1092211004_Ega Apridian_Analisis Pola Lokasi dan Struktur Ruang Pasar Desa AIR mESU

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

"ANALISIS TEORI POLA LOKASI DAN STRUKTUR R

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan bimbingan-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas kami yang berjudul “ANALISIS TEORI POLA
LOKASI DAN STRUKTUR RUANG STUDI KASUS.” Tepat pada waktu yang ditentukan
oleh Dosen Pengampu.
Melalui Tugas ini . Kami telah berusaha untuk menyampaikan hasil dari analisis atau kajian
kami mengenai analisis teori pola lokasi dan struktur ruang yang, mulai dari latar belakang,
tujuan, isi, dan studi kasus. Yang kami harapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, dan dapat
bermanfaat bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian selanjutnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Bapak Febri Guinensa, S.T.,
MUD atas bimbingan secara moral dan pengetahuan yang telah diberikan . Tidak lupa, kami
juga ingin berterima kasih kepada teman-teman seangkatan yang telah memberikan dukungan,
pemikiran, dan pandangan berharga dalam pembuatan tugas besar ini.
Kami sadar bahwa tugas ini masih memiliki keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa yang akan
datang.
Akhir kata, semoga tugas ini dapat memberikan kontribusi kecil dalam pemahaman lebih
lanjut tentang Teori lokai dan struktur ruang.

Pangkalpinang, 28 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3

BAB I .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4

1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 5

1.3 Sistematika Penulisan ........................................................................................................... 5

BAB II............................................................................................................................................. 7

Konsep Dasar Teori Lokasi ............................................................................................................. 7

2.1 Konsep Dasar Teori Lokasi ................................................................................................... 7

BAB III ........................................................................................................................................... 9

PENUTUP....................................................................................................................................... 9

3.1 Pemilihan Lokasi .................................................................................................................. 9

3.2 Alasan Pemilihan Lokasi..................................................................................................... 10

3.3 Faktor – faktor Lokasi ......................................................................................................... 10

3.4 Implikasi Teori Lokasi ........................................................................................................ 10

Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar desa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi, sosial, dan
budaya masyarakat pedesaan. Sebagai pusat kegiatan perdagangan tradisional, pasar desa tidak
hanya menjadi tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, tetapi juga menjadi titik sentral
bagi pertukaran barang dan jasa, serta interaksi sosial yang memperkuat jaringan komunitas
lokal. Namun, dalam konteks perkembangan urbanisasi dan modernisasi, pasar desa sering kali
mengalami tantangan dalam mempertahankan relevansinya.
Salah satu aspek penting yang mempengaruhi peran dan fungsi pasar desa adalah pola
lokasi dan struktur ruangnya. Pola lokasi mengacu pada letak geografis pasar dalam suatu
wilayah, sementara struktur ruang mencakup organisasi spasial pasar, distribusi pedagang, dan
pola interaksi di antara mereka. Memahami secara mendalam tentang pola lokasi dan struktur
ruang pasar desa menjadi krusial dalam upaya memahami dinamika ekonomi lokal, serta
merencanakan pengembangan wilayah pedesaan yang berkelanjutan.

Analisis teori lokasi central adalah suatu pendekatan dalam geografi ekonomi yang
bertujuan untuk memahami pola distribusi dan lokasi dari berbagai kegiatan ekonomi di suatu
wilayah. Konsep ini menyoroti pentingnya lokasi pusat-pusat ekonomi seperti pasar, pusat
perbelanjaan, dan pusat bisnis dalam membentuk struktur ruang ekonomi suatu daerah.

Perkembangan konsep ini dapat ditelusuri sejak awal abad ke-20, ketika ahli geografi dan
ekonomi seperti Walter Christaller dan August Lösch mengembangkan teori-teori seperti teori
pusat-pusat titik tengah (central place theory) dan teori area trade (trade area theory) untuk
menjelaskan fenomena tersebut.

Pada dasarnya, analisis teori lokasi central mempertimbangkan beberapa faktor utama:
1. Kebutuhan Konsumen: Pola distribusi kegiatan ekonomi dipengaruhi oleh kebutuhan
konsumen dalam suatu wilayah. Pusat-pusat ekonomi cenderung berkembang di lokasi yang
mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan beragam barang dan jasa.
2. Aksesibilitas: Ketersediaan infrastruktur transportasi, seperti jalan raya, kereta api, dan
bandara, memengaruhi aksesibilitas ke suatu lokasi. Lokasi yang mudah diakses biasanya
akan menjadi pilihan untuk pengembangan pusat-pusat ekonomi.
3. Biaya Transportasi: Biaya transportasi merupakan faktor penting dalam menentukan lokasi
pusat-pusat ekonomi. Lokasi yang meminimalkan biaya transportasi antara produsen dan
konsumen cenderung lebih menarik untuk pengembangan kegiatan ekonomi.
4. Persaingan Antar Lokasi: Persaingan antar lokasi juga memainkan peran dalam penentuan
lokasi pusat-pusat ekonomi. Faktor-faktor seperti biaya tanah, biaya tenaga kerja, dan pajak
dapat memengaruhi daya tarik suatu lokasi bagi pelaku usaha.

