Manajemen Pembiayaan Bank Syariah Dr. Ahmadiono Download PDF
Manajemen Pembiayaan Bank Syariah Dr. Ahmadiono Download PDF
Manajemen Pembiayaan Bank Syariah Dr. Ahmadiono Download PDF
com
DOWLOAD EBOOK
OR CLICK LINK
http://ebookstep.com/product/manajemen-pembiayaan-
bank-syariah-dr-ahmadiono/
https://ebookstep.com/product/manajemen-perbankan-bank-umum-
konvensional-bank-umum-syariah-dr-ir-hadi-purnomo/
https://ebookstep.com/product/manajemen-bank-syariah-
implementasi-teori-dan-praktek-andrianto/
https://ebookstep.com/product/loyalitas-nasabah-bank-syariah-dr-
naufal-bachri/
https://ebookstep.com/product/manajemen-risiko-dan-sistem-
penilaian-kesehatan-bank-teori-dan-penerapannya-pada-perbankan-
syariah-dr-harjoni/
Kredibilitas Bank Syariah Perilaku Nasabah Dr. Naufal
Bachri
https://ebookstep.com/product/kredibilitas-bank-syariah-perilaku-
nasabah-dr-naufal-bachri/
https://ebookstep.com/product/ekonomi-syariah-dan-lembaga-
keuangan-syariah-non-bank-prof-dr-muslimin-kara/
https://ebookstep.com/product/risiko-dan-mitigasi-bank-syariah-
dr-binti-nur-asiyah/
https://ebookstep.com/product/perilaku-nasabah-bank-syariah-
dalam-menggadaikan-emas-dr-naufal-bachri/
https://ebookstep.com/product/etika-bisnis-syariah-bank-koperasi-
dan-bmt-dr-abdullah-fathoni/
Dr. Ahmadiono, M.E.I
MANAJEMEN PEMBIAYAAN BANK SYARIAH
Hakpenerbitan
Hak penerbitanadaada pada
pada UINIAIN
KHASJember
JemberPress
Press
Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved
Penulis:
Ahmadiono,
Dr. Ahmadiono,M.E.I
M.E.I
Editor:
Mahmudah, S.Ag.,M.E.I
Dr. Mahmudah, M.E.I
Layout:
Imam Ashari
Cetakan I:
NOVEMBER 2015
November 2021
Foto Cover:
Internet
Penerbit:
IAIN
IAIN
UIN Jember
Jember
KHAS Press
Press
Jember Press
Jl. Mataram No. 1 Mangli Jember
Tlp. 0331-487550 Fax. 0331-427005
e-mail: [email protected]
ISBN: 978-602-414-045-8 978-602-0905-58-7
1
PENGANTAR PENULIS
Bismillahirrahmanirrahim
v
buku ini.
Penulis sadar bahwa buku ini masih sangat jauh dari kesem-
purnaan dan dalam penyelesaiannya tidak terlepas dari kontribusi
dan bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak lang-
sung. Karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan teri-
ma kasih dan penghargaan kepada jajaran pimpinan IAIN Jember,
khususnya Rektor IAIN Jember, Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE,
MM., dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Ke-
lembagaan, H. Nur Solikin, S. Ag., MH atas apresiasi dan kesem-
patan yang telah diberikan kepada penulis untuk ikut berparti-
sipasi dalam program GELARKU periode ketiga tahun 2015 yang
pembiayaannya bersumber dari DIPA STAIN Jember Tahun 2015,
Nomor: SP DIPA-025.04.2.423786/2015 tertanggal 5 Desember 2014.
Akhirnya, penulis berharap pada Allah, semoga karya ini ber-
manfaat dan dihitung sebagai amal saleh. Amin
Penulis
vi
BAB
1
PENGANTAR
REKTORIAIN
REKTOR UINJEMBER
KHAS
JEMBER
vii
kajian perbankan syariah dewasa ini, menjadi salah satu isu yang
begitu kuat berkembang di kalangan akademisi. Hal ini bisa dilihat
dari; Pertama, hadirnya beragam literatur dalam bidang keilmuan
ini yang terus bertambah dalam setiap tahunnya. Kedua, hadirnya
beragam bisnis syariah, baik pada level bisnis di sektor riil maupun
di level keuangan, menjadi salah satu bukti, bahwa ekonomi sya-
riah menjadi salah satu bukti, bahwa disiplin ini bukan hanya ber-
sifat teoritis-akademis, tetapi mendapat sambutan hangat dari para
pelaku ekonomi.
Karena itu, kehadiran buku ini di hadapan para pembaca,
menjadi sumber informasi yang digagas dan ditulis oleh penulis-
nya. Buku ini dipandang layak sebagai rujukan kajian ekonomi Is-
lam karena dua alasan; pertama, buku ini merupakan hasil kajian
dan pendalaman penulis sebagai dosen pengampu perbankan sya-
riah. Kedua, tema yang diusung dalam buku ini, mengupas isu fun-
damental dan strategis dalam kajian keuangan Islam, yani berkait
dengan sistem pembiayaan yang dikembangkan pada bank sya-
riah.
Karena itu, terhadap kehadiran buku ini, saya harap berkon-
tribusi positif dalam mengembangkan wacana perbankan Islam,
khususnya bagi civitas akademis yang menjadikan bidang ini seba-
gai fokus keahliannya. Amin
Jember,
Rektor
RektorUIN KHAS
IAIN Jember
Jember
viii
BAB
1
DAFTAR ISI
PENGANTAR PENULIS ▬ v
PENGANTAR
PENGANTAR REKTOR UIN IAIN
REKTOR KHASJEMBER
JEMBER -▬
viivii
DAFTAR ISI ▬ ix
BAB 1
PENDAHULUAN ▬ 1
A. Pengertian ▬ 2
B. Fungsi Pembiayaan Syariah ▬ 6
C. Prinsip Dasar Pembiayaan Syariah▬ 8
BAB 2
JENIS-JENIS PEMBIAYAAN ▬ 11
A. Pembiayaan Berdasar Tujuan Penggunaannya ▬ 11
B. Jenis Pembiayaan Berdasar Cara Penarikan ▬ 19
C. Jenis Pembiayaan Berdasar Metode Pembiayaan ▬ 19
ix
D. Jenis Pembiayaan Berdasar Jangka Waktu ▬ 20
E. Jenis Pembiayaan Berdasar Sifat Penarikan ▬ 21
F. Jenis Pembiayaan Berdasar Sifat Pelunasan ▬ 21
G. Jenis Pembiayaan Berdasar Lokasi Bank ▬ 22
BAB 3
PENGORGANISASIAN PEMBIAYAAN ▬ 23
A. Organisasi Pembiayaan dalam Struktur Bank Syariah▬ 23
BAB 4
PRINSIP DAN KUALITAS PEMBIAYAAN ▬ 39
A. Prinsip Pembiayaan ▬ 40
B. Kualitas Pembiayaan ▬ 49
BAB 5
PROSEDUR PENYALURAN PEMBIAYAAN ▬ 53
A. Pengumpulan data dan Verifikasi ▬ 54
B. Analisis dan Persetujuan Pembiayaan ▬ 57
C. Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan ▬ 70
D. Pengawasan Pembiayaan ▬ 73
E. Pembinaan Pembiayaan ▬ 75
BAB 6
SKEMA PEMBIAYAAN BAGI HASIL ▬ 81
A. Pembiayaan Mudlarabah ▬ 82
B. Pembiayaan Musayarakah ▬ 85
BAB 7
SKEMA PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI ▬ 93
A. Pembiayaan Murabahah ▬ 94
B. Pembiayaan Salam ▬ 97
x
C. Pembiayaan Istishna’ ▬ 99
BAB 8
SKEMA PEMBIAYAAN IJARAH ▬ 103
BAB 9
MENGENDALIKAN RESIKO PEMBIAYAAN, LIKUIDASI
DAN OPERASIONAL ▬ 105
xi
xii
BAB
1
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
1. Pengertian Pembiayaan
Salah satu kegiatan utama bank syariah adalah menyalurkan
