1.018
29 SMGR 2.46 1.91 1.93 2.15 2.10 2.110
30 SPMA 0.20 0.50 0.39 0.44 0.55 0.416
31 SRSN 0.89 0.85 0.73 0.85 0.83 0.830
32 TPIA 0.94 4.93 4.75 3.95 7.56 4.426
33 TRST 0.44 0.45 0.54 0.49 0.49 0.482
34 UNIC 0.29 0.44 0.63 0.58 0.65 0.518
146
35 SMCB 0.90 0.84 0.87 2.21 1.44 1.252
36 ASII 1.92 2.54 2.15 1.98 1.50 2.018
37 AUTO 0.76 0.96 0.92 0.65 0.51 0.761
38 BRAM 0.83 0.01 1.16 0.83 2.20 1.006
39 SMSM 4.76 3.62 4.10 3.91 3.51 3.981
40 PBRX 1.22 1.01 1.09 0.97 0.01 0.861
41 RICY 0.26 0.24 0.23 0.24 0.21 0.236
42 SRIL 1.89 1.07 1.30 0.98 8.97 2.842
43 BATA 2.14 1.81 1.27 1.26 1.31 1.559
44 KBLI 0.46 0.90 0.98 0.66 0.98 0.797
45 KBLM 0.50 0.83 0.41 0.35 0.40 0.498
46 SCCO 0.83 1.33 0.71 0.63 0.60 0.820
47 TRIS 0.95 0.98 0.92 0.63 1.26 0.949
48 IMAS 1.74 0.98 0.59 0.39 0.16 0.772
49 DLTA 4.90 4.37 3.48 3.75 4.63 4.227
50 ICBP 4.79 5.61 5.11 5.56 4.88 5.189
51 INDF 1.05 1.55 1.43 1.35 1.28 1.333
52 MLBI 22.54 47.54 27.06 40.24 2.85 28.046
53 MYOR 5.25 6.38 6.71 7.45 4.63 6.084
54 SKLT 1.68 1.27 2.46 3.16 2.93 2.299
55 GGRM 2.78 3.27 4.04 3.75 2.00 3.168
56 HMSP 13.66 14.51 16.13 13.74 6.85 12.977
57 KLBF 5.66 6.01 5.97 4.89 4.55 5.415
58 SIDO 3.18 3.05 2.99 4.27 6.24 3.946
59 TSPC 1.82 1.94 1.66 1.17 1.08 1.535
60 UNVR 58.48 46.67 82.44 38.62 60.68 57.378
61 CINT 1.07 0.99 0.98 0.73 0.78 0.909
62 TBLA 0.95 1.64 1.64 1.05 0.99 1.254
63 ADES 1.82 1.64 1.28 1.18 1.28 1.440
64 CEKA 0.63 0.00 0.85 0.89 0.96 0.666
65 DVLA 1.50 1.84 1.95 1.81 2.10 1.840
Max 58.48 47.54 82.44 40.24 60.68 57.4
Min 0.06 0.00 0.18 0.24 0.013 0.24
Rata-Rata 2.971 3.528 3.934 3.298 2.761 3.2986
147
LAMPIRAN 10
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficient Statistics
Model
s
Std. Toler
B Beta VIF
Error t Sig. ance
1 (Constant) 13.96 1.455 9.59 .000
3 5
Kinerja .477 .133 .199 3.58 .000 .970 1.03
Keuangan 9 1
Manajeme - 1230.32 -.003 -.04 .963 .970 1.03
n Laba 56.95 9 6 1
4
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)
148
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficient Statistics
Model
s
Std. Toler
B Beta VIF
Error t Sig. ance
1 (Constant - .455 - .000
) 1.690 3.71
2
Kinerja .690 .042 .685 16.5 .000 .970 1.03
Keuanga 95 1
n
Manajem - 384.823 -.009 -.22 .826 .970 1.03
en Laba 84.58 0 1
0
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)
Model Summaryb
149
Hasil Analisis Uji Heteroskedasitas Dengan Pengukuran PER
150
Hasil Analisis Uji Normalitas Dengan Pengukuran PER
151
Hasil Analisis Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 325
Normal Parametersa, b Mean .0000000
Std. 19.55995749
Deviation
Most Extreme Absolute .140
Differences Positive .119
Negative -.140
Test Statistic .140
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
152
Hasil Analisis Uji Hipotesis Dengan Pengukuran PER
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed
Model Coefficients Coefficient
s
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.963 1.455 9.59 .000
5
Kinerja .477 .133 .199 3.58 .000
Keuangan 9
Manajemen -56.954 1230.329 -.003 -.04 .963
Laba 6
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)
153
Hasil Analisis Uji Simultan
ANOVAa
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 5091.641 2 2545.820 6.613 .002b
Residual 123959.788 322 384.968
Total 129051.428 324
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)
b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
ANOVAa
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 10648.752 2 5324.376 141.3 .000b
72
Residual 12127.203 322 37.662
Total 22775.955 324
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)
b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.690 .455 - .000
3.712
Kinerja .690 .042 .685 16.59 .000
Keuangan 5
Manajemen -84.580 384.823 -.009 -.220 .826
Laba
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)
154
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 .199 .039 .033 19.62061 1.433
a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 .684a .468 .464 6.13695 1.185
a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)
155