Makalah Kelompok 4 Profesi Kependidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

“Pelayanan Konseling dan Pengembangan Diri Siswa”

Disusun Oleh Kelompok 4:

Wira Anggraini (2201010015)


Devano Denandra (2201010007)
Novia (2201010026)

Dosem Pengampu :

Dr. Zulkifli, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalah yang dari mata kuliah Profesi

Kependidikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih atas dukungan moral dan

materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini kepada bapak Dr. Zulkifli,

M.Pd selaku Dosen Pengampu yang mengarahkan, memberi motivasi, dan

masukan kepada tim penulis hingga terselesaikannya makalah guna memenuhi

tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan Dengan keterbatasan pengetahuan

maupun pengalaman kami, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

secara penulisan maupun pembahasan dalam makalah ini. Sehingga kritik dan

saran yang membangun sangat penulis harapkan agar dapat lebih baik

kedepannya. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan

digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.

Padang, 25 Oktober 2024

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Program Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah.....................................2

B. Bidang Pengembangan Pelayanan Bimbingan dan Konseling.........................6

C. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling.........................................................7

D. Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling.....................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tahun 1993 merupakan tonggak baru bagi pelaksana pelayanan bimbin
gan konseling, sebab dalam SK Menpan No. 84/1993 secara eksplisit dikemuk
akan tugas pokok Guru dan Guru Pembimbing. Dikemukakan tugas pokok gur
u pembimbing adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program
bimbingan, mengevaluasi pelaksanaan program, menganalisis hasil evaluasi pr
ogram dan melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil analisis pelaksanaan pro
gram.
Dengan dirancang, disosialisasikan dan pelaksanaan KTSP, yang didal
amnya termuat salah satu komponen kurikulum tersebut adalah pengembanga
n diri siswa, maka perlulah dikemukakan materi sebagaimana tersebut diatas.
Hal-hal yang berhubüngan dengan program pelayanan konseling dan pengemb
angan diri siswa sangat penting diketahui oleh mahasiswa calon guru dengan h
arapan nantinya setelah menjadi guru dan pengelola pendidikan dapat bekerja
sama dengan guru pembimbing dalam rangka mengembangkan potensi siswa
secara optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah jenis program bimbingan konseling di sekolah?
2. Mencakup bidang pengembangan pelayanan bimbingan konseling?
3. Apa sajakah jenis layanan bimbingan konseling?
4. Apa saja yang termasuk kegiatan pendukung bimbingan konseling?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Program Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah


Pada bagian ini akan diuraikan hal-hal yang berkenaan dengan:
1. Makna dan Tujuan program
Program BK adalah rangkaian kegiatan pelayanan yang terencana, di o
rganisir secara baik dan dalam pelaksanaannya di koordinir dengan penuh
tanggung jawab. Program tersebut di susun dengan memasukan unsur-uns
ur yang harus termuat di dalamnya secara jelas dan kongkrit yang di buat d
alam bentuk satuan -,satuan kegiatan layanan, yang dalam pelaksanaan nya
mengarah pada pencapaian tujuan pelayanan BK disekolah.
Prayitno ( 2000) memberikan makna “ program ini memuat unsur-unsu
r yang terdapat dalam berbagai ketentuan tentang pelaksanaan BK di sekol
ah”. Prayitno dkk (1997) menginginkan bahwa program kegiatan BK perlu
disusun dalam bentuk satuan-satuan kegiatan yang nantinya akan merupak
an wujud nyata pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap siswa asuh.
Tujuan penyusunan program BK di sekolah adalah:
a) Agar kegiatan BK di sekolah terlaksana dengan lancar, efektif dan efisi
en.
b) Hasil pelaksanaan kegiatan dapat dinilai
c) Akuntabilitas BK dapat ditegakkan
2. Jenis dan Komponen/Unsur-unsur Program untuk masing-masing jenis Jen
is Program Bimbingan dan Konseling
Jenis program BK adalah:
a) Program tahunan
Yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama
satu tahun untuk masing-masing kelas disekolah/madrasah.
b) Program semesteran
Yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama
satu semester, yang merupakan jabatan program bulanan.
c) Program bulanan.

2
Yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama
satu bulan, yang merupakan jabatan program bulanan
d) Program mingguan.
Yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama
saatu minggu, yang merupakan jabatan program bulanan
e) Program harian.
Yaitu program pelayanan BK meliputi yang dilaksanakan pada
hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian yaitu jabaran dari
program mnigguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN dan SATK
UNG). Program ini mennjadi rencana kegiatan kegiatan konselor sekol
ah sebelum mereka memberikan pelayanan setiap harinya, seperti renc
ana pelajaran yang dibuat guru sebelum mereka mengajar materi terten
tu.
Unsur-unsur yang harus termuat dalam program Unsur yang termu
at dalam program, berbeda sesuai dengan jenis program
a) Program tahunan.
Unsur-unsurnya:
a. Nama sekolah
b. Kelas
c. Tahun ajaran
d. Nama konselor/guru pembimbing
e. Kegiatan
f. Bidang pengembangan.
g. Materi bidang pengembangan
b) Program semesteran.
Unsur-unsurnya:
a. Nama sekolah
b. Kelas
c. Tahun ajaran
d. Nama konselor/guru pembimbing
e. Kegiatan
f. Bidang pengembangan.

3
g. Materi bidang pengembangan
h. Semesteran
c) Program Bulanan
Unsur-unsurnya:
a. Nama sekolah
b. Kelas
c. Tahun ajaran
d. Nama konselor/guru pembimbing
e. Kegiatan
f. Bidang pengembangan.
g. Materi bidang pengembangan
h. Semester
i. Bulan
d) Program Mingguan
Unsur-unsurnya:
a. Nama sekolah
b. Kelas
c. Bulan
d. Minggu
e. Tahun Ajaran
f. Nama konselor/guru pembimbing
g. Kegiatan
h. Bidang pengembangan.
i. Materi bidang pengembangan

e) Program harian
a. Nama sekolah
b. Kelas
c. Bulan
d. Mingguan
e. Tahun Ajaran
f. Nama konselor/guru pembimbing

4
g. Tanggal/wqktu
h. Jam pembimbingan
i. Sasaran kegiatan
j. Kegiatan layanan/pendukung
k. Materi kegiatan
l. Alat bantu
m. Tempat
n. Pelaksana
o. Keterangan

3. Penyusunan Program
a. Program pelayanan BK disusun berdasrkan kebutuhan peserta didik (n
eed assesment) yang diperoleh melalui aplikasi instrument (pengumpul
an data dengan menggunakan intrumen).
b. Substansi pelayanan BK meliputi keempat bidang pengembangan, 9 je
nis layanan dan 6 kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelaya
nan dan volume/beban tugas konselor.

4. Pelaksanaan Program
Program harian (SATLAN/SATKUNG) yang sudah dirancang dengan j
elas dan rinci harus diimplementasikan ke dalam kegiatan sehari-hari. Seti
ap konselor (guru pembimbing) ditugasi mengasuh 150 orang siswa asuh.
Kepala sekolah yang berstatus sebagai guru pembimbing mengasuh 40
orang siswa asuh di samping tugasnya sebagai kepala sekolah dan wakil k
epala sekolah yang berstatus sebagai guru pembimbing mengasuh 75 oran
g siswa asuh.
Dalam panduan pengembangan diri (2006) dikemukakan pelaksanaan
kegiatan pelayanan konseling, sebagai berikut:
a) Di dalam jam pelajaran sekolah/madrasah
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk me
nyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, pe

5
nguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/ kegiatan la
in yang dapat dilakukan di dalam kelas.
2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jamper kelas p
er minggu dan dilaksanakan secara terjadwal.
3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelengg
arakan layanan konsultasi, konfrensi kasus, himpunan data, kunjun
gan rumah, pemanfaatan kepustakaan dan alih tangan kasus.
b) Di luar jam pelajaran sekolah (Madrasah)
1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggaraka
n layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, k
onseling kelompok, mediasi serta kegiatan lainnya yang dapat dila
ksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/ di lu
ar jam pelajaran ekuvalen dengan 2 (dua) jam pelajaran tatap muka
dalam kelas.
3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pelajaran sekolah/madras
ah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling haru
s diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah.

B. Bidang Pengembangan Pelayanan Bimbingan dan Konseling


Terdapat empat bidang bimbingan dan konseling yang menjadi ruang lingkup
pelayanan. Keempat bidang tersebut adalah:
1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepri
badian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemam
puan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggot
a keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

6
3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang memban
tu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengi
kuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil ke
putusan karir.

C. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling


Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah,
terdapat beberapa jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:
1. Layanan Orientasi; layanan yang memungkinan peserta didik memahami li
ngkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipel
ajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam sa
tu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah a
gar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkun
gan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan
pemahaman.
2. LayananInformasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima da
n memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, kar
ier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu pese
rta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dal
am bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi ya
ng diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk p
encegahan dan pemahaman.
3. Layanan Konten; layanan yang memungkinan peserta didik mengembangk
an sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi ya
ng cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya serta berbagai aspek t
ujuan dan kegiatan belajar lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelaj
aran berfungsi untuk pengembangan.

7
4. Layanan Penempatan dan Penyaluran;layanan yang memungkinan peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok b
elajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan kokurikul
er dan ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengemban
gkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan Penempa
tan dan Penyaluran berfungsi untuk pengembangan.
5. Layanan Konseling Perorangan;layanan yang memungkinan peserta didik
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk men
gentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tuj
uan layanan konseling perorangan adalah agar peserta didik dapat mengent
askan masalah yang dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungs
i untuk pengentasan dan advokasi.
6. Layanan Bimbingan Kelompok;layanan yang memungkinan sejumlah pese
rta didik secara bersama- sama melalui dinamika kelompok memperoleh b
ahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pem
ahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan k
eputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan tujua
n agar peserta didik dapat memperoleh bahan dan membahas pokok bahas
an (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kema
mpuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu m
elalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok berfungsi untu
k pemahaman dan Pengembangan.
7. Layanan Konseling Kelompok;layanan yang memungkinan peserta didik
(masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pemb
ahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok,
dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pe
mbahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelom
pok. Layanan Konseling Kelompok berfungsi untuk pengentasan dan advo
kasi.
8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaks
anakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

8
9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan perma
salahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.

D. Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling


Seperti yang kita ketahui pada penjelasan sebelumnya, kegiatan pendu
kung adalah suatu kegiatan dalam pelayanan bimbingan dan konseling yang m
emungkinkan diperolehnya berbagai data, keterangan dan kemudahan bagi terl
aksananya jenis-jenis layanan, serta terwujudnya fungsi-fungsi BK. Dalam BK
saat ini ada enam kegiatan pendukung, yaitu (1) aplikasi instrumentasi, (2) hi
mpunan data, (3) kunjungan rumah, (4) konferensi kasus, (5) tampilan kepusta
kaan, dan (6) alih tangan kasus. Berikut merupakan uraiannya :
1. Aplikasi Instrumentasi dalam Bimbingan dan Konseling (BK)
Aplikasi instrumentasi merupakan kegiatan pendukung dalam bimbing
an dan konseling (BK) yang dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang siswa, lingkungan siswa, serta lingkungan yang lebih l
uas. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik d
alam bentuk tes maupun non-tes. Sebelum itu, ada beberapa pertimbangan
dalam penerapan instrumen BK seperti yang dikemukakan oleh Prayitno
(2004: 316), berikut ini.
a) Instrumen haruslah sahih dan terandalkan.
b) Konselor bertanggung jawab atas pemilihan instrumen yang akan dipa
kai.
c) Pemakaian instrumen harus dipersiapkan secara matang baik pada pers
iapan instrumennya maupun persiapan klien yang akan mengambil tes
itu.
d) Pemahaman terhadap klien tidak hanya didasarkan atas data tunggal ya
ng dihasilkan oleh tes, melainkan harus dilengkapi dengan data lain da
ri sumber-sumber relevan agar gambaran tentang klien lebih bersifat k
omprehensif.
e) Instrumen yang ada hanya sebagai alat bantu, oleh karena itu kekurang
an atas ketiadaan instrumen hendaknya tidak menjadi penghambat bagi
pelaksanaan BK (Prayitno, 2004).

