PROPOSAL-PENELITIAN FIZHAAULIYA STADturni

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STAD(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISION) BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP PEMAHAMAN


KONSEP SISWA KELAS I SDN KALONGAN 02

PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
FIZHA AULIYA SAFANORA
131201023

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KOMPUTER DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2023
2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyatakan Pendidikan adalah
upaya yang direncanakan dan disadarkan untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran di mana siswa dapat mengembangkan kecerdasan, akhlak mulia,
keterampilan, pengendalian diri, kepribadian, dan spiritual. (Saleh Marzuki,
2012). Sehingga Pendidikan sangat penting agar siswa dapat mencapai potensi
mereka. Pendidikan yang efektif dapat membantu mencapai tujuan pendidikan
nasional. Pembelajaran yang aktif dapat membantu siswa menemukan potensi
mereka. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.67 tahun
2013 tentang kerangka dasar dan stuktur kurikulum SD bahwa kurikulum 2013
dikembangkan dengan pola pikir sebagai berikut: 1) Perubahan dari pembelajaran
yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
2) Perubahan dari pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif
melibatkan guru, siswa, lingkungan, dan masyarakat 3) Perubahan dari pola
pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran yang terhubung secara jejaring 4)
Perubahan dari pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif yang
mengutamakan pencarian (seperti model pembelajaran pendekatan sains) 5)
Perubahan dari belajar sendiri menjadi belajar kelompok berbasis tim 6)
Perubahan dari pola pembelajaran menggunakan alat tunggal menjadi
pembelajaran berbasis alat multimedia 7) Perubahan dari pola pembelajaran
berbasis massal menjadi pendekatan yang memperkuat pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap siswa sebagai kebutuhan pelanggan (users) 8)
Perubahan dari pola pembelajaran berfokus pada ilmu pengetahuan tunggal
(monodiscipline) menjadi pembelajaran yang melibatkan ilmu pengetahuan dari
berbagai disiplin (multidisciplines) 9) Perubahan dari pembelajaran pasif menjadi
pembelajaran yang bersifat kritis. (Y. Wulandari et al., 2022). Dengan demikian,
pembelajaran haruslah interaktif dan mengasyikkan agar dapat meningkatkan
semangat belajar siswa di kelas.
3

Model STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah salah satu


model pembelajaran yang menarik yang dapat membantu mencapai tujuan
pendidikan. Model pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran yang
paling sederhana yang melibatkan siswa dalam kelompok dan mengajarkan materi
baru kepada mereka setiap minggu melalui presentasi teks dan lisan.. Menurut
(Slavin, 2009), STAD memiliki lima komponen utama: presentasi kelas, kerja
kelompok, kuis, skor tim, dan pengakuan atas kemajuan individu serta kelompok.
Penerapan model STAD dalam pembelajaran bertujuan untuk memotivasi siswa,
mendorong kolaborasi dan bantuan antar siswa, serta menguasai keterampilan
yang diajarkan oleh guru. Penghargaan dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk
saling membantu dalam mempelajari materi yang diberikan oleh guru, sehingga
mereka dapat bersama-sama mencapai tujuan kelompok mereka. (Shoimin, 2014).
Salah satu cara lain yang dapat digunakan adalah dengan menggabungkan
model pembelajaran STAD dengan media pembelajaran interaktif lainnya, seperti
simulasi komputer atau permainan edukatif yang relevan dengan materi pelajaran.
Melalui model pembelajaran seperti STAD dan penggunaan media pembelajaran
yang tepat, guru dapat mengimplementasikan strategi ini dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Dengan cara ini, siswa dapat lebih baik memahami isi bacaan,
menemukan informasi penting, dan meningkatkan kualitas pemahaman konsep
pembelajaran. Adapun indikator pemahaman konsep menurut (Sanjaya, 2008).
mengemukakan bahwa dalam kategori memahami mencakup tujuh kognitif,
antara lain sebagai berikut: 1. Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari
pengetahuan 2. Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi
berkenaan dengan menjelaskan makna atau suatu konsep. 3. Dapat
mendeskripsikan mampu menerjemahkan.
Kemampuan pemahaman konsep Bahasa Indonesia siswa yang rendah
juga dapat dilihat saat peneliti melakukan studi pendahuluan pada 6 Mei 2024
siswa kelas IB SD Kalongan 02.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti
mengkaji permasalahan yang terjadi di Kelas I di SDN Kalongan 02 melalui
penelitian eksperimen untuk mengetahui pengaruh model STAD pada pemahaman
4

konsep “Pengaruh Model Pembelajaran STAD Berbantu Media Monopoli


Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Kelas I di SDN Kalongan 02”.
Berikut hasil rincian rata-rata pemhaman konsep dari siswa kelas I SDN
Kalongan 02 :
Tabel 1.1 Hasil Pemahaman Konsep Kelas I
No. Sanjaya,Wina(2008 :45) IA IB Rata-Rata
1. Pemahaman lebih tinggi tingkatannya 71,67% 41,3% 56,48%
dari pengetahuan
2. Pemahaman bukan hanya sekedar 65% 33,87% 49,43%
mengingat fakta, akan tetapi berkenaan
dengan menjelaskan makna atau suatu
konsep
3. Dapat mendeskripsikan mampu 55,83% 37,35% 46,59%
menerjemahkan
Rata-Rata 64,3% 37% 50,56%

Hasil Wawancara Terstruktur


Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dimana dengan
jumlah siswa kelas IA adalah 20 siswa, dan kelas IB adalah 21 siswa
memiliki sebuah permasalahan kelas, yaitu dimana sebagian siswa
memiliki kemampuan pemahaman konsep yang cukup rendah. Lalu
dengan mengatasi permasalahan kelas tersebut dengan cara menggunakan
berbagai strategi, model dan media pembelajaran yang menarik bagi siswa
kelas I SD. Namun, masih banyak siswa yang belum paham akan materi
yang disampaikan. Hal tersebut terjadi karena media yang beliau gunakan
belum optimal dikarenakan media pembelajaran yang ada di sekolah ini
terbatas. Jadi, beliau hanya menggunakan media yang ada di sekolah
seperti buku, lingkungan sekitar, dan media gambar cetak.Maka dari itu
presentase model pembelajaran yang beliau gunakan adalah 41,64%, hal
tersebut dikarenakan beliau lebih sering menggunakan metode ceramah
5

daripada metode atau model pembelajaran yang lain. Dan 31,25% untuk
presentase media pembelajaran.
Rendahnya pemahaman konsep yang dimiliki siswa Tentu, ini
menunjukkan pentingnya pedoman bagi siswa dalam pengolahan
informasi serta dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Hal ini juga
menunjukkan bahwa masih diperlukan peningkatan dalam proses
pembelajaran, seperti yang ditemukan dari hasil angket tentang
penggunaan model pembelajaran Langsung oleh guru, dimana guru
menjelaskan materi yang dipelajari tanpa melibatkan siswa secara lagsung
dalam pembelajaran sehingga mendorong siswa pasif dalam pembelajaran.
Pemikiran siswa juga menjadi kurang berkembang karena
ketidakmaksimalan siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Kurangnya
pembelajaran dengan cara berkelompok juga mendorong sikap siswa yang
individual Sehingga, rasa tanggung jawab dan kerja sama yang dimiliki
siswa masih kurang. Selain itu, dalam proses pembelajaran guru hanya
menggunakan buku dari pemerintah sehingga kemampuan siswa untuk
memperluas pengetahuan dari sumber belajar lain terbatas. Guru juga
jarang menggunakan media atau alat peraga yang mendukung
pembelajaran, baik itu media buatan sendiri maupun yang terkait dengan
kehidupan nyata dalam lingkungan sekitar siswa.
Sehingga diperlukan model pembelajaran yang sesuai sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal, siswa juga dapat
memperoleh pengetahuan secara maksimal dan mendorong siswa untuk
aktif dalam pembelajaran serta mampu bekerja sama dengan siswa lain
yaitu dengan upaya penggunaan model pembelajaran STAD (Student
Teams Achievement Division) dalam mengatasi pemahaman konsep
bahasa indonesia siswa dengan disertai dengan media pembelajaran yang
mendukung. Menurut (Esminarto, 2016) model pembelajaran STAD
adalah model pembelajaran yang menekankan interaksi antar siswa untuk
saling memotivasi dalam memahami materi dengan tujuan mencapai
6

prestasi maksimal. Untuk meningkatan motivasi belajar dan komunikasi


bahasa Indonesia dapat menggunakan model STAD.
Bertitik tolak dari uraian diatas dan penelitian terdahulu, maka
dalam penulisan skripsi ini perlu dilakukan penelitian yang berkenaan
dengan “Pengaruh Model Pembelajaran Student Teams Achievement
DivisionsBerbantuan Media Monopoli Terhadap Pemahaman Konsep
Siswa Kelas I SDN Kalongan 02”

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas sebagai berikut.
1. Apakahterdapat perbedaan kemampuan pemahan konsep model Student
Teams Achievement Divisions berbantuan media monopoli terhadap
kemampuan pemahaman konsep Bahasa Indonesia siswa kelas I di SDN
Kalongan 02?
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran STAD berbantuan media
monopoli terhadap pemahaman konsep Bahasa Indonesia siswa kelas I
SDN Kalongan 02.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas sebagai berikut.
1. Mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep Model
Pembelajaran STAD barbantuan media monopoli terhadap perbedaan
pemahaman konsep Siswa Kelas I SDN Kalongan 02.
2. Mengetahui pengaruh Model Pembelajaran STAD berbantuan media
monopoli terhadap pemahaman konsep Siswa Kelas I SDN Kalongan 02.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan praktis
yang substansial. Secara teoretis, Model Pembelajaran STAD diharapkan dapat
memperkaya pemahaman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta memberikan dorongan bagi penelitian lanjutan.
7

1.4.2 Manfaat Praktis


1.4.2.1 Bagi Guru
1. Meningkatkan pemahaman guru terhadap penerapan model pembelajaran
STAD..
2. Membangun keahlian guru dalam mengelola waktu pembelajaran agar
efisien dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3. Menyediakan platform untuk eksperimen dan eksplorasi ide-ide baru
dalam konteks pembelajaran kelompok.
1.4.2.2 Bagi Siswa
1. Model ini memungkinkan siswa untuk berbagi pengetahuan dan
pengalaman mereka, meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi untuk
belajar.
2. Memotivasi siswa untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi dan kolaborasi
dengan anggota tim mereka.
3. Memfasilitasi penggunaan strategi pembelajaran aktif seperti eksplorasi,
diskusi, dan presentasi di antara siswa.
4. Mendorong siswa untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam kelompok,
sehingga mereka dapat saling menjelaskan dan mengklarifikasi konsep-
konsep yang sulit.
5. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari pengalaman
langsung dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok.

1.4.2.3 Bagi Sekolah


1. Memperkaya pengalaman belajar siswa melalui diskusi kelompok yang
mendalam tentang teks dan konten Bahasa Indonesia.
2. Meningkatkan prestasi sekolah dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
3. Sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru-guru yang lain untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
1.4.2.4 Bagi Peneliti
8

1. Merangsang ide untuk merancang studi eksperimental atau penelitian


komparatif yang melibatkan pengembangan atau modifikasi dari model
STAD untuk meningkatkan efektivitasnya dalam konteks pembelajaran
tertentu.
2. Model ini mendorong kolaborasi aktif antar siswa, yang merupakan aspek
penting dari pembelajaran inovatif.
3. Mengamati interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok serta
memberikan umpan balik secara formatif untuk mengidentifikasi
perkembangan pemahaman dan keterampilan siswa dari waktu ke waktu.
4. Meningkatkan pemahaman konsepsiswa kelas I SDN 02 Kalongan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode kuasi-eksperimen. Pendekatan kuantitatif mengacu pada pengumpulan
data numerik untuk analisis statistik, sedangkan metode kuasi-eksperimen mirip
dengan eksperimen sejati tetapi tidak memiliki kontrol penuh atas variabel-
variabel penelitian. Metode ini sering digunakan dalam konteks pendidikan untuk
mengevaluasi dampak intervensi atau perlakuan tertentu, seperti penerapan model
pembelajaran seperti STAD, terhadap pencapaian siswa. (Ali, 1993) mengusulkan
bahwa kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen yang sebenarnya.
Mereka hanya menggunakan subyek yang berbeda, tetapi kuasi eksperimen
menggunakan kelompok yang sudah ada daripada penugasan acak. Penggunaan
kuasi eksperimen dalam penelitian pembelajaran bertujuan agar proses berjalan
secara alami, tanpa membuat siswa merasa sedang diteliti secara eksplisit. Dengan
demikian, situasi alami ini diharapkan dapat meningkatkan kevalidan penelitian
karena siswa lebih cenderung berperilaku seperti biasanya tanpa adanya pengaruh
penelitian yang terlalu dominan.
Pada desain penelitian ini yaitu menggunakan Non equivalent Control
Group Design. Sebelum diberikan perlakuan kelompok eksperimen diberikan
pretest, kemudian diberikan perlakuan ( treatment) dengan model STAD dengan
pemahaman konsep, kemudian setelah diberikan perlakuan selanjutnya diberikan
posttest.
Tabel 3.1 Desain one group time series design
Pre Test Perlakuan Post Test
O1 X1 O3
O2 X2 O4

Keterangan :
O1 : Nilai pretest kelas eksperimen sebelum perlakuan
O 2 : Nilai pretest kelas kontrol sebelum perlakuan

23
24

X 1 : Perlakuan dengan menggunakan model STAD dengan pendekatan


kontekstual
X 2 : Perlakuan dengan menggunakan model STAD
O3 : Nilai posttest kelas eksperimen setelah perlakuan
O4 : Nilai posttest kelas kontrol setelah perlakuan
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang
didalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi (data)
penelitian, menurut (Ismiyanto, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas SD Kalongan 02.
3.2.2. Sample
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.Menurut (Arikunto, 2006), sample merupakan sebagian dari populasi
yang hendak diteliti karakteristiknya dan dianggap mewakili dari semua populasi.
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling.
Purposive samplingmenurut (Sugiyono, 2019) merupakan teknik penentuan
sampel dengan kriteria tertentu.
Sample yang diambil dalam penelitian ini yaitu kelas I SDN Kalongan 02.
Sesuai data yang sudah diketahui kelas 1A menunjukkan hasil rata-rata 64,3%
sedangkan 1B menunjukkan hasil rata-rata 37%. Maka dari itu peneliti memilih
kelas 1B yang rata-ratanya terendah untuk dijadikan sebagai kelas eksperimen dan
kelas 1A sebagai kelas kontrol. Penelitian ingin mengetahui perbedaan
pemahaman konsep siswa.
3.3. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat:
3.3.1 Variabel Terikat (Variabel Dependent)
Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019).
Variabel terikat pada penelitian ini adalah pemahaman konsep mata pelajaran
25

