Microsoft Word - Pengamanan SI - Djaja
Microsoft Word - Pengamanan SI - Djaja
Microsoft Word - Pengamanan SI - Djaja
Prodi : Akuntansi
Control Environment.
Hal ini merupakan dasar dari efektivitas pengendalian secara keseluruhan. Untuk
menciptakan control environment yang mendukung perlu diperhatikan 8 buah
faktor, yaitu:
Management Philosophy and Operating Style.
Hal yang paling penting untuk meningkatkan pengamanan suatu sistem informasi
adalah menciptakan kesadaran bagi tiap karyawan akan pentingnya hal tersebut.
Kesadaran ini sebaiknya dimulai dari manajemen yang posisi lebih tinggi sehingga
memberikan contoh bagi para bawahannya.
Struktur Organisasi.
Pembagian tugas dan wewenang pada bagian sistem informasi harus dirancang
dengan benar sehingga memisahkan fungsi perancangan sistem, programmer, dan
perancangan sistem akuntansi.
Audit committee sebaiknya mendiskusikan hasil yang diperoleh dari para internal
auditor dengan para eksternal auditor dan top management untuk mengevaluasi
prestasi para penanggungjawab sistem informasi.. Internal Auditor berarti dituntut
untuk mempunyai latar belakang sistem pengaman sistem informasi yang baik.
Metode Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab dilakukan dengan
mendokumentasikan struktur organisasi, kebijakan-kebijakan, uraian tugas dan
tanggung jawab (job description).
Metode Pengendalian.
Pemisahan fungsi, pengawasan, job rotation, forced vacation, dan double check
tetap dilakukan pada sistem informasi berbasis komputer. Pemisahan fungsi yang
terpenting dilakukan adalah antara bagian pengguna sistem informasi (user) dan
bagian perancang sistem informasi, user dan bagian penyimpanan data (librarian).
Job rotation dan forced vacation juga diterapkan bagi para karyawan yang
pekerjaan rutinnya berhubungan dengan file-file penting. Hal ini dapat
menghindari atau mendeteksi adanya “lapping” secara elektronis oleh bagian
yang mengelola kas dan piutang. Pemberhentian karyawan juga perlu mendapat
perhatian khusus, agar tidak berakibat buruk bagi perusahaan di kemudian hari.
Segera setelah seorang karyawan diberhentikan, maka pada saat itu juga seluruh
akses yang ia miliki harus segera ditutup.
Site-access control.
Tujuan pengendalian ini adalah melindungi peralatan, software, dan data secara
fisik. Daerah yang digunakan untuk peralatan, pemasukkan data, pencetakan hasil,
penyimpanan data, dan komunikasi data haruslah dipisahkan letaknya secara fisik.
Setiap karyawan/ user diharuskan menggunakan kartu identifikasi, penggunaan
kunci untuk tiap ruangan (bila perlu dilengkapi pula dengan kunci magnetis,
penggunaan password, sidikjari, retina, suara, dll.), petugas keamanan, dan
penggunaan kamera. Ruangan pemrosesan data sebaiknya tidak mudah ditemukan.
System-access control.
Lapisan yang terakhir ini diterapkan terhadap seluruh file program dan data
perusahaan. Setiap perubahan program haruslah disertai dengan persetujuan
tertulis. Hal ini untuk menghindari agar tidak terjadi perubahan program untuk
kepentingan pribadi programmer. Programmer harus melalukan pengubahan
program pada duplikatnya, bukan pada programmnya yang asli. Dengan demikian
perusahaan dapat memeriksa perubahan apa saja yang telah dilakukan oleh
programmer. Setiap file harus pula dilengkapi dengan password sehingga tidak
sembarang orang dapat melihat atau mengubah isi file tersebut
Data Encryption. Encryption adalah proses pengubahan suatu data menjadi sandi
(ciphertext). Biasanya digunakan untuk menyembunyikan informasi dari
penyadapan pada saat transmisi. Proses pengubahan sandi menjadi data aslinya
disebut decryption, yang memerlukan suatu “kunci” (key). Beberapa jenis data
encryption adalah:
1. Private-key encryption. Cara ini efektif diterapkan untuk file yang dipakai
sendiri, tidak dikirimkan ke orang lain. Proses encryption dan decryption
menggunakan satu kunci yang sama. Salah satu contoh adalah DES (Data
Encryption Standard) yang dikembangkan oleh IBM, menggunakan kunci
sepanjang 56 bit.
2. Public-key encryption. Menggunakan 2 jenis kunci yaitu public key (kunci umum
yang diketahui oleh semua orang) digunakan pada tahap encryption, dan satu
private key (yang hanya diketahui oleh satu orang) sebagai kunci pada tahap
decryption. Salah satu contoh public-key encryption adalah RSA (singkatan dari
para penemunya: Rivest, Adi Shamir, and Leonard Adelman), bisa mempunyai
kunci sepanjang 1000 bit.
3. Double-key encryption. Menggunakan cara private-key dan public-key. Pada
tahap awal, dipilih suatu private-key secara random (khusus untuk suatu pesan).
Private-key ini diencryption lagi menggunakan public key, menghasilkan
encrypted key. Encrypted key dan encrypted message kemudian dikirim ke suatu
tujuan. Artinya si penerima harus dapat menerjemahkan encrypted key dahulu
dan kemudian key tersebut digunakan untuk menerjemahkan sandi yang dikirim.
2. File Backup. Membuat file cadangan (Backup) merupakan salah satu cara
efektif yang dapat dilakukan untuk melindungi data. Ada tiga jenis backup,
yaitu
a. Full Backup, yang membackup seluruh file pada sebuah disk.