dananya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan, atau kre-
dit dalam istilah bank konvensional. Pembiayaan bank syariah me-
rupakan aktivitas penyediaan sejumlah dana oleh bank syariah da-
lam memenuhi kebutuhan nasabahnya melalui skema pembiayaan
syariah baik melalui akad mudharabah, syirkah, murabahah, istih-
na’, salam, ijarah maupun gadai. Berdasar Undang – undang per-
bankan tahun 1998, pembiayaan berprinsip syariah diartikan seba-
gai penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil.2
2 | Ahmadiono
Prinsip syariah merupakan perjanjian berdasarkan hukum Is-
lam antara bank syariah dan pihak lain yang sejalan dengan syari-
ah, antara lain pembiayaan berdasar prinsip bagi hasil (mudhara-
bah), pembiayaan penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual be-
li barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah, salam dan
istishna’), atau penyediaan barang dengan menggunakan skema
sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya perjanjian
pemindahan kepemilikan pada pihak lain (ijarah wa al iqtina’)
Merujuk pada pengertian di atas, maka dapat dipahami bah-
wa pembiayaan syariah memiliki perbedaan mendasar dengan
kredit pada bank konvensional. Meski memiliki persamaan dalam
konteks penyediaan dana kepada pihak lain, tetapi pembiayaan
syariah memiliki karakteristik tertentu. Beberapa karakteristik ter-
sebut antara lain adalah;
a. Segala bentuk pembiayaan syariah didasarkan pada keten-
tuan ajaran Islam, terutama pada beragam transaksi yang te-
rangkum dalam fiqh muamalah.
b. Pembiayaan syariah merupakan skema akad kerjasama beru-
pa jual beli atau sewa. Penetapan beragam skema ini merujuk
kepada ketentuan transaksi dalam ajaran Islam.
c. Pembiayaan syariah memberi kesempatan kepada bank sya-
riah untuk memperoleh pendapatan. Perolehan pendapatan
dari skema pembiayaan syariah tersebut berupa bagi hasil,
margin dan ongkos sewa(ujroh).
1) Bagi hasil merupakan pendapatan yang diperoleh bank dari
kegiatan penyediaan dana dengan skema akad kerjasama,
baik dalam bentuk penyediaan modal (mudharabah), mau-
pun kerjasama dalam bentuk penyertaan modal (musyara-
kah)
2) Margin merupakan selisih harga antara harga beli dan har-
4 | Ahmadiono
perencaan, pengorganisasiaan, pelaksanaan, dan pengawasan se-
hingga pembiayaan tersebut memiliki performance yang baik seja-
lan dengan kesepakatan antara bank syariah dan penerima pem-
biayaan.3
Sebagai salah satu sasaran penyaluran dana, pengelolaan ter-
hadap pembiayaan perlu dilakukan secara cermat dan hati-hati.
Hal ini didasarkan atas kenyataan dan alasan sebagai berikut;
a. Pembiayaan merupakan salah satu kegiatan penyaluran dana
bank syariah dengan prosentase yang sangat tinggi. Artinya,
dari total keseluruhan dana yang dikelola bank syariah, pe-
nempatan pada pos pembiayaan ini menjadi yang terbesar
dibandingkan dengan pos-pos yang lain.
b. Pos pembiayaan merupakan salah saru asset yang mengha-
silkan bagi bank syariah. Bahkan, merujuk pada besarnya pe-
nempatan dana pada pos ini, hampir bisa dipastikan, bahwa
pendapatan bank syariah bersumber pada pos pembiayaan
terseut.
