Makalah Novel Dan Cerpen Biokimia2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

EKSPLORASI KEUNIKAN DAN KEINDAHAN DALAM


KARYA SASTRA PERBANDINGAN ANTARA NOVEL DAN
CERPEN
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Guru Pengampu:
Dwi Widodo Edi Supramono, S. Pd.

Disusun Oleh:
1. Bima Arian Saputra 06
2. Diana Aprilia Dini 09
3. Izzah Irsyad Al Ab Rori 18
4. Sinta Ayu Pratiwi 29
5. Viola Elvira Widodo 32

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR


SMA NEGERI 1 KESAMBEN
KELAS XII BIOKIMIA 2
TAHUN PELAJARAN 2024/2025
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan segala puji kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
anugerah yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Eksplorasi Keunikan dan Keindahan Dalam Karya
Sastra Perbandingan Antara Novel dan Cerpen ini juga memenuhi tugas mata
pelajaranBahasa Indonesia.
Dengan tersusunnya makalah ini tidak lepas dari dukungan baik secara material dan
nonmaterial yang diberikan kepada kami dalam prnyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Cacuk Harsoyo, S.Pd., selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Kesamben yang
memberikan arahan dan kesempatan menggunakan fasilitas sekolah untuk menunjang
pembuatan makalah.
2. Ibu Miskirah, S.Pd., selaku wali kelas penulis yang selalu memberikan motivasi
dalam penyusunan makalah.
3. Bapak Dwi Widodo Edi Supramono, S.S., selaku guru pembimbing mata pelajaran
Bahasa Indonesia yang memberikan dukungan dan saran kepada penulis.
4. Pegawai TU dan perpustakaan SMA Negri 1 Kesamben yang telah memberi ilmu
pengetahuan dalam belajar,kemudian administrasi dan kemudahan dalam mencari
bahan atau buku untuk menyelesaikan makalah ini
5. Kepada teman-teman SMA Negri 1 Kesamben khususnya Xll Biokimia 2 dan teman
seperjuangan yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan masalah ini. Serta
semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang turut dalam
memberikan bantuan serta sumbangan pemikiran kepada kami dalam menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu demi kesempurnaan penyusunan makalah ini, kami sangat membutuhkan
dukungan serta sumbangsih kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki
penyusunan dimasa pendatang. Akhir kata kami berharap agar penyusunan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi yang membutuhkaan pada
umumnya.

Kesamben, 6 Agustus 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................ii

DAFTAR ISI ..............................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................1


1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................1

1.3 Tujuan .........................................................................................................................1

1.4 Manfaat....................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................. 3
2.1 Deskripsi Cara Memahami Novel dan Cerpen ...........................................................3

2.1.1 Pengertian Novel dan Cerpen.................................................................................. 3

2.1.1.1 Pengertian Novel ..................................................................................................3

2.1.1.2 Pengertian Cerpen................................................................................................. 3

2.1.2 Struktur Novel dan Cerpen ......................................................................................3

2.1.2.1 Struktur Novel...................................................................................................... 4

2.1.2.2 Struktur Cerpen .....................................................................................................4

2.1.3 Ciri-ciri Novel dan Cerpen ......................................................................................5

2.1.3.1 Ciri-ciri Novel .......................................................................................................5

2.1.3.2 Ciri-ciri Cerpen .....................................................................................................5

2.1.4 Jenis-jenis Novel dan Cerpen ..................................................................................6

2.1.4.1 Jenis-jenis Novel................................................................................................... 6

2.1.4.2 Jenis-jenis Cerpen .................................................................................................7

2.1.5 Unsur-unsur Novel dan Cerpen ...............................................................................7

iii
2.1.5.1 Unsur-unsur Novel ...............................................................................................7
2.1.5.2 Unsur-unsur Cerpen.............................................................................................. 8

2.2 Deskripsi Cara Menulis Novel dan Cerpen ..............................................................11

2.2.1 Langkah-langkah Penulisan Novel ........................................................................11

2.2.2 Lngkah-langkah Penulisan Cerpen ........................................................................13

2.3 Deskripsi Contoh Penulisan Novel dan Cerpen .......................................................14

2.3.1 Contoh Penulisan Novel ........................................................................................14

2.3.1 Contoh Penulisan Cerpen ......................................................................................15

BAB III PENUTUP ...................................................................24


3.1 Kesimpilan ................................................................................................................24

3.2 Saran .........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA................................................................ 25

iv
v
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran keterampilan menulis adalah salah satu hal yang dapat


membantu siswa dalam mengembangkan kreativitas dan literasi mereka.
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai setiap siswa. Menurut pendapat Troyka (2010: ), semua
keterampilan berbahasa harus dipelajari secara integratif dan berfokus pada
penggunaan bahasa dalam konteks nyata. Dalam menulis, siswa harus
mengembangkan keterampilan berpikir untuk mengungkapkan ide-ide dalam
bentuk tertulis. Salah satu cara mengembangkan keterampilan tersebut adalah
melalui cerpen.

Novel adalah salah satu genre karya sastra yang berbentuk prosa. Kisah di
dalam novel merupakan hasil karya imajinasi yang membahas tentang
permasalahan kehidupan seseorang atau berbagai tokoh. Selain novel, cerpen
merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang
sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas. Cerpen biasanya
hanya mengisahkan cerita pendek tentang permasalahan yang dialami
satu tokoh saja. Dalam menulis novel dan cerpen tidak hanya sekadar menyajikan
cerita yang menarik, tetapi juga harus mengandung nilai-nilai atau pesan positif
yang bermakna bagi pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana keunikan dan keindahan dalam karya sastra termanifestasi secara berbeda
atau serupa antara novel dan cerpen?
2. Bagaimana penulisan yang sering digunakan untuk menciptakan keunikan dan
keindahan dalam novel dan cerpen?
3. Bagaimana contoh keunikan dan keindahan dalam karya sastra antara nvel dan
cerpen?

1.3 Tujuan
1. Deskripsi cara memahami karya sastra antara novel dan cerpen
2. Deskripsi cara menganalisis penulisan novel dan cerpen
3. Deskripsi contoh penulisan karya sastra antara novel dan cerpen

1.4 Manfaat

1
Berdasarkan tujuan yang telah dituliskan oleh penulis di atas maka penulis akan
merumuskan manfaat dari penelitian yang dilakukan. Melihat tujuan penelitian
tersebut, penulis mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Penulis
Makalah ini bermanfaat untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan
penulis dalam menyajikan data yang jelas dan sistematika dalam menganalisis
setiap unsur novel dan cerpen.

b. Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan pembaca mengenai karya sastra terutama tentang novel
dan cerpen. Peningkatan ketrampilan kritis untuk pembaca akan mendapatkan
wawasan tentang cara membuat dan menganalisis karya sastra dalam novel dan
cerpen, membantu mereka dan peningkatan ketrampiln literasi media untuk
pembaca akan menjadi lebih terampil dalam membuat novel dan cerpen.

c. Bagi Instansi

Hasil makalah ini dapat dipakai sebagai acuan atau referensi sebagai sistem
pembelajaran, pengembangan kualitas memahami, menganalisis, mengevaluasi
novel dan cerpen.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi cara memahami karya sastra antara novel dan cerpen
Menurut Kamus Besar Bahasa lndonesia (KBBI), yang diamksud dengan deskripsi adalah
pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Hal yang akan
dideskripsikan disebut dengan objek. Adapun objek yang digambarkan dalam teks deskripsi
merupakan objek yang bisa ditangkap oleh panca indera.

2.1.1 Pengertian Novel dan Cerpen


Novel mempunyai alur cerita yang digunakan harus kompleks dan ceritanya
menggambarkan perestiwa tertentu. Sementara cerpen ialah karya sastra pendek bersifat fiktif
dan mengisahkan sebuaah permasalahan tertentu.

2.1.1.1 Pengertian Novel


Dalam Kamus Besar Bahsa Indonesi (KBBI), novel adalah karangan prosa yang panjng
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekeliling dengan
menonjolkan watak dan sifat pelaku. Menurut Tarigan (2015: 167) mengatakan bahwa novel
adalah sebuah eksplorasi suatu peristiwa kehidupan, merenungkan dan melukiskan cerita
dalam bentuk, pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran aatau tercapainya gerak-gerik perbuatan
manusia dalam kehidupan.

2.1.1.2 Pengertian Cerpen


Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI), Cerpen adalah cerita yang berisis tentang
suatu kisah dan tidak lebih dari 10 ribu kata. Cerpen juga biasanya disebut sebagai cerita
sekali duduk, karena hanya butuh sekali duduk saja untuk menyelesaikan satu cerpen.
Menurut Gar Allan Poe cerpen atau cerita pendek adalah sebuah cerita yang selesai dibaca
dalam sekali duduk, kira-kira selama 30 menit hingga 2 jam setengah atau suatu hal yang
sekiranya waktu membaca tidak mungkin dilakukan untuk novel. Menurut Saini KM Cerpen
sebagai salah satu jenis karya sastra ternyata dapat memberikan manfaat kedapa pembacanya.

3
2.1.2 Struktur Novel dan Cerpen
2.1.2.1 Struktur Novel
Berikut adalah penjelasan masing-masing struktur novel:
a. Abstrak / Abstraksi
Abstrak merupakan rangkuman isi cerita yang ada di bagian awal novel. Abstrak ini
sebenarnya opsional. Bebas mau dicantumkan atau tidak. Biasanya, abstrak ditulis untuk
menjelaskan gambaran awal dan situasi yang dialami oleh tokoh utama dalam novel.
b. Orientasi
Pada bagian ini akan dijelaskan latar novel. Latar yang dimaksud itu meliputi waktu kejadian,
suasana, hingga tokoh-tokoh yang ada dalam novel. Penulis biasanya juga akan menjelaskan
tentang keseharian atau aktivitas yang dijalani tokoh utama pada bagian orienasi.
c. Komplikasi
Struktur novel selanjutnya adalah komplikasi. Pada bagian komplikasi akan dijelaskan
tentang urutan kejadian cerita. Komplikasi biasanya juga akan mengandung urutan sebab
akibat terjadinya peristiwa. Singkatnya, komplikasi itu awal mula munculnya konflik dalam
cerita.
d. Evaluasi
Puncak konflik dari sebuah cerita masuk ke dalam bagian evaluasi. Pada bagian ini, pembaca
akan disuguhkan klimks dari masalah yang terjadi pada tokoh novel sehingga bisa turut
merasakan ketegangannya.
e. Resolusi
Setelah mengalami ketegangan atau puncak konflik, biasanya akan dimunculkan solusi-solusi
atau pemecahan masalah yang terjadi. Nah, bagian ini disebut dengan resolusi. Dengan kata
lain, resolusi adalah cara penyelesaian konflik dalam cerita. Resolusi juga sering disebut
sebagai ending atau akhir nasib tokoh dalam novel. Apakah berakhir sedih, Bahagia, atau
bahkan menggantung.
f. Koda
Struktur novel yang terakhir adalah koda atau penutup. Koda adalah penutup cerita yang
membuat pesan-pesan moral. Koda juga sifatnya opsional, gengs, seperti abstrak. Penulis
novel boleh mencamtumkan koda atau pun tidak pada novel karangannya. Saat penulis tidak
mencantumkan koda, maka pembaca bisa menebak sendiri pesan moral apa yang tergantung
di dalamnya.

2.1.2.2 Struktur Cerpen


Berikut adalah penjelasan masing-masing struktur cerpen:
a. Abstrak / Abstraksi

4
Abstrak adalah gambaran umum secara keseluruhan mengenai berbagai situasi, peristiwa dan
bermacam unsur lain dalam cerita. Dalam tahap ini ide kasar penulis biasanya dimunculkan
namun belum ada kisah awal yang benar-benar konkret pula. Intinya, bagian abstrak adalah
premis dari suatu permulaan kisah cerpen.

b. Orientasi (Pengenalan Situasi Cerita)


Bagian ini memperkenalkan setting atau latar cerita baik dalam segi waktu, tempat maupun
peristiwa. Orientasi juga dapat mulai memperkenalkan tokoh, menata berbagai adegan dan
menjelaskan hubungan antartokoh.
c. Komplikasi
Merupakan bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik dapat berupa masalah,
pertentangan atau kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama mulai diperlihatkan. Bagian ini
menjelaskan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh.
d. Evaluasi
Konflik atau berbagai masalah lain yang telah memuncak mulai mendapatkan pencerahan
untuk jalan penyelesaiannya. Evaluasi adalah tahap ketika konflik bisa jadi diselesaikan atau
justru benar-benar berhasil menghentikan keinginan atau tujuan tokoh utama.
e. Resolusi
Bagian ini berisi penjelasan maupun penilaian akhir cerita mengenai sikap ataupun berbagai
nasib yang dialami oleh tokoh setelah mengalami peristiwa puncak sebelumnya. Bagian ini
adalah akhir dari konflik atau penyelesaiannya secara utuh.
f. Koda (Penutup)
Koda adalah penutup atau akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian koda dapat berisi
kesimpulan dari seluruh cerita seperti interpretasi penulis mengenai kisah yang disampaikan.

2.1.3 Ciri-ciri Novel dan Cerpen


2.1.3.1 Ciri-ciri Novel
Ciri-ciri novel di akhiri cerita bersifat terbuka dan tidak memberi kesan tamat. Ada
beberapa ciri-ciri novel yang dapat digunakan untuk mengenali sebuah cerita. Berikut ini
adalah ciri-ciri novel:

1. Umumnya, terdiri atas 100 halaman (35.000 kata)


2. Tema dan alur cerita di dalam novel cukup kompleks.
3. Berbentuk narasi didukung deskripsi dan percakapan.
4. Alurnya berkembang.
5. Tokohnya banyak dan memiliki lebih dari satu karakter.
6. Latar bergerak dan beragam.
7. Ceritanya disertai perubahan nasib tokoh.

5
2.1.3.1 Ciri-ciri Cerpen
Cerpen memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa dilihat dari penggunaan bahasanya. Ciri-
ciri sangat memudahkan kita dalam memahami isi cerpen. Ada beberapa ciri-ciri cerpen yang
dapat digunakan untuk mengenali sebuah cerpen. Berikut adalah cir-ciri cerpen:

1. Bentuk tulisannya singkat, padat, lebih pendek daripada novel.


2. Terdiri kurang dari 10.000 kata.
3. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman penulis sendiri maupun
orang lain.
4. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal
atau intisarinya saja.
5. Tokoh yang dilukiskan mengalami konflik sampai penyelesaiannya.
6. Penggunaan kata-kata ringkas (ekonomis) dan mudah dimengerti atau dikenal oleh
masyarakat luas.
7. Dapat meninggalkan kesan mendalam dan mampu menggugah perasaan pembaca.
8. Menceritakan satu peristiwa atau kejadian dari perkembangan dan kegundahan jiwa
suatu tokoh.
9. Beralur tunggal dan biasanya lurus.
10. Beralur tunggal (hanya memiliki satu alur).
11. Penokohannya cenderung singkat dan tidak terlalu mendalam.

2.1.4 Jenis-jenis Novel dan Cerpen


2.1.4.1 Jenis-jenis Novel
Novel dibagi beberapa jenis seperti yang akan dijelaskan dibawah ini.
 Novel Fiksi
Sesuai namanya, novel berkisah tentang hal yang fiktif dan tidak pernah terjadi.
Tokoh, alur maupun latar belakangnya hanya rekaan penulis saja. Contoh: Twillight,
Harry Potter.
 Novel Non Fiksi
Novel ini kebalikan dari novel fiksi, yaitu novel yang bercerita tentang hal nyata yang
sudah pernah terjadi, lumrahnya jenis novel ini berdasarkan pengalaman seseorang,
kisah nyata atau berdasarkan sejarah. Contoh: Laskar Pelangi, 99 Cahaya di Langit
Erop
 Novel Romantis
Novel yang berkisahkan tentang percintaan dan kasih sayang. Biasanya disertai intrik-
intrik yang menimbulkan konflik. Contoh: Novel Summer In Seoul, Autumn In Paris,
Winter In Tokyo, dan Spring In London karya Ilana Tan.
 Novel Horor

6
Memiliki cerita yang menegangkan, seram, dan membuat pembacanya berdebar-
debar. Berhubungan dengan makhluk-makhluk gaib dan berbau supranatural. Contoh:
Novel Dracula karya Bram Stoker.

 Novel Misteri
Jenis novel ini lebih rumit dan dipenuhi teka-teki yang harus dipecahkan. Biasanya
disukai pembaca karena membuat rasa penasaran dari awal sampai akhir. Contoh:
Novel Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle.

2.1.4.2 Jenis-jenis Cerpen


Cerpen dibagi beberapa jenis seperti yang akan dijelaskan dibawah ini.
 Cerpen Pendek
Seperti yang kita ketahui, cerita pendek adalah jenis cerita yang kurang dari 10.000
kata panjangnya. Jenis pertama dari cerpen adalah Cerpen Pendek. Dan seperti
namanya, cerita pendek yang satu ini cenderung lebih pendek daripada jenis cerita
pendek lainnya. Panjang kata dari Cerpen Pendek yaitu sekitar 500 hingga 700 kata.
 Cerpen Sedang
Jenis cerita pendek atau cerpen yang kedua yaitu cerita pendek sedang / Cerpen
Sedang. Cerita pendek Sedang biasanya memiliki panjang sekitar 700 hingga 1.000
kata panjangnya. Cerpen sedang juga bisa ditemui dengan mudah pada buku-buku
pelajaran sekolah karena dianggap efektif dan menarik perhatian.
 Cerpen Panjang
Jenis cerpen yang terakhir yaitu Cerpen Panjang. Cerpen yang satu ini biasanya dibuat
dengan panjang sekitar 1.000 kata atau lebih. Dan bahkan ada sebuah cerpen yang
dibuat mendekati 5.000 kata atau bahkan 10.000 kata. Jenis cerpen yang satu ini
memiliki ciri umum yang penuturannya yang santai.

2.1.5 Unsur-unsur Novel dan Cerpen


2.1.5.1 Unsur-unsur Novel
Novel memiliki dua unsur yaitu, unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut adalah
penjelasan dari unsur instrinsik dan ekstrinsik:
a.Unsur Instrinsik Novel
1) Tema

7
Tema adalah gagasan umum atau dasar cerita dari suatu novel. Tema sebagai unsur intrinsik novel
disebut juga dengan ide utama. Tema akan membuat pengarang mengembangkan cerita. Dalam
suatu novel umumnya akan terdapat tema pokok dan sub-tema.

2) Alur (Plot)
Alur merupakan hubungan antarperistiwa yang terjadi dalam novel yang sifatnya sebab-akibat
atau berurutan (kronologis). Dalam hal ini, suatu peristiwa akan disebabkan atau menyebabkan
terjadinya peristiwa yang lain.
Secara umum, alur dalam novel terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
 Alur Maju (Progresif)
Yaitu urutan kejadian dalam cerita novel yang bergerak secara urut dari awal hingga akhir
(jalan ceritanya rapi). Biasanya alur maju terdapat pada novel autobiografi dan biografi.
 Alur Mundur (Regresif)
Kejadian dalam cerita yang diceritakan secara terbalik atau dari yang sudah berlalu
(lampau). Makanya cerita tidak diawali dengan pengantar.
 Alur Campuran
Merupakan perpaduan antara alur maju dan mundur maupun secara acak. Contoh novel
dengan alur campuran adalah novel misteri atau novel fantasi.
3) Penokohan
Penokohan termasuk unsur intrinsik novel yang menjadi salah satu bagian penting dalam isi
novel. Penokohan adalah pengarang untuk menampilkan karakter atau sifat para tokoh dalam
cerita. Umumnya, watak tokoh terdiri menjadi tiga yakni protagonis (tokoh baik), antagonis
(buruk/suka menimbulkan konflik), dan tritagonis (tokoh penengah antara protagonis dan
antagonis.
Dalam menggambarkan karakter tokohnya, pengarang akan menampilkannya dengan cara yang
berbeda-beda. Adapun beberapa cara pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh novel
adalah sebagai berikut.
a) Melalui bentuk lahiriah, seperti keadaan fisik, tingkah laku, hingga berpakaian.
b) Dijelaskan melalui keadaan atau lingkungan sekitar.
c) Melalui reaksi dari tokoh atas suatu kejadian atau hal-hal tertentu.
d) Jalan pikiran tokoh
4) Latar (Setting)
Latar memiliki pengertian sebagai tempat, waktu, serta lingkungan sosial budaya, serta suasana
tempat yang diceritakan dalam isi novel. Adanya latar akan menciptakan suasana tertentu dalam
cerita.
5) Sudut Pandang (Point of View)

8
Sudut pandang adalah unsur novel yang menjabarkan cara pengarang dalam menempatkan atau
memperlakukan dirinya dalam sebuah novel yang ditulisnya.
Adapun yang termasuk sudut pandang pengarang dalam novel, antara lain:
a) Sudut Pandang Orang Pertama
Jika sebagai orang pertama pelaku utama, maka sudut pandangnya menggunakan sebutan
aku, saya, dan kami.
b) Sudut Pandang Orang Ketiga
Apabila sebagai orang ketiga maka ditandai dengan penggunaan kata dia, nama orang,
dan sapaan.
6) Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan gaya pemilihan bahasa yang digunakan pengarang dalam novel, untuk
menciptakan suasana atau nada untuk mengajak. Gaya bahasa bentuknya bisa berupa pemakaian
majas, pemilihan kata maupun kalimat. Di sini, gaya bahasa dalam novel diartikan sebagai ciri
khas pemilihan bahasa yang digunakan penulis, sehingga setiap penulis akan memiliki baya
bahasa yang berbeda.
7) Amanat
Unsur intrinsik karya fiksi berikutnya adalah amanat. Amanat adalah pesan atau nilai moral yang
ingin disampaikan pengarang kepada para pembacanya.
Dalam menyampaikan pesan, penulis biasanya mengungkapkan secara tersirat maupun tersurat.
a) Tersirat (Langsung): Pengarang menyampaikannya secara langsung, sehingga pembaca
bisa langsung mengetahui amanat yang terkandung dalam novel.
b) Tersurat (Tidak Langsung): Pengarang menyampaikan amanat dengan tidak langsung,
sehingga pembaca perlu membaca dan memahami isi cerita dari awal hingga akhir.
b. Unsur Ekstrinsik Novel
1) Latar Belakang Pengarang
Meliputi kondisi tentang kejiwaan atau psikologis pengarang saat menuliskan novel. Hal ini bisa
dipengaruhi oleh masalah pribadi yang sedang dihadapi, kekecewaan, maupun berdasarkan
keinginannya.
2) Latar Belakang Masyarakat
Hal yang termasuk dalam latar belakang masyarakat mencakup ideologi negara, kondisi politik,
kondisi sosial dan ekonomi si penulis.
3) Nilai-nilai yang Terkandung
Unsur ekstrinsik novel lainnya yaitu nilai yang terkandung. Mulai darai nilai budaya, nilai moral,
nilai sosial, hingga nilai agama.

