BBL Syuriati
BBL Syuriati
BBL Syuriati
SYURIATI
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang dengan
RahmatNya, sehingga Buku Panduan Praktik Klinik bagi mahasiswa Program
Studi Pendidikan Profesi KEBIDANAN Tahap Profesi Universitas Audi
Indonesia telah selesai dan dapat digunakan.
Buku ini dimaksudkan sebagai acuan untuk para pembimbing klinik dan
mahasiswa, sehingga dapat menerapkan ilmu dan kiat bidan dilahan praktek
khususnya di lingkungan neonatus dan bayi baru lahir. Buku ini
menginformasikan tujuan mahasiswa melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir, kompetensi yang harus dicapai mahasiswa, proses pelaksanaan praktik
kebidanan persalinan, instrumen serta format-format evaluasi yang diperlukan
didalam melihat kinerja mahasiswa selama melakukan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir.
Penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang turut membantu
penyelesaian buku ini, semoga buku ini bermanfaat dalam menyelesaikan tahapan
pendidikan profesi di Departemen Persalinan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
Meridhoi semua amal dan perbuatan kita. Amin
Tim Penyusun
• Masalah
• Kebutuhan
e. Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diurakan
Buku Panduan Praktik Profesi Departemen Bayi Baru Lahir | 7
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh
bayi baru lahir, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan dalam manajemen asuhan bagi bayi
baru lahir adalah bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bayi
baru lahir secara menyeluruh. Manajemen yang efisien akan mengurangi waktu
dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan terhadap bayi baru lahir.
f. Evaluasi
Pada langkah ke-tujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
sesuai dengan masalah dan diagnosis bayi baru lahir, juga benar dalam
pelaksanaannya. Disamping melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan yang telah
diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi terhadap proses asuhan yang telah
diberikan. Dengan harapan, hasil evaluasi proes sama dengan hasil evaluasi secara
keseluruhan.
2. HUBUNGAN BIDAN DAN BAYI BARU LAHIR
Kompetensi dalam area ini menampilkan pendekatan professional dan
kolaboratif dimana bidan bisa memposisikan dirinya sebagai orang yang paling
dekat dengan ibu, sehingga bayi baru lahir bisa dengan enak dan gampang
mengatakan segala kebutuhan dan masalahnya, dengan demikian bidan dapat
menyelesaiakn masalah yang ada pada bayi baru lahir.
3. FUNGSI PENGAJARAN DAN BIMBINGAN
Fungsi ini menjelaskan tentang kemampuan bidan dalam menstransfer
pengetahuan dan ketrampilan psiko motor kepada bayi baru lahir. Fungsi
pembimbingan melibatkan keterampilan dalam mengintepretasikan dan
menggunakan individual strategi (setiap pasien membutuhkan strategi pendekatan
yang tepat) melalui advokasi, modeling dan tutorial.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran klinik yang digunakan pada mata ajar Kebidanan
Nifas tahap profesi ini meliputi konferens klinik, penugasan tertulis, penugasan
klinik, ujian kasus klinik, persentase kasus dan belajar mandiri.
Menurut Depkes RI (2005), bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram. Sedangkan menurut Kosim (2007) dalam Marmi dan Rahardjo (2015), bayi baru
lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0–28 hari), dimana terjadi
perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menuju luar rahim dan
terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga umur kurang satu
bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi
dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat bisa
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat (Jamil et al., 2017). Kriteria bayi normal adalah lahir
dengan umur kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan lahir
2500–4000 gram, panjang badan: 48–52 cm, lingkaran dada: 30– 38 cm, nilai Apgar 7–
10 dan tanpa cacat bawaan (Ribek et al., 2018). Lingkar kepala bayi baru lahir yang
normal adalah 34–35 cm, dimana ukuran lingkar kepala mempunyai hubungan dengan
perubahan drastis dan menuntut perubahan fisiologis yang bermakna dan efektif oleh bayi,
guna memastikan kemampuan bertahan hidup. Adaptasi bayi terhadap kehidupan luar
kandungan meliputi :
a. Sistem Pernapasan Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem
alveoli. Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukan 12 gas melalui plasenta.
1) Tekanan mekanik dari toraks sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik)
2) Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus
3) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam uterus (stimulasi
sensorik).