Analisis teori lokasi central tidak hanya penting dalam konteks ekonomi lokal, tetapi juga
dalam perencanaan wilayah dan pembangunan kota. Pemerintah dan perencana kota
menggunakan konsep ini untuk mengatur penggunaan lahan, mengembangkan infrastruktur, dan
meningkatkan kualitas hidup penduduk. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi lokasi pusat-pusat ekonomi, analisis teori lokasi central membantu
dalam merencanakan pengembangan wilayah secara berkelanjutan dan mengoptimalkan
efisiensi ekonomi dalam suatu daerah.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan Dari penulisan penelitan ini, yaitu,

1. Mengidentifikasikan fenomena lokasi dan keruangan yang terbentuk


2. Memahami Teori Lokasi pada Studi Kasus Pasar Desa Air Mesu
3. menganalisa permasalahan tekait fenomena lokasi dan keruangan

1.3 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan pada pembuatan laporan ini terdapat 3 bab, yaitu pendahuluan,
konsep dasar teori lokasi, dan studi kasus.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan hal-hal dasar yaitu membahas mengenai latar belakang, tujuan penulisan,
dan sistematika penulisan. Bab ini secara umum membahas apa dan mengapa laporan ini
perlu dilakukan serta memberi gambaran mengenai topik penelitian.
BAB II KONSEP DASAR TEORI LOKASI
Bab ini membahas mengenai konsep dasar teori lokasi yang digunakan dalam penelitian
ini, sesuai dengan lokasi yang dikaji pada laporan ini.
BAB III STUDI KASUS
Bab ini membahas mengenai lokasi dimana dilakukan penelitian dan dikaji untuk melihat
fenomena apa saja pada saat penelitian dilakukan. Kemudian membahas terkait kenapa
memilih lokasi tersebut, apa saja faktor-faktor yang ada di lokasi tersebut dan implikasi apa
dari teori yang dipilih terhadap lokasi yang dikaji.
BAB II

Konsep Dasar Teori Lokasi

2.1 Konsep Dasar Teori Lokasi


Central Place theory dikemukakan oleh Walter Christaller pada 1933. Teori ini
menyatakan bahwa suatu lokasi dapat melayani berbagai kebutuhan yang terletak pada suatu
tempat yang disebutnya sebagai tempat sentral. Tempat sentral ini memiliki tingkatan-tingkatan
tertentu sesuai kemampuannya melayani kebutuhan wilayah tersebut. Bentuk pelayananny
digambarkan dalam segi enam/heksagonal. Teori ini dapat berlaku apabila memiliki karakteristik
sebagai berikut
1. wilayahnya datar dan tidak berbukit
2. tingkat ekonomi dan daya beli penduduk relatif sama
3. penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak ke berbagai arah
Secara hierarki Central Place Theory dibagi menjadi 3 tingkatan pelayanan, sebagai berikut
1. Herarkri K 3
Merupakan pusat pelayanan pasar optimum dimana tempat sentral tersebut selalu
menyediakan kebutuhan barang-barang pasar untuk daerah disekitarnya.
2. Hierarki K 4
Merupakan pusat lalu lintas/transportasi maksimum dimana tempat sentral tersebut
menyediakan sarana dan prasarana lalu-lintas yang optimal.
3. Hierarki K 7
Merupakan pusat pemerintahan optimum dimana tempat sentral tersebut merupakan
sebuah pusat pemerintahan.

