Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Manajemen

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 171

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN MANAJEMEN

LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2019)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk menempuh Ujian Akhir Program Sarjana (S1)
Program Studi Akuntansi STIE STAN – Indonesia Mandiri

Disusun oleh:
Amelia Wahyuni Dewi
371841002

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI STAN – INDONESIA MANDIRI


BANDUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN

MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2019)

PENULIS : AMELIA WAHYUNI DEWI

NIM : 371841002

Bandung, ___ Januari 2021

Mengesahkan,

Dosen Pembimbing, Ketua Program Studi

(Ferdiansyah Ritonga, S.E., M.Ak) (Dani Sopian, S.E., M.Ak)

Mengetahui
Wakil Ketua I Bidang Akademik

(Patah Herwanto, S.T., M.Kom.)

i
LEMBAR PERSETUJUAN REVISI TUGAS AKHIR

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN MANAJEMEN LABA

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek


Indonesia Periode Tahun 2015-2019)

“THE EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE AND EARNING


MANAGEMENT ON THE VALUE OF THE COMPANY”
(Empirical Study of Manufacturing Companies Listed in Indonesia
Stock Exchange for the Period 2015-2019)

Telah melakukan siding tugas akhir pada hari _______, ___ __________ 2021
dan telah melakukan revisi sesuai dengan masukan pada saat sidang tugas akhir.
Menyetujui,

No. Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Ferdiansyah Ritonga, S.E., M.Ak Pembimbing

2 Leni Susanti, S.E., M.SI., DR. Penguji 1

Intan Pramesti Dewi, S.E., AK.,


3 Penguji 2
M.Ak.

Bandung, ___ Januari 2021


Mengetahui
Ketua Program Studi

Dani Sopian, S.E., M.Ak


NIDN: 0410068702

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Amelia Wahyuni Dewi

NIM : 371841002

Jurusan : Akuntansi S1

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN

MANAJEMEN LABA

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2019)

Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari skripsi

orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan atau

duplikasi dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi akademis

dengan ketentuan yang berlaku.

Bandung, 2021

(Amelia Wahyuni Dewi)

371841002

iii
MOTTO

“Hanya pendidikan yang bisa menyelamatkan masa depan,


tanpa pendidikan Indonesia tak mungkin bertahan.”
—Najwa Shihab

“Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan


hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah
terhadap orang yang mengajarkanmu.”
—HR Tabrani

“Excellence is never an accident. It is always the result of high


intention, sincere effort, and intelligent execution; it represents the wise
choice of many alternatives - choice, not chance, determines your
destiny.”
—Aristotle

iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh
kinerja keuangan dan manajemen laba terhadap nilai perusahaan yang sudah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam tahun periode 2015-2019.
Data yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Analisis data penelitian menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan
program IBM SPSS 25. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan dan manajemen laba. Dan, variabel dependen dalam penelitian ini adalah
nilai perusahaan. Menggunakan metode cluster sampling sebagai teknik pengambil
sampel, sehingga diperoleh populasi 188 perusaahaan. Dalam penelitian ini,
digunakan sebanyak 65 perusahaan manufaktur yang sebagai sampel. Untuk
mengetahui besarnya pengaruh kinerja keuangan dan manajemen laba maka
digunakan analisis regresi, analisis korelasi uji F dan uji t dan analisis koefisien
determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kinerja keuangan
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan, variabel
manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: Manajemen Laba, Kinerja Keuangan, Nilai Perusahaan.

v
ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence about the effect of financial
management and earnings management on the value of companies that have been
listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in the 2015-2019 period.
The data used in this study are secondary data. Analysis of research data
using multiple linear regression with the help of the IBM SPSS 25 program. The
independent variables in this study are financial performance and earnings
management. And, the dependent variable in this study is firm value. Using cluster
sampling method as sampling technique, in order to obtain a population of 188
companies. 65 manufacturing companies were used as samples. To determine the
magnitude of the influence of financial performance and earnings management,
regression analysis is used, correlation analysis of the F test and t test and analysis
of the coefficient of determination.
The results of this study indicate that the financial performance variable has
a significant positive effect on firm value. Meanwhile, earnings management
variables do not have a significant effect on firm value.

Keywords: Earnings Management, Financial Performance, Firm Value, Company


Value.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Manajemen Laba dan Kinerja

Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2019). Skripsi ini

disusun untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

STAN Indonesia Mandiri.

Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan skripsi ini, penulis

menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis

sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun kearah

perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Cukup banyak kesulitan yang penulis

temui dalam penulisan skripsi ini, tetapi Alhamdulillah dapat penulis atasi dan

selesaikan dengan baik.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak dan semoga amal baik dari pihak-pihak yang telah memberikan bantuannya

kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.

Bandung, ___ Januari 2021

Amelia Wahyuni Dewi

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Selama proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan ingin berterima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan serta telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua saya, yang selalu membimbing dan memberikan do’a serta

semangat, juga selalu menjadi contoh – role model untuk saya.

3. Bapak Ferdiansyah Ritonga, S.E., M.Ak. selaku Ketua Yayasan Pendidikn

Indonesia Mandiri juga sebagai dosen pembimbing yang terus memberikan

bimbingan hingga penulis menyelesaikan skripsi ini dan mengajarkan arti

sesungguhnya dari menjadi seorang mahasiswa.

4. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh

Pendidikan di STIE STAN – Indonesia Mandiri Bandung.

5. Kedua adik lucu saya, yang senantiasa menghibur di kala sedang berada di titik

jenuh.

6. Teman-teman kelas saya yang selalu tak pernah habis dalam memberikan

support dan menjadi teman seperjuangan selama menempuh masa perkuliahan

ini, terutama Alief dan Tika.

7. Teman-teman kerja saya yang selalu menyemangati saya dengan hal kocak

ketika saya sedang menyusun skripsi.

viii
8. Bapak dan Ibu Cipta Karya yang selalu siap sedia untuk mencetak skripsi saya,

terima kasih banyak.

9. Almamater saya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – STAN Indonesia Mandiri.

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN REVISI TUGAS AKHIR ................................................. ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI................................................................. iii
MOTTO .............................................................................................................................iv
ABSTRAK ......................................................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................................vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS DAN


PENGEMBANGAN HIPOTESIS ................................................................................... 8
2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 8

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory).................................................................... 8

2.1.2 Teori Sinyal (Signaling Theory) ...................................................................... 9

2.1.3 Laporan Keuangan ........................................................................................ 11

2.1.4 Nilai Perusahaan ............................................................................................ 18

2.1.5 Kinerja Keuangan .......................................................................................... 22

2.1.6 Manajemen Laba ........................................................................................... 31

2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu .................................................................... 40

x
2.3 Kerangka Teoritis ........................................................................................... 48

2.3.1 Hubungan Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan. .......................... 49

2.3.1 Hubungan Manajemen Laba dengan Nilai Perusahaan. ........................... 50

2.4 Model Kerangka Pemikiran ........................................................................... 52

2.5 Perumusan Hipotesis ...................................................................................... 52

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ........................................................ 53


3.1 Objek Penelitian .............................................................................................. 53

3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................................. 53

3.3 Metode Penelitian............................................................................................ 54

3.3.1 Unit Analisis ................................................................................................... 55

3.3.2 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 56

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel dan Penentuan Ukuran Sampel .................. 61

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 63

3.3.5 Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 63

3.3.6 Operasionalisasi Variabel.............................................................................. 64

3.3.7 Teknik Analisis Data...................................................................................... 67

3.3.8 Pengujian Hipotesis........................................................................................ 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 77


4.1 Hasil Penelitian................................................................................................ 77

4.1.1 Sampel Penelitian ........................................................................................... 77

4.1.2 Analisis Deskriptif .......................................................................................... 79

4.1.3 Uji Asumsi Klasik........................................................................................... 93

4.1.4 Uji Hipotesis ................................................................................................. 100

4.2 Pembahasan ................................................................................................... 106

4.2.1 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan ...................... 107

4.2.2 Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan ....................... 107

xi
4.3 Implikasi ........................................................................................................ 108

4.4 Keterbatasan ................................................................................................. 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 112


5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 112

5.2. Saran .............................................................................................................. 114

5.2.1. Saran Teoritis ........................................................................................ 114

5.2.2. Saran Praktis ......................................................................................... 115

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 116

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya ................................................... 44


Tabel 3.1 Populasi Penelitian ............................................................................ 54
Tabel 3.2 Perhitungan data menggunakan cluster sampling dari perusahaan
sektor manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2015-2019 ............ 61
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel ................................................................. 65
Tabel 3.4 Nilai Durbin-Watson ......................................................................... 70
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel ....................................................................... 75
Tabel 4.2 Sampel Penelitian .............................................................................. 76
Tabel 4.3 Data Kinerja Keuangan Yang Diukur Dengan ROA ..................... 78
Tabel 4.4 Data Manajemen Laba Yang Diukur Dengan Jones Modifikasi .. 83
Tabel 4.5 Data Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan PER ......................... 84
Tabel 4.6 Data Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan PBV ......................... 87
Tabel 4.7 Hasil Analisis Statistik Deskriptif .................................................... 90
Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Multikolinearitas ................................................ 91
Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Autokorelasi ........................................................ 93
Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Kolmogorov-Smirnov ....................................... 97
Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji Hipotesis Pengukuran PER ............................. 99
Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Hipotesis Pengukuran PBV ............................. 99
Tabel 4.13 Hasil Analisis Uji Simultan ……………………………………...100
Tabel 4.14 Hasil Analisis Uji Parsial ……………………………………...... 101
Tabel 4.15 Hasil Analisis Koefisien Determinasi …………….……………. 103

xiii
DAFTAR GRAFIK

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran ......................................................... 50


Gambar 4.1 Hasil Analisis Uji Heteroskedasitas Pengukuran PER .............. 94
Gambar 4.2 Hasil Analisis Uji Heteroskedasitas Pengukuran PBV .............. 95
Gambar 4.3 Hasil Analisis Uji Normalitas Pengukuran PER ....................... 95
Gambar 4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Pengukuran PBV ....................... 96

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup ............................................................ 128


LAMPIRAN 2 Riwayat Bimbingan................................................................. 129
LAMPIRAN 3 Populasi Penelitian .................................................................. 129
LAMPIRAN 4 Proses Seleksi Sampel ............................................................. 136
LAMPIRAN 5 Sampel Penelitian .................................................................... 137
LAMPIRAN 6 Data Kinerja Keuangan Yang Diukur Dengan ROA .......... 139
LAMPIRAN 7 Data Manajemen Laba Yang Diukur Dengan Jones
Modifikasi .......................................................................................................... 141
LAMPIRAN 8 Data Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan PER ............. 144
LAMPIRAN 9 Data Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan PBV ............. 145
LAMPIRAN 10 Hasil Output Data SPSS ....................................................... 147

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan yang didirikan memiliki tujuan yang sama dan jelas.

Martono dan Agus (2005) dalam Rika (2010) dan Alfredo (2011) tujuan perusahaan

yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya atau laba

secara maksimal. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan para

pemilik perusahaan dan pemilik saham. Dan, yang terakhir adalah memaksimalkan

nilai perusahaan yang tercermin dari harga sahamnya. Nilai perusahaan merupakan

kondisi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari

kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan

selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan

saat ini (Noerirawan, 2012).

Nilai perusahaan penting untuk diteliti karena mencerminkan pertumbuhan

dan kinerja dari manajemen perusahaan tersebut, dengan tingkat nilai perusahaan

yang tinggi maka akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham

(Brigham dan Gapenski, 1996). Menurut Mulianti (2010) meningkatnya nilai

perusahaan menjadi sebuah indikasi bahwa perusahaan tersebut akan mempunyai

prospek bagus dan mendatangkan return saham yang tinggi. Harga saham yang

tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar

tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek

1
perusahaan di masa mendatang (Maryati dan Bida, 2018). Sehingga, nilai

perusahaan menjadi aspek utama yang dilihat oleh investor sebelum mereka

memutuskan untuk menginvestasikan dana di suatu perusahaan. Semakin tinggi

tingkat perusahaan dalam memperoleh laba, maka nilai perusahaan dianggap

semakin baik (Hermuningsih, 2012).

Menurut Sudarma (2004) dalam Lifessy (2011), faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan, manajemen laba,

pertumbuhan perusahaan, keunikan perusahaan, nilai aktiva, dividen, penghematan

pajak, struktur modal, fluktuasi nilai tukar, dan keadaan pasar modal. Sedangkan

menurut Atmini (2007) dan Oktaviani (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai perusahaan adalah kebijakan dividen, kinerja keuangan, pertumbuhan

penjualan, dan ukuran perusahaan. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya dibahas

dua faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu kinerja keuangan dan

manajemen laba.

Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang dapat dicapai perusahaan

dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan

tersebut (G. Sugiarso dan F. Winarni, 2005). Standar Akuntansi Keuangan (2007)

mengartikan kinerja perusahaan terkait dengan tujuan laporan keuangan, yaitu :

“Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai

dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau

penghasilan per saham (earnings per share). Dari pengertian tersebut, maka kinerja

adalah pencapaian perusahaan dalam memenuhi target perusahaan sepanjang waktu

tertentu yang menggambarkan kualitas perusahaan.

2
Kinerja keuangan dari sebuah perusahaan dapat dilihat dari laporan

keuangan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan

manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan

dengan data keuangan perusahaan (Jumingan, 2009). Adapun menurut Anggraini

(2009), laporan keuangan merupakan sebuah media bagi perusahaan untuk

mengkomunikasikan tentang informasi keuangan kepada para pihak-pihak yang

berkepentingan baik itu eksternal maupun internal. Laporan keuangan ini

merupakan realisasi dari bentuk pertanggungjawaban manajer dalam mengelola

aset perusahaan atas sumber daya. Menurut Kasmir (2014: 104), rasio keuangan

merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

keuangan. Caranya dengan membandingkan antara satu komponen dengan

komponen lainnya dalam sebuah laporan keuangan. Angka-angka yang

dibandingkan bisa dalam satu periode ataupun beberapa periode. Dari perhitungan

menggunakan analisis rasio keuangan, pihak internal dan eksternal perusahaan

dapat mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan.

Secara singkat manajemen laba menurut Mulford dan Comiskey (2002),

adalah sebuah financial numbers game (permainan angka–angka keuangan) yang

dilakukan melalui creative accounting practises akibat adanya kelonggaran

flexibility principles yang dikeluarkan oleh GAAP (General Accepted Accounting

Principal). Scott (2000) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi

dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk

memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak

utang dan political costs (opportunistic earnings management). Kedua, dengan

3
memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting, dimana

manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka

dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk

keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer

dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba,

misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing) dan pertumbuhan laba

sepanjang waktu.

Manajer dapat melakukan manajemen laba dengan cara memilih metode

atau kebijakan akuntansi tertentu untuk menaikkan atau menurunkan laba sesuai

keinginan mereka. Manajer dapat menaikkan laba dengan menggeser laba periode

yang akan datang ke periode kini atau sebaliknya, menurunkan laba dengan

menggeser laba periode kini ke periode berikutnya (Schipper, 1989). Untuk

melakukan proses menaikkan atau menurunkan laba ini tidak bisa dilakukan secara

sembarangan, ada beberapa prinsip perusahaan yang harus ditaati. Adanya praktik

manajemen laba akan mengakibatkan adanya peningkatan dalam nilai perusahaan

yang dicerminkan harga pasar saham.

Hasil penelitian sebelumnya tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan

terhadap nilai perusahaan mendapatkan hasil yang bervariasi. Hasil penelitian

Alfredo, Sri Artini dan Suarjaya (2012) menyimpulkan bahwa kinerja keuangan

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang telah

dilakukan oleh Putri, Sri dan Joy (2017), juga memiliki kesimpulan bahwa kinerja

keuangan pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan,

penelitian yang dilakukan oleh Ratri dan Imam (2015) menyimpulkan bahwa

4
kinerja keuangan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian Ratri dan Imam (2015) didukung oleh penelitian yang dilakukan

Suranta dan Pranata (2004) serta Sigit dan Afiyah (2014), hasil dari uji variabel

kinerja keuangan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Begitupun dengan hasil penelitian tentang pengaruh dari manajemen laba

terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Fauzan dan Dini (2019)

mendapatkan kesimpulan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan dengan arah koefisien regresi negatif. Hal ini

menunjukkan bahwa manajemen laba dapat menurunkan nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Jefriansyah (2015) menyatakan hal yang sebaliknya,

antara manajemen laba terhadap nilai perusahaan, diperoleh hasil bahwa

manajemen laba berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Sugitha (2014) manajemen laba

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Dengan melihat adanya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian terdahulu,

maka perlu dianalisis lebih lanjut megenai faktor-faktor yang mempengarui nilai

perusahaan, yang dalam hal ini dilihat dari kinerja keuangan dan manajemen laba

dengan mengambil sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

2015-2019. Pemilihan tahun penelitian yang lebih panjang yaitu pada 5 periode

dengan tujuan untuk dapat menghasilkan variabilitas data yang sebenarnya.

Sedangkan alasan memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur

merupakan jenis usaha yang berkembang pesat dan memiliki ruang lingkup yang

sangat besar disamping itu perusahaan manufaktur merupakan industri yang

5
mendominasi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI sehingga relefansi hasil

penelitiannya diharapkan dapat mewakili seluruh industri yang ada di Indonesia.

Maka dari itu hal ini juga mendukung pemilihan data menggunakan teknik cluster

sampling atau probability sampling sebagai metode pemilihan sampel dikarenakan

sektor manufaktur memiliki jumlah perusahaan terbanyak dan terdiri dari beberapa

sub sektor, yaitu industri dasar dan kimia, barang dan konsumsi dan juga aneka

industri. Penelitian ini hendak mengkonfirmasi hasil penelitian terdahulu tersebut

dengan melakukan studi empiris tentang “Pengaruh Kinerja Keuangan dan

Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2019”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang

teridentifikasi. Berikut adalah rumusan masalah yang akan dijawab dalam

penelitian ini:

1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

6
1.3 Tujuan Penelitian

Berikut adalah tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini:

1. Mengidentifikasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Mengidentifikasi pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi beberapa pihak, di antaranya:

1. Bagi Perusahaan Manufaktur

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan manufaktur

sektor industri dasar dan kimia dalam mengidentifikasi pengaruh dari

manajemen laba dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

2. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor dalam

mengambil keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan dengan

mempertimbangkan nilai perusahaan yang dipengaruhi oleh manajemen laba

dan kinerja keuangan.

3. Bagi Akademisi dan Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

manajemen laba dan kinerja keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan

dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori agensi atau agency theory merupakan sebuah teori yang dapat

menjelaskan tentang timbulnya praktik manajemen laba. Teori ini menjelaskan

tentang adanya pemisahan kepentingan antara pemilik perusahaan dan pengelola

perusahaan dijelaskan oleh Bodroastuti (2009). Konsep teori agensi adalah

hubungan atau kontrak antara prinsipal dan agen. Prinsipal mempekerjakan agen

untuk melakukan tugas untuk kepentingan prinsipal, termasuk pendelegasian

otoritas pengambilan keputusan dari prinsipal kepada agen (Anthony dan

Govindarajan, 2005).

Jensen dan Meckling (1976), menyatakan bahwa teori keagenan

mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen.

Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja

demi kepentingan pemegang saham. Prinsipal maupun agen adalah dua atau lebih

yang bekerja sama demi pengelolaan perusahaan, yang keduanya memiliki motivasi

sendiri untuk menjalankan tugasnya masing-masing.

Dalam konsep teori agensi, manajemen sebagai agen semestinya

menjunjung tinggi kepentingan pemegang saham sebagai prinsipal, akan tetapi

8
tidak tertutup kemungkinan manajemen hanya mementingkan kepentingannya

sendiri untuk memaksimalkan utilitas pribadi. Perbedaan kepentingan antara

pemilik dan pengelola inilah yang disebut masalah keagenan atau agency problem.

Masalah keagenan muncul ketika prinsipal kesulitan untuk memastikan bahwa agen

bertindak untuk memaksimalkan kesejahteraan prinsipal (Yushita, 2010). Konflik

kepentingan semakin meningkat terutama karena prinsipal tidak dapat memonitor

aktivitas manajemen sehari-hari secara terus menerus untuk memastikan bahwa

manajemen bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal.

Prinsipal maupun agen bekerja sama demi pengelolaan perusahaan, dimana

keduanya memiliki motivasi sendiri untuk menjalankan tugasnya masing-masing.

Pihak prinsipal atau pemilik atau pemegang saham memberikan instruksi kepada

manajer untuk mengelola perusahaan sesuai apa yang dikehendaki untuk mencapai

tujuan perusahaan. Sementara di lain pihak, seringkali manajemen sebagai agen

akan melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan instruksi yang

diperintahkan oleh prinsipal (Agusti, 2013). Hal ini sesuai dengan pernyataan

Jensen dan Meckling (1976) bahwa agen akan lebih mementingkan untuk

pencapaian hasil yang lebih baik dari pada selalu taat pada perintah principal.

2.1.2 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal atau signaling theory menurut Brigham dan Houston (2011:

186) dalam Novalia dan Marsellisa (2016) merupakan suatu tindakan yang diambil

manajemen suatu perusahaan memberikan petunjuk kepada investor tentang

bagaimana manajemen menilai sebuah prospek perusahaan. Teori ini menjelaskan

9
bahwa laporan keuangan yang baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan

juga telah beroperasi dengan baik dan menekankan kepada pentingnya sebuah

informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di

luar perusahaan.

Menurut Zainudin dan Hartono (1999) dalam Harjono (2010) informasi

yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi

investor dalam pengambilan keputusan investasi, sinyal yang baik akan direspon

dengan baik, dan begitupun sebaliknya. Informasi merupakan unsur penting bagi

investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan

keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun

keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan

bagaimana pasaran efeknya (Novia, 2018).

Godfrey, dkk (2010:375) menjelaskan, ada konsekuensi logis dari teori

sinyal, bahwa ada insentif bagi semua manajer yang memberikan sinyal mengenai

keuntungan yang diperoleh di masa depan karena jika investor

mempercayai sinyal tersebut, maka harga saham akan meningkat dan pemegang

saham akan mendapatkan keuntungan. Pengumuman informasi tersebut

dianggap sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume

perdagangan saham (Rokhlinasari, 2016).

10
2.1.3 Laporan Keuangan

2.1.3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian yang sederhana menurut Kasmir (2013) tentang laporan

keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada

saat ini atau dalam suatu periode tertentu Menurut Munawir (2010), pada umumnya

laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan

perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset,

kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan

perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh

perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan

ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang

menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia Indonesia (2009), laporan keuangan

meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan

perubahan posisi keuangan. Sedangkan menurut Harahap (2009), laporan keuangan

menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat

tertentu atau jangka waktu tertentu.

2.1.3.2 Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, “Pengguna dari laporan keuangan

meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman,

pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-

11
lembaganya, dan juga masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk

memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini

meliputi:

1. Investor.

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan

resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka

lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah

harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham

juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

2. Karyawan.

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada

informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga

tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan

kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman.

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk mengetahui apakah pinjaman beserta bunganya dapat dibayar

pada saat jatuh tempo atau tidak.

4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya.

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk mengetahui apakah jumlah yang terhutang akan

12
dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan dengan

informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka

terikat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada

perusahaan.

5. Pelanggan.

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan

hidup perusahaan, terutama kalau mereka terikat dalam perjanjian jangka

panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah.

Pemerintah dan berbagai lembaga yang ada di bawah kekuasaannya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya, dan karena itu berkepentingan

dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk

mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar

untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat.

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.

Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian

nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada

penanam modal domestik.

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan

informasi kecenderungan (trend), dan perkembangan terakhir kemakmuran

perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

13
2.1.3.3 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2013) secara umum laporan keuangan bertujuan untuk

memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun

periode tertentu. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi

keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan

terhadap perusahaan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan

laporan keuangan menurut Kasmir (2013), yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh

pada saat periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;

8. Sebagai informasi keuangan lainnya.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009), tujuan laporan keuangan

adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

14
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat dalam pengambilan

keputusan ekonomi. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan

informasi terkait dengan posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan

suatu entitas yang berguna untuk pengambilan keputusan para pemakainya (Purba,

2010). Sedangkan menurut Fahmi (2011), tujuan utama dari laporan keuangan

adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-

unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang

berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping

pihak manajemen perusahaan.

Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk membandingkan, dan

menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi

pemakai. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak

saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang

dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.

2.1.3.4 Karakteristik dan Sifat Laporan Keuangan

Sebagaimana yang telah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia pada Standar

Akuntansi Keuangan berlaku efektif per 1 Januari 2017, dalam penyusunan dan

penyajian laporan keuangan bertujuan umum harus sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan (SAK). Laporan keuangan yang berguna bagi pemakainya

harus terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

15
1. Understandability (Mudah dipahami)

Ini berarti bahwa kualitas penting yang ditampung dalam laporan keuangan

adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk

maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan/keinginan untuk

mempelajari dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan (Apa adanya)

Suatu laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan tindakan

yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan. Atau dengan kata lain,

relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi

keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga

keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan

mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil.

3. Reliability (Keandalan)

Kualitas informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan menyebabkan

pemakai informasi akuntansi sangat tergantung pada kebenaran informasi yang

disajikan. Keandalan suatu informasi sangat tergantung pada kemampuan suatu

informasi untuk menggambarkan secara wajar keadaan atau peristiwa yang

digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (tidak di rekayasa) yang

tersaji dalam laporan keuangan oleh manajemen.

16
4. Comparability (dapat bandingkan)

Suatu laporan keuangan dapat bandingkan bila informasi yang disajikan dapat

saling diperbandingkan seperti antar periode maupun antar perusahaan. Laporan

keuangan mempunyai peranan penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan

sehingga ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat

dibutuhkan pihak-pihak yang berkepentingan.

Laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan harus

bersifat wajar dan tidak memihak.

2.1.3.5 Komponen Laporan Keuangan

Menurut ketetapan Ikatan Akuntansi Indonesia (2017) ada 4 komponen

laporan keuangan lengkap terdiri dari:

1. Laporan posisi keuangan atau neraca pada akhir periode. Neraca merupakan

laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal dari suatu perusahaan

pada suatu tanggal tertentu. Untuk menunjukkan posisi keuangan suatu

perusahaan pada periode tertentu. Neraca sering disebut juga sebagai balance

sheet.

