1103-Article Text-2765-2-10-20201201

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

JOPS (Journal Of Pharmacy and Science)

Vol 3 No 1 Desember 2019

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BEE POLLEN


LEBAH TRIGONA (Trigona itama)

Isna Wardaniati1 , Surhiyatun Taibah1

Faculty of Faculty of Medicine and Health Sciences , Universitas Abdurrab,


Indonesia
[email protected]

ABSTRACT Bee pollen have complex and diverse chemicals makes bee pollen have various properties, one of which
is as an antioxidants. Bee pollen is one of the natural antioxidants source in the form of flavonoids,
polyphenols and carotenoids. Antioxidants function as neutralizing free radicals, so that the body is protected
from various kinds of degenerative diseases and cancer. The purpose of this study was to determine the
antioxidant activity (AA) of the ethanol extract from bee pollen trigona (Trigona itama) using the β-carotene
bleaching method by UV-Vis spectrophotometry. The results showed that the ethanol extract of bee pollen
(Trigona itama) had an antioxidant activity value (AA) of 66.2% (intermediate) while ascorbic acid was a
positive control of 97.7% (strong antioxidant). From the results of study it can be concluded that the ethanol
extract from bee pollen trigona (Trigona itama) has efficacy as an antioxidant with an intermediate class of
antioxidant (AA) activity.

Keyword: Bee pollen, trigona itama, antioxidants, β-carotene bleaching, spectrophotometry UV- Vis

ABSTRAK Bee pollen memiliki kandungan bahan kimia yang kompleks dan beragam membuat bee pollen
mempunyai khasiat yang bermacam-macam, salah satunya adalah sebagai antioksidan. Bee pollen merupakan
salah satu bahan yang mengandung antioksidan alami berupa flavonoid, polifenol dan karotenoid. Kandungan
Antioksidan berfungsi sebagai menetralisasi radikal bebas, sehingga tubuh terlindungi dari berbagai macam
penyakit degeneratif dan kanker. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas
antioksidan (AA) ekstrak etanol bee pollen lebah trigona (Trigona itama) menggunakan metode β-karoten
bleaching secara spektrofotometri Uv-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ektrak etanol bee pollen lebah
trigona (Trigona itama) memiliki nilai aktivitas antioksidan (AA) sebesar 66,2% (intermediate)
sedangkan asam askorbat sebagai kontrol positif sebesar 97,7% (antioksidan kuat). Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa ektrak etanol bee pollen lebah trigona (Trigona itama) memiliki khasiat sebagai
antioksidan dengan golongan aktivitas antioksidan (AA) intermediet (sedang).

Kata kunci: Bee pollen, trigona itama, antioksidan, β-karoten bleaching, spektrofotometri UV Vis

1. Pendahuluan

Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam efek negatif
oksidan dalam tubuh, bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang
bersifat oksidan sehingga aktifitas senyawa oksidan tersebut dapat dihambat. Antioksidan juga
merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan
molekul yang sangat reaktif. Akibatnya, kerusakan sel akan dihambat. Antioksidan bermanfaat
dalam mencegah kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas sehingga mencegah
terjadinya berbagai macam penyakit seperti penyakit kardiovaskuler.( Ramadhan, 2015)
Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul tersebut menjadi
tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul atau sel lain. Radikal bebas
memiliki reaktivitas yang sangat tinggi dan ditunjukkan oleh sifatnya yang menyerang atau
menarik elektron dari senyawa lain disekelilingnya dan mengakibatkan terbentuknya senyawa
radikal baru (Winarsi, 2007)

