Kajian Kebahasaan Kelompok 3 - Teks Fiksi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKS FIKSI

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

1. Yeni Lestari A1G021085


2. Teddy Syach A1G021086
3. Dwi Lestari A1G021087
4. Devi Fitriani A1G021088
5. Della Fitria Agfabesta A1G021089
6. Dwi Junisyah Nur Afni A1G021090
7. Yudith Delta Cerria Ariesti A1G021091
8. Aisyah Mania Srikandi A1G021092
9. Alia Rahmadani A1G021135
10. Ayulisa Abbida Faizah A1G021136

DOSEN PENGAMPU:
Dra. Resnani, M.Si
NIP. 195808111983032001

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teks Fiksi” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dra.
Resnani, M.Si. pada mata kuliah Kajian Bahasa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang teks fiksi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Resnani, M.Si. selaku dosen mata
kuliah Kajian Bahasa yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bengkulu, 24 November
2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
2.1 Pengertian Tema, Perwatakan, Alur, Latar, dan Amanat dalam Teks Fiksi..........................3
2.2 Identifikasi Tema, Perwatakan, Alur, Latar, dan Amanat Sebuah Teks Fiksi.......................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................11

i
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang dengan
menggunakan media bahasa untuk menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Melalui
karya sastra, pengarang dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan segala permasalahan hidup
dan kehidupan manusia. Dalam menciptakan suatu karya sastra, pengarang mengungkapkan
fenomena-fenomena kejiwaan melalui perilaku para tokoh. Perilaku tersebut akan
mengarahkan pada suatu karakter tokoh yang dibentuk oleh pengarang dalam
menyampaikan ide cerita. Kemampuan pengarang dalam mendeskripsikan karakter tokoh
cerita yang diciptakan sesuai dengan tuntutan cerita dapat digunakan sebagai indikator
kekuatan sebuah cerita fiksi salah satunya adalah novel.
Karya sastra bersifat dulce et utile yaitu sebagai sesuatu yang dapat menghibur dan juga
bermanfaat bagi kehidupan para penikmatnya. Oleh karena itu, sastra disampaikan dengan
bahasa yang unik, indah, dan artistik serta mengandung nilai-nilai kehidupan dan ajaran
moral sehingga mampu menggugah pengalaman, kesadaran moral, spiritual, dan emosional
pembaca. Apabila karya sastra dapat menunjukkan sifat-sifat menyenangkan dan berguna,
maka karya sastra itu dianggap sebagai karya sastra yang bernilai. Seperti yang telah
dijelaskan bahwa sastra berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan manusia sehingga
persoalan yang berkaitan dengan karya sastra sampai saat ini masih banyak dibicarakan.
Persoalan- persoalan tersebut antara lain mengenai apresiasi, kritik, dan terutama persoalan
mengenai penelitian sastra. Perkembangan penelitian sastra khususnya novel dewasa ini
terlihat semakin pesat. Permasalahan karakter tokoh sudah lama menjadi objek di dalam
penelitian sastra. Tokoh dalam karya sastra biasanya memiliki karakter yang unik untuk
diteliti. Selain itu, sifat karya sastra yang berguna dimana karya sastra juga dapat dijadikan
sebagai alat untuk mengarahkan, mengajar, dan memberi petunjuk kepada pembacanya
melalui berbagai kisah dan peristiwa yang terjadi pada tokoh dalam cerita. Tokoh yang
memiliki cerminan perilaku baik dapat dijadikan teladan dan cerminan bagi pembaca dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Tema, Perwatakan, Alur, Latar, dan Amanat dalam Teks
Fiksi?
2. Bagaimana identifikasi tema, perwatakan, alur, latar, dan amanat pada sebuah cerita
fiksi?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian Tema, Perwatakan, Alur, Latar, dan Amanat dalam teks fiksi.
2. Mengidentifikasi Tema, Perwatakan, Alur, Latar, dan Amanat pada sebuah cerita fiksi.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tema, Perwatakan, Alur, Latar, dan Amanat dalam Teks Fiksi
1) Tema

Tema merupakan gagasan, ide atau pikiran utama yang mendasari cerita. Menurut
Stanton (2012), “Tema adalah aspek cerita yang sejajar dengan ‘makna’ dalam
pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Kosasih
(2008) berpendapat bahwa, “Tema banyak dipengaruhi oleh kehidupan zamannya”.
Semi (2007) berpendapat bahwa, “Tema tidak lain dari suatu gagasan sentral yang
menjadi dasar penyusunan karagan dan sekaligus menjadi sasaran dari karangan tersebut,
dan tema itu mencakup persoalan tentang tujuan atau amanat pengarang kepada
pembaca”. Aminuddin (2014), menjelaskan untuk memahami tema, pembaca perlu
memperhatikan beberapa langkah, yaitu:
a) memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca;
b) memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca;
c) memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi
yang di baca;
d) memahami plot atau alur cerita dalan prosa fiksi yang dibaca;
e) menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya dan disimpulkan dari
satuan-satuan peristiwa terpapar dalam suatu cerita;
f) menentukan sikap penngarang terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkannya;
g) mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan
pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkan;
h) menafsirkan tema dalam cerita yang cibaca serta menyimpulkan dalam satu dua
kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarangnya.

2) Perwatakan

Penokohan dan perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan
lahirnya maupun batinnya yang dapat berubah, pandangan hidupnya, sikapnya,
keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Menurut Jones dalam Nurgiyantoro
(1995:165) perwatakan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang

3
ditampilkan dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman (1988:22) watak adalah kualitas
nalar dan jiwa tokoh yang membedakannya dengan tokoh lain.

3) Alur
Alur adalah struktur atau rangkaian dari kejadian-kejadian yang ada dalam sebuah
cerita yang disusun secara kronologis. Terdapat juga pengertian lain dari alur yaitu
serangkaian cerita dari awal sampai akhir. Alur juga mengatur seperti apa tindakan-
tindakan yang terdapat dalam cerita serta berkaitan satu dengan yang lainnya.
Berikut adalah pengertian alur menurut pendapat para ahli:
1. Aminudin
Menurut pendappat dari Aminudin Alur yaitu suatu rangkaian dalam cerita yang
dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalani suatu cerita yang dapat
berbentuk dalam sebuah rangkaian peristiwa dalam berbagai macam. Alur atau Plot
merupaka struktur mauppun rangkaian kejadian dalam sebuah cerita yang disusun
sebagai sebuah interelasi fungsional sebagai mana sekaligus untuk menandai urutan pada
bagian-bagian dari keseluruhan fiksi “semi”.
2. Stanton “Dalam Nurgiyantoro”
Menurut pendapat dari Stanton, ia Mengemukakan bahwa plot merupakan cerita
yang berisi tentang urutan kejadian, tetapi dalam setiap kejadian itu hanya dihubungkan
secara sebab akibat peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya dalam
peristiwa lainnya.
3. Foster “Dalam Tuloli 2000”
Menurut pendappat dari Foster, ia Mengemukakan plot yaitu sebuah rentetan
peristiwa dalam kisah fiksi “novel dan cerpen” yang tersusun atas uraian waktu yang
berdasarkan atas hukum sebab akibat. Plot sama halnya seperti kerangka dalam sebuah
cerita yang menjadi susunan struktur dalam sebuah cerita.
Berdasarkan dari pendapat ahli tersebut kita bisa simpulkan bahwa alur atau plot
merupakan serangkaian peristiwa yang terhubung oleh sebab akibat dalam peristiwa yang
satu dengan lainnya dalam sebuah cerita.
Adapun tahapan alur cerita yaitu:
1. Tahap pengenalan (Eksposition atau Orientasi)

4
Tahap pengenalan merupakan tahapan awal cerita yang digunakan untuk mengenalkan
tokoh, latar, situasi, waktu, dan lain sebagainya.
2. Tahap pemunculan konflik (Rising action)
Tahap pemunculan konflik merupakan tahap dimunculkannya masalah. Tahap ini
ditandai dengan adanya ketegangan atau pertentangan antar tokoh.
3. Tahap konflik memuncak (Turning point atau Klimaks)
Tahap konflik memuncak atau biasa disebut klimaks merupakan tahap di mana
permasalahan atau ketegangan berada pada titik paling puncak.
4. Tahap konflik menurun (Antiklimaks)
Tahap konflik menurun atau biasa disebut antiklimaks merupakan tahap di mana masalah
mulai dapat diatasi dan ketegangan berangsur-angsur menghilang.
5. Tahap penyelesaian (Resolution)
Tahap penyelesaian merupakan tahap di mana konflik sudah terselesaikan. Sudah tidak
ada permasalahan maupun ketegangan antar tokohnya, karena telah menemukan
penyelesaiannya.
Secara umum, alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam. Pembagian ini
didasarkan pada urutan waktu atau kronologisnya.
1. Alur maju
Sebuah alur yang klimaksnya berada di akhir cerita
Tahapan pola alur maju :pengenalan-muncul konflik-klimaks-antiklimaks-penyelesaian
2. Alur Mundur
Alur yang menceritakan masa lampau yang menjadi klimaks di awal cerita
Tahapan pola alur mundur : penyelesaian-antiklimaks-klimaks-muncul konflik-
pengenalan
3. Alur Campuran
Alur yang di awali dengan klimaks, kemudian menceritakan masa lampau, dan di
lanjutkan hingga tahap penyelesaian
Tahapan alur campuran : klimaks-muncul konflik-pengenalan-antiklimaks-penyelesaian.

4) Latar

5
Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya peristiwa-
peristiwa didalam suatu karya sastrA, Berikut beberapa pengertian latar menurut para
ahli:
a. Kusnadi dkk
Latar tempat ataupun latar waktu dalam sebuah karya sastra akan mempengaruhi
inti cerita dan pengambilan nilai-nilai yang akan diungkapkan si pengarang.
b. Indrawati
Latar adalah tempat, waktu serta suasana yang digunakan dalam sebuah cerita.
c. Suparmin
Latar adalah suatu keadaan yang melingkupi pelaku pada sebuah cerita.
d. Abrams
Latar adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar dalam cerita dapat diklasifikasikan menjadi
latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

Jenis - jenis Latar :


1. Latar Waktu
Latar waktu adalah saat dimana tokoh ataupun si pelaku melakukan sesuatu pada
saat kejadian peristiwa dalam cerita yang sedang telah terjadi. Seperti misalnya: pagi hari,
siang hari, sore hari, malam hari, dizaman dulu, dimasa depan dan lain sebagainya.
2. Latar Tempat
Latar tempat adalah dimana tempat tokoh atau si pelaku mengalami kejadian atau
peristiwa didalam cerita. Seperti misalnya: didalam bangunan tua, di sebuah gedung,
dilautan, didalam hutan, di sekolah, di sebuah pesawat, di ruang angkasa, dan lain
sebagainya.
3. Latar Suasana
latar suasana adalah situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si pelaku
melakukan sesuatu. Seperti misalnya: saat galau, gembira, lelah dan lain sebagainya.
4. Latar Alat
Latar alat adalah peralatan apa saja yang diperlukan atau dipakai si pelaku dalam
suatu cerita. Seperti misalnya: Tombak, pistol, pedang, buku, pulpen dan lain sebagainya.

6
Fungsi Latar, yaitu :
Untuk memberikan suatu gambaran yang jelas supaya peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada suatu karya sastra benar-benar terjadi atau memberikan informasi yang jelas
mengenai situasi didalam sebuah cerita.

5) Amanat
Amanat adalah suatu Pesan yang ingin disampaikan oleh pemberi amanat berbentuk
sebuah perintah kepada penerima amanat melalui amanat yang tertulis atau instruksi agar
si penerima amanat dapat menyampaikan atau melakukan amanat yang diberikan oleh
memberi amanat.
Amanat biasanya dibedakan menjadi dua bentuk yaitu amanat tersurat dan tersirat
berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kedua bentuk amanat.
1. amanat tersurat yaitu amanat yang disampaikan secara langsung dan jelas
sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh si penerima amanat melalui kalimat
deskriptif jika berupa tulisan atau surat perintah.
2. amanat tersirat yaitu amanat yang disampaikan secara tersembunyi oleh si
pemberi amanat dan hanya bisa dimengerti oleh penerima amanat bila mengerti konteks
amanat yang disampaikan.

2.3 Identifikasi Tema, Perwatakan, Alur, Latar, dan Amanat Sebuah Teks Fiksi
Teks Fiksi: Kisah Semut dan Belalang

Kisah Semut dan Belalang

Suatu hari di musim panas yang terik dan melelahkan, seekor semut terlihat rajin
bekerja mengumpulkan makanan. Ia mencari dan mengangkut bahan makanan yang ia
temukan untuk dikumpulkan dan disimpan di dalam lumbungnya.

Meski keringat membasahi tubuhnya, ia tetap bekerja dengan giat agar nanti saat
musim dingin tiba, semut bisa memiliki persediaan makanan yang cukup untuk bertahan
hidup. Melihat hal ini, belalang menegur semut dan berkata, "Hey, Semut. Kenapa kau

7
begitu rajin mengumpulkan makanan tanpa henti?". Kemudian semut menjawab, "Aku
harus mengumpulkan banyak makanan agar saat musim dingin nanti tidak mati kelaparan".

Mendengar jawaban Semut, Belalang pun tertawa terbahak-bahak, "Hahahahaha


kenapa repot sekali? Musim dingin kan masih lama!" Belalang pun berlalu sambil
memakan daun yang jadi makanannya. Semut tetap bekerja keras dan giat mengumpulkan
makanan yang banyak. Sementara itu, sepanjang musim panas dan musim selanjutnya,
belalang tetap bermalas-malasan dan tidak mengumpulkan makanan untuk musim dingin.
Padahal, saat musim dingin, persediaan makanan akan sulit untuk dicari.

Sampai akhirnya, musim dingin datang dan ternyata berlangsung lebih lama
dibandingkan sebelumnya. Belalang pun hampir mati karena tidak punya cadangan
makanan yang cukup dan minta makanan kepada semut. Semut yang baik hati tidak tega
melihat belalang yang kelaparan dan mau berbagi makanan dengannya.

1) Tema

Dapat disimpulkan bahwa tema “Kisah Semut dan Belalang” tentang kemalasan
seekor Belalang yang mengakibatkan dia kelaparan.

2) Perwatakan
Tokoh : Semut = Protagonis
1. Rajin
Potong teks : Suatu hari di musim panas yang terik dan melelahkan, seekor semut
terlihat rajin bekerja mengumpulkan makanan.
2. Kerja keras
Potongan teks : Meski keringat membasahi tubuhnya, ia tetap bekerja dengan giat agar
nanti saat musim dingin tiba, semut bisa memiliki persediaan makanan yang cukup
untuk bertahan hidup.
3. Baik hati

8
Potongan teks : Semut yang baik hati tidak tega melihat belalang yang kelaparan dan
mau berbagi makanan dengannya.
Tokoh : Belalang = Antagonis
1. Suka mengejek
Potongan teks : Mendengar jawaban semut, belalang pun tertawa terbahak-bahak,
"Hahahahaha kenapa repot sekali? Musim dingin kan masih lama!"
2. Pemalas
Potongan teks: Sementara itu, sepanjang musim panas dan musim selanjutnya, belalang
tetap bermalas-malasan dan tidak mengumpulkan makanan untuk musim dingin.
3. Lalai
Potongan teks : Belalang pun hampir mati karena tidak punya cadangan makanan yang
cukup dan minta makanan kepada semut.

3) Alur
Jenis alur : Alur maju
Tahapan-tahapan alur
1. Tahap pengenalan: Suatu hari di musim panas yang terik dan melelahkan, seekor
semut terlihat rajin bekerja mengumpulkan makanan.
2. Tahap pemunculan konflik: Melihat hal ini, belalang menegur semut dan berkata,
“Hey semut, kenapa kau begitu rajin mengumpulkan makanan tanpa henti?”.
Kemudian semut menjawab, “Aku harus mengumpulkan banyak makanan agar saat
musim dingin nanti tidak mati kelaparan”. Mendengar jawaban semut belalang tertawa
terbahak-bahak, Namun semut tetap bekerja keras mengumpulkan makananan.
Sementara itu, sepanjang musim panas dan musim berikutnya belalang tetap bermalas-
malasan dan tidak mengumpulkan makanan untuk musim dingin
3. Tahap konflik memuncak: Sampai akhirnya musim dingin datang dan ternyata
berlangsung lebih lama dibandingkan sebelumnya.
4. Tahap konflik menurun: Belalang hampir mati karena tidak mempunyai cadangan
makanan yang cukup dan meminta makanan pada semut.
5. Tahap penyelesaian: Semut yang baik hati tidak tega melihat belalang yang
kelaparan dan mau berbagi makanan dengannya

9
4) Latar
Latar waktu : Siang hari, musim panas, dan musim dingin.
Latar tempat : Hutan dan rumah semut.

5) Amanat
Amanat yang yang tersampaikan yaitu tersirat. Yaitu:
 Senantiasa tekun, sabar, dan pantang menyerahbwalaupun orang mencela
sekalipun.
 Jangan pernah menjadi orang yang pendendam, bantulah siapapun yang sedang
kesusahan walaupun dia pernah menghinamu.

Detailnya :

Semut bekerja secara tekun dan bersabar dalam membawa makanan untuk dibawa ke
sarang. Walaupun ada yang menghina atau mencela semut tetap sabar dan giat dalam
mengumpulkan makanan untuk persiapan musim dingin. Walau pun di hina semut
tidak dendam dan tetap menolong belalang yang kehabisan makanan saat musim
dingin.

BAB III

10
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang dengan
menggunakan media bahasa untuk menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Melalui
karya sastra, pengarang dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan segala permasalahan
hidup dan kehidupan manusia.
Dalam mengidentifikasi sebuah cerita fiksi, biasanya ada lima hal yang perlu
diidentifikasi, yaitu: 1) Tema, yaitu gagasan atau ide pokok sebuah cerita. 2) Perwatakan,
merupakan watak dari setiap tokoh yang ada dalam cerita. 3) alur,merupakan rangkaian
kejadian yang terjadi dalam cerita. 4) Latar, adalah keterangan tempat, waktu serta suasana
dalam cerita. Dan 5) Amanat, yaitu pesan yang disampaikan dalam cerita.
3.2 Saran
Untuk dapat mengidentifikasi sebuah cerita fiksi, kita harus mengetahui langkah-
langkahnya yang benar terlebih dahulu. Dari cerita yang telah diidentifikasi diatas, ada
banyak sifat baik yang kita tiru. Kami mengharapkan para pembaca dapat mengambil
makna baik dari makalah yang kami buat ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, Tatat., Dkk. (2019). Pendalaman Materi Bahasa Indonesia. Bandung. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim GTK DIKDAS. (2021). Modul Belajar Mandiri Calon Guru: Aparatur Sipil Negara (ASN):
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK): Bidang Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar-Bahasa Indonesia. Jakarta. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaa.
Setiawan, Samhis. (2021, September 20).Pengertian Perwatakan. Diambil kembali
dari:gurupendidikan.co.id: https://www.gurupendidikan.co.id/perwatakan-adalah/
Dosen, Pendidikan. (2021, Oktober 16). Latar Adalah. Diambil Kembali
Dari:dosenpendidikan.co.id: https://www.dosenpendidikan.co.id/latar-adalah/
Seputar Pengetahuan. (2021). Alur:Pengertian, Jenis Alur Dan Unsurnya. Diambil kembali
dari:seputarpengetahuan.co.id: https://www.seputarpengetahuan.co.id/2021/07/alur.html

12

Anda mungkin juga menyukai