3 Dirchein Mei+2023 Copyedited 20-29
3 Dirchein Mei+2023 Copyedited 20-29
3 Dirchein Mei+2023 Copyedited 20-29
1, Mei 2023
1
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sam Ratulangi
Email: [email protected]
ABSTRAK
Pembuatan sabun dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas mutu sabun, aktivitas antioksidan dan
antibakteri dengan memanfaatkan bahan alam pelepah aren. Pengujian mutu dilakukan berdasarkan SNI
3532:2021. Aktivitas antioksidan diuji dengan menggunakan metode 1,1 difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan uji
aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram kertas (Kirby-Bauer). Uji SNI pada parameter kadar
air, pH, bahan tak larut dalam etanol, asam lemak bebas telah memenuhi syarat mutu. Nilai IC 50 ekstrak etanol
pelepah aren yaitu 20,33 (µg/mL) tergolong sebagai antioksidan yang sangat kuat. Setiap formula sabun memiliki
nilai IC50 berkisar 202,51 µg/mL hingga 57,56 µg/mL dengan kategori sedang hingga kuat. Aktivitas antibakteri
ekstrak etanol pelepah aren pada bakteri Propionibacterium acnes dan Pseudomonas aeruginosa tergolong kuat,
zona hambat formula sabun yang terbentuk pada bakteri P. acnes tergolong kuat hingga sangat kuat dan pada
bakteri P. aerugunisa sangat kuat.
ABSTRACT
Soap making in this study aims to test the quality of soap quality, antioxidant and antibacterial activity by
utilizing natural ingredients of palm fronds. Quality testing is carried out based on SNI 3532:2021. Antioxidant
activity was tested using the 1,1 diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method and antibacterial activity was tested
using the paper disc diffusion method (Kirby-Bauer). The SNI test on the parameters of water content, pH, material
insoluble in ethanol, free fatty acids has met the quality requirements. The IC50 value of the ethanol extract of palm
fronds, namely 20.33 (µg/mL), is classified as a very strong antioxidant. Each soap formula has an IC50 value
ranging from 202.51 µg/mL to 57.56 µg/mL in the moderate to strong category. The antibacterial activity of the
ethanol extract of palm fronds on the bacteria Propionibacterium acnes and Pseudomonas aeruginosa was
relatively strong, the inhibition zone of the soap formula formed on the bacteria P. acnes was classified as strong
to very strong and on the bacteria P. aerugunisa very strong.
dari kotoran saja, tetapi juga memiliki kandungan 96% sebanyak 2000 mL selama 24 jam. Lalu
zat yang tidak merusak kulit serta dapat disaring, endapan dimaserasi kembali dengan
melindungi dari permasalahan kulit seperti bakteri pelarut etanol 96% sebanyak 3 kali remaserasi.
dan jamur (Widyasanti dkk., 2019). Selanjutnya disaring hingga diperoleh filtrat.
Penambahan ekstrak etanol pelepah aren Filtrat kemudian dievaporasi menggunakan rotary
(Arenga pinnata) dalam formula sabun evaporator. Setelah itu, dimasukkan dalam oven
difungsikan sebagai antioksidan dan antibakteri. pada suhu 40 °C hingga diperoleh ekstrak kental.
