Jurnal Pembelajaran Modul 2 Faridatus Soleha
Jurnal Pembelajaran Modul 2 Faridatus Soleha
Jurnal Pembelajaran Modul 2 Faridatus Soleha
Faridatus Soleha, S. Pd
SMP AL HASAN PANTI
NIM:242810374
LPTK: Universitas Muhammadiyah
Purworejo
Latar belakang
Setelah saya mempelajari materi Pembelajaran Sosial Emosional di Platform Merdeka Mengajar
(PMM) untuk peserta Piloting Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Guru Tertentu, saya
berencana untuk menerapkan pembelajaran berbasis sosial emosional di kelas saya sesuai dengan
wawasan baru yang sudah saya dapatkan.
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah proses penting yang membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan dan sikap untuk memahami diri sendiri, mengelola emosi,
berempati, dan membangun hubungan positif. Dengan mengintegrasikan PSE dalam kegiatan
pembelajaran, saya yakin dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan
holistik peserta didik serta meningkatkan kesejahteraan psikologis seluruh warga sekolah.
Pembelajaran yang didasari prinsip sosial emosional ini tidak hanya fokus pada aspek akademis,
tetapi juga pada pengembangan keterampilan sosial emosional yang esensial untuk kehidupan
para siswa.
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah sebuah proses di mana kita dapat memperoleh
dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk mengembangkan identitas yang
sehat, mengelola emosi, mencapai tujuan pribadi dan kolektif, merasakan dan menunjukkan
empati terhadap orang lain, membangun dan memelihara hubungan yang mendukung, serta
membuat keputusan yang bertanggung jawab dan penuh rasa kepedulian. PSE sendiri mencakup
lima kompetensi utama: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan
berhubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Kesadaran Diri (Self - Awareness) adalah kemampuan untuk memahami dan mengenali
emosi, pikiran, dan nilai-nilai pribadi yang mempengaruhi perilaku. Ini termasuk
mengenali kekuatan dan kelemahan diri, serta bagaimana perasaan dan reaksi pribadi
mempengaruhi interaksi dengan orang lain.
Setiap kompetensi ini saling berkaitan dan penting untuk diterapkan di dalam pembelajaran di
berbagai fase. Penerapan PSE dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui:
1. Pembukaan yang hangat, misalnya menyambut siswa dengan senyuman dan sapaan,
menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung.
2. Kegiatan melibatkan siswa, contohnya menggunakan metode pembelajaran yang
interaktif seperti bermain peran, diskusi kelompok, dan aktivitas refleksi diri.
3. Dan mengakhiri pelajaran dengan kegiatan yang positif, memberikan pujian, dan
mendorong siswa untuk menerapkan keterampilan yang telah dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
Jika dilakukan dengan tepat, penerapan pembelajaran sosial emosional juga akan dapat proyek
penguatan Profil Pelajar Pancasila. Misalnya pada dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang tercantum dalam Profil Pelajar Pancasila tersebut, kompetensi kesadaran
diri dapat membantu siswa memahami dan menginternalisasi nilai-nilai spiritual, sementara
keterampilan sosial mendukung siswa dalam membangun hubungan yang positif dan gotong
royong.
Beriku ini adalah rancangan pembelajaran dengan prinsip Pembelajaran Sosial Emosional yang
saya terapkan di kelas.
Kelas: 7
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat mengenal dan menggunakan kata sapaan dalam percakapan sehari-hari.
2. Siswa dapat menunjukkan kesadaran diri dan kesadaran sosial dengan menggunakan kata
sapaan yang sopan.
3. Siswa dapat membangun dan memelihara hubungan yang baik dengan teman-temannya
melalui interaksi yang sopan.
Ketika saya menerapkan rancangan pembelajaran di atas di kelas 1 SD, siswa tampak antusias
dan terlibat aktif dalam setiap kegiatan. Mereka berhasil menggunakan kata sapaan dengan benar
dan menunjukkan peningkatan dalam kesadaran diri dan sosial mereka. Suasana kelas menjadi
lebih positif dan mendukung.
Dari kondisi yang saya hadapi, saya jadi tahu bahwa siswa kelas 1 yang saya ampu sangat
responsif terhadap pendekatan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Mereka
lebih mudah memahami konsep melalui visualisasi dan bermain peran. Dan yang paling penting,
mereka menunjukkan peningkatan dalam kesadaran sosial dan empati dari kegiatan yang saya
lakukan.
Berdasarkan hal tersebut, saya akan terus menggunakan pendekatan pembelajaran yang interaktif
dan melibatkan siswa secara aktif. Saya akan mencoba memperluas metode pembelajaran dengan
menambahkan lebih banyak aktivitas bermain peran dan diskusi kelompok. Pendekatan ini akan
membantu siswa mengembangkan kesadaran diri, manajemen diri, dan keterampilan sosial
mereka, serta mendukung pengembangan karakter yang baik sesuai dengan Profil Pelajar
Pancasila.
Umpan Balik dari Rekan Guru
Ketika saya menerapkan pembelajaran di atas, terdapat beberapa rekan guru yang saya minta untuk
melakukan observasi atau mengati bagaimana kelas berlangsung ketika saya mengajar.
Berikut ini adalah umpan balik dari rekan guru ketika saya menerapkan pembelajaran sosial
emosional di kelas: