Bab 3
Bab 3
Bab 3
METODE PENELITIAN
insersi/ delesi (I/D) pada penderita hipertensi di rumah sakit dr. Saiful Anwar
Malang.
delesi (I/D)
Ibrahim Malang.
Sakit Saiful Anwar Malang yang didiagnosis menderita hipertensi oleh dokter
spesialis jantung dan tidak dibedakan jenis kelamin maupun usia. Penelitian
32
33
Universitas Brawijaya dan Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Pasien hipertensi
Kriteria inklusi dari subyek penelitian ini yaitu, pasien hipertensi yang
berobat di poli jantung rumah sakit dr.Saiful Anwar Malang dengan tekanan darah
sistol ≥ 140 mmHg dan diastol ≥ 90 mmHg. Tanpa batasan usia maupun jenis
kelamin sebab, yang akan diteliti pada penelitian ini adalah gen dari pasien yang
berada pada kromosom autosomal sehingga tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
diekstraksi DNA-nya untuk keperluan penelitian. Pada semua sampel DNA yang
dan DD.
3.5.1 Alat
Alat yang digunakan untuk pengambilan darah pasien yaitu venojack dan
freezer, dan vortex. Alat untuk amplifikasi DNA (PCR) yaitu, mesin PCR,
hot plate and stirer, sisir pencetak sumuran, micropipet, timbangan digital, mesin
3.5.2 Bahan
Isolasi DNA menggunakan Qiagen Mini Kit, dan etanol absolut. Bahan
untuk PCR antara lain ddH2O, PCR mix (merek intron), sample whole genome
DNA, serta primer ACE Applied Biosystems 111, 112. forward 5’- CCC ATC
CTT TCT CCC ATT TCT C -3’dan primer ACE reverse 5’- AGC TGG AAT
AAA ATT GGC GAA AC -3’ . Bahan untuk elektroforesis yaitu, agarosa, TBE
kanan dengan posisi duduk tenang dan santai. Tidak ada pakaian sempit yang
melingkari lengan yang akan diperiksa. Lengan yang akan diperiksa diletakkan
pada tempat yang setinggi dada. Stetoskop diletakkan pada fosa antekubiti di atas
arteri brakialis, 10- 15 menit kemudian tekanan diukur. Tekanan dinaikkan sampai
± 20mmHg dari tekanan sistolik dugaan sambil dilakukan palpasi pada arteri
radialis. Bunyi nada Korotkoff terdengar pada waktu tekanan dalam manset
perlahan-lahan diturunkan (dengan keepatan 2-3 mm untuk tiap satu denyut nadi).
Tekanan sistolik adalah bunyi yang pertama kali terdengar (Korotkoff I). Tekanan
hipertensi apabila tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diiringi tekanan darah
Saiful Anwar Malang sebanyak 5µl masing-masing subyek yang diambil dari
vena jugularis menggunakan venojack dan vacuntainer yang telah diisi EDTA
20% kemudian diberi label sesuai identitas sampel yang diperoleh. Selanjutnya
yang sesuai dengan protokol QIAamp® DNA Blood mini Kit QIAGEN.
elektroforesis gel agarose 0,8% yang dilarutkan dalam TBE 1X. Sebelum
selama 15 menit. Band DNA dilihat pada transiluminator UV. Hasil elektroforesis
menunjukkan berhasil tidaknya isolasi DNA, Pada sampel yang tidak tampak
band DNAnya maka tidak dilanjutkan ke tahap selanjutnya, sebab tidak terdapat
polymerase chain reaction). Hasil isolasi DNA genom dari sampel darah pasien
Applied Biosystems 111, 112. forward 5’- CCC ATC CTT TCT CCC ATT TCT C
-3’dan primer ACE reverse 5’- AGC TGG AAT AAA ATT GGC GAA AC -3’.
Komposisi larutan PCR yaitu 8µl ddH2O Otsuka, 10µl Master Mix Kit Intron, 1 µl
DNA whole Genom, dan primer F dan R (20pmol) masing- masing 0,5 µl,
Annealing 62,30C selama 45 detik, extention 720C selama 45 detik, dari tahap
dengan gel agarosa 2,5% dalam larutan buffer TBE 1X. Sampel yang akan
pada agarosa sebanyak 5µl setiap sumuran, dan salah satu sumuran dimasukkan
keluarkan dari bak elektroforesis dan direndam dalam EtBr selama 15 menit.
sequence primer forward 5’-TGG GAC CAC AGC GCC CGC CAC TAC -3’ dan
reverse 5’-TCG CCA GCC CTC CCA TGC CCA TAA -3’. Dengan kondisi PCR
dengan suhu 950C. Annealing 500C selama 45 detik, extention 720C selama 45
genotip dari setiap sampel. Genotip tersebut antara lain II, ID, dan DD. Ukuran
band untuk alel I yaitu 597 pb dan untuk alel D yaitu 319 pb. Apabila hanya
muncul satu band dan berukuran 597pb maka genotipnya II atau muncul satu band
dan berukuran 319pb maka genotipnya DD. Sedangkan, apabila muncul dua band
sehingga perlu di PCR kembali dengan primer spesifik insersi. Sekuen forward 5’-
38
TGG GAC CAC AGC GCC CGC CAC TAC -3’ dan sekuen referse 5’-TCG CCA
GCC CTC CCA TGC CCA TAA -3’. Apabila muncul band maka sampel tersebut
bergenotip ID, sedangkan apabila tidak muncul maka sampel tersebut bergenotip
DD. Hasil visualisasi seluruh sampel dicatat dan dihitung persentase jumlah
pasien hipertensi yang memiliki genotipe II, ID dan DD. Hasil persentase genotip
dapat digunakan untuk mencari frekuensi alel dengan menggunakan hukum Hardy
sebagai alel I (insersi) dan q dianggap sebagai alel D (delesi) (Salem and Batzer,
II + 2ID + DD = 1 dan I + D = 1