4) Refleks deflasi Hering Breur. Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30
Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya sufaktan yang
menarik napas dan mengeluarkan napas dengan merintih, sehingga udara tertahan di dalam.
Respirasi pada bayi baru lahir umumnya adalah pernapasan diafragmatik dan abdominal,
b. Peredaran Darah Sebelum lahir janin hanya bergantung pada plasenta untuk semua
16
pertukaran gas dan ekskresi sisa metabolik. Dengan pelepasan plasenta pada saat lahir, sistem
sirkulasi bayi harus melakukan penyesuaian mayor guna mengalihkan darah yang tidak
mengandung oksigen menuju paru yang diregsigenasi. Hal ini melibatkan beberapa
mekanisme, yang dipengaruhi oleh penjepitan talipusat dan juga oleh penurunan resistensi
bantalan vaskular paru (Fraser dan Cooper, 2011). Selama kehidupan janin hanya sekitar 10%
curah jantung dialirkan menuju paru melalui arteri pulmonalis. Dengan ekspansi paru dan
penurunan resistensi vaskular paru, hampir semua curah jantung dikirim mrnuju paru. Darah
yang berisi oksigen yang kembali ke jantung dari paru meningkatkan tekanan dalam atrium
kiri. Pada saat yang hampir bersamaan tekanan pada atrium kanan berkurang karena darah
berhenti mengalir melewati talipusat. Akibatknya terjadi penutupan foramen ovale. Selama
beberapa hari pertama kehidupan, penutupan ini bersifat reversibel; pembukaan kembali dapat
terjadi jia resistensi vaskular paru tinggi, misalnya saat menangis, yang menyebabkan
serangan sianotik sementara pada bayi (Perry 1995 dalam Fraser dan Cooper, 2011).
c. Suhu Tubuh Bayi baru lahi belum mampu mengatur suhu tubuh merekka sehingga mereka
dapat mengalami stress akibat perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingungan
rahim ibu yang hangat bayi tersebut kemudian masuk kedalam lingkungan uang bersalin yang
jauh lebih dingin. Bayi baru lahir/ bayi baru lahir dapat menghasilkan panas dengan tiga cara
yaitu menggigil, aktivitas volunter otot dan termogenesis yang bukan melalui mekanisme
menggigil
d. Metabolisme Luas permukaan tubuh bayi baru lahir, relatif lebih luas dari tubuh orang
dewasa, sehingga metabolisme basal per KgBB akan lebih besar, sehingga BBL harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru artinya energi diperoleh dari metabolisme
karbohidrat dan lemak. Agar berfungsi dengan baik otak memerlukan glukosa dalam jumlah
17
tertentu. Pada saat kelahiran, begitu tali pusat diklem, seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, kadar glukosa
e. Sistem Ginjal Walaupun ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, muatanya terbilang
kecil hingga setelah kelahiran. Urine bayi encer, berwarna kekuning-kuningan dan tidak
berbau. Warna cokelat dapat disebabkan oleh lendir bebas membran mukosa dan udara asam,
dan akan hilang setelah bayi banyak minum. Garam asam urat dapat menimbulkan warna
merah jambu pada urin, namun hal ini tidak penting. Tingkat glomelurus rendah dan
kemampuan reabsorbsi tubular terbatas. Bayi 20 tidak mampu mengencerkan urin dengan
baik saat mendapat asupan cairan, dan juga tidak dapat mengantisipasi tingkat larutan yang
tinggi atau rendah dalam darah. Urin dibuang dengacara mengosongkan kandung kemih
secara refleks. Urin pertama dibuang saat lahir dan dalam 24 jam akan semakin sering dengan
dibandigkan orang dewasa. Membran ukosa pada mulut berwarna merah jambu dan basah.
Gigi tertanam di dalam gusi dan sekresi ptialin sedikit. Sebelum lahir, janin cukup bulan akan
mulai mengisap dan menelan. Refleks muntah dan batuk yang matur sudah terbentuk dengan
baik pada saat lahir. Kemampuan bayi untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu)
masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum semprna
sehingga mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan bayi baru lahir. Kapsita lambung
sangat terbatas, kurang dari 30 ml (15-30 ml) untuk bayi baru lahir cukup bulan.
g. istem Imunologi Bayi baru lahir memperlihatkan kerentanan nyta terhadap infeksi,
18
terutama yang masuk melalui mukos sistem pernapasan dan pencernaan. Lokalisasi infeksi
berakibat buruk, bahkan infeksi ‘minor’ sekalipun berpotensi menyebar keseluruh tubuh
dengan sangat mudah. Bayi memiliki imunoglobulin pada saat lahir, tetapi kondisi yang
terlindungi semasa didalam kandungan membatasi kebutuhan terhadap respon imun yang
dipelajri terhadap anti gen spresifik (Blackburn dan Loper 1992, Crockett 1995, Perry 1995,
h. Sistem Reproduksi Pada anak laki – laki, testes turun skrotum, yang memiliki rugae dan
meatus uretra bermuara di ujung penis, dan prepusium melekat ke kelenjar. Pada anak
perempuan yang lahir aterm, labia mayora normalnya menutupi labia minora, himen dan
i.sistim neurologi Dibandingkan dengan sistem tubuh lain, sistem bayi baru lahir masih sangat
muda, baik secara anatomi maupun fisiologi. Ini menyebabkan kegiatan refleks spina dan
batang otak dengan kontrol minimal oleh lapisan luar serebrum pada beberapa bulan pertama
1. Reflek morro
2. Reflek rooting
4. Reflek wraping
5. Reflek walking
a. Bayi berat lahir rendah Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru ahir dengan
19
berat badab lahir kurang dari 2500 gram. WHO mendifinisakan sebagai bayi kurang
bulan (preterm), bayi cukup bulan (aterm), dan bayi lebih bulan (posterm). Untuk
(1970) telah disusun sebagai berikut. 1) Bayi kurang bulan : bayi dengan masa
kehamilan kurang dari 37 minggu 2) Bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan
mulai 37 minggu sampai dengan 42 minggu. 3) Bayi lebih bulan : bayi dengan masa
b. Sindrom gawat napas Sindrom gawat napas adalah kumpulan gejala yang terdiri dari
dispnea atau hiperpnea dengan frekuensi pernapasan lebih dari 60 kali/menit, sianosis,
rintihan pada saat ekspirasi, dan kelainan otot- 27 otot pernapasan pada inspirasi.
c. Hipotermia Hipotermia adalah kondisi ketika ekstremitas bayi terasa dingin dan bayi
sering menangis karena produksi panas yang berkurang akibat sirkulasi yang masih
belum sempurna, respirasi otot yang masih lemah dan konsumsi oksigen yang rendah,
inaktivitas otot, serta asupan makanan yang rendah. Faktor lainnya adalah kehilangan
d. Asfiksia Asfiksia neonatorum adalah keadaan ketika bayi baru lahir tidak dapat
bernapas secara spontan dan teratur sesaat setelah lahir. Asfiksia akan bertambah
buruk jika penanganan bayi tidak dilakukans ecara benar. Oleh sebab itu, tindakan
yang terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Klinis ikterus tampak
20
bila kadar bilirubin dalam serum mencapai ≥ 5 mg/dl. 29 Disebut hiperbilirubinemia
apabila didapatkan kadar bilirubin dalam serum > 13 mg/dl. Ikterus atau warna kuning
sering dijumpai pada bayi baru lahi dalam batas normal pada hari kedua samapi hari
ketiga dan menghilang pada hari kesepuluh. Ikterus disebabkan hemolisis darah janin
terdapat kombinasi antara darah janin (fetal blood) dan darah dewasa (adult blood)
yang mampu menarik O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 melalui paru-paru.
Penghancuran darah janin inilah yang menyebabkan terjadinya ikterus yang bersifat
fisiologis. Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa kadar bilirubin inderek bayi
cukup bulan sekitar 15mg% sedangkan bayi belum cukup bulan 10 mg%. Diatas
ikterus.
f. Kejang Kejang pada bayi baru lahir bukanlah suatu penyakit, namun merupakan suatu
gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau adanya
kelainan susunan syaraf pusat. Penyebab utama kejang adalah kelainan bawaan di
otak, sedangkan penyebab sekundernya adalah gangguan metabolik atau penyakit lain
seperti infeksi. di negara berkembang, kejang pada bayi baru lahir sering disebabkan
oleh tetanus neonatorum, sepsis, meningitis, ensefalitis, perdarahan otak dan cacat
bawaan. Penyebab kejang pada bayi baru lahir, baik primer maupun sekunder umunya
berkitan erat dengan kondisi bayi di dalam kandungan dan saat proses persalinan serta
masa-masa bayi baru lahir. Kejang pada bayi baru lahir kurang bisa dikenali karena
bentuknya berbeda dengan kejang pada orang dewasa atau anak. Hal tersebut
g. Obstipasi Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau
21
adanya obstruksi pada saluran cerna, atau bisa didefinisikansebagai tidak adanya
pengeluaran feses selama 3 hari atau lebih. Lebih dari 90% bayi baru lahir akan
h. Sindrom Kematian Bayi Mendadak (Sudden Infant Death Syndrome) Sudden infant
death syndrome (SIDS) terjadi pada bayi yang sehat secara mendadak, ketika sedang
SIDS sekitar 4 dari 1000 kelahiran hidup. Insiden puncak dari SIDS terjadi pada bayi
i. . Diare Bayi dikatakan diare jika terjadi pengeluaran feses yang tidak normal, baik
dalam jumlah maupun bentuk (frekuensi lebih dari normal dan bentuknya cair). Bayi
dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan bayi baru lahir
dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.
j. Infeksi atau Sepsis Neonatorum Sepsis neonatorum adalah infeksi yang masuk ke
dalam tubuh secara langsung, yang dapat menimbulkan gejala klinis yang berat.
Penyebab sepsis neonatorum adalah bakteri gram positif dan gram negatif, virus
22
BAB VI
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS
Umur : 2 hari
Anak Ke : 1
Alamat : sekupang
1. RIWAYAT KESEHATAN
I. Keluhan Utama
Saat MRS : Bayi umur 2 hari untuk diperiksakan kondisinya di ruang rawatan kebidanan
(KN 1)
Tidak ada
Tidak ada
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
V. Riwayat Antenatal
TM II : Frekuensi 1 kali
Tidak ada
Penolong : Bidan ..
Kala II : 40 menit
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Nadi : 120 x/menit
BB : 2800 gram Suhu : 36,2°C
Tekanan Darah : - RR : 48 x/menit
Pemeriksaan Antropometri
PB : 50 cm
BB : 2800 Kg
Lingkar lengan : 12 cm
LIKA
o FO : 33cm
o MO : 35,5cm
o SOB : 28 cm
Lingkar dada : 33 cm
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
: Tidak ada caput sucsadeneum, tidak ada cepal hematom
Kepala : Bersih, tidak ada vernic caseosa
Rambut
: Tidak ada oedema, tidak ikterik
Wajah : Sclera tidak ikterik, konjungtiva merah muda, tidak ada
Mata kotoran, simetris, reflek kedip +
: Pernapasan cuping hidung
Hidung : Bersih , reflek rooting +
Mulut : Leher tidak kaku, dada simetris
Leher Dada
: Normal, tidak ada pembesaran hepar, tali pusat kering
Abdomen
:
Ekstremitas : Normal, polidaktili (-), reflek ka/ki +/+
Atas : Normal, polidaktili (-), reflek ka/ki +/+
Defekasi : 3x sehari
3. Pemeriksaan Penunjang
4. Data Tambahan
Tidak ada
a. Diagnosa
DO : BB : 2800 Gram, Nadi :125 x/menit, suhu : 36,4 C, P: 48 x/menit, Tali pusat kering
b. Masalah
Ibu merasa cemas karena bayinya haus karena asi belum keluar
c. Kebutuhan
3. Memberikan KIE pada ibu bahwa 48 jam pertma kelahiran bayi , kebutuhan nutrisi bayi
masih tercukupi
Tidak ada
Tidak ada
4. Memberikan KIE pada ibu bahwa 48 jam pertma kelahiran bayi , kebutuhan nutrisi bayi
masih tercukupi
V. PELAKSANAAN
2. Mengingatkan ibu agar menjaga tali pusat agar tetap dalam keadaan kering dan bersih
3. menjelaskan kepada ibu bahwa 48 jam pertma kelahiran bayi , kebutuhan nutrisi bayi masih
tercukupi
3. Menjaga suhu tubuh bayi agar tidak hipotermi, dengan memakai baju dan dibungkus
4. Mengajarkan ibu agar tetap memberikan ASI sesring mungkin, karena rangsangan hisapan
5. Setelah menyusui menyendawakan dengan cara punggung dimassase agar bayi tidak
muntah
5. Mengingatkan ibu untuk tidak memberikan bayi makanan atau minuman apapun selain ASI
(syuriati)