Asuhan Keperawatan Cece 2
Asuhan Keperawatan Cece 2
Asuhan Keperawatan Cece 2
DOSEN PENGAMPUH:
Mien,.S.Kep.Ns.M.Kes
DI SUSUN OLEH:
CHELSEA OLIVIA FM
(P123030)
2024/2025
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Demikian penulisan askep ini, semoga dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya, kami mohon maaf apabila ada kesalahan atas askep ini atas saran yang
diberikan kami ucapkan terimakasih
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. Definisi............................................................................................................
2. Etiologi .........................................................................................................
3. Patofisiologi .................................................................................................
4. Manifestasi Klinis .......................................................................................
5. Penanganan/Pelaksanaan Medis ................................................................
A. Pengkajian ....................................................................................................
B. Analisis Data
C. Diagnosa Keperawatan ...............................................................................
D. Intervensi .......................................................................................................
E. Implementasi Dan Evaluasi ........................................................................
1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia yang terjadi karena pankreas tidak dapat mengeluarkan
insulin, aktivitas insulin yang melemah atau keduanya. Kerusakan jangka
panjang dan kegagalan organ yang berbeda, misalnya, mata, ginjal, saraf,
jantung dan vena dapat terjadi ketika dalam kondisi hiperglikemia
berkelanjutan (ADA, 2020).
Diabetes Melitus tipe 2 adalah jenis yang paling banyak dikenal luas,
rata-rata penderita DM berumur ≥ 30 tahun. Pada Diabetes Melitus tipe 2
pankreas mampu menghasilkan insulin, namun sifat insulin yang dihasilkan
buruk dan tidak dapat bekerja seperti yang diharapkan sebagai kunci untuk
memasukkan glukosa ke dalam sel. Dengan demikian terjadi peningkatan
glukosa dalam darah. Peluang lain terjadinya Diabetes Melitus tipe 2 adalah
bahwa jaringan tubuh dan sel otot pasien tidak peka atau secara efektif kebal
terhadap obstruksi insulin sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam
seldan dalam jangka panjang menumpuk dalam aliran darah (Kemenkes RI,
2020).
Diabetes Melitus adalah penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat
menggunakan insulin dan dianalisis dengan melihat kadar glukosa dalam darah.
Insulin adalah zat kimia yang dibawa oleh organ pankreas yang berperan dalam
memasukkan glukosa dari system peredaran darah ke ponsel tubuhuntuk
digunakan sebagai sumber energi (IDF, 2019).
2. ETIOLOGI
Menurut Paulus Subianto (2019), Diabetes melitus berkaitan erat dengan peran penting
hormone insulin dan reseptornya dalam sel tubuh manusia. Ada duaetiologi yang berperan
pada kejadian diabetes melitus tipe II. Di satu sisi, terjadi karena adanya penurunan
sensitivitas dari insulin (resitensi terhadap insulin). Artinya, meskipun jumlah insulin cukup,
reseptor insulin tidak dapat bekerja, dengan baik untuk menurunkan kadar glukosa darah
akibat kerusakan pada reseptor insulin di sel. Dengan demikian hormone insulin tidak dapat
berkaitan dengan reseptornya dan glukosa darah tidak dapat masuk ke dalam sel, (Amaliyah,
2022). kedua karena penuruanan produksi insulin oleh sel beta pankreas. Diabetes Melitus
tipe II diintervensikan dengan cara edukasi diet, latihan fisik/olahraga, dan pemantauan
glukosa darah.
Selain itu, perawatan dan pengobatan dapat menggunakan hipoglikemia oral atau
insulin sesuai dengan kebutuhan. Sampai saat ini penyebab pasti dibalik orang yang
menderita diabetes melitus tipe 2 belum diketahui secara jelas. Namun terdapat faktor
tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap diabetes melitus tipe
ini, (Paulus Subianto, 2019). Faktor-faktor risiko inilah diduga kuat menyebabkan
terjadinya resistensi
dalam tubuh.
1. Obesitas
tubuh (IMT) > 23 kg/ m2 atau 120% memiliki risiko tinggi diabetes. Jika
diabetes melitus tipe 2 lebih besar daripada jika tubuh menyimpan lemak
2. Dislipidemia
Seseorang dengan kadar kolestrol HDL ≤ 35 mg/ dL, dan tau kadar
3. Ras
orang kulit hitam, hispanik, indian Amerika dan orang Asia- Amerika,
kulit putih.
4. Usia
5. Pre-diabetes
Pre-diabetes adalah kondisi di mana tingkat gula darah lebih tinggi dari
diabetes. Pasien dengan riwayat glukosa darah puasa terganggu < 140
Resiko diabetes melitus tipe II meningkat jika orang tua atau saudara
8. Seorang ibu dengan riwayat diabetes gestasional dan pernah melahirkan bayi
dengan berat > 400 gram.