c. Potensi pendapatan bank syariah yang bersumber dari pem-
biayaan ini perlu dikelola secara baik. Dengan demikian, ma-
ka pengelolaan terhadap pembiayaan yang baik tidak tere-
lakkan. Sebab, tinggi rendahnya pembiayaan bermasalah,
menjadi salah satu factor penting yang mempengaruhi ting-
kat pendapatan bank syariah. Bila tingkat pembiayaan ber-
masalah – dikenal dengan non performing financing/NPF
rendah, maka bank syariah berpotensi memperoleh pendapa-
tan yang lebih tinggi. Demikian sebaliknya, bila tingkat NPF
tinggi, maka bank syariah memiliki potensi untuk kehilangan
pendapatan dari pos pembiayaan ini menjadi semakin tinggi
4 Ibid., 5.
6 | Ahmadiono
dana memadai. Sementara, bagi konsumen, konsumsi terha-
dap barang atau jasa, dapat dipenuhinya melalui skema pem-
biayaan manakala ia dalam kesulitan dalam pemenuhan kon-
sumsinya itu.
3. Pembiayaan meningkatkan peredaran uang menimbulkan
kegairahan berusaha. Melalui penyediaan pembiayaan, maka
peredaran uang akan semakin meningkat yang berujung pa-
da meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat luas. Pening-
katan kegiatan ekonomi itu nantinya akan ditandai dengan
naiknya tingkat penawaran dan permintaan.
4. Pembiayaan juga dapat menjadi stabilator ekonomi. Dalam
konteks stabilisasi ekonomi, pembiayaan dapat berfungsi se-
bagai;
a. Pengendali inflasi. Dalam konteks pengendalian inflasi ini,
pembiayaan menjadi salah satu factor yang menentukan,
yakni; bilamana dibutuhkan peredaran uang lebih besar,
maka kebijakan pembiayaan ini biasanya diperlonggar.
Demikian sebaliknya, bila situasi ekonomi menuntut pere-
daran uang yang lebih ketat, maka kebijakan pembiayaan
ini biasanya juga ada pengetatan.
b. Peningkatan ekspor. Pembiayaan juga dapat berfungsi un-
tuk meningkatkan nilai taransaksi ekspor suatu Negara.
Hal ini bisa dilakukan dengan member fasilitas pem-
biayaan kepada para pelaku ekspor
c. Rehabilitasi iinfrastruktur. Infrastruktur merupakan salah
satu urat nadi perekonomian suatu bangsa. Karena itu, pa-
ra pelaku usaha di bidang ini yang diganden Negara un-
tuk menjamin ketersediaan infrastruktur yang baik, dapat
menjadikan pembiayaan bank syariah sebagai salah satu
1. Penghindaran Riba
Karakteristik yang paling melekat dalam kajian keuangan Is-
lami adalah menghindarkan bunga dan tingkat imbalan yang
berasal dari pinjaman atau utang. pemberi pinjaman, menurut
ajaran Islam, harus memberikan barang atau uang yang di-
pinjamkan kepada penerima pinjaman untuk periode tertentu
tanpa meminta imbalan apapun.6
8 | Ahmadiono
Adanya unsure “tambahan” dalam pemberian pinjaman, da-
lam Islam dikenal dengan istilah riba. Secara verbal, dalam
konteks Islam, praktek ribawi ini dilarang secara tegas dalam
al-Qur’an.7Artinya, secara hukum dan etika, praktek riba ini
dilarang.
Karena itu, sebagai lembaga yang menyediakan pembiayaan,
lembaga keuangan Islam tidak akan mengambil tambahan
dari pokok pinjaman yang diberikan kepada penerima pinja-
man. Sebagai ganti dari praktek ini, bank Islam akan men-
gembangkan system jual beli yang diperkenan dalam Islam.
pembelian atau penjualan barang dengan tujuan untuk men-
dapatkan keuntungan diperbolehkan. Penentuan harga den-
gan mengingat waktu yang diberikan untuk pembayaran
harga tersebut dalam transaksi kredit juga dibenarkan, aslkan
tidak ada ketentuan adanya tambahan.