2. Laporan laba - rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode,

merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan dan biaya serta

laba atau rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan.

3. Laporan perubahan ekuitas atau perubahan modal selama periode,

menggambarkan sumber dan penggunaan kas serta menggambarkan jumlah

modal yang dimiliki perusahaan saat ini dan menunjukkan perubahan modal.

17
4. Laporan Arus kas selama periode, serta CALK (Catatan Atas Laporan

Keuangan) berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi

penjelasan lain. neraca, laba rugi, perubahan modal, arus kas, dan catatan atas

laporan keuangan.

2.1.4 Nilai Perusahaan

2.1.4.1 Pengertian Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan tolak ukur dalam menilai perusahaan secara

keseluruhan yang dipertimbangkan oleh para investor dalam melakukan investasi

(Ernawati dan Widyawati, 2015). Nilai perusahaan yang tinggi akan menarik minat

investor, sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kemakmuran

yang didapatkan oleh pemegang saham juga tinggi (Hemastuti, 2014). Hal yang

sama dikemukakan oleh Pertiwi, dkk (2016) bahwa nilai perusahaan yang tinggi

akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun

juga pada prospek perusahaan dimasa depan. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai

perusahaan maka semakin tinggi pula prospek perusahaan di masa yang akan

datang serta semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan pemegang saham (Torong,

2015).

Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai harga saham di pasar, yang

merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara riil.

Semakin tinggi nilai saham, maka semakin tinggi pula nilai suatu perusahaan

(Harmono, 2015). Menurut Nusantara (2013) alasan investor berinvestasi pada

18
suatu perusahaan salah satunya didasari oleh laba yang dihasilkan oleh perusahaan

tersebut.

2.1.4.2 Konsep Untuk Menilai Perusahaan

Menurut Christiawan dan Tarigan (2007), terdapat beberapa konsep nilai

yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain :

1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar

perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis

jelas dalam surat saham kolektif.

2. Nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar

menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bias ditentukan jika saham perusahaan

dijual di pasar saham.

3. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu

perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar

harga dari sekumpulan asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis

yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

4. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan konsep dasar

akuntansi.

5. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua

kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang

saham.

19
2.1.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

Penilaian perusahaan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Konsep dasar

penilaian perusahaan yang digunakan termasuk nilai ditentukan pada periode

tertentu, nilai harus ditentukan pada harga yang wajar, penilaian tidak dipengaruhi

oleh kelompok tertentu. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah

dikembangkan dalam penilaian perusahaan, diantaranya adalah :

1. Pendekatan laba, antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio,

metode kapitalisasi proyeksi laba.

2. Pendekatan arus kas, antara lain metode diskonto arus kas.

3. Pendekatan dividen, antara lain metode pertumbuhan dividen.

4. Pendekatan aktiva, antara lain metode penilaian aktiva.

5. Pendekatan harga saham.

6. Pendekatan economic value added. (Michell Suharli, 2006: 3).

2.1.4.4 Pengukuran Nilai Perusahaan

Menurut Harmono (2017) indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan

dapat diukur dengan menggunakan :

a. PER (Price Earning Ratio)

Price Earnings Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukan hasil

perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per lembar

saham (Hery, 2018) Rasio ini menunjukan seberapa besar investor menilai

harga saham terhadap kelipatan earnings, dengan mengetahui besaran PER

20
tersebut, calon investor potensial dapat mengetahui apakah harga sebuah saham

tergolong wajar atau tidak sesuai dengan kondisi saat ini (Harmono, 2015).

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚


𝑃𝐸𝑅 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

b. PBV (Price Book Value)

Price Book Value merupakan salah satu indikator yang dipertimbangkan

seorang investor dalam menentukan saham mana yang akan dibeli. Nilai

perusahaan dapat memberikan keuntungan kepada pemegang saham secara

maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga

saham, maka makin tinggi kekayaan pemegang saham. Rasio ini

menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu

perusahaan. Semakin besar hasil dari PBV, makan semakin besar pula tingkat

kepercayaan pasar akan prospek perusahaan (Brigham dan Houston, 2006)

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚


𝑃𝐵𝑉 =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎

c. EPS (Earning Per Share)

Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk

pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap

lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2014).

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


𝐸𝑃𝑆 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

d. Tobin’s Q

Analisis Tobin’s Q juga dikenal dengan rasio Tobin’s Q. Rasio ini

merupakan konsep yang berharga karena menunjukan estimasi pasar keuangan

21
saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental

(Smithers dan Wright, 2007). Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio

nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan.

𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛’𝑠 𝑄 =
𝑇𝐴

Dimana:

MVE = Harga saham

Debt = Hutang

TA = Total Aset

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur

variabel nilai perusahaan adalah PBV dan PER.

2.1.5 Kinerja Keuangan

2.1.5.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh

manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu, parameter yang sering

digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan adalah dengan menggunakan

pendekatan di mana informasi keuangan diambil dari laporan keuangan atau

laporan keuangan lainnya, Novia (2019). Menurut Anggitasari (2012) kinerja

keuangan adalah suatu ukuran yang digunakan dalam perusahaan untuk menilai

tingkat keberhasilan laba perusahaaan, baik dari aspek likuiditas, aktivitas,

solvabilitas dan profitabilitas yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap perusahaan. Hasil laporan dari kinerja keuangan dibuat untuk

22
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan masa lalu dan digunakan untuk

memprediksi keuangan dimasa yang akan dating (Soelistyoningrum, 2011).

Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau

kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Baik kreditur

maupun investor, menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen,

memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba di masa yang akan

datang (M Ridwan, 2013).

2.1.5.2 Penilaian Kinerja Keuangan

Penilaian kinerja menurut IAI (2012) sering kali digunakan sebagai ukuran

kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan (return on

investment) atau penghasilan per saham (earning per share). Unsur yang langsung

berkaitan dengan pengukuran bersih (laba) adalah penghasilan dan beban, dan

informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan untuk melihat

apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha

yang tinggi maka perusahaan menanamkan modalnya dan penghasilan bersih

tergantung sebagian pada modal dan pemeliharaan modal yang digunakan dalam

penyusunan laporan keuangan.

Fahmi (2012) menyatakan bahwa penilaian kinerja keuangan adalah suatu

penilaian yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

melakukan serta menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangannya secara baik

dan benar. Dari pengertian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa

23
kinerja adalah prestasi yang dicapai dengan penilaian perusahaan yang telah

diselesaikan dengan standar kerja yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja

perusahaan biasanya dilakukan dalam jangka pendek, misalnya dalam jangka waktu

satu tahun, kuartal, bulanan atau mungkin jangka waktu yang lebih pendek lagi,

tetapi penilaian kinerja perusahaan untuk jangka waktu yang lebih panjang, seperti

jangka waktu lima tahun, bukanlah tidak penting. Penilaian ini dilakukan misalnya

untuk menilai implementasi strategi perusahaan, penilaian kinerja perusahaan dapat

dilihat dari berbagai sisi, salah satunya adalah dari sisi keuangan.

Menurut Susetyo (2013), penilaian kinerja merupakan kegiatan kegiatan

untuk mengetahui tingkat pencapaian strategi yang ditetapkan suatu organisasi dan

mengidentifikasi kendala penyebab ketidakberhasilan strategi tersebut. Penilaian

kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas organisasi

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja pada perusahaan

sangat diperlukan jika perusahaan ingin tetap bertahan dalam persaingan bisnis

yang semakin kompetitif (Debby, 2013).

2.1.5.3 Tujuan Penilaian Kerja

Nordiawan dan Hertianti (2012), dalam Mahmudi (2010) menyebutkan

bahwa tujuan penilaian kinerja di sektor publik adalah :

1. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi.

2. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai.

3. Memperbaiki kinerja periode-periode berikutnya.

24
4. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan

pemberian penghargaan (reward) dan hukuman (punishment).

5. Memotivasi pegawai.

6. Menciptakan akuntabilitas publik.

Sedangkan, tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000)

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk

memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.

2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik

kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

4. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk

melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan

kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya.

2.1.5.4 Ukuran Kinerja Keuangan

Ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

secara kuantitatif, yaitu :

1. Ukuran Kriteria Tunggal (single criteria) adalah ukuran kinerja yang hanya

menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer.

25
2. Ukuran Kriteria Gabungan (multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang

menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja manajer. Tujuan

penggunaan berragam ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya

mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja.

3. Ukuran Kinerja Gabungan (compositive criteria) adalah ukuran kinerja yang

menggunakan berbagai macam ukuran untuk menghitungkan bobot masing-

masing ukuran dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran yang menyeluruh

kinerja manajer.

2.1.5.5 Pengukuran Kinerja Keuangan

Melakukan analisis rasio keuangan merupakan hal yang penting dalam

menjalankan bisnis. Pemilik perusahaan dituntut harus bisa memahami tentang

rasio-rasio keuangan, karena banyak manfaat yang dapat diperoleh dari hal tersebut

agar bisa mengukur keberhasilan perusahaan. Rasio keuangan adalah suatu alat

untuk menganalisis dan mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan data-

data keuangan perusahaan tersebut. Data keuangan dapat diambil dari laporan

keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, dan laporan lainnya.

Berdasarkan tujuannya, rasio keuangan dibagi menjadi empat. Berikut ini

penjelasan mengenai rasio keuangan beserta tujuannya.

1. Rasio Keuangan Profitabilitas

Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan

keuntungan (laba). Dengan menggunakan rasio ini pemilik perusahaan dapat

mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Terdapat lima

26
ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas, diantaranya

adalah:

a. Gross Profit Margin (GPM)

Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

kotor yang dapat dicapai dari setiap penjualan. Gross profit margin

merupakan perbandingan laba kotor dan penjualan pada periode yang sama.

Semakin besar hasil perhitungan menandakan semakin baik kondisi

keuangan perusahaan.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛


𝐺𝑃𝑀 = × 100%
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛

b. Operating Profit Margin (OPM)

Profit margin menggambarkan laba bersih sebelum bunga dan pajak yang

didapat dari penjualan perusahaan. Rasio ini dapat dilihat pada laporan laba

rugi pada bagian analisis common size. Rasio ini juga diinterpretasikan

sebagai ukuran efisiensi bagaimana perusahaan menekan biaya-biaya pada

suatu periode.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑂𝑃𝑀 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

c. Net Profit Margin (NPM)

Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh

setiap satu penjualan rupiah. Semakin tinggi rasio artinya semakin baik,

karena menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑁𝑃𝑀 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 (𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛)

27
d. Return On Assets (ROA)

ROA menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan after tax

operating profit dari total aset yang dimiliki perusahaan. Laba yang dihitung

adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest

and Tax).

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑂𝐴 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

e. Return On Investment (ROI)

ROI menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang

dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah laba

setelah pajak. Semakin besar hasilnya maka semakin baik.

𝑅𝑂𝐼 = 𝑁𝑃𝑀 × 𝑇𝐴𝑇𝑂

2. Rasio Keuangan Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

finansial jangka pendek. Seperti membayar gaji, utang yang jatuh tempo, biaya

operasional, dan lainnya. Rasio yang sering digunakan untuk menghitung ini

yaitu:

a. Current Ratio

Rasio ini menunjukan perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar.

Semakin tinggi maka artinya semakin baik likuiditasnya.

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

28
b. Quick Ratio

Quick ratio menunjukkan perbandingan antara (kas + sekuritas jangka

pendek + piutang) dengan kewajiban lancar. Dengan kata lain merupakan

jumlah perimbangan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan

hutang lancar. Semakin tinggi hasilnya, semakin baik likuiditasnya.

3. Rasio Keuangan Solvabilitas

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

semua kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek jika

perusahaan dilikuidasi. Jadi perusahaan yang solvable belum tentu tidak likuid

(ilikuid), dan perusahaan yang tidak solvable juga belum tentu likuid.

Perusahaan yang tidak mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar utang

biasanya disebut dengan perusahaan yang unsolvable. Terdapat 2 rasio yang

digunakan untuk menghitungnya.

a. Total Debt to Total Assets Ratio

Rasio ini dikenal dengan debt ratio yaitu mengukur besarnya dana yang

berasal dari utang. Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi

oleh aktiva perusahaan. Semakin kecil rasionya makan semakin aman.

Kreditor akan lebih menyukai debt ratio yang rendah.

b. Debt to Equity Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur utang yang dimiliki dengan modal

sendiri. Sebaiknya utang perusahaan tidak melebihi modal perusahaan

sendiri. Hal ini agar beban tetap yang dikeluarkan perusahaan tidak tinggi.

Semakin kecil utang terhadap modal maka semakin baik dan aman.

29
4. Rasio Keuangan Aktivitas

Untuk mengukur tingkat penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan,

caranya dengan melihat beberapa aset, kemudian menentukan berapa tingkat

aktivitas pada aktiva-aktiva pada kegiatan tertentu. Setelah itu, dapat diketahui

aktiva mana yang produktif dan aktiva mana yang kurang produktif. Sehingga

selanjutnya dapat diputuskan alokasi dana yang lebih besar untuk aktiva yang

produktif. Berikut ini contoh dari rasio aktivitas :

a. Rasio Keuangan Perputaran Piutang

Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi

perputarannya maka semakin efektif pengelolaannya. Dengan rasio ini

dapat dilihat pengelolaan piutang dan kebijakan kreditnya.

b. Rasio Perputaran Persediaan

Rasio ini menunjukan likuiditas perusahaan dalam pengelolaan

persediaanya. Semakin tinggi perputarannya maka semakin bai. Berarti,

perusahaan menjual dan mengelola persediaan dengan cepat dan baik. Jika

rendah berarti efektivitas pengendalian persediaan kurang baik.

c. Rasio Keuangan Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan

penjualan dengan aktiva tetap yang dimilikinya. Semakin besar perputaran

rasionya, maka semakin baik untuk perusahaan. Rasio ini cukup penting

bagi industri yang memiliki aktiva tetap yang tinggi.

d. Rasio Perputaran Total Aktiva

30
Rasio ini hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, yang

membedakannya adalah pembagi yang digunakan, yaitu total aktiva. Rasio

ini digunakan untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva.

Semakin tinggi perputarannya maka semakin efektif perusahaan dalam

memanfaatkan total aktiva untuk penjualannya.

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur

variabel kinerja keuangan adalah ROA atau Return on assets.

2.1.6 Manajemen Laba

2.1.6.1 Pengertian Manajemen Laba

Manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk

meningkatkan atau menurunkan laba perusahaan dalam laporan keuangan. Tujuan

manajemen laba adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pihak tertentu (Darwis,

2012). Menurut Sulistyanto dalam Pawitri (2013), menyatakan bahwa manajemen

laba adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarakan diri dengan inovasi bisnis.

Adanya praktik manajemen laba mengakibatkan fakta tentang kondisi ekonomis

dalam laporan keuangan perusahaan tidak disajikan sebenarnya sehingga laba yang

diharapkan dapat memberikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan

menjadi diragukan (Ustman dan Subekti, 2016). Pendapat lain menyebutkan,

bahwa manajemen laba adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas

laporan keuangan, manajemen laba dapat menambah bias dalam laporan keuangan

dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba

hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Rahmawati, 2004).

31
Menurut Hermuningsih (2013) pihak manajemen yang melakukan

pengaturan laba, cenderung semakin aktif dalam melakukan manajemen laba untuk

membuat nilai perusahaan semakin tinggi sehingga dapat menaikkan citra dari

perusahaan dan untuk menarik dukungan dari publik dan shareholders. Praktek

manajemen laba dinilai merugikan karena dapat menurunkan nilai laporan

keuangan dan memberikan informasi yang tidak relevan bagi investor (Darwis,

2010).

2.1.6.2 Pola Strategi Manajemen Laba

Menurut Guna (2015), semakin banyak orang yang mendapatkan

pengetahuan atau pelatihan akuntansi, maka semakin mudah bagi orang tersebut

untuk melihat estimasi atau pertimbangan akuntansi yang dapat digunakan untuk

menaikan laba yang dilaporkan. Oleh karena itu dalam meningkat kenaikan suatu

laba dalam perusahaan yang dilakukan oleh para manajer, seharusnya mengetahui

pola manajemen laba dalam mengontrol serta mengendalikan peningkatan laba

perusahaan. Scott (1997) dalam Sulitiawan, dkk (2011) mengatakan pola umum

yang banyak dilakukan dalam praktik manajemen laba antara lain sebagai berikut:

1. Taking a Bath

Pola ini dilakukan dengan cara mengatur laba perusahaan tahun berjalan

menjadi sangat tinggi atau rendah dibandingkan laba periode tahun sebelumnya

atau tahun berikutnya. Pola ini biasa dipakai pada perusahaan yang sedang

mengalami masalah organisasi atau sedang dalam proses pergantian pimpinan

manajemen perusahaan.

32
2. Income Minimization

Pola ini dilakukan dengan menjadikan laba periode tahun berjalan lebih

rendah dari laba sebenarnya. Secara praktis, pola ini relatif sering dilakukan

dengan motivasi perpajakan dan politis. Agar nilai pajak yang dibayarkan tidak

terlalu tinggi, manajer cenderung menurunkan laba periode tahun berjalan, baik

melalui penghapusan aset tetap maupun melalui pengakuan biaya-biaya periode

mendatang ke periode tahun berjalan.

3. Income Maximization

Pola ini merupakan kebalikan dari pola income minimization. Menurut pola

ini, manajemen laba dilakukan dengan cara menjadikan laba tahun berjalan

lebih tinggi dari laba sebenarnya. Teknik yang dilakukan pun beragam, mulai

dari menunda pelaporan biaya-biaya periode tahun berjalan ke periode

mendatang, pemilihan metode akuntansi yang dapat memaksimalkan laba,

sampai dengan meningkatkan jumlah penjualan dan produksi. Pola ini biasanya

banyak digunakan oleh perusahaan yang akan melakukan IPO agar mendapat

kepercayaan dari kreditor. Hampir semua perusahaan go public meningkatkan

laba dengan tujuan menjaga kinerja saham mereka.

4. Income Smoothing

Pola ini dilakukan dengan mengurangi fluktuasi laba sehingga laba yang

dilaporkan relatif stabil. Untuk investor dan kreditor yang memiliki sifat risk

adverse, kestabilan laba merupakan hal penting dalam pengambilan keputusan.

Menurut Subrayaman dan John J. Wild (2010), strategi manajemen laba

dibagi menjadi 3 yakni manajer meningkatkan laba (increasing income) periode

33
kini, manajer melakukan mandi besar (big bath), dan manajer melakukan fluktuasi

laba dengan perataan laba (income smoothing). Dengan menggunakan strategi

manajemen laba, manajer dapat melakukan kombinasi dari beberapa strategi untuk

mencapai tujuan dalam jangka panjang.

2.1.6.3 Faktor-Faktor Pendorong Manajemen Laba

Dalam mengidentifikasi hal yang Positive Accounting Theory terdapat tiga

hipotesis yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba menurut Zimmerman

(1986) dalam Nugroho (2011) yaitu:

1. Bonus Plan Hypothesis

Memaksimalkan utilitasnya seperti bonus yang tinggi. Manajemen

perusahaan yang memperoleh bonus berdasarkan laba. Lebih banyak

menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan

dalam suatu perusahaan yang memiliki rencana bonus, maka manajer akan

melakukan kenaikan laba saat ini yakni dengan memiliki metode akuntansi

yang mampu menggeser dari masa depan ke masa kini.

2. Debt Convenant Hypothesis

Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit

cenderung memiliki metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan

laba Sweeney (1994) dalam Nugroho (2010 :42). Hal ini untuk menjaga reputasi

mereka dalam pandangan pihak eksternal.

3. Political Cost Hypothesis

Dalam suatu perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi, akan

mendorong manajer memiliki metode akuntansi yang menangguhkan laba yang

34
dilaporkan dari periode sekarang sampai periode mendatang sehingga dapat

memperkecil laba yang dilaporkan.

2.1.6.4 Metode Manajemen Laba

Menurut Gumanti (2000) dalam Nugroho (2011), terdapat tiga cara yang

dapat digunakan untuk melakukan manajemen laba pada laporan keuangan, yaitu:

1. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi

Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui judgement

terhadap estimasi akuntansi seperti estimasi piutang tak tertagih, estimasi kurun

waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi

biaya garansi dan lain-lain.

2. Mengubah metode akuntansi

Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi, contoh:

mengubah metode depresiasi aktiva tetap. Dari metode depresiasi angka tahun

ke metode depresiasi garis lurus.

3. Menggeser periode biaya atau pendapatan

Beberapa orang menyebutnya rekayasa jenis ini sebagai manipulasi keputusan

operasional. Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan, antara lain:

a. Mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai periode

berikutnya.

b. Mempercepat / menunda pengiriman produk ke pelanggan, mengatur saat

penjualan aktiva tetap yang sudah tak pakai. (Ningsaptiti, 2010).

35
2.1.6.5 Pengukuran Manajemen Laba

Manajemen laba biasanya diteliti dengan cara peneliti membuat hipotesis

dimana manajemen laba kemungkinan bisa muncul dan menguji kemungkinan

tersebut dengan metode yang tepat (Ariyani, 2011). Ada beberapa model empiris

berbasis aggregate accrual yang bertujuan untuk mendeteksi manajemen laba.

Menurut Sulistanto (2008) model empiris manajemen laba pertama kali

dikembangkan oleh Healy, lalu dilanjutkan oleh De Angelo dan Jones

1. Model Healy

Model Healy merupakan model pertama yang digunakan untuk mendeteksi

manajemen laba dengan menghitung nilai total akrual, yaitu dengan

mengurangi laba akuntansi yang diperoleh selama periode tertentu dengan arus

kas operasi periode bersangkutan. Untuk menghitung non discretionary

accruals, model Healy membagi rata-rata total akrual dengan total aktiva

periode sebelumnya.

2. Model DeAngelo

Secara umum model De Angelo menghitung total akrual sebagai selisih

antara laba akuntansi yang diperoleh selama satu periode dengan arus kas

periode bersangkutan. Model ini mengukur manajemen laba dengan

nondiscretionary accruals yang dihitung dengan menggunakan total akrual

akhir periode yang di skala dengan total aktiva periode sebelumnya. Sama

seperti model Healy, model De Angelo juga tidak memisahkan antara

discretionary accruals dan non discretionary accruals.

36
3. Model Jones

Model Jones tidak lagi menggunakan asumsi bahwa non discretionary

accrual adalah konstan. Model ini menggunakan dua asumsi sebagai dasar

pengembangan yaitu akrual periode berjalan (current accruals) dan gross

property, plant, and equipment. Secara implisit model Jones mengasumsikan

bahwa pendapatan merupakan nondiscretionary. Apabila laba dikelola dengan

menggunakan pendapatan discretionary accrual, maka model ini akan

menghapus bagian laba yang dikelola untuk proksi discretionary accrual.

4. Model Jones Modifikasi (Dechow, Sloan dan Sweeney,1995)

Model Jones dimodifikasi merupakan modifikasi dari model Jones yang

didesain untuk mengeliminasi kecenderungan untuk menggunakan perkiraan

yang bisa salah dari model Jones untuk menentukan discretionary accruals

ketika discretion melebihi pendapatan. Sama halnya dengan model manajemen

laba berbasis aggregate accrual yang lain, model ini menggunakan

discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba. Model ini banyak

digunakan dalam penelitian-penelitian akuntansi karena dinilai merupakan

model yang paling baik dalam mendeteksi manajemen laba.

Lalu, ada pula beberapa model lain untuk mengukur manajemen laba,

diantaranya adalah :

1. Model Industri

Dechow dan Sloan (1991) menyusun model pengukuran manajemen laba

yang dikenal dengan Model Industri. Serupa dengan Model Jones, Model

Industri menyederhanakan anggapan bahwa non discretionary accruals konstan

37
sepanjang waktu. Namun, alih-alih mencoba secara langsung memodelkan

faktor penentu akrual nondiscretionary, Model Industri mengasumsikan bahwa

variasi dalam faktor penentu non discretionary accruals adalah umum di

seluruh perusahaan di industri yang sama.

2. Model Dechow-Dichev

Dechow dan Dichev (2002) mengajukan sebuah model yang bisa digunakan

untuk mengukur kualitas akrual dalam laba yang tersaji di laporan keuangan.

Pengukuran didasari pada sebuah observasi yang menemukan bahwa akrual

akan mampu menyesuaikan perubahan arus kas dari waktu ke waktu. Akan

tetapi, seringkali akrual didasari pada suatu estimasi akan peristiwa yang akan

dating, yang jika estimasi ini salah maka memerlukan penyesuaian di masa yang

akan datang. Dengan demikian, kesalahan estimasi menjadi faktor pengganggu

yang dapat menurunkan kualitas akrual.

3. Model Kothari

Kothari et al. (2005) berupaya menyempurnakan Model Jones, dengan

menambahkan perubahan return on assets (ROA) untuk mengontrol kinerja.

Dengan kata lain, model ini hanya menambahkan perubahan ROA dalam

penghitungan discretionary accruals. Model ini berargumen bahwa

memasukan unsur ROA dalam penghitungan discretionary accruals dapat

meminimalkan kesalahan spesifikasi, sehingga mampu mengukur manajemen

laba lebih akurat.

4. Model Stubben

38
Stubben (2010) menjelaskan bahwa model discretionary revenue

(pendapatan diskresioner) lebih mampu mengatasi bias dalam pengukuran

manajemen laba jika dibandingkan dengan discretionary accruals. Hal ini

karena model discretionary accruals banyak menerima kritik akibat adanya bias

dari gangguan kesalahan dalam melakukan estimasi atas diskresi manajer.

Sehingga Stubben (2010) berargumentasi akan perlunya mengatasi bias tersebut

dengan cara memusatkan perhatian pengukuran manajemen laba pada salah satu

faktor pembentuk laba. Untuk membandingkan model yang ada, Stubben

(2010) membandingkan kemampuan model pendapatan diskresioner dan model

discretionary accruals yang umum digunakan (Jones, 1991; Dechow et al.,

1995; Dechow and Dichev, 2002; Kothari et al. 2005) untuk mendeteksi

kombinasi manajemen pendapatan dan biaya. Temuan menunjukkan bahwa

ukuran pendapatan diskresioner sebenarnya menghasilkan perkiraan yang

secara substansial tidak terlalu bias dan kesalahan pengukuran relatif kecil

dibandingkan dengan model akrual. Dengan menggunakan manipulasi simulasi

(Kothari et al., 2005), Stubben (2010) menemukan bahwa model pendapatan

menghasilkan perkiraan diskresi yang ditentukan dengan baik untuk perusahaan

dalam masa pertumbuhan.

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur

variabel manajemen laba adalah dengan model Jones Modifikasi.

39
2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu

Sudah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap nilai

perusahan. Terdapat beberapa hal penting dari penelitian sebelumnya yang menjadi

dasar penelitian ini. Berikut beberapa ikhtisar penelitian terdahulu :

1. Alfredo, Sri Artini dan Suarjaya (2012) telah melakukan penelitian dengan

jurnal “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Data yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari data laporan keuangan. Populasi dalam penelitian

ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang secara

berturut-turut membagikan dividen selama periode 2006-2009. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis berganda

dan moderated regression analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kinerja keuangan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan.

2. Putri, Sri, dan Joy (2017) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja

Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015”. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang telah terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015 sebanyak 45 perusahaan. Teknik

pemilihan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dan diperoleh 9

perusahaan sebagai sampel akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

40
3. Suranto, Nangoi. dan Walandouw (2017) melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai

Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian

ini menggunakan objek perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2013-2015. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan untuk penelitian ini adalah purposive sampling. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan uji asumsi klasik,

regresi linier berganda serta uji T dan uji F. Hasil dari penelitian ini menyatakan

bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

4. Yendrawati dan Pratidina (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social

Responsibility dan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”.

Penelitian ini menggunakan hasil laporan keuangan perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Analisis data

dalam penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Hasil dari

penelitian ini adalah kinerja keuangan berpengaruh secara positif signifikan

terhadap nilai perusahaan.

5. Akmalia, Dio dan Hesty (2017) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social

Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode

41
2010-2015)”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2015 dan menggunakan

metode purposive sampling sebagai cara untuk pengambilan sampel. Hasil dari

penelitian ini adalah kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

6. Abdallah dan Suryani (2018) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kualitas Audit Sebagai

Variabel Pemoderasi”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food

and beverages yang menerbitkan laporan tahunan dan terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dalam periode tahun 2011-2015. Jenis sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Metode analisis

regresi moderasi digunakan dalam penelitian. Hasil akhir membuktikan bahwa

manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

7. Riswandi dan Yuniarti (2020) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Manajemen Laba Terhadap Nilai perusahaan”. Sampel penelitian ini adalah

perusahaan pertambangan sebanyak 154 perusahaan dan sudah terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2017 dan menggunakan metode

analisis regresi linier sederhana untuk pengujian. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

8. Syahadatina (2015) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Earnings

Management Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan

42
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012-2014.

Berdasarkan teknik pengambilan purposive sampling, terdapat 7 perusahaan.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode regresi berganda.

Dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa earnings management berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan.

9. Putri (2019) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Manajemen Laba

Terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia”. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2017, dan

didapatkan 34 perusahaan sebagai sampel. Metode analisis yang digunakan

adalah analisis asosiasi deskriptif dengan regresi linier sederhana. Hasil dari

penelitian ini menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan.

10. Marjani dan Puspitosarie (2013) melakukan penelitian dengan judul “Earning

Management Terhadap Nilai Perusahaan, dengan Corporate Governance

Sebagai Moderating Variabel dan Firm Size Sebagai Variabel Kontrol”.

Populasi penelitian ini adalah bank umum go-public yakni sebanyak 29 bank

yang terdiri dari empat bank umum persero dan 25 bank umum swasta nasional

(BUSN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel manajemen laba

berpengaruh positif signifikan terhadap variabel nilai perusahaan.

11. Artawan (2016) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Manajemen

Laba Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Governance Sebagai

43
Variabel Pemoderasi”. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode

2015-2017. Dengan metode purposive sampling, maka diperoleh 30 perusahaan

yang menjadi sampel. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan

regresi berganda dengan uji interaksi. Hasil dari penelitian ini membuktikan

bahwa manajemen laba berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan.

44
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Sebelumnya
Metode
Peneliti Judul Variabel Hasil
No. Responden Analisis
(Tahun) Penelitian yang Diteliti Penelitian
Data

1 Alfredo Pengaruh Semua Metode Nilai Kinerja


Mahendra Dj, Kinerja perusahaan pengujian Perusahaan keuangan
Luh Gede Sri Keuangan manufaktur analisis sebagai berpengaruh
Artini, dan Terhadap Nilai yang regresi variabel positif
A.A Gede Perusahaan terdaftar di berganda. dependen. signifikan
Suarjaya Pada BEI yang Kinerja terhadap nilai
(2012) Perusahaan secara keuangan perusahaan.
Manufaktur di berturut- sebagai
Bursa Efek turut variabel
Indonesia membagikan independen.
dividen Kebijakan
selama dividen
periode sebagai
2006-2009. variabel
moderasi.

2 Putri Yuliana Pengaruh 9 Perusahaan Metode Nilai Berpengaruh


Tauke, Sri Kinerja real estate pengujian perusahaan positif dan
Murni, dan Joy Keuangan dan property analisis sebagai signifikan
E. Tulung Terhadap Nilai yang regresi variabel terhadap nilai
(2017) Perusahaan terdaftar di berganda dependen. perusahaan.
Real Estate Bursa Efek Ukuran
and Property periode perusahaan,
yang Terdaftar 2012-2015. Struktur
di Bursa Efek Modal,
Indonesia Profitabilitas
Tahun 2012- , dan
2015 Likuiditas
sebagai
variabel
independen.

3 Vintia Ayu Analisis 31 Metode Nilai Kinerja


Hayuningthias Pengaruh Perusahaan pengujian perusahaan keuangan
M. S., Grace Struktur perbankan analisis sebagai berpengaruh
B. Nangoi, dan Modal dan sebagai regresi variabel positif dan
Stanley Kho Kinerja sampel yang berganda dependen. signifikan
Walandouw Keuangan terdaftar di Struktur terhadap nilai
(2017) Terhadap Nilai Bursa Efek modal dan perusahaan.
Perusahaan Indonesia kinerja
Pada selama keuangan
Perusahaan sebagai

45
Perbankan di periode variabel
Bursa Efek 2013-2015. independen.
Indonesia

4 Reni Pengaruh 25 Metode Nilai Kinerja


Yendrawati Kinerja Perusahaan pengujian Perusahaan keuangan
dan Diwyacitta Keuangan manufaktur analisis sebagai berpengaruh
Pratidina Terhadap Nilai yang regresi variabel positif dan
(2013) Perusahaan terdaftar di moderasi dependen. signifikan
Dengan Bursa Efek Kinerja terhadap nilai
Corporate Indonesia keuangan perusahaan.
Social selama sebagai
Responsibility periode variabel
dan 2009-2011. independen.
Kepemilikan Corporate
Institusional social
Sebagai responsibilit
Variabel y dan
Pemoderasi kepemilikan
institusional
sebagai
variabel
pemoderasi.

5 Alien Pengaruh 16 Metode Nilai Kinerja


Akmalia, Kinerja Perusahaan pengujian perusahaan keuangan
Kevin Dio dan Keuangan manufaktur analisis sebagai berpengaruh
Nurul Hesty Terhadap Nilai yang regresi variabel positif dan
(2017) Perusahaan terdaftar di sederhana dependen. signifikan
Dengan Bursa Efek Kinerja terhadap nilai
Corporate Indonesia keuangan perusahaan.
Social selama sebagai
Responsibility periode variabel
dan Good 2010-2015. independen.
Corporate Corporate
Governance social
Sebagai responsibilit
Variabel y dan good
Pemoderasi corporate
governance
sebagai
variabel
pemoderasi.

6 Zachari Pengaruh 4 Perusahaan Metode Nilai Manajemen


Abdallah dan Manajemen food and pengujian perusahaan laba
Dewi Suryani Laba Terhadap beverages analisis sebagai berpengaruh
(2018) Nilai yang regresi variabel positif dan
Perusahaan terdaftar di moderasi dependen. signifikan

46
Dengan Bursa Efek Manajemen terhadap nilai
Kualitas Audit selama laba sebagai perusahaan.
Sebagai periode variabel
Variabel 2010-2015 independen.
Pemoderasi Kualitas
audit sebagai
variabel
pemoderasi.

7 Pedi Riswandi Pengaruh 154 Metode Nilai Manajemen


dan Rina Manajemen Perusahaan pengujian perusahaan laba
Yuniarti Laba Terhadap pertambanga analisis sebagai berpengaruh
(2020) Nilai n yang regresi variabel positif dan
Perusahaan terdaftar di sederhana dependen. signifikan
Bursa Efek dan Manajemen terhadap nilai
selama analisis laba sebagai perusahaan.
periode regresi variabel
2012-2017. sederhana independen.

8 Rika Pengaruh 7 Perusahaan Metode Nilai Earnings


Syahadatina Earnings manufaktur pengujian perusahaan management
(2015) Management yang analisis sebagai berpengaruh
Terhadap Nilai terdaftar di regresi variabel secara positif
Perusahaan Bursa Efek sederhana dependen. dan signifikan
Pada Indonesia dan Manajemen terhadap nilai
Perusahaan selama analisis laba perusahaan.
Manufaktur periode regresi (earnings
Yang 2012-2014. berganda management
Terdaftar di ) sebagai
Bursa Efek variabel
Indonesia independen

9 Hana Tamara Pengaruh 34 Metode Nilai Manajemen


Putri (2019) Manajemen Perusahaan pengujian perusahaan laba
Laba Terhadap manufaktur analisis sebagai berpengaruh
Nilai yang regresi variabel positif dan
Perusahaan terdaftar di sederhana dependen. signifikan
pada Industri Bursa Efek dan Manajemen terhadap nilai
Manufaktur Indonesia analisis laba sebagai perusahaan.
yang Terdaftar selama regresi variabel
di Bursa Efek periode sederhana independen.
Indonesia 2015-2017

10 Marjani AT Earning Bank umum Metode Nilai Manajemen


dan Endah Management go-public pengujian perusahaan laba
Puspitosarie Terhadap Nilai yakni analisis sebagai berpengaruh
(2013) Perusahaan, sebanyak 29 regresi variabel positif dan
dengan bank yang sederhana dependen. signifikan
Corporate dan Manajemen
Governance analisis laba sebagai

47
Sebagai terdiri dari regresi variabel terhadap nilai
Moderating empat bank sederhana independen. perusahaan.
Variabel dan umum Corporate
Firm Size persero dan governance
Sebagai 25 bank sebagai
Variabel umum variabel
Kontrol swasta moderasi dan
nasional firm size
(BUSN). sebagai
variabel
kontrol.

11 I Made Suda Pengaruh 30 Metode Nilai Manajemen


Artawan Manajemen Perusahaan pengujian perusahaan laba
(2016) Laba Terhadap manufaktur analisis sebagai berpengaruh
Nilai yang regresi variabel positif
Perusahaan terdaftar di sederhana dependen. signifikan
Dengan Bursa Efek dan Manajemen terhadap nilai
Corporate Indonesia analisis laba sebagai perusahaan.
Governance selama regresi variabel
Sebagai periode berganda independen.
Variabel 2015-2017 Corporate
Pemoderasi governance
sebagai
variabel
pemoderasi.

2.3 Kerangka Teoritis

Berdasarkan studi pustaka yang telah dikemukakan, penelitian ini akan

menganalisis pengaruh dari kinerja keuangan dan manajemen laba terhadap nilai

perusahaan. Terdiri dari kinerja keuangan dana manajemen laba sebagai variabel

independen dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Peneliti mengharapkan

adanya pengaruh yang signifikan antara variabel kinerja keuangan, dan manajemen

laba terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2019.

48
2.3.1 Hubungan Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan.

Para investor melakukan overview suatu kinerja keuangan perusahaan

dengan melihat profitabilitas perusahaan. Karena profitabilitas dapat mengukur

seberapa efektif perusahaan bagi para investor. Dimana, salah satu rasio

profitabilitas yang dipakai oleh peneliti adalah Return on Asset (ROA) sebagai alat

analisis utama dalam indikator penilaian kinerja keuangan. Dimana ROA disini

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dan ayang

ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan

dengan tujuan menghasilkan laba.

Semakin baik nilai ROA maka secara teoritis kinerja keuangan perusahaan

dikatakan baik, yang berakibat pula naiknya harga saham perusahaan. Dimana,

harga saham dan jumlah saham yang beredar akan mempengaruhi sebagai proksi

dari nilai perusahaan. Nilai ROA yang tinggi akan memberikan sinyal positif bagi

para investor bahwa perusahaan dapat menghasilkan laba dalam kondisi yang

menguntungkan. Hal ini menjadi daya tarik bagi investor untuk memiliki saham

perusahaan dan akan meningkatkan harga saham sehingga nilai perusahaan pun

menjadi meningkat.

Di dalam penelitian ini indikator yang dipakai untuk mengukur nilai

perusahaan dengan menggunakan Price Earning Ratio (PER) dan juga Price Book

Value (PBV). Rasio ini mengindikasikan derajat kepercayaan investor pada kinerja

masa depan perusahaan. Semakin tinggi PER, investor semakin percaya pada

emiten, sehingga harga saham semakin mahal dan hal ini akan berpengaruh kepada

meningkatnya nilai perusahaan. Nilai rasio PER yang tinggi menunjukkan investasi

49
perusahaan yang bagus dan prospek pertumbuhan perusahaan yang bagus sehingga

para investor akan tertarik.

Permintaan saham yang tinggi akan membuat para investor menghargai

nilai saham lebih besar dari pada nilai yang tercatat pada neraca perusahaan,

sehingga PBV perusahaan tinggi dan nilai perusahaan pun tinggi. Nilai PBV yang

tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran para pemegang saham, dimana

kemakmuran bagi pemegang saham merupakan tujuan utama dari perusahaan.

Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Semakin

besar rasio ini menggambarkan kepercayaan pasar akan prospek kinerja keuangan

perusahaan tersebut. Nilai rasio PBV yang menurun, maka akan semakin

menurunnya harga saham dan sebaliknya semakin meningkatnya PBV akan

menaiknya harga saham dan akan berpengaruh kepada besar atau kecilnya nilai

perusahaan dimata investor atau masyarakat.

2.3.1 Hubungan Manajemen Laba dengan Nilai Perusahaan.

Praktik manajemen laba juga dapat mempengaruhi nilai yang dimiliki oleh

sebuah perusahaan. Manajer sebagai agen pengelola perusahaan lebih banyak

mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

dibanding pemilik (pemegang saham) sebagai prinsipal sehingga menimbulkan

asimetri informasi.

Manajer diwajibkan memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan

kepada para investor. Sinyal yang diberikan merupakan cerminan nilai perusahaan

melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan

50
keuangan tersebut penting bagi pengguna eksternal, karena kelompok itu paling

tinggi tingkat kepentinganya Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah

mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan

menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Tujuan memaksimalkan

kesejahteraan pemegang saham adalah merupakan tujuan yang diarahkan pada

peningkatan harga saham pada pasar modal.

Peningkatan harga saham identik dengan peningkatan kemakmuran para

pemegang saham, dan peningkatan harga saham identik dengan peningkatan nilai

perusahaan. Meningkatnya harga saham mencerminkan kepercayaan pasar yang

berpengaruh pada prospek perusahaan bersangkutan dimasa mendatang.

Di dalam penelitian ini indikator yang dipakai untuk mengukur manajemen

laba adalah dengan model Jones Modifikasi. Dalam model yang dimodifikasi,

akrual nondiskretioner diperkirakan selama periode peristiwa (yaitu, selama

periode di mana manajemen laba dihipotesakan). Versi Modifikasi Model Jones

secara implisit mengasumsikan bahwa semua perubahan dalam penjualan kredit

pada periode kejadian berasal dari manajemen laba, hal ini didasarkan pada

penalaran bahwa lebih mudah mengelola pendapatan dengan menerapkan diskresi

atas pengakuan pendapatan atas penjualan kredit daripada mengelola pendapatan

dengan menerapkan diskresi atas pengakuan pendapatan atas penjualan tunai. Jika

modifikasi ini berhasil, maka perkiraan manajemen laba seharusnya tidak lagi bias

terhadap nol dalam sampel dimana manajemen laba telah dilakukan melalui

pengelolaan pendapatan.

51
2.4 Model Kerangka Pemikiran

Dari penjelasan kerangka pemikiran teoritis diatas, secara skema model

kerangka pemikiran teoritis dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Teoritis

2.5 Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis, maka dapat dikemukakan

hipotesis penelitian berikut:

H1 : Kinerja keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

H2 : Manajemen laba berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

52
BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian, yang pertama kali diperhatikan adalah

objek penelitian yang akan diteliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang

menjadi perhatian dalam penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam

penelitian untuk mendapatkan jawaban maupun solusi dari permasalahan yang

terjadi. Sugiyono (2014) mengartikan objek penelitian sebagai suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Penulis melakukan penelitian pada perusahaan sektor manufaktur yang

sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun objek penelitian yang diteliti

adalah kinerja keuangan, manajemen laba, dan nilai perusahaan dengan

menggunakan laporan keuangan periode tahun 2015-2019.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyediakan

informasi laporan keuangan seluruh perusahaan manufaktur dengan mengakses

situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id pada periode 5 tahun, dimulai

dari tahun 2015 hingga 2019.

53
3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan sebuah cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian

akan diketahui hubungan yang signifikan antar variabel yang diteliti sehingga

menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang

diteliti. Menurut Sugiyono (2014:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif dan metode verifikatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan

dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah

penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan

menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan

antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan

memperjelas gambaran mengenai objek penelitian.

Menurut Sugiyono (2014:21) metode analisis deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Sedangkan

menurut Nazir (2003:54) metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti

status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran, ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Sugiyono (2014:21) berpendapat bahwa pendekatan verifikatif pada

dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis

54
dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik yang digunakan untuk

menguji variabel X1 dan variabel X2 terhadap variabel Y yang diteliti. Verifikatif

berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan metode verifikatif, merupakan metode

yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta

serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data,

mengolah, menganalisis dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis.

Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan tentang

hubungan Kinerja Keuangan dan Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan.

Sehingga, dari informasi-informasi tersebut dapat dibuat analisis untuk menjadi

masukan bagi emiten dan investor. Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk

menjawab hipotesis ada atau tidak adanya pengaruh Kinerja Keuangan dan

Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan. Dan pendekatan kuantitatif digunakan

untuk menganalisis besarnya pengaruh Kinerja Keuangan dan Manajemen Laba

terhadap Nilai Perusahaan.

3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis menurut Arikunto (2010, hlm. 187) adalah satuan tertentu yang

diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Dalam pengertian yang lain, unit analisis

diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan focus atau komponen yang diteliti.

Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas dan reliabilitas penelitian

dapat terjaga. Dengan demikian unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan

55
keuangan dan laporan tahunan seluruh perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2015-2019.

3.3.2 Populasi dan Sampel

3.3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut populasi adalah keseluruhan subjek atau objek

penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi yang digunakan adalah

seluruh perusahaan sektor manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2015-2019 yang berjumlah 188 perusahaan.

Tabel 3.1
Populasi Penelitian
1 ADES Akasha Wira International Tbk.
2 ADMG Polychem Indonesia Tbk.
3 AGII Aneka Gas Industri Tbk.
4 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
5 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk.
6 ALDO Alkindo Naratama Tbk.
7 ALKA Alakasa Industrindo Tbk.
8 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk.
9 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk.
10 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk.
11 AMIN Ateliers Mecaniques D'Indonésie Tbk
12 APLI Asiaplast Industries Tbk.
13 ARGO Argo Pantes Tbk.
14 ARKA Arkha Jayanti Persada Tbk.
15 ARNA Arwana Citramulia Tbk.
16 ASII Astra International Tbk.
17 AUTO Astra Otoparts Tbk.
18 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk.

56
19 BATA Sepatu Bata Tbk.
20 BELL Trisula Textile Industries Tbk.
21 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
22 BOLT Garuda Metalindo Tbk.
23 BRAM Indo Kordsa Tbk.
24 BRNA Berlina Tbk.
25 BRPT Barito Pacific Tbk.
26 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk
27 BTON Betonjaya Manunggal Tbk.
28 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk.
29 CAKK Cahayaputra Asa Keramik Tbk.
30 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk.
31 CCSI Communication Cable Systems Indonesia Tbk.
32 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
33 CINT Chitose Internasional Tbk.
34 CLEO Sariguna Primatirta Tbk.
35 CNTX Centex Tbk.
36 COCO Wahana Interfood Nusantara Tbk.
37 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
38 CPRO Central Proteina Prima Tbk
39 CTBN Citra Tubindo Tbk.
40 DAJK Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk.
41 DLTA Delta Djakarta Tbk.
42 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
43 DVLA Enseval Putra Megatrading Tbk.
44 EKAD Ekadharma International Tbk
45 ERTX Eratex Djaja Tbk.
46 ESIP Sinergi Inti Plastindo Tbk.
47 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk.
48 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk.
49 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk.
50 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk.
51 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk.
52 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
53 GDYR Goodyear Indonesia Tbk.
54 GGRM Gudang Garam Tbk.
55 GGRP Gunung Raja Paksi Tbk.
56 GJTL Gajah Tunggal Tbk.
57 GMFI Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk.
58 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.
59 HDTX Panasia Indo Resources Tbk.
60 HMSP HM Sampoerna Tbk.
61 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk

57
62 HRTA Hartadinata Abadi Tbk.
63 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
64 IFII Indonesia Fibreboard Industry Tbk.
65 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk.
66 IIKP Inti Agri Resources Tbk
67 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk.
68 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk.
69 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk.
70 IMPC Impack Pratama Industri Tbk.
71 INAF Indofarma Tbk.
72 INAI Indal Aluminium Industry Tbk.
73 INCF Indo Komoditi Korpora Tbk
74 INCI Intanwijaya Internasional Tbk.
75 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
76 INDR Indorama Synthetics Tbk.
77 INDS Indospring Tbk.
78 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
79 INOV Inocycle Technology Group Tbk.
80 INRU Toba Pulp Lestari Tbk.
81 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
82 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk.
83 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk.
84 ITIC Indonesian Tobacco Tbk.
85 JECC Jembo Cable Company Tbk.
86 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk.
87 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
88 JPRS Jaya Pari Steel Tbk.
89 JSKY Sky Energy Indonesia Tbk.
90 KAEF Kimia Farma Tbk.
91 KBLI KMI Wire and Cable Tbk.
92 KBLM Kabelindo Murni Tbk.
93 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
94 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk.
95 KEJU Mulia Boga Raya Tbk.
96 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.
97 KICI Kedaung Indah Can Tbk.
98 KINO Kino Indonesia Tbk.
99 KLBF Kalbe Farma Tbk.
100 KMTR Kirana Megatara Tbk.
101 KPAL Steadfast Marine Tbk.
102 KPAS Cottonindo Ariesta Tbk.
103 KRAH Grand Kartech Tbk.
104 KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk.

58
105 LION Lion Metal Works Tbk.
106 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk.
107 LMSH Lionmesh Prima Tbk.
108 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk.
109 MAIN Malindo Feedmill Tbk.
110 MARK Mark Dynamics Indonesia Tbk.
111 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk.
112 MBTO Martina Berto Tbk.
113 MDKI Emdeki Utama Tbk.
114 MERK Merck Tbk.
115 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk
116 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
117 MLIA Mulia Industrindo Tbk.
118 MOLI Madusari Murni Indah Tbk.
119 MRAT Mustika Ratu Tbk.
120 MYOR Mayora Indah Tbk
121 MYTX Asia Pacific Investama Tbk.
122 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk
123 NIPS Nipress Tbk
124 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk.
125 PBID Panca Budi Idaman Tbk
126 PBRX Pan Brothers Tbk
127 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk
128 PEHA Phapros Tbk.
129 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk.
130 POLU Golden Flower Tbk.
131 POLY Asia Pacific Fibers Tbk.
132 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk.
133 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
134 PSGO Salma Serasih Tbk.
135 PTSN Sat Nusapersada Tbk.
136 PURE Trinitan Metals and Minerals Tbk.
137 PYFA Pyridam Farma Tbk.
138 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk.
139 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk.
140 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.
141 SCCO Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk.
142 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
143 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
144 SINI Singaraja Putra Tbk.
145 SIPD Sierad Produce Tbk.
146 SKBM Sekar Bumi Tbk.
147 SKLT Sekar Laut Tbk.

59
148 SLIS Gaya Abadi Sempurna Tbk.
149 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk
150 SMCB Solusi Bangun Indonesia TBK
151 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
152 SMKL Satyamitra Kemas Lestari Tbk.
153 SMSM Selamat Sempurna Tbk
154 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
155 SPMA Suparma Tbk
156 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
157 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk
158 SRSN Indo Acidatama Tbk.
159 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk.
160 STAR Star Petrochem Tbk.
161 STTP Siantar Top Tbk.
162 SULI SLJ Global Tbk.
163 SWAT Sriwahana Adityakarta Tbk.
164 TALF Tunas Alfin Tbk.
165 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
166 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk.
167 TCID Mandom Indonesia Tbk.
168 TDPM Tridomain Performance Material Tbk.
169 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk.
170 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk.
171 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
172 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.
173 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk.
174 TRIS Trisula International Tbk.
175 TRST Trias Sentosa Tbk.
176 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk.
177 UCID Uni-Charm Indonesia Tbk.
178 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk.
179 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk.
180 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk.
181 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
182 VOKS Voksel Electric Tbk.
183 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.
184 WOOD Integra Indocabinet Tbk.
185 WSBP Waskita Beton Precast Tbk.
186 WTON Wijaya Karya Beton Tbk.
187 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk.
188 ZONE Mega Perintis Tbk.

60
3.3.2.2 Sampel

Sampel merupakan sebuah sub-kelompok atau sebagian dari populasi.

Menurut Sugiyono (2014) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sebagian atau wakil dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti penentuan jumlah sampel

yang akan diolah dari jumlah populasi yang banyak, memerlukan metode pemilihan

sampel yang tepat. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian, terdapat berbagai metode sampling yang digunakan. Metode

pengambilan sampel yang digunakan penulis yaitu dengan menggunakan metode

cluster sampling.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel dan Penentuan Ukuran Sampel

Penentuan sampel dapat dipermudah dengan teknik sampling. Teknik

sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Menurut Sugiyono (2013) untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat dua cara atau

dua jenis teknik sampling yang dapat digunakan, yaitu :

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sample. Probability sampling ini meliputi simple random sampling,

proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random

sampling, dan cluster sampling.

61
2. Non-Probability Sampling

Non-Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Non-probability sampling ini meliputi

sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling,

sampling jenuh, dan snowball sampling.

Karena teknik probability sampling terdiri dari beberapa cara pengambilan

sampel, peneliti memilih metode cluster sampling atau bisa juga disebut sampling

area. Metode cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang

akan diteliti atau sumber data sangat luas. Untuk menentukan populasi mana yang

akan dijadikan sampel, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi

yang telah ditetapkan. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seleksi

anggota sampel dilakukan dalam kelompok dan bukan seleksi anggota sampel

secara individu. Sehingga populasi dipilih berdasarkan kelompok atau kelas atau

kategori.

Jumlah seluruh perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode 2015-2019 adalah sebanyak 188 perusahaan.

Berdasarkan penyusunan teknik cluster sampling menghasilkan jumlah sampel

sebanyak 64 perusahaan manufaktur. 65 perusahaan manufaktur terdiri dari:

a. Sub sektor kimia sebanyak 43% sehingga ada 35 perusahaan yang diambil

secara acak dari sub sektor kimia.

b. Sub sektor aneka industri sebanyak 27% sehingga ada 13 perusahaan yang

diambil secara acak dari sub sektor aneka industri.

62
c. Sub sektor konsumsi sebanyak 30% sehingga ada 17 perusahaan yang diambil

secara acak dari sub sektor konsumsi.

Tabel 3.2
Perhitungan data menggunakan cluster sampling dari perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2015-2019
Persentase %
Sampel (persentase
Sub Sektor Populasi (populasi / jumlah
x populasi)
populasi)
Industri Dasar dan Kimia 81 43% 35
Aneka Industri 50 27% 13
Industri Barang dan Konsumsi 57 30% 17
Jumlah 188 100% 65
Sumber: Bursa Efek Indonesia yang telah diolah

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

menggunakan teknik dokumentasi dengan melihat laporan tahunan yang diterbitkan

oleh perusahaan manufaktur dari tahun 2015 sampai dengan 2019. Data diperoleh

dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), web-web resmi perusahaan

sampel, dan dengan cara mempelajari literatur yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian baik media cetak maupun elektronik.

3.3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun

rapi dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak

63
dipublikasikan (Fauzi, 2009). Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

berupa laporan keuangan dan laporan tahunan seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2019. Sumber data yang

digunakan merupakan data publikasi yang berupa laporan-laporan tahunan dan

laporan-laporan keuangan yang sudah dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Data diperoleh dari berbagai informasi antara lain Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) dan data laporan keuangan yang diperoleh dari situs

(www.idx.co.id).

3.3.6 Operasionalisasi Variabel

Dalam sebuah penelitian terdapat beberapa variabel yang harus ditetapkan

dengan jelas sebelum mulai pengumpulan data. Variabel dalam sebuah penelitian

dibedakan menjadi dua variabel utama yaitu variabel bebas (independen) dan

variabel terikat (dependen). Menurut Sugiyono (2015:38) mendefinisikan yang

dimaksud dengan variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah variabel independen (X), variabel dependen (Y). Adapun

penjelasanya sebagai berikut :

3.3.6.1 Variabel Indenpenden

Menurut Sugiyono (2015) variabel independen sering disebut juga sebagai

variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

64
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen

(terikat). Dalam penelitian ini variabel independen yang diteliti adalah kinerja

keuangan (X1) dan manajemen laba (X2).

1. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh manajemen

perusahaan dalam suatu periode tertentu, dan sering digunakan untuk menilai

kinerja suatu perusahaan (Novia, 2019). Untuk mengukur besaran kinerja

keuangan dapat diukur dengan menggunakan rumus ROA:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐴 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

2. Manajemen Laba

Manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk

meningkatkan atau menurunkan laba perusahaan dalam laporan keuangan

dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pihak tertentu (Darwis, 2012).

Untuk mengukur besaran kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan

rumus Jones Modifikasi, dengan langkah awal untuk menghitung Total Akrual

(TAC):

𝑇𝐴𝐶𝑖𝑡 = 𝑁𝐼𝑖𝑡 – 𝐶𝐹𝑂𝑖𝑡

Selanjutnya, total accrual (TA) diestimasi dengan Ordinary Least Square

sebagai berikut:

𝑇𝐴𝑖𝑡 1 ∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡


= 𝛽1 ( ) + 𝛽2 ( ) + 𝛽3 ( ) + 𝑒𝑖𝑡
𝑇𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1

65
Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan tersebut, lalu dipindahkan ke

program SPSS atau sejenisnya untuk mendapatkan nilai beta. Lalu, pergunakan

nilai koefisien yang sudah didapatkan dari hasil regresi ke dalam rumus:

1 ∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 ∆𝑅𝐸𝐶𝑖𝑡 𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡


𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡 = 𝛽1 ( ) + 𝛽2 ( − ) + 𝛽3 ( )
𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1 𝐴𝑖𝑡−1

Terakhir, menghitung nilai discretionary accruals (DA) sebagai ukuran

manajemen laba:

𝑇𝐴𝑖𝑡
𝐷𝐴𝑖𝑡 = − 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡
𝐴𝑖𝑡−1

3.3.6.2 Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2015) variabel dependen sering disebut juga sebagai

variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Nilai perusahaan merupakan harga

yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual,

semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang diterima oleh

pemilik perusahaan (Suad dan Enny, 2006). Dalam penelitian ini variabel dependen

yang diteliti adalah nilai perusahaan.

Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
Skala
Variabel Konsep Variabel Indikator
pengukuran

66
Kinerja keuangan
merupakan prestasi
kerja yang telah
dicapai oleh
Kinerja manajemen perusahaan
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Keuangan dalam suatu periode 𝑅𝑂𝐴 = Rasio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
(X1) tertentu, dan sering
digunakan untuk
menilai kinerja suatu
perusahaan (Novia,
2019).

Manajemen laba
adalah tindakan yang
dilakukan manajemen
untuk meningkatkan
atau menurunkan laba
𝑇𝐴𝑖𝑡
Manajeme perusahaan dalam 𝐷𝐴𝑖𝑡 = − 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡
𝐴𝑖𝑡−1 Rasio
n Laba (X2) laporan keuangan
dengan tujuan untuk
meningkatkan
kesejahteraan pihak
tertentu (Darwis,
2012).

Nilai perusahaan
merupakan harga yang
bersedia dibayar oleh
calon pembeli apabila
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
perusahaan tersebut ● PBV =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎
Nilai
dijual, semakin tinggi
perusahaan Rasio
nilai perusahaan
(Y) 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
semakin besar ● 𝑃𝐸𝑅 =
𝐿𝑎𝑏𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
kemakmuran yang
diterima oleh pemilik
perusahaan (Suad dan
Enny, 2006)

3.3.7 Teknik Analisis Data

3.3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

67
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017:147). Statistik deskriptif dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara menentukan rata-rata (mean), standar deviasi, nilai

tertinggi, dan nilai terendah yang dihitung dengan menggunakan program SPSS dan

Microsoft Excel.

1. Rata-rata (mean)

Rata-rata (mean) didapat dengan cara menjumlahkan data seluruh individu

dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada dalam

kelompok tersebut (Sugiyono, 2016:49). Rata-rata (mean) merupakan cara yang

paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu distribusi data

berdasarkan nilai rata-rata. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung mean:

𝛴 𝑋𝑖
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑚𝑒𝑎𝑛) =
𝑛

Keterangan:

Σ = Epsilon (jumlah)

Xi = Nilai x ke i sampai ke n

n = Jumlah sampel

2. Standar Deviasi

Standar deviasi merupakan akar dari varians. Standar deviasi adalah ukuran

penyimpangan yang diperoleh dari akar kuadrat dari rata-rata jumlah kuadrat

deviasi antara masing-masing nilai dengan rata-ratanya. Menurut Suwarno

68
(2010:40) standar deviasi adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat)

variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari reratanya. Berikut ini

adalah rumus untuk menghitung mean:

𝛴 (𝑥𝑖 − 𝑥)2
𝑠= √
(𝑛 − 1)

Keterangan:

s = Simpangan baku sampel atau standar deviasi sampel

n = Jumlah sampel

𝑋𝑖 = Nilai x ke i sampai ke n

𝑥 = Rata-rata (mean)

3.3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini menggunakan program SPSS.

Uji asumsi klasik merupakan pengujian yang dilakukan agar persamaan regresi

yang diharapkan merupakan persamaan regresi yang Best Linear Unbiased

Estimator (BLUE). Model regresi dengan metode Ordinary Least Square (OLS)

yang baik perlu memenuhi asumsi klasik.

3.3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali 2011).

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti

69
distribusi normal. Apabila asumsi dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid

untuk jumlah sampel kecil.

Dasar pengambilan untuk uji normalitas data adalah:

1. Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukan distribusi normal, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan

membuat hipotesis:

H0 : data residual berdistribusi normal

Ha :data residual tidak berdistribusi normal

Rumus Kolmogorov-Smirnov menurut Sugiyono (2017:257) adalah:

√𝑛1 + 𝑛2
𝐾𝐷 ∶ 1,36
𝑛1 𝑛2
Keterangan:

KD = Jumlah Kolmogorov-Smirnov yang dicari

n1 = Jumlah sampel yang diperoleh

n2 = Jumlah sampel yang diharapkan

Kriteria uji normalitas:

Apabila p-value (asymp Sig) > 0.05 maka H0 diterima.

Apabila p-value (asymp Sig) ≤ 0.05 maka H0 ditolak.

70
3.3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas menurut Ghozali (2016:91) memiliki tujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-

variabel bebas. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak korelasi antara

variabel bebas atau variabel independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi,

maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang

nilai korelasi antara variabel bebasnya sama dengan nol.

1. Jika antar variabel bebas pada korelasi di atas 0.90, maka hal ini merupakan

adanya multikolinieritas.

2. Atau multikolinieritas juga dapat dilihat dari VIF, jika VIF < 10 maka tingkat

kolonieritasnya masih dapat ditoleransi.

3. Nilai Eigen Value berjumlah satu atau lebih, jika variabel bebas mendekati 0

menunjukan adanya multikolinieritas.

3.3.7.2 Uji Autokorelasi

Priyatno (2012:172) menyatakan autokorelasi adalah keadaan dimana pada

model regresi ada korelasi antara residual pada periode tertentu t dengan residual

pada periode sebelumnya (t-1), model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat

masalah autokorelasi. Uji autokorelasi merupakan pengujian dimana variabel

dependen tidak berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode

sebelumnya maupun nilai periode sesudahnya.

71
Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Salah satu

ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-

Watson (DW) menurut Danang Sunyoto (2013:98) dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW dibawah -2 atau DW < -2.

2. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 <

DW < +2.

3. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas 2 atau DW >2.

Tabel 3.4
Nilai Durbin=Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ - dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du < d ≤ 4 - du

3.3.7.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016:105) uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas.

Dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas jika ada pola

tertentu, seperti titik yang memiliki bentuk pola tertentu teratur (bergelombang,

melebur kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas. Akan tetapi apabila tidak memiliki pola yang jelas, juga titik

72
titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3.3.8 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier

berganda. Menurut Algifari (2015:1) analisis regresi adalah suatu metode statistik

untuk menganalisis pengaruh satu atau lebih variabel (independen) terhadap

variabel lain (dependen). Analisis regresi linier berganda digunakan untuk

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),

bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi

(dinaik turunkan nilainya) (Sugiyono, 2016: 275).

Analisis regresi linier berganda pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan bantuan program Statistical Packaged for Social Science (SPSS).

Berikut adalah persamaan umum regresi linier berganda dengan dua prediktor:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑥1 + 𝑏2 𝑥2 + 𝜀
Keterangan:

Y = Variabel dependen
a = Konstanta yaitu nilai Y ketika X = 0
b1, b2 = Koefisien regresi atau angka arah, yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah
garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
x1, x2 = Variabel independen
e = Error

73
Berdasarkan model persamaan umum regresi linier berganda diatas, maka

model persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

𝑁𝑃 = 𝑎 + 𝑏1 𝐾𝐾 + 𝑏2 𝑀𝐿 + 𝜀
Keterangan:

NP = Nilai Perusahaan
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
KK = Kinerja Keuangan
ML = Manajemen Laba
e = Error

3.3.8.1 Uji Simultan (Uji-F)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi nilai variabel

dependen. Menurut Algifari (2015:74) merupakan pengujian terhadap koefisien

regresi semua variabel independen secara bersamaan. Prosedur yang dapat

digunakan dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat

bebas (n-k), dimana n : jumlah pengamatan dan k : jumlah variabel.

Kriteria keputusan yang digunakan dalam uji statistik F yaitu:

1. Uji kecocokan model ditolak jika a > 0,05

2. Uji kecocokan model diterima jika a < 0,05

74
3.3.8.2 Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (uji-t) merupakan pengujian terhadap koefisien regresi masing-

masing variabel independen. Hipotesis nol (H0) tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dan hipotesis alternatif (H1) menunjukan adanya pengaruh antara

variabel independen dan variabel dependen, adapun hipotesis statistik yang akan

diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Kinerja Keuangan

H0 : b1 = 0 Kinerja keuangan berpengaruh tidak signifikan terhadap


nilai perusahaan.
H1 : b1 > 0 Kinerja keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan.
2. Manajemen Laba

H0 : b2 = 0 Manajemen laba berpengaruh tidak signifikan terhadap


nilai perusahaan.
H1 : b2 > 0 Manajemen laba berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan.

75
Kriteria yang digunakan dalam uji statistik t yaitu:

1. Jika 𝜌 value signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kata

lain variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

2. Jika 𝜌 value signifikansi > 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan kata

lain variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel

dependen.

3.3.8.3 Uji Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Ghozali (2016:98) menyatakan bahwa tujuan

koefisien determinasi R2 pada intinya adalah untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Analisis

koefisien determinasi atau disingkat Kd yang diperoleh dengan mengkuadratkan

koefisien korelasinya yaitu:

Kd = r2 x 100%

Keterangan:

Kd = Koefisien determinasi

r2 = Koefisien korelasi

76
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah perusahaan

manufaktur yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2019.

Subjek penelitiannya merupakan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang

tersedia di website Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dalam penelitian

ini ditentukan dengan teknik cluster sampling. Teknik ini seringkali digunakan

untuk menentukan sampel apabila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat

luas. Jumlah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode 2015-2019 adalah sebanyak 188 perusahaan. Berdasarkan

penyusunan teknik cluster sampling menghasilkan jumlah sampel sebanyak 65

perusahaan.

Tabel 4.1

Proses Seleksi Sampel

Persentase %
Sampel (persentase
Sub Sektor Populasi (populasi / jumlah
x populasi)
populasi)
Industri Dasar dan Kimia 81 43% 35
Aneka Industri 50 27% 13
Industri Barang dan Konsumsi 57 30% 17
Jumlah 188 100% 65

77
Tabel 4.2
Sampel Penelitian
Kode Sektor
No Nama Perusahaan
Perusahaan Perusahaan
1 INTP IDK* Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2 SMBR IDK* Semen Baturaja (Persero) Tbk
3 WTON IDK* Wijaya Karya Beton Tbk.
4 AMFG IDK* Asahimas Flat Glass Tbk.
5 ARNA IDK* Arwana Citramulia Tbk.
6 TOTO IDK* Surya Toto Indonesia Tbk.
7 INAI IDK* Indal Aluminium Industry Tbk.
8 DPNS IDK* Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
9 EKAD IDK* Ekadharma International Tbk
10 IMPC IDK* Impack Pratama Industri Tbk.
11 CPIN IDK* Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
12 INKP IDK* Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
13 TKIM IDK* Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
14 TALF IDK* Tunas Alfin Tbk.
15 AKPI IDK* Argha Karya Prima Industry Tbk.
16 BRPT IDK* Barito Pacific Tbk.
17 FPNI IDK* Lotte Chemical Titan Tbk.
18 INCI IDK* Intanwijaya Internasional Tbk.
19 INRU IDK* Toba Pulp Lestari Tbk.
20 IPOL IDK* Indopoly Swakarsa Industry Tbk.
21 JPFA IDK* JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
22 KDSI IDK* Kedawung Setia Industrial Tbk.
23 LION IDK* Lion Metal Works Tbk.
24 LMSH IDK* Lionmesh Prima Tbk.
25 MAIN IDK* Malindo Feedmill Tbk.
26 MLIA IDK* Mulia Industrindo Tbk.
27 NIKL IDK* Pelat Timah Nusantara Tbk
28 PICO IDK* Pelangi Indah Canindo Tbk.
29 SMGR IDK* Semen Indonesia (Persero) Tbk
30 SPMA IDK* Suparma Tbk
31 SRSN IDK* Indo Acidatama Tbk.
32 TPIA IDK* Chandra Asri Petrochemical Tbk.
33 TRST IDK* Trias Sentosa Tbk.
34 UNIC IDK* Unggul Indah Cahaya Tbk.
35 SMCB IDK* Solusi Bangun Indonesia TBK
36 ASII IAI* Astra International Tbk.
37 AUTO IAI* Astra Otoparts Tbk.
38 BRAM IAI* Indo Kordsa Tbk.

78
39 SMSM IAI* Selamat Sempurna Tbk
40 PBRX IAI* Pan Brothers Tbk
41 RICY IAI* Ricky Putra Globalindo Tbk.
42 SRIL IAI* Sri Rejeki Isman Tbk
43 BATA IAI* Sepatu Bata Tbk.
44 KBLI IAI* KMI Wire and Cable Tbk.
45 KBLM IAI* Kabelindo Murni Tbk.
46 SCCO IAI* Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk.
47 TRIS IAI* Trisula International Tbk.
48 IMAS IAI* Indomobil Sukses Internasional Tbk.
49 DLTA IBM* Delta Djakarta Tbk.
50 ICBP IBM* Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
51 INDF IBM* Indofood Sukses Makmur Tbk.
52 MLBI IBM* Multi Bintang Indonesia Tbk.
53 MYOR IBM* Mayora Indah Tbk
54 SKLT IBM* Sekar Laut Tbk.
55 GGRM IBM* Gudang Garam Tbk.
56 HMSP IBM* HM Sampoerna Tbk.
57 KLBF IBM* Kalbe Farma Tbk.
58 SIDO IBM* Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
59 TSPC IBM* Tempo Scan Pacific Tbk.
60 UNVR IBM* Unilever Indonesia Tbk.
61 CINT IBM* Chitose Internasional Tbk.
62 TBLA IBM* Tunas Baru Lampung Tbk
63 ADES IBM* Akasha Wira International Tbk.
64 CEKA IBM* Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
65 DVLA IBM* Enseval Putra Megatrading Tbk.
*Keterangan:
IDK =Industri Dasar dan Kimia IBM = Industri Barang dan Konsumsi.
IAI = Aneka Industri

4.1.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan gambaran yang dilakukan mengenai nilai

maksimum, minimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing

variabel penelitian. Dengan cara dilakukan perhitungan statistik terhadap data-data

yang sudah tersedia. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif, dalam hal ini statistik berhubungan dengan pengumpulan, peringkasan

79
dan penyajian data dari peringkasan data tersebut. Suatu data dikatakan baik apabila

nilai mean > Std. Deviation sehingga data bersifat homogen, namun apabila nilai

penyimpangan lebih besar daripada nilai rata-rata dapat dikatakan kurang baik

karena bersifat heterogen.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari laporan keuangan perusahaan

sektor manufaktur yang terdaftar di BEI, selanjutnya bisa dilihat nilai maksimum,

minimum, rata-rata (mean) dari masing-masing variabel yang diteliti pada tabel

dibawah ini:

4.1.2.1 Kinerja Keuangan

Dalam penelitian ini, kinerja keuangan menjadi bagian sebagai variabel

independen. Berikut ini merupakan data kinerja keuangan untuk 65 sampel

perusahaan seluruh sektor manufaktur periode 2015-2019 dengan ROA sebagai alat

pengukuran :

Tabel 4.3
Data Kinerja Keuangan Yang Diukur Dengan ROA
ROA Rata-
NO KODE
2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 INTP 15.76 12.84 6.44 2.32 6.60 8.792
2 SMBR 10.34 5.93 2.90 2.00 1.00 4.434
3 WTON 3.86 6.04 4.82 5.48 4.94 5.028
4 AMFG 7.99 4.37 0.62 0.10 -1.50 2.316
5 ARNA 4.98 5.92 7.63 9.57 12.00 8.020
6 TOTO 11.69 6.53 9.87 11.97 4.82 8.976
7 INAI 2.15 2.66 3.18 2.08 2.77 2.568
8 DPNS 3.59 3.38 1.93 2.91 1.24 2.610
9 EKAD 12.07 12.91 9.56 7.99 8.68 10.242
10 IMPC 7.75 5.53 3.98 1.72 3.70 4.536
11 CPIN 7.42 9.19 10.18 16.47 12.38 11.128

80
12 INKP 3.16 2.95 5.41 5.92 3.20 4.128
13 TKIM 0.05 0.31 1.06 8.30 5.40 3.024
14 TALF 7.77 3.42 2.33 4.47 2.01 4.000
15 AKPI 0.96 2.00 0.49 2.09 1.96 1.500
16 BRPT 0.23 10.88 7.68 3.40 1.90 4.818
17 FPNI 1.28 1.06 -0.91 3.13 -1.98 0.516
18 INCI 10.00 3.71 5.45 4.26 3.41 5.366
19 INRU -0.82 11.05 7.30 1.00 -4.00 2.906
20 IPOL 0.95 2.30 0.72 2.00 2.00 1.594
21 JPFA 3.06 11.28 5.25 9.80 7.50 7.378
22 KDSI 0.97 4.13 5.19 5.52 5.11 4.184
23 LION 7.20 6.17 1.36 2.11 0.13 3.394
24 LMSH 1.45 3.84 8.05 1.80 -12.40 0.548
25 MAIN -1.57 7.40 1.20 0.07 0.03 1.426
26 MLIA -2.19 0.12 0.92 3.59 2.20 0.928
27 NIKL -5.29 2.11 0.90 1.77 -1.04 -0.310
28 PICO 2.47 2.07 2.34 1.80 0.70 1.876
29 SMGR 11.86 10.25 4.71 6.02 3.00 7.168
30 SPMA -1.95 3.75 4.24 3.60 5.20 2.968
31 SRSN 2.70 1.54 2.71 5.64 5.50 3.618
32 TPIA 1.41 14.10 11.20 5.90 0.70 6.662
33 TRST 0.75 1.03 1.15 1.50 0.90 1.066
34 UNIC -0.39 9.31 5.33 7.31 5.18 5.348
35 SMCB 0.01 -0.01 -0.04 -0.04 0.03 -0.010
36 ASII 6.36 6.99 7.84 8.00 8.00 7.438
37 AUTO 2.25 3.31 3.71 4.30 5.10 3.734
38 BRAM 4.31 7.53 8.07 5.73 5.22 6.172
39 SMSM 20.78 22.27 22.73 23.00 21.00 21.956
40 PBRX 1.95 2.56 1.36 2.90 2.40 2.234
41 RICY 1.12 1.09 1.20 1.00 1.00 1.082
42 SRIL 7.11 6.27 6.75 6.20 5.62 6.390
43 BATA 16.29 5.25 6.27 8.00 3.00 7.762
44 KBLI 7.43 17.87 11.91 8.51 10.80 11.304
45 KBLM 1.95 3.32 3.56 3.13 3.01 2.994
46 SCCO 8.97 13.90 6.72 6.32 7.16 8.614
47 TRIS 6.52 3.94 2.61 2.34 2.03 3.488
48 IMAS -0.09 -1.22 -0.20 0.27 0.35 -0.178
49 DLTA 18.50 21.25 20.87 16.63 22.29 19.908
50 ICBP 11.01 12.56 11.21 10.51 13.31 11.720
51 INDF 4.04 6.41 5.85 3.73 6.10 5.226
52 MLBI 23.65 43.17 52.67 42.00 42.00 40.698

81
53 MYOR 11.02 10.75 10.93 10.00 11.00 10.740
54 SKLT 5.32 3.63 3.61 4.30 5.70 4.512
55 GGRM 10.16 10.60 11.62 8.63 13.80 10.962
56 HMSP 27.26 30.02 29.37 19.73 27.00 26.676
57 KLBF 15.02 15.44 14.76 13.54 12.37 14.226
58 SIDO 15.65 16.08 16.90 19.90 22.80 18.266
59 TSPC 8.42 8.28 7.50 6.51 6.62 7.466
60 UNVR 37.20 38.16 37.05 46.30 36.10 38.962
61 CINT 7.70 5.16 6.22 2.76 1.38 4.644
62 TBLA 2.16 4.93 6.80 4.70 3.80 4.478
63 ADES 5.03 7.29 4.55 6.00 10.00 6.574
64 CEKA 7.71 17.51 7.71 7.93 15.47 11.266
65 DVLA 7.48 9.93 9.89 11.90 12.10 10.260
Max 37.20 43.17 52.67 46.30 42.00 40.698
Min -5.29 -1.22 -0.91 -0.04 -12.40 -0.310
Rata-Rata 6.68 8.37 7.46 7.21 6.61 7.266

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, nilai kinerja keuangan tertinggi pada tahun 2015

dialami oleh Unilever Indonesia Tbk dengan 37.2 dan terendah dialami oleh Sekar

Laut Tbk dengan -5.3. Untuk tahun 2016, nilai tertinggi dialami oleh Multi Bintang

Indonesia Tbk sebesar 43.2 dan nilai terendah dialami oleh Indomobil Sukses

Internasional Tbk dengan -1.2. Pada tahun 2017, Multi Bintang Indonesia Tbk

masih memegang nilai tertinggi dengan 52.7 dan Lotte Chemical Titan Tbk

memiliki nilai terendah sebesar -0.9. Di tahun 2018, nilai tertinggi kembali dialami

oleh Unilever Indonesia Tbk sebesar 46.3 dan nilai terendah sebesar -0.04 oleh

Solusi Bangun Indonesia Tbk. Untuk periode terakhir pada tahun 2019, nilai

tertinggi dialami oleh Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar 42.0 dan nilai terendah

dialami oleh Lionmesh Prima Tbk dengan -12.4.

