2154 6791 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian E-ISSN: 2599-2872

Volume 5, Number 1, April 2022 P-ISSN: 2549-8150


Pages: 1-6
SETYAWAN et al. – Running title is about five words

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI COKLAT PADA UD. UIH


KEC. MAPILLI KAB. POLEWALI MANDAR

Zulkifli Basri1, Nurhaya Kusmiah1


1
Program Studi Agribisnis, Fakultas Ilmu Pertanian, Universitas Al Asyariah Mandar
E-Mail: [email protected]

Diterima : 10 Desember 2021 Disetujui : 15 Februari 2022

ABSTRACT

Chocolate is a processed food derived from cocoa beans which is included in the complex food category, the type of
chocolate can be classified according to its composition, where this processed food contains important components
including total fat, total solids and total milk solids. Chocolate as a processed food is favored by consumers of all ages,
so the demand for this product continues to increase, and the presence of chocolate products is one of the factors in
increasing income. This study aims to analyze the business position and development strategies that can be applied to
the industry based on its business position. The method used in this research is descriptive qualitative with data
processing using SWOT analysis, IFAS/EFAS and AHP. Based on the research that has been done, the IFAS value is
1.89 and the EFAS matrix value is 1.83, where is the position of the chocolate industry business in quadrant II or
product diversification. From the data obtained, it can be concluded that this business is nottoo good in terms of
utilizing strengths to overcome weaknesses, and has not been able to take advantage of opportunities to overcome
threats. The strategy offered is based on the IFAS/EFAS matrix, namely making product innovations that are in
accordance with consumer needs, expanding partner cooperation and mentoring in order to increase human resource
capacity.
Keywords : Chocolate, Agroindustry, SWOT, EFAS/IFAS

ABSTRAK

Cokelat merupakan makanan olahan yang berasal dari biji kakao yang termasuk dalam kategori pangan yang kompleks,
jenis cokelat dapat diklasifikasikan sesuai dengan komposisinya, dimana makanan olahan ini mengandung komponen
yang penting diantaranya total lemak, total padatan dan total padatan susu. Cokelat sebagai makanan olahan digemari
oleh konsumen dari semua aspek usia, sehingga permintaan akan produk ini terus meningkat, dan keberadaan produk
cokelat menjadi salah satu faktor peningkatan pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi usaha dan
strategi pengembangan yang dapat diterapkan pada industri berdasarkan posisi usahanya. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yakni deskriptif kualitatif dengan pengolahan data menggunakan analisis SWOT matriks
IFAS/EFAS dan diagram analisis SWOT . Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai pada matriks ifas
sebesar 1,89 dan nilai pada matriks EFAS yakni 1,83, dimana posisi dari usaha industri coklat berada pada kuadran ii
yang menunjukkan kategori diversifikasi produk. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa usaha ini belum
terlalu baik dalam hal memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan, dan belum mampu memanfaatkan peluang
untuk mengatasi ancaman. Strategi yang ditawarkan berdasarkan analisis SWOT matriks IFAS/EFAS dan diagram
analisis SWOT yakni membuat inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, melakukan perluasan
kerjasama mitra dan pendampingan dalam rangka peningkatan kapasitas SDM.
Kata kunci: Cokelat, Agroindustri, Analisis SWOT, IFAS/EFAS

kemajuan sektor industri. Peran sektor perkebunan


PENDAHULUAN dalam pendapatan Negara yaitu 3,29 % di tahun
2018, yakni sektor Pertanian, Peternakan,
Sektor perkebunan sangat berperan dalam hal
Perburuan dan Jasa Pertanian. Sub sektor ini
pembangunan perekonomian di Indonesia setelah
merupakan penyedia bahan baku untuk sektor
gas bumi dan minyak. Laju pertumbuhan ekonomi
industri, penyerap tenaga kerja, dan penghasil
dan peningkatan pendapatan dapat ditunjang oleh
devisa. Kakao merupakan salah satu komoditi
keberadaan sektor perkebunan , selain itu dapat
hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup
menjadi sumber lapangan kerja. Saat ini keadaan
penting dalam kegiatan perekonomian di
yang tidak dapat dihindari ialah sektor perkebunan
Indonesia (Statistik Kakao Indonesia, 2018).
bertransformasi ke sektor industri, maka peranan
Industri yang ada saat ini sangat berperan penting
dari pertanian pun masih tetap diandalkan dalam
dalam sistem perekonomian Negara, dimana peran