Tumbuhan aren (Arenga pinnata) merupakan salah
satu jenis tumbuhan yang banyak terdapat di Pembuatan sabun
daerah tropis seperti Sulawesi Utara. Hampir Proses pembuatan sabun diawali dengan
semua bagian pada tanaman aren telah memanaskan VCO pada suhu ± 700C, kemudian
dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk pelepah ditambahkan sedikit demi sedikit asam stearat
aren (Arenga pinnata) yang dapat digunakan yang dipanaskan menggunakan hotplate dan
sebagai obat tradisional untuk mengatasi diaduk dengan batang pengaduk. Setelah homogen
permasalahan kulit seperti gatal-gatal dan jerawat direaksikan dengan larutan NaOH 30 %, setelah
(Sangi dkk., 2012). Menurut Dewi dkk. (2015) campuran mulai larut, diaduk menggunakan
dalam hasil penelitian yang telah dilakukan magnetic stirrer. Kemudian setiap ± 5 menit
pelepah aren memiliki aktivitas sebagai diberikan penambahan etanol, gliserin, larutan
antimikroba terhadap bakteri penyebab jerawat gula, asam sitrat, Coco-DEA, NaCl dan Fragrance
Staphylococcus aureus dan Propionibacterium oil. Setelah sabun dasar terbentuk, dilakukan
acnes. Penelitian pelepah aren juga dinyatakan penambahan ekstrak pelepah aren sesuai dengan
mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu variabel yang ditentukan. Proses dilanjutkan
tanin, fenolik dan flavonoid, yang berpotensi hingga campuran menjadi homogen seluruhnya
sebagai antioksidan alami (Prasetyo dkk., 2016). kemudian diangkat dan diletakkan dalam wadah
Formulasi sabun mandi padat dengan penambahan atau cetakan sampai mengeras. Formulasi yang
ekstrak etanol pelepah aren berpotensi sebagai digunakan untuk membuat sabun dapat dilihat
agen antibakteri dan antioksidan. pada Tabel 1.
dengan seri konsentrasi yang sama. Kemudian, Nilai IC50 dihitung dengan menggunakan
diukur absorbansinya pada panjang gelombang persamaan regresi linear yaitu y = a + bx, dengan
517 nm. Nilai absorbansi dari setiap variasi sumbu x adalah konsentrasi larutan uji sedangkan
konsentrasi dicatat dan dihitung persen inhibisi sumbu y adalah nilai % inhibisi. Nilai IC50
dengan rumus berikut: (Inhibition Concentration 50%) dinyatakan
Akontrol - Asampel sebagai konsentrasi suatu bahan antioksidan yang
% inhibisi = × 100% dapat menyebabkan 50% radikal bebas DPPH
Akontrol kehilangan karakter radikal.
Tabel 1. Formulasi sabun padat berbahan VCO dan ekstrak pelepah aren
Perlakuan Penambahan Ekstrak Pelepah Aren (g)
Bahan
Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4
Minyak VCO 60 60 60 60
Asam Stearat 24 24 24 24
NaOH 30 % 66 66 66 66
Etanol 45 45 45 45
Gliserin 39 39 39 39
Gula Pasir 32 32 32 32
Coco-DEA 6 6 6 6
Asam Sitrat 10 10 10 10
Aquades 11 9,5 8 6,5
NaCl 6 6 6 6
Fragrance oil 1 1 1 1
Ekstrak Pelepah Aren 0 1,5 3 4,5
Pengujian mutu dan karakteristik komersial untuk kontrol pada formula sabun
organoleptik sabun dengan seri konsentrasi yang sama. Kemudian,
Prosedur uji sifat kimia terhadap sabun diukur absorbansinya pada panjang gelombang
mandi padat yang dihasilkan mengenai syarat 517 nm. Nilai absorbansi dari setiap variasi
mutu sabun mandi padat sesuai dengan SNI konsentrasi dicatat dan dihitung persen inhibisi
3532:2021 (Badan Standardisasi Nasional, 2021) dengan rumus berikut:
yaitu meliputi kadar air, pH, total lemak, bahan tak
larut dalam etanol, dan asam lemak bebas/kadar Akontrol - Asampel
% inhibisi = × 100%
alkali bebas. Pengujian organoleptik meliputi Akontrol
warna, aroma atau bau, tekstur.