21
JOPS (Journal Of Pharmacy and Science)
Vol 3 No 1 Desember 2019

Bee pollen merupakan salah satu bahan yang mengandung antioksidan alami berupa
flavonoid, polifenol dan karotenoid. Karena kandungan bahan kimia komposisinya yang kompleks
dan beragam membuat bee pollen mempunyai khasiat yang bermacam-macam, salah satunya
adalah sebagai antioksidan.( Fiergiyanti, 2015)
Pengujian aktivitas antioksidan bee pollen lebah trigona (Trigona itama) pada penelitian ini
menggunakan metode spektrofotometri uv-vis. Aktivitas antioksidan pada pengujian ini
ditentukan oleh oksidasi β-karoten, asam linoleat dan vitamin C sebagai pembandingnya. Prinsip
dari metode ini yaitu pemutihan β-karoten didasarkan pada hilangnya warna kuning β-
karoten karena reaksi dengan radikal yang terbentuk oleh oksidasi asam linoleat dalam
emulsi. Dalam metode ini, β-karoten mengalami perubahan warna dengan cepat tanpa
adanya antioksidan. Radikal bebas asam linoleat yang terbentuk pada abstraksi atom hidrogen
dari salah satu gugus metilena diaksinya menyerang molekul β-karoten yang tidak jenuh. Sebagai
akibatnya, β-karoten akan teroksidasi dan terurai sebagian, kemudian sistem kehilangan gugus
kromofor dan warna jingga karakteristiknya, yang dapat dipantau secara spektrofotometri.(
Lamberkabel, 2011)

2. Metode Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Analisa Obat dan Kosmetika Prodi Diploma
III Analis Farmasi dan Makanan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Abdurrab pada bulan Januari 2019.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan yaitu beaker glass (Pyrex), timbangan analitik, rotary evaporator,
spektrofotometer UV-Vis (T60 Uv-Visible Spectrophotometer).
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bee pollen lebah trigona (trigona itama),
akuades, etanol, asam linoleat, β- karoten, asam askorbat, tween 80, kloroform.
Prosedur Kerja
a. Pengambilan Bee Pollen
Bee pollen lebah trigona (Trigona itama) diambil dan dipisahkan dari propolis dan
sarangnya. Kemudian bee pollen dimasukkan ke dalam wadah yang bersih dan tertutup rapat. Bee
pollen yang didapatkan dikering anginkan pada suhu 25°C hingga kering. Setalah itu bee pollen
dikumpukan dan ditimbang beratnya.
b. Ekstraksi Bee Pollen
Sampel bee pollen ditimbang sebanyak (2g), kemudian diekstraksi secara individual dengan
menggunakan 15 mL larutan etanol sebagai pelarut ekstraksi dalam konsentrasi pollen ethanolic
extracts (PEE) 70% pada suhu 70ºC selama 30 menit dengan agitasi konstan. Setelah itu
supernatan dipisahkan dan residu padat diekstrak kembali.
c. Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Bee Pollen (Lamberkabel, 2011)
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum β-karoten (Carpes, 2007)
1. Pembuatan Larutan Induk β-karoten 500 ppm

22
JOPS (Journal Of Pharmacy and Science)
Vol 3 No 1 Desember 2019

Sebanyak 25 mg β-karoten murni ditimbang , kemudian dilarutkan dalam 30 ml petroleum eter di


dalam labu ukur 50 ml, lalu dicukupkan volumenya hingga 50 ml, sehingga diperoleh larutan
dengan konsentrasi 500 ppm. Dibuat terlebih dahulu larutan β- karoten 100 ppm dengan cara
pipet 25 ml larutan induk β-karoten
500 ppm, masukkan ke dalam labu ukur 50 ml. Kemudian cukupkan volumenya dengan petroleum
eter hingga tanda batas, kocok hingga homogen.
2. Untuk penentuan panjang gelombang maksimum β-karoten dilakukan dengan
konsentrasi 10 ppm dengan cara dipipet 2,5 ml larutan β-karoten 100 ppm, masukkan ke dalam
labu ukur 25 ml. Petroleum eter ditambahkan hingga tanda batas, dihomogenkan. Setelah itu
diukur panjang gelombang maksimum dengan spektrofotometer Visibel pada range panjang
gelombang 400-800 nm.
d. Pembuatan Emulsi β-karoten-asam Linoleat (Lamberkabel, 2011)
Aktivitas antioksidan ditentukan oleh oksidasi β-karoten-asam linoleat. Emulsi β-karoten-asam
linoleat dibuat dengan mencampurkan 1 ml larutan β-karoten (1mg/ml dalam kloroform) 12,7 ml
asam linoleat dan 83,3 mg tween 80. Campuran dihomogenkan hingga terbentuk emulsi kemudian
dilarutkan hingga 60 ml akuades dkemudian diaduk hingga terbentuk emulsi.

