MAKALAH DIKLAT NASIONAL Seni Budaya - Deny OK
MAKALAH DIKLAT NASIONAL Seni Budaya - Deny OK
MAKALAH DIKLAT NASIONAL Seni Budaya - Deny OK
Seni sebagai salah satu bentuk kebudayaan, selain untuk hiburan, juga merupakan salah
satu sarana untuk menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat. Seni sebagai tatanan,
tontonan dan tuntunan, harus bisa menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan cara yang
mudah dimengerti dan dipahami.
Seni menurut beberapa ahli:
Jika dilihat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni berarti keahlian membuat
karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya). Arti seni
di KBBI juga merupakan karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari,
lukisan, ukiran. Berikutnya, coba kita lihat dari sisi bahasa Inggris. Kata “art” berarti ekspresi
atau aplikasi keterampilan kreatif dan imajinasi manusia, yang dihasilkan dalam bentuk visual,
serta kecantikan dan kekuatan emosionalnya dapat diapresiasi.
Asal usul kata “seni” dalam bahasa Indonesia adalah kata “sani” dari bahasa
Sansekerta, yang berarti pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Sementara kata “art” dalam
bahasa Inggris berasal dari kata “artem” dalam bahasa Latin yang berarti keterampilan, yang
biasanya digunakan untuk menjelaskan kualitas atau ekspresi sesuatu yang indah atau sangat
penting.
Menurut Plato, seni adalah hasil tiruan alam. Pandangan ini menganggap bahwa suatu
karya seni merupakan tiruan obyek atau benda yang ada di alam atau karya yang sudah ada
sebelumnya. Nilai keindahan pada suatu karya seni didasarkan pada kesan keindahan yang
ada di alam.
Menurut Drs. Sudarmaji Seni merupakan segala manifestasi batin dan pengalaman
estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.
Seni bukan hanya sebuah karya, tetapi juga tumbuh menjadi sebuah manifestasi batin yang di
dalamnya mengunggah pengalaman yang memiliki keindahan dengan menggunakan berbagai
media dalam berkesenian seperti media bidang, garis, warna, volume, dan gelap terang.
Kita bisa menarik garis kesimpulan bahwa seni adalah hasil cipta, karya indah yang
berasal dari rasa dan pikiran manusia.
Pengertian Karakter
Wynne (dalam Mulyasa, 2012, hlm.3) menjelaskan bahwa kata “character” (“karakter” dalam
bahasa Indonesia) berasal dari bahasa Yunani, yaitu kharaktēr/eharassein yang berarti “to mark”
atau “to engrave) (menandai/mengukir).Tentunya, “menandai” atau “mengukir” tidak dimaknai
sebatas harfiah saja. Jika diinterpretasikan, hal tersebut dapat berarti mengukir nilai-nilai positif
baik dalam konsepsi dan tindakan nyata dalam perilaku sehari-hari.
Salahudin dan Alkrienciechie (2013, hlm. 42) berpendapat bahwa karakter merupakan ciri khas
seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan
ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
Samani dan Hariyanto (2013, hlm. 41) sebagai sesuatu yang khas dari seseorang sebagai cara
berfikir dan perilaku untuk hidup dan bekerjasama dalam hubungannya dengan sesama yang dapat
membuat keputusan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya
Dapat disimpulkan bahwa karakter adalah sifat, persepsi, baik-buruk seseorang dalam menerapkan
etika nilai, moral, emosi dan berbagai kemampuan kejiwaan lain yang tercermin melalui perilaku
atau tingkah laku yang baik. Karakter juga dapat didefinisikan sebagai nilai dasar yang tertanam
dan dimiliki oleh individu sebagai pondasi diri untuk berbuat baik, sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.
Samani dan Hariyanto
Menurut Samani & Hariyanto (2013, hlm. 45) pendidikan karakter adalah proses pemberian
tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi
hati, pikir, raga serta rasa dan karsa.