Nilai IC50 dihitung dengan menggunakan
Uji aktivitas antioksidan metode DPPH persamaan regresi linear yaitu y = a + bx, dengan
Larutan DPPH dibuat dengan konsentrasi sumbu x adalah konsentrasi larutan uji sedangkan
0,4 mM dalam etanol. Dibuat larutan stok dari sumbu y adalah nilai % inhibisi. Nilai IC50
ekstrak etanol pelepah aren dan empat formula (Inhibition Concentration 50%) dinyatakan
sabun dengan konsentrasi 1000 µg/mL. Kemudian sebagai konsentrasi suatu bahan antioksidan yang
diencerkan dalam 5 seri konsentrasi (100, 200, dapat menyebabkan 50% radikal bebas DPPH
300, 400, 500 µg/mL). Diambil 1 mL dari setiap kehilangan karakter radikal.
konsentrasi dan dimasukkan ke dalam masing-
masing tabung reaksi sebagai larutan uji. Uji aktivitas antibakteri secara in-vitro
Selanjutnya ditambahkan 2 mL larutan DPPH ke Alat-alat dan media disterilkan dalam
dalam masing-masing tabung reaksi larutan uji, autoklaf pada suhu 121 oC selama 15-20 menit.
kemudian divortex dan diinkubasi selama 30 Untuk jarum ose dan pinset disterilkan dengan cara
menit. Sebagai pembanding digunakan vitamin C di bakar langsung di atas api menggunakan
untuk ekstrak pelepah aren dan sabun antioksidan pembakar spiritus. Pembuatan larutan uji dan
Chem. Prog Vol. 16. No.1, Mei 2023 23
kontrol positif larutan uji dibuat dengan variasi selama 1 x 24 jam. Perlakuan yang sama dilakukan
konsentrasi pada ekstrak etanol pelepah aren sebanyak 3 kali pengulangan.
dengan cara ditimbang 0,3; 0,6; 0,9 dan 1,2 g yang Pengamatan dilakukan setelah 1 x 24 jam
kemudian masing-masing dilarutkan dalam 1 mL masa inkubasi. Zona bening merupakan petunjuk
larutan akuades. Kontrol positif dibuat kepekaan bakteri terhadap antibiotik atau bahan
menggunakan sediaan obat ciprofloxacin dengan antibakteri yang digunakan sebagai bahan uji yang
cara digerus dan ditimbang sebanyak 0,01 g dinyatakan dengan lebar diameter zona hambat.
kemudian, dilarutkan dalam 10 mL akuades. Diameter zona hambat diukur dalam satuan
Diambil 1 mL dari larutan tersebut kemudian milimeter (mm) menggunakan mistar berskala
dilarutkan kembali dengan akuades hingga dengan cara diameter keseluruhan dikurangi
mencapai 10 mL sehingga diperoleh larutan diameter cakram kertas 6 mm dan diambil nilai
ciprofloxacin dengan konsentrasi 1 µg/µL. Larutan rata-rata dari data pengulangan.
uji sabun dibuat konsentrasi 20 % dengan cara Analisis data dilakukan dengan cara
ditimbang sebanyak 1 g formula 1 yang kemudian menghitung zona bening atau daya hambat dari
dilarutkan dalam 5 mL larutan akuades. Dibuat diameter setiap formula sabun yang terbentuk
perlakuan yang sama terhadap sabun formula 2, disajikan dalam bentuk tabel dan/atau gambar.
formula 3, formula 4 dan sabun antiseptik Penggolongan kekuatan antibakteri dari daya
komersial sebagai kontrol positif. hambat yang diperoleh digolongkan berdasarkan
Media pengujian dibuat dengan cara penggolongan Davis & Stout (1971), yaitu < 5 mm
ditimbang 11,2 g NA, lalu dilarutkan dalam 400 lemah, 5-10 mm sedang, 11-20 mm kuat dan >20
mL akuades (28 g/1000mL) menggunakan mm sangat kuat.
