Bab I Kualitatif Ika

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan


dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan (peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 bab 1 pasal 1 ayat 6).

Proses pembelajaran hanya menerapkan kemampuan dan menggunakan sarana


serta mengikuti mekanisme yang telah diatur dengan baik dalam RPP/SAP. Proses
pembelajaran yang telah direncanakan dengan baik akan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Selain menerapkan proses pembelajaran telah ditata dengan baik, juga harus
selalu meminta feed back dan melakukan kajian untuk terus membenahi proses
pembelajaran.

Guru diartikan diguguh dan ditiru, guru adalah orang yang dapat memberikan
respon positif bagi peserta didik dalam KBM, untuk sekarang ini sangatlah siperlukan guru
yang mempunyai basic, yaitu kompetensi sehingga KBM yang berlangsung berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa guru dalam
melaksanakan pendidikan baik di lingkungan formal maupun non formal dituntut untuk
mendidik dan mengajar. Karena keduanya mempunyai peranan yang penting dalam KBM
untuk mencapai tujuan ideal pendidikan.

Peserta didik merupakan orang-orang yang sedang memerlukan pengetahuan atau


ilmu, bimbingan maupun arahan dari orang kain. Untuk menentukan jenis peserta didik,
maka tidak dapat terlpeas dari jenis-jenis atau bentuk-bentuk pendidikan. Secara umum,
bentuk pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar
sekolah. Pendidikan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, sementara pendidikan
luar sekolah mengambil dalam bentuk pendidikan non formal.

Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Suyitno


mendefiniskan pembelajaran merupakan usaha untuk membentuk kondisi yang
mendukung kemampuan, minat, bakat, serta kebutuhan siswa agar tercipta interaksi yang
optimal (Fitriani, 2019: 104) Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa
mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien (Riyanto, 2009:131). Jadi dapat
disimpulkan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Menurut Undang – Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
Pasal 37 Ayat 1 bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu
Pengetahuan alam (IPA). Bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dimaksudkan untuk
mengembangkan penegtahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik
terhadap lingkungan alam dan sekitarnya (Undang-Undang Sisdiknas 2003: 28).
Pembelajaran IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap
lingkungan. Ditingkat SD atau MI diharapkan ada penekanan pembelajaran salingtemas
(sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar
untuk merancang dan membuat suatu karya melalui konsep IPA dan kompetensi bekerja
ilmiah secara bijaksana (KTSP 2006: 484 – 485).

Pendekatan pembelajaran merupakan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada


siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil
belajar siswa tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk
pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan konten/materi. Menurut Tomlinson (2001:
45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran
di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid

Pada studi lapangan, berdasarkan hasil observasi dan wawancara tidak struktur
dengan guru kelas V di SDN Mentor 3 Kab. Probolinggo pada tanggal 08 September 2022,
menunjukan bahwa terdapat kendala dalam pelaksanaan pembelajaran. Salah satunya
adalah Hasil belajar siswa kelas V tergolong masih sangat rendah karena terdapat beberapa
siswa yang nilainya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah
ditentukan yaitu 65. Selain itu mayoritas siswa terlihat kurang aktif dan kurang antusias
pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta pemahaman siswa terhadap materi masih
sangat rendah. Hal ini disebabkan pada saat proses pembelajaran guru masih meggunakan
metode ceramah di depan kelas dengan hanya mengacu pada buku paket saja, dan guru
kurang memaksimalkan dalam penggunaan media yang sudah tersedia untuk menunjang
proses belajar mengajar.

Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang kompleks. Artinya,
pembelajaran tersebut harus menunjukkan kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung
dalam suatu lingkungan pendidikan dan guru harus mengerti bahwa siswa-siswi pada
umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda-beda, ada yang menguasai materi
lebih cepat dengan keterampilan motorik (kinestetik), ada yang menguasai materi lebih
cepat dengan mendengar (auditif) dan ada juga yang menguasai materi lebih cepat dengan
melihat atau membaca (visual).

Guru harus mengetahui bahwa setiap siswa akan sangat susah menerima
pembelajaran yang baik jika tanpa dilengkapi dengan penggunaan pendekatan
pembelajaran yang tepat saat KBM IPA, sehingga guru harus bisa memilih pendekatan
pembelajaran yang tepat agar siswa bisa menerima proses pembelajaran dengan baik dan
tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan optimal.

Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar
dan suasana belajar kondusif, baik eksternal maupun innternal. Melalui pembelajaran
berdiferensiasi, sikap toleransi dapat muncul dengan pemberian keleluasaan bagi siswa
untuk mengembangkan potensi. Guru tidak membatasi bahan dasar, proses, dan produk
yang dihasilkan siswa. Namun, guru juga tidak membebaskan semuanya sehingga
pembelajaran terkesan ambyar.

Dari permasalahan yang dikemukakan diatas peneliti menggunakan pendekatan


berdiferensiasi, karena dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa lebih bersemangat
dalam belajar dan mampu memahami materi yang disampaikan dengan baik. Selain itu
siswa juga akif dalam KBM sehingga siswa mampu menangkap materi yang disampaikan
dengan baik. Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian kualitatif dengan judul
“Pelaksanaan Pendekatan Berdiferensiasi Pada Pembelajaran IPA Kelas V SDN
MENTOR 3”
B. Fokus Penelitian

Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dikemukakam, maka rumusan


masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pelaksanaan Pendekatan berdiferensiasi pada mata pembelajaran IPA?


2. Bagaimana langkah-langkah Pendekatan berdiferensiasi pada mata pembelajaran IPA?
3. Apa saja faktor pendukung implementasi Pendekatan berdiferensiasi pada mata
pembelajaran IPA?
4. Apa saja faktor penghambat implementasi Pendekatan berdiferensiasi pada mata
pembelajaran IPA?
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan rumusan masalah diatas, maka penulis menemukan beberapa


tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Pendekatan berdiferensiasi pada mata


pembelajaran IPA.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah Pendekatan berdiferensiasi pada mata
pembelajaran IPA
3. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan Pendekatan berdiferensiasi pada mata
pembelajaran IPA
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
Manfaat tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebgaai kajian khususnya untuk siswa SD
kelas V serta memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa banyak cara yang dapat
kita lakukan untuk meningkatkabn prestasi belajar siswa salah satunya melalui
pendekatan berdiferensiasi dalam pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:
a) Bagi siswa
1. Mengatasi kesulitan siswa dalam proses pembelajaran
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa
b) Bagi Guru
1. Dapat membrrikann pemahaman bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan berdiferensiasi dalam
pembelajaran.
2. Sebagai fasilitator, guru dapat menggunakan berbagai model dan pendekatan
dalam pembelajaran salah satunya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan berdiferensiasi dalam
pembelajaran.
c) Bagi Sekolah
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar.
2. Meningkatkan prestasi sekolah melalui peningkatan prestasi belajar siswa dan
prestasi kinerja guru.
E. Penegasan Istilah
Untuk membahas permasalahan dalam penelitian ini, perlu penegasan istilah sebagai
berikut:

a) Pembelajaran berdiferensiasi adalah teknik instruksional atau pembelajaran di mana


guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan
individual setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebutuhan tersebut dapat
berupa pengetahuan yang ada, gaya belajar, minat, dan pemahaman terhadap mata
pelajaran. Pada dasarnya, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan setiap guru
untuk bertemu dan berinteraksi dengan siswa pada tingkat yang sebanding dengan
tingkat pengetahuan mereka untuk kemudian menyiapkan preferensi belajar
mereka.Untuk itulah maka pembelajaran berdiferensiasi ini memiliki tujuan untuk
menciptakan kesetaraan belajar bagi semua siswa dan menjembatani kesenjangan
belajar antara yang berprestasi dengan yang tidak berprestasi. Singkatnya,
pembelajaran berdiferensiasi adalah proses pembelajaran yang dibuat sedemikian
rupa sehingga siswa merasa tertantang untuk belajar.
b) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau Sains
yang semula berasal dari bahasa inggris “scientia” yang berarti saya tahu. “Science”
terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu
pengetahuan alam). Mendefinisikan IPA tidaklah mudah, karena sering kurang
dapat menggambarkan secara lengkap pengertian sains sendiri. Menurut H.W
Fowler, “IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang
berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas
pengamatan dan deduksi.” 1 IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada
dipermukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat
diamati indera maupun yang tidak dapat diamati indera. Oleh karena itu, dalam
menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA dipahami terlebih dahulu. Kardi dan
Nur mengemukakan IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik
makhluk hidup maupun benda mati yang diamati.

Anda mungkin juga menyukai