1
J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian 5(1): 1-6, April 2022

dai industri ini yakni mampu mendatangkan agroindustri cokelat baik berskala kecil maupun
percepatan pemerataan pertumbuhan ekonomi menengah perlu dilakukan agar dapat mendorong
yang dilewati dengan adanya penyediaan tumbuhnya perekonomian masyarakat maupun
lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan serta daerah. Pengolahan biji kakao menghasilkan
yang paling terpenting yakni memperkokoh produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi
struktur perindustrian. Sumadiwangsa (2008) dengan mengubah bentuk dan rasa dengan
menyatakan bahwa di Indonesia tercatat pelaku pengemasan yang menarik.
usaha dengan jumlah 1,6 juta, dimana sekitar Agroindustri kakao saat ini mulai berkembang,
99,9% dalam UKM, dan 0,005% termasuk Usaha khususnya di Kabupaten Polewali Mandar, namun
Besar, dan data menunjukkan bahwa industri kecil yang menjadi kendala yakni masih kurangnya
atau UKM mampu menyerap 99,45% dari seluruh permintaan, yang menyebabkan terkadang proses
jumlah tenaga kerja, sehingga berdasarkan data produksi tidak berjalan, dan masih sulitnya
tersebut menunjukkan bahwa UKM dan industri industri ini berkembang, maka dari itu dianggap
kecil perlu menjadi prioritas perhatian saat ini. perlu untuk melakukan studi terkait faktor internal
UKM perlu berlatih agar mampu menghadapi dan faktor eksternal yang mempengaruhi
persaingan baik skala regional maupun skala pengembangan dari Industri olahan coklat, dengan
global, yang dimana latihan ini dapat dilakukan demikian tujuan dari penelitian ini yakni untuk
dengan terus berupaya keras untuk mempunyai menganalisis faktor – faktor apa saja baik itu
keunggulan komparatif. Selain itu perlu menganut internal maupun eksternal yang mampu
pendekatan Klasterisasi bisnis agar memberikan pengaruh besar terhadap
pengembangan usaha mampu berjalan secara perkembangan usaha, selain itu, juga menganalisis
sistematis, dan UKM di dalamnya selalu memiliki posisi dari usaha yang sedang berjalan saat ini
peluang menjadi usaha handal dan mampu serta merumuskan strategi alternatif yang dapat
bersaing. Selain dari kesadaran terhadap UKM, diterapkan dalam mengatasi permasalahan yang
perlu juga meningkatkan kesadaran terhadap ada.
potensi yang mampu dikembangkan di di Daerah,
karena hal tersebut tentunya akan menguntungkan METODE
jika masyarakat mampu mengolah potensi
kekayaan daerahnya, juga perlu meningkatkan Lokasi Penelitian
keterampilan yang berdasar pada IPTEKS yang
dapat menunjang tercapainya pengolahan yang Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
baik. Saat ini industri olahan coklat tidak hanya April hingga Agustus 2021 bertempat di Desa
didominasi oleh perusahaan besar, namun industri Lampa Kecamatan Lampa Kab. Polewali Mandar,
kecil pun saat ini turut mengambil andil dalam Laboratorium IPA Fakultas Ilmu Pertanian
perkembangan perekonomian (Risdayani, 2016). Unasman Polewali Mandar. Bahan yang
Perkembangan industri hilir komoditas kakao digunakan yakni alat tulis dan kuesioner sebagai
saat ini terus meningkat, yang merupakan dampak instrumen penelitian. Teknik pengambilan sampel
kebijakan pemerintah di sektor perdagangan, dalam penelitian ini dilakukan secara purposive
dengan hal tersebut tentunya diperlukan dukungan sampling dengan tetap mempertimbangkan
ketersediaan bahan baku dari biji kakao itu kriteria yang ditetapkan. Sampel yang dijadikan
sendiri yang memiliki kualitas baik untuk sebagai responden yakni berasal dari pemilik
mendukung kelanjutan dari industri, namun usaha kecil olahan kakao dan semua konsumen
permasalahan yang masih dihadapi hingga saat ini pengguna produk yang dihasilkan oleh industri
yakni di sektor hulu hingga hilir, untuk itu tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan
diperlukan adanya tindakan penanganan secara dengan observasi langsung, wawancara dan
terintegrasi, dan tentunya dukungan teknologi pengisian kuesioner oleh responden.
juga sangat diperlukan. Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya
Provinsi Sulawesi Barat merupakan provinsi akan disajikan dalam bentuk tabel, setelah itu
terbesar penghasil biji kakao, dan hingga saat ini akan dilakukan analisis untuk mengidentifikasi
sudah mulai berkembang industri lokal yang faktor internal dan eksternal kemudian
bergerak dibidang produksi olahan kakao, baik itu mendeskripsikan pengaruh faktor tersebut dan
dalam bentuk minuman cokelat, bubuk cokelat merumuskan strategi, pengolahan data yang
ataupun cokelat batangan, namun tantangan digunakan yakni analisis SWOT, dimana analisis
terbesar saat ini di Provinsi Sulawesi Barat yakni ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam penentuan
pengolahan cokelat masih terbilang rendah persaingan suatu usaha atau bisnis. Analisis
sehingga menyebabkan penjualan cokelat masih SWOT mengelompokkan dua faktor yakni Internal
didominasi oleh perusahaan besar. Pengembangan termasuk kekuatan dan kelemahan, dan faktor
2
J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian 5(1): 1-6, April 2022

