Student Karakter, Terminilogi Pembentukkkan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Ch

ap
ter
1

Definisi Student Characters


Pembentukan Karakter
Strategi dan Optimalisasi Pengembangan Karakter
Kasus disintegrasi karakter, faktor penyebab dan konsekuensi
Karakter dalam Perspektif Nabi Muhammad Saw

A. DEFINISI STUDENT CHARACTER


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain (Kemdikbud,
2016). Menurut W.B. Saunders, karakter merupakan sifat nyata dan berbeda yang
ditunjukkan oleh individu. Karakter dapat dilihat dari berbagai macam atribut yang
ada dalam pola tingkah laku individu (Yolanda, Mulyani, Adham, 2020). Karakter
dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik
karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya
dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari (Samami, 2011). Dalam istilah psikologi, yang disebut karakter adalah
perangai sifat dasar yang khas satu sifat atau kualitas yang tetap terus menerus dan
kekal yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang pribadi (Ramayulis,
2012). Selanjutnya, siswa adalah murid yang sedang menempuh terutama tingkat
sekolah dasar dan menengah (Kemdikbud, 2016). Siswa atau anak didik adalah setiap
orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjalankan pendidikan

Menurut Sudirman (1990), Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan
kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan
sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya (Hanifah,
Susanti, Adji, 2020). Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah
aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap,
motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berpikir, dan kemampuan awal yang
dimiliki

Student Characters and Digital Era


1
Karakteristik siswa itu sesuai dengan tahap-tahap perkembangan siswa. Program
pembelajaran di sekolah dasar akan berlangsung efektif jika sesuai dengan
karakteristik siswa yang belajar. Smaldino dkk, mengemukakan empat faktor penting
yang harus diperhatikan dalam menganalisis karakter siswa: (1) Karakteristik umum; (2)
kompetensi atau kemampuan awal; (3) gaya belajar; (4) motivasi (Hanifah, Susanti,
Adji, 2020).

Kementerian Pendidikan Nasional telah merumuskan 18 nilai karakter yang akan


ditanamkan dalam diri siswa sebagai upaya membangun karakter bangsa. Yang
dijelaskan pada tabel berikut:

No Nilai Deskripsi Karakter

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran


agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
1 Religius
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
lain.
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
2 Jujur sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan dan pekerjaan.

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan


3 Toleransi agama,suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya.

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada


4 Disiplin
berbagai ketentuan dan peraturan.

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam


5 Kerja Keras mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, Serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau


6 Kreatif
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang


7 Mandiri
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak


8 Demokratis
dan kewajiban dirinya dan orang lain.

Student Characters and Digital Era


2
No Nilai Deskripsi Karakter

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui


9 Rasa Ingin Tahu lebih dalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat dan didengar.

Cara berfikir, bertindak dan berwawasan yang


Semangat
menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas
10 Kebangsaan
kepentingan diri dan kelompoknya

Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan


kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
11 Cinta Tanah Air
terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk


Menghargai
12 menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
Prestasi
mengakui, serta menghargai keberhasilan orang lain

Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,


13
Komunikatif bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
14 Cinta Damai
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
15 Gemar Membaca
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mengecek
kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan
16 Peduli Lingkungan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang sudah terjadi.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
17 Peduli Sosial
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
18 Tanggung Jawab
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),
Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Student Characters and Digital Era


3
Gambar 1. Peta Konsep Character Strenght And Virtue, Martin & Seligman (2004)
Source : https://posproject.org/character-strengths/

Peterson dan Seligman (2004) memfokuskan pada kekuatan karakter (character


strengths) dan kebajikan (virtues). Mereka mengartikan kebajikan sebagai ciri inti yang
dihargai oleh para filsuf dan kaum religius. Kebajikan bersifat universal dan penting bagi
keberlangsungan hidup. Kebajikan digolongkan menjadi enam kategori, yaitu kearifan
dan pengetahuan (wisdom and knowledge), keteguhan hati (courage), perikemanusiaan
dan cinta kasih (humanity and love), keadilan (justice), kesederhanaan (temperance),
dan tran-sendensi (transcendence).
Kekuatan karakter adalah unsur psikologis yang membentuk kebajikan Peterson &
Seligman, 2004). Dengan kata lain, setiap kebajikan terbentuk dari beberapa kekuatan
karakter, misalnya kebajikan “kearifan dan pengetahuan” terdiri dari kekuatan karakter
kreativitas, keingintahuan, keterbukaan pikiran, kecintaan akan belajar, dan perspektif.
Apabila seorang individu mempunyai satu atau dua kekuatan karakter dari setiap
kebajikan, maka individu tersebut dapat disebut mempunyai karakter yang baik.

Seligman (2002) juga memperkenalkan istilah “kekuatan khas (signature strengths)”,


yang merupakan karakteristik khas seorang individu. Menurut Seligman, individu dapat
mencapai keberhasilan dan kepuasan emosional yang terdalam dengan menggunakan
dan mengembangkan kekuatan khas dalam kehidupan sehari-hari, daripada berusaha
amat keras untuk memperbaiki kelemahan. Kekuatan khas dapat dikatakan sebagai
kekuatan yang disadari dan sering ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari. bahwa
terdapat 6 jenis kebajikan yang terdiri dari 24 kekuatan karakter. Berikut ini akan
dijelaskan lebih mendalam mengenai ke-24 kekuatan karakter tersebut (Peterson &
Seligman, 2004).

Student Characters and Digital Era


4
B. PEMBENTUKAN KARAKTER

Karakter sejatinya akan menjadi identitas yang khas antara satu orang dengan yang
lainnya. Karakter yang positif tentu saja akan memberikan efek yang positif juga terhadap
identitas individu tersebut. Namun sebaliknya, jika karakter itu buruk maka akan menjadi
perangai tidak baik bagi individu tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam banyak ayat
dalam Al-Quran bahwa pembentukan karakter adalah suatu proses yang luar biasa,
dimana anak terlahir dengan potensi dan keunggulan yang dia miliki. Alloh menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, sehingga inilah yang menjadi landasan bagi
kita bahwa terlahirnya seseorang ke muka bumi berada dalam keadaan yang terbaik
dalam berbagai aspeknya

Source : Canva.com

Potensi yang berada pada manusia, tentu saja tidak berisi sisi lain manusia yaitu sisi
buruknya. Ada sisi baik yang terdiri dari berbagai karakter. Dan ada juga sisi buruk yang
juga bisa menghasilkan banyak karakter buruk. Itu semua hadir dan melekat pada
manusia. Sehingga poin terbaiknya, adalah bagaimana lingkungan membentuk anak
menjadi sesuai dengan fitrahnya. Jika dilihat dari sudut pandang teori psikologi barat,
perilaku yang terjadi pada seseorang diakibatkan oleh dua kemungkinan. Faktor hereditas
(keturunan) dan faktor lingkungan (environment) sehingga hal inilah yang harus menjadi
pertimbangan orang tua dan masyarakat ketika akan membentuk karakter anak.

Student Characters and Digital Era


5
C. STRATEGI DAN OPTIMALISASI PENGEMBANGAN KARAKTER

Pada hakikatnya karakter tidak terbentuk dengan begitu saja, melainkan proses yang
panjang yang seorang anak lalui dalam kehidupannya. Dalam salah satu penelitian yang
dijelaskan oleh Fatmah (2018), beberapa tahapan yang bisa dilakukan untuk
mendapatkan optimalisasi dari karakter anak.

Tahap Pertama

Pendidikan karakter tentu saja bisa diberikan kepada anak melalui proses
pembelajaran yang ia terima dalam kehidupannya. Hal itu bisa dilakukan secara
rutin sesuai dengan kondisi anak tersebut.

Tahap Pelaksaanaan

Pada tahap ini, berbagai pihak mulai bisa memberikan pengajaran langsung
kepada anak dalam membina karakternya. Anak-anak yang dibesarkan di
keluarga, bisa diberikan pendidikan keluarga yang baik. Orang tua bisa secara
bersama-sama menjadi suri tauladan baik bagi anak-anak mereka. Jika dilakukan
di sekolah, guru dan pihak sekolah bisa sama-sama memberikan pembinaan dan
pelatihan rutin kepada anak tentang apa yang harus dia lakukan sebaik-baiknya.
Dan di lingkungan pun sama seperti itu, lingkungan yang baik tentu saja menjadi
pemerkuat karakter baik anak.

Tahap Pembiasan (Habituasi)


Pembiasaan ini begitu penting karena anak-anak akan mulai merasakan efek
positif yang ia terima dari karakter baik yang ditunjukkanya.

Penting untuk diketahui oleh banyak orang tua, terkadang ada asumsi yang beredar di
masyarakat bahwa pembentukan karakter biasanya dilakukan di sekolah. Tugas orang tua
adalah mendukung anak-anaknya supaya mendapatkan pendidikan terbaiknya. Hal
tersebut tentu saja adalah sesuatu yang harus diluruskan. Di sinilah pentingnya
keseimbangan peran orang tua dalam menunjang pendidikan karakter anak. Justru
keluarga adalah madrasah utama anak sehingga mau seperti apa anak tampilannya itu
karena salah satu pengaruh dari pendidikan orang tuanya. Ayah sebagai tulang
punggung di keluarga, dan Ibu sebagai pemberi kasih sayang anak haruslah memiliki
peran yang seimbang dalam menunjang pendidikan karakter bagi anak-anak mereka

Student Characters and Digital Era


6
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Hidayat (2013) dalam penelitiannya tentang peran
penting orang bagi anak-anaknya yang bisa dilihat pada bagan dibawah ini

1 Kewajiban dalam Memberi nafkah yang halal

2 Kewajiban memimpin

3 Kewajiban mendidik

Jika diinterpretasikan secara mendalam, Hidayat (2013) menjelaskan lebih lanjut tentang
aktivitas apa yang bisa dilakukan orang tua kepada anak-anak mereka, diantaranya
adalah:

1
Mengajarkan aqidah yang benar

2
Menanamkan dan mengajarkan rukun islam dan iman

3
Mendidik dengan ketaladanan

4
Memilih lingkungan & teman pergaulan yang baik bagi anak

5
Dialog dan diskusi

6
Membiasakan hal-hal yang baik

7
Sanksi dan hukuman

8
Pengawasan

Student Characters and Digital Era


7
Sementara itu, untuk mendapatkan pendidikan karakter yang baik di sekolah, guru sebagai
pendidikan dan pengajar anak juga mempunyai tugas yang harus dilakukan untuk membina
anak-anak mereka di sekolah (Wahidin, 2013), diantaranya adalah:

1
Mengajarkan aqidah yang bea.Menerapkan kasih sayang dan
lembuh lembut kepada anak didik mereka, dimana hal ini
dilakukan untuk memperkuat apa yang sudah anak terima di
rumahnya.

2
Menguatkan para siswa untuk mencapai tujuan hidup yang baik
yaitu bermanfaat bagi semua orang

3
Menjadi pembimbing bagi siswanya terutama dalam memberikan
pencerahan tentang apa yang baik dan buruk bagi anak-anaknya

4
Memahami lebih dalam apa yang dirasakan anak muridnya di
sekolah, tidak hanya pada aspek kognitif, tapi juga emosional dan
perilaku

Student Characters and Digital Era


8
D. KASUS DISINTEGRASI KARAKTER, FAKTOR PENYEBAB
& KONSEKUENSI

Kasus 1

20 November 2022. (Kompas.Com). 6 orang Pelajar melakukan penganiyaan


terhadap seorang nenek di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Dalam sebuah
tayangan video berdurasi 13 detik yang tersebar di media sosial. Menunjukan ke-6
pelajar laki-laki be seragam pramuka tersebut menepi dan menghampiri seorang
nenek tersebut, tidak lama salah satua pelajar diantara mereka langsung
menendang nenek tersebut hingga terpental. Kasus ini tidak lama langsung
mendapatkan perhatian publik, serta pihak keopolisian. Dalam hal ini kasus tersebut
langsung di tangani oleh Polres Tapanuli Selatan, semua pelaku sudah ditangkap,
Karena masih berstatus pelajar. Semua pelaku di kembalikan ke orang tua, tokoh
masyarakat, sekolah dan Dinas Pendidikan untuk dilakukan tindakan pembinaan
lebih lanjut.

