Dokumen tersebut membahas tentang aldehid dan keton. Aldehid merupakan senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil dan satu atom hidrogen, sedangkan keton mengandung gugus karbonil dan dua gugus alkil. Dokumen ini juga menjelaskan struktur, sifat, dan contoh masing-masing senyawa serta manfaatnya.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang aldehid dan keton. Aldehid merupakan senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil dan satu atom hidrogen, sedangkan keton mengandung gugus karbonil dan dua gugus alkil. Dokumen ini juga menjelaskan struktur, sifat, dan contoh masing-masing senyawa serta manfaatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang aldehid dan keton. Aldehid merupakan senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil dan satu atom hidrogen, sedangkan keton mengandung gugus karbonil dan dua gugus alkil. Dokumen ini juga menjelaskan struktur, sifat, dan contoh masing-masing senyawa serta manfaatnya.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
Dokumen tersebut membahas tentang aldehid dan keton. Aldehid merupakan senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil dan satu atom hidrogen, sedangkan keton mengandung gugus karbonil dan dua gugus alkil. Dokumen ini juga menjelaskan struktur, sifat, dan contoh masing-masing senyawa serta manfaatnya.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19
Aldehid dan keton 1
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar BeIakang Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak contoh kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Aldehid itu sendiri merupakan salah satu senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil (-CO-), dimana satu tangan mengikat gugus alkil dan tangan yang lain mengikat atom hidrogen. Sedangkan keton hampir sama dengan aldehid, hanya saja pada keton kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil. Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan. Salah stu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida 40% digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan formalin. Sedangkan pada keton yang pailing banyak dikenal yaitu aseton yang digunakan sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh karena banyak manfaatnya maka kita harus mampu membedakan mana senyawa keton dan senyawa aldehid agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya. Aldehid dan keton 2
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
Struktur umum aldehid yaitu R-CHO.Struktur umum keton yaitu R- CO-R'. Aldehid dan keton banyak terdapat dalam sistem makhluk hidup.Seperti gula ribosa dan hormon progesteron merupakan contoh dari aldehid dan keton. Aldehid dan keton mempunyai bau yang khas, yang pada umumnya aldehid berbau merangsang sedangkan keton berbau harum B. Rumusan MasaIah 1. Apa perbedaan aldehid dan keton ? C. Maksud Praktikum Adapun maksud praktikum adalah membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksinya. D. Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum adalah membedakan senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan Uji Tollens. E. Manfaat praktikum Adapun manfaat praktikum adalah agar mahasiswa mengetahui dan memahami aldehid dan keton dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia farmasi.
Aldehid dan keton 3
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Umum Salah satu gugus fungsi yang kita yaitu aldehid. Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama UPAC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran "ana" dengan "al". Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida (Petrucci, 1987). Salah satu reaksi untuk pembuatan idehid adalah oksidasi dari alkohol primer. Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat (Petrucci, 1987). Aldehid dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama pada nama alkana yang mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan aldehida adalah sebagai berikut: oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi alkana, reaksi Stephens dan untuk pembuatan aldehida aromatik (Fessenden, 1997). 0943 adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah Aldehid dan keton 4
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbraham, 1992). Pembuatan keton yang paling umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir semua oksidator dapat dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO 3 ), phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na 2 Cr 2 O 7 ) dan kalium permanganat (KMnO 4 ) (Respati, 1986). Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi dan keton oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol (Wilbraham, 1992). Sifat-sifat fisik aldehid dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain (Fessenden, 1997). Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak contoh kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Aldehid itu Aldehid dan keton 5
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
sendiri merupakan salah satu senyawa karbon yang mengandung gugus karbonil (-CO-), dimana satu tangan mengikat gugus alkil dan tangan yang lain mengikat atom hidrogen. Sedangkan keton hampir sama dengan aldehid, hanya saja pada keton kedua tangan atom karbon mengikat gugus alkil (Fessenden, 1997). Struktur umum aldehid yaitu R-CHO.Struktur umum keton yaitu R- CO-R'. Aldehid dan keton banyak terdapat dalam sistem makhluk hidup.Seperti gula ribosa dan hormon progesteron merupakan contoh dari aldehid dan keton. Aldehid dan keton mempunyai bau yang khas, yang pada umumnya aldehid berbau merangsang sedangkan keton berbau harum(Fessenden, 1997). Aldehid dan keton menyumbangkan manfaat yang cukup besar dalam kehidupan. Salah stu contohnya yaitu metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid. Metanal ini lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida 40% digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan formalin. Sedangkan pada keton yang pailing banyak dikenal yaitu aseton yang digunakan sebagai pelarut dan pembersih kaca. Oleh karena banyak manfaatnya maka kita harus mampu membedakan mana senyawa keton dan senyawa aldehid agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemanfaatannya. (Fessenden, 1997).