Dari tabel 4.3 tersebut, dapat dilihat nilai rata-rata kinerja keuangan pada

tahun 2015 sebesar 6.6762, pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi

8.3742, pada tahun 2017 terjadi penurunan menjadi 7.4645, pada tahun 2018

82
mengalami sedikit penurunan dengan nilai 7,72052 dan pada tahun 2019

mengalami penurunan lagi menjadi 6.6123. Berdasarkan grafik diatas dapat

disimpulkan rata-rata maksimal ada di tahun 2017 sedangkan rata-rata minimal ada

di tahun 2015 dan 2019.

4.1.2.2 Manajemen Laba

Dalam penelitian ini, manajemen laba menjadi salah satu bagian dari

variabel independen. Berikut ini merupakan data manajemen laba untuk 65 sampel

perusahaan seluruh sektor manufaktur periode 2015-2019 dengan Jones Modifikasi

sebagai alat pengukuran :

Tabel 4.4
Data Manajemen Laba Yang Diukur Dengan Jones Modifikasi

JONES
NO KODE Rata-Rata
2015 2016 2017 2018 2019
-
1 INTP
0.00009067 0.00004911 -0.00007672 0.00036797 0.00001427 0.00005279
-
2 SMBR
0.00031029 0.00116905 0.00098250 0.00035579 -0.00003422 0.00043257
3 WTON 0.00054466 0.00041045 0.00266582 -0.00001247 0.00023817 0.00076933
4 AMFG 0.00011727 -0.00010321 0.00008006 0.00008086 0.00007316 0.00004963
5 ARNA 0.00036726 0.00076994 0.00091398 -0.00033033 0.00027994 0.00040016
6 TOTO 0.00004275 -0.00062314 0.00039273 -0.00069397 0.00059329 -0.00005767
7 INAI 0.00551136 0.00161539 -0.00120134 0.00181512 -0.00200695 0.00114672
-
8 DPNS
0.00016383 -0.00032052 0.00044667 0.00007154 -0.00027373 -0.00004797
-
9 EKAD
0.00016366 0.00062208 0.00028211 0.00035362 -0.00000517 0.00021780
-
10 IMPC
0.00019001 0.00044726 0.00054217 0.00012482 0.00035331 0.00025551
-
11 CPIN
0.00019031 -0.00044901 -0.00024490 0.00040615 0.00017377 -0.00006086
12 INKP 0.00137727 0.00015253 0.00059947 0.00085970 0.00009282 0.00061636
-
13 TKIM
0.00038507 -0.00008675 0.00040082 0.00010175 -0.00015314 -0.00002448

83
14 TALF 0.00035541 0.00086314 0.00097436 0.00052637 0.00082773 0.00070940
15 AKPI 0.00068274 -0.00085605 0.00066545 0.00085092 -0.00069624 0.00012936
-
16 BRPT
0.00049581 0.00080039 0.00042460 -0.00013676 0.00019001 0.00015649
-
17 FPNI
0.00033767 -0.00044884 -0.00058008 0.00028511 -0.00114381 -0.00044506
18 INCI 0.00148889 0.00259242 0.00179549 0.00079734 0.00146528 0.00162788
19 INRU 0.00002702 0.00016146 -0.00008559 0.00000899 -0.00002653 0.00001707
-
20 IPOL
0.00077564 0.00050735 0.00035948 0.00072502 -0.00040084 0.00008307
-
21 JPFA
0.00006152 0.00001669 0.00047388 0.00020480 0.00020851 0.00016847
22 KDSI 0.00080338 0.00095481 0.00062518 -0.00075332 -0.00028515 0.00026898
23 LION 0.00050991 0.00051646 0.00003212 0.00084007 -0.00037992 0.00030373
-
24 LMSH
0.00046884 -0.00016444 -0.00013519 0.00041060 -0.00068861 -0.00020930
-
25 MAIN
0.00019351 -0.00013348 0.00012929 -0.00054416 0.00049804 -0.00004876
-
26 MLIA
0.00038145 0.00014843 0.00031667 -0.00053528 0.00012140 -0.00006605
-
27 NIKL
0.00084500 -0.00021966 0.00127047 0.00194007 -0.00038950 0.00035128
-
28 PICO
0.00038659 -0.00250900 0.00272854 -0.00012191 -0.00025833 -0.00010946
29 SMGR 0.00012516 0.00022525 0.00048578 0.00043291 0.00038854 0.00033153
-
30 SPMA
0.00027913 -0.00046391 0.00005103 0.00014177 0.00053086 -0.00000387
31 SRSN 0.00108993 0.00003839 -0.00070686 0.00111359 0.00083395 0.00047380
-
32 TPIA
0.00066737 0.00102998 0.00059907 -0.00023108 -0.00010168 0.00012578
-
33 TRST
0.00037841 -0.00011159 0.00014731 0.00048263 0.00010799 0.00004959
-
34 UNIC
0.00152201 0.00118686 -0.00052604 -0.00038478 -0.00009891 -0.00026897
35 SMCB 0.00004100 0.00005979 0.00013937 -0.00040308 0.00059377 0.00008617
-
36 ASII
0.00016375 0.00028021 0.00044988 0.00063443 0.00003869 0.00024789
-
37 AUTO
0.00016540 0.00021207 0.00028804 0.00017614 0.00009708 0.00012159
-
38 BRAM
0.00018696 0.00047467 0.00047435 0.00009955 -0.00060382 0.00005156
39 SMSM 0.00048884 0.00116133 0.00038127 0.00154240 0.00065296 0.00084536
40 PBRX 0.00076592 0.00071479 0.00060508 0.00083949 0.00003238 0.00059153
-
41 RICY
0.00015041 0.00079093 -0.00008548 0.00006415 -0.00014309 0.00009522
-
42 SRIL
0.00086634 0.00123814 0.00089761 0.00037863 0.00096995 0.00052360
-
43 BATA
0.00002843 0.00002772 -0.00010949 -0.00005148 -0.00010050 -0.00005244

84
44 KBLI 0.00113382 -0.00008519 0.00202572 0.00284401 0.00345643 0.00187496
-
45 KBLM
0.00272465 -0.00198792 0.00331051 0.00119545 -0.00178254 -0.00039783
-
46 SCCO
0.00168993 -0.00151627 0.00172687 0.00047760 -0.00033860 -0.00026806
-
47 TRIS
0.00038517 -0.00188389 -0.00120507 0.00236163 -0.00049950 -0.00032240
48 IMAS 0.00048344 -0.00001330 0.00127573 0.00062578 0.00053204 0.00058074
-
49 DLTA
0.00145872 0.00070055 0.00285101 -0.00236624 0.00054944 0.00005521
50 ICBP 0.00038914 0.00044053 0.00017612 0.00010175 -0.00009041 0.00020342
51 INDF 0.00019405 0.00002136 0.00044192 -0.00007041 -0.00013878 0.00008963
-
52 MLBI
0.00169884 0.00083905 0.00273144 0.00029849 0.00193669 0.00082137
53 MYOR 0.00063980 0.00196014 0.00292455 -0.00004136 0.00037966 0.00117256
54 SKLT 0.00052310 0.00128590 0.00038795 0.00176700 0.00036215 0.00086522
55 GGRM 0.00001362 0.00018113 0.00004866 -0.00016603 0.00004203 0.00002388
56 HMSP 0.00281763 -0.00088754 0.00030326 0.00001686 -0.00001324 0.00044739
-
57 KLBF
0.00005669 0.00047141 0.00035168 0.00053710 0.00039345 0.00033939
58 SIDO 0.00009377 0.00031524 0.00033186 0.00050937 0.00020464 0.00029098
59 TSPC 0.00032602 0.00010168 0.00054202 0.00018079 -0.00001120 0.00022786
60 UNVR 0.00053851 0.00065000 0.00132640 0.00031120 0.00038267 0.00064175
-
61 CINT
0.00047644 -0.00017305 -0.00055227 0.00023098 0.00031415 -0.00013133
62 TBLA 0.00025560 0.00080224 0.00084140 0.00062537 -0.00024274 0.00045637
63 ADES 0.00091997 0.00094486 -0.00034475 -0.00020986 0.00005002 0.00027205
-
64 CEKA
0.00092673 0.00032623 0.00012362 -0.00001582 0.00130065 0.00016159
65 DVLA 0.00083455 0.00113701 0.00014393 0.00118168 -0.00020961 0.00061751
-
Min 0.00272465 -0.00250900 -0.00120507 -0.00236624 -0.00200695 -0.00044506
Max 0.00551136 0.00259242 0.00331051 0.00284401 0.00345643 0.00187496
Rata-Rata 0.00006518 0.00025196 0.00057895 0.00035737 0.00012559 0.00027581

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, nilai manajemen laba tertinggi pada tahun

2015 dialami oleh Indal Aluminium Industry Tbk dengan 0.00551136 dan terendah

dialami oleh Kabelindo Murni Tbk dengan -0.00272465. Untuk tahun 2016, nilai

tertinggi dialami oleh Intanwijaya Internasional Tbk sebesar 0.00259242 dan nilai

terendah dialami oleh Pelangi Indah Canindo Tbk dengan -0.00250900. Di tahun

2017, nilai tertinggi dialami oleh Kabelindo Murni Tbk sebesar 0.00331051 dan

85
nilai terendah sebesar -0.00120507 oleh Trisula International Tbk. Untuk periode

tahun 2018, nilai tertinggi dialami oleh KMI Wire and Cable Tbk sebesar

0.00284401 dan nilai terendah dialami oleh Delta Djakarta Tbk dengan -

0.00236624. Pada tahun 2019, KMI Wire and Cable Tbk masih memegang nilai

tertinggi dengan 0.00345643 dan Indal Aluminium Industry Tbk memiliki nilai

terendah sebesar -0.00200695.

Dari tabel 4.4 tersebut, dapat dilihat nilai rata-rata manajemen laba pada

tahun 2015 sebesar 0.00006518, pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi

0.00025196, pada tahun 2017 terjadi peningkatan lagi menjadi 0.00057895, pada

tahun 2018 mengalami sedikit penurunan dengan nilai 0.00035737 dan pada tahun

2019 mengalami penurunan lagi menjadi 0.00012559. Berdasarkan hasil tersebut,

dapat disimpulkan rata-rata maksimal ada di tahun 2016 dan 2017 sedangkan rata-

rata minimal ada di tahun 2015 dan 2019.

4.1.2.3 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan menjadi bagian dalam penelitian ini sebagai variabel

dependen. Berikut ini merupakan data nilai perusahaan untuk 65 sampel perusahaan

seluruh sektor manufaktur periode 2015-2019 dengan PER dan PBV sebagai alat

pengukuran.

Tabel 4.5
Data Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan PER
PER
NO KODE Rata-Rata
2015 2016 2017 2018 2019
1 INTP 18.86 13.51 43.45 82.47 61.12 43.882
2 SMBR 8.08 11.70 25.70 31.90 57.44 26.964

86
3 WTON 41.35 32.80 12.93 11.15 13.85 22.416
4 AMFG 8.33 10.09 30.98 -13.19 22.56 11.754
5 ARNA 52.60 47.02 20.78 19.95 14.37 30.944
6 TOTO 25.15 24.65 16.75 11.68 9.80 17.606
7 INAI 4.68 5.80 6.44 6.78 5.36 5.812
8 DPNS 11.69 11.50 18.11 8.38 6.73 11.282
9 EKAD 5.98 4.20 5.62 6.50 6.65 5.790
10 IMPC 58.22 44.38 87.54 82.24 58.72 66.220
11 CPIN 23.21 15.23 19.07 25.59 32.83 23.186
12 INKP 1.70 3.11 5.71 6.15 4.10 4.154
13 TKIM 66.02 10.11 22.49 7.00 6.48 22.420
14 TALF 16.06 16.77 41.89 10.65 8.37 18.748
15 AKPI 21.52 11.11 24.42 70.02 3.92 26.198
16 BRPT -12.28 6.05 19.72 30.35 63.71 21.510
17 FPNI 12.46 26.96 38.22 17.38 7.47 20.498
18 INCI 3.26 6.54 4.84 5.24 10.00 5.976
19 INRU -11.71 0.68 25.70 81.04 -4.81 18.180
20 IPOL 14.69 9.82 30.73 10.27 10.74 15.250
21 JPFA 14.46 7.22 14.87 11.31 14.48 12.468
22 KDSI 6.74 3.63 3.23 5.70 5.59 4.978
23 LION 11.87 11.68 29.21 13.20 16.58 16.508
24 LMSH 28.39 20.75 4.51 18.28 -7.99 12.788
25 MAIN -54.33 9.36 44.70 12.54 6.16 3.686
26 MLIA -4.37 -20.81 -4.97 8.37 4.90 -3.376
27 NIKL -1.52 18.60 67.80 -14.20 24.97 19.130
28 PICO 4.86 7.56 5.54 7.51 55.05 16.104
29 SMGR 14.96 13.94 29.16 24.51 66.37 29.788
30 SPMA -3.61 4.44 5.64 12.11 4.43 4.602
31 SRSN 19.41 17.28 22.42 8.88 7.59 15.116
32 TPIA 31.17 18.07 24.89 30.40 18.80 24.666
33 TRST 34.39 22.74 48.01 26.99 16.56 29.738
34 UNIC -14.70 2.53 7.67 4.18 5.75 1.086
35 SMCB 43.54 -32.33 -7.41 -17.19 -18.37 -6.352
36 ASII 16.79 22.28 17.80 14.63 13.44 16.988
37 AUTO 24.21 26.13 18.01 12.83 9.78 18.192
38 BRAM 14.66 0.13 11.42 11.26 19.94 11.482
39 SMSM 16.03 35.28 40.46 33.73 35.90 32.280
40 PBRX 28.02 13.39 20.86 16.01 14.85 18.626
41 RICY 9.24 8.98 -33.11 38.31 29.45 10.574
42 SRIL 9.42 5.50 8.43 5.22 3.33 6.380

87
43 BATA 9.03 26.26 15.04 12.35 13.59 15.254
44 KBLI 4.13 3.63 4.49 8.66 4.57 5.096
45 KBLM 11.57 6.34 13.04 23.03 70.21 24.838
46 SCCO 4.82 0.71 6.71 6.81 7.18 5.246
47 TRIS 13.93 15.74 19.98 36.92 17.73 20.860
48 IMAS -143.02 -12.06 -3.36 54.88 29.54 -14.804
49 DLTA 21.86 18.45 14.58 14.18 15.89 16.992
50 ICBP 26.18 26.48 27.34 26.23 28.42 26.930
51 INDF 15.31 16.11 16.06 17.40 16.70 16.316
52 MLBI 21.69 27.35 21.80 31.64 26.12 25.720
53 MYOR 22.36 30.72 36.31 39.94 28.38 31.542
54 SKLT 12.52 10.63 34.79 38.28 34.63 26.170
55 GGRM 16.44 20.04 22.32 20.95 10.82 18.114
56 HMSP 42.20 36.79 43.42 33.40 18.04 34.770
57 KLBF 30.87 31.28 33.39 29.61 30.90 31.210
58 SIDO 18.86 11.08 16.12 19.63 25.56 18.250
59 TSPC 15.09 14.50 13.77 11.12 7.72 12.440
60 UNVR 48.24 46.74 60.89 35.57 35.18 45.324
61 CINT 11.88 19.89 12.16 17.52 23.58 17.006
62 TBLA 13.83 8.47 6.90 6.45 7.41 8.612
63 ADES 18.23 13.91 16.90 11.45 11.64 14.426
64 CEKA 3.77 0.00 7.15 14.92 4.18 6.004
65 DVLA 13.49 10.73 9.55 9.98 12.56 11.262
Max 66.02 47.02 87.54 82.47 70.21 66.22
Mix -143.02 -32.33 -33.11 -17.19 -18.37 -14.804
Rata-Rata 13.427 14.033 20.455 20.262 18.885 17.413

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, nilai perusahaan tertinggi pada tahun 2015

dialami oleh Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dengan 66.02 dan terendah dialami

oleh Indomobil Sukses Internasional Tbk dengan -143.02. Untuk tahun 2016, nilai

tertinggi dialami oleh Arwana Citramulia Tbk sebesar 47.02 dan nilai terendah

dialami oleh Solusi Bangun Indonesia Tbk dengan -32.33. Di tahun 2017, nilai

tertinggi dialami oleh Impack Pratama Industri Tbk sebesar 87.54 dan nilai terendah

sebesar -33.11 oleh Ricky Putra Globalindo Tbk. Untuk tahun 2018, nilai tertinggi

dialami oleh Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sebesar 82.47 dan untuk periode

88
tertinggi di tahun 2019 dialami oleh Kabelindo Murni Tbk dengan nilai 70.21.

Untuk nilai terendah dialami oleh Solusi Bangun Indonesia Tbk secara berturut-

turut selama 2018 dengan nilai -17.19 dan 2019 dengan nilai -18.37.

Dari tabel 4.5 juga, dapat dilihat nilai rata-rata nilai perusahaan dengan

metode pengukuran PER pada tahun 2015 sebesar 13.42, pada tahun 2016

mengalami peningkatan menjadi 14.03, pada tahun 2017 terjadi peningkatan lagi

menjadi 20.45, pada tahun 2018 mengalami sedikit penurunan dengan nilai 20.26,

dan pada tahun 2019 mengalami penurunan lagi menjadi 18.88. Berdasarkan hasil

tersebut, dapat disimpulkan rata-rata maksimal ada di tahun 2017 dan 2018

sedangkan rata-rata minimal ada di tahun 2015 dan 2016.

Tabel 4.6
Data Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan PBV
PBV
NO KODE Rata-Rata
2015 2016 2017 2018 2019
1 INTP 3.44 2.23 3.29 3.01 3.03 3.001
2 SMBR 0.97 9.08 11.05 5.06 1.26 5.483
3 WTON 3.18 3.02 1.59 1.25 1.12 2.032
4 AMFG 0.84 0.83 0.73 0.46 0.44 0.659
5 ARNA 4.10 4.15 2.44 2.92 2.99 3.319
6 TOTO 4.81 3.26 2.50 1.88 1.57 2.803
7 INAI 0.53 0.82 0.89 0.90 0.87 0.803
8 DPNS 0.53 0.51 0.44 0.38 0.30 0.432
9 EKAD 1.16 0.79 0.75 0.82 0.88 0.879
10 IMPC 4.08 4.16 4.21 3.52 0.36 3.266
11 CPIN 3.39 3.47 3.24 6.50 5.06 4.332
12 INKP 0.14 0.15 0.71 1.15 1.05 0.640
13 TKIM 0.10 0.16 0.68 1.87 2.31 1.024
14 TALF 1.55 1.53 0.75 0.55 0.37 0.949
15 AKPI 0.54 0.56 0.43 0.42 0.20 0.430
16 BRPT 0.06 0.57 1.15 1.05 1.25 0.816
17 FPNI 0.39 0.57 0.78 0.61 0.45 0.560

89
18 INCI 0.36 0.25 0.28 0.39 0.25 0.306
19 INRU 0.26 0.20 0.18 0.29 0.44 0.274
20 IPOL 0.22 0.43 0.38 0.24 0.26 0.306
21 JPFA 1.11 2.21 1.51 2.61 1.83 1.854
22 KDSI 0.20 0.35 0.46 0.75 0.82 0.516
23 LION 1.20 1.16 0.87 0.76 0.51 0.900
24 LMSH 0.49 0.49 0.49 0.43 0.35 0.450
25 MAIN 2.20 1.63 0.94 1.65 1.13 1.510
26 MLIA 0.61 0.67 0.53 0.84 0.41 0.612
27 NIKL 0.24 11.13 22.14 15.81 2.65 10.394
28 PICO 0.29 0.49 0.46 0.49 3.36 1.018
29 SMGR 2.46 1.91 1.93 2.15 2.10 2.110
30 SPMA 0.20 0.50 0.39 0.44 0.55 0.416
31 SRSN 0.89 0.85 0.73 0.85 0.83 0.830
32 TPIA 0.94 4.93 4.75 3.95 7.56 4.426
33 TRST 0.44 0.45 0.54 0.49 0.49 0.482
34 UNIC 0.29 0.44 0.63 0.58 0.65 0.518
35 SMCB 0.90 0.84 0.87 2.21 1.44 1.252
36 ASII 1.92 2.54 2.15 1.98 1.50 2.018
37 AUTO 0.76 0.96 0.92 0.65 0.51 0.761
38 BRAM 0.83 0.01 1.16 0.83 2.20 1.006
39 SMSM 4.76 3.62 4.10 3.91 3.51 3.981
40 PBRX 1.22 1.01 1.09 0.97 0.01 0.861
41 RICY 0.26 0.24 0.23 0.24 0.21 0.236
42 SRIL 1.89 1.07 1.30 0.98 8.97 2.842
43 BATA 2.14 1.81 1.27 1.26 1.31 1.559
44 KBLI 0.46 0.90 0.98 0.66 0.98 0.797
45 KBLM 0.50 0.83 0.41 0.35 0.40 0.498
46 SCCO 0.83 1.33 0.71 0.63 0.60 0.820
47 TRIS 0.95 0.98 0.92 0.63 1.26 0.949
48 IMAS 1.74 0.98 0.59 0.39 0.16 0.772
49 DLTA 4.90 4.37 3.48 3.75 4.63 4.227
50 ICBP 4.79 5.61 5.11 5.56 4.88 5.189
51 INDF 1.05 1.55 1.43 1.35 1.28 1.333
52 MLBI 22.54 47.54 27.06 40.24 2.85 28.046
53 MYOR 5.25 6.38 6.71 7.45 4.63 6.084
54 SKLT 1.68 1.27 2.46 3.16 2.93 2.299
55 GGRM 2.78 3.27 4.04 3.75 2.00 3.168
56 HMSP 13.66 14.51 16.13 13.74 6.85 12.977
57 KLBF 5.66 6.01 5.97 4.89 4.55 5.415

90
58 SIDO 3.18 3.05 2.99 4.27 6.24 3.946
59 TSPC 1.82 1.94 1.66 1.17 1.08 1.535
60 UNVR 58.48 46.67 82.44 38.62 60.68 57.378
61 CINT 1.07 0.99 0.98 0.73 0.78 0.909
62 TBLA 0.95 1.64 1.64 1.05 0.99 1.254
63 ADES 1.82 1.64 1.28 1.18 1.28 1.440
64 CEKA 0.63 0.00 0.85 0.89 0.96 0.666
65 DVLA 1.50 1.84 1.95 1.81 2.10 1.840
Max 58.48 47.54 82.44 40.24 60.68 57.4
Min 0.06 0.00 0.18 0.24 0.013 0.24
Rata-Rata 2.971 3.528 3.934 3.298 2.761 3.2986

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, nilai perusahaan tertinggi pada tahun 2015

dialami oleh Unilever Indonesia Tbk dengan 58.48 dan terendah dialami oleh Barito

Pacific Tbk dengan 0.06. Untuk tahun 2016, nilai tertinggi dialami oleh Multi

Bintang Indonesia Tbk sebesar 47.54 dan nilai terendah dialami oleh Wilmar

Cahaya Indonesia Tbk dengan 0.00. Di tahun 2017, nilai tertinggi kembali dialami

oleh Unilever Indonesia Tbk sebesar 82.44 dan nilai terendah sebesar 0.18 oleh

Toba Pulp Lestari Tbk. Untuk tahun 2018, nilai tertinggi dialami oleh Multi Bintang

Indonesia Tbk sebesar 40.24 dan nilai terendah oleh Ricky Putra Globalindo Tbk.

Untuk akhir periode di tahun 2019, nilai tertinggi dialami oleh Unilever Indonesia

Tbk lagi dengan nilai 60.68 dan nilai terendah oleh Pan Brothers Tbk dengan 0.01.

Dari tabel 4.6 juga, dapat dilihat nilai rata-rata nilai perusahaan dengan

metode pengukuran PBV pada tahun 2015 sebesar 2.97, pada tahun 2016

mengalami peningkatan menjadi 3.53. Lalu, pada tahun 2017 terjadi peningkatan

lagi menjadi 3.93, pada tahun 2018 mengalami sedikit penurunan dengan nilai 3.30,

dan pada tahun 2019 mengalami penurunan lagi menjadi 2.76. Berdasarkan hasil

91
tersebut, dapat disimpulkan rata-rata maksimal ada di tahun 2016 dan 2017

sedangkan rata-rata minimal ada di tahun 2015 dan 2019.

4.1.2.4 Rekapitulasi Hasil Analisa Statistik Deskriptif

Tabel 4.7
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Kinerja Keuangan 325 -12.40 52.67 7.2665 8.33081
325 -.0027247 .0055114 .00027 .000899703
Manajemen Laba
5809 8
Nilai Perusahaan 325 -143.02 87.54 17.412 19.95763
(PER) 6
Nilai Perusahaan 325 .00 82.44 3.2986 8.38428
(PBV)
Valid N (listwise) 325

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui jumlah sampel pengamatan

adalah sebanyak 325 sampel yang diambil dari 65 perusahaan dengan rentang

waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2015 hingga tahun 2019. Adapun nilai minimum

variabel nilai perusahaan dengan metode PER ialah -143.02 dengan nilai

maksimum sebesar 87.54. Nilai rata-rata perusahaan dengan metode PER sebesar

17.4126 dengan standar deviasi atau penyimpangan sebesar 19.995763. Sedangkan

nilai minimum variabel nilai perusahaan dengan metode PBV adalah 0.00 dengan

nilai maksimum sebesar 82.44. Nilai rata-rata perusahaan dengan metode PBV

sebesar 3.2986 dengan standar deviasi atau penyimpangan sebesar 8.38428.

Nilai minimum variabel independen kinerja keuangan ialah -12.40 dengan

nilai maksimum sebesar 52.67. Nilai rata-rata variabel kinerja keuangan sebesar

7.2665 dengan standar deviasi atau penyimpangan sebesar 8.33081. Sedangkan

92
nilai minimum variabel manajemen laba ialah -0.0027247 dengan nilai maksimum

sebesar 0.0055114. Nilai rata-rata variabel manajemen laba adalah sebesar

0.000275809 dengan standar deviasi atau penyimpangan sebesar 0.0008997038.