Menurut Wibowo Pendidikan karakter adalah pendidkan yang digunakan untuk menanamkan dan
mengembangkan karakter kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter yang luhur
setelah memiliki maka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari bak di rumah, di
sekolah maupun di masyarakat (Wibowo, 2013, hlm. 40).
Menurut Salahudin dan Alkrienciechie Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan
moral atau budi pekerti untuk mengembangakan kemampuan seseorang untuk berperilaku yang
baik dalam kehidupan sehariharinya (Salahudin & Alkrienciechie, 2013, hlm.42).
Nilai Deskripsi
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
Religius
dianut, toleran dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Perilaku yang selalu berupaya untuk menjadi orang yang sesuai dan
Jujur menetapi apa yang dilakukan baik dalam perkataan, tindakan, maupun
pekerjaan.
Tindakan yang berperilaku tertib dan patuh pada ketentuan dan peraturan
Disiplin
yang berlaku.
Berpikir dan bekerja dengan menghasilkan cara baru atau unik dari yang
Kreatif
telah ada/dimiliki.
Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang Iain saja.
Selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan meluas dari sesuatu
Rasa Ingin Tahu
yang dilihat, didengar dan dipelajari secara umum.
Berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
Semangat Kebangsaan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Perilaku, sikap, perkataan, dan tindakan yang membuat orang lain merasa
Cinta Damai
senang dan damai atas kehadiran individu tersebut.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin menolong dan membantu orang Iain
Peduli Sosial
dan masyarakat umum yang membutuhkan.
Tujuan Pendidikan Karakter, menurut Mulyasa (2012, hlm.9) adalah untuk mendorong peserta
didik agar mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Selain itu, Kemdiknas menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter antara lain adalah sebagai:
Fungsi Pendidikan Karakter, menurut Zubaedi (2012, hlm. 18) dibagi menjadi tiga fungsi utama:
6 TOPI BERPIKIR
SIKAP KRITIS
Bagaimana Seni dan budaya mampu berperan pada pembangunan sikap kritis:
Pertunjukan Upacara-
Meditasi Observasi dan upacara
pameran adat
PENCARIAN MAKNA/
PESAN
KARAKTER SIMPATI FILOSOFI
DIRI
HIBURAN
MANAJEMEN SEMIOTIK /
EMPATI KEBARUAN
EMOSI SIMBOL
Dari berbagai aktifitas seni budaya, akan tercipta pula pikiran pikiran kritis untuk
mentransformasikan dari tradisional menjadi peristiwa peristiwa kekinian atau modern. Misalnya,
bagaimana kemudian manusia mampu kritis terhadap peristiwa yang akhir akhir ini banyak
bersifat individualistis. Hal tersebut bisa disikapi dengan pikiran atau respon positif. Dengan
berpikir kritis, manusia akan berpikir bagaimana mentransformasikan peristiwa tradisional
menjadi lebih modern sesuai dengan perkembangan teknologi dan perubahan jaman. Missal:
Pertunjukan bukan hanya bisa dilihat lewat panggung secara langsung, sekarang bisa dilihat
melalui youtube dan live streaming. Pasar pasar online. Dengan budaya perilaku masyarakat yang
semakin berubah mengikuti perkembangan teknologi dan perubahan jaman, maka manusia juga
dipaksa untuk berpikir kritis agar tidak jalan ditempat.
Akhirnya dari sikap kritis tersebut akan muncul ide ide kreatif yang mempu mengikuti
perkembangan jaman, tanpa meninggalkan landasan seni budaya yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia. Karena memang Kritis dan kreatif adalah dua hal yang saling berkesinambungan.
Masa Lalu
(Pikiran, Tindakan, Produk/Karya, Masalah)
Berpikir Kritis
Kreatifitas bukan hanya merubah yang lama menjadi baru, namun bisa dari yang tidak
ada menjadi ada. Seperti pada bahasan sebelumnya, berpikir kritis akan melahirkan kreatifitas.
Dalam Seni dan Budaya banyak hal yang bisa dilakukan sebagai wujud atau representasi kreatifitas
pelaku seni, baik melalui Musik, Sastra, Tari, Lukisan, atau Seni Peran, bahkan kreatifitas dalam
adat istiadat, budaya masyarakat sekitar.
Kreatifitas yang mengikuti perkembangan jaman dibidang teknologi
Sebelum membahas sedikit lebih jauh tentang tema “Kolaborasi Seni Budaya di Era
Digital”, ada baiknya kita menyatukan persepsi dulu tentang pengertian Kolaborasi. Kolaborasi
menurut beberapa ahli dan sumber:
Dalam modul berjudul Konsep, Pengertian, dan Tujuan Kolaborasi oleh Dr. Drs. Choirul
Saleh, M.Si. yang diterbitkan pustaka Universitas Terbuka, secara etimologi kolaborasi adalah
“collaborative” berasal dari kata “co” dan “labor.” Maka pengertian kolaborasi adalah penyatuan
tenaga atau peningkatan kemampuan yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan atau yang telah disepakati bersama. Istilah kolaborasi kerap digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
“Pengertian kolaborasi adalah situasi di mana dua orang atau lebih belajar atau mencoba
mempelajari sesuatu bersama-sama dan lebih banyak lagi khusus sebagai pemecahan masalah
bersama,” dijelaskan ahli dalam bidang ini, Dillenbourg.
Menurut Kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah hakekat untuk bekerja bersama
khususnya dalam usaha penggabungan pemikiran.
Menurut Camarihna-Matos dan Afsarmanesh (2008), kolaborasi adalah sebuah proses
ketika beberapa entitas atau kelompok saling berbagi informasi, sumber daya, dan tanggung jawab
atas sebuah program kegiatan yang dirancang, diimplementasikan, dan dievaluasi secara bersama-
sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Menurut Dillenbourg (1999), kolaborasi adalah situasi di mana dua orang atau lebih belajar
atau mencoba mempelajari sesuatu bersama-sama dan lebih banyak lagi khusus sebagai
pemecahan masalah bersama.
Menurut Teasley (1995), kolaborasi adalah terkoordinasi, aktivitas sinkron yang
merupakan hasil dari upaya berkelanjutan untuk membangun dan memelihara konsepsi bersama
tentang suatu masalah.
Adapun beberapa tujuan kolaborasi adalah:
1. Untuk memecahkan masalah
2. Saling mendekatkan orang atau komunitas/ organisasi
3. Saling membantu antar personal
4. Meningkatkan moral pelaku kolaborasi
5. Menggabungkan 2 object yang berbeda dalam sebuah karya seni
Manfaat Kolaborasi adalah:
1. Meningkatkan komunikasi
2. Meningkatkan produktivitas
3. Memberikan lebih banyak ruang/ fleksibilitas dalam berkarya
4. Meningkatkan rasa kebersamaan/ kerjasama
5. Menciptakan karya baru yang berbeda dari sebelumnya.
Disini saya mencoba memetakan Kolaborasi dalam dua bagian, menyesuaikan dengan tema
Kolaborasi Seni Budaya di Era Digital.
KOLABORASI
SUBJEK OBJEK
KOLABORASI TARI
LUDRUK TRADISI DAN MODERN
KOLABORASI ANTAR KOLABORASI MUSIK
GENERASI DARI DUA ATAU LEBIH
PAMERAN SENI RUPA GENRE YANG BERBEDA
TARI REMO MASSAL LIVE STREAMING
PERTUNJUKAN
FESTIVAL LUDRUK
POLDA JATIM
Kolaborasi Subjek adalah kerjasama antar pelaku seni untuk mencapai sebuah karya bersama.
Contoh: Ludruk kolaborasi antar generasi, Pameran Seni Rupa, Tari Remo Massal.
Sedangkan kolaborasi object adalah perpaduan antara 2 atau lebih object atau perangkat yang
berbeda untuk menciptakan karya yang utuh dan bebeda dari sebelumnya.
Contoh: Kolaborasi music dari dua atau lebih genre yang berbeda, pertunjukan live streaming,
festival Ludruk Polda Jatim (Videotron), kolaborasi tari tradisi dan modern (kontemporer)