Hukum Lungkungan
Hukum Lungkungan
Hukum Lungkungan
PENEGAKAN HUKUM
Oleh :
Syarif Hidayatullah
FAKULTAS SYARI’AH
PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
UNIVERSITAS ANNUQAYAH (UA)
GULUK-GULUK SUMENEP JAWA TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2024-2025 M.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang (UU) No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang baru disahkan pada tanggal 3 Oktober 2009 sebagai ganti dari
Undang-Undang sebelumnya yaitu UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Banyak hal yang dapat diambil dari adanya UU No. 32/2009 ini, terutama dalam
penguatan penegakan hukum, karena UU No. 23/1997 dalam penegakan hukum kurang
mendapat perhatian yang serius. Penguatan yang terdapat dalam UU No. 32/2009 ini
adalah prinsip-prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang didasarkan
pada tata kelola pemerintahan yang baik dengan penanggulangan dan penegakan hukum
yang mewajibkan pengintegrasian aspek transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan
keadilan.
Kata penegakan hukum sering terdengar oleh semua orang, karena keberhasilan
suatu peraturan perundang-undangan bergantung pada penerapan dan penegakannya.
Penegakan hukum lingkungan dalam UU No. 32/2009 ini memang mendapat perhatian
yang serius oleh para perumus undang-undang. Sebagai suatu politik hukum di bidang
lingkungan hidup. Perhatian terhadap lingkungan hidup belakangan ini mendapat
sorotan tajam, karena lingkungan hidup sudah semakin parah akibat dari pencemaran
dan perusakan yang diakibatkan oleh ulah atau tingkah laku manusia sendiri. Oleh
karena itu, ada kemauan keras bagi para perumus undang-undang lingkungan hidup,
agar adanya penguatan penegakan hukum terhadap lingkungan melalui UU No. 32/2009
ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang Penegak Hukum Lingkungan?
2. Apakah Ruang Lingkup Dan Tujuannya?
3. Bagaimana Penegak Hukum Administrasi?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mempelajari Penegak Hukum Lingkungan.
2. Untuk memahami Ruang Lingkup Dan Tujuannya.
3. Untuk mengetahui tentang Penegak Hukum Administrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu norma kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah dalam upaya
melindungi dan mengelola lingkungan adalah norma kewenangan pemerintah untuk
mengatur penaatan dan penegakan hukum administrasi, yaitu penegakan hukum secara
langsung tanpa prosedur peradilan dan bila perlu dengan paksaan fisik untuk
menyesuaikan situasi faktual dengan norma-norma yang ada.
1. Legitimasi,
2. Instrumen Yuridis,
3. Norma Hukum Administrasi,
4. Kumulasi Sanksi.
Legitimasi merupakan keabsahan tindak pemerintah dalam menegakkan hukum
lingkungan administrasi. Unsur yang harus dipenuhi oleh pemerintah dalam
menegakkan hukum lingkungan administrasi meliputi: wewenang, substansi dan
prosedur.
Wewenang penegakan hukum lingkungan administrasi ada di tangan pemerintah
dan pemerintah daerah. Dasar wewenang itu adalah Undang-Undang No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang ditindak lanjuti
dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 02 Tahun 2013
tentang Pedoman Penerapan Sanksi Administratif di Bidang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut dengan Permen LH.
Berdasarkan kedua peraturan perundang-undangan tersebut di atas, kewenangan
penegakan hukum administrasi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan secara
atribusi dimiliki oleh Menteri Lingkungan Hidup, gubernur atau bupati/wali kota, yang
pelaksanaannya dilimpahkan kepada Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) dan
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD).
Penegakan hukum administrasi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup secara substansi meliputi pengawasan lingkungan hidup dan penerapan sanksi
administratif. Pengawasan lingkungan hidup, selanjutnya disebut pengawasan, adalah
serangkaian kegiatan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup dan/atau Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup Daerah untuk mengetahui, memastikan, dan menetapkan tingkat
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang ditetapkan
dalam izin lingkungan dan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Pengenaan sanksi administratif adalah penerapan perangkat sarana hukum
administrasi yang bersifat pembebanan kewajiban/perintah dan/atau penarikan kembali
keputusan tata usaha negara yang dikenakan kepada penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan atas dasar ketidaktaatan terhadap peraturan perundangundangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan/atau ketentuan dalam izin
lingkungan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penguatan penegakan hukum lingkungan melalui UU No. 32/2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tentang prinsipprinsip perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang didasarkan pada tata kelola pemerintahan yang
baik karena dalam setiap proses perumusan dan penerapan instrumen pencegahan
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup serta penanggulangan yang mewajibkan
pengintegrasian aspek transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan keadilan. Penegakan
hukum lingkungan tidak hanya dilakukan oleh aparat penegak hukum saja, tetapi juga
semua elemen masyarakat dapat mendukung dalam upaya penguatan penegakan hukum.
Penguatan penegakan hukum yang ada dalam UU No. 32/2009 tersebut dimaksudkan
untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan bebas dari KKN, sehingga
pengelolaan lingkungan hidup yang merupakan salah satu pengelolaan pemerintahan
sehingga dapat terlaksana dengan aspek transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan
keadilan bagi masyarakat.
B. SARAN
Mengingat makalah ini dibuat dalam memenuhi tugas makalah, tentu sangat
banyak kekurangan dan kekeliruan yang terjadi dan kami harap masukan dan kritikan
yang mendidik.