erlenmeyer. Setelah itu, media dihomogenkan
dengan stirrer di atas penangas air sampai HASIL DAN PEMBAHASAN
mendidih. Media yang sudah homogen ini
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 ⁰C Ekstraksi pelepah aren
selama 15 menit, kemudian didinginkan sampai Keuntungan dari ekstraksi secara maserasi
suhu ± 45-50 oC, nutrient agar dibagi menjadi dua yaitu mudah dan tidak memerlukan pemanasan
dan masing-masing suspensi bakteri dituangkan ke sehingga kemungkinan bahan alam menjadi rusak
dalam media agar. Selanjutnya dituangkan atau terurai kecil (Susanty & Bachmid, 2016).
masing-masing 30 mL ke dalam cawan petri, lalu Remaserasi dilakukan sebanyak 3 kali.
dibiarkan sampai memadat. Dilakukan perlakuan Pengulangan dalam maserasi bertujuan agar
yang sama terhadap setiap jenis bakteri uji. banyak senyawa dalam sampel yang akan
Metode yang digunakan dalam pengujian terekstrasksi. Hasil ekstrak etanol pelepah aren
aktivitas antibakteri adalah metode Kirby-Bauer (Arenga pinnata) yang diperoleh sebanyak 56,405
yakni metode difusi dengan cakram kertas. g dengan nilai rendemen sebesar 11,28 %.
Masing-masing cakram kertas steril dipindahkan
ke dalam larutan uji ekstrak etanol pelepah aren Sabun mandi padat ekstrak pelepah aren
pada masing-masing konsentarasi yang berbeda Virgin Coconut Oil digunakan sebagai
(0,3; 0,6; 0,9 dan 1,2 g) serta masing-masing
bahan dasar dalam pembuatan sabun karena
formula sabun dengan akuades sebagai kontrol kandungan asam lauratnya yang tinggi dapat
negatif dan sabun antiseptik komersial sebagai menghaluskan dan melembabkan kulit
kontrol positifnya kemudian direndam ± 1 menit. ditambahkan dengan beberapa kandungan kimia
Selanjutnya diletakkan dalam cawan petri berisi lainnya serta penambahan ekstrak etanol Arenga
media dan bakteri, dengan mengatur jarak antar pinnata yang berfungsi sebagai antibakteri dan
cakram agar tidak saling tumpang tindih pada saat antioksidan pada sabun. Diperoleh 4 formula
terbentuknya zona bening. Kemudian cawan petri pembuatan sabun yang telah dibuat sesuai dengan
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 oC prosedur.
24 Chem. Prog Vol. 16. No.1, Mei 2023
Gambar 1. a. Sabun formula 1 tanpa penambahan ekstrak; b. Sabun formula 2 dengan penambahan 1,5
g ekstrak; c. Sabun formula 3 dengan penambahan 3 g ekstrak; d. Sabun formula 4 dengan penambahan
4,5 g ekstrak.
Tabel 2. Hasil pengujian mutu SNI sabun mandi padat ekstrak pelepah aren
Hasil Pengujian
No. Parameter SNI (%)
F1 F2 F3 F4
1. Kadar air Maks. 23 13,0 11,0 8,8 7,6
2. pH 0,1% 6,0-11,0 6,9 7,1 7,2 7,2
3. Total lemak Min. 60.0 41,7 40,9 42,4 41,7
4. Bahan tak larut dalam etanol Maks.10 1,4 1,8 2,2 2,7
5. Asam Lemak Bebas Maks. 2,5 2,2 2,4 2,4 2,4
Keterangan : F1: Sabun tanpa penambahan ekstrak; F2: Sabun dengan penambahan 1,5 g ekstrak; F3 : Sabun
dengan penambahan 3 g ekstrak; F4 : Sabun dengan penambahan 4,5 g ekstrak.
Pengujian mutu sabun berdasarkan SNI air pada setiap formula sabun berturut-turut yaitu
3532:2021 13,0 %, 11,0 %, 8,8 %, 7,6 %. Berdasarkan data
Mutu merupakan kesesuaian dalam yang diperoleh sabun mandi padat ekstrak A.
penggunaan produk yang sesuai dengan standar pinnata telah memenuhi syarat mutu SNI yaitu
berdasarkan syarat, kepuasan, dan kebutuhan tidak melebihi 23% kadar air.
konsumen. Produk sabun mandi padat memiliki pH merupakan singkatan dari potential
syarat mutu yang sudah ditetapkan oleh BSN hydrogen yang digunakan untuk mengukur tingkat
dalam SNI-3532:2021 yang bertujuan untuk keasaman atau kebasaan dalam skala antara 1-14.
menjamin standar keamanan dan kesehatan Angka 7 merupakan pH netral. Nilai pH 1 hingga
produk. Sabun yang telah memenuhi syarat mutu <7 bersifat asam, sedangkan pH dengan nilai >7
SNI aman untuk digunakan sehingga dapat hingga 14 bersifat basa. Berdasarkan SNI
diproduksi dan dijual pada konsumen (Ningrum, mengenai sabun mandi padat, pH juga merupakan
2021). Mutu sabun mandi padat yang dihasilkan salah satu penentuan kelayakan dalam penggunaan
dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2. sabun karena ketidaksesuaian pH akan
Kadar air sangat berpengaruh pada berpengaruh pada kulit yang akan menimbulkan
karakteristik sabun seperti sifat keras yang dapat iritasi. Menurut Vivian dkk. (2014), tinggi atau
mempengaruhi umur simpan produk. Hal ini rendahnya pH pada sabun dipengaruhi oleh proses
dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung saponifikasi saat pembuatan sabun. Nilai pH sabun
dalam formula sabun (Setiawati & Ariani, 2020). yang tinggi dihasilkan dari reaksi hidrolisis pada
Kandungan air yang tinggi pada sabun juga akan proses saponifikasi tersebut. Hal ini dapat diatasi
mempengaruhi kelarutan sabun dalam air. Sabun dengan menambahkan lemak atau minyak berlebih
akan lebih mudah menyusut atau habis apabila namun juga akan mengurangi kekerasan sabun.
semakin banyaknya kandungan air yang Berdasarkan tabel 3, sabun mandi padat formula 1
terkandung dalam sabun sehingga jangka waktu memiliki pH 6,9; formula 2 memiliki pH 7,1;
dalam penggunaan sabun semakin kecil (Spitz, formula 3 memiliki pH 7,2; dan formula 4
1996; Aznury, 2021). Syarat mutu kadar air sabun memiliki pH 7,2. Hasil pengujian terhadap pH
mandi padat berdasarkan SNI 3532:2021 telah sesuai dengan syarat mutu SNI yaitu berkisar
maksimal 23%. Pada penelitian ini, hasil uji kadar antara 6,0 – 11,0. Menurut Setiawati dan Ariani
(2020), setiap produsen sabun tentunya memiliki
Chem. Prog Vol. 16. No.1, Mei 2023 25
formulasi dalam pembuatan sabun yang berbeda- formula 2 sebesar 1,8%, formula 3 sebesar 2,2%
beda. Komposisi bahan baku yang tidak tepat, akan dan formula 4 sebesar 2,7%. Menurut SNI
menghasilkan pH sabun yang berbeda-beda, maka 3532:2021 syarat mutu sabun mandi padat yang
diperlukan batasan atau persyaratan mutu pH baik memiliki kandungan bahan tak larut dalam
tersebut agar sabun tidak merusak kulit. etanol maksimum 10 %. Berdasarkan hasil data
Total lemak merupakan jumlah seluruh formula 1, 2, 3 dan 4 telah memenuhi kriteria
lemak pada sabun yang telah ataupun belum syarat mutu dan aman untuk digunakan.
bereaksi dengan alkali. Lemak berasal dari bahan Asam lemak bebas yang tinggi juga akan
baku nabati yang mengandung asam lemak dan memicu ketengikan pada sabun sehingga akan
trigliserida pada sabun yang telah dibuat mengurangi umur simpan sabun. Menurut SNI
(Ningrum, 2021). Pada tabel 3, kandungan total 3532:2021 syarat mutu asam lemak bebas
lemak pada formula sabun mandi padat berturut- maksimal 2,5%. Jika nilai jumlah asam lemak
turut yaitu 41,7; 40,9; 42,4 dan 41,7 %. melebihi standar dapat dikatakan bahwa reaksi
Berdasarkan hasil yang diperoleh total lemak antara asam lemak dengan alkali dalam
dalam pengujian ini tidak memenuhi syarat mutu pembentukan sabun tidak bereaksi secara
SNI 3532:2021 dimana total lemak harus lebih dari sempurna. Data hasil penelitian pada formula 1
60 %. Lemak bersifat sukar untuk larut dalam air sebesar 2,2% dan formula 2, 3, 4 memiliki kadar
dan kadar lemak yang rendah akan berpengaruh asam lemak yang sama yaitu 2,4% yang berarti
dalam mengatur konsistensi sabun sehingga asam lemak bebas pada keempat formula
semakin sedikit kadar lemak suatu sabun akan dinyatakan telah lolos syarat mutu SNI.
lebih mudah untuk hancur saat digunakan karena
mudah menyerap air (Marpaung dkk., 2019). Karakteristik organoleptik
Menurut Lestari dkk. (2020), bahan yang dapat Pengujian organoleptik dilakukan untuk
ditambahkan dalam formula sabun untuk menilai produk dengan menggunakan indera
meningkatkan jumlah total lemak pada sabun manusia sebagai alat utama. Tujuan dari uji
contohnya madu, gliserol, waterglass, dan protein organoleptik yaitu untuk pengembangan produk.
susu yang bertujuan untuk melembabkan, Parameter dalam pengujian ini meliputi warna,
membentuk kepadatan pada sabun, serta aroma/bau dan tekstur/kekerasan yang disajikan
menambah kandungan nutrisi yang diperlukan pada Tabel 3.
untuk kulit.
Konsentrasi bahan tak larut dalam etanol
pada tabel 3 menunjukkan formula 1 sebesar 1,4%,
Berdasarkan hasil organoleptik pada Tabelinhibisi yang diperoleh maka semakin tinggi kadar
4, warna dari setiap formula sabun berbeda karenaantioksidan yang terdapat pada sampel. Hasil
adanya penambahan ekstrak etanol pelepah aren pengujian antioksidan ekstrak etanol pelepah aren
dengan konsentrasi yang berbeda. Semakin banyak dan hasil pengujian antioksidan terhadap vitamin
konsentrasi ekstrak etanol pelepah aren yang C sebagai pembanding dapat dilihat pada Tabel 4.
ditambahkan, warna pada formula sabun akan Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 5
lebih pekat. dapat diketahui bahwa antioksidan yang
terkandung dalam ekstrak etanol pelepah aren
Hasil pengujian aktivitas antioksidan sangat kuat yaitu 20,33 µg/mL. Kontrol positif
Presentase penghambat radikal bebas (% yang digunakan sebagai pembanding yaitu vitamin
Inhibisi) pada sampel uji terhadap DPPH dapat C memiliki IC50 sebesar 16,44 µg/mL yang berarti
diperoleh dengan menghitung nilai absorbasi pada kandungan antioksidan dalam vitamin C sangat
spektrofotomer UV-Vis. Semakin tinggi nilai
26 Chem. Prog Vol. 16. No.1, Mei 2023
Tabel 5. Nilai inhibisi (%) aktivitas antioksidan terhadap sabun mandi mandi padat
Konsentrasi Nilai Inhibisi Aktivitas Antioksidan (%)
(µg/mL) F1 F2 F3 F4 Sabun komersial
100 23.05±0.83a 25.06±0.09a 22.49±0.23a 27.94±0.9a 57.34±0.15a
200 32.93±0.23b 31.82±0.38b 37.32±0.57b 37.97±0.55b 66.92±0.46b
300 45.74±0.23c 44.68±1.29c 48.71±0.69c 60.82±0.26c 72.21±3.23c
400 51.99±0.92d 60.36±0.30d 60.01±0.23d 68.03±0.89d 86.08±0.30d
500 60.62±0.31e 63.69±0.55e 68.23±0.15e 74.63±0.38e 88.00±0.31d
Keterangan : Huruf yang berada dibelakang angka merupakan perbedaan yang signifikan (p<0,05).