Dapat terjadi pada kaki awalnya ditandai dengan adanya kelebihan gula dalam
darah pada seseorang penderita DM yang akan menimbulkan suatu kelainan pada
neuropati dan adanya kelainan pada pembuluh darah . Neuropati sensorik serta
neuropati motorik akan mengakibatkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada
telapak kaki sehingga mempermudah timbulnya ulkus. Kerentanan pada infeksi yang
luas. Aliran darah yang kurang akan sulit di dalam pengelolaan ulkus diabetes,
(Amaliyah, 2022).
menjadi dua yaitu gejala klinis klasik dan gejala umum (Widiasari K, Dkk,
berlebihan
3. nyeri tubuh yang dimana biasa pada pasien DM sering mengalami nyeri
4. Kesemutan
5. mata kabur, gatal yaitu pandangan kabur dan gatal pada seluruh badan
6. disfungsi ereksi pada pria, yaitu kondisi penis pria tidak bisa
7. serta pruritus vulva pada wanita yaitu gangguan yang ditandai dengan
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
pertimbangan yang sah dalam pemberian klien diabetes melitus, ada 4(empat) poin
pendukung, untuk lebih spesifiknya:
a) Sulfoniluera
b) Glinid
Obat-obatan yang bekerja dengan cara yang hamper sama dengan sulfonylurea,
namun bervariasi di area reseptor, dengan produk
a) Metformin
m2).
b) Thiazolidinedione
a) DPP-IV Inhibitor
urin. Obat golongan ini dapat menurunkan berat badan dan tekanan
obat antidiabetes
- Krisis hiperglikemia
alergi
(Short-acting insulin)
emisi insulin melalui perasaan glukosa. Obat ini membuat fit menekan
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA PASIEN
UMUR : 30 TAHUN
AGAMA : ISLAM
UMUR : 32
Pada riwayat klinis yang lalu, petugas mencatat dan mendapatkan beberapa
informasi tentang penyakit yang pernah dialami klien sebelum membantu untuk kasus
diabetes yang berhubungan dengan sistem perfusi. Misalnya apakah klien sudah
ditangani sebelumnya, penyakit apa dan temuan apa, tetapi yang dijalani, latar
belakang yang ditandai dengan kepekaan, penyakit jantung, aterosklerosis.
Dalam riwayat klinis keluaga, petugas medis mengetahui apakah ada latar
belakang keluarga dengan penyakit yang sama dengan klien, adanya faktor bahaya,
kegemukan, riwayat pankreatitis persisten, riwayat melahirkan anak dengan berat
badan anak ganda. Riwayat glukosuriaselama stress (kehamilan, prosedur medis,
cedera, kontaminasi, penyakit) atau pengobatan (glukokortikosteroid, diuretik
thiazide, kontrasepsi oral.
d. Pemeriksaan fisik
Menurut (Doengoes, 2018) pengkajian yang dilakukan pada klien yang
mengalami Diabetes Melitus adalah, sebagai berikut:
3) Intregritas ego
Gejala: stress, termasuk masalah keuangan yang berkaitan dengan kondisi. Tanda:
cemas dan mudah kesal
4) Eliminasi Gejala: perubahan pola fekal, pola kemih berlebihan (poliuria), nokturia,
rasa nyeri dan panas, kesulitan berkemih (Infeksi Saluran Kemih/ ISK), ISK baru dan
recurrent (asam urat, kembung, dan diare). Tanda: Pucat, kuning, urine encer.
Polyuria (dapat berkembang menjadi oliguria dan anuria jika terjadi hipovolemia
yang parah. Bau urine (infeksi). Abdomen keras, distensi. Suara buang air besar
berkurangatau hiperaktif (diarthea).
5) Makanan /cairan Gejala: kehilangan nafsu makan, mual dan muntah. Tidak
mengikuti pola makan yang telah ditetapkan, konsumsi glukosa dan karbohidrat
meningkat. Penurunan berat badan selama beberapa hari atau minggu. Merasa haus.
Penggunaan obatobatan yang memperparah dehidrasiseperti diuretik. Tanda: kulit
kering dan retak, turgor kulit jelek. Perut kaku dan distensi. Bau halitosis/ manis, bau
buah (aseston).
7) Nyeri/ Ketidaknyamanan Gejala: perut kembung dan sakit. Tanda: wajah meringis
dengan palpitasi abdomen, tampak berhati-hati.
8) Pernapasan Gejala: lapar udara (tahap akhir DKA). Batuk dengan tanpa cairan
dahak/ sputum purulent (infeksi).
9) Keamanan Gejala: kulit kering, gatal dan ulkus kulit. Parestesia (diabetes
neuropati). Tanda: demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ ulserasi. Penuruanan
kekuatan umum dan rentang gerakan (ROM). Kelemahan dan kelumpuhan otot,
termasuk otot-otot pernapasan (jika tingkat postatium menurun).