Bahasa Indonesia dengan materi kegiatan membaca dan menulis yang ada di
indonesia.
3.4.1 Variabel Bebas (Variabel Independent)
Variabel bebas atau independen adalah variabel yang diubah atau
dimanipulasi dalam suatu penelitian untuk melihat dampak atau pengaruhnya
terhadap variabel lain yang disebut variabel terikat atau dependen. Dengan kata
lain, variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau mempengaruhi
perubahan atau timbulnya variabel terikat dalam sebuah eksperimen atau studi.
(Sugiyono, 2019). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model
STAD berbantuan media Monopoli. Model STAD dikenal karena berfokus pada
kegiatan kelompok, sedangkan media Monopoli digunakan untuk membantu
siswa memahami materi yang diajarkan melalui model STAD. Dalam konteks ini,
variabel bebas (penggunaan model STAD dengan media Monopoli) diharapkan
mempengaruhi atau memberikan efek terhadap variabel terikat atau dependen,
seperti pencapaian siswa dalam memahami dan menguasai materi pembelajaran.
3.4. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Tes
Penelitian ini akan menggunakan jenis kemampuan pemahaman konsep.
Tes dalam hal inipembelajaran berisi kumpulan soal-soal bahasa Indonesia di
kelas I pemberian tes adalah dilakukan dalam dua bentuk yaitu pre dan post test
yang harus dilakukan pembelajaran bahasa Indonesia di SDN Kalongan 02 keluar
oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah kelas IA dan IB A. Dalam
penelitian ini tes digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep
siswa, untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep dilakukan dengan
mengisi soal sebanyak 7 soal.
b. Teknik Non Tes
Observasi merupakan teknik non-tes yang vital dalam penelitian tindakan
kelas. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengamati langsung interaksi
siswa dan guru dalam konteks belajar, mencatat detail proses pembelajaran, serta
mengidentifikasi tantangan dan peluang yang muncul. Observasi juga
26

memberikan informasi kualitatif yang mendalam untuk memvalidasi hasil tes atau
kuesioner, memperkaya pemahaman tentang fenomena yang diamati, dan
mendukung perbaikan dalam praktik pengajaran secara berkelanjutan.
c. Observasi
Teknik observasi dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan untuk
mengamati aktifitas pembelajaran, termasuk interaksi antara guru dan siswa,
dalam konteks penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta
penerapan reward and punishment. Observasi dilakukan secara langsung dan
sistematis untuk mencatat perilaku individu atau kelompok dalam situasi belajar.
Lembar observasi yang telah disiapkan akan memfasilitasi pengumpulan data
tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.
Pengamatan dilakukan dalam dua siklus (Siklus I dan II) yang dibedakan
antara pertemuan I dan pertemuan II. Setiap siklus menyoroti kegiatan
pembelajaran yang berbeda. Pertemuan II merupakan kelanjutan dari kegiatan
pembelajaran yang dimulai pada pertemuan I. Lembar observasi yang terlampir
akan digunakan untuk mencatat detail interaksi, strategi pengajaran, partisipasi
siswa, dan respons terhadap model pembelajaran yang diterapkan serta
penggunaan reward and punishment.
Penggunaan teknik observasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang mendalam tentang bagaimana model STAD dan strategi reward and
punishment berpengaruh terhadap dinamika pembelajaran di kelas, serta untuk
mengevaluasi efektivitasnya dalam meningkatkan partisipasi dan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran.
d. Kuesioner atau angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden, dalam hal ini siswa, untuk
mengevaluasi respon mereka terhadap pembelajaran menggunakan model
kooperatif tipe STAD. Angket diberikan setelah sesi pembelajaran STAD untuk
mengumpulkan pandangan siswa tentang efektivitas dan pengalaman belajar
mereka. Hal ini penting untuk memahami persepsi siswa terhadap model
27

pembelajaran yang diterapkan dan mendapatkan umpan balik tentang kelebihan


serta kekurangannya dalam konteks pembelajaran kooperatif.
3.4.2 Instrumen Penelitian
a. Perangkat Pembelajaran
1. Silabus
Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam (Zubaidi, 2015) Silabus
merupakan rencana pembelajaran 59 pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar. Silabus yang digunakan dalam penelitian adalah pengembangan
yang disesuaikan dengan perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen.
2. Modul ajar
Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat
rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses
pembelajaran mencapai Capaian Pembelajaran (CP). Jika satuan pendidikan
menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah, maka modul ajar tersebut
dapat dipadankan dengan RPP Plus, karena modul ajar tersebut memiliki
komponen yang lebih lengkap dibanding RPP. Jika satuan pendidikan
mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka modul ajar tersebut dapat
dipadankan dengan RPP. Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai
perangkat ajar, termasuk modul ajar atau RPP, dengan kelengkapan komponen
dan format yang beragam sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan murid.
3.4.3 Intrumen Pengumpulan Data
a. Lembar Soal Uraian Soal Tematik
Intrumen lembar soal yang berjumlah 7 soal dibuat untuk mencari data
kemampuan tematik pada kelas ekperimen dan kelas kontrol. Penyusunan
intrumen soal dimulai dengan menyusun kisi-kisi yang dikonsultasikan dengan
pembimbing. Setiap skor diberikan penilaian sesuai dengan rubrik penilaian.
b. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui dengan model
pembelajaran yang digunakan guru apakah materi yang disampaikan mudah
28

dipahami siswa atau tidak. Mengetahui sejauh mana siswa memahami mengenai
kemampuan pemahaman konsep, serta media/alat peraga yang digunakan guru
dalam pembelajaran. Penilaian motivasi belajar siswa dengan memberikan tanda
ceklist pada kolom indikator lembar observasi guru.
c. Angket
Angket atau kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket
tertutup. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
dengan pelaksanaan STADdengan responden siswa.Dengan opsi jawaban ya atau
tidak, dengan cara memberikan tanda () pada opsi jawaban yang dianggap benar
oleh siswa.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penellitian ini adalah teknik
analisis data statistik. Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisis
terhadap data. Analisis data dalam penelitian ini adalah uji statistik dengan
menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji regresi linear sederhana, uji
independent sample t test dan uji paired sample test.
3.5.2 Validitas Instrumen
Intrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur (Sugiyono, 2015). Suatu instrument yang valid maka akan
memperoleh validitas yang tinggi, sebaliknya jika validitasnya rendah
maka intrumen tersebut tidak valid digunakan dalam penelitian.
Pada penelitian ini uji coba soal dilakukan pada kelas I telah
menerima materi yang akan dibelajarkan dengan validitas empiris. Dengan
menggunakan aplikasi SPSS yaitu menggunakan uji product moment
pearsondikarenakan soal yang akan digunakan berbentuk uraian.
Pengolahan data dengan SPSS untuk uji validitas yaitu dengan langkah-
langkah sebagai berikut yaitu, kita masukkan data ke dalam SPSS, dari
menu utama SPSS kita pilih menu analyze, lalu pilih menu correlate, lalu
pilih menu bivariate. Setelah muncul kotak dialogbivariate correlations
masukkan butir soal ke kotak variables, lalu beri tanda centang pada opsi
pearson pada kotak dialog bivariate correlations lalu klik OK. Ketika
29

sudah muncul hasilnya kita dapat mengetahui hasil dari kevalidan soal jika
t hitung>t tabel pada signifikasi 5%. Kevalidan soal juga dapat diketahui jika
signifikasi < 0,05.
Tabel 3.2 Kategori validitas butir soal
Rentang Kriteria
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,80 Tinggi
0,4 – 0,60 Cukup
0,2 – 0,40 Rendah
0,0 – 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto Suharsimi, 2013)