4.1.3 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini menggunakan program IBM

SPSS Statistics 25. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan adalah uji

multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas.

4.1.3.1 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan atau korelasi antar variabel independen (X). Idealnya pada model regresi

tidak terjadi gejala multikolinearitas. Gejala tersebut dapat dilihat berdasarkan nilai

tolerance dan VIF, apabila nilai tolerance > 0.01 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

gejala multikolinearitas. Berikut hasil Uji Multikolinearitas menggunakan

menggunakan Software IBM SPSS 25:

Tabel 4.8
Hasil Analisis Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficient Statistics
Model
s
Std. Toler
B Beta VIF
Error t Sig. ance
1 (Constant) 13.96 1.455 9.59 .000
3 5

93
Kinerja .477 .133 .199 3.58 .000 .970 1.03
Keuangan 9 1
Manajeme - 1230.32 -.003 -.04 .963 .970 1.03
n Laba 56.95 9 6 1
4
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)

Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficient Statistics
Model
s
Std. Toler
B Beta VIF
Error t Sig. ance
1 (Constant - .455 - .000
) 1.690 3.71
2
Kinerja .690 .042 .685 16.5 .000 .970 1.03
Keuanga 95 1
n
Manajem - 384.823 -.009 -.22 .826 .970 1.03
en Laba 84.58 0 1
0
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)

Tabel pertama dengan variabel nilai perusahaan (PER) menunjukkan nilai

tolerance sebesar 0.970 yang artinya tolerance > 0.01 dan nilai VIF sebesar 1.031

yang artinya VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala

multikolinearitas pada model regresi pertama. Tabel kedua dengan variabel nilai

perusahaan (PBV) menunjukkan nilai tolerance sebesar 0.970 yang artinya

tolerance > 0.01 dan nilai VIF sebesar 1.031 yang artinya VIF < 10. Sehingga dapat

disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas pada model regresi kedua. Maka,

kedua model regresi ini dapat dikategorikan ideal.

94
4.1.3.2 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan atau

korelasi pada residual data antar variabel independen (X). Idealnya pada model

regresi tidak terjadi gejala autokorelasi. Pengujian autokorelasi dapat dilihat

berdasarkan nilai Durbin Watson. Berikut hasil Uji Autokorelasi menggunakan

Software IBM SPSS 25:

Tabel 4.9
Hasil Analisis Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square
Square the Estimate Watson

1 .199a .039 .033 19.62061 1.433

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square
Square the Estimate Watson

1 .684a .468 .464 6.13695 1.185

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)

Tabel pertama dengan variabel nilai perusahaan (PER) diketahui nilai DW

sebesar 1.433. Sedangkan pada tabel kedua dengan variabel nilai perusahaan (PBV)

diketahui nilai DW sebesar 1.185. Kedua nilai tersebut berada pada rentang nilai -

2 hingga 2 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi pada

kedua model regresi. Hasil dari kedua model regresi ini dapat dikatakan ideal.

95
4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat persebaran variansi residual

atau error data. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas

atau idealnya model regresi memiliki variansi residual atau eror data yang sama

antara variabel independen (X) dan variabel dependennya (Y). Pengujian ini dapat

dilakukan dengan melihat grafik scatterplot. Berikut hasil Uji Heteroskedastisitas

Glejser menggunakan Software IBM SPSS 25:

Grafik 4.1
Hasil Analisis Uji Heteroskedasitas dengan pengukuran PER

96
Grafik 4.2
Hasil Analisis Uji Heteroskedasitas dengan pengukuran PBV

Berdasarkan grafik scatterplot di atas, dapat terlihat bahwa titik-titik tidak

tersebar dengan merata atau data cenderung berkumpul di suatu daerah tertentu. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa variansi residual atau error data tidak sama atau

dapat disimpulkan terdapat gejala heteroskedastisitas pada kedua model regresi.

4.1.3.4 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual atau error data

berdistribusi normal atau tidak. Idealnya pada model regresi residual atau error data

harus berdistribusi normal. Terdapat beberapa cara dalam melakukan uji

normalitas, yaitu menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan melihat nilai

signifikansi. Selain itu dapat juga dilakukan dengan melihat grafik Normal P-P Plot.

Berikut hasil Uji Normalitas menggunakan grafik Normal P-P Plot dengan bantuan

Software IBM SPSS 25:

97
Grafik 4.3
Hasil Analisis Uji Normalitas dengan pengukuran PER

Grafik 4.4
Hasil Analisis Uji Normalitas dengan pengukuran PBV

Kedua grafik Normal P-P Plot hasil pengujian uji normalitas pada kedua

model regresi menunjukkan bahwa titik-titik yang digambarkan sebagai data

penelitian tidak menempel pada garis linear. Jadi dapat disimpulkan bahwa residual

98
data penelitian tidak berdistribusi normal. Hal tersebut dapat diperjelas dengan

melihat nilai signifikansi dari pengujian Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:

Tabel 4.10
Hasil Analisis Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 325
Normal Parametersa, b Mean .0000000
Std. 19.55995749
Deviation
Most Extreme Absolute .140
Differences Positive .119
Negative -.140
Test Statistic .140
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 325
Normal Parametersa, b Mean .0000000
Std. 6.11797669
Deviation
Most Extreme Absolute .225
Differences Positive .225
Negative -.148
Test Statistic .225
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Tabel pertama dengan variabel dependen PER menunjukkan nilai Asymp.

Sig sebesar 0.000 dan tabel kedua dengan variabel dependen PBV menunjukkan

nilai Asymp. Sig sebesar 0.000 yang artinya nilai Asymp. Sig kedua model regresi

99
kurang dari 0.05 (Asymp. Sig < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa residual

data penelitian tidak berdistribusi normal.

4.1.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear

berganda untuk menguji pengaruh kinerja keuangan dan manajemen laba terhadap

nilai perusahaan. Maka hasil dari pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11
Hasil Analisis Uji Hipotesis dengan pengukuran PER
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed
Model Coefficients Coefficient
s
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.963 1.455 9.59 .000
5
Kinerja .477 .133 .199 3.58 .000
Keuangan 9
Manajemen -56.954 1230.329 -.003 -.04 .963
Laba 6
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)

Berdasarkan tabel hasil Analisis Regresi Berganda dengan variabel

dependen PER dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai

berikut:

PER = 13.963 + 0.477 ROA – 56.954 JONES + e

100
Tabel 4.12
Hasil Analisis Uji Hipotesis dengan pengukuran PBV
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.690 .455 - .000
3.71
2
Kinerja .690 .042 .685 16.5 .000
Keuangan 95
Manajemen -84.580 384.823 -.009 -.22 .826
Laba 0
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)

Berdasarkan tabel hasil Analisis Regresi Berganda dengan variabel

dependen PBV dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai

berikut:

PBV = -1.690 + 0.690 ROA – 84.580 JONES + e

4.1.4.1 Uji Simultan

Uji F Simultan bertujuan untuk melihat pengaruh seluruh variabel

independen (X) terhadap variabel Y secara bersama-sama (simultan). Pengambilan

keputusannya ialah apabila nilai Sig. < 0.05 maka H1 diterima dan H0 ditolak atau

dapat disimpulkan seluruh variabel X berpengaruh signifikan terhadap variabel Y

secara bersama-sama. Namun, apabila nilai Sig. > 0.05 maka H1 ditolak dan H0

diterima atau dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel X tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel Y secara bersama-sama. Berikut hasil Uji F Simultan

menggunakan Software SPSS 25:

101
Tabel 4.13
Hasil Analisis Uji Simultan
ANOVAa
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 5091.641 2 2545.820 6.613 .002b
Residual 123959.788 322 384.968
Total 129051.428 324
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)
b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan

ANOVAa
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 10648.752 2 5324.376 141.3 .000b
72
Residual 12127.203 322 37.662
Total 22775.955 324
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)
b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan

Berdasarkan tabel pertama dengan variabel nilai perusahaan (PER),

diketahui nilai F hitung sebesar 6.613 dan nilai Sig. sebesar 0.02 yang artinya Sig.

< 0.05 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa kinerja

keuangan dan manajemen laba secara bersama-sama berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan (PER).

Sedangkan pada tabel kedua dengan variabel nilai perusahaan (PBV),

diketahui nilai F hitung 141.372 sebesar Sig. sebesar 0.000 yang artinya Sig. < 0.05

sehingga H1 diterima dan H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa kinerja

keuangan dan manajemen laba secara bersama-sama juga berpengaruh terhadap

nilai perusahaan (PBV).

102
4.1.4.2 Uji Parsial

Uji T Parsial bertujuan untuk melakukan uji hipotesis penelitian dengan

melihat apakah setiap variabel independen (X) berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y). Pengambilan keputusan Uji T dilakukan dengan melihat

nilai Sig. Jika nilai Sig. < 0.05 maka H1 diterima dan H0 ditolak atau dapat dikatakan

terdapat pengaruh yang signifikan. Sedangkan apabila nilai Sig > 0.05 maka H1

ditolak dan H0 diterima atau dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh yang

signifikan. Berikut hasil Uji T menggunakan bantuan Software IBM SPSS 25:

Tabel 4.14
Hasil Analisis Uji Parsial
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.963 1.455 9.595 .000
Kinerja .477 .133 .199 3.589 .000
Keuangan
Manajemen -56.954 1230.329 -.003 -.046 .963
Laba
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.690 .455 - .000
3.712
Kinerja .690 .042 .685 16.59 .000
Keuangan 5
Manajemen -84.580 384.823 -.009 -.220 .826
Laba
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)

Berdasarkan tabel pertama dengan variabel dependen PER, diketahui

persamaan regersi yang terbentuk ialah:

PER = 13.963 + 0.477 ROA – 56.954 JONES + e

103
Tabel pertama menunjukan nilai T hitung variabel kinerja keuangan sebesar

3.859 dan nilai Sig. sebesar 0.000 yang artinya Sig. < 0.05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan (PER) secara parsial. Adapun nilai koefisiennya sebesar 0.477 atau 47.7%

yang artinya apabila terjadi peningkatan sebesar 1 satuan pada kinerja keuangan

maka akan terjadi peningkatan sebesar 0.477 atau 47.7% pada PER.

Sedangkan nilai T hitung variabel manajemen diketahui sebesar 0.046 dan

nilai Sig. sebesar 0.963 yang artinya Sig. > 0.05 sehingga H1 ditolak dan H0 diterima.

Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan (PER) secara parsial. Adapun nilai konstanta sebesar

13.963 yang artinya apabila kinerja keuangan dan manajemen laba bernilai konstan

atau sama dengan 0 maka nilai kinerja keuangan dan manajemen laba sebesar

13.963.

Berdasarkan tabel kedua dengan variabel dependen PBV, diketahui

persamaan regresi yang terbentuk adalah:

PBV = -1.690 + 0.690 ROA – 84.580 JONES + e

Tabel kedua menunjukan nilai T hitung variabel kinerja keuangan sebesar

16.595 dan nilai Sig. sebesar 0.000 yang artinya Sig. < 0.05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan (PBV) secara parsial. Adapun nilai koefisiennya sebesar 0.690 atau 69%

yang artinya apabila terjadi peningkatan sebesar 1 satuan pada kinerja keuangan

maka akan terjadi peningkatan sebesar 0.690 atau 69% pada nilai perusahaan (PBV).

104
Sedangkan nilai T hitung variabel manajemen laba diketahui sebesar 0.220

dan nilai Sig. sebesar 0.826 yang artinya Sig. > 0.05 sehingga H1 ditolak dan H0

diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) secara parsial. Adapun nilai konstanta

sebesar -1.690 yang artinya apabila kinerja keuangan dan manajemen laba bernilai

konstan atau sama dengan 0 maka nilai ROA dan JONES sebesar -1.690.

4.1.4.3 Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui besaran persentase

variabel dependen (Y) yang dapat diprediksi oleh seluruh variabel independen (X).

Pengujian dilakukan dengan melihat nilai R Square (R2). Berikut hasil Uji

Koefisien Determinasi dengan menggunakan Software SPSS 25:

Tabel 4.15
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .199a .039 .033 19.62061 1.433
a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 .684a .468 .464 6.13695 1.185
a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)

Berdasarkan tabel pertama dengan variabel nilai perusahaan (PER),

diketahui nilai R Square (R2) sebesar 0.039 atau 3.9%. Nilai tersebut

mengindikasikan bahwa hanya sebesar 3.9% variabel nilai perusahaan (PER) yang

105
dapat diprediksi atau dipengaruhi oleh variabel kinerja keuangan dan manajemen

laba. Sedangkan sisanya sebesar 96.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

terdapat dalam penelitian.

Berdasarkan tabel kedua dengan variabel nilai perusahaan (PBV), diketahui

nilai R Square (R2) sebesar 0.468 atau 46.8%. Nilai tersebut mengindikasikan

bahwa hanya sebesar 46.8% variabel nilai perusahaan (PBV) yang dapat diprediksi

atau dipengaruhi oleh variabel kinerja keuangan dan manajemen laba. Sedangkan

sisanya sebesar 53.2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam

penelitian.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan melalui beberapa

pengujian seperti regresi secara parsial maupun simultan kepada kinerja keuangan

dan manajemen laba terhadap manajemen laba.

Hasil penelitian statistik secara simultan (uji f) menunjukan bahwa secara

bersama sama kinerja keuangan dan manajemen laba memiliki pengaruh dan

signifikan terhadap nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Dari hasil analisis

yang telah dijelaskan diatas bahwa terdapat pengaruh yang terjadi diantara kinerja

keuangan dan manajemen laba terhadap nilai perusahaan, berikut adalah pemaparan

pengaruh yang terjadi antara variabel-variabel tersebut:

106
4.2.1 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa kinerja keuangan

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian

variabel kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Nilai kinerja

keuangan dalam teori berhubungan positif dengan nilai perusahaan, dalam

penelitian ini kinerja keuangan menjadikan ROA sebagai metode pengukuran.

Semakin tinggi ROA maka nilai perusahaan tinggi dan semakin rendah ROA maka

nilai perusahaan rendah. Semakin baik perusahaan membayar return terhadap

pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan.

Kinerja keuangan secara parsial dalam hasil penelitian ini menemukan

bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. ROA

menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada

saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang

saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak, sehingga dengan nilai ROA

yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya yang

tercermin pada harga sahamnya.

4.2.2 Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan

Uji T pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa manajemen laba tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pada tabel, nilai t hitung adalah

0.046 dan nilai Sig. sebesar 0.963 yang artinya Sig. > 0.05 sehingga H1 ditolak dan

H0 diterima. Manajemen Laba merupakan suatu tindakan mengatur laba sesuai yang

dikehendaki pihak tertentu, atau terutama oleh manajemen. Pengaturan laba ini

107
bertujuan untuk memperlihatkan kepada pemegang saham bahwa kinerja

perusahaan yang terus membaik, yang nantinya akan berpengaruh kepada harga

saham, dan nilai perusahaan itu sendiri.

Meskipun demikian, karena manajemen laba merupakan tindakan untuk

meningkatkan atau menurunkan laba dengan cara memilih kebijakan akuntansi oleh

manajemen yang bersifat subjektif, maka manajemen laba, terutama dalam jangka

panjang akan menurunkan nilai perusahaan, seperti yang terlihat dalam penelitian

ini. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tindakan manajemen laba yang

dilakukan oleh manajer tidak akan memberikan reaksi yang menguntungkan yang

nantinya akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang tercermin dalam

harga saham perusahaan. Sehingga ketika tujuan yang dimiliki antara pihak manajer

dengan pemilik modal berbeda maka konflik keagenan tidak akan dapat

dihindarkan dalam perusahaan tersebut. Pihak manajemen akan merugikan pemilik

modal dengan berperilaku tidak etis dan melakukan kecurangan akuntansi.

4.3 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi secara

teoritis dan praktis sebagai berikut :

1. Implikasi Teoritis

a. Hasil dalam penelitian yang telah dilakukan menunjukan kinerja keuangan

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan

dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Alfredo, Sri Artini

dan Suarjaya (2012), Putri, Sri, dan Joy (2017), Suranto, Nangoi. dan

108
Walandouw (2017), Yendrawati dan Pratidina (2013), dan Hesty (2017).

Terdapat juga hasil penelitian yang bertentangan dengan hasil tersebut,

penelitian yang dilakukan oleh Ratri dan Imam (2015) dan juga penelitian

yang dilakukan oleh Sigit dan Afiyah (2014) menyatakan kinerja keuangan

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

b. Hasil dalam penelitian yang telah dilakukan menunjukan manajemen laba

berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini

bertentangan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh

Abdallah dan Suryani (2018), Riswandi dan Yuniarti (2020), Syahadatina

(2015), Putri (2019), Marjani dan Puspitosarie (2013), dan Artawan (2016).

Namun, terdapat juga hasil penelitian yang sejalan dengan hasil tersebut,

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rohmah (2017), Pamungkas dan

Marsono (2012), Chandra dan Deviesa (2017) dan juga Handayani (2014)

yang menyatakan manajemen laba berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

2. Implikasi Praktis

a. Kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Nilai perusahaan bisa dicapai dengan meningkatkan kinerja

keuangan. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang dianalisis

ketika seseorang akan menginvestasikan modalnya. Karena dari kinerja

keuangan dapat diketahui apakah investasi yang ditanamkan akan

menguntungkan atau tidak. Kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan

109
keuangan yang dikeluarkan perusahaan karena laporan keuangan

merupakan cerminan dari kinerja perusahaan.

b. Manajemen laba berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa manajemen laba

dilakukan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Mengacu pada teori agensi

bahwa manajer (agen) sebagai pengelola perusahaan lebih banyak

mengetahui informasi perusahaan dibandingkan dengan pemilik (pemegang

saham) sehingga menimbulkan asimetri informasi (information

asymmetry). Manajer diwajibkan memberikan sinyal mengenai kondisi

perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan merupakan cerminan

nilai perusahaan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan

keuangan. Jadi besar kecilnya nilai perusahan tidak dipengaruhi oleh

manajemen laba.

4.4 Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang mempengaruhi

hasil penelitian. Hasil yang lebih baik bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk

lebih mempertimbangkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini. Keterbatasan

dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini hanya menggunakan unit analisis dari perusahaan manufaktur,

sehingga hasil dari penelitian ini belum dapat merepresentasikan semua sektor

perusahaan yang ada.

110
2. Variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan hanya diwakili oleh dua buah

variabel independen. Sedangkan masih banyak variabel-variabel lain yang

dapat lebih signifikan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

3. Penelitian ini hanya menggunakan ROA sebagai proksi dari kinerja keuangan

perusahaan dan hanya menggunakan Model Jones Modifikasi sebagai

pengukuran nilai manajemen laba.

111
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai

pengaruh kinerja keuangan dan manajemen laba terhadap nilai perusahaan dengan

populasi perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2015-2019. Teknik pengambilan data dengan menggunakan cluster

sampling, diperoleh sampel sebanyak 65 perusahaan dari 188 populasi dengan

periode pengamatan selama 5 tahun. Analisis data dilakukan dengan analisis

statistic deskriptif dan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 25.0.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melalui berbagai

rangkaian mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan

interpretasi hasil analisis mengenai pengaruh kinerja keuangan dan manajemen laba

terhadap nilai perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis, maka kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hipotesis pertama (H1) yang telah dirumuskan dalam penelitian ini

bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hasil pengujian secara parsial menunjukan bahwa kinerja

keuangan memeiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam berinvestasi investor

memperhatikan return on assets sebagai salah satu pertimbangan dalam

112
mengambil keputusan investasinya yang dimiliki dalam menghasilkan

keuntungan. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan, akan mengirimkan

sinyal yang positif kepada investor dalam mengambil keputusan untuk membeli

saham perusahaan. Tingkat permintaan yang tinggi akan mampu meningkatkan

harga saham perusahaan, sehingga akhirnya bisa meningkatkan nilai

perusahaan.

2. Berdasarkan hipotesis kedua (H2) yang telah dirumuskan dalam penelitian ini

bahwa manajemen laba berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan. Namun, hasil dari pengujian secara parsial menunjukan manajemen

laba tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti

tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer tidak akan berdampak

pada nilai perusahaan. Berdasarkan agency theory bahwa hubungan keagenan

dapat menimbulkan konflik kepentingan antara pemilik (investor) dengan

manajer (agen). Kontrak dibuat dengan harapan dapat meminimumkan konflik

kepentingan tersebut. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tindakan

manajemen laba yang dilakukan tidak akan memberikan reaksi yang

menguntungkan yang nantinya akan berdampak pada peningkatan nilai

perusahaan yang tercermin dalam harga saham perusahaan, sehingga ketika

tujuan yang dimiliki antara pihak manajer dengan pemilik modal berbeda, maka

pihak manajemen akan merugikan pemilik modal dengan berperilaku tidak etis

dan melakukan kecurangan akuntansi.

3. Dari nilai-nilai yang ada pada table pengujian, dapat disimpulkan indikator

pengukuran dengan PBV lebih baik daripada PER. Nilai PBV yang tinggi

113
berpengaruh kepada nilai perusahaan juga yang akan meningkat. Hal ini

dikarenakan, nilai buku sifatnya relatif stabil. Bagi investor yang kurang

percaya terhadap estimasi arus kas, maka nilai buku merupakan cara yang

paling sederhana untuk membandingkannya. Pada kasus perusahaan yang

memiliki earnings negatif maka tidak memungkinkan mempergunakan PER,

sehingga penggunaan PBV dapat menutupi kelemahan yang ada pada PER.

5.2. Saran

Penelitian ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Terdapat

kerterbatasan dalam penelitian ini, oleh karena itu penulis akan memberikan saran

guna mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang ada. Saran-saran yang dapat

penulis berikan adalah sebagai berikut :

5.2.1. Saran Teoritis

Saran teotiris yang dapat diberikan penulis untuk peneliti berikutnya adalah :

1. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan unit analisis dari perusahaan

sektor selain manufaktur, sehingga hasil dari penelitian ini bisa digeneralisasi

pada sektor perusahaan yang lain. Menambah jumlah perusahaan yang akan

diteliti dari sektor-sektor lain yang memiliki perbedaan karakteristik.

Diharapkan kedepannya hasil yang akan diperolehpun dapat jauh lebih baik.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan indikator faktor lain yang

dapat mempengaruhi nilai perusahaan agar mengahasilkan nilai adjusted r

square lebih besar sehingga mampu menjelaskan variabel dependen secara jelas.

114
5.2.2. Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang

dapat diberikan berkaitan dengan nilai perusahaan adalah :

1. Perusahaan harus selalu memperhatikan kinerja keuangannya agar selalu

meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja keuangan yang baik dapat menarik

investor agar mau berinvestasi karena semakin tinggi kinerja keuangan maka

semakin baik nilai perusahaannya. Bagi investor penelitian ini dapat menjadi

acuan dalam mengambil keputusan untuk menanamkan saham investasinya.

Investor juga harus memperhatikan beberapa hal lain yang mungkin akan

menimbulkan masalah pada investasinya.

2. Perlu mengembangkan kembali analisis lanjutan menggunakan manajemen

laba riil untuk digunakan untuk membandingkan hasil penelitian. Pengukuran

manajemen laba akrual juga dibagi menjadi dua yaitu akrual jangka pendek dan

akrual jangka panjang dengan menggunakan proksi short-term dan long-term

discretionary accruals.

115
Daftar Pustaka

Abdallah, Zachari dan Suryani Dewi. 2018. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal
Ilmiah Professional Indonesia Vol. 2, No. 1.

Abdul Ghofar, Ustman, dan Imam Subekti. 2016. Analisis Pengaruh Manajemen
Laba Terhadap Nilai Perusahaan Sebelum dan Saat Implementasi IFRS. Jurnal
NeO-Bis. Volume. 10 No. 1.

Abdul Muid, Moch. Ronni Noerirawan, 2012. Pengaruh Faktor Internal dan
Eksternal Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Vol.1 No.
2, hal. 4

Agusti, Chalendra Prasetya. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi


Kemungkinan Terjadinya Financial Distress.

Akmalia, A., Dio, K., dan Hesty, N. 2017. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility dan Good
Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015). Jurnal ,
Volume 8(2); 200-221.

Anggitasari, Niyanti & Siti Mutmainah.2012. Pengaruh Kinerja Keuangan


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Dan Struktur Good Corporate Govermance Sebagai Variavel
Pemoderasi. Jurnal Akuntansi. Vol1. No2 : 1-15.

Anggraini, Christina Rian. 2009. Mekanisme Corporate Governance dan


Kaitannya dengan Kualitas Laba.

116
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System.
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Artawan, I Made Suda. 2016. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi.

Aryani, Dwi Septa. 2011. Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol.1 No.2, Mei
2011.

Atmini, Sari, Amirya, dan Mirna. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan Yang Dimediasi Oleh Leverage Sebagai Variabel 17 Intervening :
Sebuah Perspektif Pecking Order Theory. The 1 Accounting conference
faculty of economic Universitas Indonesia, Depok 7-9 November 2007.

Bachtiar, Nurhuda, C. Indri Parwati dan Joko Susetyo. 2013. Penerapan Quality
Control Circle Pada Proses Finishing Dan Assy Part Duct Air Intake Guna
Meminimasi Biaya Produksi. Jurnal REKAVASI, 2013. Institut Sains &
Teknologi AKPRIND Jurusan Teknik Industri, Yogyakarta.

Bodroastuti, Tri. 2009. Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap


Financial Distress. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi, Vol. 1,
No.1, h. 87-105.

Brigham, E. F. dan Houston, J. F. 2011. a. Dasar-dasar Manjemen Keuangan buku


1. (Alih Bahasa : Ali Akbar Yulianto). Jakarta : Salemba Empat.
Brigham, E. F. dan Houston, J. F. 2011. b. Dasar-dasar Manajemen Keuangan
buku 2. (Alih Bahasa : Ali Akbar Yulianto). Jakarta : Salemba Empat.

117
Buana, Novia T. (2019). Analisis Perbandingan Pengukuran Kinerja Keuangan
Perusahaan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market
Value Added (MVA) Pada Perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Periode 2015-2017. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Cecilia, Syahrul Rambe dan M.Zainul Bahri Torong 2015. Analisis Pengaruh
Corporate Social Responsibility, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan yang Go Public di
Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Simposium Nasional Akuntansi 18
Universitas Sumatera Utara, Medan 16-19 September 2015.

