Cara Membuat Tape Singkong Ala Rumahan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Cara Membuat Tape Singkong ala Rumahan, Lezat dan

Mudah Dipraktikkan
Cara membuat tape singkong ternyata bisa Anda praktikkan sendiri di rumah dengan cukup
mudah. Tape atau tapai adalah makanan fermentasi khas Indonesia yang banyak digemari oleh
masyarakat. Tape biasanya diolah menjadi berbagai macam makanan, dicampur ke dalam
minuman, atau dimakan begitu saja.
Makanan fermentasi dengan rasa manis-asam yang legit ini cukup populer, terutama tape
singkong. Tape dibuat dari proses fermentasi bahan berkarbohidrat dengan ragi. Selain singkong,
bahan baku tape bisa berasal dari ubi, ketan, hingga pisang. Anda bisa memilihnya sesuai selera.
Proses fermentasi adalah tahapan paling penting dari cara membuat tape singkong. Kunci dari
cara membuat tape singkong adalah penggunaan ragi, terutama Saccharomyces cerevisiae dan
sejumlah jenis ragi lainnya. Cara membuat tape singkong pada umumnya memakan waktu 2
hingga 3 hari lamanya.
Dilansir dari liputan6.com, berikut adalah cara membuat tape singkong yang telah dirangkum
khusus untuk Anda coba praktikkan sendiri di rumah.

Resep Tape Singkong Sederhana


Bahan:
 2 kg singkong segar
 2 keping ragi tape
 beberapa lembar daun pisang
Cara membuat tape singkong:
1. Kupas singkong dan kerik bagian luarnya.
2. Potong sesuai selera lalu cuci sampai bersih.
3. Rebus singkong sampai ¾ matang. Tingkat kematangan ini bisa dilihat ketika daging
singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu atau lidi.
4. Angkat singkong yang telah ¾ masak lalu dinginkan.
5. Biarkan singkong benar-benar dingin. Anda bisa mendiamkannya selama 10 jam.
6. Siapkan wadah plastik dengan tutup. Lapisi wadah plastik dengan daun pisang.
7. Hancurkan dua keping ragi tape sampai benar-benar halus.
8. Tata singkong di dalam wadah yang telah dilapisi daun pisang.
9. Taburi dengan ragi yang telah dihaluskan.
10. Tutup singkong yang telah diberi ragi dengan daun pisang. Tutup kembali dengan tutup
wadah. Singkong harus benar–benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.
11. Simpan wadah di tempat kering, gelap, di suhu ruang. Diamkan selama kurang lebih 2-3
hari.
Tips pembuatan tape singkong:
 Setelah tape dikukus dan menjadi ¾ matang, hindari menyentuh singkong dengan tangan.
Ini untuk mencegah singkong terkontaminasi bakteri yang dapat menggagalkan proses
fermentasi. Coba gunakan sarung tangan steril, penjepit makanan atau garpu untuk
memindahkan singkong.
 Jika ingin memastikan singkong sudah matang atau belum saat sudah dikukus, gunakan
tusuk sate atau garpu.
 Setelah tape mencapai kematangan yang diinginkan, simpan di kulkas.
 Pastikan singkong benar-benar dingin sebelum ditata dan ditaburi ragi.
Setelah beberapa hari permukaan singkong menjadi lebih lunak dan rasanya menjadi lebih manis
karena proses fermentasi mengubah pati singkong menjadi gula. Jika dibiarkan terlalu lama, tape
akan menjadi lebih lembek, berair, dan rasanya menjadi pahit karena terbentuk alkohol. Dengan
demikian tape hanya tahan paling lama dua hari untuk layak dikonsumsi.
Adapun ide Sigit dan kawan-kawan untuk mengembangkan metode baru dalam proses
pembuatan tape sebenarnya berawal dari praktikum yang dilakukan di laboratorium sekolah.
Pembuatan tape adalah salah satu cara untuk memperkenalkan proses fermentasi. Sedangkan ide
menggunakan suntikan diusulkan Sigit. Kebetulan ibunya adalah seorang perawat sehingga Sigit
sangat mengenal fungsi dan kegunaan alat tersebut. Termasuk ide untuk melarutkan ragi, gula,
dan air.
Dari pengamatan sehari-hari terhadap tape yang dijajakan, Sigit dan kedua rekannya berpikir
untuk mempercepat proses peragian dan membuatnya lebih tahan lama. Berbagai komposisi dan
cara dicoba agar diperoleh hasil yang paling efektif. Hasilnya, dengan tidak mengupas kulit dan
larutan dengan jumlah dan komposisi tertentu diperoleh tape yang masak dalam sehari dan tahan
hingga 3-5 hari.
apai atau tape adalah kudapan yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat sebagai
substrat oleh ragi.[1] Di Indonesia dan negara-negara tetangganya, substrat ini biasanya beras
ketan dan umbi singkong. Ragi untuk fermentasi tapai merupakan campuran beberapa mikroorganisme,
terutama fungi (kapang dan jamur), seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis
burtonii, Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis fibuligera, dan Pediococcus sp.[1], tetapi tidak tertutup
kemungkinan jenis lain juga terlibat. Tapai hasil fermentasi dengan ragi yang didominasi S.
cerevisiae umumnya berbentuk semi-cair, lunak, berasa manis keasaman, mengandung alkohol, dan memiliki
tekstur lengket.[1] Produksi tapai biasanya dilakukan oleh industri kecil dan menengah

Anda mungkin juga menyukai