Alex Riem Mera
Alex Riem Mera
Alex Riem Mera
1
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan adalah ternak babi di JAGA III
Kab. Minahasa Provinsi Sulawesi Utara Oleh ALEX RIEM MERAY.
JAGA III
-
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan adalah ternak babi di JAGA III
Kabupaten/Kota Kab. Minahasa Provinsi Sulawesi Utara oleh ALEX RIEM MERAY.
Usulan ternak babi di JAGA III Kabupaten/Kota Kab. Minahasa Provinsi Sulawesi Utara
oleh ALEX RIEM MERAY, dengan skala 150 M2.
Terdiri atas :
1) Pembebasan Lahan
3) Sosialisasi
b. Tahap Konstruksi
Terdiri atas :
2
b) SOP B.3.2 Peningkatan TSP (debu) Akibat Mobilisasi Peralatan dan Material
a) SOP B.2.1 Penurunan Kualitas Air Permukaan Akibat Pembersihan Lahan dan
Pematangan Lahan
b) SOP B.2.2 Peningkatan TSP (debu) akibat Pembersihan Lahan dan Pematangan
Lahan
c) SOP B.2.3 Peningkatan Air Larian Akibat Pembersihan Lahan dan Pematangan
Lahan
c. Tahap Operasi
Terdiri atas :
3
b) SOP C.1.3 Peningkatan Pendapatan Akibat Penerimaan Tenaga Kerja
Terdiri atas :
4
Matriks UKL-UPL
STANDAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP STANDAR PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE PENGELOLA DAN
No BENTUK STANDAR
BENTUK STANDAR PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK PEMANTAUAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP HIDUP
5
Melakukan pengambilan data
kondisi lingkungan hidup (rona
lingkungan hidup awal) yang
mencakup :
1. Komponen geo-fisik-kimia,
seperti sumber daya geologi,
tanah, air permukaan, air bawah
tanah, udara, kebisingan,
getaran, kebauan dan lain
sebagainya;
• Melakukan sosialisasi secara baik 2. komponen biologi, seperti
dengan memastikan setiap komponen vegetasi/flora, fauna, tipe
masyarakat mengerti dan memahami ekosistem, keberadaan spesies
rencana usaha dan/atau kegiatan yang langka dan/atau endemic serta Pelaksana
akan dilaksanakan. habitatnya, dan lain sebagainya; ALEX RIEM MERAY
• Mencegah timbulnya persepsi negative 3. komponen sosio-ekonomi- Penerima Laporan
Perubahan Persepsi
dalam masyarakat yang terkena dampak budaya, seperti tingkat Institusi Pengelola
Masyarakat Akibat
Jumlah masyarakat dengan cara memberikan penjelasan Selama tahap pra pendapatan, tingkat pendidikan, Lingkungan Hidup
2. Pengambilan data kondisi JAGA III JAGA III
terkena dampak yang baik dan benar dengan melibatkan konstruksi demografi, pola pemanfaatan Kab. Minahasa
lingkungan (rona
tokoh masyarakat. lahan, mata pencaharian, budaya Pengawas
lingkungan hidup awal)
• Membangun kondisi lingkungan sosial setempat, relasi sosial dan Institusi Pengelola
yang kondusif melalui pendekatan masyarakat rentan, situs Lingkungan Hidup
partisipatif . arkeologi, situs budaya dan lain Kab. Minahasa
• Membangun pola interaksi harmonis sebagainya;
antara masyarakat dengan pelaksana 4. komponen kesehatan
kegiatan lapangan. masyarakat, seperti perubahan
tingkat kesehatan masyarakat.
5. Identifikasi kegiatan lain di
sekitar lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan beserta
potensi interaksinya.
6. memantau perubahan sikap
dan persepsi masyarakat pasca
kegiatan pengambilan data
kondisi lingkungan hidup (rona
lingkungan hidup awal)
A.3. Sosialisasi
B. Tahap Konstruksi
6
• Melakukan penyiraman secara teratur Pelaksana
dan periodik; ALEX RIEM MERAY
• Membuat pemisah (pembatas) dari Penerima Laporan
Jumlah fasilitas/unit
Peningkatan TSP (Debu) seng dengan minimal tinggi 3 meter; Institusi Pengelola
utama dan Pengambilan sampel udara (debu)
Akibat Pembangunan • Melakukan pemadatan (kompaksi) dan Selama tahap Lingkungan Hidup
4. fasilitas/unit JAGA III untuk dianalisis sesuai baku JAGA III
fasilitas/unit utama dan membasahi tanah pada area yang dilalui konstruksi Kab. Minahasa
pendukung yang mutu lingkungan
fasilitas/unit pendukung oleh kendaraan selama konstruksi; Pengawas
menimbulkan dampak
• Melakukan koordinasi dengan aparat Institusi Pengelola
pemerintahan desa/kelurahan setempat Lingkungan Hidup
sebelum kegiatan berjalan. Kab. Minahasa
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
• Menyediakan TPS Sampah;
Penerima Laporan
Peningkatan Limbah Padat Jumlah fasilitas/unit • Berkoordinasi dengan dinas
Institusi Pengelola
/ Sampah Akibat utama dan kebersihan kota/kabupaten untuk
Selama tahap Lingkungan Hidup
5. Pembangunan fasilitas/unit jadwal pengangkutan sampah; JAGA III Pengukuran timbulan sampah JAGA III
konstruksi Kab. Minahasa
fasilitas/unit utama dan pendukung yang • Koordinasi dengan aparat
Pengawas
fasilitas/unit pendukung menimbulkan dampak desa/kelurahan terkait penanganan
Institusi Pengelola
sampah di lokasi kegiatan.
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
Pelaksana
• Menghindari tumpahan cairan
ALEX RIEM MERAY
berminyak, bahan bakar atau bahan
Penerima Laporan
Jumlah fasilitas/unit berbahaya lainnya masuk ke tanah,
Penurunan Kualitas Air Institusi Pengelola
utama dan saluran air atau drainase dan sungai Pengambilan data kualitas air
Akibat Pembangunan Selama tahap Lingkungan Hidup
6. fasilitas/unit • Membersihkan tumpahan bahan bakar JAGA III untuk dianalisis sesuai dengan JAGA III
fasilitas/unit utama dan konstruksi Kab. Minahasa
pendukung yang peralatan berat, cairan hidrolik, dan baku mutu lingkungan
fasilitas/unit pendukung Pengawas
menimbulkan dampak tumpahan berkandungan minyak bumi
Institusi Pengelola
lainnya dengan segera
Lingkungan Hidup
• Mengelola limbah cair dengan benar
Kab. Minahasa
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
• Membuat pemisah (pembatas) dari • Pengambilan data kebisingan
Penerima Laporan
seng dengan minimal tinggi 3 meter; untuk dianalisis
Institusi Pengelola
Peningkatan Kebisingan • Melakukan koordinasi dengan aparat • Pengukuran langsung dengan
Jumlah ritasi Selama tahap Lingkungan Hidup
7. Akibat Mobilisasi peralatan pemerintahan desa/kelurahan setempat JAGA III alat sound level meter JAGA III
kendaraan per hari konstruksi Kab. Minahasa
dan material sebelum kegiatan berjalan; • Data yang terkumpul dianalisis
Pengawas
• Melakukan konstruksi pada saat jam secara tabulasi, dibandingkan
Institusi Pengelola
kerja. dengan baku mutu
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
• Melakukan penyiraman secara teratur
Penerima Laporan
dan periodik;
Institusi Pengelola
Peningkatan TSP (Debu) • Membuat pemisah (pembatas) dari Pengambilan sampel udara untuk
Jumlah ritasi Selama tahap Lingkungan Hidup
8. Akibat Mobilisasi peralatan seng dengan minimal tinggi 3 meter JAGA III dianalisis dan dibandingkan JAGA III
kendaraan per hari konstruksi Kab. Minahasa
dan material • Melakukan koordinasi dengan aparat dengan Baku Mutu Lingkungan
Pengawas
pemerintahan desa/kelurahan setempat
Institusi Pengelola
sebelum kegiatan berjalan
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
7
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
• Membuat pemisah (pembatas) dari • Pengambilan data kebisingan
Penerima Laporan
Peningkatan Kebisingan Jumlah fasilitas/unit seng dengan minimal tinggi 3 meter untuk dianalisis
Institusi Pengelola
Akibat Pembangunan utama dan • Melakukan koordinasi dengan aparat • Pengukuran langsung dengan
Selama tahap Lingkungan Hidup
9. fasilitas/unit utama dan fasilitas/unit pemerintahan desa/kelurahan setempat JAGA III alat sound level meter JAGA III
konstruksi Kab. Minahasa
fasilitas/unit Pendukung / pendukung yang sebelum kegiatan berjalan • Data yang terkumpul dianalisis
Pengawas
fasilitas budidaya menimbulkan dampak • Melakukan konstruksi pada saat jam secara tabulasi, dibandingkan
Institusi Pengelola
kerja dengan baku mutu
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
• Memprioritaskan masyarakat local
Penerima Laporan
untuk bekerja;
Institusi Pengelola
Peningkatan Kesempatan • Bekerjasama dengan pemerintah desa,
Jumlah tenaga kerja Selama tahap Lingkungan Hidup
10. Kerja Akibat Penerimaan kelurahan dalam penerimaan tenaga JAGA III Survei dan wawancara JAGA III
yang diterima konstruksi Kab. Minahasa
tenaga kerja kerja;
Pengawas
• Memberikan upah sesuai UMR
Institusi Pengelola
setempat.
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
Penerima Laporan
Luas lahan yang • Menyediakan alat penangkap Pengambilan sampel air Institusi Pengelola
Penurunan Kualitas Air
dibersihkan dan durasi (saringan) TSS (kekeruhan) sebelum di Selama tahap permukaan untuk dianalisis Lingkungan Hidup
11. Akibat Pembersihan dan JAGA III JAGA III
waktu (lama waktu) buang ke drainase (sungai) konstruksi sesuai dengan baku mutu Kab. Minahasa
pematangan lahan
pembersihan lahan • Menyediakan IPAL portable sederhana lingkungan Pengawas
Institusi Pengelola
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
• Melakukan penyiraman secara teratur • Pengambilan data kualitas
Penerima Laporan
dan periodik; udara untuk dianalisis
Luas lahan yang Institusi Pengelola
Peningkatan TSP (Debu) • Membuat pemisah (pembatas) dari • Pengukuran langsung dengan
dibersihkan dan durasi Selama tahap Lingkungan Hidup
12. Akibat Pembersihan dan seng dengan minimal tinggi 3 meter; JAGA III alat JAGA III
waktu (lama waktu) konstruksi Kab. Minahasa
pematangan lahan • Melakukan koordinasi dengan aparat • Data yang terkumpul dianalisis
pembersihan lahan Pengawas
pemerintahan desa/kelurahan setempat secara tabulasi, dibandingkan
Institusi Pengelola
sebelum kegiatan berjalan. dengan baku mutu
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
Penerima Laporan
Luas lahan yang • Menyediakan bak penampung air Institusi Pengelola
Peningkatan Air Larian Pengambilan sampel air
