Makalah UAS Miss Intan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KARAKTER JUJUR DALAM PERBUATAN PADA ANAK DI TK PLUS AL-WAHAB

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas UAS Mata Kuliah Pendidikan Karakter dan Moral

Dosen Pengampu: Intan Permanik, M.Pd

Disusun Oleh:

Rika Aprilia Anggraeni 20.04.0852

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM PERSIS BANDUNG

1445 H/ 2024 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta inayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Karakter Jujur Dalam

Perbuatan Pada Anak Di Tk Plus Al-Wahab” ini dengan tepat pada waktunya. Adapun

tujuan pada penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas UAS pada mata

kuliah Pendidikan karakter dan moral. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Intan Permanik, M.Pd. selaku dosen mata

kuliah Pendidikan karakter dan moral yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat

menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang studi yangkami tekuni. Saya juga

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yangtelah berbagi pengetahuannya dan

memberikan dorongan semangat sehingga kamidapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, 29 Mei 2024

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karakter anak tidak terbentuk dengan sendirinya; ada proses yang harus dilalui

sehingga karakter tersebut melekat pada diri anak. Proses ini dimulai sejak anak lahir dan

tumbuh di lingkungan keluarga, berinteraksi dengan teman-teman, bersekolah, hingga

bergaul di masyarakat. Orang tua sering kali tanpa sadar berkontribusi negatif pada

perkembangan karakter anak. Misalnya, dengan memukul atau memberikan tekanan yang

berlebihan, anak bisa berkembang menjadi pribadi yang negatif, rendah diri, minder,

penakut, dan tidak berani mengambil risiko. Karakter-karakter ini cenderung terbawa

hingga dewasa1.

Dalam program PAUD, pengenalan dan penanaman karakter dilakukan ketika anak

berinteraksi dengan anak-anak lain atau dengan orang dewasa (pendidik dan orang dewasa

lainnya). Melalui interaksi ini, anak belajar berbagai konsep seperti kerjasama, sopan

santun, ketekunan, empati, memaafkan, kemurahan hati, menolong, kejujuran, harapan,

keadilan, kebaikan, kesetiaan, kesabaran, rasa hormat, tanggung jawab, kesadaran diri,

disiplin, toleransi, dan banyak lagi lainnya2.

Pendidikan karakter yang diberikan kepada anak sejak usia dini tidak hanya berasal

dari guru di lembaga pendidikan, tetapi juga dari orangtua sebagai model utama. Orangtua

1
Prasanti, Ditha, Pembentukan Karakter Anak Usia Dini: Keluarga, sekolah dan Komunitas?, (Jurnal
Obsesi, 2019) h.14
2
Nuraeni, Pendidikan Karakter pada Anak usia Dini, (Jurnal Paedagogy, 2020) h.65
harus memberikan contoh karakter yang positif sehingga pembiasaan dan keteladanan

nilai-nilai kebaikan menjadi dasar untuk pengembangan pribadi positif di masa depan3.

Menurut Styowati dalam Rika mengemukakan Karakter yang harus dibangun

dalam pendidikan karakter dalam rangka menyongsong Indonesia emas yaitu kejujuran,

disiplin, kapabilitas meminpin, dan kerjasama dalam tim dan berkolaborasi, memiliki

kecerdasan emosional, kemampuan mengambil keputusan dalam kondisi apa pun,

ememiliki sifat melayani, serta kemampuan berbicara, bernegosiasi, kemampuan mencipta

dan menjual produk serta kemampuan merespons dan beradaptasi4.

Namun, kenyataannya masih banyak kasus yang menunjukkan kurangnya

pendidikan karakter pada anak-anak. Misalnya, banyak anak sekolah dan orang dewasa

yang membuang sampah sembarangan, tidak tahu cara mengantre, bersikap acuh tak acuh,

serta kurang menghormati orangtua dan guru. Juga terlihat kurangnya kepekaan,

perkelahian antarwarga atau pelajar, perundungan, dan sikap-sikap intoleran di sekolah dan

masyarakat. Selain itu, perubahan perilaku di era milenial menunjukkan bahwa orang

cenderung kurang bersosialisasi dan berinteraksi langsung, serta menginginkan segala

sesuatu secara instan, padahal semua hal membutuhkan proses seperti kerja keras, disiplin,

fokus, kesabaran, dan tidak mudah menyerah5.

Menurut Sutarman dalam Rika meyebutkan Berbagai masalah ini disebabkan oleh

beberapa kendala. Salah satunya adalah rendahnya tingkat pendidikan orangtua, khususnya

ibu, yang mengakibatkan rendahnya kualitas asuhan terhadap anak usia dini. Selain itu,

3
Devianti, Rika, “Pendidikan Karakter Untuk Anak usia Dini, ( Jurnal Peendidikan dan konseling, 2020) h.
68
4
Devianti, Rika, “Pendidikan Karakter Untuk Anak usia Dini”( Jurnal Peendidikan dan konseling, 2020)
h. 68
5
Devianti, Rika, “Pendidikan Karakter Untuk Anak usia Dini”( Jurnal Peendidikan dan konseling, 2020)
h. 69
rendahnya tingkat ekonomi masyarakat memengaruhi kualitas lembaga PAUD. Kendala

lain adalah masih terbatasnya jumlah lembaga PAUD, baik formal (TK/RA) maupun

nonformal (KB/TPA), dengan distribusi yang belum merata dibandingkan dengan

kebutuhan PAUD. Hambatan terakhir adalah rendahnya kualitas guru PAUD yang belum

memenuhi standar minimal, yaitu memiliki ijazah minimal setara dengan program D-2

PGTK (Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak). Semakin tinggi kualitas guru, semakin

baik pula kualitas proses pengajaran dan peserta didik6.

B. Rumusan Masalah

Dari hasil latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana yang dimaksud dengan karakter jujur dalam perbuatan?

2. Bagaimana analisis gambaran pendidikan karakter jujur dalam perbuatan pada Anak

Usia Dini di TK Plus Al-wahab?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan karakter jujur dalam perbuatan

2. Untuk mengetahui bagaimana analisis gambaran karakter jujur dalam perbuatan pada

Anak Usia Dini di TK Plus Al-wahab

6
Devianti, Rika, “Pendidikan Karakter Untuk Anak usia Dini”( Jurnal Peendidikan dan konseling, 2020) h. 70
BAB II

TEORI

A. PENGERTIAN KARAKTER JUJUR

Pendidikan karakter adalah usaha untuk mendukung pertumbuhan jiwa anak-anak,

baik secara fisik maupun emosional, dari sifat alamiahnya menuju peradaban yang

manusiawi dan lebih unggul7.

Pembinaan karakter pada pendidikan anak usia dini adalah amanat dari Pembukaan

UUD 1945 yaitu Pancasila sebagai landasan dasar sekaligus pandangan hidup yang harus

terinternalisasi pada semua bidang dalam mewujudkan pembangunan manusia yang

berkelanjutan. Pembinaan karakter bangsa masih dipandang sebagai salah satu bidang

strategis yang sangat penting sebagai pondasi untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara8.

Menurut Albert Hendra Wijaya dalam Achmad Saepul mengemukakan

bahwasanya kejujuran adalah kemampuan untuk mengakui, berkata atau memberikan

sebuah informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran9.

Jujur memiliki tiga tempat, yaitu pada lisan, perbuatan dan hati. Jujur dengan

lisan berarti mengucapkan setiap perkataan sesuai dengan kebenaran,tidak mengurangi

ataupun menambahkan atau berbicara sesuai dengan fakta yang terjadi. Adapun

jujur dengan perbuatan adalah senantiasa melakukanperbuatandengan benar,

seperti tidak berbuat curang, tidak korupsi dan menjauhkan diri dari segala

7
Mulyasa, H.E, Manajemen Pendidikan karakter , (Jakarta: Bumi Aksara, 2013)
8
Ansori, Y. Z, (2022). Strategi Pendidik dalam Menumbuhkan Karakter Jujur pada Anak usia Dini. Jurnal Obsesi:
Jurnal pendidikan Anakk usia Dini, 265
9
Saeful, A, Implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan. (Jurnal tarbawi,2021) h.126
perbuatan yang merugikan kemanusiaan. Sedangkan jujur dengan hati meyakini

secara mendalam bahwa kejujuran merupakan bagian dari perintah Tuhan yang patut

dilaksanakan oleh setiap manusia dan meyakini pula jika perbuatan tersebutakan

mendatangkan kebahagiaan, baikdunia maupun akhirat10.

Menurut Zubaedi,kejujuran adalah kemampuan menyampaikan kebenaran,

mengakui kesalahan, dapat dipercaya dan bertindak secara terhormat. Dengan hal

ini kejujuran menjadikan seseorang yang memilikinya menjadi berharga dan terhormat

di mata yang lain. Karena sejatinya, pribadi yang terkenal dengan kejujuran pasti

keberadaannya akan dihargai dan dihormati oleh yang lain11.

Pentingnya karakter jujur pada anak usia dini dikemukakan oleh beberapa ahli.

Pendidikan karakter menjadi kunci dalam membentuk kepribadian manusia seutuhnya

sehingga manusia dapat hidup sebagai makhluk sosial dan individu dengan memiliki

karakter yang baik. Dan juga Penanaman nilai-nilai karakter sejak dini merupakan proses

yang sangat penting dalam membentuk fondasi kepribadian manusia12.

Dari beberapa makna jujur yang telah disampaikan di atas, bahwasanya

terlihat kejujuran akan bermuara kepada segala sikap yang jauh dari unsur

kebohongan dan membuat seseorang bertindak sesuai dengan kebenaran. Di sisi lain,

pribadi yang jujur pasti akan mendapatkan tempat terhormat dihadapan orang lain.

Kejujuran adalah cara utama untuk menjadikan pribadi menjadi manusia terhormat,

tidak hanya di mata manusia, tetapi juga di mata Allah Swt.

10
Saeful, A, Implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan. (Jurnal tarbawi,2021) h.127
11
Zubaedi, Desain pendidikan karakter,( jakarta: kencana, 2021)
12
Hakam, Pendidikan Karakter di sekolah Dasar, (UPI Press, 2016)
Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal tahun

2012 dalam Andika, ada beberapa tanda karakter jujur, seperti13:

1. Kemampuan anak membedakan antara kepemilikan pribadi dan bersama.

2. Anak merawat dan menjaga barang yang dimiliki bersama.

3. Kebiasaan anak untuk berbicara dengan jujur.

4. Kebiasaan anak mengembalikan barang yang bukan miliknya.

5. Anak menghargai kepemilikan bersama.

6. Anak mau mengakui kesalahannya.

7. Anak mau meminta maaf jika bersalah, dan juga mampu memaafkan teman yang

melakukan kesalahan.

8. Anak menghargai keunggulan orang lain.

9. Anak tidak menimbun mainan atau makanan untuk kepentingan pribadi.

B. Jujur dalam Perbuatan

Jujur merupakan terjemahan dari kata shidq yang artinya benar, yang dapat

dipercaya. Jelasnya, jujur adalah perbuatan dan perkataan yang sesuai dengan kebenaran.

Adapula yang berpendapat bahwa jujur adalah mengatakan terus terang14.

Menurut Ibn Manzur dalam Hasiah, kata alshidq memiliki beberapa arti yakni; yang

sempurna benarnya, yang banyak benarnya, yang membenarkan atau membuktikan


15
ucapannya dengan perbuatannya, dan yang baik selamanya .

Untuk itu jujur bisa dikatakan berperilaku yang dilakukan sesuai dengan kebenaran.

Yang mana ketika hati, ucapan, dan perbuatanya itu selaras.

13
Novriyansyah, A, Studi Tentang Perkembangan Karakter Jujur Pada Anak Usia Dini, (Jurnal Potensia,
2020) h. 19
14
Hasiah, Konsep kejujuran (AL-SIDQ), (studi Multidispliner, 2014)
15
Hasiah, Konsep kejujuran (AL-SIDQ), (studi Multidispliner, 2014)
Menurut Imam Ibnul Qayyim dalam hanipatudiniah berpandangan bahwa jujur

merupakan sifat mulia yang mengandung banyak nilai positif. Kejujuran dapat

dimanifestasikan dalam ucapan, perbuatan, dan dalam semua kondisi. Hal itulah yang

menjadikan jujur sangatlah berharga, pun sekaligus menjadikan seseorang yang memiliki

sifat tersebut berharga16.

Menurut Imam Al-Ghazali dalam Hanipatudiniah bahwasanya imam AL-ghazali

membagi sifat jujur atau shidq dalam lima hal, yaitu; jujur dalam perkataan (lisan), jujur

dalam niat (berkehendak), jujur dalam kemauan, jujur dalam menepati janji, dan jujur

dalam perbuatan (amaliah). Jujur dalam perkataan mengandung makna bahwa setiap apa

pun yang keluar dari mulut seseorang hendaklah memuat nilai-nilai kebenaran. Informasi

yang diterima memiliki kesesuaian dengan informasi yang disampaikan. Lalu, jujur dalam

niat artinya tidak ada tindakan yang dilakukan selain dari mengharap ridha Allah Swt

semata-mata.

16
Hanipatudiniyah, M, Pembinaan Nilai-nilai Kejujuran Menurut Rasulullah SAW, (Jurnal Riset Agama,
2021) h. 148
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Karakter Jujur dalam perbuatan Pada Anak di TK Plus Al-wahab

Anak usia dini adalah anak yang berusia dari lahir hingga enam tahun, yang

merupakan periode kritis dan strategis dalam proses pendidikan. Pada tahap ini, pendidikan

dapat sangat memengaruhi perkembangan dan hasil pendidikan di masa depan. Ini adalah

waktu yang kondusif untuk mengembangkan berbagai kemampuan fisiologis, kognitif,

bahasa, sosial-emosional, dan spiritual atau religius anak17.

Di era globalisasi saat ini, pendidikan karakter sangat tepat diterapkan pada anak

usia dini karena pada usia tersebut anak masih belum terpengaruh oleh hal-hal negatif dari

luar dan belum sepenuhnya memahami perilaku yang baik atau kurang baik. Pembentukan

karakter pada usia dini sangat efektif karena anak masih mudah dilatih dengan kebiasaan-

kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini memudahkan orang tua dan pendidik

PAUD dalam membentuk karakter anak. Penanaman pendidikan karakter merupakan

tanggung jawab bersama antara orang tua dan lembaga sekolah18.

Perkembangan karakter anak, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sangat

dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, ananda yang bersekolah di TK

Plus Al-Wahab dan memiliki disabilitas menunjukkan tingkat aktivitas dan semangat yang

tinggi dalam proses belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini

17
Lovi Susanti, Analisis Penggunaan Metode Bercerita dalam mengembangkan karakter religius pada
anak kelompok B TK cut Meutia, (Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2021)
18
Lovi Susanti, Analisis Penggunaan Metode Bercerita dalam mengembangkan karakter religius pada
anak kelompok B TK cut Meutia
menunjukkan bahwa lingkungan sekolah dapat memainkan peran penting dalam

membentuk karakter anak, termasuk karakter jujur.

Pengaruh yang dimiliki oleh orang tua dan lingkungan terhadap perkembangan

karakter anak sangatlah signifikan. Kesabaran yang ditunjukkan oleh orang tua anak dalam

menanamkan karakter jujur merupakan salah satu contohnya. Mereka secara aktif

memberikan pengertian kepada anak mengenai keterbatasan yang dimilikinya, serta

pentingnya untuk dapat menerima segala bentuk kekurangan yang ada dalam dirinya. Hal

ini menunjukkan bahwa peran orang tua sangat penting dalam membentuk karakter anak,

terutama dalam hal ketulusan dan kejujuran.

Menurut Husaini, jujur adalah ketika perbuatan dan perkataan seseorang sesuai

dengan kebenaran. Namun, ada pandangan lain yang mengatakan bahwa jujur berarti

berbicara secara terus terang tanpa menyembunyikan fakta19. Dalam konteks ini, anak

tersebut dengan tulus memberitahukan kepada penulis bahwa dia mengalami kesulitan

dalam menggunakan pensil karena keterbatasan yang dimilikinya. Hal ini mencerminkan

integritas dan kejujuran anak dalam menghadapi situasi yang sulit.

Peran sekolah juga merupakan salah satu factor yang sangat penting. Karena

disekolah juga dapat menstimulus anak untuk membentuk karakter anak. Sebagaimana

yang ananda katakan kepada penulis bahwasanya menurut perkataan gurunya anak yang

baik itu harus jujur, jujur kepada teman, orang tua, termasuk kepada siapapun.

Menurut Andika sekolah mangajarkan anak didik untuk senantiasa berperilaku

jujur sebagaimana pasal 3 dari Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2003

menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk membentuk dan

19
Husaini, H, Pembinaan pendidikan karakter, (Jurnal Tarbiyah, 2021)
mengembangkan karakter serta peradaban yang mulia bagi bangsa, dengan tujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Dengan kata lain,

pendidikan nasional bertujuan untuk mengarahkan pengembangan berbagai karakter

individu Indonesia20.

20
Novriyansyah, A, Studi Tentang Perkembangan Karakter Jujur Pada Anak Usia Dini, (Jurnal Potensia,
2020) h. 17
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas tentang Analisis Gambaran Pendidikan Karakter Jujur

dalam Perkataan Pada Anak Usia Dini di TK Plus AL-Wahab pendidikan karakter pada anak

usia dini memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak secara holistik.

Lingkungan sekolah, orang tua, dan guru memiliki peran yang signifikan dalam proses

pembentukan karakter anak. Anak usia dini rentan terhadap pengaruh lingkungan sekitar, oleh

karena itu, pendidikan karakter pada tahap ini menjadi krusial untuk membentuk dasar yang

kokoh bagi perkembangan moral dan etika anak di masa depan.

Pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga merupakan

tanggung jawab bersama antara orang tua, guru, dan lembaga pendidikan. Anak-anak

diajarkan untuk memahami nilai-nilai jujur, integritas, dan tanggung jawab melalui interaksi

dengan lingkungan sekitarnya.

Dalam hal ini, peran sekolah dalam membimbing anak-anak untuk berperilaku jujur dan

berintegritas sangatlah penting. Guru berperan sebagai teladan yang membimbing anak-anak

dalam mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

1. Fokus pada Pentingnya Pendidikan Karakter Jujur: Mulailah dengan menggambarkan

pentingnya pendidikan karakter jujur pada anak usia dini dalam membentuk dasar

moral yang kuat bagi perkembangan mereka.

2. Peran Orang Tua dalam Pembentukan Karakter: Bahas peran orang tua sebagai model

teladan dalam membimbing anak-anak untuk menjadi jujur dalam berbicara dan
bertindak. Tinjau pendekatan yang dapat digunakan oleh orang tua untuk mengajarkan

nilai kejujuran kepada anak-anak mereka.

3. Peran Guru dalam Pendidikan Karakter: Jelaskan peran guru dalam membimbing

anak-anak untuk mempraktikkan nilai-nilai jujur dalam kehidupan sehari-hari di

sekolah. Tinjau strategi dan metode yang dapat digunakan oleh guru dalam

mengintegrasikan pendidikan karakter jujur ke dalam kurikulum.

4. Lingkungan Sekolah yang Mendukung: Bahas bagaimana lingkungan sekolah dapat

menciptakan suasana yang mendukung dalam pembentukan karakter jujur. Tinjau

inisiatif sekolah dalam mendorong nilai-nilai kejujuran melalui kegiatan

ekstrakurikuler, acara, dan kebijakan sekolah.

5. Kolaborasi antara Orang Tua dan Sekolah: Soroti pentingnya kerja sama antara orang

tua dan sekolah dalam mendukung pendidikan karakter jujur anak-anak. Tinjau upaya

kolaboratif yang dapat dilakukan oleh kedua belah pihak untuk menciptakan

lingkungan yang mendukung bagi pembentukan karakter jujur anak-anak.


DAFTAR PUSTAKA

Ansori, Y. Z. (2022). Strategi Pendidik dalam Menumbuhkan Karakter Jujur pada Anak usia Dini.

Jurnal Obsesi: Jurnal pendidikan Anakk usia Dini, 261-170.

Devianti, R. (2020). Pendidika Karakter Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Konseling, 67-

78.

Hakam. (2016). Pendidikan Karakter di sekolah Dasar. UPI Press.

Hanipatudiniyah. (2021). Pembinaan Nilai-nilai kejujuran menurut Rasululah SAW. Jurnal Riset

Agama, 145-156.

Hasiah. (2014). Konsep kejujuran (AL-SIDQ). studi Multidispliner.

Husaini. (20021). Pembinaan pendidikan Karakter. Jurnal tarbiyah.

Mulyasa. (2013). manajemen Pendidikan karakter . Jakarta: Bumi Aksara.

Novriyansah, A. (2019). Studi tentang perkembangan karakter jujur pada Anak Usia Dini. Jurnal

Potensia, 14-22.

Nuraeni. (2020`). pendidikan karakter pada anak usia Dini. jurnal paedagogy, 65-73.

Prasanti, D. (2019). Pembentukan Karakter Anak Usia Dini: Keluarga, sekilah, dan komunitas?

Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 13-19.

Saeful, A. (2021). Implementasi nilai kejujuran dalam pendidikan. Jurnal tarbawi, 124-142.

Susanti, L. (2021). Analisis penggunaan metode bercerita dalam mengembangkan karakter religius

anak kelompok B TK ut Meutia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa.

Zubaedi. (2011). Desain pendidikan karakter. jakarta: kencana.


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai