Filsafat Barat Abad Pertengahan - Skolastik Dan Renaissance

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

Filsafat Barat Abad Pertengahan

Zaman Skolastik dan Renaissance


Oleh : Elki Gandik Maulana
NIM : 42323014
Tujuan
Pembelajaran
Pada zaman Skolastik, tujuan utama pembelajaran filsafat
adalah untuk menggabungkan iman dengan akal, mendidik
teolog, dan mensistematisasikan pengetahuan.

Pada zaman Renaissance, tujuannya beralih ke penemuan


kembali humanisme, studi klasik, pemikiran independen,
integrasi seni dan ilmu pengetahuan, serta eksplorasi dan
penemuan baru.

Kedua periode ini berkontribusi signifikan terhadap


perkembangan intelektual dan kebudayaan Barat.
Pengertian
Filsafat Skolastik
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata
school, yang berarti sekolah. Atau
dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama
yaitu ajaran atau sekolahan. Jadi,
skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Nama skolastik menunjuk besarnya
peranan sekolah-sekolah dan biara-biara dalam
pengembangan pemikiran-pemikiran filsafat.

Masa skolastik dimulai setelah filsafat mulai mengalami masa


kemandegan karena kerusuhan
dan kesulitan politik pada abad VI dan VII yang dialami oleh
bangsa romawi. Karena itulah
kekaisaran romawi menjadi runtuh begitu pula dengan
peradabannya.
Masa Awal Skolastik Barat
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik mulai merosot, terlebih lagi pada
abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan pada saat itu terjadi serangan
terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah
dibangun selama berabad-abad. Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di bawah Karel
Agung (742–814 M) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan,
dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia serta pemikiran filsafat menampakkan mulai
adanya kebangkitan.

Kebangkitan inilah yang merupakan kecemerlangan abad pertengahan. Pada mulanya skolastik ini
timbul pertama kalinya di biara italia selatan dan pada akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman
dan Belanda. Kurikulum pengajaranya meliputi studi duniawi, tata bahasa, retorika, dialektika, ilmu
hitung, ilmu ukur, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan musik.
Tokoh Masa Skolastik Awal
01. Augustinus (354-430 M)
Augustinus lahir di Tagasta, Numidia (sekarang Algeria), pada 13 November 354. Ayahnya, Patricius
adalah seorang pejabat pada kekaisaran Romawi, yang tetap kafir sampai kematiannya pada tahun
370. Ibunya, Monnica, adalah penganut Kristen yang amat taat. Pada tanggal 28 Agustus 430,
Augustinus meninggal dunia dalam kesucian dan kemiskinan yang memang sudah lama di jalaninya.

Menurut Augustinus dalam pemikirannya, dia mengatakan dibalik keteraturan dan ketertiban alam
semesta ini pasti ada yang mengendalikan yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama.
Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan dari yang tidak ada
(creatio ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa dan yang terpenting adalah
cinta kepada Tuhan. Terpisah dari Tuhan tidak ada realitas , demikian katanya (Mayer, 357).
Tokoh Masa Skolastik Awal
02. Boethius (480-524 M)
Nama lengkapnya adalah Anicius Manlius Severinus Boethius, dia adalah seorang filsuf Romawi. Ia lahir di
kota Roma sekitar tahun 480 M. Boethius pernah menjabat sebagai seorang pejabat tinggi di bawah
pemerintahan Kaisar Theodorik dan ia dituduh sebagai pengkhianat lalu dibuang ke tempat pengasingan.
Akhirnya, Boethius dihukum mati pada tahun 525 M pada usiannya yang ke 44 tahun. Dia mendapat
hukuman mati dengan tuduhan berkhianat. Dia dianggap sebagai filosof akhir Romawi dan filosof pertama
skolastik.
Boethius sekurang – kurangnya telah menerjemahkan 2 karya Aristoteles tentang logika yaitu Categories,
dan On Interpretation. Beliau sangat terkesan dengan pemikiran yang benar melalui silogisme dalam
membenarkan argumen teologis. Dia setuju dengan pandangan bahwa logika menyediakan jawaban
terhadap setiap misteri eksistensi manusia. Bukunya yang tekenal, Consolation of Philosophy sangat
populer di abad pertengahan. Pelajaran bidang filsafat pada masa ini adalah logika dasar yang didasari
oleh karya Aristoteles yang diterjemahkan oleh Boethius.
Tokoh Masa Skolastik Awal
03. Kaisar Karel Agung (742-814 M)
Kaisar abad tengah Charlemagne (Karel yang Agung) Lahir tahun 742, dekat kota Aachen yang akhirnya jadi
ibukotanya. Ayahnya bernama Pepin si Cebol dan kakeknya Charles Martel, seorang pemuka bangsa Frank. Tahun
751 Pepin dinyatakan sebagai Raja bangsa Franks sehingga mengakhiri kelemahan dinasti Merovingian, mendirikan
dinasti baru yang kini disebut Carolingian, sesudah Charlemagne. Tahun 768 Pepin meninggal dunia dan kerajaan
bangsa Franks dibagi antara Charles dan saudaranya Carloman. Namun Carloman meninggal pada tahun 771.
Kejadian ini mengakibatkan Charles, di umur dua puluh sembilan tahun, menjadi Raja tunggal di Kerajaan Franks
yang sudah menjadi kerajaan terkuat di Eropa.

Charlemagne membangun sekolah-sekolah pada zaman ini. Hal itu dikarenakan agar tersebarnya agama Kristen
terdapat pola organisasi yang teratur (baik dalam penyebaran maupun memperdalam agamanya). sekolah-
sekolah ini ajaran yang digunakan adalah ajaran lama yang disebut artes liberales (seni merdeka). Sedangkan yang
meliputi ajaran artes adalah grammatika, dialektika, astronomia, geometria, aritmatika yang sudah sudah dijelaskan
dipembahasan sebelumnya. Hal inilah yang memicu munculnya filsafat skolastik.
Tokoh Masa Skolastik Awal
04. Santo Anselmus (1033-1109 M)
Anselmus, Uskup Agung Canterbury, lahir di Aosta, Italia, sekitar tahun 1033. Ia menolak keinginan ayahnya
agar ia meniti karir di bidang politik dan mengembara keliling Eropa untuk beberapa tahun lamanya. Seperti
anak-anak muda lainnya yang cerdas dan bergejolak, ia bergabung ke biara. Di biara Bec, Normandia, di
bawah asuhan seorang guru yang hebat, Lanfranc.

Pemikiran filosofis Anselmus dipengaruhi berbagai hal, diantaranya Kitab Suci, Bapa Gereja, dan Augustinus.
Plato juga berpengaruh besar, Anselmus memiliki pandangan yang lebih platonik daripada Aristotelian
walaupun Ia telah membaca karya Aristoteles dan menggunakan logikanya. Neoplatonisme juga merupakan
gambaran mental dari Anselmus: Ia menggunakan Plotinus untuk sampai pada pengetahuan akan trinitas
Kristen (kepercayaan bahwa Allah adalah 3 pribadi, Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus, namun tetap
satu Allah). Neoplatonisme mempunyai ‘trinitas’-nya sendiri mengenai Yang Satu, Akal Budi, dan Jiwa
Tokoh Masa Skolastik Awal
05. Peter Abelardus (1079-1142 M)
Peter Abelardus adalah seorang filsuf skolastik, ahli logika, dan teolog yang terkenal pada abad
pertengahan. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang komponis. Skandal dan kisah cintanya
dengan Héloïse d'Argenteuil telah menjadi legenda. Ada anggapan bahwa ia, bersama dengan Santo
Anselmus dari Canterbury, adalah pendiri skolastisisme di awal abad ke-12. Sumbangan Abelardus
adalah mengenai pemecahan masalah mengenai ‘universalia’ yang ramai diperdebatkan di masa
skolastik awal. ‘universalia’ maksudnya adalah konsep-konsep umum yang soalnya adalah
menentukan kodrat dan kedudukan konsep umum. Anselmus setuju terhadap pandangan
‘universalia’ oleh nominalisme yang menyatakan bahwa konsep umum hanya merupakan nama atau
bunyi saja (flatus vocis). Namun bukan berarti konsep umum merupakan ciptaan akal budi semata.
Konsep-konsep umum menunjuk pada ciri-ciri yang benar-benar terdapat pada individu.
Puncak Filsafat Skolastik Barat
Abad ke 13 dianggap sebagai zaman kejayaan filsafat dan
teologi skolastik. Pada abad 13 ini menghasilkan beberapa
sintesa filosofis yang sangat mencolok. Perkembangan ini
dimungkinkan karena adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi antara lain:
1. Hubungan dengan Bangsa Arab
2. Timbulnya Universitas-universitas
3. Timbulnya Ordo-ordo Baru
Tokoh Filsafat Skolastik Puncak
01. Albertus Magnus (1193-1280 M)
Albertus Magnus juga dikenal sebagai Santo Albertus Agung dan Albert dari Koln adalah seorang biarawan
Ordo Dominikan yang menjadi terkenal karena pengetahuan universalnya dan advokasi keberadaan damai
antara ilmiah dan agama. Dia dianggap sebagai salah satu filsuf Jerman terbesar dan teolog dari Zaman
Pertengahan. Dia merupakan pelajar pertama dari Zaman Pertengahan yang menggunakan filosofi
Aristoteles ke dalam pemikiran Kristen pada masa itu.

Albertus adalah seorang teolog, filsuf, dan naturalis. Ia menulis tetang dunia tanaman, geografi, mineralogi,
sosiologi, dan astronomi. Tulisannya yang terkenal berjudul De Meteororibus yang membahas tentang
komet, asal usul sungai, angin, petir, kilat, pelangi, dan sebagainya. Albertus menyentuh semua ilmu
pengetahuan sehingga Ia diberi gelar doktor universalis. Albertus merupakan guru Thomas Aquinas yang
dianggap sebagai filosof yang menandai masa kejayaan skolastik.
Tokoh Filsafat Skolastik Puncak
02. Thomas Aquinas
adalah seorang filsuf dan teolog dari Italia yang sangat berpengaruh pada abad pertengahan. Karya Thomas Aquinas
yang terkenal adalah Summa Theologiae (1273), yaitu sebuah buku yang merupakan sintesis dari filsafat Aristoteles dan
ajaran Gereja Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma
oleh Paus Leo XIII. Thomas Aquinas juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino). Thomas
dianggap sebagai filosof yang menandai masa kejayaan skolastik. Thomas berusaha untuk membangun suatu perpaduan
realism antara nalar dan iman, kodrat dan adikodrat, filsafat dan teologi. Thomas mengajarkan Allah sebagai “ada yang
tak terbatas” (ipsum esse subsistens). Allah adalah “dzat yang tertinggi”, yang mempunyai keadaan yang paling tinggi.
Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam pandangannya. Dunia ini
dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah
(kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi
sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). “Tabiat kodrati bukan ditiadakan, melainkan
disempurnakan oleh rahmat,” demikian kata Thomas Aquinas. Aliran filsafat yang didasari oleh pemikiran Thomas
Aquinas dinamakan sebagai aliran Thomisme.
Tokoh Filsafat Skolastik Puncak
03. John Duns Scotus
John Duns Scotus (sekitar 1266 – 8 November 1308) adalah seorang teolog, filsuf, dan
logikawan. Sebagian orang berpendapat bahwa pada masa jabatannya sebagai profesor di
Oxford, pengujian sistematis atas apa yang membedakan teologi dari filsafat dan sains
mulai dikembangkan dengan sungguh-sungguh. Ia adalah salah satu teolog dan filsuf yang
paling berpengaruh dari Abad Pertengahan Tinggi, dan dijuluki "Doctor Subtilis" karena cara
berpikirnya yang tajam. Duns Scotus merupakan pengkritik ajaran Thomas yang notabene
merupakan filosof paling terkemuka di abad pertengahan. Ia setia membedakan rasio
dengan iman. Kritiknya ini dikembangkan oleh William Ockham. Aliran filsafat yang
didasarkan ajaran Duns Scotus dinamakan Scotisme.
Filsafat Skolastik Barat Akhir
Masa Skolastik akhir ditandai dengan kemalasan berpikir filsafati sehingga menyebabkan stagnasi (kemandegan)
pemikiran filsafat Skolastik Kristen. Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolaus Cusanus (1401-1404 M.). Dari
filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi
manusia dapat mencapai yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang berlawanan. Dalam
diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan. Semua makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta,
dansegalanyaakan kembali pula pada pencipta-Nya. Nicolaus Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berada paling
akhir masa Scholasti. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu : lewan indra, akal, dan intuisi.
Dengan indra kita akan mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang sifatnya tak sempurna. Dengan akal
kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera.
Dengan intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi sebagaiamana dijelaskan pada paragraf
sebelumnya. Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan dengan Thomas Aquinas,
yaitu William Ockham (1285-1349 M). Tulisan-tulisannya menyerang kekuasaan gereja dan teologi Kristen.
Karenanya, ia tidak begitu disukai dan kemudian dipenjarakan oleh Paus. Namun, ia berhasil meloloskan diri dan
meminta suaka politik kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia terlibat konflik berkepanjangan dengan gereja dan negara.
William Ockham merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi.Tuhan harus diterima atas dasar
keimanan, bukan dengan pembuktian, karena kepercayaan teologis tidak dapat didemonstrasikan.
Pengertian
Renaissance
Kata “renaissance” merupakan bahasa Perancis yang berarti
kelahiran kembali atau kebangkitan kembali. Dalam bahasa latin,
re + nasci berarti lahir kembali (rebirth). Pemakaian kata
Renaissance pertama kali oleh Jules Michelet, seorang sejarawan
Perancis yang lahir di abad ke-18 dan mulai terkenal di dunia
Barat pada abad ke-19. Istilah ini biasanya digunakan oleh
sejarawan untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan
intelektual. Batas yang jelas mengenai kapan dimulainya
penghabisan Abad Pertengahan sulit ditentukan. Yang dapat
ditentukan adalah bahwa abad pertengahan itu selesai tatkala
datangnya Zaman Renaissance yang meliputi kurun waktu abad
ke-15 dan ke-16. Menurut Jules Michelet, renaissance merupakan
periode penemuan manusia dan dunia.
Latar Belakang Munculnya Renaissance
Latar belakang timbulnya Renaissance adalah Eropa mengalami masa kegagalan karena kepentingan pemikiran yang dikusai oleh
para pemimpin Gereja. Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat
diatur oleh gereja. Dominasai gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur
pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan
yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari
tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dihukum mati. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat
upaya untuk keluar dari kondisi Abad Pertengahan menjadi latar belakang langsung munculnya Renaissance, sebagai berikut:

1. Kehidupan sosial masyarakat Eropa yang tidak lagi mau terbelenggu oleh ikatan gereja. Mereka memalingkan diri dari kehidupan
akhirat kepada keduniaan sehingga pengaruh gereja merosot.
2. Masyarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota dagang dan kota industri, menjadi buruh dengan tujuan berusaha merubah
kehidupan ekonomi ke arah yang lebih baik.
3. Seiring dengan laju urbanisasi, berubah pula fungsi kota dari fungsi politis menjadi juga pusat perdagangan dan industri.
4. Munculnya kaum borjuis sebagai kelompok baru yang kaya dan mampu menyaingi kaum bangsawan. Kelompok borjuis yang
menguasai perdagangan tidak suka pada kelompok bangsawan dan gereja, sehingga hanya mau membayar pajak kepada raja.
5. Timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan)
menjadi optimistis
Karakteristik
Renaissance
Zaman ini sering juga disebut sebagai Zaman Humanisme.
Maksud Ungkapan ini ialah manusia diangkat dari Abad
Pertengahan. Pada Abad Pertangahan itu manusia dianggap
kurang dihargai sebagai manusia. Kebenaran diukur
berdasarkan ukuran dari gereja. Humanisme menghendaki
ukuran haruslah manusia.Karena manusia mempunyai
kemampuan berpikir, maka humanism menganggap manusia
mampu mengatur dirinya dan dunia.
Jadi, ciri utama Renaissance ialah humanisme,
individualisme, lepas dari agama (tidak mau diatur oleh
agama), empirisme dan rasionalisme. Hasil yang diperoleh
dari watak itu ialah pengetahuan rasional berkembang. Sains
berkembang karena empirisme itu. Agama (Kristen) semakin
ditinggalkan, ini karena semangat humanisme tersebut.
Tokoh Filsafat Renaissance
Descrates
Descartes adalah seorang filosof modern yang lahir pada tahun1596
dan wafat pada tahun 1650. Ia beragama katholik, akan tetapi dia
juga menganut aliran Galileo yang saat itu ditentang oleh pengaruh
agama katholik. Dalam beberapa sumber telah dipaparkan bahwa
ayah Descartes merupakan seorang ketua parlemen Inggris yang
mempunyai tanah yang sangat luas, akan tetapi sepeninggalnya,
Descartes menjual satu persatu tanah tersebut.
Tokoh Filsafat Renaissance
Pemikiran Descrates
Cogito Ergo Sum, inilah sebuah metode yang dihasilkan oleh Descartes dengan menjunjung tinggi suatu keraguan
untuk mengungkap sebuah kebenaran. Ia menyatakan bahwa ketika seseorang bermimpi, dia pun akan mengalami
hal yang sama ketika ia dalam keadaan terjaga dari tidurnya (seolah-olah nyata). Jelaslah dalam hal ini, antara
bermimpi dengan apa yang dilakukan dikehidupan nyata tidak ada batasan yang jelas dan tegas. Dari hal semacam
inilah keraguan Descartes muncul. Dia pun meragukan atas keberadaan dirinya, akan tetapi satu hal yang ia tidak
dapat ragukan adalah rasa ragu itu sendiri. Inilah yang menjadi basis filsafat Descartes, yaitu saya ragu maka saya
berfikir dan saya berfikir adalah ada. Selain Cogito Ergo Sum (aku berfikir, maka aku ada), karya yang terkenal dari
Descartes lainnya adalah Discourse de la Methode dan Meditationes de prima philosophia. Descartes membedakan
adanya tiga ide dalam diri manusia, antara lain:
1. Innate ideas adalah ide atau pemikiran bawaan sejak manusia tersebut dilahirkan.
2. Adventitious idea adalah ide yang berasal dari luar diri manusia.
3. Factitious idea adalah ide yang dilahirkan oleh fikiran itu sendiri.
Sumbangan Filsafat Renaissance
Pada Ilmu Pengetahuan
Sumbangan Descartes untuk masa kini adalah Ia juga pernah menulis buku sekitar tahun 1629 yang berjudul Rules
for the Direction of the Mind yang memberikan garis-garis besar metodenya. Tetapi, buku ini tidak lengkap dan
tampaknya ia tidak berniat menerbitkannya. Diterbitkan untuk pertama kalinya lebih dari lima puluh tahun
sesudah Descartes tiada. Dari tahun 1630 sampai 1634, Descartes menggunakan metodenya dalam penelitian
ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang anatomi dan fisiologi, dia melakukan penjajakan secara
terpisah-pisah.

Dia bergumul dalam bidang-bidang yang berdiri sendiri seperti optik, meteorologi, matematika, dan berbagai
cabang ilmu lainnya. Sedikitnya ada lima ide Descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran Eropa:
(1). pandangan mekanisnya mengenai alam semesta.
(2). sikapnya yang positif terhadap penjajakan ilmiah.
(3). tekanan yang diletakkannya pada penggunaan matematika dalam ilmu pengetahuan.
(4). pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptis.
(5). penitikpusatan perhatian terhadap epistemologi.
Kesimpulan
Filsafat skolastik barat dibagi menjadi 3 masa, awal, kejayaan dan akhir. Di masa awal merupakan
masa bangkitnya kembali filsafat setelah mengalami kemandegan di zaman patristik. Di bawah
kepemimpinan Karel Agung didirikanlah sekolah-sekolah yang menjadi pemicu kebangkitan filsafat.
Pada masa kejayaan ada 2 aliran besar yang paling berpengaruh yakni aliran Thomisme yang
didasarkan pada ajaran Thomas Aquinas dan aliran Scotisme yang didasarkan pada ajaran John
Duns Scotus. Pada akhirnya William Ockham yang mengembangkan ajaran Duns Scotus berhasil
membuat aliran yang disebut via moderna.

Dan, Renaisans adalah suatu gerakan yang meliputi suatu zaman dimana orang merasa dilahirkan
kembali dalam keadaban. Gerakan ini juga menunjuk pada zaman dimana ditekankan otonomi dan
kedaulatan manusia dalam berpikir, berkreasi serta mengembangkan seni dan sastra dan ilmu
pengetahuan; Latar belakang timbulnya Renaissance yaitu dilihat dari beberapa aspek diantaranya,
kondisi sosial, budaya, politik, dan ekonomi Abad Pertengahan; Tokoh pertama filsafat ini adalah
Descartes. Pada filsafatnya kita menemukan ciri-ciri renaissance, yaitu menghidupkan kembai
rasionalisme Yunani.
Daftar Pustaka
Hadiwijjono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat I. Yogyakarta: Kansius. 1980.
Bertens, Kees. Ringkasan Sejarah Filsafat . Yogyakarta: Kansius. 1975.
Weslem. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja. Jakarta:
PT. BPK. 2003.
Tafsir, Ahmad. Filsafat Umum . Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2013.
Hardiman, Budi F. Pemikiran-pemikiran . yang membentuk Dunia Modern .
Jakarta: Erlangga, 2011.
Lorena Bagus, Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia, 1996.
Terimakasih,
Adios!

Anda mungkin juga menyukai