TUGAS 2 SOSIOLOGI MANUSIA DAN AGAMA Binti Fuadatul Aminah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Tugas 2

MAKALAH SOSIOLOGI AGAMA

“ MANUSIA DAN AGAMA “

Dosen Pengampu : Sudirman S.Pd.I.M.Pd.I

Nama : Binti Fuadatul Aminah

NIM : 023111044

KEMENTERIAN AGAMA

IAIN FATTAHUL MULUK PAPUA

JAYAPURA PAPUA
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia, dan Agama merupakan masalah yang sangat penting , karena
mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang
tetap beriman kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang
sesuai dengan agama-agama samawi (agama yang datang dari langit atau agama
wahyu).
Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan
menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia
dari penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif.
Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Di
samping itu, agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda
muslim dalam menghadapi berbagai aliran sesat.
Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak dan
juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang individu-
individunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong.
Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang
melaksanakan hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi, apabila nilai-
nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia akan mampu
mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertaqwa, yang salah satu
karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan
hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Apa Hubungan agama dengan manusia?
2. Mengapa manusia perlu memeluk agama ?
3. Mengapa islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan ?
4. Bagaimana islam sebagai agama yang lurus ?

MANUSIA DAN AGAMA 1


C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk :
1. Untuk mengetahui Hubungan agama dengan manusia?
2. Menjelaskan sebab-sebab manusia perlu memeluk agama
3. Menguraikan mengapa Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah
kemanusiaan
4. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang lurus

D. Manfaat Penulisan makalah


Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat kepada pembaca
tentang Manusia dan Agama. Semoga kita dapat meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT aamiin.

MANUSIA DAN AGAMA 2


BAB II
PEMBAHASAAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan
kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup.
Menurut agama Islam itu sendiri, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang
paling mulia di antara makhluk ciptaan-Nya yang lain, yang dipercaya untuk
menjadi khalifah di muka bumi. Dalam Al-qur‟an, ada tiga kata yang digunakan
untuk menunjukan kepada manusia. Kata yang digunakan adalah basyar, insan
atau nas dan bani Adam.
Kata basyar diambil dari kata yang berarti `penampakan sesuatu dengan baik dan
indah‟. Dari kata basyarah yang artinya `kulit‟. Jadi, manusia disebut denagn
basyar karena kulitnya tampak jelas dan berbeda dengan kulit binatang. Manusia
secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari
kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti
jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat
lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang
baru disekitarnya.

2. Pengertian Agama
Agama menurut bahasa sansekerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama =
kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat
membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia barat terdapat suatu istilah umum
untuk pengertian agama ini, yaitu : religi, religie, religion, yang berarti melakukan
suatu perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa
usaha atau sejenis peribadatan yang dilakukan berulang-ulang.

MANUSIA DAN AGAMA 3


Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti
: hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan dan pembalasan.
Kesemuanya itu memberikan gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian
dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan
upacara dan tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi ketaatan tersebut (Moh.
Syafaat, 1965).
Dan secara umum, Agama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan, di mana
penganut-penganutnya melakukan tindakan-tindakan ritual, moral atau sosial atas
dasar aturan-aturan-Nya. Oleh karena itu suatu agama mencakup aspek-aspek
sebagai berikut :
a. Aspek kredial, yaitu ajaran tentang doktrin-doktrin ketuhanan yang harus
diyakini.
b. Aspek ritual, yaitu tentang tata cara berhubungan dengan Tuhan, untuk minta
perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan
penghambaan.
c. Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak yang benar
dan baik bagi individu dalam kehidupan.
d. Aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan hidup bermasyarakat.
Asal-usul terbentuk dan berkembangnya suatu agama dapat dikategorikan
ke dalam tiga jenis, yaitu :
a. Agama yang muncul dan berkembang dari perkembangan budaya suatu
masyarakat disebut dengan Agama Budaya atau Agama Bumi (dalam bahasa Arab
disebut Ardli), seperti Hindu, Shinto, atau agama-agama primitif dan tradisional.
b. Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mengaku mendapat wahyu dari
Tuhan disebut agama wahyu atau agama langit (dalam bahasa Arab langit disebut
samawi), seperti Yahudi, Nasrani dan Islam.
c. Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dia memiliki
pemikiran-pemikiran yang mengaggumkan tentang konsep-konsep kehidupan

