Makalah Kelompok 11 (X3C) - Alma, Fika, Safina - PKP BK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PENYUSUNAN PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING

Nama : - Alma Lestari (201901500331)


- Fika Azzahra (201901500319)
- Safina Al Jannah (20190150270)
Kelas : X3C
Mata kuliah : Perangkat Kinerja dan Program Bimbingan
Karier

UNIVERSITAS INDRAPRASTA
Tahun Ajaran 2020/2021
PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Pembelajaran melalui pelayanan BK perlu direncanakan oleh guru BK atau konselor
sekolah .Dalam pelayanan BK rencana pelaksanaan layanan sering disebut RPL(rencana
pelaksanaan layanan) atau dikenal juga dengan satuan layanan(satlan)dan rencana kegiatan
pendukung disebut juga dengan (RKP)atau satkung(satuan pendukung) Program bimbingan dan
konseling merupakan kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada
periode tertentu pada satuan pendidikan. Jenis program yang perlu disusun oleh guru bimbingan
dan konseling ada lima sebagai berikut:

A. Jenis Program
1. Program tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan
selama satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas rombongan belajar pada satuan
pendidikan.

2. Program semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.

3. Program bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan
selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.

4. Program mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.

5. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada
hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program
mingguan dalam bentuk Satuan Layanan atau Rencana Program Layanan dan/atau Satuan
Kegiatan Pendukung atau Rencana Kegiatan Pendukung pelayanan bimbingan dan konseling.

(Dikutip dari permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum lampiran IV
bagian VIII).

Berkaitan dengan jenis program BK, hal yang sama dikemukakan oleh Wardati (2011:75) sebagai
berikut:

1. Program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan bulanan yaitu program
yang dilaksanakan selama satu tahun pelajaran dalam unit semesteran dan bulanan. Program ini
mengumpulkan seluruh kegiatanselama satu tahun untuk masing-masing kelas. Program
tahunan dipecah menjadi program semesteran dan program semesteran dipecah menjadi
program bulanan.

2. Program bulanan yang didalamnya meliputi program mingguan dan harian, yaitu program yang
dilaksanakan selama satu bulan dalam unit mingguan dan harian. Program ini mengumpulkan
seluruh kegiatan selama satu bulan untuk kurun bulan yang sama dalam tahun-tahun
sebelumnya dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Program bulanan merupakan
jabaran dari program semesteran, sedangkan program mingguan merupakan jabaran dari
program bulanan.

3. Program harian yaitu program yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu.
Program harian merupakan jabaran dari program mingguan untuk kelas tertentu. Program ini
dibuat secara tertulis pada satuanlayanan (Satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung)
bimbingan dan konseling.

Jenis program tersebut satu sama lain saling terkait. Program tahunan didalamnya meliputi
program semester, program semester didalamnya meliputi program bulanan, program bulanan
didalamnya meliputi program mingguan, dan program mingguan didalamnya meliputi program
harian. Program harian disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL)/ satuan layanan
(satlan) dan rencana kegiatan pendukung (RKP)/ satuan pendukung (satkung) pelayanan BK,
sebagai bentuk khusus rencana pelaksanaan pelayanan(RPP) dalam bidang BK.

B. Unsur yang Diperhatikan dalam Menyusun Program BK

Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan memperhatikan unsur-
unsur seperti yang dikemukakan Wardati (2010: 76) sebagai berikut:

1. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang terdapat di
dalam himpunan data.

2. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak 150 orang
(minimal); kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 75 orang.

3. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier).

4 .Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran,


konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.

5. Kegiatan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan


rumah dan alih tangan kasus.
6. Volume kegiatan yang diperkirakan sebagai berikut:

a.Layanan orientasi: 4 -6%

b.Layanan informasi: 10 -12%

c.Layanan penempatan dan penyaluran: 5 -8%

d.Layanan pembelajaran: 12 -15%

e.Layanan konseling perorangan: 12 -15%f.Layanan bimbingan kelompok: 15 -20%

g.Layanan konseling kelompok: 12 -15%

h.Aplikasi instrumen: 4 -8%

i.Konferensi kasus: 5-8%

j.Kunjungan rumah: 5-8%

k.Alih tangan kasus: 0 -2%

7. Frekuensi layanan: setiap siswa mendapatkan berbagai layanan minimal lima kali dalam setiap
semester, baik layanan dalam format perorangan, kelompok maupun klasikal.

8. Lama kegiatan: setiap kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada jam pelajaran
sekolah dan di luar jam pelajaran sekolah, sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling, sesuai dengan SK Mendikbud No.25/O/1995

9. Kegiatan khusus: pada semester pertama setiap tahun ajaran baru diselenggarakan layanan
orientasi kelas/ sekolah bagi siswa baru.

C. Syarat Penyusunan Program BK

Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling diharapkan memenuhipersyaratan tertentu.


Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program bimbingan dan konseling
adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan kondisi probadinya,
serta jenjang dan jenis pendidikannya

2. Lengkap dan menyeluruh, artinya memuat segenap fungsi bimbingan, kelengkapan program
ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik pada satuan pendidikan
yang bersangkutan.

3. Sistematik, dalam arti program disusun menurut urutan logis, tersinkronisasi dengan
menghindari tumpang tindih yang tidak perlu, serta dibagi-bagi secara logis.
4. Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk pengembangan dan
penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu secara menyeluruh.

5. Memungkinkan kerja sama dengan pihak yangterkait dalam rangka sebesar-besarnya


memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan
keberhasilan pelayanan BK.

6. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk penyempurnaan


program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan keefisienan penye-lenggaraan
program BK pada umumnya.

(Dikutip dari Modul Pelatihan Peningkaan Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling)

D.Tahap Penyusunan Program

Menyusun suatu program bimbingan dankonseling memerlukan langkah-langkah yang bersifat


menyeluruh dan terintegral. Proses penyusunan program BK disekolah melalui 8 tahap.
Uman Suherman (2006: 59) mengemukakan sebagai berikut:

1. Mengkaji kebijakan dan produk hukum yang relefan


2. Menganalisis harapan dan kondisi sekolah.
3. Menganalisis karakteristik dan kebutuhan siswa
4. Menganalisis program, pelaksanaan,hasil, dukungan serta faktor-faktor penghambat program
sebelumnya.
5. Merumuskan tujuan program baik umum maupun khusus.
6. Merusumuskan alternatif komponen dan isi kegiatan
7. Menetapkan langkah-langkah kegitan pelaksanaan program, dan
8. Merumuskan rencana evaluasi pelaksanaan dan keberhasilan program

Sedangkan Dewa KetutSukardi (2003:12) mengemukakan tahap-tahap dalam penyusunan


program sebagai berikut:

1. Persiapana.Pertemuan penyusunan program BKb.Pembagian tugasc.Mempersiapkan perangkat


kelengkapan instrumen BK

2. Kegiatan layanan dan penunjang BK

a. Layanan Orientasi
b. Layanan Informasi
c. Layanan Penempatan/Penyaluran
d. Layanan Pembelajaran
e. Layanan Konseling Peroranganf.Layanan Bimbingan Kelompok
g. Aplikasi Instrumentasi
h. Himpunan Data
i. Konferensi Kasus
j. Kunjungan Rumah
k. Alih Tangan Kasus
l. Konseling Kelompok

3.Kerjasama dengan orang tua siswa dan instansi terkait


4.Penilaian

a.Pelaksanaan Program BK
b.Hasil Pelaksanaan BK

5.Tindak lanjut

6.Pelaporan

a.Semesteran
b.Tahunan

E. Komponen dan Struktur RPL/ RKP

Komponen RPL/ RKP memuat hal-hal pokok yang terkait langsung dengan
penyelenggaraan pelayanan dan atau kegiatan pendukung yang dimaksud, dengan materi
sebagaimana yang telah diprogramkan atau diketahui, sasaran layanannya, waktu dan tempatnya,
serta teknik dan media yang digunakan. Secara menyeluruh RPL/ RKP memuat berbagai aspek
pengelolaan pelayanan sebagaimana tersebut dalam komponen P3MT, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan penilaian, serta tindak lanjut.

1. Perencanaan

Secara khusus di sini dikemukakan komponen dan struktur RPL/ RKP yang terkait langsung
dengan kegiatan pelayanan BK

2. Pengorganisasian

Setelah RPl/ RKP disiapkan kegiatan berikutnya adalah mengorganisasikan berbagai aspek
pokok terutama menyangkut prasarana dan sarana fisik, personalia dan administrasi untuk
menjamin kelancaran dan suksesnya pelaksanaan RPL/ RKP tersebut.

3. Pelaksanaan

Pada waktu dan tempat yang telah direncanakan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran/
pelayanan berdasarkan RPL/ RKP itu terselenggarakan dengan materi dan arah serta aktifitas
kegiatan dengan langkah 5-An dan dinamika BMB3 serta sekaligus dalam penerapan prinsip, asas
dan teknik BK di dalamnya sebagaimana direncanakan dalam RPL/ RKP.

4. Monitoring dan Penilaian


Sasaran pembelajaran/ pelayanan Guru BK atau Konselor disatuan pendidikan sepanjang
tahun adalah minimal 150 orang peserta didik yang menjadi subjek ampuannya. Seluruh subyek
ampuan itu menjadi target pelayanan setiap waktu, baik di dalam maupun di luar waktu
pembelajaran, baik melalui layanan klasikal terjadwal maupun non-klasikal terprogram ataupun
individual sesuai dengan kebutuhan mereka untuk mendapatkan pelayanan. Kegiatan di awali
dengan penyusunan RPL/ RKP, kecuali untuk sasaran pelayanan yang secara insidental
memerlukan pelayanan.Dalam pelaksanaan PRL/ RKP yang sedang berjalan Guru BK atau
Konselor secara langsung memonitor sendiri proses pembelajaran/ pelayanan (penilaian proses)
yang ia lakukan itu dan selanjutnya diikuti dengan kegiatan penilaian atas hasil yang dicapai
peserta pelayanan (penilaian hasil) melalui layanan atau kegiatan pendukung yang dimaksud.
Hasil monitoring dan penilaian menjadi isi Laporan Pelaksana Program (LAPELPROG) atas
pelaksanaan pelayanan berdasarkan RPL/ RKP yang dimaksud. Dalam hal ini materi panduan Bk
(lihat ABKIN, 2013) perlu dijadikan rujukan.

Penilaian dalam penyelenggaraan BK ada 2 yaitu penilaian proses dan penilaian hasil

a. Penilaian Proses

Penilaian proses kegiatan pelayanan BK dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan


unsur-unsur sebagaimana tercantun di dalam RPL/ SATLAN dan RKP/SATKUNG, untuk
mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.

b. Penilaian Hasil

Penilaian hasil kegitan pelayanan BK dilakukan melalui:

1) Penilaian segera(LAISEG),

yaitu penilaian pada akhir setiap pelaksanaan jenis layanan dan kegiatan pendukung BK
untuk mengetahui perolehan siswa yang dilayani.

2) Penilaian jangka pendek(LAIJAPEN),

yaitu penilaian dalam waktu tertentu (jangka pendek: satu minggu sampai dengan satu
bulan) setelah satu/ sejumlah layanan dan atau kegiatan pendukung BK diselenggarakan
untuk mengetahui dampak layanan/ kegiatan terhadap siswa.

3) Penilaian jangka panjang(LAIJAPANG),

yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester)setelah satu
atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung BK diselenggarakan untuk mengetahui lebih
jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung BK terhadap peserta didik yang
bersangkutan dan arah tindak lanjutannya.

5. Tindak Lanjut

Hasil monitoring terhadap proses kegiatan pembelajaran/pelayanan dan hasil-hasilnya


sebagaimana isi LAPELPROG dianalisis dan ditindaklanjuti untuk perbaikan, pemantapan
ataupun penyesuaian kegiatan pelayanan selanjutnya. Kegiatan tindak lanjut direncanakan melalui
RPL/RKP tersendiri. Kegiatan tindak lanjut inidapat berupa jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung tertentu, baik melalui format klasikal maupun nonklasikal, perorangan, kolaboratif dan
atau lapangan.
F. Daftar Pustaka
Dewa Ketut Sukardi, (2002), Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di sekolah, Jakarta: PT, Rineka Cipta

Modul pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru BK/ Konselor, (2013), Tim


PPPPTK Penjas dan BK, Bogor

Prayitno, Dkk, (2014), Pembelajaran melalui pelayanan BK di satuan pendidikan,


Jakarta

Prayitno, (2000), Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di sekolah,


Padang: UNP (makalah tidak diterbitkan)

Suhertina, (2014), Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Pekanbaru: CV, Mutiara


Pesisir Sumatera,Suhertina, (2000), Perencanaan dan Penyusunan Program BK

Anda mungkin juga menyukai