Tksdladi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

TUGAS FIELDTRIP TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN

Oleh : Setiyo Adi Santoso ( 0910483072 )

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lahan merupakan bagian dari bentang lahan (Landscape) yang meliputi lingkungan fisik termasuk iklim, topografi / relief, hidrologi tanah dan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Penetapan penggunaan lahan pada umumnya didasarkan pada karakteristik lahan dan daya dukung lingkungannya. Bentuk penggunaan lahan yang ada dapat dikaji kembali melalui proses evaluasi sumberdaya lahan, sehingga dapat diketahui potensi sumberdaya lahan untuk berbagai penggunaannya. Untuk lebih memperluas pola pengelolaan sumberdaya lahan diperlukan tehnologi usaha tani yang tidak terlalu terikat dengan pola penggunaan lahan dan akan lebih parah lagi hasilnya apabila pembangunan pertanian masih melalui pendekatan sektoral tanpa ada integrasi dalam perencanaan maupun implementasinya. Agroforestry adalah pola usaha tani produktif yang tidak saja mengetengahkan kaidah konservasi tetapi juga kaidah ekonomi. Betapa pentingnya masalah konservasi ini perlu diperhatikan apabila mengingat bahwa usaha tani di Indonesia ini ditangani oleh petani kecil apabila ditinjau dari kepemilikan lahan. Kesadaran akan perlunya konservasi lahan sebenarnya sudah sejak lama, akan tetapi selalu saja ada kesenjangan antara keinginan para petani pemilik lahan dengan para ahli konservasi tanah karena biasanya adanya keterbatasan biaya dari para petani untuk melaksanakan perlakuan-perlakuan yang diperlukan. Hal ini disebabkan karena pada pendekatan lama konsentrasi kegiatan konservasi ada pada pembuatan bangunan-bangunan teras, saluran-saluran dan bangunan lainnya dan sering dilakukan dengan cara melarang orang bertanam di lahan miring dll. 1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud : untuk memberi gambaran kepada mahasiswa tentang keadaan yang sebenarnya dilapang tentang materi yang diberikan.

Tujuan :

Mahasiswa mampu menetapkan satuan pengelolaan konservasi tanah dan

air
o o

mahasiswa mengetahui jenis jenis erosi tanah dilapang dan upaya pencegahannya. mahasiswa mampu menetapkan faktor erosi tanah berdasarkan metode USLE di setiap SPL

o o

mahasiwa mengetahuiu dampak erosi terhadap kehidupan manusia didaerah hilir mahasiswa mampu membuat perencanaan konservasi tanah dan air tingkat detail disetiap SPL

mahasiswa mampu mengimplementasikan teknologi konservasi tanah dan air melalui simulasi

BAB II METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat Fieldtrip Teknologi Konservasi Sumber Daya Lahan dilaksanakan di Ds. Gubuk Lakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang pada hari Sabtu tanggal 8 Oktober 2011. 2.2 Metode Pelaksanaan

Menyiapkan alat dan bahan

Pembuatan makalah praktikum

Lapang

Diskusi kelompok

Pengarahan Lapang Pembagian Tugas Lapang

Menghitung dan memasukkan data Dokumentasi

Mengidentifikasi landscape yang akan dijadikan contoh

Pengukuran kelerengan, erosivitas dan kontur

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil dan Pembahasan Data Aktual Hasil pengindentifikasian kelas kemampuan lahan Satuan Peta Lahan I Faktor Pembatas Tekstur tanah Hasil pengamatan di lapangan Kelas

Agak halus: liat berpasir, lempung liat I berdebu, berpasir lempung berliat, lempung liat

Lereng Drainase Kedalaman Efektif Tingkat Erosi

80 % Tinggi (diabaikan) Dalam : >90 cm Ringan : jika 25% lapisan tanah atas hilang

VIII

Sedang : jika 25 75% lapisan tanah atas IV hilang Batu/Kerikil Bahaya banjir Sedang : 3 15% luas area Tidak pernah : dalam waktu satu tahun tudak pernah terjadi banjir untuk waktu 24 jam Klasifikasi kelas Kelas kemampuan lahan VIII : faktor V I

kemampuan lahan + pembatas Faktor Pembatas

Macam Rekomendasi Penggunaan Lahan

Dijadikan hutan lindung/ cagar alam dan tempat rekreasi

Dari data yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa dengan kelerengan 80% (VIII) dan dengan tekstur tanah yang liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat sampai lempung liat berpasir dimungkinkan dapat menambah tingkat erosi yang terjadi apabila tidak ada konservasi yang lebih lanjut. Dari data lapang yang didapat untuk mengatasi hal tersebut mereka (petani) menggunakan tanaman sebagai penyangga dan filter yang ditanam di aliran irigasi lahan tersebut. Disini terdapat faktor pembatas berupa kelerengan dan tekstur tanah. Pada konservasi yang mereka gunakan mereka menanam tanaman pembatas berupa pinus dan pisang sedangkan, untuk tanaman penyangga berupa pisang, pinus dan bambu. Pada lahannya juga terdapat bahaya degradasi tanah walaupun sudah dibuat terasering. Ini dibuktikan jika hujan besar datang, dengan lahan lahan yang dibuat datar dapat membuat dibeberapa tempat pada lahan tersebut menggenang, selain itu air yang turun dari terasering satu ke terasering dibawahnya, juga dapat membuat erosi akibat tidak adanya tanaman penyangga, ditambah lagi dengan tekstur tanah yang seperti itu.

JENIS-JENIS EROSI DI LOKASI PENGAMATAN Jenis-jenis erosi yang ditemukan 1. Erosi Diskripsi kondisi dan upaya pengendaliannya: Percikan Erosi hasil dari percikan atau benturan air hujan secara langsung pada partikel tanah dalam keadaan basah. Kondisi : pada musim hujan dapat dilihat pada permukaan daun yang terdapat pada partikel tanah, adanya batuan kerikil diatas lapisan tanah. Pengendalian : dilakukan penanaman tanaman penutup tanah 2. Erosi Diskripsi kondisi dan upaya pengendaliannya:

Alur

Erosi yang diakibatkan pengikisan tanah oleh aliran air yang membentuk parita tau saluran kecil, dimana bagian tersebut telah terjadi konsentrasi aliran air hujan di permukaan tanah. Pengendalian : dilakukan penanaman secara kontur dan penanaman tanaman dalam larikan.

3. Erosi Diskripsi kondisi dan upaya pengendaliannya: Selokan Erosi yang membentuk seperti selokan dengan kedalaman mencapai 1- 25 m atau lebih. Erosi selokan menyerupai huruf V dan U, dimana aliran limpasan dengan volumen besar terkonsentrasi dan mengalir ke bawah lereng terjal pada tanah yang mudah tererosi. Pengendalian : dilakukan penanaman penutup tanah

Dari data yang didapat, untuk erosi, kemungkinan yang terjadi dilapang berupa erosi percikan, erosi alur dan erosi selokan. Erosi percikan terbentuk dari benturan air hujan kepermukaan tanah. Erosi ini hanya terjadi dibeberapa titik yang mempunyai tanaman penutup tanah yang sedikit. Tanaman apel dengan daunnya yang kecil mungkin saja dapat membuat erosi percikan yang lebih besar, apabila tidak ada cover crop di lahan tersebut. Dengan adanya cover crop dimungkinkan erosi percikan akan berkurang, karena laju air hujan yang jatuh terhambat, oleh strata tajuk. Selanjutnya ada erosi alur, erosi adalah erosi yang terjadi akibat pengikisan tanah oleh aliran air yang terbentuk dipermukaan tanah. Erosi ini terbentuk jika terasering yang dibuat tidak searah garis kontur, sehingga air hujan yang jatuh kepermukaan dengan cepat mengalir dan mengikis lapisan tanah sampai menyebabkan erosi alur. Cara pengendaliannya dapat menanam tanaman searah garis kontur dan memiliki cover crop yang memenuhi lapisan tanah secara menyeluruh, sehingga tidak ada daerah yang terkikis oleh aliran air. Kemudian dari data yang didapat dilapang, kemungkinan juga bisa terjadi erosi selokan, dimana erosi ini merupakan erosi yang terjadi akibat aliran limpasan dengan volume besar terkonsentrasi dan mengalir kebawah lereng yang terjal pada tanah yang mudah tererosi. Dilapang, ini bisa terjadi dilihat dari tidak adanya vegetasi / tanaman penyangga terasering, sehingga dengan lereng yang curam dan

tidak ada penghalang yang besar dapat dimungkinkan air akan mengalir kebawah dengan cepat dan juga dapat membawa pratikel tanah sehingga akibat yang terjadi adalah di bawah lereng terjadi erosi selokan karena besarnya tekanan dan kecepatan air yang jatuh kebawah lereng, ditambahlagi dengan tektur tanah yang terdapat debu dan pasir, dapat dengan mudah terangkut oleh aliran air.

PENGAMATAN EROSI TEBING SUNGAI dan KEKERUHAN AIR SUNGAI Deskripsi kondisi sungai sungai Permasalahan di Kondisi tebing sungai pada daerah tersebut termasuk curam, namun terdapat tebing tanaman penutup tanah anatara lain semak belukar, sehingga tingkat erosi dan tidak terlalu tinggi dan tidak menyebabkan sedimentasi pada sungai. Air sedimentasi tanah. Permasalahan di kawasan lokasi pengamatan yaitu tingkat kelerengan yang

kekeruhan air sungai di kawasan pengamatan terlihat jernih, karena tidak terdapat

yang dijumpai cukup tinggi yaitu 80% mengakibatkan erosi di lahan, antara lain erosi lokasi percikan, erosi alur dan erosi selokan dengan tingkat yang ringan dan sedang. pengamatan Sumber permasalahan Dampak permasalahan (segala aspek : lingkungan, masyarakat, kesehatan, politik, dsb) sosial, Tingkat kelerengan yang cukup tinggi, jenis tanaman yang ditanam dan pengolahan lahan yang kurang sesuai. - Lingkungan : terjadi degradasi lahan, karena tanaman dan jenis dan

pengolahan lahan yang kurang sesuai. - Masyarakat : Untuk menuju ke lahan (melakukan pengoalahan), masyarakat mengalami kesulitan karena jarak lahan dengan pemukiman yang cukup jauh dan tingkat kelerengan yang cukup tinggi. - Kesehatan : berdasarkan sumber permasalahan, kesehatan masyarakat tidak terpengaruh. - Politik : melihat kondisi di pengamatan, dapat terjadi pengalihan fungsi lahan. Contoh : lahan pertanian menjadi cagar alam/tempat rekreasi.

- Sosial : dari lahan pengamatan, petani membutuhkan tenaga pekerjaan dalam pengelolaan lahannya, karena jika dilakukan sendiri dengan tingkat kelerengan yang cukup tinggi membutuhkan waktu yang lama.

Dari data yang didapat dilapang tentang pengamatan erosi tebing dan kekeruhan air sungai, diketahui lereng yang curam sebenarnya tidak boleh digunakan untuk areal pertanian, tetapi untuk digunakan sebagai areal pertanian butuh perombakan secara besar besaran dan butuh pengeluaran yang lebih besar. Dari lokasi pengamatan dengan lereng yang sekitar 80%, petani menggunakan terasering untuk lahan pertaniannya dan menanam tanaman tahunan yang akarnya dapat tumbuh kuat. Pihak petani sudah mengetahui dampak dari pembukaan tersebut, sehingga mereka perlu membuat konservasi tanah dan air untuk keberlangsungan lahan budidaya. Erosi tebing didaerah ini mungkin sedikit, karena terdapat berbagai macam tanaman tahunan maupun musiman yang ditanam didaerah ini, untuk aliran irigasi agar tidak mengalami pengikisan tanah, mereka menanam tanaman pisang dan pinus sebagai jangkar bagi tanah, agar tidak mudah tererosi, selain itu terdapat tanaman penutup tanah seperti rumput rumputan untuk menyaring partikel tanah yang tererosi dari atas lereng. Untuk lahan pertaniannya sendiri mereka juga menanam berbagai tanaman tahunan dan semusim ,yang ditumpang sarikan. Terdapat berbagai tanaman sampingan berupa pisang, pinus, labu siam, dan wortel, disela sela tanaman utama berupa tanaman apel.

Untuk masalah kekeruhan air sungai, ketika dilapang tidak terlihat adanya aliran sungai yang keruh, ini dimungkinkan karena dibawah lereng terdapat berbagai macam tanaman tahunan dan musiman yang tumbuh liar, dan berbagai macam tanaman penutup lahan yang dibiarkan tumbuh, sehingga erosi yang terjadi dan membawa partikel tanah, akan terfilter dan tidak dimungkinkan hanya air saja yang sampai kesungai, itupun mungkin air yang sebelumnya terinfiltrasi dari dalam tanah.

3.2 Analisis Kemampuan Lahan

Kemampuan lahan adalah kemampuan suatu lahan untuk digunakan sebagai usaha pertanian yang paling intensif termasuk penentuan tindakan pengelolaannya, tanpa menyebabkan lahan tersebut menjadi rusak. Berdasarkan penilaian kelas kemampuan lahan pada satuan peta lahan satu yaitu termasuk dalam kelas kemampuan lahan VIII. Hal ini sesuai dengan ciri-ciripada kelas kemampuan lahan VIII yaitu: terletak pada lereng yang sangat curam, umumnya berbatu, kasar dan tanahnya sangat dangkal, harus dibiarkan alami sebagai kawasan lindung. Jadi karena masuk dalam kelas kemampuan lahan VIII dapat dikatakan bahwa lahan tersebut tidak sesuai untuk bercocok tanam, sedapat mungkin selalu tertutup vegetasi permanen. Dalam hal ini, seharusnya faktor pembatas lereng yang sangat curam tidak cocok untuk tanaman pertanian.

3.3 Arahan Perencanaan Konservasi

Sebaran Kegiatan Manusia di Kawasan Hutan

Sebaran Hutan dan Potensinya

Analisis Kemungkinan Tumpang Tindih Penggunaan

Kebijakan Pemerintah
Penentuan Tujuan Pengelolaaan

Alternatif Pengelolaan

Alur pikir penyusunan arahan pengelolaan kawasan konservasi

Dari data diatas, kita dapat membuat deskripsi tentang arahan perencanaan konservasi didaerah ini : Dari data yang ada perlu adanya konservasi yang lebih lanjut mengenai masalah masalah yang akan timbul dari kurangnya konservasi dilahan pertanian ini, seperti tidak adanya tanaman penyangga disetiap teras, yang mengurangi limpasan air yang berlebihan. Arahan yang digunakan ditujukan semata mata bukan untuk meningkatkan produksi tanaman utama, tetapi ditujukan untuk konservasi lahan yang dimungkinkan dapat meningkatkan pendapatan petani dari hasil lain selain tanaman utama. Dan konservasi ini ditujukan bukan hanya pada saat itu saja, tetapi secar berkelanjutan dan jangka panjang. Perencanaan yang digunakan untuk menambah tingkat konservasi di lahan pertanian tersebut ada 2 macam : 1. Secara vegetatif Penanaman tanaman lebih banyak di daerah irigasi ( samping lahan pertanian tersebut ) Penanaman tanaman ini dimaksudkan untuk mengurangi kecepatan laju air yang datang dan untuk menghambat dan filter partikel tanah yang terbawa limpasan permukaan.

Selain itu, dengan adanya penanaman tanaman sampingan juga dapat menambah penghasilan petani di daerah tersebut.

Penanaman rumput gajah di ujung teras. Ini digunakan untuk menguatkan teras dari erosi yang mungkin terjadi, dan juga dapat menguat kan tanah, karena umumnya tanan didaerah lahan pertanian ini berupa pasir dan debu, sehingga dapat dengan mudah tererosi. Juga sebagai penyangga air jika volume air yang mengalir dipermukaan terlalu besar. Selain itu, rumput gajah juga dapat digunakan untuk pakan ternak.

Penanaman vegetasi di saluran irigasi tengah lahan Dalam konservasi ini ditambah dengan irigasi ditengah lahan untuk memenuhi semua kebutuhan tanaman akan air. Dalam pembuatan irigasi in juga perlu dilakukan penanaman vegetasi di aliran irigasi, agar tidak terjadi erosi dan digunakan sebagi filter partikel tanah yang ikut terbawa limpasan air irigasi

Penutupan tanah secara menyeluruh dengan tanaman rumput rumputan atau legum Dalam konservasi ini perlu ada tambahan berupa tanaman penutup tanah yang lebat, sehingga permukaan tanah dapat tertutup secara sempurna guna melindungi tanah tersebut dari energi kinetik butiran butiran hujan. Selain itu perakaran tanaman rumput dan legum yang menyebar dan lebat membuat agregat agregat tanah terdispersi ( merenggang) akibat terdesak oleh akar, sehingga kapasitas infitrasi tanah menjadi meningkat.

2. Secara mekanis Penanaman tanaman searah kontur Penempatan tanaman di punggung bukit secara horisontal dimaksudkan untuk mengerem derasnya limpasan permukaan apabila tanah terlalu jenuh dan tidak mampu lagi meresapkan air akibat terjadinya hujan dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang singkat. Limpasan permukaan tersebut dalam perjalanannya berpotensi mengangkut partikel partikel tanah yang berada paling atas ( top soil )

Pembuatan guludan dan saluran pengelak

Keberadaan guludan atau gundukan tanah di bagian tepi teras dimaksudkan untuk menghentikan aliran air yang tertampung di bagian teras yang datar hasil akumulasi limpasan permukaan dari bagian tanah yang lebih tinggi. Setelah air tertampung di bagian tersebut, air akan dialirkan melalui saluran pengelak menuju saluran terjunan, sehingga air bisa mengalir ke bagian yang paling dasar (paling rendah) tanpa menyebabkan kerusakan pada bentang lahan.

pembuatan saluran irigasi kecil ditengah lahan Tindakan ini didasarkan pada pemanfaatan kelebihan air presipitasi agar tidak terbuang percuma dan menghilang dari bentang lahan. Air hujan tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan air untuk tanaman yang dibudidayakan.

pemberian batu batu kecil dan penanaman vegetasi di saluran irigasi tengah lahan Batu batuan yang ditempatkan tepat di bagian dasar grojogan atau terjunan air, dimaksudkan untuk melindungi tanah yang berada di bagian dasar terjunan agar tidak tergerus oleh air yang menghantam dasr terjunan secara terus menerus selama hujan terus terjadi.

memiringkan sedikit areal tanam Perbedaan ketinggian permukaan di lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman , dimaksudkan agar air yang terakumulasi di pemukaan lahan dapat mengalir menuju saluran drainase agar tidak menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya.

3.4 Rancangan Anggaran Biaya Misal dalam 1 Hektar Komponen Biaya Unit Harga/ unit Sub Total Rp 1,000,000 Rp 250,000 Rp 30,000 Rp 1,000,000 Rp 2,280,000

NO

Secara vegetatif Bibit Pinus (Kg) Bibit Pisang (Unit) Bibit Rumput Gajah (m2) Lamtoro ( unit ) Sub total Secara mekanis Beli batu batu kecil Tenaga kerja Cangkul Sekop Sub total TOTAL BIAYA PENGELUARAN 20 kg 4 4 2 Rp. 5.000 Rp. 20,000 Rp. 40,000 Rp. 20,000 Rp. 100.000 Rp. 80,000 Rp. 80,000 Rp. 40,000 Rp. 300.000 Rp. 2,580,000 20 50 100 20 Rp50,000 Rp5,000 Rp. 300 Rp50,000

BAB IV KESIMPULAN o Erosi yang ditemukan di lapang : erosi percikan, erosi alur, erosi selokan.
o

Dari data diidentifikasi lapang didapat kelerengan 80% (kelas kemampuan lahan : VIII) dan dengan tekstur tanah yang liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat sampai lempung liat berpasir dimungkinkan dapat menambah tingkat erosi yang terjadi apabila tidak ada konservasi yang lebih lanjut

o Perencanaan yang digunakan untuk menambah tingkat konservasi di lahan pertanian tersebut ada 2 macam : 1. Secara vegetatif Penanaman tanaman lebih banyak di daerah irigasi ( samping lahan pertanian tersebut ) Penanaman rumput gajah di ujung teras. Penanaman vegetasi di saluran irigasi tengah lahan Penutupan tanah secara menyeluruh dengan tanaman rumput rumputan atau legum

2. Secara mekanis Penanaman tanaman searah kontur Pembuatan guludan dan saluran pengelak pembuatan saluran irigasi kecil ditengah lahan pemberian batu batu kecil dan penanaman vegetasi di saluran irigasi tengah lahan memiringkan sedikit areal tanam

DAFTAR PUSTAKA

o o

Anonymous, 2011.http://mayong.staff.ugm.ac.id/site/. Diakses tanggal 29 November 2011 Anonymous, 2011.http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-

dasar/klasifikasi-kemampuan-lahan/. Diakses tanggal 29 November 2011


o

Anonymous,2011.http://www.google.co.id/urlkonservasisumberdayalahan.undip.ac.id. Diakses tanggal 29 November 2011

Anonymous,2011.http://www.google.co.id/urlkonservasisumberdayalahan Diakses tanggal 29 November 2011

Anonymous,2011.http://www.mayong.staff.ugm.ac.id/artikel_pdf/pengelolaansumberdayal ahan.pdf. Diakses tanggal 29 November 2011

Anonymous,

2011.http://wiwingsuryani.blogspot.com/2010/12/konservasi-sumber-daya-

lahan.html. Diakses tanggal 29 November 2011 o Hadi Utomo, 1994. Erosi dan Konservasi Tanah, IKIP Malang o Sitanala Arsyad, 2009. Konservasi Tanah dan Air, IPB Bogor.

Lampiran

Data dan Perhitungan Perhitungan Indeks Erosivitas Menggunakan metode Utomo Hb Rb = 26,2575 (cm) = 10,80 + 4,15 Hb Januari

Rb = 6,119 (442,3)1,21x (2,08)-0,47x (5,43)0,53 = 1.042,202

Rb = 10,80+ 4,15 (44,23) = 194,354 Februari

Rb = 6,119 (39,52)1,21x (1,81)-0,47x (5,72)0,53 = 998,021 Rb = 10,80+ 4,15 (39,52) = 174,808 Maret

Rb = 6,119 (34,04)1,21x (1,67)-0,47x (4,45)0,53 = 757,429 Rb = 10,80+ 4,15 (34,04) = 152,066 April

Rb = 6,119 (27,32)1,21x (1,39)-0,47x (4,48)0,53 = 635,013 Rb = 10,80+ 4,15 (27,32) = 124,178 Mei

Rb = 6,119 (5,67)1,21x (0,74)-0,47x (2,06)0,53 = 84,397 Rb = 10,80+ 4,15 (5,67) = 34,331 Juni

Rb = 6,119 (3,82)1,21x (0,8)-0,47x (0,98)0,53 = 34,031 Rb = 10,80+ 4,15 (3,82) = 26,653 Juli

Rb = 6,119 (3,33)1,21x (0,14)-0,47x (1,21)0,53 = 73,120 Rb = 10,80+ 4,15 (3,33) = 24,619 Agustus

Rb = 6,119 (2,79)1,21x (0,55)-0,47x (0,64)0,53 = 22,139

Rb = 10,80+ 4,15 (2,79) = 22,378 September

Rb = 6,119 (1,4)1,21x (0,08)-0,47x (0,31)0,53 = 15,457 Rb = 10,80+ 4,15 (1,4) = 16,61 Oktober