e. Pembuatan Larutan Uji (Lamberkabel, 2011)


Sebanyak 1,0 ml larutan sampel ditambahkan 2,0 ml emulsi β- karoten, asam linoleat dan 2,0 ml
akuades kemudian diinkubasi pada suhu 50°C selama 5 menit.
f. Pembuatan Blanko(Lamberkabel, 2011)
Untuk pembuatan blanko dibuat dengan mencampurkan 2,1 mL asam linoleat dan 13,8 mg tween
80. Campuran kemudian dihomogenkan hingga terbentuk emulsi, dilarutkan dalam 10 ml
akuades.
g. Pembuatan Kontrol Negatif (Lamberkabel, 2011)
Untuk pembuatan kontrol negatif dibuat dengan mencampurkan 2,0 ml emulsi β-karoten asam
linoleat dan 2,0 ml akuades dan 1,0 ml etanol 96%.
h. Pembuatan Kontrol Positif (Lamberkabel, 2011)
Untuk pembuatan kontrol positif asam askorbat Sebanyak 1,0 ml asam askorbat (100 ppm)
ditambahkan 2,0 ml emulsi β-karoten, asam linoleat dan 2,0 ml akuades kemudian di inkubasi
pada suhu 50°C selama 5 menit.
i. Pengukuran Absorbansi (Lamberkabel, 2011)
Setelah itu absorbansi diukur pada panjang gelombang 451,00 nm dengan menggunakan
spektrofotometer Visibel. Absorbansi diukur dengan selang interval 15 menit sampai warna β-
karoten memudar (120 menit). Persentase aktivitas antioksidan sampel dibandingkan dengan
asam askorbat (vitamin C).

23
JOPS (Journal Of Pharmacy and Science)
Vol 3 No 1 Desember 2019

Analisis Data (Lamberkabel, 2011)


Hasil disajikan dalam bentuk nilai persentase (%) kekuatan antioksidan berdasarkan nilai
absorbansi yang didapatkan. Persen aktivitas antioksidan ditentukan dengan menggunakan rumus
berikut :

0 120
% AA = 1- (A - A )s

X 100%
0 0
( A 0- A 120)

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Penentuan Panjang gelombang maksimum β-karoten pada konsentrasi 10 ppm yaitu
adalah 451,00 nm.
Tabel 1. Hasil penentuan panjang gelombang maksimum β-karoten
Panjang Gelombang Absorban
477,00 0,510
451,00 0,625
468,00 0,486

2. Hasil pengukuran absorbansi ekstrak etanol bee polen lebah trigona (Trigona itama), kontrol
positif asam askorbat dan kontrol negatif pada menit ke-0 dan menit ke-120 yang didapatkan
yaitu: ektrstrak etanol bee polen waktu 0 menit sebesar 0,237, waktu 120 menit yaitu sebesar -
0,080. Kontrol negatif waktu 0 menit sebesar 0,103, waktu 120 menit sebesar -0,351. Dan
sedangkan kontrol positif (Asam askorbat) waktu 0 menit sebesar 0,249, dan waktu 120 menit
sebesar-0,307.

Tabel 2. Hasil absorban sampel ekstrak etanol bee polen lebah trigona (Trigona itama),
kontrol positif (asam askorbat) dan kontrol negatif

24
JOPS (Journal Of Pharmacy and Science)
Vol 3 No 1 Desember 2019

3. Persentase aktivitas antioksidan (%AA) yang didapatkan yaitu untuk ekstrak etanol bee
polen yaitu sebesar 66,2% sedangkan asam askorbat yaitu sebesar 97,7%.

Tabel 3. Hasil Persentase aktivitas antioksidan (%AA)


Menit Absorban Absorban Absorban %AA %AA
ke- kontrol ekstrak asam ektrak asam
negatif etanol bee askorbat etanol bee askorbat
polen polen

0 0,103 0,237 0,249 66,2 % 97,7%

120 -0,351 -0,080 -0,307

Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol bee
pollen lebah trigona (Trigona itama). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
spektrofotometri Uv-Vis. Senyawa antioksidan merupakan inhibitor oksidasi, yang mana cara
kerja senyawa antioksidan adalah bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal
bebas tak reaktif yang relatif stabil. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi
kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai
dari pembentukan radikal bebas. Dalam suatu sistem biologis terdapat sistem pertahanan
tubuh untuk melawan atau meredam radikal bebas. Sistem pertahanan tubuh tersebut didukung
oleh zat-zat gizi yang dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan salah satunya yaitu bee
pollen (serbuk sari) dari lebah trigona (Trigona itama).
Ekstrak etanol bee pollen lebah trigona (Trigona itama) diuji aktivitas antioksidannya
dengan menggunakan metode β-carotene blaching. Pengukuran absorbansi degredasi β-karoten
yang telah diinkubasi bersama dengan ekstrak etanol bee pollen lebah trigona, asam askorbat,
dan kontrol negatif dilakukan selama 120 menit dengan interval waktu per 15 menit. Adanya
penambahan ekstrak etanol bee pollen yang diduga mengandung antioksidan diharapkan dapat
menghambat laju degredasi β-karoten.Metode β-carotene blaching merupakan metode untuk
mengevaluasi aktivitas antioksidan berdasarkan pada kemampuan antioksidan untuk mencegah
peluruhan warna jingga karoten akibat oksidasi dalam sistem emulsi beta karoten-asam
linoleat. Dalam pengujian aktivitas antioksidan dengan metode β-carotene blaching digunakan
bahan-bahan utama, seperti beta karoten sebagai indikator aktivitas antioksidan, asam linoleat
sebagai sumber radikal bebas, dan senyawa antioksidan ekstrak etanol bee pollen lebah trigona
(Trigona itama) sebagai penghambat reaksi oksidasi.
Asam linoleat digunakan sebagai senyawa yang teroksidasi karena memiliki banyak
ikatan yang tidak jenuh. Ikatan rangkap yang terputus dari asam linoleat akan menghasilkan
radikal bebas yang dapat menyerang ikatan rangkap terkonjugasi. Sedangkan senyawa
antioksidan dianalogikan dengan sampel yang diuji, sampel uji dilarutkan dengan menggunakan
etanol 70%. Dengan menggunakan etanol 70% ini dikarenakan dari penelitian sebelumnya telah
teruji bahwa pada konsentrasi 70% lah memberikan hasil yang lebih bagus
25
JOPS (Journal Of Pharmacy and Science)
Vol 3 No 1 Desember 2019

dibandingkan dengan konsentrasi yang lain. Hasil sampel uji dibandingkan dengan kontrol
negatif yang selanjutnya disebut blank yaitu sitem emulsi beta karoten dan asam linoleat yang
tidak mengandung antioksidan. Selanjutnya sampel uji yang telah ditambahkan dengan emulsi
beta karoten dan asam linoleat akan melalui proses pemanasan yaitu di inkubasi didalam oven
O
pada suhu 50 C. Akibat pemanasan asam linoleat akan menghasilkan radikal bebas dan radikal
peroksida (hidroperoksida) yang akan menyerang ikatan rangkap terkonjugasi yang banyak
pada senyawa beta karoten. Ikatan rangkap terkonjugasi ini yang memberikan warna jingga
pada beta karoten. Karena senyawa beta karoten banyak kehilangan ikatan rangkap, maka
senyawa beta karoten akan mengalami peluruhan atau pemucatan warna yang ditandai dengan
menurunnya nilai absorbansi.
Dalam sistem beta karoten-asam linoleat, antioksidan berperan dalam menghambat
peluruhan warna jingga karoten. Dengan kata lain senyawa antioksidan akan menghambat proses
oksidasi dari asam linoleat dan beta karoten. Senyawa antioksidan akan berikatan dengan
radikal bebas yang terbentuk pada
awal reaksi akibat inisiator panas, untuk mencegah reaksi lebih lanjut antara radikal bebas
dengan oksigen yang dapat menghasilkan radikal peroksida yang sangat reaktif. Untuk
selanjutnya antioksidan juga berfungsi untuk menetralisir radikal peroksida dengan
melepaskan atom hidrogen sehingga radikal yang terbentuk selama proses oksidasi
tersebut akan terstabilkan akibat berikatan dengan atom hidrogen yang berasal dari senyawa
antioksidan yang terdapat dalam sampel uji.
Pada penentuan panjang gelombang maksimum β-karoten pada konsentrasi 10 ppm
didapatkan yaitu 451,00 nm. Hasil yang didapatkan sesuai dengan literatur panjang
gelombang maksimum β-karoten yaitu 451,00 nm.(Carpes, 2007) Aktivitas antioksidan ini diuji
dengan mengukur absorbansi dari sampel, kontrol positif (asam askorbat) dan kontrol negatif
dengan menggunakan alat spektrofotometer Uv-vis pada panjang gelombang 451 nm. Kemudian
dengan data absorbansi akan didapatkan besarnya aktivitas antioksidan dengan menghitung
persentase aktivitas antioksidan (%AA).

Pada pengujian ini digunakan kontrol positif asam askorbat lebih dikenal dengan vitamin C
yang mana tujuan menggunakan kontrol positif ini yaitu untuk melihat dan membandingkan
aktivitas antioksidan manakah yang lebih bagus antara asam askorbat dan sampel yang diuji.
Untuk mengetahui seberapa besar aktivitas antioksidan pada sampel ekstrak etanol bee polen
lebah trigona (Trigona itama) dan kontrol positif asam askorbat yaitu dengan menghitung %
Aktivitas Antioksidan yang didapatkan hasil dengan memasukkan data absorbansi pada
waktu menit ke 0 dan waktu menit ke 120 yang sebelumnya telah diukur dengan menggunakan
alat spektrofotometri Uv-vis.
Untuk uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode β-carotene bleaching ini
dengan seiring waktu akan mengalami peluruhan atau pemucatan warna yang ditandai dengan
menurunnya nilai absorbansi. Dan pada pengujian aktivitas antioksidan pada ektrak etanol bee
polen lebah trigona (Trigona itama) didapatkan hasil peluruhan atau pemucatan warna pada
larutan sampel ektrak etanol bee polen dan asam askorbat dengan bertambahnya waktu
26
JOPS (Journal Of Pharmacy and Science)
Vol 3 No 1 Desember 2019

pengukuran sampel. Akan tetapi nilai absorban yang didapatkan mengalami naik turun naik
dan tidak sesuai dengan terjadinya peluruhan warna karena peluruhan warna ini terjadi
diatandai dengan menurunnya nilai absorbansi. Hal ini terjadi mungkin disebabkan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi absorbansi, adapun faktor yang dapat mempengaruhi absorbansi
meliputi jenis pelarut, pH, suhu, konsentrasi elektrolit yang tinggi dan adanya zat pengganggu.
Pada pengujian ini nilai absorbansi yang didapatkan berbeda hal ini terjadi karena adanya
kesalahan pada pembuatan blanko. Pada pembuatan blanko asam linoleat yang dipipet sebanyak
5,0 mL dan tween 80 ditimbang seban yak 33 mg, seharusnya pada pembuatan blanko asam
linoleat yang dipipet yaitu sebanyak 2,1 mL dan tween 80 ditimbang sebanyak 13,8 mg. Dari
kesalahan tersebut dapat mempengaruhi hasil absorban yang didapatkan berbeda, sehingga
dapat mempengaruhi nilai persentase aktivitas antioksidan (%AA). Selain itu adanya juga zat
pengganggu dari tidak bersihnya saat bekerja. Karena kebersihan juga akan mempengaruhi
absorbansi termasuk bekas jari pada dinding tabung harus dibersihkan dengan kertas tisu dan
hanya memegang bagian ujung atau tabung sebelum pengukuran. Karena larutan yang digunakan
pada pengujian ini ada menggunakan larutan emulsi maka sifat dari larutan ini pasti berminyak.
Karna minyak ini sulit untuk dihilangkan kemungkinan penyebab naik turunya
absorbansi karena adanya zat pengganggu yaitu sisa minyak dari larutan sebelumnya di dalam
kuvet yang ternyata belum bersih sepenuhnya sehingga dapat mempengaruhi nilai
absorbasnsi pada pengukuran yang selanjutnya. (Gandjar, 2012)
Menurut Hassimotto (2005) didalam Tahir set al., 2017, daya AA (aktivitas antioksidan)
metode β-carotene bleaching digolongkan menjadi tiga tingkat yaitu antioksidan kuat (˃70%),
intermediate (40-70%), dan lemah (˂40%).% AA adalah Persentase Aktivitas Antioksidan yang
mana menunjukkan kemampuan suatu antioksidan dalam menghambat radikal bebas (dalam
bentuk %). Persen aktivitas antioksidan menunjukkan banyaknya atom hidrogen dari senyawa
antioksidan yang menangkap radikal bebas.( Putri, 2015)
Berdasarkan data hasil penentuan % aktivitas antioksidan ekstrak etanol bee polen lebah
trigona (Trigona itama) dengan menggunakan metode β-carotene bleaching maka, diperoleh %AA
ekstrak etanol bee polen sebesar 66,2% sedangkan asam askorbat sebesar 97,7%. Hasil yang
didapatkan aktivitas antioksidan asam askorbat sebagai kontrol positif lebih tinggi
dibandingkan dengan ekstrak etanol bee polen lebah trigona (Trigona itama) terhidrolisis.
Namun hal ini tetap menunjukkan bahwa ekstrak etanol bee polen lebah trigona memiliki %
aktivitas antioksidan dengan kategori antioksidan intermediate yaitu 40-70%.