9 Ibid., 118.
10 | Ahmadiono
BAB
2
JENIS-JENIS PEMBIAYAAN
1. Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan konsumtif diperlukan oeh pengguna dana untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai un-
tuk memenuhi kebutuhan. Pada umumnya bank syariah
2002), 219.
2 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah (Jakarta: Grame-
12 | Ahmadiono
2. Pembiayaan Produktif.
Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang diberikan
kepada perorangan atau badan usaha yang dipergunakan un-
tuk membiayai kegiatan usaha tertentu.3 Menurut keperluan-
nya, pembiayaan produktif dapat dibagi pada dua bagian yai-
tu, pertama, pembiayaan modal kerja. Pembiayaan modal ker-
ja adalah pembiayaan yang dilakukan untuk meningkatkan
(1) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah
hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan
kualitas atau mutu hasil produksi; dan (2) untuk keperluan
perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu ba-
rang. Kedua, pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi
kebutuhan barang-barang modal (capital goods) berersta fasili-
tas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu4
a. Pembiayaan Modal
Pembiayaan modal kerja dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu modal kerja yang barhubungan dengan peningkatan
produksi dan modal kerja dalam wilayah perdagangan.
Penjelasan terhadap dua wilayah ini adalah sebagai beri-
kut;
3 Ibid.
4 Arifin, Dasar-dasar, 218.
a) Pembiayaan Likuiditas
Pada umumnya, pembiayaan ini digunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang timbul akibat terjadinya
ketidakssesuaian (mismatched) antara cash inflow dan
cash outflow pada perusahan nasabah. Bila bank kon-
vensioanal memberikan fasilitas rekening koran de-
ngan menarik bunga, bank syariah dapat menyedia-
kan fasilitas semacam dengan bentuk qardh timbal-
balik yang disebut compensating balance. Melalui fasi-
litas ini nasabah harus membuka rekening giro wa-
di’ah, dan bank tidak memberikan bonus atas wa-
di’ah tersebut. Bila nasabah mengalami situasi mis-
matched, nasabah dapat menarik dana melebihi sal-
do yang tersedia sehingga menjadi negatif sampai
maksimum jumlah yang disepakati dalam akad.
Atas fasilitas ini, bank tidak dibenarkan meminta
imbalan apa pun, kecuali sebatas biaya administrasi
pengelolaan fasilitas tersebut6
14 | Ahmadiono
b) Pembiayaan Piutang (Receivable Financing)
Kebutuhan pembiayaan ini timbul pada perusahaan
yang menjual barangnya secara kredit, tetapi baik
jumlah maupun jangka waktunya melebihi kapasi-
tas modal kerja yang dimilikinya. Terhadap pem-
biayaan seperti ini, bank syariah hanya dapat mela-
kukan dalam bentuk qardh di mana bank tidak boleh
meminta imbalan kecuali biaya administrasi. Di
samping itu, bank syariah dapat memberikan fasili-
tas pengabilalihan piutang, yaitu yang disebut den-
gan hiwalah. Akan tetapi, untuk fasilitas ini pun bank
tidak dibenarkan meminta imbalan kecuali biaya
administrasi dan biaya penagihan. Dengan demi-
kian, bank syariah meminjamkan uang (qardh) sebe-
sar piutang yang tertera dalam dokumen piutang
(wesel tagih atau promes) yang diserahkan kepada
bank tanpa potongan, jika ternyata pada saat jatuh
tempo, hasil tagihan itu digunakan untuk melunasi
hutang nasabah kepada bank. Akan tetapi, bila ter-
nyata piutang tersebut tidak ditagih, nasabah harus
membayar kembali hutangnya kepada bank. Selain
itu, sebagian ulama’ memberikan jalan keluar beru-
pa pembelian surat utang (bai’ al-dayn), tetapi seba-
gian ulama melarangnya7
8 Ibid., 163-165
16 | Ahmadiono
ada atau telah dikuasai penjual. Untuk pembiayaan
modal kerja perdagangan jenis ini skema yang paling
tepat digunakan bank syariah adalah skema mudhara-
bah9
Selain perdagangan masal, jenis perdagangan lainnya
adalah perdagangan berdasarkan pesanan. Perdaga-
ngan ini biasanya tidak dilakukan di tempat jual beli,
karena pada umumnya merupakan bentuk perdaga-
ngan antar kota, perdagangan antar pulau atau perda-
gangan antar negara. Pembeli akan terlebih dahulu me-
mesan barang-barang yang dibutuhkan kepada penjual
berdasarkan contoh dan atau daftar barang dan harga
yang ditawarkan kepadanya. Biasanya pembeli hanya
akan membayar apabila barang yang dipesan telah di-
terimanya, untuk menghindari kemungkinan risiko
akibat ketidakmampuan penjual memenuhi pesana-
nannya atau ketidaksesuaian jumlah dan atau kualitas
barang yang dikirimkan dengan spesifikasi yang di-
maksud dalam surat penawaran atau pemesanan.