2.1.5.2 Unsur-unsur Cerpen

9
Cerpen memiliki dua unsur yaitu, unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut adalah
penjelasan dari unsur instrinsik dan ekstrinsik:
a.Unsur Instrinsik Cerpen
1) Tema
Tema adalah ide atau gagasan yang melatarbelakangi sebuah cerita. Tema mewakili isi cerpen secara
umum. Tema ditulis secara eksplisit oleh pengarangnya, sehingga pembaca harus mengetahui
keseluruhan isi cerita dan rangkain peristiwa atau alur dalam cerpen.
2) Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang mengembankan peristiwa dalam sebuah cerita. Tokoh dapat terdiri
atas satu orang atau lebih. Tokoh-tokoh dalam cerita memiliki fungsi penting sehingga suatu cerita
dapat terjalin secara utuh.
3) Penokohan
Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan watak tokoh dalam cerita. Berdasarkan
jenisnya ada dua tipe penokohan yaitu, protagonis dan antagonis. Protagonis merupakan tokoh utama
dindalam cerita. Sementara antagonis merupakan tokoh yang menentang atau melawan tujuan utama
dari protagonis. Sehingga di dalam cerpen tokoh antagonis merupakan tokoh yang menyebabkan
adanya konflik.
4) Alur
Alur atau plot merupakan urutan kejadian atau peristiwa yang membentuk sebuah cerita. Secara
umum jalan cerita terbagi ke dalam tiga jenis, yakni alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
a) Alur maju: alur yang susunannya runtut mulai dari pengenalan, peristiwa, konflik, hingga
penyelesaian.
b) Alur mundur: alur yang mulai dari peristiwa terakhir. Alur mundur biasanya digunakan untuk
menceritakan kilas balik peristiwa masa lalu.
c) Alur campuran: alur gabungan dari alur maju dan alur mundur. Cerita biasanya disampaikan
secara berurutan sekaligus menyisipkan cerita di masa lalu dan masa sekarang.
5) Latar
Latar atau setting meliputi waktu, ruang/tempat, dan suasana dalam cerita. Latar berfungsi untuk
memperkuat situasi terhadap jalannya sebuah cerita. Latar terbagi ke dalam tiga unsur pokok, yaitu
latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
a) Latar tempat: berupa tempat atau lokasi tertentu, seperti: sekolah, desa, rumah, sungai, hutan,
gedung bertingkat, dan sebagainya.
b) Latar waktu: berupa waktu terjadinya peristiwa, misalnya jam, hari, musim, tahun, dan
sebagainya.
c) Latar sosial: berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat, misalnya, tradisi, kebiasaan, adat
istiadat, keyakinan, kepercayaan, status dan strata sosial, dan sebagainya.
6) Sudut pandang
Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam menyampaikan cerita. Sudut pandang pengarang terdiri
tiga, yakni sudut pandang orang pertama, kedua, dan ketiga.
7) Amanat

10
Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang. Biasanya amanat mengandung nasihat
atau pesan moral yang bertujuan untuk direnungkan kembali oleh pembaca. Amanat ini tidak
disampaikan secara langsung, melainkan tersirat dalam isi cerita.
8) Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah bentuk pengarang mengekspresikan pikiran atau idenya melalui bahasa
tulis, baik itu kalimat, dialog, atau kata-kata. Lewat gaya bahasa, membuat cerpen semakin
menarik sekaligus memberi pengaruh atau efek emosional kepada pembacanya.

b. Unsur Ekstrinsik Cerpen


1) Latar Belakang Penulis
Memahami latar belakang penulis akan membuat kita bisa merasakan pola cerita yang ditulisnya. Hal
ini tentu dilatarbelakangi oleh motivasi penulis dalam menulis sebuah kisah. Latar belakang keluarga,
pendidikan, dan budaya adalah salah satu hal yang membentuk seorang penulis dan menciptakan gaya
tertentu dalam kisah yang diceritakannya. Selain itu, kondisi psikologis serta aliran sastra seorang
penulis juga akan menentukan tulisan yang dia hasilkan.
2) Latar Belakang Masyarakat
Dalam sebuah cerpen, latar belakang masyarakat juga dapat menentukan sebuah cerita
pendek.Kondisi sosial budaya bisa mempengaruhi sebuah karya sastra. Kondisi masyarakat tersebut
juga akan mempengaruhi seorang penulis sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi
tulisannya.
3) Nilai yang Terkandung
Nilai-nilai yang terkandung juga termasuk ke dalam unsur ekstrinsik yang membangun sebuah cerpen.
Contoh dari nilai-nilai tersebut seperti nilai sosial, nilai moral, nilai budaya, dan nilai agama.

2.2 Deskripsi cara penulisan Novel dan Cerpen


2.2.1 Langkah-langkah Penulisan Novel
Berikut Langkah-langkah menulis novel secara benar:

1. Pilih Genre Novel yang Akan Ditulis

Berdasarkan kebenaran atau fakta dalam ceritanya, novel dibedakan menjadi dua genre, yaitu fiksi
dan nonfiksi. Sedangkan jika dilihat dari jenisnya, masih banyak lagi genre yang bisa dikembangkan
menjadi sebuah novel.

Beberapa jenis cerita yang sering kita temukan antara lain:

 Romance

Bercerita tentang kisah romance dua sejoli. Umumnya menggunakan diksi yang indah,
cenderung puitis dan dramatis. Gaya penulisan ini dimaksudkan agar pembaca lebih mudah
terbawa oleh liku-liku kehidupan cinta yang dibangun dalam cerita.

11
 Fantasi

Biasanya cerita bergenre ini akan sangat jauh dari kenyataan. Isinya penuh imajinasi yang
terkadang di luar nalar. Tema yang sering diangkat antara lain mitos, kesaktian, dan tokoh
fiksi yang hampir mustahil ditemukan di dunia nyata.

 Science Fiction (Sci-Fi)

Ini adalah salah satu genre novel yang bisa dikatakan super PR. Selain membutuhkan
kemampuan menulis yang baik dan kepekaan terhadap fenomena dunia, kamu juga
membutuhkan pengetahuan lebih mengenai sains dan teknologi. Mirip dengan genre fantasi,
tetapi versinya lebih masuk akal.

 Horror

Bagi pecinta adrenalin, horor menjadi pilihan hiburan yang tepat. Novel bergenre ini biasanya
mengaitkan jalan cerita dengan mitos supranatural yang diyakini masyarakat. Di Indonesia
sendiri, cerita biasanya berkisar pada makhluk gaib dan ritual dunia hitam.

 Comedi

Rangkaian cerita bernuansa humor yang mengundang gelak tawa ini bisa menjadi hiburan
yang menyegarkan otak. Membuatnya mudah dan sulit. Fenomena sosial perlu kamu pahami
agar lelucon yang kamu tulis sesuai dengan selera pasar.

2. Buat Garis Besar Cerita

Agar proses penulisan secara detail lebih mudah, ada baiknya kamu membuat gambaran yang jelas
mengenai sebagian besar jalan cerita. Dengan pemetaan seperti ini, setidaknya kamu sudah
mempunyai pegangan terhadap plot yang akan membantumu untuk tetap fokus sehingga cerita bisa
tereksplorasi lebih dalam.

3. Membangun Karakter yang Menarik

Hal ini diperlukan agar pembaca bisa merasa dekat dengan karakter yang kamu buat sehingga cerita
terasa lebih hidup. Semakin kuat dan unik karakternya, semakin mudah bagi mereka untuk masuk ke
dalam cerita kamu.

4. Pilih sudut pandang yang sesuai

Secara spesifik, ada sekitar 10 jenis sudut pandang (PoV) yang bisa diterapkan dalam penulisan cerita.
Namun yang paling sering digunakan adalah:

 POV tunggal orang pertama

Pengarang sebagai “aku” tokoh utama atau pengarang sebagai “aku” bukanlah tokoh utama.

 POV orang ketiga serba tahu

12
Pengarang menjadi sosok yang mempunyai pengetahuan terhadap segala sesuatu yang terjadi
dalam cerita. Dengan PoV ini, penulis dapat membuat plot dan fragmen yang melompat-
lompat sesuai keinginan.

 POV campuran

Sudut pandang seperti ini memberi kamu kebebasan untuk menggunakan kata “Aku, Dia,
Mereka, Kami, Kamu” secara bergantian. Biasanya digunakan dalam penulisan novel yang
mempunyai beberapa bab dengan pokok cerita yang berbeda-beda.

5. Mengembangkan Konflik dan Penyeyalesaiann

Berbeda dengan cerita pendek yang biasanya hanya berisi satu pokok permasalahan, dalam novel
kamu bisa menciptakan beberapa konflik yang masih saling berhubungan untuk memperkaya cerita.
Jangan lupa tentukan plot dan resolusinya ya!

6. Menulis dengan jelas, tepat dan tidak bertele-tele

Perlu diingat, tulisan panjang dalam novel berbeda dengan tulisan pendek yang dibuat terkesan
panjang. Apa bedanya? Alur cerita dan rumusan masalah. Sebuah cerita yang sebenarnya sederhana
namun dibuat secara tidak langsung justru bisa membuat pembacanya bingung atau mudah bosan.
Inilah salah satu alasan mengapa kamu perlu membuat skema cerita secara keseluruhan sebelum
merincinya.

7. Tentukan Deadline

Menulis novel membutuhkan waktu, dedikasi, dan kerja keras. Wajar jika sesekali kamu menemui
kendala sehingga merasa perlu istirahat dan berhenti menulis sejenak. Namun, jika perasaan seperti
itu terus diikuti, tulisan kamu tidak akan selesai. Oleh karena itu, kamu perlu membuat jadwal dan
target agar tetap pada jalurnya agar draf novel tidak berhenti di tengah jalan.

8. Menulis secara konsisten

Apapun pemikiran kamu, usahakan jangan mudah menyerah. Teruslah menulis setiap hari, meski
hanya satu kalimat. Dari situ, bukan tidak mungkin kamu akan mendapatkan inspirasi rangkaian
ribuan kata selanjutnya.

9. Draf Revisi

Baca ulang dan revisi pekerjaan kamu sendiri. Hal ini penting untuk menjaga kualitas tulisan agar
layak dibaca banyak orang.

2.2.2 Lngkah-langkah Penulisan Cerpen

1. Menentukan tema atau ide cerita

13
Memilih topik yang menarik atau ide-ide pengalaman yang ingin dibagikan kepada pembaca.
Serta memiliki pesan moral atau nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui cerpen. Contoh:
Cerpen “Dunia Ibu” yang bertema “Tentang sosok seorang ibu yang penuh jasa bagi anaknya”

2. Membuat karakter
Menciptakan karakter-karakter yang akan membangun keseluruhan jalannya cerita. Memberi
nama, watak atau karakterisasi, serta latar belakang tokoh yang membuat mereka menarik dan
mudah diingat.
Contoh: Cerpen “Dunia Ibu” memiliki karakter Tokoh protagonis (ibu, bang reza, dan
jehan).Mereka mewakili kebaikan karena tidak pernah berbuat jahat. Kedua adalah tokoh
antagonis (Thorik sipenipu yang mengambil semua uang ibu). Kemudian, tokoh campuran (Bibi
Yati, Ceu Medi, Uwak Tata).

3. Kerangka atau plot cerita


Mengatur alur cerita dengan menggambarkan kejadian-kejadian penting yang terjadi. Menuliskan
titik poin ketika konflik muncul, permasalahan terjadi, serta resolusi kunci dari permasalahan
tersebut.
Contoh: Alur cerpen “Dunia Ibu”. Tahap pengenalan (exposition atau orientasi), yaitu pada saat
diperkenalkan dengan tokoh utama yang bernama Jehan yang mempunyai latar belakang miskin.
Tahap kemunculan konflik (rising action), yaitu perubahan perilaku ibu yang drastic dan
membingungkan Jehan. Tahap konflik memuncak (turning point atau klimaks), terungkapnya
penyebab perubahan perilaku ibu misalnya, penyakit, masalah pribadi, atau faktor eksternal
lainnya. Tahap konflik menurun (antiklimaks), Jehan mualai menerima kenyataan atau
menemukan cara baru untuk berhubungan dengan ibunya. Tahap penyelesaian (resolution) yaitu
perubahan dalam hubungan antara jehan dan ibunya.

4. Mendeskripsikan suasana dalam cerpen


Menggambarkan latar tempat dan suasana yang ada dalam cerita dengan menggunakan kata-kata
dan kalimat yang deskriptif. Serta dapat menghubungan latar dan suasana dengan karakteristik
atau kondisi tokoh.
Contoh: Latar tempat, suasana dan waktu dalam cerpen “Dunia Ibu” adalah bertempat di rumah
sakit, siang hari, serta suasana yang menegangkan dan mengejutkan.

e. Menentukan sudut pandang


Sudut pandang adalah cara penulis memposisikan diri dalam penulisan kisahnya. Dalam
proses melahirkan suatu karya fiksi cerpen, sudut pandang digunakan dalam menampilkan
penokohan dengan gaya yang diinginkan penulis. Sudut pandang memiliki 3 jenis, yaitu sudut
pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua dan sudut pandang orang ketiga.
Contoh: Cerpen “Dunia Ibu” yang memiliki sudut pandang orang pertama, yaitu Jehan.

5. Menulis cerpen dengan ciri khas sendiri


Seperti disinggung sebelumnya, cerpen dapat menggambarkan ciri khas seorang penulisnya.
Karena itu, menulis cerpen bagi pemula adalah menulis dengan gaya bahasa sendiri.

6. Swasunting dan Revisi


Setelah selesai menulis cerpen, baca kembali hasil karya tulis kamu dan perbaiki
kesalahan yang ada. Periksa tata bahasa, ejaan, dan struktur kalimat untuk memastikan cerpen
mudah dibaca dan dimengerti.
Dari uraian diatas, menulis cerpen dapat dilakukan dengan menentukan temanya dahulu,
membuat karakter tokoh, mencari data serta membuat garis besar alur atau plot cerita, menetapkan

14
sudut pandang yang akan dipakai dalam cerita, menentukan judul, ide yang dituangkan merupakan ide
kita sendiri, sehingga memiliki materi yang kuat untuk mendukung jalannya cerita, kemudian terdapat
opini, perwatakan, membuat ending yang baik dan menarik sehingga pembaca tidak cepat lupa
terhadap apa yang telah dituliskan oleh pengarang.

2.3 Deskripsi contoh penulisan Novel dan Cerpen

2.3.1 Contoh penulisan novel

MAWAR MERAH MATAHARI


Karya: Luna Torashyngu
Mawar Merah Matahari adalah novel ketiga dari trilogi Mawar Merah karya Luna
Torashyngu. Novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang gadis yang merupakan
pembunuh bayaran bernama Rachel (atau yang kadang juga disebut Elsa) untuk mencari
sahabatnya, Riva, agar dapat mencegah perang terbuka antara dua kelompok kriminal besar
di Jepang. Riva sangat sulit untuk ditemukan, karena ia selalu berpindah-pindah demi
menghindari kejaran para pembunuh lain yang terus memburunya. Bahkan Rachel pun
sampai harus menunda untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, yaitu untuk bertemu
mamanya yang baru tersadar dari tidur yang sangat panjang.
Pada bab pertama novel ini, sang penulis, Luna Torashyngu, menceritakan awal cerita sang
tokoh utama serta cerita mosaik yang akan menjadi petunjuk teka-teki pada bab-bab
selanjutnya, dan pada bab inilah, Luna Torashyngu menunjukkan akan banyak kejutan di
novel ini. Selain itu, Luna juga memperkenalkan tokoh baru yang akan menjadi salah satu
tokoh utama, yaitu Matahari. Azuka yang tidak lain adalah Matahari, dikisahkan sebagai
seorang siswa SMU yang sedang diteror dan pada puncaknya ia mendapat banyak luka yang
akan menjadi identitasnya pada novel ini. Shunji yang merupakan pengasuh dan guru Rachel
sejak kecil diteror oleh muridnya sendiri, yaitu Kenji yang masih memiliki hubungan darah
dengan Shunji. Sedangkan sang Mawar Merah alias Rachel diceritakan sedang diuji oleh
seorang kakek yang mengajarkan ilmu bela diri dari tanah kelahiran ibunya, yaitu Pencak
silat yang berasal dari Indonesia.

15
2.3.2 Contoh Penulisan Cerpen

DUNIA IBU
Karya: Happy Salma

TIDAK mungkin informasi itu salah. Bibi Yati memberi jawaban yang sama, baik
kepada yang bertanya, maupun yang memaksa meminta jawaban. Bahkan, kata Bibi
Yati, sekarang Ibu meminjam uang pada Ceu Medi, dan minggu lalu Ibu didatangi anak
Uwak Yahya, juga untuk urusan hutang. Jehan tidak hanya curiga, tetapi juga tidak
habis pikir. Untuk apa Ibu meminjam-minjam uang ke banyak orang seperti itu? Kalau
memang Ibu sangat membutuhkan uang, apa salahnya Ibu bicara padanya, atau pada
Bang Reza kakaknya? Mereka memang tidak hidup berlebihan, tetapi setidaknya, ia dan
kakaknya masih bisa diandalkan untuk menghadapi kesulitan Ibu.

Entah apa alasan Ibu melakukan hal yang bisa membuat orang menganggap Ibu tidak
diperhatikan oleh anak-anaknya itu . Dalam soal keuangan, meski tidak besar, setiap
bulan Jehan dan kakaknya tidak pernah lupa mengirimi Ibu uang, setidaknya cukup
untuk kebutuhan Ibu sehari-hari. Betul, Jehan tidak memungkiri. Setelah menikah
setahun lalu, ia sibuk dengan hidup barunya. Pindah dan tinggal bersama suaminya di
pusat kota. Sementara rumah Ibu letaknya di pinggiran kota dan jaraknya lumayan jauh.
Pernikahan ternyata memang bukan soal yang mudah. Ia harus beradaptasi
menyesuaikan perhatiannya antara suami dan Ibu. Akan tetapi, Jehan merasa
perhatiannya pada Ibu tak pernah berkurang. Walaupun suaminya sering meminta Jehan
menemaninya di rumah pada hari-hari libur, tetapi setidaknya sebulan sekali ia dan
suaminya mengunjungi Ibu. Juga tidak ada dalam sepekan Jehan tidak menelpon.
Karena itu Jehan akan menolak jika dianggap ia tidak lagi memedulikan Ibu.

Juga seingat Jehan, Ibu tak pernah protes atau mengeluhkan sesuatu tentang
keadaannya. Tidak ada yang mengkhawatirkan, begitu pula kesehatan Ibu. Jehan tahu
betul, Ibu perempuan yang tak pernah ingin merepotkan siapa pun. Dalam
kesendiriannya di rumah, Ibu biasa asyik dengan berbagai kesibukan. Pengajian, arisan,
atau acara-acara reuni selalu semangat Ibu ikuti. Sering Ibu menolak diajak menginap
di rumah Jehan atau Bang Reza dengan alasan ini dan itu, atau tidak mau berlama-lama
meninggalkan rumah . Ibu juga dekat dengan saudara-saudaranya yang tinggal tak
berjauhan. Selain itu, melalui handphone, Ibu selalu asyik bersama kawan-kawannya,
bertukar kabar, berbagi foto, dan video. Membicarakan apa saja yang jadi kesukaan
kaum Ibu.

16
Jadi, begitulah, tidak ada yang janggal, semua baik-baik saja. Atau, jangan-jangan ada
yang terlewatkan? Jehan jadi menduga-duga. Barangkali setelah Ayah berpulang tujuh
tahun lalu, menyusul kemudian ia menikah, sebenarnya Ibu merasa kesepian. Jehan bisa
memaklumi bila memang Ibu tidak sepenuhnya merasa bahagia.

Akan tetapi, apakah itu lantas cukup jadi alasan sehingga Ibu bertingkah aneh? Apalagi
setelah mendengar semua cerita Bibi Yati, Jehan seakan tidak percaya bahwa itu adalah
Ibu yang sangat dikenalnya. Meminjam uang bukanlah kebiasaan Ibu , apalagi ke
banyak orang. Ibu yang dikenalnya adalah perempuan yang pintar mengatur keuangan,
tidak suka berspekulasi sembrono. Jehan tidak sendirian memikirkan keanehan itu,
tetapi juga Bang Reza. Ada banyak pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi
pada Ibu. Dan di tengah kebingungan mereka berdua, menyusul kabar dari Bibi Yati:
Ibu masuk rumah sakit.

INI hari kedua Ibu di rumah sakit. Sejak kemarin ia ditunggui oleh Bibi Yati dan anak-
anaknya. Hari ini mereka tidak bisa menunggui Ibu karena suatu keperluan. Dalam
perjalanan ke rumah sakit, diantar supir mertuanya, Jehan merasa bersalah. Seharusnya
ia sudah menjenguk atau menemani Ibu sejak masuk ke rumah sakit kemarin,
seandainya saja ia tidak harus mengurusi sebuah acara di kantor suaminya.
Begitu pula Bang Reza yang selama dua hari kemarin berada di luar kota untuk acara
keluarga besar istrinya. Tapi sekarang, Bang Reza sudah pulang , bahkan sudah lebih
dulu berada di rumah sakit. Jehan sedikit lega, ada yang menunggui Ibu setelah Bibi
Yati dan sepupunya pulang.

Jehan menerawang. Jika saja belum menikah, tentu bisa ia mendampingi Ibu kapan saja,
bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Ibu. Dari kabar Bibi Yati, Jehan hanya tahu
asam lambung Ibu naik, dan itulah yang membuatnya harus dirawat. Tiba-tiba ponsel
Jehan bergetar. Dari Bang Reza. Jehan cepat mengangkat, kaget dan cemas.

“Ya, Bang Reza?”

“Kamu di mana?” Suara kakaknya terdengar parau.

“Sebentar lagi tiba, 30 menit lagi Bang, sudah dekat. Ibu gimana?” Beberapa detik tak
ada jawaban, sehingga Jehan harus mengulang, “Bang, Ibu gimana?”

“Ternyata betul, Ibu pinjam uang ke banyak orang.”

17
“Iya, buat apa, sih?”

“Kelihatannya Ibu juga sakit karena hal itu.”

“Tunggu! Buat apa yang uangnya, Bang?”

“Buat Thoriq.”

“Hah!? Thoriq siapa?”

“Cepat saja ke sini. Abang sudah enggak kuat, rasanya lemas mau pingsan!”

“Berapa total Ibu pinjam uang?”

“300-an juta! Itu yang ketahuan….”

MENDADAK Jehan merasa perjalanan begitu lambat. 30 menit seakan bertahun-tahun.


Jehan rasanya ingin terbang ke masa depan, agar secepatnya semua jadi jelas. Aneh
sekali menghadapi situasi di mana ada bagian dalam diri Ibu yang tak dikenalinya
lagi. Bagian yang menyembunyikan sesuatu ; mengapa ia harus meminjam uang
sebanyak itu, dan siapakah Thoriq itu?

Turun di parkiran, Jehan setengah bergegas masuk ke kompleks rumah sakit. Agar lebih
cepat, ia sengaja masuk melalui halaman belakang, melalui deretan pepohonan yang
teduh. Bang Reza lunglai menyambut Jehan. Mereka duduk di bangku panjang di bawah
pohon ketapang yang rindang. Adik kakak itu hanya terpaut jarak dua tahun, macam
kembar, atau seperti seumuran. Jehan kaget melihat kedua mata kakaknya sembab.
Bang Reza menangis? Walaupun Bang Reza berhati lembut, seingat Jehan, kakaknya itu
jarang menangis. Bahkan waktu Ayah berpulang, Bang Reza terlihat tegar dan kuat.
Jehan makin bingung saat Bang Reza memeluknya dengan erat. Suaranya parau.

“Ini gila,” katanya, sorot matanya mengambang, seolah tak tertuju pada satu titik.

“Kenapa, Bang? Bagaimana keadaan Ibu?”

Kakaknya melepaskan pelukan. Lama terdiam, dan itu membuat perasaan Jehan
semakin tak menentu.

“Di kamar. Sekarang dia tidur, dikasih obat penenang.”

18
“Lho, kok penenang?”

“Dia histeris.”

“Kenapa? Kok asam lambung bisa jadi histeris?” Jehan semakin penasaran dan tidak
mengerti. Bang Reza masih saja diam. Lengang suasana rumah sakit siang hari.

“Jadi… Ibu punya pacar,” Bang Reza membuka mulut.

“Hah?!” Jehan mendadak mual. Apa lagi ini?

“Pacar khayalan,” sambung Bang Reza. Pikiran Jehan semrawut.

“Pacar macam apa maksudnya, sih?”

“Kamu jangan komentar dulu…” potong Kakaknya. Jehan menarik nafas, menenangkan
diri.

“Jadi, dalam 5 bulan ini, Ibu punya sosmed…”

“Siapa yang buatin?”

“Gak tahu. Yang pasti Ibu punya, mungkin ada teman reuni SMA-nya buatin. Nah, di
situ, Ibu punya banyak teman baru. Salah satunya adalah Thoriq. Dia tinggal di luar
negeri katanya.”

“Tapi pernah ketemu?”

“Tidak pernah. Namanya pun pasti bohong, juga alamat dia sebetulnya. Tidak ada yang
tahu!”

“Terus?”

“Yah terus mereka berkawan, si penipu itu mengaku bahwa dia masih keturunan
Indonesia, mereka ngobrol lancar pakai bahasa indonesia, aktif mereka berhubungan,
komunikasi, terus…” Bang Reza diam sebentar seperti perlu mengambil oksigen untuk
paru-parunya agar kembali penuh, membuangnya pelan-pelan. “Yah, begitulah, laki-
laki itu merayu, dan kemudian menjadi dekat, sangat dekat dan membuat Ibu
ketergantungan . Ibu tak bisa lagi membedakan yang nyata dan yang bukan. Orang itu
berjanji akan menemui Ibu, akan tetapi semua terhambat karena dia terlilit hutang di

19
pekerjaannya, dan dia membuat cerita seolah hanya Ibulah yang bisa membantu dia
keluar dari pekerjaannya untuk bertemu Ibu secepatnya.”

“Ibu percaya?”

“Yah, begitulah.”

Jehan dan kakaknya terdiam dengan pikiran masing-masing.

“Dan ibu kasih pinjam?” Tanya Jehan.

“Betul.” Jawab Bang Reza, “Ibu meminjam-minjam uang dari orang, bahkan menjual
juga perhiasannya.” Di Bagian ini suara kakaknya gemetar, “Perhiasan yang sebagian
adalah kenang-kenangan dari ayah, semua sudah dijual!”

Jehan seperti limbung dan berusaha mencerna semua yang didengarnya ini dengan
penuh kesadaran. Dia mencari pegangan, begitu pula kakaknya. Mereka berdua
berpegangan saling menguatkan. Semua seperti tidak masuk akal. Jehan telah sering
mendengar berita-berita semacam itu. Kini terjadi pada Ibu. Ibu yang soleh, yang
manis, tapi bisa begitu naif. Bahkan sampai menjual perhiasan dari Ayah yang begitu
mereka sayangi. Terlintas banyak pertanyaan, apakah Ibu selama ini tidak mencintai
Ayah? Pikiran mereka berkecamuk. Mereka merasa dikhianati .

“Abang ambil HP-nya saat ibu tibur,” Bang Reza berkata lagi. “Abang tahu semua
obrolan mereka.” Suara kakaknya masih gemetar, lalu bertanya, “Apa salah kita, yah,
Je?”

“Tidak tahu, Bang, ini memalukan.”

JEHAN dan Bang Reza memutuskan untuk mendatangi kamar Ibu. Mungkin Ibu sudah
bangun, dan kalau suasananya tepat, mereka berharap bisa mendapatkan penjelasan. Ya,
agar rasa marah, sedih, kecewa serta kebingungan mereka tidak berlanjut jauh.
Mungkin saja setelah membicarakannya dengan Ibu, ada sesuatu yang lebih pasti dari
sekadar membaca semua pesan dari gawai. Karena semua masih juga menjadi
pertanyaan.Karena sebuah gawai, sepasang kakak beradik bisa melihat sebuah
kenyataan baru tentang perempuan yang selama ini mereka kenal dan mereka cintai.
Bahwa ibu mereka bisa menjelma menjadi seorang perempuan yang linglung. Seorang
ibu yang mau saja meminjam-minjam uang, bahkan menjual perhiasan dari bekas

20
suaminya yang telah pergi, untuk memberikannya kepada seorang lelaki yang tidak
pernah ia temui.

Sesepi itukah hati dan jiwa Ibu?

Berkelebatan pertanyaan itu tanpa sedikit pun jawaban. Hingga akhirnya mereka
bersama berada di kamar rumah sakit untuk meminta jawaban. Tetapi sejujurnya, Jehan
dan Bang Reza tak tega hati setelah melihat langsung Ibu mereka yang duduk layu
dengan senyum tipis nan bingung. Dia adalah korban. Mereka sadar itu, karenanya
mereka tak membenci , setidaknya untuk saat ini.

“HP Ibu di mana, Bang?” Kata-kata yang ternyata pertama terdengar. Sungguh
menyakitkan. Bukan membahas apa kabar anak-anaknya! Protes Jehan dalam hati.

“Ibu sudah baikan?”

“Masih pusing. HP Ibu di mana, Je?”

“Ibu kenapa pinjam uang?” Jehan tak bisa menguasai diri, dia kesal dengan pertanyaan
Ibu saat pertama kali berjumpa. Jehan ingin protes! Mana ibunya yang bijaksana dan
lugu itu? Dan mana ibu yang manis dan penuh cinta itu?

“Kembalikan dulu HP Ibu, agar ibu urus, dan uangnya bisa dikembalikan secepatnya.”
Gemetar suara Ibu.

“Dikembalikan oleh siapa, Bu?” Bang Reza memotong. “Thoriq tidak ada, Bu. Dia
penipu!”

Mendengar kalimat itu, Ibu meradang.

“Bang, kamu tega! Kamu membaca semua isi HP Ibu?”

“Ibu! Thoriq tidak ada!”

“Ada!!! Dia akan datang ke sini. Jangan khawatir, uang yang dipinjam akan
dikembalikan!”

“Kata-kata dia semua bohong, Ibu!”

“Abang sudah cek semua. Ini sindikat dan banyak orang sudah tertipu, Bu!”

21
“Dia ada!” Ibu tambah meradang, tak mampu menguasai diri. “Kembalikan HP ibu!”
Ibu meraung.

“Tidak ada, Bu!”

“Thoriq itu kepalsuan, yang dia katakan bohong semua, bohong! Sudah dilacak, penipu
itu ada di Turki.”

Mendengar itu Ibu menangis tersedu-sedu.

“Tidak mungkin! Dia baik sekali, setiap hari dia temani Ibu, dia perhatian sama Ibu.
Sampai Ibu mau tidur pun, dia selalu temani ibu lewat HP. Dia akan datang, dia pasti
datang! Uang-uang pinjaman akan dikembalikan!” Ibu tersedu, seakan berbicara pada
dirinya. Kalimat-kalimat sepi itu membuat hati Jehan dan Bang Reza terasa sakit.
Apakah Ibu kurang cinta dan perhatian dari anak-anaknya? Mengapa Ibu tak pernah
berterus terang? Selalu saja bilang semua baik-baik saja, tak mau merepotkan. Begitu
selalu Ibu bilang.

Tapi kini, ada rasa pedih pada hati Bang Reza. Dia menyadari sering dengan halus
melarang Ibu berlama-lama di rumahnya, karena semata-mata menuruti keinginan
istrinya. Ya, dia tidak ingin Ibu bertikai dengan menantunya, apalagi lebih dari sekali
Ibu dan istrinya berselisih paham soal bagaimana memperlakukan anak mereka satu-
satunya, sekaligus cucu Ibu satu-satunya.
Senyap. Jehan dan Bang Reza tidak tahu apa yang harus diucapkan. Selain diam dengan
mata perlahan basah. Ibu mulai meradang. Berteriak meminta gawainya. Ia ingin
membuka media sosialnya dan menghubungi orang yang bernama Thoriq. Orang yang
tidak pernah ada. Iblis dan penipu yang telah memperdayanya dengan perhatian dan
cinta .

Jehan dan Bang Reza sedih sekaligus marah. Hati mereka tidak karuan. Merasa bersalah
kepada ibunya. Merasa marah kepada iblis yang bernama Thoriq. Suara ibu yang keras
terdengar seperti sayup-sayup di telinga mereka.

“Kembalikan, Bang, kembalikan, Jehan! Kembalikan HP Ibu…”

“Ibu gak boleh dulu pakai HP dan tidak ada lagi boleh main sosmed, Bu, tidak baik
juga buat kesehatan Ibu,” Jehan berkata.

22
“Nanti Jehan akan temani Ibu, sementara Jehan akan tinggal dengan Ibu,” Bang Reza
membujuk. “Atau, Ibu mau di rumah saya, Bu? Miranti akan jaga Ibu. Kalau Ibu mau
Abel juga pasti senang kalau neneknya datang.”

Tetapi Ibu tetap dengan pikirannya.

“Maaf, Bu, sudah tidak ada lagi sosmed Ibu. Itu ilusi, yang nyata dan yang bukan, bikin
Ibu bingung.”

Mendengar kalimat itu, semakin marahlah Ibu, lalu ia mengguncang-guncang tubuh


anaknya dengan frustasi, kemudian memukul-mukul dada anak lelakinya dengan
tangisan.

“Tega sekali Abang, kenapa hapus sosmed ibu! Dia akan datang, dia sudah janji,
sungguh! Uangnya akan kembali, Ibu pinjam itu uang, dia tidak mungkin jahat sama
Ibu, dia akan kembalikan!” sedu sedan itu kemudian berubah menjadi tangisan sepi
yang ganjil. “Dia akan datang…” esoknya

Ada perasaan aneh mendengar tangisan Ibu. Ingatan kakak beradik itu belum mengenali
perasaan tersebut, seperti mimpi buruk ; dunia Ibu yang tak terbayangkan sebelumnya.
Perawat masuk kamar, tergopoh-gopoh. Memastikan semua baik-baik saja. Dia khawatir
karena mendengar teriakan Ibu. Setelah selesai dengan tugasnya, perawat itu pergi.

Hening, dan kembali hanya mereka bertiga dalam pikiran masing-masing. Dalam dunia
Ibu yang masih belum mampu terjamah oleh kedua anaknya. Samar suara Ibu berbisik.

“Kembalikan HP Ibu… .”

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa cerpen


merupakan jenis karya sastra modern yang dihasilkan dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat modern.
Cerpen (cerita pendek) ialah karangan pendek yang berbentuk naratif. Cerpen mengisahkan
sepenggal kehidupan manusia, yang penuh pertikaian, mengharukan atau menyenangkan, dan
mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Selain itu cerpen memiliki unsur intrinsik
dan juga unsur ekstrinsik
Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya,
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Novel merupakan karya prosa fiksi yang ditulis secara naratif (dalam bentuk cerita) yang
memiliki unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik yang dapat mendukung sebuah novel. Unsur
instrinsik itu meliputi tema, tokoh, alur, setting, sudut pandang, dan amanat. Sedangkan unsur
ekstrinsiknya meliputi biografi pengarang, sosial budaya pengarang, politik dan ekonomi.
Membaca sebuah novel pada hakikatnya merupakan kegiatan apresiasi sastra secam
langsung. Maksudnya adalah kegiatan memahami novel dengan sungguh-sungguh sehingga
tumbuh pengertian, penghargaan, serta kepekaan kritis yang baik terhadap novel yang dibaca.
Dengan begitu, pembaca tidak hanya mengetahui jalan ceritanya saja tetapi juga unsur-unsur
yang mendukungnya.

3.2 Saran
Saran-saran yang ingin disampaikan penulis dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

24
Dalam mencari unsur-unsur cerpen kita harus membaca cerpen dengan sekasama dari awalhingga
akhir cerita.Dalam penulisan cerpen kita harus menentukan langkah-langkah seperti menentukan
tematerlebih dahulu, menentukan tujuan, dan menyusun kerangka cerpen.Hendaknya dilakukan
pembinaan untuk siswa –siswa yang berpotensi dan berminat dalam pembuatan karya tulis,
khususnya novel.

DAFTAR PUSTAKA
Welinto, Ari, 2023. “Pengertian Novel, Unsur, Dan Ciri-ciri”. Diakses pada 29 Juli
2024, dari:https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/14/170000369/novel-
pengertian-unsur-dan-ciri-cirinya

Friska, Rahma, 2021. "Pengertian Cerpen: Struktur, Fungsi, Ciri, Unsur dan Contoh".
Diakses
pada 29 Juli 2024, dari: https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-cerpen-
struktur-fungsi-ciri-unsur-dan-contoh-cerpen/
Izzah, Nurul, 2024. “Pengertian Novel Menurut Para Ahli”. Diakses pada 29 Juli 2024, dari:
https://www.kompasiana.com/nurulizzah1820/6081bc8fd541df4a6003e432/perkembangan-
novel-dalam-pembelajaran-bahasa-indonesia-di-era-digital-saat-ini#:~:text=Pengertian
%20novel%20menurut%20Dr%20Nurhadi,dan%20budaya%20serta%20nilai%20pendidikan.
Nugrihi,Tri, Faozan, 2022. “Jenis-jenis Novel”. Diakses pada 29 Juli 2024, dari:
https://www.bola.com/ragam/read/4883131/jenis-jenis-novel-lengkap-beserta-penjelasan-
dan-contohnya?page=4
Putra, Sunandar, Rayhan, Dwi, 2024. “Cara Menulis Novel”. Diakses pada 29 Juli 2024, dari:
https://ridwaninstitute.co.id/cara-menulis-novel/

Nusantara, Pintar, Kuncie, 2023. “Cara Menulis Cerpen”. Diakses pada 29 Juli 2024, dari:
https://www.kuncie.com/posts/cara-menulis-cerpen/

25
26

Anda mungkin juga menyukai