MANUSIA DAN AGAMA 4


sehingga banyak orang yang mengikuti pandangan hidupnya dan kemudian
melembaga sehingga menjadi kepercayaan dan ideologi bersama suatu
masyarakat. Agama semacam ini dinamakan sebagai agama filsafat, seperti
Konfusianisme (Konghucu), Taoisme, Zoroaster atau Budha.
3. Pengertian Islam
Islam secara etimologis (lughawy) berasal dari tiga akar kata salam yang artinya
damai atau kedamaian, salamah yang artinya keselamatan, aslama yang artinya
berserah diri atau tunduk patuh. Sementara agama Islam dapat di definisikan
sebagai suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah swt, yang
diturunkan kepada ummat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi
Muhammad saw. Sebagai pedoman hidup manusia di dunia yang berisi peraturan
perintah dan larangan agar manusia memperoleh kebahagaian di dunia dan di
akhirat kelak.

B. Pembahasan
1. Hubungan Agama Dan Manusia
Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya
fenomena kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap
dan prilaku yang a moral atau degradasi nilai-nilai
keimanannya. Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :
1. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau
kemusrikan, dan film-film yang
berbau porno.
2. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang
mengubar aurat.
3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari
mereka itu justru berprilaku yang
menyimpang dari nilai-nilai agama.
4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung
mengedepankan kepentingan
kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing.
Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak

MANUSIA DAN AGAMA 5


menguntungkan bagi umat itu
sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang
mulia dan tidak ada yang lebih
mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan
menghambat kenajuan umat islam dan
bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu
sendiri.

Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu


menwujudkan misi “Rahmatan lil‟alamin”
maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah)
tentang islam itu sendiri umat
islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan
takwa) tetapi juga dalam bidang
iptek (ilmu dan teknologi). Mereka diharapkan mampu
mengintegrasikan antara pengamalan ibadah
ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan
dalam kehidupan sehari-hari,
seperti : pengendalian diri, sabar, amanah, jujur, sikap altruis, sikap
toleran dan saling menghormatai
tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan
bahwa umat islam harus mampu
menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminallah)
dengan ibadah ghair mahdlah
(hablumminannas) dalam rangka membangun
2. “Baldatun thaibatun warabun ghafur” Negara yang subur makmur dan penuh
pengampunan Allah SWT.
3. Sebab-sebab manusia perlu memeluk agama
Manusia perlu memelukan agama sebab disamping manusia memiliki berbagai
kesempurnaan, manusia juga memiliki kekurangan. Hal ini antara lain digunakan
oleh kata Al-Nafs menurut Quraish Shihab. Bahwa dalam pandangan Al-Qur‟an
Nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta

MANUSIA DAN AGAMA 6


mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam
manusia inilah yang oleh Al-Qur‟an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar.
Sebagaimana firman Allah swt. Yang berbunyi:
‫ﺎﻫﻭﺴﺎﻣﻮ ﺲﻓﻧﻮ ﺮﻮﺠﻓ ﺎﻬﻣﻬﻟﺎﻓﺎﻫﻭﻗﺗﻮﺎﻫ‬
Artinya : “Demi nafs serta demi penyempurna ciptaan, Allah mengilhamkan
kepadanya kefasikan dan ketaqwaan”.(QS.Al-Syams : 78)

Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena


manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik
yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam. Tantangan dari dalam
berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan yang datang dari luar
dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara
sengaja berupa ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela
mengeluarka biaya, tenaga dan fikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai
bentuk kebudayaan yang didalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari
Tuhan.
Allah berfirman dalam Al-Qr‟an Surat Al-Anfal : 36
Yang artinya : “sesungguhya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta
mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah”.(QS.Al-Anfal:36)

Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk
mereka gunakan agar orang-orang mengikuti keinginannya. Barbagai bentuk
budaya, hiburan, obat-obat terlarang dan lain sebaginya dibuat dengan sengaja.
Untuk itu, upaya membatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar
mereka agar taat menjalankan agama.
Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini meningkat, sehingga uapaya
mengagamakan masyarakat menjadi penting.

4. Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah kemanusian


Islam adalah suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah SWT,
diturunkan kepada ummat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi
Muhammad saw. Sebagai agama yang datang dari Tuhan yang menciptakan

MANUSIA DAN AGAMA 7


manusia sudah tentu ajaran Islam akan selaras dengan fitrah kejadian manusia.
Fitrah dalam arti pembawaan asal manusia secara umum sejak kelahiran (bahkan
sejak awal penciptaan) dengan segala karakteristiknya yang masih bersifat
potensial atau masih berupa kekuatan tersembunyi yang masih perlu
dikembangkan dan diarahkan oleh ikhtiar manusia baik fitrah yang berkaitan
dengan dimensi fisik atau nonfisik, yaitu akal, nafsu , perasaan dan kesadaran
(qalb) dan ruh.
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama kali
ditegaskan dalam ajaran Islam. Yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah
manusia sebelumnya. Manusia belum mengenal kenyataaan ini. Baru masa ini,
muncul beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya dalam
keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya
manusia memeluk agama. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :
‫ﺎﻬﻳﻠﻋﺲﺎﻧﻟﺍﺮﻄﻓﻰﺗﻟﺍﻪﻟﻟﺍﺓﺭﻄﻓﺎﻳﻧﺣﻦﻳﺪﻠﻠﻚﻬﺠﻭﻢﻗﺄﻓ‬
Artinya : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah
atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dngan fitrah itu”.
(QS.Ar-Rum : 30).

Adanya potensi fitrah agama yang terdapat pada manusia tersebut dapat pula
dianalisis melalui istilah Ihsan yang digunakan Al-Qur‟an untuk menunjukan
manusia. Mengacu kepada informasi yang diberikan Al-Qur‟an, Musa Asy‟ari
sampai pada suatu kesimpulan, bahwa manusia Ihsan adalah manusia yang
menerima pelajaran dari tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya. Melalui
uraian tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam diri manusia sudah
terdapat potensi untuk beragama. Potensi beragama ini memerlukan pembinaan,
pengarahan, dan seterusnya dengan mengenal agama kepadanya.
Dengan arahan ajaran Islam, fitrah kemanusiaan akan membawa manusia ke arah
kebaikan dan keselamatan baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
5. Islam Sebagai Agama yang Lurus
Islam merupakan agama yang lurus karena islam sebagai hidayah (petunjuk)
dalam kehidupan umat manusia sebagai mana firman Allah dalam surat Al-
Baqarah : 38)

MANUSIA DAN AGAMA 8


“Nanti akan Aku berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan).
Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan
ditimpa rasa khawatir dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih
hati”. (Q.S Al-Baqarah : 38).
a. Hidayah Allah untuk manusia
Hidayah secara istilah Islam berarti „Petunjuk yang diberikan oleh Allah pada
makhluk hidup agar mereka sanggup menghadapi tantangan kehidupan dan
menemukan solusi (pemecahan) „bagi persoalan hidup yang dihadapinya‟. Oleh
karena itu hidayah merupakan alat bantu yang diberikan oleh Allah kepada
makhluk hidup untuk mempermudah menjalani kehidupannya.
Ada 4 tingkat hidayah yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia, yaitu :
1) Hidayah ghariziyah (bersifat instinktif), yaitu petunjuk untuk kehidupan yang
diberikan oleh Allah swt. bersamaan dengan kelahiran berupa kemampuan untuk
menghadapi kehidupan, sehingga sanggup untuk bertahapan hidup (fungsi
survival).
2) Hidayah hissiyyah (bersifat indrawi), yaitu petunjuk berupa kemampuan indera
dalam menangkap citra lingkungan hidup, sehingga ia dapat menentukan
lingkungan mana yang sesuai dengannya sehingga menemukan kenyamanan
dalam menjalani kehidupan secara fisikal (fungsi adaptif).
3) Hidayah aqliyyah (bersifat intelektual), yaitu petunjuk yang diberikan oleh Allah
swt. berupa kemampuan berfikir dan menalar, yaitu mengolah segala informasi
yang ditangkap melalui indera. Dengan kemampuan ini manusia memiliki
kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga dapat memanipulasi
dan merekayasa lingkungan untuk menciptakan kemudahan, kesejahteraan dan
kenyamanan hidupnya (fungsi developmental atau pengembangan hidup).
4) Hidayah diniyyah (berupa ajaran agama), yaitu petunjuk yang diberikan Allah
swt. Kepada manusia berupa ajaran-ajaran praktis untuk diterapkan dalam meniti
kehidupan secara individual dan menata kehidupan secara komunal, bersama-
sama orang lain, sehingga manusia mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan
hakiki dan ketenangan batin dalam menjalani kehidupannya.
Hidayah ketiga dan keempat ini hanya diberikan kepada umat manusia dengan
kedua jenis hidayah inilah manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya.

MANUSIA DAN AGAMA 9


Dengan hidayah aqliyyah (kemampuan intelektual), manusia menjadi berbeda
secara signifikan bila dibandingkan dengan binatang (demikian juga dengan jin
dan malaikat). Dan dengan hidayah diniyyah (petunjuk agama), manusia dapat
meningkatkan spiritualitasnya dan mencapai ketingkat yang lebih tinggi dari
malaikat sekalipun.
b. ISLAM, Satu-satunya hidayah diniyyah
Untuk membimbing manusia dalam meniti dan menata kehidupan, Allah
menurunkan agamanya sebagai pedoman yang harus dijadikan referensi dalam
menetapkan setiap keputusan, dengan jaminan ia akan terbebas dari segala
kebingungan dan kesesatan.
Firman Allah yang terjemahannya :
“Nanti akan Aku berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan).
Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan
ditimpa rasa khawatir dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih
hati”. (Q.S Al-Baqarah : 38).
Dan Allah swt. Menegaskan bahwa satu-satunya hidayah yang benar yang Ia
ridhoi itu adalah agama islam.
“Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah ISLAM”.
“Pada hari ini Aku lengkapkan bagimu agamamu dan Aku sempurnakan nikmat-
Ku kepada mu. Dan Aku ridhoi Islam sebagai agamamu”. Agama islam, dapat
berperan dan berfungsi bagi manusia yang dapat dikembangkan oleh setiap
individu, sebagai berikut :
1. Pemberi makna bagi perbuatan manusia.
2. Alat kontrol bagi perasaan dan emosi.
3. Pengendali bagi hawa nafsu yang terus berkembang.
4. Pemberi reinforcement (dotongan penguat) terhadap kecenderungan berbuat baik
pada manusia.
5. Penyeimbang bagi kondisi psikis yang berkembang.

MANUSIA DAN AGAMA 10


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak gama =
kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat
membebaskan manusia dari kekacauan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
agama sangat diperlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu
dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Akhlak yang
terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap masyarakat sebab maju mumdurnya
suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut. Agama Islam
adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya
memahami ayat-ayat kauniyah (Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan
ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat dalam Al-Qur‟an, menyeimbangkan antara
dunia dan akherat. Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama
kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan ilmu dan agama kehidupan
manusia akan sempurna dan bahagia.

B. SARAN
Pendidikan adalah salah satu tujuan pokok manusia karena itu sebagai calon
pendidik marilah kita mengamalkan tujuan pendidikan islam secara ikhlas baik
lewat pendidikan formalKita sebagai manusia hendaknya berpegang teguh pada
nilai-nilai keagamaan sehingga kita bias mendapat dan mencapai keridhaan Allah
SWT.

MANUSIA DAN AGAMA 11


DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UPI, 2009, Islam Tuntunan dan Pedoman
Hidup, Value Press, Bandung
Hasan, Ali H.M. Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan
Kelambagaan Agama Islam. 1994/1995.
Website :
http: www.google.com
http://filsafat.kompasiana.com/2024/06/25/manusia-dan-agama/
http: www.anakciremai.com/2024/06/25/manusia-dan-agama/
http://agushidayatwrote.wordpress.com/2024/06/25/mengapa-man/
http: www.sarjoni.wordpress.com

MANUSIA DAN AGAMA 12

Anda mungkin juga menyukai