Tabel 5. menunjukkan bahwa setiap kenaikan adanya perbedaan nyata pada konsentrasi 100,
konsentrasi menaikkan persen inhibisi aktivitas 200, 300 µg/mL dan tidak berbeda nyata pada
antioksidan pada formula sabun. Perbedaan yang konsentrasi 400 µg/mL dan 500 µg/mL. Nilai IC50
signifikan berbeda nyata pada formula 1, formula untuk tingkat aktivitas antioksidan disajikan pada
2, formula 3, dan formula 4 dalam setiap Tabel 6.
konsentrasi. Sabun komersial menunjukkan
Tabel 6. Nilai IC50 terhadap formula sabun ekstrak etanol pelepah aren dan sabun komersial
Sampel IC50 (µg/mL)
Formula 1 (F1) 202,51
Formula 2 (F2) 141,14
Formula 3 (F3) 100,5
Formula 4 (F4) 57,56
Sabun komersial 33,77
Berdasarkan data nilai IC50 pada Tabel 6 memiliki tingkat antioksidan sangat kuat dimana
aktivitas penangkal radikal bebas DPPH pada nilai IC50 sebesar 33,77 µg/mL. Semakin tingginya
formula 1, formula 2 dan formula 3 menunjukkan penambahan ekstrak pada formula sabun,
nilai IC50 berturut-turut sebesar 202,51 µg/mL, antioksidan yang dihasilkan juga semakin
141,14 µg/mL, dan 100,5 µg/mL yang dapat meningkat.
digolongkan sebagai antioksidan tingkat sedang,
sedangkan formula 4 nilai IC50 yang diperoleh Hasil pengujian aktivitas antibakteri secara
sebesar 57,56 µg/mL yang digolongkan sebagai in-vitro
antioksidan kuat. Kontrol positif sebagai Pengujian terhadap aktivitas antibakteri
pembanding yaitu sabun antioksidan komersial dilakukan pada ekstrak etanol pelepah aren
Chem. Prog Vol. 16. No.1, Mei 2023 27
(Arenga pinnata) dan formulasi sabun mandi padat terbentuk merupakan petunjuk kepekaan bakteri
yang telah ditambah dengan ekstrak etanol pelepah terhadap bahan antibakteri yang digunakan
aren terhadap bakteri uji Propionibacterium acnes (Rastina dkk., 2015). Dalam penelitian ini zona
sebagai gram positif dan Pseudomonas aeruginosa bening yang terbentuk pada ekstrak etanol pelepah
sebagai gram negatif. Besarnya zona bening yang aren disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata diameter zona hambat ekstrak etanol terhadap bakteri P. acnes dan P. aeruginosa
Diameter zona hambat pertumbuhan bakteri ekstrak etanol pelepah aren (mm)
Perlakuan Bakteri uji P. acnes Bakteri uji P. aeruginosa
KP 20,33±1,15e 12,33±1,75bc
KN 1,33±0,57a 0,00±0,00a
0,3 g 13,00±1,73b 11,33±0,57bc
0,6 g 15,16±0,28c 14,00±0,50c
0,9 g 16,16±0,76cd 16,83±1,75d
1,2 g 17,66±0,57d 17,66±1,89d
Keterangan: KP = kontrol positif; KN = kontrol negatif. Variasi konsentrasi ekstrak etanol pelepah aren (0,3g;
0,6g; 0,9g; 1,2g). Huruf yang berada dibelakang angka merupakan perbedaan yang signifikan (p<0,05).