9
2. Himpunan Data dalam Bimbingan dan Konseling (BK)
Data tentang siswa sangat diperlukan dalam penyelenggaraan BK. Dat
a yang sudah dikumpulkan baik melalui tes maupun non-tes perlu disimpa
n di dalam himpunan data atau dikenal dengan cumulative record. Ada beb
erapa jenis data yang perlu dikumpulkan oleh guru pembimbing, dari sisw
a seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 320), yaitu:
a) Identitas pribadi.
b) Latar belakang keluarga.
c) Kemampuan mental, bakat, dan kondisi kepribadian.
d) Sejarah, hasil belajar, nilai mata pelajaran.
e) Hasil tes diagnostik.
f) Data kesehatan.
g) Pengalaman ekstrakurikuler dan kegiatan di luar sekolah.
h) Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan.
i) Prestasi khusus yang pernah diperoleh.
Selain data siswa diperlukan juga data tentang lingkungan. Data tentan
g lingkungan ini berguna dalam rangka memberi informasi dan penjelasan
kepada siswa yang memerlukan informasi seperti informasi pendidikan. D
ata tentang lingkungan ini dapat berupa, (1) data tentang informasi pendidi
kan meliputi jenis program, kurikulum sistem belajar dan sebagainya, (2) d
ata tentang informasi jabatan atau pekerjaan, dan (3) data tentang lingkung
an sosial, meliputi adat istiadat, norma, dan nilai-nilai lembaga atau organi
sasi dan seterusnya (Hikmawati, 2016).

3. Kunjungan Rumah dalam Bimbingan dan Konseling (BK)


Kunjungan rumah adalah kegiatan pendukung BK yang bertujuan untu
k memperoleh data keterangan serta kemudahan bagi terentasnya masalah
siswa melalui kunjungan ke rumah siswa. Kegiatan kunjungan rumah, me
miliki tiga tujuan utama yaitu:
a) Memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya ya
ng bersangkut paut dengan keadaan rumah atau orang tua.

10
b) Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
c) Membangun komitmen orang tua terhadap permasalahan anaknya.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru pembim
bing berkenaan dengan kegiatan kunjungan rumah, yaitu: (1) guru pembim
bing menyampaikan perlunya kunjungan rumah kepada siswa yang bersan
gkutan, (2) menyusun rencana dan agenda yang konkret dan menyampaika
nnya kepada orang tua, dan (3) kunjungan rumah tidak dapat dilakukan se
belum orang tua mengizinkannya.

4. Konferensi Kasus dalam Bimbingan dan Konseling (BK)


Konferensi kasus adalah kegiatan pendukung BK yang bertujuan untuk
membahas permasalahan yang dialami siswa dalam suatu forum pertemua
n yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan ba
han, keterangan, dan kemudahan bagi terentaskannya permasalahan siswa.
Pertemuan dalam konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Adapun t
ujuan dilaksanakannya konferensi kasus, yaitu:
a) Diperolehnya gambaran yang jelas, mendalam, dan menyeluruh tentan
g permasalahan siswa.
b) Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak y
ang berkepentingan dan bersangkutan, sehingga penanganan masalah it
u menjadi lebih mudah dan tuntas.
c) Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya
penanganan itu lebih efektif dan efisien.

5. Tampilan Kepustakaan dalam Bimbingan dan Konseling (BK)


Kegiatan Pendukung Tampilan Kepustakaan (PTK) merupakan “plus”
dari “BK Pola 17”. Tampilan kepustakaan ini dimaksudkan membantu per
masalahan klien dengan cara memanfaatkan permasalahan klien dengan ca
ra memanfaatkan pustaka, karena pustaka merupakan gudang ilmu yang te
rekam melalui buku, majalah, koran, tabloid, film, dsb. Berbagai uraian, p
enjelasan, cerita, ide, contoh, dan bermacam-macam. Informasi sebagai ha
sil budaya manusia tersimpan di dalam pustaka.

11
Semua yang ada pada pustaka dapat memperkuat dan memantapkan at
au menjadi bahan perbandingan serta menambahan wawasan klien serta m
empertajam analisis terhadap permasalahan klien. Adapun tujuan umum ta
mpilan kepustakaan dalam rangka pelayanan konseling, yaitu:
a) Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan tertulis
atau rekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan.
b) Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam tampila
n kepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengemba
ngan (Hartono, 2018).

6. Alih Tangan Kasus dalam Bimbingan dan Konseling (BK)


Alih tangan kasus dapat diartikan sebagai kegiatan pendukung bimbing
an dan konseling yang bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang leb
ih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik (klien atau kon
seli) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lain
Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap antara berbaga
i pihak yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut
(terutama kerja sama dari ahli lain tempat kasus itu dapat dialihtangankan).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makna program BK adalah rangkaian kegiatan pelaksanaan yang teren
cana, diorganısır secara baik dan dalam pelaksanaannya dikoordinir dengan pe
nuh tanggung jawab. Program tersebut disusun dengan memasukkan unsur-un

12
sur yang harus termuat di dalamnya secara jelas dan konkrit yang dibuat dala
m bentuk satuan-satuan kegiatan layanan yang dalam pelaksanaannya mengar
ah pada pencapaian tujuna pelayanan BK di sekolah. Tujuan penyusunan prog
ram BK di sekolah adalah agar kegiatan BK di sekolah teriaksana dengan lanc
ar, efektif dan efisien, hasil pelaksanaan kegiatan dapat dinilai dan akuntabılıta
s BK dapat ditegakkan. Keuntungan yang diperoleh jika program BK disusun
dengan baik dan rinci sebagai berikut.
1. Memungkinkan para petugas menghemat waktu, tenaga, biaya dengan me
nghindari kesalahan-kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak menguntun
gkan.
2. Memungkinkan siswa mendapat layanan BK secara seimbang dan menyel
uruh, baik dalam hal kesempatan, ataupun dalam jenis layanan yang diperl
ukan.
3. Memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami peranannya ma
sing- masing dan mengetahui bagaimana dan dimana merekaharus melaku
kan upaya secara tepat.
4. Memungkinkan para petugas untuk menghayati pengalaman yang sangat b
erguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan para siswa yang
dibimbingnya.

DAFTAR PUSTAKA

Natawijaya, Rochman dkk. 1985. “ pengantar bimbingan dan penyuluhan


“. Modul UT 1-3. Jakarta : DEPDIKBUD

13
Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Konselor, Jakarta :P2LPTK

Prayitno,dkk. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Jakar


ta : PT Ikrar Mandiri Abadi.

Syahril dan Asmidir Ilyas dkk. 2009. Profesi Kependidikan Bahan Pembel
ajaran untuk Profesi Kependidikan. Padang: UNP Press

Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Ci


pta
Hartono, M. S. (2018). Bimbingan Karier. Prenada Media.

14

Anda mungkin juga menyukai