Rb = 6,119 (10,55)1,21x (0,56)-0,47x (2,36)0,53 = 219,185 Rb = 10,80+ 4,15 (10,55) = 54,583 November

Rb = 6,119 (31,7)1,21x (1,51)-0,47x (4,14)0,53 = 701,218 Rb = 10,80+ 4,15 (31,7) = 142,355 Desember

Rb = 6,119 (38,15)1,21x (1,71)-0,47x (6,16)0,53 = 1021,547 Rb = 10,80+ 4,15 (38,15) = 169,123

PERHITUNGAN INDEKS ERODIBILITAS DENGAN RUMUS

% debu % pasir sangat halus % liat % bahan organik Kode struktur tanah Kode permeabilitas tanah

= 60% = 5% =0 = 0,5% =2 =1

100K 100K K

= 1,292 (2,1 M1,14 (10-4) (12-a) + (b-2) 3,25 + (c-3) 2,5) =1,292 [(2,1 65001,14 (10-4) (12-0,5) + (2-2) 3,25 + (1-3) 2,5)] = 29,093% =29,093

Perbandingan hasil perhitungan erodibilitas tanah dengan rumus dan nomograf : Dari data yang diperoleh, diketahui erodibilitas tanah dengan mendapatkan nilai 29%. Sedangkan dari pendiskripsian nomograf didapatkan nilai 28% .

PERHITUNGAN PANJANG DAN KEMIRINGAN LERENG L = 27,5 m S = 80%

LS =

L 22 1 22

(0,065 + 0,045 S + 0,0065 S2) [0,065 + 0,045 x 80% + 0,0065 x (80/100)2]

LS =

= 0,212 (0,065+ 0,036+ 4,16 x 10 -3) = 0,212 x 0,105 = 0,022

HASIL PERHITUNGAN FAKTOR TANAMAN (C) DAN PENGELOLAAN (P)

C = 0,005 0,05 P = 0,90 Penjelasan: Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, terdapat tanaman rumput gajah pada beberapa titik sehingga C = 0,005- 0,05. Berdasarkan pada nilai kemiringan 80%, maka nilai P= 0,90. Jika nilai C dan P dikaitkan (misal 0,05 x0,90 = 0,045). Maka pengelolaan yang sesuai yaitu dibuat teras (pertanian dengan pencagaran tanah). Deskripsi Lokasi Pengamatan Pengamatan dilakukan dilakukan di Ds. Gubuk Lakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten

Malang. Pada daerah ini sebagian besar di tanami oleh tanaman utama seperti apel, untuk tanaman sampingannya adalah tanaman tomat, cabai, pisang, wortel, cemara dan kopi. Nilai Edp Lokasi Pengamatan Kedalaman tanah (pengukuran) Sub ordo Faktor Kedalaman Kedalaman ekivalen 86 (perkiraan) mm Andept 0,95 (perkiraan) Kedalam tanah (pengukuran) x faktor kedalaman = 86 x 0,95 = 81,7 400 tahun Kelestarian tanah Edp
Kedalaman tanah ekivalen Kelestarian tanah

81,7/400

0,20 (mm/th)

PERHITUNGAN BESARNYA EROSI

Nilai Edp R K L S C

= 0,20 mm/tahun

= 466,98 = 29,093 = 27,5 m = 80% = 0,05

P A

= 0,90 = RxKxLxSxCxP = = 0,20 x 466,98 x 29,093 x 27,5 x 80% x 0,05 x 0,90 2689,99(ton/ha)

Perbandingan

besarnya

nilai

erosi

(perhitungan) dengan kemiringan lereng

Perbandingan

besarnya

nilai

erosi

(perhitungan) dengan panjang lereng

Perbandingan

besarnya

nilai

erosi

(perhitungan) dengan Edp Kelas bahaya erosi

Klasifikasi tingkat bahaya erosi

Usaha penurunan bahaya erosi

Foto

Erosi Alur

Erosi Percikan

Erosi Selokan

Anda mungkin juga menyukai