Laporan Kasus Uveitis
Laporan Kasus Uveitis
Laporan Kasus Uveitis
PEMBIMBING: DR NOVI ANITA SP.M PRESENTER: NOOR ZAEHAN HANI BT ZOLKIPLY 030.07.312
STATUS PASIEN
IDENTITAS :
: Ny. Y : 64 tahun : Perempuan : Indonesia : Islam : SMP : Ibu Rumah Tangga : Pangadegka Timur : 851459
ANAMNESIS
Dilakukan autonamnesis pada tanggal 28 Januari 2013,
KELUHAN UTAMA : Mata kanan sakit sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu
Mata kanan sakit. Sakit dirasakan, seperti nyut-nyut pada bagian dalam bola mata dan sekeliling mata. Sakit dirasakan hilang timbul.
Mata kanan mulai kabur perlahanlahan. Pasien terlihat seperti ada bintik- bintik hitam dan rambut terutama saat melihat cahaya terang
Sakit dirasakan terus menerus sehingga pasien sulit untuk membuka mata . Mata mulai merah dan terkadang berair
Riwayat trauma pada mata kanan disangkal.Pasien juga tidak pernah mengucek matanya
Pasien belum pernah berobat sebelumnya dan mengaku tidak pernah memberi sembarang obat pada matanya yang sakit.
Pasien akhirnya Poliklinik Mata karena ingin mengobati rasa sakit pada mata kanannya.
Tidak pernah mengalami sakit mata seperti ini. Riwayat sakit mata yang lain sebelumnya disangkal.
pasien tidak lagi mengkonsumsi obat hipertensi. Tidak ada riwayat batuk-batuk lama, kencing manis, sakit sendi, asma dan alergi terhadap obat-obatan. Riwayat operasi pada mata disangkal.
Tidak ada anggota keluarga serumah yang mengalami keluhan seperti pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Compos mentis Tekanan darah : 130/80 mmHg Frekuensi nadi : 84x/ menit Suhu : Afebris Pernafasan : 20x/ menit
STATUS OFTALMOLOGIS
Occuli Dekstra (OD) 1/300, Proyeksi baik, PH tidak maju Ortoforia Bola mata bergerak ke segala arah dengan baik, nyeri gerak (+) Kedudukan bola mata Pergerakan bola mata Visus Occuli Sinistra (OS) 6/18 SC S+ 1.256/15 CC , PH tidak maju Ortoforia Bola mata bergerak ke segala arah, nyeri (-)
Palpebra superior
Palpebra inferior
Oedema (-), Hiperemis (-), Enteropion (-), Ekteropion (-), Trikiasis (-), Distikiasis (-)
Occuli Dekstra (OD) Hiperemis (+), Folikel (-), Papil (-), Litiasis (-) Hiperemis (+), Folikel (-), Papil (-), Litiasis (-), Sekret (-) Injeksi silier (+), Injeksi konjungtiva (+), Subkonjungtival bleeding (-), Pinguekula (-), Pterigium (-) Keruh, oedem (+), keratik presipitat (-) Dalam, keruh, sel (+), Flare (+), hipopion (-) Warna coklat, kripti tidak jelas, sinekia posterior (+) Lonjong, tepi irregular, RCL (-) , RCTL (-) Pupil Iris COA Kornea Konjungtiva Tarsalis Superior Konjungtiva Tarsalis Inferior Konjungtiva Bulbi
Occuli Sinistra (OS) Hiperemis (-), Folikel (-), Papil (-), Litiasis (-) Hiperemis (-), Folikel (-), Papil (-), Litiasis (-), Sekret (-) Injeksi silier (-), Injeksi konjungtiva (-), Subkonjungtival bleeding (-), Pinguekula (-), Pterigium (-) Jernih, oedem (-) Dalam, jernih Warna coklat, kripti baik Bulat, tepi regular, RCL (+), RCTL (+)
Occuli Dekstra (OD) Keruh, lens precipitate (+) Sulit dinilai. Refleks fundus (+), papil, CD ratio, ratio arteri: vena, dan Lensa Vitreous humor Funduskopi
Occuli Sinistra (OS) Keruh, shadow test (+) Jernih Refleks fundus (+), papil bulat, batas tegas, CD ratio
TIO
Tes konfrontasi
Edema palpebra superior dextra Injeksi siliar & injeksi konjungtiva Miosis pupil occuli dextra
RESUME
Ny Y, 64 tahun datang ke Poliklinik Mata RSUD Budhi Asih dengan keluhan mata kanannya sakit sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu. Sakit berdenyut dirasakan pada bagian dalam bola mata dan sekeliling mata, hilang timbul, namun dalam 1 minggu terakhir, dirasakan terus menerus sehingga sulit untuk membuka mata. Pasien turut mengeluh mata kanannya merah dan terkadang berair sejak 1 minggu terakhir. Mata kanan mulai kabur dalam 1 bulan ini dan terlihat seperti ada bintik-bintik hitam dan rambut terutama saat melihat cahaya yang terang. Riwayat sakit mata sebelumnya disangkal. Riwayat hipertensi (+).
RESUME
Daripada pemeriksaan oftalmologis occuli dextra (OD) didapatkan visus OD adalah 1/300 dengan proyeksi baik dan Pinhole tidak maju. Bola mata bergerak ke segala arah dengan baik, nyeri +. Oedem +, pada palpebra superior. Hiperemis + pada konjungtiva tarsalis superior dan konjungtiva tarsalis inferior. Pada konjungtiva bulbar didapatkan injeksi konjungtiva + dan injeksi siliar +. COA dalam, dengan sel +, flare +. Kripti pada iris tidak jelas, sinekia posterior +. Pupil lonjong, tepi irregular, RCL - RCTL -. Lensa keruh, lens precipitate +. Pada pemeriksaan funduskopi occuli dextra, didapatkan refleks fundus +. TIO occuli dextra N+1/palpasi, 33.5 mmHg. Daripada pemeriksaan oftalmologis occuli sinistra (OS) didapatkan visus OS 6/18 SC S+ 1.25 6/15 CC , PH tidak maju. Lensa keruh, shadow test +.
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Polynel eye drop diberikan 6 x OD
Non medikamentosa
Edukasi : Konsul ke bagian penyakit dalam
Dalam keadaan akut seperti sekarang adalah penting untuk
menjaga kesehatan mata seperti menggunakan pelindung mata, istirahat cukup, serta nutrisi yang baik.
Kontrol setelah 1-2 hari. Diberitahu juga bahwa pasien sudah mempunyai katarak
pada mata kirinya namun tiada pengobatan diberikan karena pada saat ini, pengobatan lebih berfokus terhadap peradangan pada mata kanan.
PROGNOSIS
Ad vitam
: Ad bonam
ANALISA KASUS
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat ditegakkan diagnosis pada pasien, yaitu Uveitis Anterior Akut Occuli Dextra dan Katarak Immatur Occuli Sinistra.
Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan korpus siliaris. Kondisi peradangan ini menyebabkan terjadinya ekstravasasi protein, sel-sel radang dan fibrin ke dalam aqueous humor, sehingga timbul tanda khas dari uveitis Penglihatan yaitu sel dan flare pada bilik mata depan. Sel dan flare ini menyebabkan pasien mengeluh melihat kabur bintik-bintik hitam terutama saat melihat cahaya terang.
Mata merah
Mata merah terjadi akibat dari proses peradangan dimana terjadi vasodilatasi pembuluh darah episklera. Oleh karena peradangan pada pasien sudah hebat, hiperemi meluas sampai ke pembuluh darah konjungtiva
Sakit mata
Keluhan sakit ini terjadi karena terdapat peradangan pada iris dan korpus siliaris. Iritasi dan penekanan pada saraf siliar saat pasien saat melihat dekat menyebabkan timbulnya rasa nyeri.
Lakrimasi
Keluhan dialami kurang dari 3 bulan dan onsetnya secara tiba-tiba tanpa pernah terjadi keluhan yang sama sebelumnya menyebabkan penyakit pasien ini termasuk dalam klasifikasi uveitis akut.
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIS Visus menurun (1/300 dengan proyeksi baik dan Pinhole tidak maju) Visus menurun bukan dikarenakan kelainan refraksi namun karena kelainan pada media refraksi. Dalam hal ini akibat terjadi kekeruhan pada kornea dan kekeruhan pada lensa. Nyeri gerak bola mata
Nyeri gerak bola mata terjadi karena proses iritasi akibat dari peradangan pada bagian dalam bola mata dan mungkin juga karena tekanan intraokular yang tinggi.
Injeksi Silier Merupakan gambaran hiperemi pembuluh darah siliar sekitar limbus warna keungguan yang merupakan tanda patognomonik dan gejala dini dari uveitis anterior akut. Bila hebat dapat meluas hingga ke pembuluh darah konjungtiva (injeksi konjungtiva) seperti pada pasien ini
Edeme kornea Edema kornea disebabkan terjadi perubahan endotel dan membran Descement akibat dari proses peradangan yang berlansung lama dan akibat dari peningkatan tekanan intraokuler. Proses peradangan yang terjadi dapat merusak lapisan endotel kornea sehingga terjadi perpindahan akuos humor ke dalam lapisan kornea.
Sinekia Posterior Sinekia posterior adalah perlengketan iris dengan kapsul anterior lensa yang terjadi akibat dari eksudasi fibrin dan pigmen yang kemudiannya mengalami proses organisasi sel radang dan fibrosis pada iris. Perlengketan dapat berbentuk benang atau perlengketan yang tebal. Pasien mengeluh penglihatannya terlihat seperti ada rambut dan keluhan ini sesuai dengan hasil pemeriksaan yang didapatkan. Sinekia ini menyebabkan pupil pasien tidak bulat, irreguler dan pada pemeriksaan RCL dan RCTL didapatkan hasil negatif.
Lens Precipitate Merupakan pengendapan sel radang pada lensa akibat eksudasi ke dalam akuos diatas kapsul lensa, maka terjadi pengendapan pada kapsul lensa.
Kekeruhan lensa Kekeruhan lensa terjadi akibat dari toksik metabolik akibat peradangan uvea dan juga proses degenerasiproliferatif karena pembentukan sinekia posterior. Kekeruhan lensa juga dapat terjadi akibat dari proses degenerasi (katarak) yang sudah terbentuk sebelum terjadinya uveitis Peningkatan tekanan intraokular Hipertoni sering terjadi pada uveitis hipertensif akibat dari blok pupil dan sudut iridokornea oleh sel-sel radang dan fibrin yang menyumbat saluran Schlemm dan trabekula.
Hal ini menunjukkan terdapatnya kelainan pada media refraksi dan ini didukung dengan shadow test +, menunjukkan terdapat kekeruhan pada lensa
Polynel eyedrop merupakan kombinasi dari antibiotik dan kortikosteroid untuk: mengobati dan mencegah infeksi mengatasi inflammasi, dengan cara: 1. mengurangkan produksi dari eksudat, 2. menstabilkan membran sel 3. menginhibisi perlepasan lisozim oleh granulosit 4. mensupresi sirkulasi dari limfosit.
melepaskan sinekia posterior 2. menstabilkan blood-aqueous barrier sehingga membantu mencegah protein leakage (flare) yang lebih lanjut 3. mengurangi rase sakit, mencegah terjadinya fotofobia sekunder 4. memberi istirehat pada iris yang meradang
1.
intraokuler yang tinggi pada pasien, maka diberikan Timol 0,5% eye drop untuk mensupresi produksi dari akuos humor. Terapi sistemik, kortikosteroid; Methylprednisolone 8mg dan obat antiinflammasi non steroid; Kalium diclofenac 50mg untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit yang dikeluhkan pasien. Clindamycin 300mg antibiotik sistemik bagi mengobati infeksi.
Konsul ke bagian ilmu penyakit dalam edukasi bahwa penyakitnya mungkin merupakan manifestasi daripada penyakit lain yang mendasari, sehingga untuk mengetahui penyebab definitifnya tidak mudah serta diperlukan kerja sama dengan bagian lain yang terkait Mengelakkan daripada infeksi disarankan untuk menjaga kesehatan mata seperti menggunakan pelindung mata, mendapatkan istirahat cukup, serta menjaga nutrisi yang baik.
Mencegah perburukan dan monitor pengobatan untuk mengetahui perkembangan penyakit dan untuk mengetahui keberhasilan terapi adalah perlu, jadi pasien diminta datang kontrol setelah 1 atau 2 hari.
Prognosis ad vitam pada pasien ini adalah ad bonam karena fungsi vital pada pasien ini masih baik. Prognosis ad fungsionam dan ad sanationam pada pasien ini juga ad bonam karena dengan pengobatan yang benar dan ketaatan pasien kontrol secara teratur, peradangan ini dapat sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas HS. Ilmu Penyakit Mata. Uveitis. Edisi ketiga. Jakarta. Balai Penerbit FKUI, 2009: 172-4. 2. Ilyas HS. Atlas Ilmu Penyakit Mata. Uveitis. Jakarta. Balai Penerbit FKUI, 2000. 3. Kevin L. Alexander, O.D., Ph.D., Mitchell W. Dul, O.D., M.S. Peter A. Lalle, O.D. Care of the Patient with Anterior Uveitis. American Optometric Association. 1994. Diakses pada tanggal 2 Februari 2013. Diunduh dari: http://www.aoa.org/x4719.xml . 4. Iritis and Uveitis WebMD. 2005. Diakses pada tanggal 31 Januari 2013. Diunduh dari: http://www.emedicine.com.
1.
Daftar pustaka : . .