eksternal yakni peluang dan ancaman. Analisis kakao sangat melimpah, serta bahan
SWOT sangat baik digunakan untuk menganalisis pendukung juga mudah didapatkan,
strategi pengembangan suatu industri, Suryatama sehingga proses produksi tidak pernah
(2014) analisis SWOT merupakan metode terhambat hanya karena keterbatasan
perencanaan strategis yang digunakan untuk bahan baku.
mengevaluasi faktor kekuatan dan kelemahan d) Berpotensi meningkatkan perekonomian,
serta peluang dan ancaman dalam suatu spekulasi karena harga jual yang ditawarkan cukup
bisnis, analisisnya dilakukan dengan menentukan tinggi.
hal yang mempengaruhi faktor strength e) Produk coklat yang menunjang kesehatan
(kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity karena menggunakan bahan baku alami
(peluang), threat (ancaman). serta tetap mempertahankan kandungan
Metode penelitian yang digunakan dalam gizi yang terkandung dalam coklat.
penelitian ini yakni analisis SWOT perumusan Produk coklat yang ditawarkan dalam
matriks EFAS/IFAS dan diagram analisis SWOT, proses pengolahannya sangat
dimana menggunakan kuesioner dengan jenis diperhatikan, dimana kandungan dari biji
pengambilan data menggunakan skala likert untuk kakao tetap dipertahankan dan
mengumpulkan data responden, metode ini harus penggunaan pemanis yang tidak
ditulis sesuai dengan cara ilmiah, yaitu rasional, berlebihan dan tidak berbahaya
empiris dan sistematis. Analisis SWOT merupakan digunakan, sehingga aman untuk
alat analisis yang bertahan paling lama serta dikonsumsi.
banyak digunakan oleh perusahaan untuk 2. Faktor Kelemahan
melakukan analisis situasional dalam formulasi a) Produk coklat yang dihasilkan masih
strategi (Solihin, 2012). terbilang belum stabil dari segi kualitas.
Kualitas produk coklat yang saat ini
belum dikatakan stabil yakni dari segi titik
HASIL DAN PEMBAHASAN lelehnya.
b) Belum terbentuknya pasar bagi produk.
Berdasarkan hasil wawancara responden yang Saat ini lokasi penjualan produk masih
telah dilakukan maka diperoleh indikator faktor sangat sempit, hal ini dipengaruhi oleh
eksternal dan internal yang dapat menggambarkan permintaan yang masih sedikit.
kekuatan,kelemahan serta peluang dan ancaman c) Aliran dana masih terbilang terbatas atau
yang mempengaruhi strategi pengembangan usaha belum mencukupi. Perputaran dana modal
dan dianalisis dengan metode SWOT. Analisis dan keuntungan belum stabil, sehingga
SWOT mengidentifikasi faktor secara sistematis terkadang menyebabkan kerugian bagi
dan merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini usaha
didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang Tabel 1. Analisis Faktor Internal
(opportunities), namun secara bersamaan dapat Kekuatan Rating Bobot Skor
meminimalkan kelemahan (weakness) dan Pelaku usaha saat ini telah
ancaman (threats) (Arifin, 2016). paham teknologi dan 0,05
3 0,162
1. Faktor Kekuatan memiliki kreativitas yang 4
a) Pelaku usaha saat ini telah paham cukup baik
teknologi dan memiliki kreativitas yang Produk coklat yang
cukup baik, pemilik usaha dan beberapa dihasilkan memiliki ciri
anggota yang berpartisipasi dalam usaha khas yang berbeda dengan 0,043 3 0,129
coklat lokal lainnya yang
telah dikatakan cakap dalam penggunaan
ada di daerah
teknologi. Ketersediaan bahan baku
b) Produk coklat yang dihasilkan memiliki olahan coklat yang 0,022 4 0,088
ciri khas yang berbeda dengan coklat melimpah
lokal lainnya yang ada di daerah. Produk Berpotensi meningkatkan
0,032 4 0,128
olahan kakao di daerah Polewali Mandar perekonomian
sudah cukup banyak, namun industri Produk coklat yang
coklat UD. UIH memiliki rasa yang khas menunjang kesehatan
yakni masih tetap mempertahankan karena menggunakan
originalitas rasa dari coklat. bahan baku alami serta 0,044 4 0,176
tetap mempertahankan
c) Ketersediaan bahan baku olahan coklat
kandungan gizi yang
yang melimpah. Bahan baku seperti biji terkandung dalam coklat
3
J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian 5(1): 1-6, April 2022

Kelemahan b) Persaingan produk coklat yang ada di


Produk coklat yang 0,065 3 0,195 pasaran. Usaha olahan kakao di Sulawesi
dihasilkan masih terbilang Barat sudah terbilang banyak, sehingga
belum stabil dari segi persaingan penjualan memang sulit untuk
kualitas dihindari.
Belum terbentuknya pasar
0,076 3 0,228 c) Produk impor coklat yang mendominasi
bagi produk
Aliran dana masih terbilang
pasar. Produk coklat yang diimpor
terbatas atau belum 0,043 3 0,129 cenderung lebih menarik dan dari segi rasa
mencukupi lebih enak dibandingkan dengan produk
TOTAL 1,235 lokal.
Sumber : Data primer setelah diolah, 2021.
Berdasarkan tabel matriks IFAS diatas, Tabel 2. Analisis Faktor Eksternal
menunjukkan bahwa kekuatan utama yang sangat Peluang Rating Bobot Skor
mempengaruhi dengan nilai 0,176 yakni faktor Pemerintah mendukung
produk coklat menunjang kesehatan karena pengembangan produk
coklat di Polewali Mandar 0,032 4 0,128
menggunakan bahan baku alami dan
mempertahankan kandungan gizi yang
terkandung, sedangkan untuk kelemahan utama Perkembangan
yang sangat mempengaruhi pengembangan pengetahuan dan
produk yakni belum terbentuknya pasar bagi teknologi yang 0,054 4 0,216
mendukung
produk coklat dengan nilai 0,228. Berdasarkan
perkembangan produk
hasil tersebut total dari faktor kekuatan dan
kelemahan yaitu 1,235. Nilai yang diperoleh Nilai tambah dari biji
tersebut menandakan bahwa produk coklat yang kakao dengan pengolahan
dihasilkan oleh industri masih belum baik dari menjadi produk coklat 0,064 4 0,256
memanfaatkan kekuatan untuk menutupi
kelemahan, dikarenakan posisi aman suatu bisnis
ketika mampu mengatasi kelemahan dengan Ancaman
kekuatan yang jika nilai yang diperoleh diatas 2,5, Standar ekspor yang 0,096 3 0,288
hal ini sesuai dengan pendapat Yani Subaktilah semakin tinggi
(2018) menyatakan bahwa nilai 2,8 pada matriks Persaingan produk coklat
yang ada di pasaran. 0,076 2 0,152
SWOT maka dapat dikatakan usaha memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan kekuatan dalam Produk impor coklat yang
mendominasi pasar 0,089 3 0,267
mengatasi kelemahan.
3. Faktor Peluang TOTAL 1,307
a) Pemerintah mendukung pengembangan Sumber : Data primer setelah diolah, 2021.
produk coklat di Polewali Mandar.
Pemerintah memberikan dukungan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan
penjualan produk coklat yang dihasilkan, terhadap faktor eksternal yakni peluang dan
