Abstrak

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

ABSTRAK

Kumpul kebo (perbuatan hidup bersama antara laki-laki dan perempuan tanpa
terikat oleh tali perkawinan yang sah) akhir-akhir ini menjadi hal yang biasa
dilakukan di masyarakat dengan anggapan merupakan bagian dari kehidupan modern.
Tetapi oleh sebagian besar orang Indonesia hal ini dipandang sebagai perbuatan yang
melanggar nilai-nilai kesusilaan. Namun dalam KUHP, perbuatan ini bukan
merupakan pelanggaran pidana sehingga dinyatakan sebagai tindakan yang tidak
dapat dihukum. Untuk itu perlu dilaksanakan penelitian berkaitan upaya kriminalisasi
terhadap kupul kebo sebagai pembaharuan hukum pidana di Indonesia
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa alasan terjadinya kumpul kebo
di Indonesia, untuk menganalisa dasar pertimbangan perlunya kriminalisasi kumpul
kebo dalam pembaharuan hukum pidana di Indonesia dan untuk menganalisa
kebijakan kriminalisasi kumpul kebo dalam pembaharuan hukum pidana di Indonesia
di masa yang akan datang.
Metode penelitian yang digunakan melalui pendekatan yuridis normatif, yaitu
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar
untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan
literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan kumpul kebo kemudian
dianalisa menggunakan Teori Penegakan Hukum dan Teori Keadilan Pancasila.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Alasan terjadinya kumpul kebo di
Indonesia yaitu : kurang siap mental, ekonomi, pengalaman traumatis, lemahnya
pegawasan kontrol sosial di masyarakat, pergeseran pandangan pernikahan dan
adanya anggapan seks merupakan hak privat seseorang serta lemahnya hukum
Indonesia menjadikan alasan banyak warga negara di Indonesia melakukan praktek
kumpul kebo. 2) Latar belakang pemikiran dan pertimbangan kumpul kebo diangkat
menjadi tindak pidana dan dimasukkan sebagai bagian dari delik kesusilaan,
didasarkan pada : (a) Landasan Sosio Filosofis dan Sosio Kultural Sistem Hukum
Nasional, (b) Landasan Nilai-Nilai Kesusilaan / Kesepakatan Nasional, (c)
Landasan Hasil Penelitian dan Kajian Komparatif. 3) Kebijakan kriminalisasi
kumpul kebo dalam hukum positif di Indonesia dimasa yang akan datang
seyogyanyalah diperlukan untuk menjaga norma kesusilaan, untuk meredam dan
mencegah perbuatan main hakim sendiri oleh masyarakat serta untuk unifikasi hukum
adat yang mengatur tentang kumpul kebo.

Kata Kunci : Kebijakan Kriminalisasi, Kumpul Kebo, Hukum Pidana Indonesia

ix
ABSTRACT

Kumpul kebo or cohabitation is recently considered a common phenomenon in


society as the part of modern life, but most Indonesians view such activity as an act
violating values of decency. However, according to the Indonesian Criminal Code,
this act is not seen as a crime, so it can be punished. Therefore, it is necessary to
conduct a research related to efforts to criminalize cohabitation as the part of criminal
law reformation in Indonesia.
The purpose of this research is to analyze the reasons for the occurrence of
cohabitation in Indonesia; to analyze the basis for the consideration of the necessity to
criminalize cohabitation in the frame of criminal law reformation in Indonesia; and to
analyze the policies in connection withthe criminalization of cohabitation in the frame
of criminal law reformation in Indonesia in the future.
The research method employed the normative juridical approach in which
literature or secondary data as the basic materialswere examined. These materials
were regulations and related literature pertaining to the problems of cohabitation. The
materials, furthermore, were analyzed using the Theory of Law Enforcement and the
Justice Theory of Pancasila.
The results of the study concluded that: 1) Cohabitation in Indonesia occurs due to
several reasons like lack of mental readiness, economic condition, traumatic
experiences, lack of social control in the society, shiftsin view towards marriage, the
assumption stating that sex is the personal human right, and the less strict of
Indonesian laws causing many people doing cohabitation in Indonesia. 2) The
background of reasonsand consideration in doing cohabitation,which is considered as
a crime and categorized as the offense of decency, are according to: (a) the socio-
philosophical and socio-cultural of national legal system bases; (b) Values obtained
in decency/based on the national agreement; (c) Research Results and Comparative
Studies. 3) The criminalization policy of cohabitation, withinthe positive law in
Indonesia in the future, should maintain the norms of decency to reduce and prevent
the acts of vigilantism and to unify customary laws regulating cohabitation.

Keywords: Criminalization Policy, Cohabitation, Indonesian Criminal Law

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini yang berjudul “Kebijakan Kriminalisasi Terhadap

Kumpul Kebo Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Di Indonesia.”

Bahwa penulisan tesis ini di maksudkan sebagai salah satu persyaratan dalam

rangka menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas

Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu penulisan tesis ini serta semua pihak Civitas Akademis Universitas Islam

Sultan Agung Semarang :

1. Ir. H. Prabawo Setiawan. MT. Phd selaku Rektor Universitas Islam Sultan

Agung Semarang.

2. Prof. Dr. H. Gunarto, S.H., SE.Akt, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

3. Dr. H. Umar Ma‟ruf, S.H. Sp.N., M.Hum, selaku Ketua Prodi Magister Ilmu

Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

4. Dr. Sri Endah Wahyuningsih, S.H., M.Hum., selaku Pembimbing I (satu) yang

telah menuntun serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan

tesis ini.

xi
5. Dr. Hj. Sukarni, SH., M.Hum., selaku pembimbing II (dua) yang telah

menuntun serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang telah mengajar penulis.

7. Semua Staf Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas

Islam Sultan Agung Semarang, Ibu Lala, Ibu Nana dan Bapak Edo yang telah

banyak membantu selama studi.

8. Mas Heri Purbiantoro atas dukungan dan bantuannya selama ini.

Semoga penulisan tesis ini dapat bermanfaat positif bagi pengembangan ilmu

pengetahuan, kritik serta saran yang bermanfaat kami harapkan demi perbaikan

penulisan tesis ini,

Semarang, September 2019

Penulis

BAKTIAR ATMADI

xii

Anda mungkin juga menyukai