A. Pengertian Central Place Theory


Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Walter Cristaller seorang ahli geografi
berkebangsaan Jerman pada tahun 1933 . Menurut teori ini terdapat tiga pertanyaan yang harus
dijawab tentang kota atau wilayah. Pertama, apakah yang menentukan banyaknya kota; kedua,
apakah yang menentukan besarnya kota; dan ketiga, apakah yang menentukan persebaran kota.
Menurut Christaller terdapat konsep yang disebut jangkauan (range) dan ambang(treshold).
Range adalah jarak yang perlu ditempuh manusia untuk mendapatkan barang
kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja. Adapun treshold adalah jumlah minimal penduduk
yang diperlukan untuk kelancaran dan keseimbangan suplai barang. Dalam teori ini diasumsikan
pada suatu wilayah datar yang luas dihuni oleh sejumlah penduduk dengan kondisi yang merata.
Dalam memenuhi kebutuhannya, penduduk memerlukan berbagai jenis barang dan jasa, seperti
makanan, minuman, perlengkapan rumah tangga, pelayanan pendidikan, dan pelayanan
kesehatan. Untuk memperoleh kebutuhan tersebut penduduk harus menempuh jarak tertentu dari
rumahnya. Jarak tempuh tersebut disebut range.
Pengertian teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta
hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau
kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006:77).
Alfred Weber adalah seorang ahli yang mengemukakan teori lokasi dengan pendekatan
ekonomi. Namun ia merupakan penerus Wilhem Lounhart (1882-1885) yang menunjukkan
bagaimana mengoptimalkan lokasi dengan menyerderhanakan hanya dua sumber material dan
satu pasar yang disajikan dalam bentuk locational triangle.
Teori Christaller (1933) menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota,
dan distribusinya di dalam satu wilayah. Menurut Christaller, pusat-pusat pelayanan cenderung
tersebar di dalam wilayah menurut pola berbentuk heksagon (segi enam). Keadaan seperti itu
akan terlihat dengan jelas di wilayah yang mempunyai dua syarat. Pertama, topografi yang
seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang mendapat pengaruh dari lereng dan pengaruh
alam lain dalam hubungan dengan jalur pengangkutan. Kedua, kehidupan ekonomi yang
homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer, yang menghasilkan padi-padian,
kayu atau batu bara.
Christaller mengasumsikan bahwa ada kaitan langsung antara hirarki level pusat kota dan
jangkauan pasar, artinya : “Semakin tinggi level kota yang dijadikan posisi memproduksi barang,
maka semakin luas jangkauan pasarnya”. Kontribusi utama karya Christaller adalah
menunjukkan suatu hirarki system perkotaan dapat muncul secara otomatis dengan keragaman
ukuran area spasial market yang berbeda-beda.
BAB III

PENUTUP

3.1 Pemilihan Lokasi


Lokasi kajian ini berada di Pasar Desa Air Mesu, Kecamatan Pangkalbaru, Kabupaten Bangka
Tengah

Gambar 3. 1. Pasar Desa Air Mesu, Kecamatan Pangkalbaru, Kabupaten Bangka Tengah
Sumber: Hasil Analisis 2024
3.2 Alasan Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi dalam teori central place didasarkan pada beberapa alasan utama yang
meliputi pertimbangan geografis, ekonomis, dan sosial. Berikut adalah beberapa alasan penting
untuk pemilihan lokasi dalam konteks teori central place pada lokasi Pasar Desa Air Mesu:
1. Ketersediaan Sumber Daya Alam : Lokasi yang dipilih didasarkan pada ketersediaan sumber
daya alam yang penting untuk kegiatan ekonomi tertentu. Desa Air Mesu merupakan daerah
yang kaya akan sumber daya pertanian atau pertambangan mungkin menjadi lokasi yang
baik untuk didirikan sebagai pusat ekonomi.
2. Aksesibilitas: Lokasi pasar Desa air Mesu mudah diakses oleh penduduk sekitar dan wilayah
lainnya. Faktor-faktor seperti infrastruktur transportasi, jarak dari pusat populasi, dan
konektivitas jaringan transportasi menjadi pertimbangan penting dalam pemilihan lokasi.
3. Potensi Pasar: pasar Desa Air Mesu memiliki potensi pasar yang cukup besar untuk
mendukung keberlangsungan bisnis dan pertumbuhan ekonomi. Pusat ekonomi biasanya
ditempatkan di daerah dengan konsentrasi penduduk yang tinggi atau sebagai titik akses ke
pasar yang lebih luas..

3.3 Faktor – faktor Lokasi


Dalam konteks pemilihan lokasi pasar desa air mesu berdasarkan teori central place,
terdapat beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan:
1. Kebutuhan Konsumen: Pemilihan lokasi pasar desa air mesu mempertimbangkan kebutuhan
konsumen di sekitarnya. Hal ini meliputi jenis barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
penduduk lokal, seperti hasil pertanian, barang kebutuhan sehari-hari, dan barang kerajinan.
2. Aksesibilitas: Lokasi pasar desa air mesu mudah diakses oleh penduduk desa dan wilayah
sekitarnya. Aksesibilitas dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jaringan jalan,
transportasi umum, dan jarak tempuh dari pusat-pusat populasi.
3. Kepadatan Penduduk: Lokasi pasar desa air mesu dipilih di daerah dengan tingkat kepadatan
penduduk yang cukup tinggi untuk mendukung aktivitas ekonomi pasar. Kepadatan
penduduk yang tinggi akan meningkatkan jumlah pengunjung pasar dan permintaan barang
dagangan.
4. Ketersediaan Lahan: Pemilihan lokasi pasar desa air mesu memperhatikan ketersediaan lahan
yang cukup untuk membangun pasar dan ruang parkir bagi pengunjung. Lokasi yang
memiliki lahan yang luas dan mudah diakses akan mendukung pertumbuhan pasar desa.
5. Ketersediaan Sumber Daya Alam: Lokasi pasar desa air mesu berdekatan dengan sumber
daya alam yang menjadi basis ekonomi lokal, seperti lahan pertanian, perkebunan, atau
sumber air. Hal ini akan memudahkan pasokan barang dagangan dan mendukung
pengembangan ekonomi lokal.