Sebelum diberikan kepada subyek penelitian, peneliti membuat 7 soal
yang akan diuji coba kepada siswa kelas IA dan IB. Berikut ini hasil
validitas ke 7 soal tersebut :

Tabel 3.3 Hasil Validitas Soal Uji Coba


No. Corrected item-Total Correlation Keterangan
Soal
1 0,092 Tidak Valid/Sangat
Rendah
2 0,132 Tidak Valid/Sangat
Rendah
3 0,525* Valid/Cukup
4 0,610* Valid/Tinggi
5 0,577* Valid/Cukup
6 0,160 Tidak Valid/Sangat
Rendah
30

7 0,684** Valid/Tinggi

Dilihat dari uji validitas menggunakan aplikasi SPSS maka diperoleh 7


soal yang memenuhi kriteria dan dapat dikatakan valid yaitu soal nomor
3,4,5, dan 7 sedangkan yang tidak valid yaitu soal nomor 1,2, dan 6.
Dengan validitas sanngat rendah berjumlah 3, validitas cukup berjumlah 2.
Dan validitas tinggi berjumlah 2. Dari 7 soal tersebut dapat diambil 4 soal
yang valid den dijadikan pre test dan post test, dengan penomoran 1
sampai 4.
3.5.2 Reliabilitas Intrumen
Reliabilitas merupakan indeks sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya untukmengetahui gambaran tentang kemampuan seseorang
(Arikunto Suharsimi, 2013). Hal ini menunjukkan sejauhmana konsisten
hasil dari alat ukur, jika digunakan untuk dua kali pengukuran dengan
gejala yang sama apakah akan memperoleh hasil yang konsisten. Intrumen
dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap jika digunakan
untuk menguji berkali-kali. Untuk mengetahui reliabilitas tes, dimulai
dengan membuat uji coba tes yang berbentuk tes uraian, dengan
menginterpretasikan koefisien reliabilitas tersebut sesuai dengan kriteria
sebagai berikut.
Tabel 3.4 Koefisien reliabilitas butir soal
Batasan Kategori
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61– 0,80 Tinggi
0,41– 0,60 Cukup
0,2 – 0,40 Rendah
0,0 – 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto Suharsimi, 2013)
Uji reliabilitas dengan menggunakan aplikasi SPSS, yaitu dengan
uji reliabilitas Cronbach’s Alpha. Pengolahan data dengan SPSS untuk
menguji reliabilitas dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagai
31

berikut yaitu, pertama masukkan data pada SPSS, dari menu utama pilih
menu anlyze, kemudian pilih menu scale, lalu pilih reliability analyze,
pindahkan butir soal pada variables, pilih statistic, beri tanda centang pada
scale if item delete, pilih continue lalu klik ok. Setelah muncul data yang,
maka data dapat dikatakan reliabitas soal cukup jika nilai dari Cronbach’s
Alpha lebih dari 0,6.
Sebelum 4 soal yang sudah valid tersebut diberikan kepada subjek
penelitian, maka akan diuji rehabilitas dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas
Cromback’s Alpha Keterangan
0,681 Bagus

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh soal uji coba
dapat dinyatakan sangat reliabel karena cromback’s alpha lebih dari 0,6
yaitu ber cromback’s alpha sebesar 0,681 dengan kategori reliabilitas
bagus.

3.5.3 Tingkat Kesukaran


Perhitungan tingkat kesukaran soal merupakan mengukur seberapa
tinggi derajat kesukaran soal. Soal yang baik merupakan soal yang tidak
sukar dan tidak mudah. Soal yang terlalu mudah tidak dapat merangsang
kemampuan berfikir siswa untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang
terlalu sulit juga membuat siswa merasa malas dan merasa putus asa untuk
menyelesaikannya. Untuk menguji tingkat kesukaran dapat dilakukan
dengan aplikasi SPSS dengan langkah- langkah sebagai berikut, pertama
masukkan data pada SPSS, dari menu utama pilih menu anlyze, kemudian
pilih menu descriptive statistics, lalu pilih frequencies, pindahkan butir
soal pada variables, pilih statistic, beri tanda centang pada opsimean, pilih
continue lalu klik ok. Adapun indeks tingkat kesukaran yaitu sebagai
berikut.
32

Tabel 3.6 Indikator tingkat kesukaran


Batasan Kategori
0,0 – 0,30 Sukar
0,31– 0,70 Sedang
0,71– 1,00 Mudah
(Arikunto Suharsimi, 2013)
Sebelum 4 soal yang sudah valid tersebut diberikan kepada subjek
penelitian, maka akan diuji tingkat kesukaran dengan hasil berikut :
Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran
No. Soal Statistika Keterangan
1 0,93 Mudah
2 0,93 Mudah
3 0,53 Sedang
4 0,47 Sedang
5 0,60 Sedang
6 1.00 Mudah
7 0,27 Sukar

Setelah dianalisi tingkat kesukaran soal dari 7soal tersebut terdapat 3 soal
kategori mudah yaitu soal nomor 1,2,dan 6 serta soal dengan kategori
sedang dengan kategori sedang pada soal nomor 3,4,dan 5 serta 1 soal
dengan kategori sukar pada soal nomor 7.
3.5.4 Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan suatu soal yang memiliki kemampuan
untuk membedakan siswa yang berkemampuan rendah dan siswa yang
memiliki kemampuan tinggi (Arikunto Suharsimi, 2013). Sehingga dapat
dikatan bahwa suatu soal tidak memiliki daya pembeda apabila tidak dapat
memberikan gambaran hasil sesuai dengan kemampuan siswa yang
sebenarnya. Uji daya pembeda dapat dilakukan dengan menggunakan
SPSS. Untuk mengetahui daya pembeda maka kita perlu melakukan uji
33

reliabilitas terlebih dahulu yaitu, terdapat pada correction item – total


correlation.
Jika hasil yang diperoleh kurang dari 0,21 maka soal tidak dapat
digunakan dalam penelitian. Adapun klasifikasi indeks daya pembeda
sebagai berikut.
Tabel 3.8 Klasifikasi indeks daya pembeda
Batasan Kategori
0,0 – 0,20 Jelek
0,21– 0,40 Cukup
0,41– 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
(Arikunto Suharsimi, 2013)
Sebelum soal yang sudah valid tersebut diberikan kepada
subjek penelitian, maka akan diuji daya pembeda dengan hasil berikut :

Tabel 3.9 Hasil Uji Pembeda


No Corrected item-Total Corerelation Keterangan
Soal
1 0,092 Jelek
2 0,132 Jelek
3 0,525 Baik
4 0,610 Baik
5 0,577 Baik
6 0,160 Jelek
7 0,684 Baik
34

Setelah diuji daya pembeda pada soal uji coba, dapat disimpulkan bahwa darike
7 soal tersebut terdapat 4 soal kategori baik dan 3 soal kategori jelek.
3.5.5 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data penelitian yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Kriteria dalam pengujian normalitas,
apabila nilai signifikansi kolmogrovsmirnov > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa
populasi dalam kelompok bersifat normal. Menurut (Agoestanto et al., 2019) Uji
normalitas ini dapat dilakukan menggunakan SPSS dengan langkah-langkah
masukkan data ke SPSS - klik analyze – descriptive – statistics– explore –
masukkan variabel nilai kelas kontrol dan eksperimen baik pretest maupun
posttest – klik plots – pilih normality plots with test – continue – ok.
Menurut (Sari et al., 2017). Untuk menguji kriteria normalitas
menggunakan SPSS, lihat pada uji Kolmgorov-Smirnov dan lihat nilai sig.
➢ Apabila nilai sig > 0,05 maka data berdistribusi normal.
➢ Apabila nilai sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
Rumusan Hipotesis :
H0 = Pemahaman Konsep siswa berdistribusi normal
H1 = Pemahaman Konsep siswa tidak berdistribusi normal

Tabel 3.10 Hasil Uji Normalitas


Kolmogorov-Smirnovª Ket.
Kelas Statistic Df Sig.
Pretest Eksperimen 0,170 20 0,132 Normal
Kontrol 0,180 21 0,073 Normal
Posttest Eksperimen 0,192 20 0,052 Normal
Kontrol 0,187 21 0,054 Normal

3.5.6 Uji Homogenitas


Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data dalam populasi yang
dikumpulkan seragam atau tidak. Kriteria dalam pengujian homogenitas, apabila
35

nilai signifikansi ≥ 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa populasi dalam kelompok
bersifat homogen atau memiliki kesamaan. Uji homogenitas ini menggunakan
SPSS dengan langkah-langkah masukkan data ke SPSS – compare menas – one
way annova – masukkan nilai pada kotak dependent list dan kelas pada kotak
faktor – options – beri tanda centang pada homogenity of variance test – continue
- ok. Data dinyatakan homogen jika nilai signifikan > 0,05 (Agoestanto et al.,
2019) .
Tabel 3.11 Hasil Uji Homogenitas
Levene df1 df2 Sig. Ket
Statistic
Pemahama 1.448 3 78 0,235 Homogen
n Konsep

3.5.7 Uji Hipotesis


Uji hipotesis digunakan untuk menunjukkan hipotesis dalam penelitian ini
diterima atau ditolak.
a) Uji Independent Sample T-test
Uji independent sample t test menunjukkan ada atau tidaknya
perbedaan kualitas pembelajaran antara kelas eksperimen dengan kelas
kontrol. Tahapan uji independent sample t test dengan aplikasi SPSS,
masukkan data ke SPSS – analyze - compare means - independent sample
t test, pindahkan hasil sesuai grup, dan klik ok. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji independent sample t test, yaitu jika nilai signifikansi
< 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol dan jika nilai signifikansi > 0,05
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol.
b) Uji Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi digunakan peneliti untuk memperkirakan seberapa
jauh perubahan nilai variabel dependen, apabila nilai variabel independen
36

diubah (Sugiyono, 2019). Uji regresi ini juga digunakan untuk mengukur
besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat yang lain.
Uji regresi linear sederhana ini dilakukan menggunakan aplikasi SPSS
dengan tahapan klik analyze – regression – linear – masukkan varibel
posttest pada kotak independent, varibel pemahaman konsep pada kotak
dependen – bagian method klik enter – ok. Kriteria dalam penerimaan dan
penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
Dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel
a. Jika diperoleh hasil t hitung > t tabel, maka ada pengaruh model student
teams achievement divisionmenggunakan media gambar untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
b. Jika diperoleh hasil t hitung < t tabel, maka tidak ada pengaruh model
student teams achievement divisionmenggunakan media gambar untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
Dengan menggunakan nilai signifikan
a. Jika nilai signifikan > probabilitas 0,05, maka tidak ada pengaruh
model student teams achievement divisionmenggunakan media gambar
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
b. Jika nilai signifikan < probabilitas 0,05, maka ada pengaruh model
student teams achievement divisionmenggunakan media gambar untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
37

BAB lV
HASIL PENELITIAN

4.1 Perbedaan Model Interaksi STAD Berbantuan Media Monopoli


Terhadap Sikap Pemahaman Konsep Kelas I Sekolah Dasar
4.1.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang
bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol, dimana pada uji hipotesis I ini dilaksanakan
dengan menggunakan uji independent sample t-test. Model
pembelajaran yang digunakan oleh peneliti adalah model
pembelajaran Student Teams Achievement Division(STAD)
dengan media berupa media monopoli, dan subjek dari penelitian
ini adalah siswa kelas IA dan IB SDN Kalongan 02. Diakhir
kegiatan pembelajaran, peneliti memberikan post-test untuk
mengetahui perbedaan antara kelas eksperimen (IA) yang
menerapkan model pembelajaran STAD berbantuan media
monopoli, dengan kelas kontrol (IB) yang hanya menerapkan
model pembelajaran STAD saja. Berikut ini merupakan hasil post-
test perbandingan rata-rata kedua kelas yang nantinya akan diuji
dengan independent sample t-test.
Tabel 4.1 Hasil Uji Independent Sample T-test
No. Kelas t df Sig. Mean Nilai Nilai
tertinggi terendah
1 Kelas 3.607 39 0,001 76,05 94 56
Eksperimen
2 Kelas 3.647 33.518 0,001 60,76 94 31
Kontrol

Dari data hasil uji Independent sample T-test terlihat sig.


0,001<0,05maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti
menunjukkan adanya perbedaan rata-rata ketrampilan membaca permlaan
siswa yang signifikan atau terdapat perbedaan dengan menggunakan
38

model STAD (Student Teams Achievement Division) tanpa berbandtian


media monopoli dengan menggunakan model STAD (Student Teams
Achievement Division) berbantuan media monopoli di kelas I. Rata-rata
nilai kelas eksperimen sebesar 76,05 sedangkan nilai rata-rata kelas
kontrol sebesar 60,76, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai
kelas eksperimen lebih besr dibanding nilai kelas kontrol dengan selisih
nilai 15,29. Disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model STAD
(Student Teams Achieviement Division) berbantuan media monopoli
mampu memberikan perbedaan rata-rata pemahaman konsep siswa yang
signifikan pada proses pembelajaran.

4.1.2 Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada
sub bab sebelumnya, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
model STAD (Student Teams Achievement Division) tanpa
berbantuan media monopoli dengan menggunakan model STAD
(Student Teams Achievement Division) berbantuan media
monopoli. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji paired t-test
yang ringkasan hasilnya terdapat pada tabel 4.1, dimana uji
tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah hasil tes pemahaman
konsep pretest dan posttes siswa memiliki kemampuan yang sama
atau berbeda setelah diberikan perlakukan yang berbeda.
Perbedaan ini dapat dilihat pada nilai signifikansi yang
menunjukkan nilai Sig. (2-tailed)0,000<0,005. Hal ini
berartiterdapat perbedaan rata-rata pemahaman konsep pretest dan
postest siswa kelas eksperimen.Selain itu dapat dilihat dari rataan
nilai pre-test yang mana pada kelas eksperimen memiliki rata-rata
nilai sebesar 45 sedangkan nilai post-test rata-rata kelas
eksperimen sebesar 76, Hal itu disebabkan karena pada kelas
eksperimen ini diberikan treatment dengan menerapkan model
STAD (Student Teams Achievement Division) berbantuan media
39

monopoli, sehingga tingkat pemahaman konsep siswa dapat


meningkat. Kesimpulan ini diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan oleh (Agustini & Syarifuddin, 2015) pada tahun 2015
yang menyatkan hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan
hasil belajar sebelum dan sesudah penerapan model STAD.
Ditunjukan pada hasil belajar pretest yaitu rata-rata sebesar 58,2
mengalami peningkatan pada hasil belajar posttest yaitu sebesar
81,9. Hal tersebut juga diperkuat dengan pendapat (Kadarwati et
al., 2018) pada tahun 2018 dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa karena aktivitas ini kaya dengan tugas-tugas yang
lebih interaktif dan akibatnya memberi siswa konsep, ide, saran,
dan gaya berpikir yang baru. Berdasarkan hasil dari data observasi
tersebut, menunjukkan bahwa di kelas eksperimen siswa lebih
antusias untuk mengikuti pembelajaran, Hal itu disebabkan karena
pada kelas eksperimen ini diberikan treatment dengan menerapkan
model pembelajaran STAD berbantuan media monopoli, sehingga
siswa menjadi lebih tertarik dan lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil wawancara
yang telah dilakukan peneliti kepada siswa maupun guru yang
menyatakan bahwa siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
lebih senang dan bersemangat jika menggunakan media
pembelajaran, karena dengan penggunaan media, siswa menjadi
tidak cepat bosan dan siswa menjadi lebih tertarik mengikuti
pembelajaran yang berlangsung. Hal ini memberikan hasil yang
berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana pada
kelas eksperimen menunjukkan hasil lebih unggul dibandingkan
kelas kontrol. Hal itu disebabkan karena penggunaan model dan
media pembelajaran yang membuat siswa lebih tertarik dan
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Penggunaan media pembelajaran dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa, sehingga materi yang
40

disampaikan oleh guru pun lebih mudah diterima dan dipahami


oleh siswa.
4.2 Pengaruh Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD) berbantuan Media Monopoli Terhadap Pemahaman Konsep
4.2.1 Hasil Penelitian
Uji hipotesis II dilaksanakan dengan menggunakan uji
regresi linier sederhana yang digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh antara variabel independent (X) terhadap
variabel dependent (Y). Berikut ini merupakan hasil uji regresi
linier sederhana yang telah dilakukan peneliti.
Tabel 4.2Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ANOVA
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
1. Regression
899.120 1 889.120 4.454 0,049

a. Predictors : (Constant), STAD


bebantuan media monopoli

Dari data tabel 4.2 diperoleh nilai f = 4.454 dan Sig. =


0,049 dan dapat disimpulkan bahwa Sig. 0,049< 0,05 yang berarti
H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi persamaan adalah linier atau x
mempunyai hubungan linier terhadap y atau x berpengaruh secara
positif terhadap y (tanda positif diambil dari tanda koefisien
regresi). Oleh karena itu, analisis dilanjutkan ke proses melihat
besar pengaruh dengan melihat nilai koefisien determinasi R
Square. Berikut hasil uji regresi sederhana model summary dari
penelitian yang dilakukan :
Tabel 4.3Hasil Uji Regresi Sederhana Model Summary
Model R R.Square Adjusted R. Std. Error of
Square the Estimate

1
.445 .198 .154 14.208

a. Predictors: Constant, STAD berbantuan media monopoli


41

Dari data diatas, diperoleh nilai R. Square = 0,198 = 19,8%. Nilai


tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Division) berbantuan media Monopoli dapat diatasi atau
dijelaskan sebesar 19,8%. Dengan kata lain terdapat pengaruh yang
signifikan pada penggunaan model pembelajaran (Student Teams
Achievement Division) berbantuan media Monopoliterhadap pemahaman
konsep.
Tabel 4.4 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Kelas Pertemuan Ke- Presentase (%) Kriteria
Eksperimen 1 45,91% Kurang Baik

2 55,61% Baik

3 64,96% Baik

Rata-Rata 55,49% Baik

Kontrol 1 75,17% Sangat Baik

2 81,78% Sangat Baik

3 86,07% Sangat Baik

Rata-Rata 81% Sangat Baik

Berdasarkan hasil dari data observasi diatas menunjukkan bahwa di


kelas eksperimen siswa lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran,
yang mana mendapatkan hasil observasi rata-rata sebesar 64,96% dengan
kategori “Baik”, sedangkan pada kelas kontrol hanya mendapatkan hasil
observasi rata-rata sebesar 55,49% dengan kategori “Baik” (Data
observasi terlampir ). Jadi dapat disimpulkan bahwa, kelas eksperimen
dan kelas kontrol terdapat perbedaan dalam penggunaan model
42

pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) berbantuan


media monopoli pada siswa kelas I. (Hasil uji t terlampir).
4.2.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian data bahwa model pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media
monopoli berpengaruh pada pemahaman konsep siswa. Hal ini dapat
diketahui dari hasil uji regresi linier sederhana yang diperkuat dengan
hasil penelitian pada tabel 4.2 bahwa diperoleh f = 4.454 dan Sig.=
0,049 dan dapat disimpulkan bahwa Sig.0,049<0,05 yang Ho ditolak
dan Ha diterima. Dari pernyataan tersebut disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan penggunaan model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) berbantuan media monopoli terhadap
pemahaman konsep siswa. Pernyataan ini juga didukung oleh data hasil
uji regresi linier sederhana Model Summary, diperoleh nilai . Square =
0,198 = 19,8%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran
STAD (Student Teams Achievement Division) berbantuan media
Monopoli dapat d diatasi sebesar 19,8%.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) mampu mengatasi rasa malu, siswa
mampu memotivasi teman, meningkatkan kecakapan individu,
meningkatkan kecakapan kelompok, dan menumbuhkan rasa saling
menghormati serta bekerja sama (Novianti & Anjarini, 2022) (I.
Wulandari, 2022). Hal ini disebabkan karena model Student Team
Achievement Division (STAD) menekankan pada adanya aktivitas dan
interaksi diantara siswa dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai kompetensi pengetahuan yang maksimal (Suryana & Hijriani,
2021).
Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) dapat membuat siswa aktif membantu dan memotivasi
semangat untuk berhasil bersama, interaksi antarsiswa seiring dengan
peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat, meningkatkan
43

kecakapan individu, dan meningkatkan kecakapan kelompok yang


diintegrasikan dengan dokumen peserta didik yang menunjukkan hasil
kinerjanya dalam rentangan waktu tertentu (Arifin & Habibbulloh, 2019)
(Prananda, 2021). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
terdahulu yang juga mengungkapkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar
siswa menggunakan model kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) berbantuan media poster lebih baik dan melebihi KKM
dari rata-rata hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) berbantuan media poster (Kusumawardani et al., 2018).
Hasil penelitian lainnya juga mengungkapkan bahwa penerapan
model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) lebih
baik dari hasil belajar yang menerapkan pembelajaran konvensional
(Shofiyyatunnisa & Pujiastuti, 2020). Hasil penelitian selanjutnya
mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) dapat mengkondisikan
siswa dalam lingkungan belajar yang nyaman, dimana siswa dapat saling
bertukar pendapat, saling bekerja sama dalam kelompoknya, saling
membantu dan mendorong anggota kelompoknya dalam mempelajari
pelajaran, serta saling memberi kontribusi kepada anggota kelompok
lainnya (Ihsan & Suharman, 2022). Berdasarkan hasil penelitian tersebut
maka dapat dikatakan bahwa penerapan model Student Team
Achievement Division (STAD) dan media poster secara bersama-sama
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kemampuan kerja sama siswa.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Berbagai upaya yang telah disiapkan serta dilakukan agar sesuai dengan
prosedur penelitian yang telah dirancang oleh peneliti agar hasilnya dapat
diterima kebenarannya. Meskipun semua sudah terlaksana dengan baik,
ternyata masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti. Faktor-faktor tersebut tidak dapat dihindari
terutama saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Adapun kekurangan
44

dan keterbatasan dalam penelitian ini adalah keterbatasan waktu, karena jadwal
pembelajaran terpotong oleh kegiatan latihan pesta siaga, sehingga
pembelajaran dalam setiap pertemuan belum dilaksanakan dengan maksimal.
45

BAB V
PENUTUP
1.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis pengaruh model pembelajaran STAD
(Student Teams Achievement Division) berbantuan media monopoli
terhadap pemahaman konsep siswa kelas I dapat disimpulkan seperti
berikut :
1. Terdapat perbedaan rata-rata pemahaman konsep
menggunakan model pembelajaran STAD (Student
Teams Achievement Division) berbantuan media
monopoli. Hasil uji Independent sample T-test terlihat
nilai sig.0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak
dan Ha diterima. Ini berarti menunjukkan adanya
perbedaan rata- rata pemamhaman konsep siswa yang
signifikan atau terdapat perbedaan kualitas pembelajaran
antara pembelajaran dengan menggunakan STAD
(Student Teams Achievement Division) tanpa berbantuan
media Monopoli dengan pembelajaran dengan
menggunakan STAD (Student Teams Achievement
Division) berbantuan media Monopoli di kelas I. Rataan
nilai kelas eksperimen sebesar 76,05 sedangkan rataan
nilai kelas kontrol sebesar 60,76 , sehingga dapat
disimpulkan bahwa rataan nilai kelas eksperimen lebih
besar dibanding rataan nilai kelas kontrol dengan selisih
nilai 15,29. Disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan model STAD (Student Teams
Achievement Division) berbantuan media Monopoli
mampu memberikan perbedaan rata-rata pemahaman
konsep siswa yang signifikan pada proses pembelajaran.
46

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran STAD (Student


Teams Achievement Division) berbantuan media
Monopoli berpengaruh terhadap Pemahaman konsep
siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji regresi linier
sederhana yang diperkuat dengan data hasil penelitian
pada tabel 4.2 bahwa diperoleh f = 4.454 dan Sig. = 0,049
dan dapat disimpulkan bahwa Sig. 0,049 < 0,05 yang
berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dari pernyataan
tersebut disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan
pengunaan model pembelajaran STAD (Student Teams
Achievement Division) berbantuan media Monopoli
terhadap pemahaman konsep siswa. Pernyataan ini juga
didukung oleh data hasil uji regresi linier sederhana
Model Summary, diperoleh nilai R. Square = 0,198 =
19,8%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa model
pembelajaran STAD (Student Teams Achievement
Division) berbantuan media Monopoli dapat diatasi
sebesar 19,8%. Penggunaan model pembelajaran STAD
(Student Teams Achievement Division) berbantuan media
Monopoli ini optimal dan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pemahaman konsep siswa.
1.2 Saran
1. Bagi Guru
Guru bisa menggunakan model pembelajaran
STAD(Student Teams Achievement Division) berbantuan media
Monopoli dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa.
2. Bagi Siswa
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran
STAD(Student Teams Achievement Division) berbantuan media
Monopoli dapat menjadi alternatif agar siswa tidak bosan dalam
47

pembelajaran, dan memancing fokus serta minat siswa untuk


memperhatikan yang nantinya akan berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa.
3. Bagi Peneliti
Peneliti lain yang ingin mencoba melakukan
pengembangan dari penelitian ini mengenai pengaruh model
pembelajaran STAD(Student Teams Achievement Division)
berbantuan media Monopoli terhadap pemahaman konsep siswa
hendaknya dapat dipersiapkan dengan optimal, agar hasil yang di
dapat juga maksimal.
48

DAFTAR PUSTAKA
Agoestanto, A., Sukestiyarno, Y. L., Isnarto, Rochmad, & Lestari, M. D. (2019).

The position and causes of students errors in algebraic thinking based on

cognitive style. International Journal of Instruction, 12(1).

https://doi.org/10.29333/iji.2019.12191a

Agustini, Y., & Syarifuddin, A. (2015). Penerapan Model Student Team

Achievement Division (STAD) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas V pada Mata Pelajaran IPA di MI Qur’aniah IV Palembang. JIP

Jurnal Ilmiah PGMI, 1(2). https://doi.org/10.19109/jip.v1i2.662

Ahmad Dhomiri, Junedi Junedi, & Mukh Nursikin. (2023). Konsep Dasar dan

Peranan serta Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan. Khatulistiwa: Jurnal

Pendidikan Dan Sosial Humaniora, 3(1), 118–128.

https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v3i1.972

Ali, M. (1993). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Stategi. Angkas.

Arief S. Sadiman. (2014). Media pendidikan : pengertian, pengembangan dan

pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arifin, A., & Habibbulloh, M. (2019). Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif

Stad Menggunakan Alat Peraga Alquran Untuk Meningkatkan Penguasaan

Tajwid. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 16(2), 189–202.

https://doi.org/10.14421/jpai.2019.162-04

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Edisi

Revisi). PT Rineka Cipta.

Arikunto Suharsimi. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. In

Jakarta: Rineka Cipta.


49

Dahar, R. . (1996). Teori-Teori Belajar. Erlangga.

Ela Suryani, K. Y. P. (2018). Profil Tingkat Pemahaman Konsep Cahaya Pada

Siswa Sekolah Dasar. Seminar Nasional Hardiknas 2018.

Esminarto. (2016). Implementasi Model STAD dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa. Jurnal Riset Dan Konseptual, 1(1).

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia.

Hasanah, Z., & Himami, A. S. (2021). Model Pembelajaran Kooperatif Dalam

Menumbuhkan Keaktifan Belajar Siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi

Kemahasiswaaan, 1(1), 1–13. https://doi.org/10.54437/irsyaduna.v1i1.236

Ihsan, A. N., & Suharman, S. (2022). Efektivitas Model Pembelajaran Tipe

Student Team Achievement Division (Stad) Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih. Jurnal Ilmiah Mandala Education,

8(4), 2649–2655. https://doi.org/10.58258/jime.v8i4.3897

Ismiyanto. (2003). Metode Penelitian. FBS UNNES.

Junita, J., & Wardani, K. W. (2020). Efektivitas Model Pembelajaran STAD dan

CIRC terhadap Peningkatan Keterampilan Kolaborasi Siswa Kelas V SD

Gugus Joko Tingkir pada Mata Pelajaran Tematik. JPDI (Jurnal Pendidikan

Dasar Indonesia), 5(1), 11. https://doi.org/10.26737/jpdi.v5i1.1688

Kadarwati, S., Astutik, K., & Prayitno, E. (2018). Keefektifan Model Student

Team Achievement Division (STAD) dan E- Learning pada Materi Operasi

Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan di Sekolah Dasar. Jurnal Karya

Pendidikan Matematika, 5(2). https://doi.org/10.26714/jkpm.5.2.2018.121-

125
50

Kaharuddin, A. (2019). Effect of Problem Based Learning Model on

Mathematical Learning Outcomes of 6th Grade Students of Elementary

School Accredited B in Kendari City. International Journal of Trends in

Mathematics Education Research, 1(2), 43–46.

https://doi.org/10.33122/ijtmer.v1i2.14

Kusumawardani, N., Siswanto, J., & Purnamasari, V. (2018). Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Poster Terhadap

Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2(2), 170.

https://doi.org/10.23887/jisd.v2i2.15487

Ling, W. N., Ghazali, I. M., & Raman, A. (2016). The Effectiveness of Student

Teams-Achievement Division (STAD) Cooperative Learning on

Mathematics Achievement among School Students in Sarikei District

Sarawak. International Journal of Advanced Research and Development,

1(3).

M. Rusman. (2018). Model-model pembelajaran: Mengembangkan

profesionalisme guru. In Jakarta: Raja Farindo Persada (Vol. 1).

Miftahussiroyudin, M. (2013). Strategi Pembelajaran Student Team Achievement

Division (STAD) Pada Materi Esensial Rukun Iman (INOVASI). Balai Diklat

Keagamaan.

Mulyawati, Y., Destriana, D., & ... (2024). QR Code-Based Monopoly: An

Example of The Fun of Gamification in Learning at Elementary School. … :

Journal of Primary …, 8(1), 60–73. http://www.e-

journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/primaryedu/article/view/4608
51

Novianti, L. A., & Anjarini, T. (2022). Penerapan Model STAD Berbantuan

Media Monopoli Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Sub

Tema Manfaat Tumbuhan Bagi Kehidupan Manusia Di Kelas III SD Negeri

Korowelang. Jurnal Pendidikan Dasar, 3(1), 76–84.

http://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/jpd

Pawattana, A., Prasarnpanich, S., & Attanawong, R. (2014). Enhancing Primary

School Students’ Social Skills Using Cooperative Learning in Mathematics.

Procedia - Social and Behavioral Sciences, 112(Iceepsy 2013), 656–661.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1214

Prananda, G. (2021). Korelasi Antara Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar

Siswa Dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(5),

3829–3840.

Purnasiwi, A. R. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran STAD Berbantuan Media

Monopoli Ragam Budaya Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD N

Gunungsari. Proceeding of The URECOL.

Puspita, S. F., Reffiane, F., & Huda, C. (2018). PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISION) TERHADAP PENANAMAN PEMAHAMAN KONSEP

SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA. JS (JURNAL SEKOLAH), 3(1).

https://doi.org/10.24114/js.v3i1.11632

Putri, I. P. (2018). Keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe student teams

achievement divisions (stad) dalam pembelajaran maatematika. Jurnal JPSD

(Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), 4(1), 128–134.


52

Rahayu, I. S., Santoso, H., & Asih, T. (2020). Permainan Monopoli Berbasis

Metode Stad (Student Teams Achievement Division) Sebagai Media

Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pencernaan. Edubiolock, 1(1), 1–7.

https://doi.org/10.24127/edubiolock.v1i1.47

Rahayu, Slameto, & Radia, E. H. (2018). EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL

STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD. Jurnal Sekolah.

Rahmawati, R. D., & Mahmudi, A. (2014). Keefektifan Pembelajaran Kooperatif

STAD dan TAI ditinjau dari Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika

Siswa. Jurnal Prima Edukasia, 2(1). https://doi.org/10.21831/jpe.v2i1.2648

Rifai, M. (2019). Meta-Analisis Keefektifan Model Pembelajaran Student Team

Achievement Division (STAD) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS

Siswa SD. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 8(2).

https://doi.org/10.33578/jpfkip.v8i2.7119

Rohmah, S., Irianto, D. M., & Kurniawan, D. T. (2024). Figma: Website-based

Interactive Learning Media to Train Understanding of The Concept of Plant

Body Part Functions for Elementary Students. PrimaryEdu : Journal of

Primary Education, 8(1).

Saleh Marzuki. (2012). Pendidikan Nonformal. PT Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Upi Press.

Sari, A. Q., Sukestiyarno, Y. L., & Agoestanto, A. (2017). Batasan Prasyarat Uji

Normalitas dan Uji Homogenitas pada Model Regresi Linear. Unnes Journal
53

of Mathematics, 6(2), 168–177. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm

Setyo, A. A. (2018). Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Integrasi

Teori Belajar Van Hiele Pada Materi Geometri Di Kelas V Sekolah Dasar.

Qalam : Jurnal Ilmu Kependidikan, 6(1).

https://doi.org/10.33506/jq.v6i1.247

Shofiyyatunnisa, A., & Pujiastuti, H. (2020). Penerapan Model Student Team

Achievement Division (Stad) Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa Pada Materi Segiempat. Pedagogy: Jurnal Pendidikan Matematika,

5(1), 20–30. https://doi.org/10.30605/pedagogy.v5i1.269

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. In

AR-RUZZ MEDIA (Issue Yogyakarta).

Sihotang, N. (2022). Penerapan Permainan Monopoli Dalam Meningkatkan Minat

Belajar Siswa SD. Prosiding SENKIM: Seminar Nasional Karya Ilmiah

Multidisiplin, 2(1).

Slavin, R. E. (2009). Cooverative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media.

Slavin, R. E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media.

Sriana, J., & Sujarwo, S. (2022). Analisis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Stad Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Pedagogi: Jurnal Ilmiah

Pendidikan, 8(1), 39–51. https://doi.org/10.47662/pedagogi.v8i1.245

Suciati, S., Septiana, I., & Untari, M. F. A. (2015). Penerapan Media Monosa

(Monopoli Bahasa) Berbasis Kemandirian Dalam Pembelajaran Di Sekolah

Dasar. Mimbar Sekolah Dasar, 2(2), 175–188.

https://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v2i2.1328
54

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:

Alfabeta. Metrologia, 53(5).

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D (23rd ed.). Alfabeta.

Sumini, S. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams

Achievement Division dengan Kemampuan Awal Matematis terhadap

Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Journal of Education, Humaniora

and Social Sciences (JEHSS), 3(3). https://doi.org/10.34007/jehss.v3i3.435

Suryana, D., & Hijriani, A. (2021). Pengembangan Media Video Pembelajaran

Tematik Anak Usia Dini 5-6 Tahun Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Obsesi :

Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2).

https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i2.1413

Suwanda, D. (2008). Pembelajaran Dengan Model Permainan Monopoli Pakem.

Wulandari, I. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ( Student

Teams Achievement Division) dalam Pembelajaran MI. Jurnal Papeda:

Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar, 4(1), 17–23.

https://doi.org/10.36232/jurnalpendidikandasar.v4i1.1754

Wulandari, Y., Refianne, F., & Estiyani. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Melalui Model Discovery Learning Di Kelas V SD. Jurnal Pendidikan &

Pembelajaran Sekolah Dasar, 2(2), 244–253.

https://ojs.unm.ac.id/jppsd/index

Zubaidi, A. (2015). Model-Model Pengembangan Kurikulum Dan Silabus

Pembelajaran Bahasa Arab. Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan


55

Kemasyarakatan, 13(1), 107. https://doi.org/10.21154/cendekia.v13i1.240

Zuraidah. (2018). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Sains Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Siswa Kelas

Iv Sd Negeri 101768 Tembung. School Education Journal Pgsd Fip Unimed,

8(4), 404–413. https://doi.org/10.24114/sejpgsd.v8i4.11671

Anda mungkin juga menyukai