4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa uji aktivias
antioksidan ekstrak etanol bee polen lebah trigona (Trigona itama) dengan menggunakan
metode β-carotene bleaching diperoleh yaitu sebesar 66,2% termasuk golongan aktivitas
antioksidan intermediate yaitu 40-70% dan asam askorbat sebagai kontrol positif yaitu sebesar
97,7% termasuk ke dalam golongan aktivitas antioksidan kuat (˃70%). Jadi aktivitas antioksidan
kontrol positif lebih besar dibandingkan ekstrak etanol bee pollen.

27
JOPS (Journal Of Pharmacy and Science)
Vol 3 No 1 Desember 2019

REFERENSI
Carpes, T.S., Begnini, R., De Maties, S., Masson, L.M. 2007. Study of Preparations of Bee Pollen
Extracts, Antioxidant and Antibacterial Activity. Journal Cienc. Agrotec., Lavras,
Volume (31): 1818-1825
Chandra, B., Zulharmita., Handayani, H.D.A. 2017. Analisis Kandungan Beta Karoten Pada Daun
Bayam Merah (Amaranthus hybridus L.) dengan Metode Spektrofotometri
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia, Edisi V. Jakarta
Fiergiyanti, N., Erwin., dan Syafrizal. 2015. Analisis Fitokimia dan Toksisitas (Brine Shrimp
Lethality Test) Ekstrak Serbuk Sari dari Trigona incisia. Jurnal Kimia
Mulawarman, Volume 13 (1): 32-34
Gandjar, I. G., dan Abdul, R. 2012. Analisis Obat Secara Spektroskopi dan Kromatografi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hendayana., Semar., Asep, K., Sumarna., Supriatna, A.1994. Kimia Analitik Instrumen.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Lamberkabel, J.S.A. 2011 Mengenal Jenis-Jenis Lebah Madu, Produk-Produk Dan Cara Budidayanya.
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Volume 9 (1): 70-77
Putri, M. P., dan S. Yunita, H. 2015. Analisis Kadar Vitamin C Pada Buah Nanas Segar (Ananas
Comosus (L) Merr) dan Buah Nanas Kaleng Dengan Metode Spektrofotometri UV-VIS.
Jurnal Wiyata, Volume 2 (1): 34-38
Ramadhan, P. 2015. Mengenal Antioksidan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Salamah N, Nurushoimah. Uji Akitivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centella
asiatica (L). Urb) dengan Metode Penghambatan Degradasi Betakaroten. Farmasi
Sains, 2014:2 (4)

Tahir, M., Abidin, Z., Sukmawati,N. 2017. Antioxidant Activity Of Hydrolyzed Black Soybean
(Glycine Soja Linn.Sieb) By β-Carotene Bleaching.Journal of Pharmaceutical and
Medicinal Sciences, Volume 2 (1):1-4
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius
Yoza, D., P. Rengi, dan U.M. Tang. 2013. Identifikasi Jenis Lebah Trigona dan Seberannya di Taman
Nasional Tesso Nilo dan Sekitarnya. Riau, Indonesia: UR Press

28

Anda mungkin juga menyukai