10) Seksualitas Gejala: Rabas vagina (rentan terhadap infeksi). Masalah dengan
impotensi (laki-laki). Kesulitan orgasme (perempuan).
11) Pengajaran/ pembelajaran Gejala: faktor risiko pada keluarga seperti diabetes
melitus, penyakit jantung, stroke dan hipertensi. Penyembuhan luka yang lambat dan
tertunda. Penggunaan obat-obatan seperti steroid, diuretik tiazid, phenytoin (dilantin)
dan phenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa). Mungkin atau tidak
meminum obat diabetes.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut SDKI (2018) diagnosis keperawatan yang muncul pada klien dengan
DIABETES MELITUS TIPE II adalah :
1. Ketidakstabilan kadarglukosa darah berhubungan dengan Resistensi
Insulin
D. INTERVENSI
DX SLKI SIKI
1. Ketidakstabilan kadar Setelah dilkaukan Manajemen
glukosa darah b.d tindakan keperawatan Hiperglikemia
hiperglikemi d.d selama 3X24 jam (I.03115)
gangguan toleransi gula diharapkan Kestabilan Observasi :
darah (D. 0027) Gejala kadar glukosa darah (L. Identifikasi kemungkinan
dan tanda mayor: 03022) Meningkat dengan penyebab hiperglikemia.
Hiperglikemia Subjektif: kriteria hasil: Lelah/ Identifikasi situasi yang
Kadar gula tinggi/urin Lesu(menurun) Kadar menyebabkan kebutuhan
tinggi Gejala dan tanda glukosadalam darah insulin meningkat.
minor: Hiperglikemia (membaik Monitor kadar glukosa
Subjektif: 1.Mulut kering darah, jika perlu.
kadar glukosa dalam Monitor tanda dan gejala
darah (membaik) hiperglikemia
Monitor intake dan output
cairan
Terapeutik:
Berikan asupan cairan
orsl.
Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar
glukosa
darah lebih dari 250mg/
dL.
Edukasi:
Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri.
Anjurkan kepatuhan diet
dan olahraga
Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis.
Penggunaan
insulin, obat oral
Kolaborasi:
pemberian insulin
2. Nyeri Akut (D.0077) Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
b.d Agen pencedera fisik tindakan (I.08238)
d.d keperawatan 3 x 24 jam Observasi:
mengeluh nyeri diharapkan Tingkat Nyeri Identifikasi lokasi,
Gejala dan tanda mayor: menurun (L.08066): karakteristik, durasi,
Subjektif: 1. Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas,
1. Mengeluh 2.Meringis menurun intensitsa nyeri
nyeriObjektif: 3.Kesulitan tidur menurun Identifikasi skala nyeri
Tampak meringis Identifikasi respons nyeri
Bersikap protektif non verbal
Gelisah Identifikasi faktor yang
Frekuensi nadi meningkat memperberat dan
5.Sulit tidur Gejala dan memperingan nyeri
tanda Identifikasi pengetahuan
minor: dan tentang nyeri
Subjektif : (Tidak Identifikasi pengaruh
tersedia) nyeri
Objektif : pada kualitas hidup
1.Tekanan Monitor keberhasilan
darahmeningkat taerapi komplementer
Pola napasberubah yang
Nafsu makanberubah sudah diberikan
Proses berpikirterganggu Monitor efek samping
5.Menarik diri penggunaan analgetik.
6.Berfokus padadiri Terapeutik:
sendiri Berikan teknik non
7.Diaforesis farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahat dan
tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
Jelaskan penyebab,
periode,
dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakan
nyeri
Anjurkan memonitor
nyeri
secara mandiri
Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
3. Gangguan Integritas Setelah dilakukan Perawatan Luka (I.
kulit/ tindakan 14564)
jaringan b.d neuropati keperawatan 3X24 jam, Observasi:
perifer Maka diharapkan Monitor karakteristik luka
(D.0129) intregritas kulit/ jaringan Monitor tanda-tanda
Gangguan dan meningkat dengan kriteria infeksi
tandamayor : hasil: Terapeutik:
Subjektif: (Tidak tersedia) Kerusakan jaringan Monitor karakteristik luka
Objektif: menurun Lepaskan balutan dan
Nyeri Kerusakan lapisan kulit plester secara perlahan
Perdarahan menurun Bersihkan dengan NaCl
Kemerahan Nyeri menurun atau pembersih Nontoksik
Bersihkan salep yang
sesuai
Pasang balutan sesuai
jenis
luka
Jadwalkan perubahan
posisi
setiap 2 jam atau sesuai
kondisi pasien
Edukasi:
Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Diabetes melitus adalah kondisi medis yang ditandai dengan kadar glukosa
(gula) darah yang tinggi secara kronis. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat
memproduksi insulin yang cukup atau tidak efektif menggunakan insulin yang
diproduksi. Insulin diperlukan untuk memungkinkan glukosa masuk ke dalam sel-sel
tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi.