Tugas Makalah Material Teknik
Tugas Makalah Material Teknik
Tugas Makalah Material Teknik
“KERAMIK”
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
"KERAMIK".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
i
Daftar isi
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
2.1 Definisi................................................................................................................2
2.2 Komposisi Keramik..............................................................................................2
2.3 Sifat.....................................................................................................................5
2.4 Jenis-jenis Keramik..............................................................................................5
2.5 Proses pembuatan keramik...........................................................................7
2.6 Teknik Pengukuran...........................................................................................10
2.7 Kegunaan Keramik.........................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi material keramik pada saat ini telah diarahkan kepada
spesifikasi kegunaannya dalam berbagai kebutuhan, antara lain : kebutuhan rumah
tangga, industri mekanik, elektronika, cordierite, refraktori, teknologi ruang
angkasa, keramik berpori , dan lain sebagainya.
Industri keramik telah bermula dalam tahun 4500 sebelum Masehi yang di usahakan
oleh penduduk di perkampungan neolitik di dalam daerah Shanxi di negeri China.
Industri keramik pada masa itu hanya tertumpu pada penghasilan
tembikar.Tembikar tertua di temui di England, dapat di kesan kembali pada
pertama tahun masehi dan penaklukan Roma. Antara masa itu dan 1500 tahun
Masehi, perkembangan yang paling penting adalah porselin yang dapat
memantulkan cahaya. Aktiviti di England bermula dengan tembikar eistercian pada
awal abad ke enam belas. Abad ketujuh belas mulai nampak permulaan industri
tembikar Inggris melalui Tofst bersaudara yang membuat tembikar slip di
Staffordshire. Dalam abad ke delapan belas menampakkan bibit perkembangan
yang telah menjadikan industri tembikar sebagaimana yang terdapat pada hari ini.
Di bagian akhir abad ini pengenalan api elektro telah membawa kepada bibit
permulaan industri porselin elektro.
Dalam tempoh selepas perang dunia kedua, industri keramik tertumpu kepada
produksi yang boleh memberikan ciri-ciri yang istimewa serta Modern. Ia dihasilkan
daripada bahan mentah alami atau sintetis atau campuran yang melibatkan metode
berteknologi modern. Keramik jenis ini digolongkan kepada keramik Modern atau
advance keramik.
1
5. Untuk mengetahui proses pembuatan keramik ?
6. Untuk mengetahui metoda uji bahan keramik ?
7. Untuk mengetahui kegunaan dan manfaat dari keramik ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan
ensiclopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan
teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah,
genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari
tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan
logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998;2)
Komposisi keramik pada umumnya terdiri dari 4 : Tanah Liat (clay), Kwarsa (flint),
feldsfar, dan serbuk kaca (cullet).
2.2.1 Clay/tanah liat mengandung hidrated aluminum silica (Al O .2SiO .2H O)
2 3 2 2
Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu
bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya
yang mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau
80% dari kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat. Tanah liat
banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut ilmu
kimia, tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni
mempunyai rumus: Al O .2SiO .2H O dengan perbandingan berat dari unsur-
2 3 2 2
unsurnya: Oksida Silinium (SiO ) 47%, Oksida Aluminium (Al O ) 39%, dan Air (H O)
2 2 3 2
Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau
batuan yang mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada
dasarnya mineral liat dapat dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat
dan liat bukan silikat. Liat silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe
2
1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-
tetraeder dengan Al-oktaeder. Dengan mengetahui tipe mineral liat juga dapat
ditentukan tingkat hancuran suatu tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1
menunjukkan suatu tanah yang lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si
telah habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat
merupakan kelompok senyawa hidrus oksida besi dan aluminum. Nama hidrus
oksida mencerminkan asosiasi antara molekul air dan oksida (Hakim, 1986).
Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah
mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras,
sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat
memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan
gerabah.
– berbutir kasar
– rapuh
– dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan
kering akan menjadi keras
2.2.2 Kwarsa (flint), Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2)
Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah:
3
– Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi.
– Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya lebih tinggi
dibanding kaolin.
2.2.3 Feldspar
Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang
ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik.
Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan
gelas yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain.
Pada saat membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik.
Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina, silika dan flux yang
digunakan untuk membuat gelasir suhu tinggi.
Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang paling
besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009).
Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan
feldspar campuran. Feldspar kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri
yang membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali.
Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si 2O8 dengan X adalah
potassium, sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat
dilihat pada Tabel 1.
Jenis Feldspar Rumus Kimia
Albite Na(Si,Al)O
Anorthite Ca(Si,Al)O
Orthoclase K(Si,Al)O
Celsian Ba(Si,Al)O
3
Table 2.1. Jenis-jenis feldspar
4
tetapi hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca
merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan
anorganik belum beraturan dan atom-atomnya selalu bergerak terus-menerus.
2.3 Sifat
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi
di mana bahan diperoleh. sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada
kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada
keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan
sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan
piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku
pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran
sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi,
sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan
sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu
tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah
satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang. Secara
umum sifat keramik meliputi :
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah
(dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri
(refractory).
5
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced
ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat
dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam
(Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor,
komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004)
Jenis Keramik Menurut Kepadatan
1. Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan
dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya
sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus
dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik
berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau
porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk
keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang
menarik sehingga menambah kekuatannya.
Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga
dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai
struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis
termasuk kualitas golongan menengah.
3. Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni
yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis
ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih.
Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang
lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh
sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras
seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi
porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini
mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri
karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan
cemerlang terhadap warna-warna glasir.
6
gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis
dan komponen teknis lainnya.
2.5 Proses pembuatan keramik
1. Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada
umumnya adalah lempung/tanah liat. Sebagian besar
lempung merupakan bentuk endapan yang terletak di permukaan bumi sehingga
penggaliannya dilakukan dengan cara terbuka.
2. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun dahulu.
Selama dalam penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu direndam
dalam air. Hal ini perlu dilakukan agar partikel-partikel yang semula di bawah
dan kurang menyerap air menjadi lebih lapuk dan menyerap air. Selain itu juga
untuk melarutkan garam sulfat yang merugikan. Pada saat penimbunan ini,
biasanya juga dilakukan pencampuran dengan bahan lain, misalnya pasir.
3. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum
ditimbun digiling terlebih dahulu. Penggilingan dilakukan dengan
menggunakan kollegrang yang dasamya berlubang-lubang untuk mendapatkan
susunan besar butir yang lebih homogen. Selama digiling didalam alat ini, bahan
yang sudah menjadi tepung ditambah dengan air sambil digiling, sehingga keluar
dari kollegrang, bahan sudah berbentuk lempung basah. Untuk mendapatkan
lempung yang lebih homogen, dilakukan penggilingan lagi di pugmill (mixer).
Selesai dari pugmill, bahan diolah lagi di dalam extruder. Di dalam alat ini
lempung diaduk dan ditekan, sehingga dihasilkan lempung yang benar-benar
padat berbentuk kolom segi empat atau bulat.
4. Pembentukan Produk Keramik
Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan sifat fisik suatu produk
keramik. Cara pembentukan keramik tergantung pada : tujuan pemakaian, sifat
bentuknya dan bahan dasamya. Ada empat cara pembentukan produk keramik,
yaitu :
7
1. Cara pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud).
Masa yang dipakai berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk
dengan tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 ay 30 %.
Biasanya cara ini memerlukan alat pembentuk extruder sehingga dari alat ini
dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku. Kemudian kolom tanah ini
dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi produk tertentu. Cara ini
biasanya dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan keramik banhan
bangunan, misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan
bentuk produk keramik kasar lainnya.
Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk bubur yang
halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung terdiri dari susunan
butiran yang halus sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12 ay 50 %. Cara ini
biasanya dilakukan dengan membuat cetakan dari gips yang telah dibakar dan
dengan cara mencetak tersebut dapat dibuat produk yang sama. Selain itu,juga
memungkinkan untuk membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara
tangan atau mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat produk
sanitair (doset, wastafel,
Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah 4 ay 12
%, sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya dengan alat kempa
(press) yang bertekanan tinggi untuk mendapatkan produk yang mempunyai
kepadatan tinggi pula. Cara ini umumnya dipakai untuk membuat produk keramik
yang mempunyai kepadatan tinggi tetapi hasil bakarannya tidak sampai meleleh,
misalnya dalam pembuatan produk ubin keramik, bata klinker dan bata tahan api.
Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya mengandung air antara 7-30 %
Itergantung cara pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah dan
basah sehingga untuk mengurangi kadar aimya perlu dikeringkan lebih dulu. Tujuan
pengeringan adalah untuk mnguapkan air yang masih terkandung di dalam produk
Imentah tadi, sehingga pada saat dibakar tidak banyak terjadi kerusakan, tidak
berubah sifat maupun bentuknya.
Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan mentah
akan menauao sehinaaa butir-butir masa I emouna akan mendekat satu sama
lain.Penyusutan akan terhenti apabila air yang…menguap telah mencapai A± A’/ –
8
1/3 kali. Apabila penyusutan telah selesai, makaA produk kering sudah tidak
mengalami perubahan bentuk lagi .
Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa tahap,
yaitu :
Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada dinding partikel
lempung sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk beberapa produk
keramik yang memerlukan penyerapan air rendah, maka dilakukan peleburan lebih
lanjut sehingga pori-pori yang ditinggalkan air bebas maupun air mineral menjadi
tertutup.
9
sekali, terutama panas untuk memanasi badan tungku dan sewaktu tungku dingin
kembali.
1. Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah,
bersifat tidak permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku
sampai tungku dingin kembali adalah 5 Se 7 hari. Hasil bakaran pada umunya
menghasilkan rendamen rendah (60%).
2. Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen (berbentuk
segi empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi lubang-lubang
pembakaran. Hasil bakaran pada umumnya merata dan menghasilkan rendamen
antara 70 Se 85 0/0.
2. Tungku Kontinu
Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali produksi
berhenti. Proses pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, dan
hasilnya diambil setiap hari atau dalam jangka waktu tertentu.
1. Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman. Berbentuk lorong yang bersekat-
sekat menjadi beberapa ruangan. Dengan tungku ini hasil produksi cukup besar,
dimana 1 kamar menghasilkan A± 3500 bata dan lebih hemat bahan bakar.
Umumnya dipakai untu produksi keramik bangunan skala besar (bata & genteng).
2. Tungku terowongan. Berbentuk terowongan yang beratap. Pemabakaran dari
samping, masa yang dibakar berjalan melalui lorong ini dengan kereta/lori. Jenis
tungku ini termasuk modern untuk saat ini dg bahan bakar cair atau gas.
Umumnya dipakai untuk produksi keramik halus, produk-produk keramik missal
yang mutu dan harganya tinggi seperti produk sanitair.
2.6 Teknik Pengukuran
2.6.1 Resistivitas
ρ=RAl
dengan ρmerupakan resistivitas bahan (Ωcm), l merupakan panjang bahan (cm), R
merupakan hambatan bahan (Ω), dan A merupakan luas penampang bahan (cm2).
ρ=2πRLln(a)
10
Resistivas listrik suatu bahan merupakan ukuran kemampuan bahan tersebut unutk
memindahkan muatan listrik dibawah pengaruh medan listrik. Standar isolator
untuk tengan rendah berdasarkan resistivitasnya memiliki resistivitas ~ 107Ωcm,
untuk isolator tegangan menengah maka harus memiliki resistivitas 10 9-1014 Ωcm,
dan untuk isolator tegangan tinggi maka resistivitasnya harus lebih dari 10 14 Ωcm.
2.6.2 Densitas
Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan dalam
gram per centimeter kubik (g/cm3) atau pound per inch kuadrat (lb/in2).
Pengukuran densitas yang dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density)
berdasarkan metode Archimedes dimana menghitung ruah diberikan pada
persamaan (Yusup, 1998):
ρb=mkmb-(mg-mkw)ρair
dengan ρbmerupakan bulk density (g/cm3), ρair merupakan densitas air
(1g/cm3), mb merupakan masa basah (g), mk merupakan massa kering
(g), mg merupakan massa ketika beban digantung dalam air (g), dan mkw merupakan
massa kawat penggantung.
2.6.3 Kuat Tekan
Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahana suatu bahan terhadap beban yang
dilakukan sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui hubungan
antara kekuatan terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai
berikut:
P=FA
dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N)
dan A adalah luas penampang dalam satuan m2.
2.6.4 Susut Bakar
Pengukuran susut bakar dilakukan pada sampel uji berbentuk silinder. Susut bakar
ini terdiri dari dua bagian yaitu:
11
Susut bakar umumnya terjadi akibat hilangnya air karena penguapan dan terjadinya
reaksi cat aditif dalam keramik dan butiran menyatu aktif terhadap butiran besar.
Kekosongan yang terjadi akan diisi oleh fluks (pelebur), hal inilah yang mungkin
dapat menyebabkan kekurangan massa dan sampel.
Hampir sebagian besar orang telah menggunakan produk-produk yang terbuat dari
keramik,entah itu untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring,
cangkir,teko,tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan,
seperti batu-bata,genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk
pembuangan. Ada juga keramik yang digunakan untuk keperluan keperluan khusus
dan dibuat secara khusus pula misalnya keramik isolator yang digunakan untuk
kebutuhan industri perlistrikkan.
12
pesawat antariksa tidaklah mungkin dapat terbang menjelajah luar angkasa, karena
ketika kembali ke bumi akan mengalami gesekan dengan atmosfir yang
mengakibatkan terjadinya suhu yang sangat tinggi itu.
Bahan keramik juga digunakan dibidang teknologi nuklir. Hal ini disebabkan karena
bahan keramik, selain tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, juga sekaligus
penghantar panas yang sangat buruk . Bahkan bahan keramik merupakan bahan
satu satunya yang tahan terhadap radiasi nuklir,sehingga reactor nuklir dimanapun
menggunakan bahan keramik sebagai pelindung, agar radiasi tidak menyebar
kemana-mana karena sangat membahayakan .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keramik merupakan suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran yang pada umumnya terbuat dari tanah liat, kwarsa, feldsfar, dan
serbuk kaca. Sifat keramik ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan
mineral bawaannya yang secara umum meiliki sifat :
DAFTAR PUSTAKA
Aninom. 2013. ”Keramik”. http://id.wikipedia.org/wiki/Keramik [20 Oktober 2013]
Eko. 2013. “Kliping Seni Rupa Terapan
Keramik”. http://www.slideshare.net/eko123/kliping-seni-rupa-terapan-keramik
[20 Oktober 2013]
13
Sergio.2011.”Proses Pembuatan Produk
Keramik”. http://www.ilmusipil.com/proses-pembuatan-produk-keramik [26
November 2013]
14