dibersihkan dan durasi larian; Selama tahap Lingkungan Hidup
13. Akibat Pembersihan dan JAGA III permukaan untuk dianalisis di JAGA III
waktu (lama waktu) • Membuat saluran drainase konstruksi Kab. Minahasa
pematangan lahan laboratorium
pembersihan lahan pembuangan air larian. Pengawas
Institusi Pengelola
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
C. Tahap Operasi
8
• Mengadakan penyuluhan kepada
masyarakat lokal tentang peluang
berusaha yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar lokasi kegiatan
• Melaksanakan program community
development (CD) dalam rangka
meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia penduduk lokal, agar
Pelaksana
penduduk lokal dapat berpartisipasi
ALEX RIEM MERAY
dalam memanfaatkan peluang usaha
Penerima Laporan
Peningkatan Limbah Padat yang ada
Institusi Pengelola
/ Sampah Akibat • Memberikan kesempatan kepada Wawancara dengan masyarakat di
Jumlah tenaga kerja Selama tahap Lingkungan Hidup
14. Operasional unit/fasilitas masyarakat lokal untuk melakukan JAGA III sekitar wilayah studi dan analisis JAGA III
yang diterima operasi Kab. Minahasa
utama dan unit/fasilitas usaha di sektor informal yang sifatnya data
Pengawas
pendukung melayani karyawan, kebutuhan
Institusi Pengelola
reklamasi dan revegetasi, serta jasa
Lingkungan Hidup
seperti penyediaan makanan, jasa-jasa
Kab. Minahasa
untuk mendukung fasilitas
• Melakukan koordinasi/kerjasama
dengan Dinas Tenaga Kerja, aparat Desa
dan Kecamatan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan peluang berusaha
• Mengoptimalkan pengisian peluang
berusaha bagi wirausahawan yang
berasal dari wilayah setempat
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
• Penanganan kotoran ternak dengan Penerima Laporan
Jumlah fasilitas/unit
Peningkatan Kebauan langsung diolah secara biologi Pengambilan sampel kebauan Institusi Pengelola
utama dan Setiap 6 (enam)
Akibat Operasional (menggunakan mikroorganisme tertentu) untuk dianalisis dan Lingkungan Hidup
16. fasilitas/unit JAGA III bulan sekali selama JAGA III
unit/fasilitas utama dan atau pengolahan dalam bentuk lainnya; dibandingkan sesuai baku mutu Kab. Minahasa
pendukung yang tahap operasi
unit/fasilitas pendukung • Melakukan koordinasi dengan lingkungan Pengawas
menimbulkan dampak
masyarakat setempat. Institusi Pengelola
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
Pelaksana
• Melakukan koordinasi dengan aparat
ALEX RIEM MERAY
pemerintahan desa/kelurahan setempat • Pengambilan data kebisingan
Penerima Laporan
Jumlah fasilitas/unit sebelum kegiatan berjalan; untuk dianalisis
Peningkatan Kebisingan Institusi Pengelola
utama dan • Melakukan pengaturan lalu lintas Setiap 6 (enam) • Pengukuran langsung dengan
Akibat Operasional Lingkungan Hidup
17. fasilitas/unit kendaraan di lokasi kegiatan; JAGA III bulan sekali selama alat sound level meter JAGA III
unit/fasilitas utama dan Kab. Minahasa
pendukung yang • Menggunakan peredam suara untuk tahap operasi • Data yang terkumpul dianalisis
unit/fasilitas pendukung Pengawas
menimbulkan dampak peralatan dan kendaraan; secara tabulasi, dibandingkan
Institusi Pengelola
• Memelihara dan memperbaiki mesin- dengan baku mutu
Lingkungan Hidup
mesin dengan teratur.
Kab. Minahasa
9
• Memprioritaskan masyarakat local (di Pelaksana
lokasi usaha) untuk bekerja; ALEX RIEM MERAY
• Bekerjasama dengan pemerintah desa, Penerima Laporan
Jumlah fasilitas/unit
Peningkatan Kesempatan kelurahan dalam penerimaan tenaga Institusi Pengelola
utama dan
Kerja Akibat Operasional kerja; Lingkungan Hidup
18. fasilitas/unit JAGA III 1 x 6 bulan Survei dan wawancara JAGA III
unit/fasilitas utama dan • Melakukan pengumuman dan proses Kab. Minahasa
pendukung yang
unit/fasilitas pendukung yang transparan dalam penerimaan Pengawas
menimbulkan dampak
tenaga kerja; Institusi Pengelola
• Memberikan upah sesuai UMR Lingkungan Hidup
setempat Kab. Minahasa
10
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
• Penanganan kotoran ternak dengan Penerima Laporan
langsung diolah secara biologi Institusi Pengelola
Peningkatan Pendapatan Wawancara dengan masyarakat di
Jumlah tenaga kerja (menggunakan mikroorganisme tertentu) Selama tahap Lingkungan Hidup
23. Akibat Penerimaan tenaga JAGA III sekitar wilayah studi dan analisis JAGA III
yang diterima atau pengolahan dalam bentuk lainnya; operasi Kab. Minahasa
kerja data
• Melakukan koordinasi dengan Pengawas
masyarakat setempat. Institusi Pengelola
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
Penerima Laporan
Institusi Pengelola
Penurunan Pendapatan Mengelola dampak primernya berupa
Jumlah tenaga kerja Selama tahap pasca Wawancara langsung dan Lingkungan Hidup
25. Akibat Pelepasan Tenaga hilangnya kesempatan kerja dan JAGA III JAGA III
yang dilepas operasi wawancara dengan tenaga kerja Kab. Minahasa
Kerja peluang berusaha
Pengawas
Institusi Pengelola
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
Pelaksana
ALEX RIEM MERAY
• Melakukan perawatan mesinmesin
Penerima Laporan
Penurunan Kualitas Udara secara rutin pada alat-alat berat yang
• Pengamatan adanya Institusi Pengelola
Akibat Pembongkaran digunakan, agar diperoleh pembakaran
Jumlah fasilitas usaha Selama tahap pasca penghijauan; Lingkungan Hidup
26. Fasilitas Operasional sempurna ketika dioperasikan JAGA III JAGA III
yang dibongkar operasi • Pengambilan sampel kualitas Kab. Minahasa
(Fasilitas Utama dan/atau • Pengambilan sampel udara yang
udara dan analisa laboratorium. Pengawas
Pendukung) kemudian dianalisis di laboratorium
Institusi Pengelola
sesuai dengan SNI
Lingkungan Hidup
Kab. Minahasa
11
LAMPIRAN 1
Persetujuan Teknis
Pembuangan Air Limbah Ke Badan Air Permukaan
12
Parameter Satuan Kadar Paling Tinggi
Nitrat (NO3-N) mg/L 30
Nitrit (NO2-N) mg/L 3
Total Nitrogen mg/L 60
BOD5 mg/L 150
COD mg/L 300
senyawa aktif biru metilen mg/L 10
Fenol mg/L 1
Minyak & Lemak mg/L 20
Total Bakteri Koliform MPN/100mL 10.000
3. Kewajiban:
a. memisahkan saluran Air Limbah dengan saluran limpasan air
hujan;
b. memiliki unit pengolahan dan saluran Air Limbah kedap air;
c. memiliki alat ukur debit/atau yang setara
d. memiliki sistem tanggap darurat instalasi pengolahan Air
Limbah;
e. melakukan pemantauan air limbah setiap 1 (satu) bulan sekali
dan badan air 6 (enam) bulan sekali;
f. melakukan pemantauan pH dan debit harian;
13
g. menyampaikan laporan secara lisan dan secara tertulis jika
terjadi keadaan darurat; dan
h. melakukan penanggulangan Pencemaran Air dan pemulihan
Mutu Air jika terjadi Pencemaran Air.
4. Larangan
a. membuang Air Limbah secara sekaligus dalam 1 (satu) kali
pembuangan;
b. mengencerkan Air Limbah dalam upaya penaatan batas kadar
yang dipersyaratkan; dan
c. membuang Air Limbah di luar titik penaatan.
14
h. menentukan risiko dan peluang yang perlu ditangani;
i. merencanakan untuk mengambil aksi menangani risiko dan
peluang serta evaluasi efektifitas dari kegiatan tersebut;
dan/atau
j. menetapkan sasaran menetapkan kebijakan pengendalian
Pencemaran Air, menentukan indikator dan proses untuk
mencapainya.
2. Pelaksanaan:
a. menentukan sumber daya yang disyaratkan untuk penerapan
dan pemeliharaan sistem manajemen lingkungan terkait
pengendalian Pencemaran Air;
b. menentukan sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi
kompetensi pengendalian Pencemaran Air;
c. menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses yang
dibutuhkan untuk komunikasi internal dan eksternal;
d. memastikan kesesuaian metode untuk pembuatan dan
pemutakhiran serta pengendalian informasi terdokumentasi;
e. menetapkan, menerapkan, dan mengendalikan proses
pengendalian operasi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan sistem manajemen lingkungan terkait
pengendalian Pencemaran Air; dan
f. menentukan potensi situasi darurat dan respon yang
diperlukan.
3. Pemeriksaan:
a. memantau, mengukur, menganalisa, dan mengevaluasi kinerja
menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air;
b. mengevaluasi pemenuhan terhadap kewajiban penaatan
menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air;
c. melakukan internal audit secara berkala; dan
d. mengkaji sistem manajemen lingkungan organisasi terkait
menetapkan kebijakan pengendalian Pencemaran Air, untuk
memastikan kesesuaian, kecukupan, dan keefektifan.
15
4. Tindakan:
a. melakukan tindakan untuk menangani ketidaksesuaian; dan
b. melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan terhadap sistem
manajemen lingkungan yang sesuai dan efektif untuk
meningkatkan kinerja pengendalian Pencemaran Air,
Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Laut.
16
LAMPIRAN 2
17
Karbon Monoksida 250
(CO)
Sulfur Dioksida (SO2) 60
18
b. ampas dan/atau 4. Hidrogen Klorida (HCl) : 5 mg/m3
daun tebu kering 5. Gas Klorin (Cl2) : 10 mg/m3
6. Ammonia (NH3) : 0,5 mg/m3
7. Hidrogen Florida (HF) : 10 mg/m3
8. Opasitas : 30 %
9. Total Sulfur Tereduksi (H2S) : 35
mg/m3
Logam
1. Air Raksa (Hg) : 5 mg/m3
2. Arsen (As) : 8 mg/m3
3. Antimon (Sb) : 8 mg/m3
4. Kadmium (Cd) : 8 mg/m3
5. Seng (Zn) : 50 mg/m3
6. Timah Hitam (Pb) : 12 mg/m3
Konsentrasi partikulat dikoreksi
sebesar 6 % Oksigen.
Ketel Uap (Boiler) bahan 1. Partikulat : 230 mg/m3
bakar batubara 2. Sulfur Dioksida (SO2) : 750 mg/m3
3. Nitrogen Oksida (NO2) : 825 mg/m3
4. Opasitas : 20 %
Konsentrasi partikulat dikoreksi
sebesar 6 % Oksigen.
Ketel Uap (Boiler) bahan 1. Partikulat : 200 mg/ m3
bakar minyak 2. Sulfur Dioksida (SO2) : 700 mg/m3
3. Nitrogen Oksida (NO2) : 700 mg/m3
4. Opasitas : 15 %
Konsentrasi partikulat dikoreksi
sebesar 3 % Oksigen.
Ketel Uap (Boiler) bahan 1. Sulfur Dioksida (SO2) : 150 mg/m3
bakar gas 2. Nitrogen Oksida (NO2) : 650 mg/m3
19
Persyaratan cerobong emisii dilengkapi dengan:
a. Lubang sampling emisi (Diameter 10 Cm)
b. Penutup lubang sampling (flange)
c. Posisi lubang sampling (8D/2D, D = diameter) setelah tidak
ada gangguan seperti pembesar, pengecilan, tidak ada aliran
cyclinic flow
d. Pagar pengaman
e. Platform
f. Tangga
g. Sumber listrik
h. Penamaan (kode dan koordinat)
i. Jenis Alat pengendali emisi yang digunakan (Cyclone, bag
house filter, Electric Precipitator (ESP), wet scrubber, Flue Gas
Disulfurization (FGD), Selective Catalyic Reduction (SCR), Non
Selective Catalyic Reduction (NSCR), Low NOx burber)
20
kontrol Nitrogen aktif manual
Dioksida (NO2) 24 jam 65 aktif kontinu
1 tahun 50 aktif kontinu
Oksidan 1 jam 150 aktif kontinu
fotokimia (Ox) aktif manual*
sebagai Ozon 8 jam 100 aktif kontinu**
(O3) 1 tahun 35 aktif kontinu
Keterangan :
µg/m3 = konsentrasi dalam mikrogram per meter kubik, normal,
yaitu tekanan (P) 1 atm dan temperatur (T) 25"C pada kondisi
atmosfer
* Konsentrasi yang dilaporkan untuk waktu pengukuran selama 1
(satu)jam adalah konsentrasi hasil pengukuran yang dilakukan
setiap 30 (tiga puluh) menit (dalam l jam dilakukan 2 kali
pengukuran) dan dilakukan di antara pukul 11:00 - 14:O0 waktu
setempat
** Konsentrasi yang dilaporkan untuk waktu pengukuran selama
8 (delapan) jam adalah konsentrasi dari waktu pengukuran yang
dilakukan di antara pukul 06:00 - 18:00 waktu setempat.
21
**** Konsentrasi yang dilaporkan untuk waktu pengukuran selama
3 (tiga) jam adalah konsentrasi dari waktu pengukuran yang
dilakukan diantara jam 06:00 - 10:00 waktu setempat.
6. kewajiban:
a. memiliki alat pengendali Emisi;
b. menaati Baku Mutu Emisi yang ditetapkan bagi Usaha dan/
atau Kegiatan;
c. memenuhi persyaratan teknis pengambilan sampel Emisi;
d. memantau Mutu Udara ambien dan konsentrasi Emisi secara
berkala, menggunakan laboratorium yang teregistrasi oleh
Menteri;
e. melaksanakan pengurangan dan pemanfaatan kembali;
f. memiliki penanggung jawab yang memiliki kompetensi di
bidang perlindungan dan pengelolaan Mutu Udara;
g. melakukan perhitungan Beban Emisi;
h. memiliki Sistem Tanggap Darurat Pencemaran Udara; dan
i. melaporkan seluruh kewajiban pengendalian Pencemaran
Udara melalui Sistem Informasi Lingkungan Hidup.
7. larangan:
a. membuang Emisi secara langsung atau pelepasan dadakan;
b. melakukan pembuangan Emisi non-fugitiue tidak melalui
cerobong;
c. menambahkan udara ke cerobong setelah alat pengendali, di
luar dari proses operasi kegiatan; dan/atau
d. tindakan lain yang dilarang dalam Persetujuan Lingkungan
danlatau ketentuan peraturan perundang-undangan.
22
2. penanggung jawab operasional instalasi pengendalian Pencemaran
Udara
23
LAMPIRAN 3
Tidak perlu TPS Limbah B3, namun apabila menghasilkan Limbah B3,
harus dilakukan pengemasan, dengan ketentuan:
1. menggunakan kemasan yang terbuat dari bahan logam atau plastik yang
dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan karakteristik Limbah B3;
2. mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;
3. memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat
dilakukan penyimpanan, pemindahan, dan/atau pengangkutan; dan
4. berada dalam kondisi tidak bocor, tidak berkarat, dan tidak rusak.
24