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi kedua belah
pihak, bank konvensional telah memberikan jalan ke-
luarnya berupa fasilitas letter of credit (L/C). Bank sya-
riah telah dapat menyesuaikan mekanisme L/C ini de-
ngan prinsip syariah. Jika nasabah ingin mengimpor
barang, nasabah bisa meminta bantuan bank syariah
untuk membuka L/C impor, dan untuk membayar har-
ga barang itu telah disediakan oleh nasabah dan dise-
torkan kepada bank secara tunai. Bank syariah mem-
b. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan investasi diberikan kepada nasabah untuk
keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal
guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha ataupun
pendirian proyek. Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah
untuk pengadaan barang-barang modal, mumpunyai pe-
rencanaan dana yang matang dan terarah, serta berjangka
waktu menengah dan panjang. Pada umumnya, pembia-
yaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan pengen-
dapannya cukup lama. Oleh karena itu, perlu disusun pro-
yeksi arus kas yang mencakup semua komponen biaya
dan pendapatan sehingga akan dapat diketahui berapa da-
na yang tersedia setelah semua kewajiban terpenuhi. Sete-
lah itu barulah disusun jadwal angsuran pembayaran
kembali pembiayan.
Melihat luasnya aspek yang harus dikelola dan dipantau,
maka untuk pembiayaan investasi bank syariah dapat
menggunakan skema musyarakah mutanaqisah. Dalam hal
ini, bank memberikan pembiayaan dengan prinsip penyer-
taaan, dan secara bertahap bank melepaskan penyertaan-
nya dan pemilik perusahaan akan megambil alih kembali,
baik dengan surplus cash flow maupun dengan menambah
modal. Skema lain yang dapat digunakan bank syariah
10 Ibid., 226
18 | Ahmadiono
adalah al-ijarah al-muntahi bi-tamlik, yaitu menyewakan ba-
rang modal dengan opsi diakhiri dengan pemilikan.11
13 Ibid., 209
20 | Ahmadiono
ri satu tahun sampai dengan tiga tahun. Contoh pembiayaan
jenis ini adalah pembiayaan untuk kepemilikan kendaraan
bermotor, pembiayaan modal kerja untuk konstruksi
3. Pembiayaan jangka panjang, yaitu fasilitas pembiayaan den-
gan jangka waktu di atas tiga tahun. Contoh pembiayaan jenis
ini adalah pembiayaan untuk pabrik besar, jalan tola, bandara
besar, dan lain sebagainya, dari pengerjaan suatu proyek
yang bersiafat jangka panjang.14
14 Ibid. 210
15 Ibid.
16 Ibid., 11
17 Ibid.
22 | Ahmadiono
Another random document with
no related content on Scribd:
Hindu Trinity—The human-divine life of Siva—
Impressive effect of the whole—An opium den—
Various sorts of “ecstasy” produced by these and
other drugs—The proletariat at home—Music and
conversation—Dream of a “United India”—
Bombay at night—On the way to Aden—A calm
and starlit ocean—A beautiful panorama.