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dan tidak berbeda nyata pada K3 serta K4. Kontrol
uji lanjut BNT menunjukkan bahwa diameter zona negatif (akuades) dan kontrol positif
hambat pertumbuhan bakteri P. acnes pada ekstrak (ciprofloxacin) pada kedua bakteri uji
etanol pelepah aren berbeda nyata pada semua menunjukkan adanya perbedaan nyata. Diameter
perlakuan, sedangkan diameter zona hambat zona hambat yang terbentuk pada formula sabun
pertumbuhan bakteri P. aeruginosa pada ekstrak dan sabun komersial dapat dilihat pada Tabel 8.
etanol pelepah aren K1 berbeda nyata dengan K2
Tabel 8. Rata-rata diameter zona hambat formula sabun terhadap bakteri P. acnes dan P. aeruginosa
Diameter zona hambat formula sabun ekstrak etanol pelepah aren (mm)
Perlakuan Bakteri uji P. acnes Bakteri uji P. aeruginosa
KP 15,00±1,32b 21,33±4,90b
KN 0,66±0,57a 0,00±0,00a
F1 15,66±1,04b 30,50±4,09c
F2 19,66±2,02bc 34,66±6,02c
F3 21,83±5,13c 35,00±3,96c
F4 23,00±4,76c 33,33±7,75c
Keterangan: KP = Kontrol positif yang merupakan sabun komersial antibakteri; KN = kontrol negatif berupa
akuades; F1 = Formula sabun tanpa penambahan ekstrak; F2 = Formula sabun dengan penambahan 1,5 g ekstrak;
F3 = Formula sabun dengan penambahan 3 g ekstrak; F4 = Formula sabun dengan penambahan 4,5 g ekstrak;
Huruf yang berada dibelakang angka merupakan perbedaan yang signifikan (p<0,05).
Pengujian diameter zona hambat formula berbeda nyata pada formula 3 serta formula 4.
sabun dengan ekstrak etanol pelepah aren pada Hasil uji formula sabun pada bakteri P. aeruginosa
bakteri uji P. acnes menunjukkan bahwa formula menunjukkan bahwa formula 1, 2, 3, dan 4 tidak
1 berbeda nyata dengan formula 2 dan tidak berbeda nyata. Kontrol negatif dan kontrol positif
28 Chem. Prog Vol. 16. No.1, Mei 2023
Sangi, M.S., Momuat, L.I., & Kumaunang, M. in Kenya. Journal of Applied Sciences,
2012. Uji toksisitas dan skrining fitokimia 4(8), 433-440.
tepung gabah pelepah aren (Arenga Widyasanti, A., Rahayu, A.Y., & Zain, S. 2017.
pinnata). Jurnal Ilmiah Sains. 12(10), 128 Pembuatan sabun cair berbasis virgin
Setiawati, I & Ariani, A. 2020. Kajian pH dan coconut oil (VCO) dengan penambahan
Kadar Air dalam SNI Sabun Mandi Padat minyak melati (Jasminum sambac)
di Jabedebog. Prosiding PPIS. 293-300. sebagai essential oil. Jurnal Teknotan.
Spitz, L. 1996. Soap and Detergen a Theorical and 11(2), 1-10.
Practical Review. AOCS. Press, Widyasanti, A., Winaya, A.T., & Rosalinda, S.
Champaign-Illionis 2019. Pembuatan sabun cair berbahan
Vivian, O.P., Nathan, O., Osano, A., Mesopirr, L., baku minyak kelapa dengan berbagai
& Omwoyo, W.N. 2014. Assessment of variasi konsentrasi ekstrak teh putih.
the physicochemical properties of selected Jurnal Agrointek. 13(2), 132-142.
commercial soaps manufactured and sold