Kelompok 6 Nurullllll
Kelompok 6 Nurullllll
Kelompok 6 Nurullllll
Di susun oleh:
Kelompok 6
Nurul Botutihe
Nurul Inayah Farinal
Mohammad Prayoga Biya
Isran S. Sulapa
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini kami panjatkan puji Syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kam2i dapat menyelesaikan
makalah yang kami beri judul “Sarana Ilmu Pengetahuan dalam Metode
Berfikir”, untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................2
DAFTAR ISI ....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................5
1.3 Tujuan ....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................6
2.1 Ilmu Pengetahuan ..................................................................................6
2.2 Ilmu Pengetahuan dalam Metode Berpikir ...........................................6
BAB III PENUTUP .........................................................................................18
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................18
3.2 Saran ......................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat adalah hal yang penting dalam kehidupan, mampu menjawab segala
pertanyaan dengan metode berpikir yang logis dan tidak terikat norma dan dogma.
Adapun urgensi dari mengkaji filsafat Ilmu adalah untuk penalaran manusia
dalam membangun ilmu. Sebab, Filsafat Ilmu akan menyelidiki, menggali, dan
menelusuri sedalam, sejauh, dan seluas mungkin semua tentang hakikat Ilmu.
Dalam hal ini, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan
akar dari semua ilmu dan pengetahuan. Urutan tata susunan rangka berfikir, baik
yang merupakan berfikir secara pro atau sesudah beserta pemikiran ilmihanya.
Pertama, filsafat, intinya mengenai epistemology. Kedua, dari filsafat itu lahir
ajaran mengetahui yang didalamnya terdapat ajaran tentang metodologi. Ketiga,
dari ajaran metodologi di susun ilmu pengetahuan. Keempat, dari ilmu
pengetahuan yang berhubungan di susun teknologi. Kelima, dari teknologi di
susun pengetrapannya atau tekniknya
4
sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui
(objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu
menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif. Tegasnya,
filsafat ilmu hendak menunjukkan bahwa filsafat adalah ilmu berpikir atau seni
mengolah pikir untuk menghasilkan karya-karya keilmuan dan karya budaya yang
berguna.
1.3 Tujuan
5
4BAB II
PEMBAHASAN
1
Ridwan,Syukri,Baddarusamsyi Studi Analisis Tentang Makna Pengetahuan Dan Ilmu
Pengetahuan Serta Jenis Dan Sumbernya. Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin, 4(1), 31-
54.
6
Menurut Bahm, ilmu pengetahuan setidaknya melibatkan enam
komponen penting yaitu:
7
3) Metode (Method) Menurut Bahm, bahwa esensi dari sebuah
pengetahuan adalah metode. Setiap pengetahuan memiliki
metodenya sendiri sesuai dengan permasalahannya. Meski
diantara para ilmuwan terjadi perbedaan tentang metode ilmiah,
tetapi mereka sepakat bahwa masalah tanpa observasi tidak akan
menjadi ilmiah, sebaliknya observasi tanpa masalah juga tidak
akan menjadi ilmiah. Menurutnya, bahwa ilmu pengetahuan
adalah aktivitas menyelesaikan masalah dan melihat metode
ilmiah sebagai sesuatu yang memiliki karakteristik yang esensial
bagi penyelesaian masalah. Ada lima langkah esensial dan ideal -
menurut Bahmdalam menerapkan metode ilmiah yang harus
dipahami oleh seorang peneliti (ilmuwan), yaitu 1) memahami
masalah; 2) menguji masalah; 3) menyiapkan solusi; 4) menguji
hipotesis dan 5) memecahkan masalah.
8
seperti yang terjadi dalam perubahan sifat ilmu itu sendiri. Proses
industrialisasi tidak akan dapat diputarulang yang akhirnya ilmu
pengetahuan itu sendiri mengalami proses terindustrialisasi. Ilmu
pengetahuan yang terindustrialisasi ini menjadi bagian utama dari
penggerak ilmu pengetahuan dan menjadi sebuah sumber bidang
penelitian yang memiliki prestise tinggi.
a) Sistematis.
1. Persepsi sehari-hari,
2. Observasi,
9
Untuk menyusun konsep ilmiah maka dibutuhkan definisi.
Dimana definisi ini akan mempertegas objek yang yang akan
diteliti.