CHAPTER XVIII.
The Old Order: Caste and Communism.
Remarkable social movement in India—Complexity
and corruption of Caste system—The Brahmans
—Defence of caste from native point of view—
Specimens of caste regulation—Caste tyranny—
Story of a widow re-marriage—Pharisaism of
respectability—Caste in its other aspect as a
Trade-Guild—Tempering competition—Instances
of this—Communism, the second great feature of
social life—Village, Caste and Family communism
—The last still flourishing—Anecdotes—Old
sanctions being destroyed by commercialism—
Sacredness of Family tie 327–344
CHAPTER XIX.
The New Influences: Western Science and
Commercialism.
Great spread of Western education—Euclid and 345–363
Political Economy at Tuticorin—Schools and
Colleges throughout India—Cricket and golf—
Young India—“We are all Agnostics now”—Similar
spread of Commercialism—Interior of a cotton-
mill at Bombay—Large profits, conditions of labor
—Numerous trading posts and clerkships—The
National Indian Congress—Its ideals and
influence—Disliked by the British—The social gulf
again—Our future in India—The break-up of
village life—Problem of pauperism, Sir Henry
Maine—Incongruity of Commercialism with the
genius of India—Probable ascendancy of the
former for a time—But only for a time
LIST OF ILLUSTRATIONS
PAGE
Seashore near Colombo Frontispiece
Cinghalese man 14
A Jaffna Tamil 15
Jinrickshaw 17
Cinghalese girl 19
Kalua 27
Ploughing in the rice-fields 32
Buddhist librarian-priest 34
Kandy, general view 36
Native hut 42
Native street, with shops 47
Veddahs, aborigines of Ceylon 56
Rice-boats on the Kaluganga 76
Group of Tamil coolies 80
Tamil girl plucking tea 83
Bullock-hackery, or light cart 87
Cinghalese country-cart 92
Jetawanaráma Dágoba 98
Thuparáma Dágoba 104
A ruined bathing-tank, Anurádhapura 108
Small guardian figure, Buddhist sculpture 113
A Tamil man 119
Nautch girl 129
Great Pagoda at Tanjore 208
Temple at Tanjore, general view 211
Temple and tank at Mylapore 224
Chundi Churn B. 240
Panna Lall B. 243
Woman playing sítar 248
The Ghauts at Benares 260
The Dewan Khas at Delhi 283
The Jumma Musjid at Delhi 285
Marble screen-work 289
The Taj at Agra 291
Street in Bombay, native quarter 300
Parsee woman 302
Parsee merchants 304
The great Cave at Elephanta 311
Panel sculpture, Siva and Parvati 314
Interior shrine at Elephanta 316
Side-cave, Elephanta 322
CEYLON
SEASHORE NEAR COLOMBO.
(Outrigged canoe in foreground.)
FROM ADAM’S PEAK TO
ELEPHANTA.
CHAPTER I.
COLOMBO.
CINGHALESE MAN.
Another Cinghalese, dressed all in white, white cotton jacket and
white cloth hanging to below the knees, with elegant semicircular
tortoise-shell comb on his head; a morbidly sensitive face with its
indrawn nose and pouting lips. [Possibly a private servant, or small
official of one of the courts, or Arachchi. The comb is a great mark of
the low-country Cinghalese. They draw the hair backwards over the
head and put the comb on horizontally, like an incomplete crown,
with its two ends sticking up above the forehead—very like horns
from a front view! The hair is then fastened in a knot behind, or
sometimes left hanging down the back. This is a somewhat feeble
face, but as a rule one may say that the Cinghalese are very
intelligent. They make excellent carpenters and mechanics. Are
generally sensitive and proud.]
A JAFFNA TAMIL.
CINGHALESE GIRL.