1717 5456 2 PB
1717 5456 2 PB
1717 5456 2 PB
ABSTRAK
ABSTRACT
12
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
antibacterial activity against P. acne and most effectively inhibits the bacteria P. Acne
was Formula 3 with a concentration of 15% an average of zone inhibition of 13.5 mm.
Results from the hedonic test were Formula 1 superior to other formulas.
Keywords: Pluchea idica L leaf extract, Propionibacterium acnes, facial soap
13
Uji Aktivitas Antibakteri ... (Komala O., dkk)
klorida, pereaksi wagner, larutan timbal Setelah diinkubasi dilihat dan diamati
asetat, serbuk seng, FeCl3. aquadest, adanya pertumbuhan koloni bakteri atau
nutrient agar, bakteri P. acnes dari tidak. Konsentrasi terendah dimana tidak
Laboratorium Biologi Institut Pertanian terjadi pertumbuhan bakteri pada cawan
Bogor, Klindamycin. petri merupakan konsentrasi hambat
minimum (KHM) (Radji, 2016).
Pembuatan Ekstrak
Daun beluntas segar dicuci dengan Formulasi Sediaan Sabun Wajah
air mengalir kemudian ditiriskan. Formula sabun wajah mengacu
Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada penelitian yang dilakukan oleh
70oC. Setelah kering dibuat serbuk Nurama & Suhartiningsih (2014),
menggunakan blender selanjutnya diayak formula seperti pada Tabel 1. Masing-
dengan mest 100. Serbuk simplisia yang masing bahan yang diperlukan ditimbang
diperoleh disimpan dalam wadah tertutup. sesuai yang tertera pada tabel 1. Ekstrak
Sebanyak 300 g serbuk simplisia kering, daun beluntas dengan konsentrasi tertentu
dimasukkan pada maserator lalu diambil lalu dilarutkan dalam air panas
ditambahkan etanol 96 % sebanyak 3000 100°C (masa 1). Sodium Lauryl Sulfat
ml (1:10), didiamkan selama 1 jam dan (SLS) dilarutkan didalam air lalu diaduk
sesekali dilakukan pengadukan dan hingga homogen, NaCl ditambahkan dan
dikocok selama 30 menit dilakukan diaduk hingga homogen (masa 2). Asam
sebanyak 3 kali lalu disimpan pada suhu stearat dan gliserin dilarutkan dengan
ruang selama 24 jam. Proses ekstraksi pemanasan. Setelah sama-sama larut,
maserasi dilakukan selama 3 x 24 jam adeps lanae dicampurkan kedalamnya dan
dengan perlakuan yang sama, dilakukan diaduk hingga homogen (masa 3). Masa
penyaringan setelah diinap tuangkan lalu 1, masa 2, dan masa 3 dicampurkan
filtrat yang terkumpul dipekatkan menjadi satu lalu diaduk hingga homogen
menggunakan alat vaccum evaporatory tambah aquadest 100 ml kemudian
sehingga didapat ekstrak kental (DepKes, diaduk menggunakan alat homogenaizer
2013). dengan kecepatan 500 rpm selama 30
menit. Campuran didinginkan pada suhu
Uji KHM Ekstrak Daun Beluntas ruang. Sediaan sabun wajah kemudian
Penentuan konsentrasi hambat dimasukan kedalam wadah bersih yang
minimum dilakukan dengan metode sudah disterilkan sebelumnya.
difusi agar. Media agar steril didinginkan
sampai suhu ± 45°C kemudian Evaluasi Sediaan
dimasukkan kedalam cawan petri masing- Pengujian Organoleptis
masing sebanyak 15 mL dan ditambahkan Uji sifat fisik sabun wajah
bakteri uji konsentrasi 10-6 sebanyak 0,2 dilakukan dengan pengamatan terhadap
mL disebar diatas permukaan agar-agar, organoleptis yang meliputi penampilan,
setelah itu ekstrak daun beluntas dengan bau, dan warna (DepKes, 1979)
konsentrasi 2%, 3%, 4%, dan 5%
sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam Pengujian pH
masing-masing cawan petri kemudian Pengukuran pH dilakukan dengan
dihomogenkan. Cawan petri tersebut menggunakan pH meter. Sebelum
diinkubasi dalam sungkup anaerob digunakan alat pH meter dikalibrasi
selama 3 x 24 jam pada suhu 37oC. dengan larutan buffer (pH 4,7-9,0) setiap
14
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
15
Uji Aktivitas Antibakteri ... (Komala O., dkk)
16
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
A B
Gambar 1. Serbuk simplisisa (A) dan ekstrak (B) daun Beluntas
Hasil Uji KHM Ekstrak Daun Beluntas konsentrasi ekstrak daun beluntas 5%
Pada Pengujian Konsentrasi dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Hambat Minimum (KHM) metode yang Propionibacterium acnes. Pada
digunakan adalah metode difusi agar. konsentrasi 5 % tidak terlihat adanya
Metode ini serupa dengan metode dilusi pertumbuhan koloni (Gambar 2).
cair namun menggunakan media padat Konsentrasi ini mencegah pertumbuhan
(agar). Keuntungan metode ini adalah mikroorganisme secara in vitro (Harmita
satu konsentrasi agen antimikroba yang & Radji, 2008). Untuk mengetahui
diuji dapat digunakan untuk menguji efektivitas formulasi sabun wajah
beberapa mikroba uji (Pratiwi, 2008). dilakukan variasi konsentrasi yang lebih
Hasil pengujian diketahui bahwa besar atau sama dengan 5%.
Uji Konsentrasi Hambat Minimum yaitu 2%, 3%, 4%, 5%. Hasil pengujian
(KHM) Ekstrak Daun Beluntas diketahui bahwa konsentrasi ekstrak daun
Pada Pengujian Konsentrasi beluntas 5% dapat menghambat
Hambat Minimum (KHM) metode yang pertumbuhan bakteri Propionibacterium
digunakan adalah metode dilusi padat. acnes.
Metode ini serupa dengan metode dilusi
cair namun menggunakan media padat Hasil Evaluasi Sediaan
(agar). Keuntungan metode ini adalah Berdasarkan hasil organoleptik
satu konsentrasi agen antimikroba yang pada parameter penampilan dari ketiga
diuji dapat digunakan untuk menguji formula memiliki penampilan yang
beberapa mikroba uji (Pratiwi, 2008). berbeda, seperti terlihat pada Tabel 3.
Deret konsentrasi ekstrak daun beluntas
17
Uji Aktivitas Antibakteri ... (Komala O., dkk)
18
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
19
Uji Aktivitas Antibakteri ... (Komala O., dkk)
dari kontrol positif (klindamisin) hampir Daerah Hambat (LDH). Dari kelima
sama besarnya dengan Formula 3, hal ini perlakuan, kontrol (-) tidak memiliki
menunjukan bahwa kontrol positif pengaruh apapun terhadap setiap
(klindamisin) berpengaruh pada bakteri perlakuan. Pada kontrol (+) memiliki
P. acnes sehingga aktifitas pengaruh yang sama dengan formula 3
penghambatannya tergolong dalam namun berbeda dengan formula 1 dan 2.
kategori kuat. Pada F3 sebagai sabun Formula 3 memiliki lebar daerah hambat
tidak baik digunakan untuk sehari-hari, terbesar dibandingkan formula 1, formula
karena aktivitasnya secara statistik sama 2, dan kontrol positif. Seiring dengan
dengan antibiotik Klindamisin. F3 sangat bertambahnya konsentrasi ekstrak daun
sesuai jika digunakan sebagai obat untuk beluntas maka nilai daerah hambat
kulit yang mengalami infeksi. semakin meningkat. Lebar daerah hambat
Terbentuknya zona hambat disekitar sabun wajah ekstrak daun beluntas lebih
cakram diduga karena ekstrak daun besar dibanding dengan kontrol positifnya
beluntas mengandung flavonoid. yaitu klindamisin 10 ppm. Hal ini dapat
Flavonoid juga bersifat bakteriostatik disebabkan karena pada ekstrak daun
yang bekerja melalui penghambatan beluntas mengandung senyawa flavonoid
sintesis dinding sel bakteri (Soedibyo, yang efektif menghambat pertumbuhan
1998). Nilai diameter daerah hambat yang bakteri. Sedangkan pada kontrol negatif
diperoleh dianalisis menggunakan yaitu basis sabun tidak memberikan efek
Rancangan Acak Lengkap (RAL). antibakteri terhadap bakteri P. acnes.
Berdasarkan analisis ragam terhadap P.
acnes memberikan hasil yang berbeda KESIMPULAN
nyata. Dari Tabel 5 dapat disimpulkan Sediaan sabun wajah ekstrak daun
bahwa aktivitas antiacne sabun wajah beluntas memiliki aktivitas antibakteri
dengan Formula 3 sebanding dengan terhadap bakteri Propionibacterium
klindamisin berdasarkan nilai lebar daya acnes. Aktivitas antibakteri tertinggi
hambatnya. terdapat pada fomula 3 dengan
konsentrasi ekstrak daun beluntas 15%
Tabel 5. Nilai Lebar Daerah Hambat dengan LDH sebesar 13,5 mm sebanding
(LDH) Sediaan Sabun Wajah dengan klindamisin dengan LDH sebesar
Perlakuan Nilai LDH 13,3. Formula 1 dengan ekstrak daun
(mm) beluntas konsentrasi 5% disukai panelis
Kontrol (-) 0,00a namun tidak memenuhi syarat uji mutu
Kontrol (+) 13,3d sediaan.
Formula 1 8,50b
Formula 2 11,5c Ucapan Terima Kasih
Formula 3 13,5d Terima kasih disampaikan kepada
Catatan : huruf yang sama pada superscript pada Kepala Laboratorium Farmasi, Fakultas
kolom yang sama menunjukkan hasil tidak Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
berbeda nyata, sedangkan huruf yang berbeda Universitas Pakuan, Bogor dan
pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang
berbeda nyata. Laboratorium Biologi Institut Pertanian
Bogor atas bantuannya yang telah
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan memberikan kesempatan untuk
menunjukkan konsentrasi ekstrak daun menggunakan laboratorium penelitian.
beluntas berpengaruh memperbesar Lebar
20
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
21