3. Hipotesis,
4. Hukum,
5. Teori,
b) Bisa dipertanggungjawabkan
1. Sistem Aksiomatis
10
2. Sistem Empirik
3. Sistem Semantik/Linguistik
11
pengetahuan sebagaimana dikutip dari Surajiyo 21 adalah sebagai
berikut:
Suatu ilmu disebut Ilmu Formal karena ilmu ini dalam seluruh
kegiatannya tidak bermaksud menyelidiki data-data indrawi yang
konkret. Misalnya matematika dan filsafat. Suatu ilmu disebut
Ilmu Nonformal karena di dalam ilmu ini pengalaman inderawi
memainkan peranan sentral/utama. Ilmu ini dalam seluruh
kegiatannya berusaha menyelidiki secara sistematis data-data
inderawi yang konkret. Misalnya ilmu hayat, ilmu alam, dan ilmu
manusia.
12
ilmuilmu budaya, yang objek pembahasannya adalah produk
manusiawi, yang didekati dengan cara mengerti atau memahami.
Upaya manusia buat mengenali apa yang terjalin di dunia ini pada
umumnya dicoba dengan 3 metode, ialah abduktif, deduktif, ataupun induktif.
Pertumbuhan ilmu bisa diwujudkan dalam bentuk penelitian yang dicoba oleh
para ilmuwan Sebagian pakar filsafat, antara lain yaitu Francis Bacon (1561-
1620) serta Karl Popper dan Thomas Kuhn, melaksanakan pengamatan
terhadap kegiatan para ilmuwan tersebut. Menyebutkan bahwa metode kerja
ini selaku tata cara ilmiah, keahlian membuat manusia lebih berharga dari
pada makhluk hidup yang lain. Menurut Jujun S. Suria Sumantri,
13
menyebutkan bahwa dasar-dasar pengetahuan yang dimiliki manusia itu
meliputi:
1. Penalaran
2. Logika
a) Logika deduktif
14
khusus. Kesimpulan yang ada merupakan sebuah pengetahuan yang
didapat dari sebuah penalaran deduktif. Contohnya: Semua logam
memuai jika dipanaskan (premis mayor). Besi adalah sebuah logam
(premis minor). Jadi besi memuai jika dipanaskan (kesimpulan).
b) Logika Induktif
c) Logika Abduktif
15
Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara obyektif, tujuannya
untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual.
Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperoleh melalui observasi,
eksperimen, klasifikasi dan analisis. Ilmu itu objektif dan mengesampingkan
unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral dalam arti tidak
dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian, karena dimulai dengan fakta,
ilmu merupakan milik manusia secara komprehensif.
16
tetapi juga meliputi pertanyaan “apa ciri dari hal tersebut?”, “bagaimana
hubungan hal tersebut dengan hal lain yang bersifat umum?” dan “dengan
metodologi apa pertanyaan ontologis tersebut dapat dijawab?”. Dalam
mengkaji aspek aksiologi, dari artikel encyclopedia of philosophy dijelaskan
aksiologi di samakan dengan value and valuation. Hal tersebut sejalan dengan
tahapan metode ilmiah yang menyatakan bahwa para ilmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi harus diselesaikan secara sistematis.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Achadah, A., & Fadil, M. (2020). Filsafat Ilmu: Pertautan Aktivitas
Ilmiah, Metode Ilmiah dan Pengetahuan Sistematis. Jurnal Pendidikan
Islam, 4(1), 130-141.
Situmeang, I. R. V. O. (2021). Hakikat Filsafat Ilmu dan Pendidikan
dalam Kajian Filsafat Ilmu Pengetahuan. IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal
Sosial Dan Humaniora, 5(1), 1-17.
Ridwan, M., Syukri, A., & Badarussyamsi, B. (2021). Studi Analisis
Tentang Makna Pengetahuan Dan Ilmu Pengetahuan Serta Jenis Dan
Sumbernya. Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin, 4(1), 31-54.
Dempsey. (2023). Abductive Reasoning | Overview & Examples.
https://study.com/academy/lesson/abductive-reasoning-definition-
examples.html
Takwim, T., & Ardimen, A. (2023). Metode Ilmiah dalam Tinjauan
Filsafat. Journal on Education, 6(1), 5019-5023.
19