3.4 Implikasi Teori Lokasi


Implikasi teori central place terhadap pasar desa dapat memberikan pemahaman yang
mendalam tentang bagaimana pasar desa berfungsi, bagaimana mereka berkembang, dan
bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat di sekitarnya. Berikut adalah beberapa
implikasi utama teori central place terhadap pasar desa air mesu :
1. Hierarki Pusat Ekonomi: Teori central place menunjukkan bahwa pasar desa air mesu
memiliki peran sebagai pusat ekonomi di tingkat lokal atau regional. Mereka melayani
kebutuhan konsumen di sekitarnya dan memainkan peran penting dalam rantai distribusi
barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
2. Distribusi Spasial: Implikasi utama dari teori central place adalah pemahaman tentang
distribusi spasial kegiatan ekonomi. Pasar desa air mesu dipilih berdasarkan pada prinsip
bahwa mereka harus tersebar secara merata di wilayah untuk memastikan aksesibilitas yang
mudah bagi penduduk di sekitarnya.
3. Interaksi Antar-Pasar: Teori central place menunjukkan bahwa pasar desa air mesu tidak
berdiri sendiri, tetapi berinteraksi dengan pasar-pasar lain di tingkat yang lebih tinggi dalam
hierarki pusat ekonomi. Mereka dapat menjadi bagian dari jaringan perdagangan yang lebih
luas dan mendapatkan pasokan barang dari pasar-pasar regional atau kota.
4. Pengembangan Infrastruktur: Implikasi teori central place adalah pentingnya pengembangan
infrastruktur di sekitar pasar desa air mesu. Ini termasuk jaringan jalan, transportasi umum,
dan fasilitas pendukung lainnya yang diperlukan untuk memfasilitasi aksesibilitas dan
pertumbuhan pasar desa.
5. Pertumbuhan Ekonomi Lokal: Pasar desa air mesu yang efektif dapat memberikan kontribusi
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Mereka menciptakan lapangan kerja bagi
pedagang lokal, mendukung produsen lokal dengan memberikan akses pasar, dan
meningkatkan daya beli masyarakat di sekitarnya.
6. Pembangunan Komunitas: Pasar desa air mesu juga memiliki implikasi sosial dan budaya
yang penting. Mereka sering menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya di desa,
memungkinkan pertukaran budaya dan tradisi, serta memperkuat jaringan sosial di antara
penduduk setempat
Daftar Pustaka

Arifin, M. Zaenal. "Perkembangan dan Transformasi Pasar Tradisional dalam Perspektif Kota
Kecil di Indonesia" dalam Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, vol. 26, no. 1 (2015): Halaman
51-64.
Aditya, Arief, dan Dian Tiarasari. "Analisis Jarak dan Luas Wilayah Pengaruh Pusat
Perbelanjaan Terhadap Keberadaan Pasar Tradisional di Kota Bandung" dalam Jurnal Geodesi
Undip, vol. 8, no. 2 (2019): Halaman 134-144.
Fauzi, Ahmad, dan Aries Heru Prasetyo. "Analisis Pusat Pelayanan Perdagangan (PPP)
Berbasis Teori Central Place di Kabupaten Banyuwangi" dalam Jurnal Tata Kota dan Daerah,
vol. 11, no. 3 (2019): Halaman 157-166.
Maryati, Yuli, dkk. "Analisis Teori Central Place dan Pusat Pelayanan Perdagangan Berbasis
Teknologi Informasi di Kabupaten Kudus" dalam Jurnal Geodesi Undip, vol. 8, no. 1 (2019):
Halaman 38-47.
Rahayu, Sri, dkk. "Analisis Struktur dan Pola Pusat Pelayanan Perdagangan Tradisional di
Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar" dalam Jurnal Geografi: Kajian, Teori, dan
Aplikasi, vol. 5, no. 2 (2021): Halaman 135-146.

Anda mungkin juga menyukai