dengan mengharapkan produk lokal ancaman, dimana data menunjukkan bahwa
mampu bersaing dengan produk lainnya peluang utama yang mempengaruhi
b) Perkembangan pengetahuan dan teknologi perkembangan usaha yakni faktor nilai tambah
yang mendukung perkembangan produk. biji kakao dengan pengolahan menjadi produk
Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi coklat dengan nilai yang diperoleh 0,256,
terus berkembang, beberapa SDM yang sedangkan ancaman utama yang berpengaruh
tergabung dalam usaha industri ini yakni faktor standar ekspor produk yang semakin
merupakan tenaga-tenaga dengan jenjang tinggi dengan nilai 0,288. Sehingga menunjukkan
pendidikan S1 sehingga memiliki pola bahwa standar ekspor perlu diterapkan pada
pikir yang baik dalam pengembangan produk coklat yang diproduksi. Sedangkan nilai
usaha total yang diperoleh dari matriks EFAS yakni
c) Nilai tambah dari biji kakao dengan 1,307, nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha
pengolahan menjadi produk coklat industri belum terlalu baik dalam memanfaatkan
4. Faktor Ancaman peluang untuk mengatasi ancaman, Evalia (2015)
a) Standar ekspor yang semakin tinggi. Saat kondisi industri yang baik dalam memanfaatkan
ini standar ekspor coklat semakin ketat, peluang – peluang dan berupaya mengatasi
karena produk olahan coklat telah tersebar kelemahan-kelemahan yang ada apabila nilai
cukup banyak matrik SWOT diatas 2,5.
4
J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian 5(1): 1-6, April 2022

5. Diagram Analisis SWOT jika ditarik dari sumbu diagram maka


Kategori alternatif strategi solusi dari menunjukkan bahwa industri tersebut berada pada
penilaian atas kelemahan dan ancaman yang kuadran II dengan strategi diversifikasi, dimana
dihadapi, atau usaha menghindari ancaman untuk diversifikasi mengandung makna, bahwa usaha
mengatasi kelemahan. Berikut nilai yang industri coklat perlu melakukan inovasi terhadap
dihasilkan berdasarkan analisis data pada matriks produk coklat yang ada saat ini, sesuai dengan
EFAS/IFAS : pendapat Nourlette, R. R., & Hati, S. W. (2017)
o Strength ( Kekuatan ) strategi diversivikasi yakni industri harus
o Weakness ( Kelemahan ) menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
o Opportunity ( Peluang ) peluang jangka panjang yakni melakukan inovasi
o Threat ( Ancaman ) produk agar mampu memiliki daya tarik lain dan
Faktor Eksternal ( O – T ) berbeda jika dibandingkan dengan produk lainnya.

Faktor Internal ( W –T ) KESIMPULAN

Tabel 3. Rekapitulasi IFAS dan EFAS Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka
IFAS EFAS dapat disimpulkan bahwa industri coklat berada
Keterang
Streng Weakne Opportun Thre pada kuadran II dengan strategi diversifikasi yakni
an
th ss ity at industri perlu melakukan inovasi terhadap produk
Nilai yang dihasilkan, seperti memberikan variasi rasa
Berdasark sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
an konsumen, sedangkan dari segi posisi, usaha
0,683 0,552 0,600 0,707
Matriks
industri coklat UD. UIH masih terbilang belum
EFAS/
IFAS
baik dalam hal pengembangan produk dimana
industri ini belum mampu memanfaatkan
0,600 - 0,707 = - kekuatan untuk mengatasi kelemahan, dan belum
0,683 – 0,552 = mampu mengatasi ancaman dengan peluang yang
0,107/2
0,131 / 2 ada.
Kuadran = -
=
0,0535
0,0655
UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada


Persamaan SWOT : Kemenristekbrin atas bantuan dana hibah
penelitian yang diberikan dalam penyelesaian
penelitian ini, serta terimakasih juga kami
Peluang ucapkan kepada rekan-rekan dari universitas yang
Kuadran IV (Turn Around)
telah membantu dan memberikan support selama
Kuadran I (Agresif) pelaksanaan penelitian.

0,0655 DAFTAR PUSTAKA


Kelemahan Kekuatan
-0,0535 BPS [Badan Pusat Statistik]. 2018 . Sulawesi
Barat Dalam Angka 2018. Badan Pusat
Statistik Sulawesi Barat. Sulawesi Barat.
Kuadran III (Defensiv) Kuadran II (Diversifikasi)
Evalia, N. A. 2015. Strategi Pengembangan
Agroindustri Gula Semut Aren. Jurnal
Manajemen & Agribisnis, 12(1), 57-57.
Ancaman
Muhammad Arifin Yusuf Fiantoro.2016. Analisis
Gambar 1. Diagram Analisis SWOT Swot Untuk Menentukan Strategi
Pengembangan Industri Batik. Program
Berdasarkan diagram analisis SWOT (Gambar Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
1.) dapat diketahui bahwa kekuatan dan Universitas Muhammadiyah Surakarta
kelemahan dengan nilai 0,0655 dan nilai
peluang;ancaman dengan nilai -0,0535, sehingga

5
J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian 5(1): 1-6, April 2022

Nourlette, R. R., & Hati, S. W. 2017. Penentuan


Strategi Dengan Pendekatan Analisis
SWOT Pada Hotel Nongsa Point Marina
& Resort Dalam Menghadapi Persaingan
Bisnis. Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis,
5(1), 82-102.

Nur Afni Evalia.2015. Strategi Pengembangan


Agroindustri Gula Semut Aren.
Journal.Ipb.Ac.Id /Index.Php/Jmagrnomor
Doi: 10.17358/Jma.12.1.57. P-Issn: 1693-
5853 E-Issn: 2407-2524

Pratiwi Anggraeni, Sunarti , M. Kholid Mawardi.


2017 .Analisis SWOT Pada UMKM
Keripik Tempe Amel Malang Dalam
Rangka Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis
(Jab) |Vol. 43 No.1 Februari 2017|
Administrasi
bisnis.Studentjournal.Ub.Ac.Id

Risdayani, 2016 . Strategi Pengembangan Usaha


Cokelat Pasta Pada Industri Rumah
Cokelat Di Kota Palu. Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Tadulako, Palu E-J. Agrotekbis 4 (3) : 361
- 368

Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik.


Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sumadiwangsa, 2008. Pengembangan Teknologi


Pemanfaatan Hasil Hutan Nikan Kayu.
Makala Seminar Nasional Prospek Hasil
Hutan Nikan Kayu. Ipb, Bogor.

Suryatama, E. 2014. Lebih Memahami Analisis


SWOT dalam Bisnis. Surabaya: Kata
Pena.

Yani Subaktilah , Nita Kuswardani, Sih Yuwanti.


2018. Analisis Swot: Faktor Internal Dan
Eksternal Pada Pengembangan Usaha
Gula Merah Tebu (Studi Kasus Di Ukm
Bumi Asih, Kabupaten Bondowoso).
Teknologi Agroindustri, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Jember.
Jurnal Agroteknologi, Vol. 12 No. 02

Anda mungkin juga menyukai