Christiani. S, Devi. 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dan Kinerja


Saham Sebelum dan Sesudah Seasoned Equity Offerings Pada perusahaan
Manufaktur di BEI, Tesis, Program Magister Manajemen UNUD

Christiawan, Y.J., dan Tarigan J. (2007). Kepemilikan Manajeral: Kebijakan


Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Universitas Kristen Petra. 9(1). PP 1-8

Darwis, Herman. (2012). Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan dengan


Corporate Governance sebagai Pemoderasi. Jurnal Keuangan dan Perbankan
Vol 16 No.1 Januari 2012. Hal 45-55

Debby Natalia. 2013. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance


Terhadap Praktik Earning Management Badan Usaha Perbankan. Jurnal
Ilmiah Mahasisiwa Universitas Surabaya, Vol.2, No.1.
Eddy Suranta Dan Pranata Puspa Midiastuty. 2003. “Analisis Hubungan Struktur
Kepemilikan Manajerial Nilai Perusahaan Dan Investasi Dengan Model

118
Persamaan Liniear Simultan”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6, No 1,
H 54-68

Erdianty, Ratri Werdi dan Imam Bintoro. 2015. Pengaruh Kinerja Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social
Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi
(Studi Pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014). Jurnal Manajemen Bisnis UMY. Vol 6, No 2 (2015)

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Akuntansi. Bandung: ALFABETA.

Fauzi, M.. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang: Walisongo Press.

Febriyanti, Anggie, Tjiptohadi Sawarjuwono, dan Bram Ade Pratama. 2014.


Manajemen Laba: Pro-Kontra Pemaknaan Antara Kreditur dan Debitur Dalam
Proses Pembiayaan Kredit. JMK, VOL. 16, NO. 1, MARET 2014, 55–68.

Gapenski, Brigham. 1996. Intermediate Financial Management, Fifth Edition, The


Dryden Press, NewYork

Godfrey, J., et al. (2010). Accounting Theory (7th ed.). New York: McGraw Hill.

Gunawan, K., Darmawan, N. A., & Purnamawati, I. G. (2015). Pengaruh Ukuran


Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Teraftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). e-
Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Harahap, Sofyan Syafri. 2009. Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi
Aksara
Harmono. 2015. Manajemen Keuangan Berbasis Balancd Scorecard Pendekatan
Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

119
Hemastuti, C.P. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Kebijakan
Hutang, Keputusan Investasi, dan Kepemilikan Insider Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol.3. No.4.

Hermuningsih, Sri. 2012. Pengaruh Profitabiltas, Size Terhadap Nilai Perusahaan


Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Interviening. Jurnal Siasat Bisnis,
Vol. 16 No. 2, 2012, pp. 232-242.

Hestanto, 2007-2020. Definisi Manajemen Laba


https://www.hestanto.web.id/manajemen-laba/. Diakses pada 31 Oktober 2020.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas publik ( SAK ETAP). Jakarta : Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan.


http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-7-psak-
1-penyajian-laporan-keuangan. Diakses pada 31 Oktober 2020.

Jati Prakosa, Drajat, dan Dr. H. Syamsudin, M.M (2016) Pengaruh Return On Total
Asset, Debt To Equity Ratio Dan Price Earning Ratio Terhadap Nilai
Perusahaan (Study Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di
Bursa Efek Indonesia). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jefriansyah. 2015. Pengaruh Kebijakan Hutang dan Manajemen Laba Terhadap


Nilai Perusahaan. Jurnal ilmiah, Universitas Negeri Padang.

Jensen, M., C., dan W. Meckling, 1976. Theory of the firm: Managerial behavior,
agency cost and ownership structure. Journal of Finance Economic 3:305-360.

120
Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

K.R. Subramanyam dan John J. Wild (2010). Analisis Laporan Keuangan, Edisi
Sepuluh, Jakarta, Salemba Empat.

Kamil, Fauzan, Dini Wahyu Hapsari. 2019. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Mekanisme Corporate Governance Sebagai
Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmiah, Universitas Telkom.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Lifessy, Martalina. 2011. Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran perusahaan Terhadap


Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening.
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

Mahendra Dj, Alfredo, Luh Gede Sri Artini, A.A Gede Suarjaya. 2012. Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan
Kewirausahaan Vol. 6, No. 2 Agustus 2012. pp 130-138.

Mahendra Dj, Alfredo. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai


Perusahaan (Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Moderating) Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Tesis Program Pascasarjana
Universitas Udayana Denpasar.

Mahpudin, Endang dan Suparno. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai


Perusahaan (Studi Empiris Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di
BEI). JRKA. Vol. 2, No. 2, Agustus. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Singaperbangsa Karawang.

121
Mardiyati, Umi., Ahmad, Gatot Nazir., Putri, Ria. (2012). Pengaruh kebijakan
dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010.
Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), Jakarta. III(1), 1-17

Marisi P. Purba. 2010. International Financial Reporting Standards Konvergensi


dan Kendala Aplikasinya di Indonesia. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Marjani, AT, dan Endah Puspitosarie. 2013. Earnings Management Terhadap Nilai
Perusahaan, Dengan Corporate Governance Sebagai Moderating Variabel
dan Firm Size Sebagai Variabel Kontrol (Studi Pada Bank Umum Swasta
Nasional Go Publik Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Manajemen dan kuntansi
Volume 2, Nomor 3.

Maryati, Rahayu., Bida Sari. 2018. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai


Perusahaan. IKRAITH-HUMANIORA, Vol. 2, No. 2, MARET 2018. pp. 69.

Mulford, Charles W., Comiskey Eugene E.. 2002, Commercial Lending Review.
1992-1993. “Undestand the reasons behind changes in cash flow.”
Commercial Lending Review, New York Vol. 8, Iss. 1 ; pg. 29.

Muliani, Luh Eni., Yuniarta, Gede Adi., Sirnawati, Kadek. (2014). “Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai
Variabel Pemoderasi (Studi Kasus di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2012). E-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi S1
(Volume 2 No. 1 Tahun 2014).
Mulianti, F. M. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan
Hutang Dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan. Tesis. Program Studi
Magister Manajemen. Universitas Diponegoro Semarang

122
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta. Liberty

Nazir,M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nordiawan, Deddi dan Ayuningtyas Hertianti. 2010. Akuntansi Sektor Publik.Edisi


Kedua. Jakarta:Salemba Empat

Novalia, Fitri, Marsellisa Nindito. 2016. The Influence of Accounting Conservatism


and Economic Value Added on Corporate Equity Assessment. Jurnal Ilmiah
Wahana Akuntansi 2016, Vol. 11, No. 2.

Nugroho, Elfianto, dan Irene Rini Demi Pangestuti. 2011. Analisis Pengaruh
Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Modal Kerja, Ukuran
Perusahaan dan Leverage terhadap Profitabilitas Perusahaan. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan.

Oktaviani, W. N. 2008. Pengaruh Kebijakan Deviden, Profitabilitas, Pertumbuhan


Penjualan, Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Leverage
Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Bung Hatta.

Pertiwi, et al. 2016. Pengaruh Kebijakan Hutang, Keputusan Investasi dan


Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Food And Beverages yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Emba. ISSN: 2303-1174, 4 (1): 1369-1380.

Putri, Hana Tamara. 2019. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan
pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2015-2017. Jurnal Manajemen dan Sains Volume 4 4 No.1, hal. 51-55.

123
Quiserto, R. 2020. Pengertian Laporan Keuangan Perusahaan adalah Kunci
Investasi Saham. https.//duwitmu.com/saham/pengertian-laporan-keuangan-
perusahaan/amp/. Diakses pada 9 November 2020.

Rahmawati, Apriliana Nuzul dan Mulyo Haryanto. 2012. Analisis Faktor


Kebijakan Hutang Yang mempengaruhi Nilai Perusahaan. Jurnal fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Rahmawati, dkk. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur


Modal dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada
Perusahaan Sektor Properti, Real Estate dan Building Contruction yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Fakultas llmu
Administrasi. Universitas Brawijaya. Malang.

Riswandi, Pedi dan Rina Yuniarti. 2020. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap
Nilai Perusahaan. Jurnal Pamator Volume 13 No. 1.

Rokhlinasari, Sri. 2016. Teori-Teori dalam Pengungkapan Informasi. Jurnal


Ekonomi: Cirebon.

Salvatore, D. (2005). Ekonomi Manajerial dalam perekonomian global. Edisi ke-5/


Jakarta: Salemba Empat.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : PT. BPFE

Schipper, K. 1989. “Commentary on Earning Management”. Accounting Horizon,


pg. 91—102.
Scott, William R. (2006). Financial Acconting Theory. 4th Edition. Canada Inc :
Pearson Education.

124
Sigit, Hermawan., Afiyah Nurul Maf'ulah. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol.
6, No. 2, September 2014, pp. 103-118.

Sinaga, Ria Veronica. (2019). Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Return On
Asset (ROA), Earning Pershare (EPS), Price Earning Ratio (PER) Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Jasa Perhotelan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia.

Soelistyoningrum, Jenia Nur. 2011. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report


terhadap Kinerja Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Standards for External Financial Reports. 1977. Statement on Accounting Theory


and Theory Acceptance. Sarasota, FL: AAA.

Sugitha. 2014. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan Dengan


Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharli, Michell. 2006. “Studi Empiris Terhadap Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek
Indonesia”. Jurnal Maksi. Vol.6 No.1. Semarang: Universitas Diponegoro.
Sujoko, U. Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. IX(1). 41-48.

Sulistiawan, et al. 2011. “Creative Accounting, Mengungkap Manajemen Laba dan


Skandal Akuntansi”. Jakarta.

125
Sunardi, Harjono. 2010. Pengaruh Penilaian Kinerja dengan ROI dan EVA
terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ
45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Vol.2 No.1 Mei 2010, pp. 70-92

Suranto, Vintia Ayu H. M., Grace B. Nangoi, dan Stanley Kho Walandouw. 2017.
Analisis Penagruh Struktur Modal dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
EMBA Vol.5 No.2 Juni 2017, pp. 1031-1040.

Susanti, Rika. 2010. Analisia Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Nilai


Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Go Public yang Listed Tahun
2005-2008).

Syahadatina, Rika. 2015. Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai


Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Makro, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Volume 1 No. 19.

Tauke, Putri Yuliana, Sri Murni, dan Joy E. Tulung. 2017. Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Real Estate and Property yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015. Jurnal EMBA Vol.5 No.2
Juni 2017, Hal. 919 - 927

Ulupui, I. G. K. A. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,


dan Profitabilitas terhadap Return saham (Studi pada Perusahaan Makanan
dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek
Jakarta). Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 2. No. 1, Januari: 88 – 102.

Utami, Novia Widya. 2018. Mengenal Teori Signaling Dalam Struktur Modal &
Hubungannya dengan Rasio Keuangan. https://www.jurnal.id/id/blog/2018-

126
mengenal-teori-signaling-dalam-struktur-modal/ diakses pada 18 November
2020.

Utami, Novia Widya. 2019. 4 Standar Akuntansi Keuangan yang Berlaku di


Indonesia. http://jurnal.id/id/blog/2017-4-standar-akuntansi-keuangan-yang-
berlaku-di-indonesia/. Diakses 31 Oktober 2020.

Utami, Novia Widya. 2019. Cara Penilaian Kinerja Perusahaan Berdasarkan


Analisis Rasio Keuangan. https://sleekr.co/blog/cara-penilaian-kinerja-
perusahaan-berdasarkan-analisis-rasio-keuangan/ diakses pada 18 November
2020.

Winarni F dan Sugiarso G. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Media


Pressindo.

Yendrawati, Reni, Diwyacitta Pratidina. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Dan
Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal UNISIA, Vol.
XXXV No. 78.

Yuniasih, Ni Wayan dan Made Gede Wirakusuma. 2007. Pengaruh Kinerja


Keuangan terhadap Nilai perusahaan dengan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Media AUDI. Vol. 4. No. 1. H. 1-10.
Yushita, Amanita Novi. 2010. Earnings Management Dalam Hubungan Keagenan.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol. VIII. No. 1, 2010, pp. 53-63.

127
LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Amelia Wahyuni Dewi

2. Umur : 21 Tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 18 Mei 1999

5. Agama : Islam

6. Alamat Rumah : Kp. Ciguruwik RT05/04 Nomer

176, Cinunuk, Cileunyi, Bandung,

Jawa Barat 40624.

7. E-Mail : [email protected]

8. No. Handphone : 081223064216

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1. 2003-2004 : TK/PAUD Al-Hidayah

2. 2004-2005 : TK Miftahusurrur

3. 2005-2011 : SD Negeri 1 Cinunuk

4. 2011-2014 : SMP Negeri 8 Bandung

5. 2014-2017 : SMA Negeri 1 Cileunyi

128
LAMPIRAN 2

RIWAYAT BIMBINGAN

Tahun_Akd 2020/2021
Per 1
NIM 371841002
Nama_Mhs AMELIA WAHYUNI DEWI
Kode_jp Akuntansi , S1
Kelas Karyawan B
Tlp_Mhs 081223064216
NamaPembimbing1 Ferdiansyah, SE., M.Ak.
NamaPembimbing2
IPK 3,45

Tanggal Materi Rekomendasi


22/10/2020 Konsultasi Pelajari variabel2 penelitian dan pengukurannya
judul
29/10/2020 Judul - Acc judul penelitian
penelitian - Bab 1, Revisi latar belakang penelitian
7/11/2020 Bab 1 revisi latar belakang penelitian:
1. Jelaskan mengapa nilai prsh penting untuk
diteliti
2. Sebutkan bdsk hasil penelitian terdahulu, nilai
prsh dipengaruhi oleh variabel apa saja
3. Jelaskan mengapa memilih kinerja keuangan
dan manajemen laba sbg variabel independen
4. Perkuat lagi masalah penelitiannya
(inkonsistensi)
5. Referensi

129
12/11/2020 Bab 1 Bab 1 revisi
14/11/2020 Bab 1 - bab 1 acc
- siapkan bab 2 nya
26/11/2020 Bab 2 1. Penelitian terdahulu tidak dengan arah hipotesis
2. Kerangka teoritis msh mengutip
3. Nilai perusahaan, kinerja keuangan, dan
manajemen laba agar dieksplore lebih luas lagi
3/12/2020 Bab 2 Bab 2 acc
Siapkan bab 3 nya
10/12/2020 Bab 3 Bab 3 acc
11/1/2021 Bab 4 - perbaiki tata tulis dan estetika penulisan (tabel,
dll)
- lengkapi implikasi praktis
15/1/2021 Bab 4 dan 5 Siapkan draft overall skripsi, hari sabtu tgl 16
januari 2021, pukul 14.00 tepat
16/1/2021 Draft overall Perbaiki dan lengkapi daftar pustaka. Ditunggu
hari minggu, 17 jan 2021 pukul 16.00, via email
17/1/2021 Overall draft ACC untuk mendaftar sidang
skripsi

130
LAMPIRAN 3

POPULASI PENELITIAN

1 ADES Akasha Wira International Tbk.


2 ADMG Polychem Indonesia Tbk.
3 AGII Aneka Gas Industri Tbk.
4 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
5 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk.
6 ALDO Alkindo Naratama Tbk.
7 ALKA Alakasa Industrindo Tbk.
8 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk.
9 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk.
10 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk.
11 AMIN Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk
12 APLI Asiaplast Industries Tbk.
13 ARGO Argo Pantes Tbk.
14 ARKA Arkha Jayanti Persada Tbk.
15 ARNA Arwana Citramulia Tbk.
16 ASII Astra International Tbk.
17 AUTO Astra Otoparts Tbk.
18 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk.
19 BATA Sepatu Bata Tbk.
20 BELL Trisula Textile Industries Tbk.
21 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
22 BOLT Garuda Metalindo Tbk.
23 BRAM Indo Kordsa Tbk.
24 BRNA Berlina Tbk.
25 BRPT Barito Pacific Tbk.
26 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk
27 BTON Betonjaya Manunggal Tbk.
28 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk.
29 CAKK Cahayaputra Asa Keramik Tbk.
30 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk.
31 CCSI Communication Cable Systems Indonesia Tbk.
32 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
33 CINT Chitose Internasional Tbk.
34 CLEO Sariguna Primatirta Tbk.
35 CNTX Centex Tbk.
36 COCO Wahana Interfood Nusantara Tbk.
37 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
38 CPRO Central Proteina Prima Tbk

131
39 CTBN Citra Tubindo Tbk.
40 DAJK Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk.
41 DLTA Delta Djakarta Tbk.
42 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
43 DVLA Enseval Putra Megatrading Tbk.
44 EKAD Ekadharma International Tbk
45 ERTX Eratex Djaja Tbk.
46 ESIP Sinergi Inti Plastindo Tbk.
47 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk.
48 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk.
49 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk.
50 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk.
51 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk.
52 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
53 GDYR Goodyear Indonesia Tbk.
54 GGRM Gudang Garam Tbk.
55 GGRP Gunung Raja Paksi Tbk.
56 GJTL Gajah Tunggal Tbk.
57 GMFI Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk.
58 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.
59 HDTX Panasia Indo Resources Tbk.
60 HMSP HM Sampoerna Tbk.
61 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk
62 HRTA Hartadinata Abadi Tbk.
63 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
64 IFII Indonesia Fibreboard Industry Tbk.
65 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk.
66 IIKP Inti Agri Resources Tbk
67 IKAI Intikeramik Alamasri Industri Tbk.
68 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk.
69 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk.
70 IMPC Impack Pratama Industri Tbk.
71 INAF Indofarma Tbk.
72 INAI Indal Aluminium Industry Tbk.
73 INCF Indo Komoditi Korpora Tbk
74 INCI Intanwijaya Internasional Tbk.
75 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
76 INDR Indorama Synthetics Tbk.
77 INDS Indospring Tbk.
78 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
79 INOV Inocycle Technology Group Tbk.
80 INRU Toba Pulp Lestari Tbk.

132
81 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
82 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk.
83 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk.
84 ITIC Indonesian Tobacco Tbk.
85 JECC Jembo Cable Company Tbk.
86 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk.
87 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
88 JPRS Jaya Pari Steel Tbk.
89 JSKY Sky Energy Indonesia Tbk.
90 KAEF Kimia Farma Tbk.
91 KBLI KMI Wire and Cable Tbk.
92 KBLM Kabelindo Murni Tbk.
93 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
94 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk.
95 KEJU Mulia Boga Raya Tbk.
96 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.
97 KICI Kedaung Indah Can Tbk.
98 KINO Kino Indonesia Tbk.
99 KLBF Kalbe Farma Tbk.
100 KMTR Kirana Megatara Tbk.
101 KPAL Steadfast Marine Tbk.
102 KPAS Cottonindo Ariesta Tbk.
103 KRAH Grand Kartech Tbk.
104 KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk.
105 LION Lion Metal Works Tbk.
106 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk.
107 LMSH Lionmesh Prima Tbk.
108 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk.
109 MAIN Malindo Feedmill Tbk.
110 MARK Mark Dynamics Indonesia Tbk.
111 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk.
112 MBTO Martina Berto Tbk.
113 MDKI Emdeki Utama Tbk.
114 MERK Merck Tbk.
115 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk
116 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
117 MLIA Mulia Industrindo Tbk.
118 MOLI Madusari Murni Indah Tbk.
119 MRAT Mustika Ratu Tbk.
120 MYOR Mayora Indah Tbk
121 MYTX Asia Pacific Investama Tbk.
122 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk

133
123 NIPS Nipress Tbk
124 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk.
125 PBID Panca Budi Idaman Tbk
126 PBRX Pan Brothers Tbk
127 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk
128 PEHA Phapros Tbk.
129 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk.
130 POLU Golden Flower Tbk.
131 POLY Asia Pacific Fibers Tbk.
132 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk.
133 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
134 PSGO Salma Serasih Tbk.
135 PTSN Sat Nusapersada Tbk.
136 PURE Trinitan Metals and Minerals Tbk.
137 PYFA Pyridam Farma Tbk.
138 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk.
139 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk.
140 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.
141 SCCO Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk.
142 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
143 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
144 SINI Singaraja Putra Tbk.
145 SIPD Sierad Produce Tbk.
146 SKBM Sekar Bumi Tbk.
147 SKLT Sekar Laut Tbk.
148 SLIS Gaya Abadi Sempurna Tbk.
149 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk
150 SMCB Solusi Bangun Indonesia TBK
151 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
152 SMKL Satyamitra Kemas Lestari Tbk.
153 SMSM Selamat Sempurna Tbk
154 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
155 SPMA Suparma Tbk
156 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
157 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk
158 SRSN Indo Acidatama Tbk.
159 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk.
160 STAR Star Petrcohem Tbk.
161 STTP Siantar Top Tbk.
162 SULI SLJ Global Tbk.
163 SWAT Sriwahana Adityakarta Tbk.
164 TALF Tunas Alfin Tbk.

134
165 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
166 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk.
167 TCID Mandom Indonesia Tbk.
168 TDPM Tridomain Performance Material Tbk.
169 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk.
170 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk.
171 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
172 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.
173 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk.
174 TRIS Trisula International Tbk.
175 TRST Trias Sentosa Tbk.
176 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk.
177 UCID Uni-Charm Indonesia Tbk.
178 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk.
179 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk.
180 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk.
181 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
182 VOKS Voksel Electric Tbk.
183 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.
184 WOOD Integra Indocabinet Tbk.
185 WSBP Waskita Beton Precast Tbk.
186 WTON Wijaya Karya Beton Tbk.
187 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk.
188 ZONE Mega Perintis Tbk.

135
LAMPIRAN 4

PROSES SELEKSI SAMPEL

Persentase % Sampel
Sub Sektor Populasi (populasi / (persentase x
jumlah populasi) populasi)
Industri dasar dan kimia 81 43% 35
Aneka industri 50 27% 13
Industri barang dan konsumsi 57 30% 17
Jumlah 188 100% 65

136
LAMPIRAN 5

SAMPEL PENELITIAN

Kode Sektor
No Nama Perusahaan
Perusahaan Perusahaan
1 INTP IDK* Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2 SMBR IDK* Semen Baturaja (Persero) Tbk
3 WTON IDK* Wijaya Karya Beton Tbk.
4 AMFG IDK* Asahimas Flat Glass Tbk.
5 ARNA IDK* Arwana Citramulia Tbk.
6 TOTO IDK* Surya Toto Indonesia Tbk.
7 INAI IDK* Indal Aluminium Industry Tbk.
8 DPNS IDK* Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
9 EKAD IDK* Ekadharma International Tbk
10 IMPC IDK* Impack Pratama Industri Tbk.
11 CPIN IDK* Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
12 INKP IDK* Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
13 TKIM IDK* Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
14 TALF IDK* Tunas Alfin Tbk.
15 AKPI IDK* Argha Karya Prima Industry Tbk.
16 BRPT IDK* Barito Pacific Tbk.
17 FPNI IDK* Lotte Chemical Titan Tbk.
18 INCI IDK* Intanwijaya Internasional Tbk.
19 INRU IDK* Toba Pulp Lestari Tbk.
20 IPOL IDK* Indopoly Swakarsa Industry Tbk.
21 JPFA IDK* JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
22 KDSI IDK* Kedawung Setia Industrial Tbk.
23 LION IDK* Lion Metal Works Tbk.
24 LMSH IDK* Lionmesh Prima Tbk.
25 MAIN IDK* Malindo Feedmill Tbk.
26 MLIA IDK* Mulia Industrindo Tbk.
27 NIKL IDK* Pelat Timah Nusantara Tbk
28 PICO IDK* Pelangi Indah Canindo Tbk.
29 SMGR IDK* Semen Indonesia (Persero) Tbk
30 SPMA IDK* Suparma Tbk
31 SRSN IDK* Indo Acidatama Tbk.
32 TPIA IDK* Chandra Asri Petrochemical Tbk.
33 TRST IDK* Trias Sentosa Tbk.
34 UNIC IDK* Unggul Indah Cahaya Tbk.
35 SMCB IDK* Solusi Bangun Indonesia TBK
36 ASII IAI* Astra International Tbk.

137
37 AUTO IAI* Astra Otoparts Tbk.
38 BRAM IAI* Indo Kordsa Tbk.
39 SMSM IAI* Selamat Sempurna Tbk
40 PBRX IAI* Pan Brothers Tbk
41 RICY IAI* Ricky Putra Globalindo Tbk.
42 SRIL IAI* Sri Rejeki Isman Tbk
43 BATA IAI* Sepatu Bata Tbk.
44 KBLI IAI* KMI Wire and Cable Tbk.
45 KBLM IAI* Kabelindo Murni Tbk.
46 SCCO IAI* Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk.
47 TRIS IAI* Trisula International Tbk.
48 IMAS IAI* Indomobil Sukses Internasional Tbk.
49 DLTA IBM* Delta Djakarta Tbk.
50 ICBP IBM* Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
51 INDF IBM* Indofood Sukses Makmur Tbk.
52 MLBI IBM* Multi Bintang Indonesia Tbk.
53 MYOR IBM* Mayora Indah Tbk
54 SKLT IBM* Sekar Laut Tbk.
55 GGRM IBM* Gudang Garam Tbk.
56 HMSP IBM* HM Sampoerna Tbk.
57 KLBF IBM* Kalbe Farma Tbk.
58 SIDO IBM* Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
59 TSPC IBM* Tempo Scan Pacific Tbk.
60 UNVR IBM* Unilever Indonesia Tbk.
61 CINT IBM* Chitose Internasional Tbk.
62 TBLA IBM* Tunas Baru Lampung Tbk
63 ADES IBM* Akasha Wira International Tbk.
64 CEKA IBM* Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
65 DVLA IBM* Enseval Putra Megatrading Tbk.

138
LAMPIRAN 6

DATA KINERJA KEUANGAN YANG DIUKUR DENGAN ROA

ROA Rata-
NO KODE
2015 2016 2017 2018 2019 Rata
1 INTP 15.76 12.84 6.44 2.32 6.60 8.792
2 SMBR 10.34 5.93 2.90 2.00 1.00 4.434
3 WTON 3.86 6.04 4.82 5.48 4.94 5.028
4 AMFG 7.99 4.37 0.62 0.10 -1.50 2.316
5 ARNA 4.98 5.92 7.63 9.57 12.00 8.020
6 TOTO 11.69 6.53 9.87 11.97 4.82 8.976
7 INAI 2.15 2.66 3.18 2.08 2.77 2.568
8 DPNS 3.59 3.38 1.93 2.91 1.24 2.610
9 EKAD 12.07 12.91 9.56 7.99 8.68 10.242
10 IMPC 7.75 5.53 3.98 1.72 3.70 4.536
11 CPIN 7.42 9.19 10.18 16.47 12.38 11.128
12 INKP 3.16 2.95 5.41 5.92 3.20 4.128
13 TKIM 0.05 0.31 1.06 8.30 5.40 3.024
14 TALF 7.77 3.42 2.33 4.47 2.01 4.000
15 AKPI 0.96 2.00 0.49 2.09 1.96 1.500
16 BRPT 0.23 10.88 7.68 3.40 1.90 4.818
17 FPNI 1.28 1.06 -0.91 3.13 -1.98 0.516
18 INCI 10.00 3.71 5.45 4.26 3.41 5.366
19 INRU -0.82 11.05 7.30 1.00 -4.00 2.906
20 IPOL 0.95 2.30 0.72 2.00 2.00 1.594
21 JPFA 3.06 11.28 5.25 9.80 7.50 7.378
22 KDSI 0.97 4.13 5.19 5.52 5.11 4.184
23 LION 7.20 6.17 1.36 2.11 0.13 3.394
24 LMSH 1.45 3.84 8.05 1.80 -12.40 0.548
25 MAIN -1.57 7.40 1.20 0.07 0.03 1.426
26 MLIA -2.19 0.12 0.92 3.59 2.20 0.928
27 NIKL -5.29 2.11 0.90 1.77 -1.04 -0.310
28 PICO 2.47 2.07 2.34 1.80 0.70 1.876
29 SMGR 11.86 10.25 4.71 6.02 3.00 7.168
30 SPMA -1.95 3.75 4.24 3.60 5.20 2.968
31 SRSN 2.70 1.54 2.71 5.64 5.50 3.618
32 TPIA 1.41 14.10 11.20 5.90 0.70 6.662
33 TRST 0.75 1.03 1.15 1.50 0.90 1.066
34 UNIC -0.39 9.31 5.33 7.31 5.18 5.348
35 SMCB 0.01 -0.01 -0.04 -0.04 0.03 -0.010

139
36 ASII 6.36 6.99 7.84 8.00 8.00 7.438
37 AUTO 2.25 3.31 3.71 4.30 5.10 3.734
38 BRAM 4.31 7.53 8.07 5.73 5.22 6.172
39 SMSM 20.78 22.27 22.73 23.00 21.00 21.956
40 PBRX 1.95 2.56 1.36 2.90 2.40 2.234
41 RICY 1.12 1.09 1.20 1.00 1.00 1.082
42 SRIL 7.11 6.27 6.75 6.20 5.62 6.390
43 BATA 16.29 5.25 6.27 8.00 3.00 7.762
44 KBLI 7.43 17.87 11.91 8.51 10.80 11.304
45 KBLM 1.95 3.32 3.56 3.13 3.01 2.994
46 SCCO 8.97 13.90 6.72 6.32 7.16 8.614
47 TRIS 6.52 3.94 2.61 2.34 2.03 3.488
48 IMAS -0.09 -1.22 -0.20 0.27 0.35 -0.178
49 DLTA 18.50 21.25 20.87 16.63 22.29 19.908
50 ICBP 11.01 12.56 11.21 10.51 13.31 11.720
51 INDF 4.04 6.41 5.85 3.73 6.10 5.226
52 MLBI 23.65 43.17 52.67 42.00 42.00 40.698
53 MYOR 11.02 10.75 10.93 10.00 11.00 10.740
54 SKLT 5.32 3.63 3.61 4.30 5.70 4.512
55 GGRM 10.16 10.60 11.62 8.63 13.80 10.962
56 HMSP 27.26 30.02 29.37 19.73 27.00 26.676
57 KLBF 15.02 15.44 14.76 13.54 12.37 14.226
58 SIDO 15.65 16.08 16.90 19.90 22.80 18.266
59 TSPC 8.42 8.28 7.50 6.51 6.62 7.466
60 UNVR 37.20 38.16 37.05 46.30 36.10 38.962
61 CINT 7.70 5.16 6.22 2.76 1.38 4.644
62 TBLA 2.16 4.93 6.80 4.70 3.80 4.478
63 ADES 5.03 7.29 4.55 6.00 10.00 6.574
64 CEKA 7.71 17.51 7.71 7.93 15.47 11.266
65 DVLA 7.48 9.93 9.89 11.90 12.10 10.260
Max 37.20 43.17 52.67 46.30 42.00 40.698
Min -5.29 -1.22 -0.91 -0.04 -12.40 -0.310
Rata-Rata 6.68 8.37 7.46 7.21 6.61 7.266

140
LAMPIRAN 7

Data Manajemen Laba Yang Diukur Dengan Jones Modifikasi

NO KODE JONES Rata-Rata


2015 2016 2017 2018 2019
1 INTP - 0.00004911 -0.00007672 0.00036797 0.00001427 0.00005279
0.00009067
2 SMBR - 0.00116905 0.00098250 0.00035579 -0.00003422 0.00043257
0.00031029
3 WTON 0.00054466 0.00041045 0.00266582 -0.00001247 0.00023817 0.00076933
4 AMFG 0.00011727 -0.00010321 0.00008006 0.00008086 0.00007316 0.00004963
5 ARNA 0.00036726 0.00076994 0.00091398 -0.00033033 0.00027994 0.00040016
6 TOTO 0.00004275 -0.00062314 0.00039273 -0.00069397 0.00059329 -0.00005767
7 INAI 0.00551136 0.00161539 -0.00120134 0.00181512 -0.00200695 0.00114672
8 DPNS - -0.00032052 0.00044667 0.00007154 -0.00027373 -0.00004797
0.00016383
9 EKAD - 0.00062208 0.00028211 0.00035362 -0.00000517 0.00021780
0.00016366
10 IMPC - 0.00044726 0.00054217 0.00012482 0.00035331 0.00025551
0.00019001
11 CPIN - -0.00044901 -0.00024490 0.00040615 0.00017377 -0.00006086
0.00019031
12 INKP 0.00137727 0.00015253 0.00059947 0.00085970 0.00009282 0.00061636
13 TKIM - -0.00008675 0.00040082 0.00010175 -0.00015314 -0.00002448
0.00038507
14 TALF 0.00035541 0.00086314 0.00097436 0.00052637 0.00082773 0.00070940
15 AKPI 0.00068274 -0.00085605 0.00066545 0.00085092 -0.00069624 0.00012936
16 BRPT - 0.00080039 0.00042460 -0.00013676 0.00019001 0.00015649
0.00049581
17 FPNI - -0.00044884 -0.00058008 0.00028511 -0.00114381 -0.00044506
0.00033767
18 INCI 0.00148889 0.00259242 0.00179549 0.00079734 0.00146528 0.00162788
19 INRU 0.00002702 0.00016146 -0.00008559 0.00000899 -0.00002653 0.00001707
20 IPOL - 0.00050735 0.00035948 0.00072502 -0.00040084 0.00008307
0.00077564
21 JPFA - 0.00001669 0.00047388 0.00020480 0.00020851 0.00016847
0.00006152
22 KDSI 0.00080338 0.00095481 0.00062518 -0.00075332 -0.00028515 0.00026898
23 LION 0.00050991 0.00051646 0.00003212 0.00084007 -0.00037992 0.00030373
24 LMSH - -0.00016444 -0.00013519 0.00041060 -0.00068861 -0.00020930
0.00046884
25 MAIN - -0.00013348 0.00012929 -0.00054416 0.00049804 -0.00004876
0.00019351
26 MLIA - 0.00014843 0.00031667 -0.00053528 0.00012140 -0.00006605
0.00038145

141
27 NIKL - -0.00021966 0.00127047 0.00194007 -0.00038950 0.00035128
0.00084500
28 PICO - -0.00250900 0.00272854 -0.00012191 -0.00025833 -0.00010946
0.00038659
29 SMGR 0.00012516 0.00022525 0.00048578 0.00043291 0.00038854 0.00033153
30 SPMA - -0.00046391 0.00005103 0.00014177 0.00053086 -0.00000387
0.00027913
31 SRSN 0.00108993 0.00003839 -0.00070686 0.00111359 0.00083395 0.00047380
32 TPIA - 0.00102998 0.00059907 -0.00023108 -0.00010168 0.00012578
0.00066737
33 TRST - -0.00011159 0.00014731 0.00048263 0.00010799 0.00004959
0.00037841
34 UNIC - 0.00118686 -0.00052604 -0.00038478 -0.00009891 -0.00026897
0.00152201
35 SMCB 0.00004100 0.00005979 0.00013937 -0.00040308 0.00059377 0.00008617
36 ASII - 0.00028021 0.00044988 0.00063443 0.00003869 0.00024789
0.00016375
37 AUTO - 0.00021207 0.00028804 0.00017614 0.00009708 0.00012159
0.00016540
38 BRAM - 0.00047467 0.00047435 0.00009955 -0.00060382 0.00005156
0.00018696
39 SMSM 0.00048884 0.00116133 0.00038127 0.00154240 0.00065296 0.00084536
40 PBRX 0.00076592 0.00071479 0.00060508 0.00083949 0.00003238 0.00059153
41 RICY - 0.00079093 -0.00008548 0.00006415 -0.00014309 0.00009522
0.00015041
42 SRIL - 0.00123814 0.00089761 0.00037863 0.00096995 0.00052360
0.00086634
43 BATA - 0.00002772 -0.00010949 -0.00005148 -0.00010050 -0.00005244
0.00002843
44 KBLI 0.00113382 -0.00008519 0.00202572 0.00284401 0.00345643 0.00187496
45 KBLM - -0.00198792 0.00331051 0.00119545 -0.00178254 -0.00039783
0.00272465
46 SCCO - -0.00151627 0.00172687 0.00047760 -0.00033860 -0.00026806
0.00168993
47 TRIS - -0.00188389 -0.00120507 0.00236163 -0.00049950 -0.00032240
0.00038517
48 IMAS 0.00048344 -0.00001330 0.00127573 0.00062578 0.00053204 0.00058074
49 DLTA - 0.00070055 0.00285101 -0.00236624 0.00054944 0.00005521
0.00145872
50 ICBP 0.00038914 0.00044053 0.00017612 0.00010175 -0.00009041 0.00020342
51 INDF 0.00019405 0.00002136 0.00044192 -0.00007041 -0.00013878 0.00008963
52 MLBI - 0.00083905 0.00273144 0.00029849 0.00193669 0.00082137
0.00169884
53 MYOR 0.00063980 0.00196014 0.00292455 -0.00004136 0.00037966 0.00117256
54 SKLT 0.00052310 0.00128590 0.00038795 0.00176700 0.00036215 0.00086522
55 GGRM 0.00001362 0.00018113 0.00004866 -0.00016603 0.00004203 0.00002388
56 HMSP 0.00281763 -0.00088754 0.00030326 0.00001686 -0.00001324 0.00044739

142
57 KLBF - 0.00047141 0.00035168 0.00053710 0.00039345 0.00033939
0.00005669
58 SIDO 0.00009377 0.00031524 0.00033186 0.00050937 0.00020464 0.00029098
59 TSPC 0.00032602 0.00010168 0.00054202 0.00018079 -0.00001120 0.00022786
60 UNVR 0.00053851 0.00065000 0.00132640 0.00031120 0.00038267 0.00064175
61 CINT - -0.00017305 -0.00055227 0.00023098 0.00031415 -0.00013133
0.00047644
62 TBLA 0.00025560 0.00080224 0.00084140 0.00062537 -0.00024274 0.00045637
63 ADES 0.00091997 0.00094486 -0.00034475 -0.00020986 0.00005002 0.00027205
64 CEKA - 0.00032623 0.00012362 -0.00001582 0.00130065 0.00016159
0.00092673
65 DVLA 0.00083455 0.00113701 0.00014393 0.00118168 -0.00020961 0.00061751
Min - -0.00250900 -0.00120507 -0.00236624 -0.00200695 -0.00044506
0.00272465
Max 0.00551136 0.00259242 0.00331051 0.00284401 0.00345643 0.00187496
Rata-Rata 0.00006518 0.00025196 0.00057895 0.00035737 0.00012559 0.00027581

143
LAMPIRAN 8

Data Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan PER

PER
NO KODE Rata-Rata
2015 2016 2017 2018 2019
1 INTP 18.86 13.51 43.45 82.47 61.12 43.882
2 SMBR 8.08 11.70 25.70 31.90 57.44 26.964
3 WTON 41.35 32.80 12.93 11.15 13.85 22.416
4 AMFG 8.33 10.09 30.98 -13.19 22.56 11.754
5 ARNA 52.60 47.02 20.78 19.95 14.37 30.944
6 TOTO 25.15 24.65 16.75 11.68 9.80 17.606
7 INAI 4.68 5.80 6.44 6.78 5.36 5.812
8 DPNS 11.69 11.50 18.11 8.38 6.73 11.282
9 EKAD 5.98 4.20 5.62 6.50 6.65 5.790
10 IMPC 58.22 44.38 87.54 82.24 58.72 66.220
11 CPIN 23.21 15.23 19.07 25.59 32.83 23.186
12 INKP 1.70 3.11 5.71 6.15 4.10 4.154
13 TKIM 66.02 10.11 22.49 7.00 6.48 22.420
14 TALF 16.06 16.77 41.89 10.65 8.37 18.748
15 AKPI 21.52 11.11 24.42 70.02 3.92 26.198
16 BRPT -12.28 6.05 19.72 30.35 63.71 21.510
17 FPNI 12.46 26.96 38.22 17.38 7.47 20.498
18 INCI 3.26 6.54 4.84 5.24 10.00 5.976
19 INRU -11.71 0.68 25.70 81.04 -4.81 18.180
20 IPOL 14.69 9.82 30.73 10.27 10.74 15.250
21 JPFA 14.46 7.22 14.87 11.31 14.48 12.468
22 KDSI 6.74 3.63 3.23 5.70 5.59 4.978
23 LION 11.87 11.68 29.21 13.20 16.58 16.508
24 LMSH 28.39 20.75 4.51 18.28 -7.99 12.788
25 MAIN -54.33 9.36 44.70 12.54 6.16 3.686
26 MLIA -4.37 -20.81 -4.97 8.37 4.90 -3.376
27 NIKL -1.52 18.60 67.80 -14.20 24.97 19.130
28 PICO 4.86 7.56 5.54 7.51 55.05 16.104
29 SMGR 14.96 13.94 29.16 24.51 66.37 29.788
30 SPMA -3.61 4.44 5.64 12.11 4.43 4.602
31 SRSN 19.41 17.28 22.42 8.88 7.59 15.116
32 TPIA 31.17 18.07 24.89 30.40 18.80 24.666
33 TRST 34.39 22.74 48.01 26.99 16.56 29.738
34 UNIC -14.70 2.53 7.67 4.18 5.75 1.086

144
35 SMCB 43.54 -32.33 -7.41 -17.19 -18.37 -6.352
36 ASII 16.79 22.28 17.80 14.63 13.44 16.988
37 AUTO 24.21 26.13 18.01 12.83 9.78 18.192
38 BRAM 14.66 0.13 11.42 11.26 19.94 11.482
39 SMSM 16.03 35.28 40.46 33.73 35.90 32.280
40 PBRX 28.02 13.39 20.86 16.01 14.85 18.626
41 RICY 9.24 8.98 -33.11 38.31 29.45 10.574
42 SRIL 9.42 5.50 8.43 5.22 3.33 6.380
43 BATA 9.03 26.26 15.04 12.35 13.59 15.254
44 KBLI 4.13 3.63 4.49 8.66 4.57 5.096
45 KBLM 11.57 6.34 13.04 23.03 70.21 24.838
46 SCCO 4.82 0.71 6.71 6.81 7.18 5.246
47 TRIS 13.93 15.74 19.98 36.92 17.73 20.860
48 IMAS -143.02 -12.06 -3.36 54.88 29.54 -14.804
49 DLTA 21.86 18.45 14.58 14.18 15.89 16.992
50 ICBP 26.18 26.48 27.34 26.23 28.42 26.930
51 INDF 15.31 16.11 16.06 17.40 16.70 16.316
52 MLBI 21.69 27.35 21.80 31.64 26.12 25.720
53 MYOR 22.36 30.72 36.31 39.94 28.38 31.542
54 SKLT 12.52 10.63 34.79 38.28 34.63 26.170
55 GGRM 16.44 20.04 22.32 20.95 10.82 18.114
56 HMSP 42.20 36.79 43.42 33.40 18.04 34.770
57 KLBF 30.87 31.28 33.39 29.61 30.90 31.210
58 SIDO 18.86 11.08 16.12 19.63 25.56 18.250
59 TSPC 15.09 14.50 13.77 11.12 7.72 12.440
60 UNVR 48.24 46.74 60.89 35.57 35.18 45.324
61 CINT 11.88 19.89 12.16 17.52 23.58 17.006
62 TBLA 13.83 8.47 6.90 6.45 7.41 8.612
63 ADES 18.23 13.91 16.90 11.45 11.64 14.426
64 CEKA 3.77 0.00 7.15 14.92 4.18 6.004
65 DVLA 13.49 10.73 9.55 9.98 12.56 11.262
Max 66.02 47.02 87.54 82.47 70.21 66.22
Mix -143.02 -32.33 -33.11 -17.19 -18.37 -14.804
Rata-Rata 13.427 14.033 20.455 20.262 18.885 17.413

145
LAMPIRAN 9

Data Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan PBV

PBV
NO KODE Rata-Rata
2015 2016 2017 2018 2019
1 INTP 3.44 2.23 3.29 3.01 3.03 3.001
2 SMBR 0.97 9.08 11.05 5.06 1.26 5.483
3 WTON 3.18 3.02 1.59 1.25 1.12 2.032
4 AMFG 0.84 0.83 0.73 0.46 0.44 0.659
5 ARNA 4.10 4.15 2.44 2.92 2.99 3.319
6 TOTO 4.81 3.26 2.50 1.88 1.57 2.803
7 INAI 0.53 0.82 0.89 0.90 0.87 0.803
8 DPNS 0.53 0.51 0.44 0.38 0.30 0.432
9 EKAD 1.16 0.79 0.75 0.82 0.88 0.879
10 IMPC 4.08 4.16 4.21 3.52 0.36 3.266
11 CPIN 3.39 3.47 3.24 6.50 5.06 4.332
12 INKP 0.14 0.15 0.71 1.15 1.05 0.640
13 TKIM 0.10 0.16 0.68 1.87 2.31 1.024
14 TALF 1.55 1.53 0.75 0.55 0.37 0.949
15 AKPI 0.54 0.56 0.43 0.42 0.20 0.430
16 BRPT 0.06 0.57 1.15 1.05 1.25 0.816
17 FPNI 0.39 0.57 0.78 0.61 0.45 0.560
18 INCI 0.36 0.25 0.28 0.39 0.25 0.306
19 INRU 0.26 0.20 0.18 0.29 0.44 0.274
20 IPOL 0.22 0.43 0.38 0.24 0.26 0.306
21 JPFA 1.11 2.21 1.51 2.61 1.83 1.854
22 KDSI 0.20 0.35 0.46 0.75 0.82 0.516
23 LION 1.20 1.16 0.87 0.76 0.51 0.900
24 LMSH 0.49 0.49 0.49 0.43 0.35 0.450
25 MAIN 2.20 1.63 0.94 1.65 1.13 1.510
26 MLIA 0.61 0.67 0.53 0.84 0.41 0.612
27 NIKL 0.24 11.13 22.14 15.81 2.65 10.394
28 PICO 0.29 0.49 0.46 0.49 3.36 1.018
29 SMGR 2.46 1.91 1.93 2.15 2.10 2.110
30 SPMA 0.20 0.50 0.39 0.44 0.55 0.416
31 SRSN 0.89 0.85 0.73 0.85 0.83 0.830
32 TPIA 0.94 4.93 4.75 3.95 7.56 4.426
33 TRST 0.44 0.45 0.54 0.49 0.49 0.482
34 UNIC 0.29 0.44 0.63 0.58 0.65 0.518

146
35 SMCB 0.90 0.84 0.87 2.21 1.44 1.252
36 ASII 1.92 2.54 2.15 1.98 1.50 2.018
37 AUTO 0.76 0.96 0.92 0.65 0.51 0.761
38 BRAM 0.83 0.01 1.16 0.83 2.20 1.006
39 SMSM 4.76 3.62 4.10 3.91 3.51 3.981
40 PBRX 1.22 1.01 1.09 0.97 0.01 0.861
41 RICY 0.26 0.24 0.23 0.24 0.21 0.236
42 SRIL 1.89 1.07 1.30 0.98 8.97 2.842
43 BATA 2.14 1.81 1.27 1.26 1.31 1.559
44 KBLI 0.46 0.90 0.98 0.66 0.98 0.797
45 KBLM 0.50 0.83 0.41 0.35 0.40 0.498
46 SCCO 0.83 1.33 0.71 0.63 0.60 0.820
47 TRIS 0.95 0.98 0.92 0.63 1.26 0.949
48 IMAS 1.74 0.98 0.59 0.39 0.16 0.772
49 DLTA 4.90 4.37 3.48 3.75 4.63 4.227
50 ICBP 4.79 5.61 5.11 5.56 4.88 5.189
51 INDF 1.05 1.55 1.43 1.35 1.28 1.333
52 MLBI 22.54 47.54 27.06 40.24 2.85 28.046
53 MYOR 5.25 6.38 6.71 7.45 4.63 6.084
54 SKLT 1.68 1.27 2.46 3.16 2.93 2.299
55 GGRM 2.78 3.27 4.04 3.75 2.00 3.168
56 HMSP 13.66 14.51 16.13 13.74 6.85 12.977
57 KLBF 5.66 6.01 5.97 4.89 4.55 5.415
58 SIDO 3.18 3.05 2.99 4.27 6.24 3.946
59 TSPC 1.82 1.94 1.66 1.17 1.08 1.535
60 UNVR 58.48 46.67 82.44 38.62 60.68 57.378
61 CINT 1.07 0.99 0.98 0.73 0.78 0.909
62 TBLA 0.95 1.64 1.64 1.05 0.99 1.254
63 ADES 1.82 1.64 1.28 1.18 1.28 1.440
64 CEKA 0.63 0.00 0.85 0.89 0.96 0.666
65 DVLA 1.50 1.84 1.95 1.81 2.10 1.840
Max 58.48 47.54 82.44 40.24 60.68 57.4
Min 0.06 0.00 0.18 0.24 0.013 0.24
Rata-Rata 2.971 3.528 3.934 3.298 2.761 3.2986

147
LAMPIRAN 10

Hasil Output Data SPSS

Hasil Analisis Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Kinerja Keuangan 325 -12.40 52.67 7.2665 8.33081
325 -.0027247 .0055114 .00027 .000899703
Manajemen Laba
5809 8
Nilai Perusahaan 325 -143.02 87.54 17.412 19.95763
(PER) 6
Nilai Perusahaan 325 .00 82.44 3.2986 8.38428
(PBV)
Valid N (listwise) 325

Hasil Analisis Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficient Statistics
Model
s
Std. Toler
B Beta VIF
Error t Sig. ance
1 (Constant) 13.96 1.455 9.59 .000
3 5
Kinerja .477 .133 .199 3.58 .000 .970 1.03
Keuangan 9 1
Manajeme - 1230.32 -.003 -.04 .963 .970 1.03
n Laba 56.95 9 6 1
4
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)

148
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed Collinearity
Coefficients Coefficient Statistics
Model
s
Std. Toler
B Beta VIF
Error t Sig. ance
1 (Constant - .455 - .000
) 1.690 3.71
2
Kinerja .690 .042 .685 16.5 .000 .970 1.03
Keuanga 95 1
n
Manajem - 384.823 -.009 -.22 .826 .970 1.03
en Laba 84.58 0 1
0
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)

Hasil Analisis Uji Autokorelasi


Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square
Square the Estimate Watson

1 .199a .039 .033 19.62061 1.433

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of Durbin-


Model R R Square
Square the Estimate Watson

1 .684a .468 .464 6.13695 1.185

a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)

149
Hasil Analisis Uji Heteroskedasitas Dengan Pengukuran PER

Hasil Analisis Uji Heteroskedasitas Dengan Pengukuran PBV

150
Hasil Analisis Uji Normalitas Dengan Pengukuran PER

Hasil Analisis Uji Normalitas Dengan Pengukuran PBV

151
Hasil Analisis Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 325
Normal Parametersa, b Mean .0000000
Std. 19.55995749
Deviation
Most Extreme Absolute .140
Differences Positive .119
Negative -.140
Test Statistic .140
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 325
a, b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. 6.11797669
Deviation
Most Extreme Absolute .225
Differences Positive .225
Negative -.148
Test Statistic .225
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

152
Hasil Analisis Uji Hipotesis Dengan Pengukuran PER
Coefficientsa
Standardiz
Unstandardized ed
Model Coefficients Coefficient
s
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.963 1.455 9.59 .000
5
Kinerja .477 .133 .199 3.58 .000
Keuangan 9
Manajemen -56.954 1230.329 -.003 -.04 .963
Laba 6
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)

Hasil Analisis Uji Hipotesis Dengan Pengukuran PBV


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.690 .455 - .000
3.71
2
Kinerja .690 .042 .685 16.5 .000
Keuangan 95
Manajemen -84.580 384.823 -.009 -.22 .826
Laba 0
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)

153
Hasil Analisis Uji Simultan
ANOVAa
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 5091.641 2 2545.820 6.613 .002b
Residual 123959.788 322 384.968
Total 129051.428 324
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)
b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan

ANOVAa
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 10648.752 2 5324.376 141.3 .000b
72
Residual 12127.203 322 37.662
Total 22775.955 324
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)
b. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan

Hasil Analisis Uji Parsial


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 13.963 1.455 9.595 .000
Kinerja .477 .133 .199 3.589 .000
Keuangan
Manajemen -56.954 1230.329 -.003 -.046 .963
Laba
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.690 .455 - .000
3.712
Kinerja .690 .042 .685 16.59 .000
Keuangan 5
Manajemen -84.580 384.823 -.009 -.220 .826
Laba
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)

154
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 .199 .039 .033 19.62061 1.433
a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PER)

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 .684a .468 .464 6.13695 1.185
a. Predictors: (Constant), Manajemen Laba, Kinerja Keuangan
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan (PBV)

155

Anda mungkin juga menyukai