Aldehid dan keton 6
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
B. Uraian Bahan 1. Formaldehid (Dirjen POM, F , 1979 : 259) Nama Resmi : FORMALDEHDA Nama Lain : Formalin RM : CH 2 O Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau menusuk, uap merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Jika disimpan ditempat dingin dapat menjadi keruh. Kelarutan : Dapat di campur dengan air dan dengan etanol (95%) P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, sebaiknya pada suhu di atas 20 o . Kegunaan : Sebagai sampel 2. Aseton (Dirjen POM,F V,1995 : 27) Nama Resmi : ACETONUM Nama Lain : Aseton RM/BM : C 3 H 6 O/58,08 Pemerian : Cairan transparan, tidak berwarna, mudah menguap, bau khas, Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan Aldehid dan keton 7
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
etanol, dengan eter, dan dengan kloroform. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api. Kegunaan : Sebagai sampel 3. AgNO 3 (Dirjen POM Edisi 1979 : 97) Nama Resmi : ARGENT NTRAT Nama Lain : Perak Nitrat Rumus Molekul : AgNO 3
Berat Molekul : 169,91 gr/mol Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap jika kena cahaya. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. Kegunaan : Sebagai sampel. 4. Aquades (Dirjen POM Edisi 1979 : 96) Nama Resmi : AQUA DESTLLATA Nama Lain : Air suling Rumus Molekul : H 2 O Berat Molekul : 18,02 gr/mol Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, Aldehid dan keton 8
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
tidak mempunyai rasa. Kelarutan : Larut dalam air Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai pelarut 5. KMnO 4 (Dirjen POM Edisi V 1995 : 480) Nama Resmi : KAL PERMANGANAS Nama Lain : Kalium Permanganat Rumus Molekul : KMnO 4
Berat Molekul : 158,03 gr/mol Pemerian : Hablur mengkilat, ungu tua atau hampir hitam, tidak berbau. Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air mendidih Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : Sebagai sampel 6. NH 4 OH (Dirjen POM Edisi 1979 : 86) Nama Resmi : AMMONA Nama Lain : Amonia Rumus Molekul : NH 4 OH Berat Molekul : 35,05 gr/mol Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, dan menusuk kuat. Kelarutan : Mudah larut dalam air Aldehid dan keton 9
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : Sebagai sampel 7. Fehling (Dirjen POM, F ,1979 : 692) Fehling A : CuSO 4 dalam H 2 SO 4
Fehling B : Kalium Natrium Tartrat dalam NaOH Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Kegunaan : Sebagai pereaksi C. Prosedur Kerja (Anonim: 2011) a. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi 2. Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) diisi dengan 0,5 ml aseton 3. Perhatikan warna dan baunya 4. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes) 5. Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang) b. 1. Ambil larutan A diatas 2. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO 4 0,1 N 3. Perhatikan warna KMnO 4 tersebut 4. Catat pengamatan saudara c. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi 2. Masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1 ml AgNO 3 0,1 N Aldehid dan keton 10
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
3.Tambahkan setetes demi setetes NH 4 OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH 4 OH berlebih = pereaksi tollens) 4. Kedalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton. 5. Panaskan beberapa menit diatas penangas air 6. Perhatikan dan catat pengamatan saudara d. 1. Siapkan 2 tabung reaksi 2. Masing-masing diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml larutan Fehling B 3. Kedalam tabung 1 tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml asetin kocok 4. Panaskan beberapa menit diatas penangas air 5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan saudara
Aldehid dan keton 11
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
BAB III Kajian Praktikum A. AIat yang Dipakai Adapun alat yang digunakan yaitu gelas piala, pembakar bunsen, pipet tetes, rak tabung, tabung reaksi. B. Bahan yang Digunakan Adapun bahan yang digunakan yaitu aldehid (formaldehid), AgNO 3
0,2 N, keton (aseton), KmnO 4 0,1 N, NH 4 OH 0,5 N, pereaksi fehling (A dan B). C. Cara Kerja A. Disiapkan 2 buah tabung reaksi,kemudian tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton,kemudian perhatikan warna dan baunya,selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes).catat pengamatan (larutan jangan dibuang). B. Diambil larutan A diatas tiap tabung ditambahkan 1-2 tetes KmnO 4 0,1 N, kemudian diperhatikan warna KmnO 4 lalu catat pengamatan C. Disiapkan 2 buah tabung reaksi, masing-masing tabung reaksi diisi dengan reaksi 1 ml AgNO 3 0,1 N, kemudian tambahkan setetes demi setetes NH 4 OH 0,5 N sampai endapan yang terbentuk larut kembali (NH 4 OH berlebih = pereaksi tollens), kemudian tabung (1) Aldehid dan keton 12
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton, kemudian panaskan beberapa menit di atas penangas air, lalu perhatiakan dan catat pengamatan. D. Disiapkan dua buanh tabung reaksi,masing-masing diisi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml larutan fehling B, kemudian tabung (1) ditambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan 0,5 ml aseton kocok, kemudian panaskan beberapa menit diatas penangas air, lalu perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatannya
Aldehid dan keton 13
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
BAB IV Kajian HasiI Praktikum A. HasiI Praktikum 1. Tabel Pengamatan A. Zat Warna Bau Kelarutan dalam air Formaldehid Putihputih(tetap) Menyengat seperti alkohol Larut Aseton Bening putih Menyengat seperti alkohol Tidak Larut
B. Zat Perubahan warna KmnO 4
Formaldehid Sebelum putih endapan coklat tua Aseton Sebelum putih endapan merah anggur (ungu)
C. Zat Pereaksi Tollens Formaldehid + NH 4 OH + AgNO 3 Perak setelah dipanaskan cermin perak Aseton + NH 4 OH + AgNO 3 Putih kecoklatan setelah dipanaskan tidak berubah (tetap)
D. Zat Pereaksi fehling Formaldehid Biru tua dipanaskan endapan merah bata Aseton Biru tua dipanaskan biru tua (tetap)
Aldehid dan keton 14
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
B. Pembahasan a. Kelarutan dalam air Aldehid dan keton yang kecil dapat larut secara bebas dalam air tetapi kelarutannya berkurang seiring dengan pertambahan panjang rantai. Sebagai contoh, metanal, etanal dan propanon yang merupakan aldehid dan keton berukuran kecil dapat bercampur dengan air pada semua perbandingan volume. Hal ini disebabkan karena aldehid dan keton mampu berikatan dengan hidrogen molekul air meskipun pada dasarnya baik aldehid maupun keton tidak dapat berikatan dengan hidrogen sesamanya. Salah satu dari atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dalam sebuah molekul air bisa tertarik dengan baik ke salah satu pasangan elektron bebas pada atom oksigen dari sebuah aldehid atau keton untuk membentuk sebuah ikatan hidrogen. Dari hasil percobaan, pada uji kelarutan sampel yang dujikan dilarutkan kedalam air, dimana sampel yang diujikan yaitu formaldehid dan aseton. Pada uji kelarutan ini, formaldehid larut dalam air sedangkan aseton tidak larut dalam air. Dimana formaldehid warnanya putih (tetap) dan mempunyai bau yang menyengat, sedangkan aseton warnanya putih dan mempunyai bau yang menyengat seperti alkohol. b. Reaksi dengan KMnO 4
Formaldehida yang direaksikan dengan KMnO 4 akan merubah warna dari larutan formaldehida yang berwarna putih setelah Aldehid dan keton 15
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
ditambahkan dengan KMnO 4 maka akan membentuk endapan cokelat tua. Endapan cokelat tua yang terbentuk merupakan hasil oksidasi senyawa aldehid dengan KMnO 4. Aseton yang direaksikan dengan KMnO 4 akan merubah warna dari larutan aseton yang berwarna putih keruh setelah ditambahkan dengan KMnO 4 maka akan membentuk endapan merah anggur (ungu) Hal ini merupakan bukti bahwa tidak terjadi reaksi oksidasi oleh KMnO 4
terhadap aseton. c. Reaksi dengan pereaksi Tollens Formaldehid, senyawa ini termasuk kedalam kelompok aldehid, hal ini karena hasil percobaan ternyata positif dengan referensi bahwa sampel bila direaksikan dengan pereaksi Tollens akan menghasilkan endapan dan terdapat cermin perak. Sedangkan hasil pengamatan terhadap sampel ini sendiri didapatkan ada endapan hitam seperti batu-batu kecil setelah ditetesi larutan NH 4 OH dan AgNO 3 . Setelah dipanaskan di dasar dinding menempel larutan berwarna perak yang berwarna bening yang baunya menyengat. Aseton, hasil pengamatan terhadap sampel ini ketika direaksikan dengan uji Tollen ternyata tidak terdapat adanya endapan. Hal ini mengindikasikan bahwa sampel ini tergolong keton, sesuai refrensi bahwa suatu keton tidak akan mengalami perubahan bila diuji dengan Aldehid dan keton 16
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
reagensia Tollen. Dan untuk warnanya sendiri juga tidak mengalami perubahan setelah dipanaskan. d. Reaksi dengan pereaksi Fehling Dari hasil pengamatan pada uji fehling, formaldehid memperlihatkan adanya pembentukan endapan merah bata pada dasar tabung setelah dipanaskan. Sedangkan pada aseton, tidak terjadi perubahan warna setelah dipanaskan yaitu warnanya tetap biru tua dan tidak terbentuk endapan merah bata.
Aldehid dan keton 17
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KesimpuIan Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Formaldehid larut dalam air dimana mempunyai wrana putih, bau menyengat seperti alkohol. Sedangkan aseton tidak larut dalam air, warnanya putih dan baunya menyengat seperti alkohol. 2. Pada formaldehid larutan A sebelumnya berwarna kuning, setelah ditetesi KMnO 4 berbah menjadi cokelat tua. Sedangkan Pada aseton larutan A sebelumnya berwarna Bening, setelah ditetesi KMnO 4 berubah menjadi merah anggur. 3. Formaldehida dapat dengan mudah dioksidasi dengan pereaksi Tollens membentuk cermin perak setelah dipanaskan sedangkan aseton tidak dapat dioksidasi dengan menggunakan pereaksi Tollens. 4. Formaldehid memperlihatkan adanya pembentukan endapan merah bata pada dasar tabung setelah dipanaskan sedangkan tidak terjadi perubahan warna setelah dipanaskan yaitu warnanya tetap biru tua. Hal ini membuktikan, bahwa Formaldehida dengan mudah dioksidasi dengan pereaksi Fehling, sedangkan aseton tidak dapat dioksidasi dengan menggunakan pereaksi Fehling.
Aldehid dan keton 18
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
B. Saran Percobaan-percobaan dalam suatu praktikum sungguh membutuhkan ketelitian. Dalam praktikum kimia kali ini yang memang kesemuanya menggunakan reaksi-reaksi kimia sangatlah diperlukan faktor tersebut. Pembuatan bahan sampel dan pelaksanaan percobaan perlu ditingkatkan, mulai dari cara mereaksikannya dan juga kebersihan alat yang digunakan, hal ini dimaksudkan agar hasilnya lebih valid dan tidak melenceng jauh dari referensi-referensi yang telah ada.
Aldehid dan keton 19
A. Arfathurrahman Rifai Dyah Nawang ndrawati
DAFTAR PUSTAKA Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes R : Jakarta. Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Bina Aksara : Jakarta. Hart, Harold.1987.Kimia Organik (edisi keenam). Erlangga : Jakarta. Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta. Tim Penyusun, 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Laboratorium Kimia Farmasi. Universitas ndonesia : Jakarta.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. TB : Bandung.