Gambar 2. Sekelompok pelajar melakukan kekerasan


Source : https://mediaindonesia.com/

Kasus 2

19 November 2022. (Republika.com). Seorang siswa SMP menjadi korban pelaku


tindak kekerasan dan bulying. Kejadian ini terjadi di Salah satu SMP di Kota
Bandung. Kejadian tersebut bahkan menjadi viral setelah videonya diunggah di
media sosial. dalam video berdurasi 21 detik tersebut. beberapa anak SMP
berseragam batik biru tengah merundung temannya yang duduk di bangku depan.
Mereka memasangkan sebuah helm di kepala korban. Pelaku pun tidak segan
langsung memukul kepala korban menggunakan kaki. Siswa-siswa lainnya yang
melihat ikut membantu aksi perundungan tersebut. Korban yang dipukul di bagian
kepala tiba-tiba langsung tergeletak jatuh ke lantai. Seorang siswa lainnya yang
terlibat dalam perundungan menindih korban yang terlihat tidak berdaya

Student Characters and Digital Era


9
Kasus 3

22 November 2022. (Kompas.Com). Polres Metro Jakarta Selatan menangkap


seorang remaja pria berinisial D (15) yang diduga melakukan pelecehan seksual
kepada dua siswi SD. Pelaku melakukan aksinya kepada kedua korban di tempat
yang sama, dan hanya berselang 2 jam saja. setelah kejadian pertama
Berdasarkan hasil penelusuran Polres Jakarta Selatan, didapati fakta-fakta pelaku
seperti Pelaku masih berusia 15 tahun, Pelaku sering menonton Video Porno, dan
modus yang dilakukan dengan berpura-pura menanyakan alamat.

Gambar 3. Ilustrasi Korban Pelecehan Seksual


Source : https://Canva.com/

Kasus 4

6 Desember 2022. (IDNTimes.com). 13 Pelajar SMP diciduk Polisi Karena Pesta MIras.
Ke 13 pelajar tersebut melakukan aksinya berupa pesta miras di tepi sungai jalan
peneleh Kota Surabaya, dengan masing-masing masih berseragam sekolah ketika
terciduk. Kasus ini ditangani oleh mapolsek gubeng, surabaya. Para pelajar tersebut
harus membuat surat pernyataan dan meminta maaf kepada kedua orang tuanya.
semua pelajar dikembalikan kepada orang tuanya masih-masing untuk
mendapatkan pembinaan

Gambar 4. Sekelompok Remaja Teciduk Pesta Miras


Source : https://kalsel.antaranews.com/

Student Characters and Digital Era


10
Analisis Kasus
Kasus-kasus diatas merupakan beberapa contoh bentuk disintegrasi karakter. Disintegrasi
karakter dapat diartikan sebagai adanya ketidaksesuaian implementasi nilai nilai karakter
yang seharusnya dilakukan. Dalam dunia pendidikan misalnya Firmansyah, Wahyu (2019)
menjelaskan bahwa, Kurang meratanya suatu program terhadap target capaian akan
menyebabkan konflik dan permasalahan baru. Seperti halnya di dunia pendidikan,
pendidikan karakter sebagai basis revolusi mental tidak tersosialisasikan dan tidak
diimplementasikan secara berkelanjutan sehingga terjadi Disintegrasi antara murid, guru,
seluruh warga sekolah, orang tua murid dan masyarakat dilingkungan pendidikan

Selain itu, Secara umum faktor penyebab terjadinya disintegrasi karakter dibedakan
menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal (Karlina).

Lingkungan Keluarga
Krisis Identitas Faktor Faktor Lingkungan Sekitar
Kontrol Diri Rendah Internal Eksternal Tempat Pendidikan
Minimnya Pemahaman Agama

Faktor Internal

1
Krisis identitas; Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja yang
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya
perasaanakan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas
peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa
integrasi kedua

2
Kontrol diri yang lemah; Remaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat
diterima akan terseret pada perilaku disintegrasi karakter’. Begitupun bagi
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun
tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya

Student Characters and Digital Era


11
Faktor Eksternal

1. Lingkungan keluarga
Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan ramaja
seperti keluargayang broken home, rumah tangga yang berantakan dapat
disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik
keras, ekonomi keluargayang kurang, semua ini merupakan sumber yang
memicu terjadinya kenakalan remaja atau disintegrasi karakter

2. Pegaruh dari lingkungan


Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya disintegrasi karakter
dari faktor pengaruh lingkungan, misalnya pengaruh lingkungan sekitar rumah,
lingkungan bermain, bahkan lingkungan tak kasat mata yaitu, media sosial.
Mrakanya video atau tayangan yang berbau kekerasan dan pornografi juga
telah banyak menjadi faktor penyebab terjadinya kasus-kasus seperti contoh
diatas.

3. Tempat Pendidikan
Seperti yang sudah disebutkan diatas, bahwa tidak meratanya program tepat
sasaran menjadi salah satu akibat munculnya disintegrasi karakter. sehingga
tidak jarang kita seringkali menemui kasus seperti Sering membolos pada saat
jam pelajaran, sering melanggar peraturan sekolah. Tentu hal tersebut harus
menjadi catatan evaluasi bagi pemangku kebijakan tempat pendidikan.

4. Minimnya pemahaman tentang agama


Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi
salah satu penyebab terjadinya kenakalan. Dalam pembinaan moral, agama
mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang
datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan
tempat

Student Characters and Digital Era


12
Konsekuensi

n
ga
iri

n
Orang Lain
nd

u
gk
Se

n
Li
ri
Di
Konsekuensi

a. Diri Sendiri
1. Dilabeli sebagai remaja kurang berguna
2. Memendam rasa malu yang sulit dihilangkan
3. Kurang dipercaya dalam keluarga dan pergaulan
4. Menjatuhkan diri sendiri
5. Dianggap imannya masih lemah
6. Mempermalukan orang tua dan sekolahnya

b. Orang Lain
1. Tidak bisa kenyamanan bagi orang lain
2. Kurang disenangi dalam pergaulan
3. Menyedihkan hati orang tua dan keluarga
4. Tidak mendapat pengakuan dari orang lain
5. Teman dan tetangga malas mendekati
6. Tidak pantas sebagai contoh bagi oran lain
7. Orang lain ketakutan dipengaruhi

c. Lingkungan
1. Membawa nama buruk lingkungan
2. Diabaikan dan tidak disukai dalam masyarakat
3. Dianggap mencemari lingkungan sekitar
4. Tidak ada gunanya di masyarakat
5. Tidak diberi peran lagi karena masyarakat sudah tidak percaya
6. Dianggap orang yang perlu dibina agar tidak berdampak negatif
pada lingkungan
7. Menyimpang dari norma-norma masyarakat dan agama

Student Characters and Digital Era


13
E. KARAKTER DALAM PERSPEKTIF NABI MUHAMMAD SAW

Karakteristik Nabi Muhammad SAW dalam hal kepemimpinannya patut diteladani karena
beliau memiliki ketangguhan untuk menjadi pribadi yang tidak mudah dipengaruhi oleh
keadaan masyarakat di sekitarnya pada saat zaman jahiliyah. Karakteristik Nabi Muhammad
SAW yang sangat menonjol ialah kejujuran (shiddiq). Karakteristik ini menjadi prinsip utama
beliau dalam menjalani kehidupannya. Kepribadian sempurna yang dimiliki oleh Nabi
Muhammad SAW. sebagai Rasul Allah merupakan kepribadian yang terpuji, sehingga beliau
dikenal dengan sebutan sifat-sifat wajib bagi Rasul Allah yakni, shiddiq, amanah, tabligh,
dan fathanah (Sakdiah, 2016: hlm. 29)

SHIDDIQ AMANAH

TABLIGH FATONAH

Gambar 5. 4 Karakter Nabi Muhammad SAW

Keempat sifat Nabi Muhammad SAW menjadi karakteristik utama yang harus kita teladani.
Sebab karakteristik tersebut sangat mulia sehingga harus ditiru dalam hal kepemimpinan,
baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain. Pada zaman beliau, karakteristik
kepemimpinannya mampu disegani kawan dan dihormati lawan. Beliau memperlakukan
lawannya dengan sikap yang baik, meskipun lawan-lawan beliau telah melakukan berbagai
cara untuk menghentikan perjuangannya. Nabi Muhammad SAW tetap tabah, sabar, dan
sungguh-sungguh. Rasulullah SAW dikenal istiqamah atau konsisten hingga beliau selalu
berpegang pada keputusan yang telah disepakatinya (Sakdiah, 2016: hlm. 30-31)

Banyak karakteristik Nabi Muhammad SAW sangat menarik untuk dikaji. Misalnya jika
dikaitkan dengan dunia bisnis. Seperti yang telah diketahui bersama, Nabi Muhammad SAW
pernah berdagang pada usia muda. Karakteristik Nabi Muhammad SAW yang dikaji oleh
para pelaku bisnis berpedoman pada sifat Shiddiq. Sifat Shiddiq dijadikan sebagai bagian
dari etika oleh para pelaku bisnis (Musyirifin, 2020: hlm. 153)

Student Characters and Digital Era


14
Keseharian Nabi Muhammad SAW dalam menjalani kehidupan selalu bersikap sopan santun,
bertutur kata dengan jujur, tidak pernah berdusta serta memiliki berbudi pekerti yang luhur.
Nabi Muhammad SAW memiliki ahklak yang mulia terhadap siapa saja yang beliau temui. Di
dalam Al Qur’an Nabi Muhammad SAW disebut sebagai manusia yang paling berakhlak.
Beliau mampu menjadi suri tauladan dan tokoh inspirasi dalam banyak hal, terutama dalam
hal tata berperilaku (Musyirifin, 2020: hlm. 154)

Nabi Muhammad SAW memiliki sifat mulia yang selalu terjaga dan dijaga oleh Allah SWT.
Sifat Nabi Muhammad SAW tersebut dikenal dengan sebutan sifat wajib bagi Rasul yang
merupakan pencerminan karakter dari Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan tugasnya
sebagai pemimpin umat di muka bumi (Musyirifin, 2020: hlm. 155)

Dalam hal pendidikan misalnya, para sahabat Nabi Muhammad SAW yang pernah
mendapatkan pendidikan langsung dari beliau memiliki kegigihan dan semangat belajar
yang tinggi dalam mempelajari agama Islam dari Rasulullah. Sekalipun banyak halangan
dan rintangan yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran, baik halangan dari
keluarga mereka sendiri maupun dari orang lain. Bnayak dari mereka yang dihina, disiksa,
bahkan ada yang dibunuh. Namun, semua ini tidak menyurutkan atau mengurangi semangat
dan kegigihan mereka dalam menjalani pendidikan yang diberikan oleh Nabi Muhammad
SAW baik di rumah al-Arqam ibn Abi al-Arqam atau tempat lainnya (Manik, 2020: hlm. 20)

Dalam urusan tatanan politik, Nabi sebagai pemimpin tertinggi telah mencurahkan
perhatian yang cukup besar kepada kaum kafir Quraisy. Mereka merupakan penghalang
pertama dalam dakwah penyiaran Islam, karena mereka memiliki sifat yang keras kepala
(wiqfah) sehingga menyebabkan kelambanan tersebarnya ajaran tauhid tersebut. Ditambah
lagi kaum Quraisy pada saat itu memegang peranan penting dalam urusan keagamaan,
kekuasaan, ekonomi, politik, dan kebudayaan (Sakdiah, 2016: hlm. 37-38).

Karakteristik Nabi Muhammad SAW membuat beliau disukai oleh setiap orang yang
berhubungan dengannya secara langsung maupun tidak. Karakteristik beliau juga menjadi
pujaan bagi para pengikutnya. Jika dilihat secara historis sewaktu Nabi Muhammad SAW
masih muda, semua orang Quraisy menamakan beliau “As Shiddiq” dan “Al Amin” (Rahman,
1991: hlm. 68)

Student Characters and Digital Era


15
Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW sangat memperhatikan kebutuhan masyarakat.
Beliau mendengar keinginan dan keluhan masyarakat. Beliau juga memperhatikan potensi-
potensi yang ada di dalam masyarakat. Mulai dari potensi alam hingga potensi
manusiawinya. Semua ini bermuara pada aktivitas dakwah yang dilakukan beliau terhadap
masyarakat, terutama dalam bidang keimanan dan ketakwaan serta profesionalisme
sebagai upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas pada waktu itu
(Munir & Ilaihi, 2015: hlm. 58)

Berikutnya ialah sifat Tabligh. Sifat ini merupakan sifat Rasulullah yang ketiga. Cara dan
metode beliau dilaksanakan agar dapat ditiru oleh pengikutnya. Sasaran pertama ialah
keluarga beliau kemudian beliau melanjutkan berdakwah ke segenap penjuru. Sebelum
mengajarkan sesuatu, beliau terlebih dahulu melakukannya. Sifat ini merupakan sifat Rasul
yang mulia sebab tidak menyembunyikan informasi yang benar apalagi untuk kepentingan
banyak umat serta agama. Beliau tidak pernah sekalipun menyimpan informasi berharga
hanya untuk dirinya sendiri. Beliau sering mengabarkan berita gembira mengenai
kemenangan serta keberhasilan yang akan diraih oleh para pengikutnya di kemudian hari.
(Sakdiah, 2016: hlm. 44)

Kemudian yang keempat ada sifat Fathanah. Sifat ini merupakan karakteristik mulia Rasul
sebab akalnya sangat panjang dan cerdas sebagai pemimpin yang berwibawa. Selain itu,
beliau juga memiliki emosi yang stabil, tidak gampang berubah jika dihadapkan dalam dua
keadaan, baik itu di masa kejayaan dan dalam di masa terpuruk sekalipun. Beliau dapat
menyelesaikan masalah dengan tangkas dan bijaksana. Sifat pemimpin beliau yang cerdas
dapat mengetahui dengan jelas setiap akar permasalahan yang beliau hadapi serta
tindakan apa yang harus beliau ambil untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada
umat saat itu. Sikap beliau sebagai seorang pemimpin mampu memahami betul bagian-
bagian apa saja dalam suatu sistem organisasi atau lembaga, kemudian beliau
menyelaraskan bagian-bagian tersebut agar dapat sesuai dengan strategi serta untuk
mencapai sisi yang telah digariskan (Sakdiah, 2016: hlm. 46)

Student Characters and Digital Era


16
Maha Benar Allah SWT dan Maha Suci Ia yang telah mengutus rasulNya yang mulia Nabi
Muhammad SAW sebagai seorang guru atau mu’allim di tengah umat manusia. Maka
sungguh besar dan agunglah profesi ini dihadapan Allah SWT, sehingga seorang rasul dari
ulul ‘azmi pun Allah SWT utus untuk tugas yang mulia ini. Tidak ada guru yang lebih agung
dan lebih mulia seperti beliau yang mampu membangun dan membentuk jiwa dan akal
sekaligus (Manik, 2020: hlm. 39)

Para sahabat Nabi Muhammad SAW yang melihat dan menyaksikan langsung bagaimana
sikap jujur yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW semanjak kecil, tentunya sudah dicontoh
dan diikuti oleh para sahabatnya beliau. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap keteladanan ini
dapat terlihat dari perjalanan hidup mereka, sehingga setiap perbuatan yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW sudah menjadi pelajaran pendidikan yang sangat berharga kepada
mereka, terlebih-lebih lagi kita yang hidup pada hari ini “(Manik, 2020: hlm. 41-42)

Rasulullah SAW memerintahkan manusia untuk melakukan kebaikan dan beliau ialah orang
yang pertama kali melakukannya. Beliau melarang manusia dari keburukan dan beliau pula
orang yang pertama kali menghindarinya. Ini merupakan kesempurnaan akhlak beliau dan
hal itu tidaklah aneh, sebab karakterisitk akhlak beliau bersumber dari Al Quran. Demikian
juga dengan para sahabat yang melihat karakteristik beliau, mereka mampu meniru dan
mencontohnya dengan baik (Manik, 2020: hlm. 44)

Student Characters and Digital Era


17

Anda mungkin juga menyukai