Jurnal SMK

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran ( JRPP), Volume 5 Nomor 1, Juni 2022| 134

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Submitted : 13/06/2022


http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp Reviewed :20/06/2022
Volume X Nomor X, Bulan Tahun Accepted : 25/06/2022
P-2655-710X e-ISSN 2655-6022
Published : 30/06/2022

Agus Supandi1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN


BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED
LEARNING) TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI PADA
MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN
DI SEKOLAH SMK BINA NUSA MANDIRI
CIRACAS
Abstrak
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah jenjang pendidikan yang mempersiapkan siswa
menjadi tenaga kerja yang handal dengan mengutamakan keterampilan kerja tertentu. Dalam
kurikulum 2013, pendidikan kewirausahaan tidak hanya diajarkan di perguruan tinggi, tetapi juga
di sekolah teknik, sekolah menengah atas, dan program magister. pendidikan kewirausahaan tidak
hanya diajarkan di perguruan tinggi, tetapi juga di sekolah teknik, sekolah menengah atas, dan
program magister. Pendidikan kewirausahaan ini sangat penting untuk meningkatkatkan jiwa
wirausaha peserta didik, Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu program pemerintah
khusunya kementrian pendidikan nasional yang bertujuan untuk membangun dan
mengembangkan manusia yang berjiwa Kreatif, Inovatif, Sportif dan Wirausaha. Penelitian ini
menggunakan Model pembelajaran Project Based Learning menumbuhkan jiwa percaya diri
kepada peserta didik untuk menciptakan suatu produk baru dan menumbuhkan minat
berwirausaha, belajar kewirausahaan dengan menggunakan model pembelajaran Project Based
Learning mampu memberikan jiwa kemandirian, ketrampilan, kreatifitas, inovatif dan rasa
percaya diri pada peserta didik untuk menghadapi dunia kerja atau berwirausaha pada masa yang
akan datang.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Wirausaha, Sekolah Menengah Kejuruan

Abstract
Vocational High School (SMK) is a level of education that prepares students to become reliable
workers by prioritizing certain work skills. In the 2013 curriculum, entrepreneurship education is
not only taught in universities, but also in technical schools, high schools, and master's programs.
Entrepreneurship education is not only taught in colleges, but also in technical schools, high
schools, and master's programs. Entrepreneurship education is very important to improve the
entrepreneurial spirit of students. Entrepreneurship education is one of the government programs,
especially the Ministry of National Education which aims to build and develop people who are
Creative, Innovative, Sportive and Entrepreneurial. This study uses the Project Based Learning
learning model to foster self-confidence in students to create a new product and foster interest in
entrepreneurship, learning entrepreneurship by using the Project Based Learning learning model
is able to provide a spirit of independence, skills, creativity, innovation and self-confidence to
participants. students to face the world of work or entrepreneurship in the future
Keywords: Project-Based Learning Model, Entrepreneurship, Vocational High School

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan potensi ekonomi yang besar, dan dunia internasional
mulai memperhatikan potensinya. Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan
memiliki posisi yang baik untuk pembangunan ekonomi yang cepat. Saatnya pertumbuhan
ekonomi Indonesia bergerak maju sehingga mampu bersaing lebih baik dari Indonesia dengan
negara maju. Hal ini dimulai dengan perlunya pemerataan kesejahteraan yang adil, salah satunya

1
Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Indraprasta PGRI
1
e-mail: [email protected]

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran ( JRPP), Volume 5 Nomor 1, Juni 2022| 135

melalui penguatan kewirausahaan di masyarakat. (Drucker, 1979) menyatakan bahwa


kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian
ini mengartikan bahwa seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang lain. Jiwa kewirausahaan mendoro ng
minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara profesional. Hendaknya minat
tersebut diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang. Misalnya dalam hal memilih
atau menyeleksi bidang usaha yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan kemampuan
pengusaha. Jiwa kewirausahaan dalam diri seseorang tidak dapat dipaksakan, untuk menjadi
seorang wirausaha harus ada kesadaran dalam dirinya sendiri tentang betapa pentingnya ilmu
berwirausaha dan betapa berharganya mempunyai jiwa wirausaha, dalam hal ini sangat
diperlukan adanya program pembelajaran untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri
peserta didik. Pemerintah pun menyadari akan pentingnya menumbuhkan jiwa wirausaha dalam
diri masyarakat, karena wirausaha dalam sebuah Negara tidak hanya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, tetapi dapat pula mempercepat laju pemerataan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah jenjang pendidikan yang mempersiapkan
siswa menjadi tenaga kerja yang handal dengan mengutamakan keterampilan kerja tertentu.
Dalam kurikulum 2013, pendidikan kewirausahaan tidak hanya diajarkan di perguruan tinggi,
tetapi juga di sekolah teknik, sekolah menengah atas, dan program magister. Pendidikan
kewirausahaan ini sangat penting untuk meningkatkatkan jiwa wirausaha peserta didik,
Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu program pemerintah khusunya kementrian
pendidikan nasional yang bertujuan untuk membangun dan mengembangkan manusia yang
berjiwa Kreatif, Inovatif, Sportif dan Wirausaha. Pembelajaran yang di kembangkan oleh guru
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan proses pembelajaran, dalam mata
pelajaran kewirausahaan proses pembelajaran menjadi salah satu aspek penting dalam
membantu peserta didik untuk dapat memahami dan mengaplikasikan ilmu atau materi
yang didapat. Penggunaan metode yang efektif dalam pembelajaran sangat diperlukan bagi
peserta didik untuk dapat memahami konsep secara utuh sehingga peserta didik dapat
mengembangkan ketrampilan berfikirnya.
Pembelajaran berbasis proyek adalah model yang memungkinkan anda untuk mengatur
proyek dalam pembelajaran anda. Project Based Learning memberi peluang pada sistem
pembelajaran yang berpusat pada siswa, lebih kolaboratif, siswa terlibat secara aktif
menyelesaikan proyek-proyek secara mandiri dan bekerja sama dalam tim dan
mengintegrasikan masalah-masalah yang nyata dan praktis. (Rais, 2010) Model pembelajaran
Project Based Learning menumbuhkan jiwa percaya diri kepada peserta didik untuk
menciptakan suatu produk baru dan menumbuhkan minat berwirausaha, belajar kewirausahaan
dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning mampu memberikan jiwa
kemandirian, ketrampilan, kreatifitas, inovatif dan rasa percaya diri pada peserta didik untuk
menghadapi dunia kerja atau berwirausaha pada masa yang akan datang.
Metode pembelajaran berbasis proyek adalah studi mendalam tentang topik dunia nyata.
Metode pembelajaran sangat berharga bagi perhatian dan usaha siswa karena merupakan proses
yang mencapai tujuan pendidikan. Metode yang diterapkan oleh guru di SMK Bina Nusa Mandiri
Ciracas, masih berpusat pada guru (Teacher Centered ), pada mata pelajaran kewirausahaan kelas
XI Guru menerapkan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek karena sesuai dengan yang
dijelaskan oleh Buck Institute of Education, metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik
di dalam proses pembelajarannya, karena metode pembelajaran yang baik berpusat pada siswa
atau Student Centered.

METODE
Metode penelitian adalah metode ilmiah untuk memperoleh data yang diperlukan untuk
penelitian ilmiah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
Metode Penelitian Asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun
juga hubungan antara dua variable atau lebih. penelitian ini peneliti ingin mencari tahu
apakah pembelajaran kewirausahaan dengan menggunakan Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning), dapat mempengaruhi minat wirausaha Siswa. Dan jenis penelitian
ini adalah penelitian korelasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran ( JRPP), Volume 5 Nomor 1, Juni 2022| 136

Penelitian Korelasi adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variable atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel
tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variable. Adanya hubungan dan tingkat variabel
ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan variabel yang ada. Pendekatan
Kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya lebih fokus pada data-data Numerikal (angka)
yang diolah menggunakan Metode Statisik.

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. (Sugiyono & Kuantitatif, 2009)

Tabel 1. Populasi Penelitian


No Kelas Peserta Didik
1 XI MULTIMEDIA 1 30
2 XI MULTIMEDIA 2 30
3 XI MULTIMEDIA 3 30
4 XI AKOMODASI PERHOTELAN 30
JUMLAH 120

Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.” Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, missal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil
sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan di
berlakukan untuk populasi.(Sugiyono & Kuantitatif, 2009)
Menurut (Arikunto, 2010) Penentuan pengambilan sampel yaitu apabila kurang dari 100
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit
banyaknya dari:
1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal menyangkut banyak
sedikitnya dana.
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk peneliti yang resikonya
besar, tentu saja jika sampelnya besar hasilnya akan besar.dengan menggunakan metode
yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel yaitu menggunakan rumus slovin,
yaitu sebagai berikut:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

Keterangan:
n= Jumlah Sampel
N= Jumlah Populasi
e= Batas Toleransi Kesalahan

n=120/(1+120〖(0,05)〗^2 )
n = 120/(1+0,3)
n =120/1,3 = 92,30
n = 92
jadi dari jumlah populasi 120 responden, yang diteliti oleh peniliti yaitu hanya 92
responden.

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran ( JRPP), Volume 5 Nomor 1, Juni 2022| 137

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
pengumpulan data primer dan data sekunder.
1) Data Primer
Data primer adalah segala teknik untuk mengumpulkan data atau informasi yang
memberikan data langsung kepada pengumpul data. Data tersebut didapat oleh peneliti
langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah
dalam peneltian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara seperti wawancara
atau Inteview, Angket atau Questionary, pengamatan atau Obsrvation serta Dokumentasi
atau Documentation.
2) Data Sekunder
Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data.” Misalnya lewat orang lain atau dokumen, sehingga dapat
membantu peneliti mendapatkan data yang baik untuk penelitiannya. Data sekunder
dalam penelitian ini didapat dari nilai ulangan akir semester genap tahun ajaran
2018/2019.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen kuesioner yang
berisi 18 item pernyataan untuk Variable ( X ) dan 18 pernyataan untuk Variable (Y) dengan
pilihan jawaban menggunakan skala likert, sekala Likert ini dibentuk dalam bentuk
Multiple Choice atau Checklis. Variabel yang diukur dengan sekala Likert diubah menjadi
indikator variabel yang kemudian dijadikan titik tolak penyususnan item-item instrumen,
jawaban setiap instrument ini memiliki gradasi dari yang tertinggi (Positif) sampai yang
rendah ( Negatif ), jawaban menggunakan skala likert diajukan kepada siswa yang ditetapkan
sebagai responden. responden pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang
berjumlah 120 siswa, dan yang dianalisis dalam penelitian ini berjumlah 92 siswa.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gender Jumlah Persentase (%)


Laki-laki 44 48%
Perempuan 48 52%
Jumlah 92 100%

Hasil Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas


1. Validitas Pertanyaan Variabel X ( Pembelajaran Berbasis Proyek )
Dalam pengujian ini peneliti menyebar angket kepada 92 siswa dengan 18 pertanyaan yang
berhubungan dengan pembelajaran berbasis proyek. Validitas merupakan derajat ketepatan
antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti.

Tabel 3. Data Validitas Variabel X ( PjBL ) antara r hitung dengan r tabel


No r hitung r tabel Hasil Keterangan
1 0,2494 0,1726 r hitung>r tabel Valid
2 0,4671 0,1726 r hitung>r tabel Valid
3 0,4294 0,1726 r hitung>r tabel Valid
4 0,5981 0,1726 r hitung>r tabel Valid
5 0,5763 0,1726 r hitung>r tabel Valid
6 0,7039 0,1726 r hitung>r tabel Valid
7 0,4402 0,1726 r hitung>r tabel Valid

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran ( JRPP), Volume 5 Nomor 1, Juni 2022| 138

8 0,219 0,1726 r hitung>r tabel Valid


9 0,2201 0,1726 r hitung>r tabel Valid
10 0,7504 0,1726 r hitung>r tabel Valid
11 0,8759 0,1726 r hitung>r tabel Valid
12 0,7943 0,1726 r hitung>r tabel Valid
13 0,3068 0,1726 r hitung>r tabel Valid
14 0,1729 0,1726 r hitung>r tabel Valid
15 0,3926 0,1726 r hitung>r tabel Valid
16 0,4479 0,1726 r hitung>r tabel Valid
17 0,5812 0,1726 r hitung>r tabel Valid
18 0,6962 0,1726 r hitung>r tabel Valid
sumber:data diolah 2018.

2. Reliabilitas Pertanyaan Variabel X ( Pembelajaran Berbasis Proyek )


Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah yang digunakan
dapat diandalkan dan ditetapkan konsistensi jika pengukuran tersebut diulang. Pada dasarnya
data dinyatakan reliabel apabila hasil suatu ukuran dapat menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran dapat konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dengan alat ukur yang sama, berikut ini adalah keputusan uji untuk reliabilitas :
Bila a Cronbach’s> r tabel,maka Ho ditolak artinya Reliabel
Bila a Cronbach’s< r tabel,makaHo diterima artinya tidak Reliabel
𝑛 ∑𝑠𝑖 2
r11= ( 𝑛−1). (1 − 𝑠𝑡 2
)
18 7,8041
r11= ( 18−1
). (1 − 37,5566)
r11= ( 1,0588). (1 − 0,2077)
r11= 0,8388
Cronbach’s alpha > r tabel, 0,8388> 0,1726 sehingga kuesioner tersebut bersifat reliabel
artinya Variabel X ( PjBL) dinyatakan Reliabel.

3. Validitas Pertanyaan Variabel Y ( Minat Berwirausaha )


Dalam pengujian ini peneliti menyebar angket kepada 92 Siswa dengan 18 pertanyaan yang
berhubungan dengan minat berwirausaha. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data
yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Tabel 4. Data Validitas Variabel Y ( Minat Berwirausaha )antara r hitung dengan r table

No r hitung r tabel Hasil Keterangan


1 0,2185 0,1726 r hitung>r tabel Valid
2 0,252 0,1726 r hitung>r tabel Valid
3 0,2785 0,1726 r hitung>r tabel Valid
4 0,6587 0,1726 r hitung>r tabel Valid
5 0,714 0,1726 r hitung>r tabel Valid
6 0,7054 0,1726 r hitung>r tabel Valid
7 0,2001 0,1726 r hitung>r tabel Valid
8 0,4413 0,1726 r hitung>r tabel Valid
9 0,1944 0,1726 r hitung>r tabel Valid
10 0,5666 0,1726 r hitung>r tabel Valid
11 0,7021 0,1726 r hitung>r tabel Valid
12 0,5606 0,1726 r hitung>r tabel Valid

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran ( JRPP), Volume 5 Nomor 1, Juni 2022| 139

13 0,193 0,1726 r hitung>r tabel Valid


14 0,3823 0,1726 r hitung>r tabel Valid
15 0,2904 0,1726 r hitung>r tabel Valid
16 0,5289 0,1726 r hitung>r tabel Valid
17 0,567 0,1726 r hitung>r tabel Valid
18 0,5806 0,1726 r hitung>r tabel Valid

4. Reliabilitas Pertanyaan Variabel Y ( Minat Berwirausaha )


Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah yang digunakan
dapat diandalkan dan ditetapkan konsistensi jika pengukuran tersebut diulang. Pada dasarnya
data dinyatakan reliabel apabila hasil suatu ukuran dapat menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran dapat konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gelaja
yang sama dengan alat ukur yang sama.
berikut ini adalah keputusan uji untuk Reliabilitas :
Bila a Cronbach’s > r tabel, maka Ho ditolak artinya reliabel.
Bila a Cronbach’s < r tabel, maka Ho diterima artinya tidak reliabel.
r11= ( n/(n-1)).(1-(∑〖si〗^2)/〖st〗^2 )
r11= ( 18/(18-1)).(1-6,8891/26,732)
r11= ( 1,0588).(1-0,2577)
r11= 0,7859
Cronbach’s alpha > r tabel, 0,7859> 0,1726 sehingga kuesioner tersebut bersifat reliabel
artinya Variabel X ( PjBL) dinyatakan Reliabel

Pengujian hipotesis dan Pembahasan


1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Regresi Linear bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya, untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Minat
Berwirausaha Siswa Kelas XI SMK Bina Nusa Mandiri Ciracas. Rumus regresi sederhana
dapat diketahui sebagai berikut:
^
Y = a + bX
Keterangan:
Y= Minat berwirausaha
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
x = Pembelajaran Berbasis Proyek

2. Uji Koefisien Korelasi


skor nilai tersebut di masukan kedalam rumus Product Moment untuk mengetahui hasil
koefisien korelasi pengaruh kedua Variabel tersebut, adapun rumus Product Moment
yaitu sebagai berikut :

n   Xi.Yi − ( Xi )( Yi )
rxy =
n Xi 2
− ( Xi )
2
nYi − ( Yi ) 
2 2

92  435921 − (6328)(6308 )
=

{92.438672 − (6328) 2 } 92.434942 − (6308) 2 
40104732 − 39917024
=
{40358008 − 40043584}40014664 − 39790864

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran ( JRPP), Volume 5 Nomor 1, Juni 2022| 140

187708
=
(314424).(223800)
187708
=
7036809120 0
187708
=
265269,84
=0,7076

Hasil uji statisik diatas menunjukan bahwa skor koefisien korelasi sebesar 0,7076 di
bulatka Tiga Desimal 0,708

3. Koefisien Determinasi
Setelah mendapatkan koefisien korelasi dengan menggunakan perhitungan
rumus korelasi Product Moment, maka selanjutnya adalah menghitung koefisien
determinasi yang berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kemampuan Variabel
bebas dalam menjalankan varian dari variabel terikatnya,, yaitu antara Variable
X ( Pembelajaran Berbasis Proyek ) terhadap Variable Y (Minat Berwirausaha),
dan rumusnya sebagai berikut:

𝑘𝑑 = 𝑟 2 𝑋100%
= 0,7082 𝑋100%
= 50,12%
Dari perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa kontribusi Variabel X
dalam menjelaskan Varibel Y yaitu sebesar 50,12 %, dan sisanya dijelaskan oleh
Variabel lain diluar Variabel yang di uji yaitu sebesar 49,88%.

4. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis digunakan untuk menguji pengaruh Variabel Bebas (X) secara
signifikan terhadap Variabel Terikat (Y) setelah diketahui skor nilai koefisien korelasi
pada uji statistik, maka selanjutrnya dilakukan uji hipotesis yang diajukan
sebelumnya, adapun uji statistik menggunakan rumus sebagai berikut :
r n−2
t hitung =
1− r2
=
0,708 92 − 2
1 − (0,708) 2
0,708 90
=
1 − 0,5012
0,708(9,4868)
=
0,4988
= 6,7166
0,7062
= 9,5109 dibulatkan tiga desimal 9,511

Berdasarkan hasil Regresi Koefisien antara Pembelajaran Berbasis Proyek t tabel 1,662
dan didapatkan t hitung sebesar 9,511 maka hipotesis
dirumuskan sebagai berikut :

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)


Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran ( JRPP), Volume 5 Nomor 1, Juni 2022| 141

jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Ha diterima (ada pengaruh yang signifikan).
jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak Ho diterima (tidak ada pengaruhyang signifikan ).
Dengan demikian sesuai dengan hitungan hipotesis statistik, jika t hitung (9,511) >
t tabel (1,662) maka Ho ditolak Ha diterima, artinya ada Pengaruh Pembelajaran
Berbasis Proyek dengan Minat Berwirausaha.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang peniliti lakukan tentang “ Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) terhadap Minat Berwirausaha
Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Kewirausahaan di SMK Bina Nusa Mandiri Ciracas,“ maka
peniliti dapat mengemukakan simpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI SMK Bina
Nusa Mandiri Ciracas.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Metode peneltian. Jakarta: Rineka Cipta.
Brady, M., & Loonam, J. (2010). Exploring the use of entity‐relationship diagramming as a
technique to support grounded theory inquiry. Qualitative Research in Organizations and
Management: An International Journal.
Drucker, P. (1979). Manajemen tugas, tanggung jawab dan praktek. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia.
Fadiati, A., & Purwana, D. (2011). Menjadi wirausaha sukses. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hendro, I. (2011). Dasar-dasar kewirausahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pekerti, A. (1998). Falsafah Kewirausahaan (Mitos, Teori dan Aksi Pengembangan
Kewirausahaan). Makalah Penlok Nasional Metodologi Pengembangan Budaya
Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi. Jakarta: Depdikbud Dikti.
Prawirokusumo, S. (1997). Peranan perguruan tinggi dalam menciptakan wirausaha-wirausaha
tangguh. Makalah Seminar. Jatinangor: PIBI-IKOPIN Dan PNst.
Rais, M. (2010). Project based learning: inovasi pembelajaran yang berorientasi soft skills.
Proseding Seminar Nasional Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya.
Romantika, A. (2010). Hubungan Persepsi Tentang Profesionalisme Guru Dan Minat Siswa
Dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Penjasorkes Kelas XI IPS Semester 2 SMA Negeri 5
Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010.
Rusdiana, H. A. (2014). Kewirausahaan Teori & Praktik. Bandung: CV. Pustaka Setia
Sugirhartono Dkk.(2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Suryana.(2013).
Kewirausahaan.
Soemahamidjaja, S. (1964). Pajak berdasarkan asas gotong royong. Bandung: Universitas
Padjajaran.
Statistik, B. P. (2019). Tingkat pengangguran terbuka. Jakarta. Retrieved from Badan Pusat
Statistik: Bps. Go. Id.
Sugiyono, M. P. P., & Kuantitatif, P. (2009). Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta. Cet. Vii.
Uno, H. B. (2014). Model pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan
efektif.

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP)

Anda mungkin juga menyukai