KEBIJAKAN Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

Subdit Bina Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2013

STATUS KESEHATAN GIGI Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007; - Prevalensi masalah kesehatan gigi umur 45 54 thn sebesar 31,1 %, - Persentase rata-rata penduduk menerima perawatan utk penambalan/pencabutan bedah gigi sebesar 38,5 %, - Pemasangan gigi lepasan/tiruan sebesar 4,6 %, - Konseling perawatan/kebersihan gigi rata-rata sebesar 13,3 %. - Indek DMF-T menurut provinsi rata-rata kerusakan gigi penduduk sebanyak 5 buah gigi/orang, - Rata-rata gigi yg sudah dicabut sebanyak 4 gigi/orang.

INTERPRETASI : a. RENDAHNYA KESADARAN MASYARAKAT UNTUK MEMERIKSAN MASALAH GIGI DAN MULUT PADA TAHAP DINI b. INFRASTRUKTUR PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERBATAS, SEHINGGA PENUMPATAN LEBIH KECIL DARIPADA PENCABUTAN c. KONSEKUENSI PEMBIAYAAN KESEHATAN : BIAYA TINDAKAN PENCABUTAN LEBIH RINGAN DARIPADA PENAMBALAN YANG MEMERLUKAN BEBERAPA KALI KUNJUNGAN

20 17.0 15

10

5 0.6 0.2 0 '12 15 18


0.0

0.7

0.3
0.0

0.9 0.4

2.9 1.4
0.0 0.1

1.2
0.1

'35-44

'65+

Decayed

Missing

Filled

TIDAK NAMPAK PENUMPATAN; KERUSAKAN BERAKHIR DG PENCABUTAN

Penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut ke dua terbanyak diderita masyarakat 70%, dan sebesar 4-5% penduduk menderita penyakit periodontal lanjut yang dapat menyebabkan gigi goyang dan lepas, salah satu faktor etiologinya adalah karang gigi dijumpai pada 46,2% penduduk (SKRT, 2001)

meminimalkan dampak dari penyakit

Global Goals for Oral Health 2020 (WHO,2003),


mulut dan kraniofasial upaya promotif

mengurangi dampak penyakit sistemik yang

bermanifestasi di rongga mulut.

The Sixtieth World Health Assembly (WHA-60,2007) Resolusi WHA 60.17 tentang Oral Health: action plan for promotion and integrated disease prevention.

Program kesehatan gigi dan mulut dengan strategi intervensi yang seragam untuk kebutuhan yang tidak seragam, penggunaan pendekatan teknologi yang mahal, dan gagal untuk mengatasi penentu utama penyakit. Pilihan pengobatan individu tidak tersedia bagi kebanyakan orang dan sering tidak efektif sebagai strategi untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Penyakit gigi-mulut merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting yang memerlukan kebijakan eksplisit. Salah satu strategi pelayanan kesehatan gigi-mulut di masa depan adalah pelayanan kedokteran gigi Keluarga.

Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga No.1415/Menkes/SK/X/2005 Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga No. 039/MENKES/SK/I/2007 Modul Pelatihan Dokter Gigi Keluarga

Sinergi
UPAYA KES MASYARAKAT ( UKM ) &

UPAYA KES PERORANGAN ( UKP )

Pem
Puskesmas Pos2 Kes

Swasta / UKBM Strata 1

Pem

PUBLIC PRIVATE MIX

Swasta

Puskesmas Praktek 2 Nakes , Klinik

Apotik , Lab ,T. Obat , Optik dll

DinKes Kab/Kota UPT DinKes Prov Depkes Institut2 Kes


M. Ahmad Djojosugito

Strata 2

Praktek Nakes Spes RS C & B ~ RS Khusus, Apotik , Lab,


Optik , T.Obat Balai 2 Kes , dll .

Praktek Nakes Spes Konsultan


Strata 3

RS B & A ~ RS Khusus Apotek , Lab , Optik , Toko Obat Pst 2 Unggulan Nas Dll .

ISU STRATEGIS
1. 2.

3. 4.
o

Pemerataan Sarana Dan Tenaga Kesgi Biaya Pelayanan Kesehatan Gigi Cenderung Naik (Alat Canggih, Doctor Induce Demand, Jenis Therapy, Perilaku, Lingkungan) Persepsi Sakit Konsumen Kesehatan Vs Provider Kemkes pada saat ini sedang melakukan reformasi dibidang kesehatan (health reform) :
Reformasi Sistem Kesehatan Nasional (Kepmenkes 131/II/2004)

5. 6.

UU NO 40/2004, Ttg SJSN Dng JKN Sbg Salah Satu Komponen UU NO. 29/2004 Ttg PRAKTEK KEDOKTERAN

Pelayanan Dokgikel Adalah Suatu Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Secara Paripurna Yang Memusatkan Layanannya Kpd Setiap Individu Dalam Suatu Keluarga Binaan

1. 2.

Mampu memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berorientasi pada komunitas melalui unsur keluarga sebagai target utama dan bersifat pro aktif sebagai mitra Melayani masyarakat melalui unit keluarga, yang berfungsi sebagai gate keeper.

- melakukan analisis kebutuhan, rencana perawatan


- melaksanakan pelayanan pada individu dan keluarga sesuai dng lingkup kewenangan dokter gigi keluarga dengan mengutamakan pendekatan promotif dan preventif, terpadu seimbang kuratif dan rehabilittatif, holistik dan berkesinambungan.

DOKTER GIGI

DOKTER GIGI KELUARGA


Pragmented Cenderung Kuratif bersifat pasif Tidak holistik Pendekatan sakit Individu Kompetensi dokter gigi

Paripurna Promotif ,preventif seimbang dengan kuratif & rehabilitatif Proaktif Holistik Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Kompetensi dokter gigi keluarga Efisein dan efektif, dan jaga mutu

Visi Kemandirian dalam upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut setinggi-tingginya yang tak terpisahkan dari kesehatan umum, terselenggara secara efisien, efektif dan adil, merata, bermutu mll pelayananan dokter gigi keluarga

Mendorong kemandirian dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut Mengusahakan tersedianya pelayanan dokter gigi yang merata, bermutu dan terjangkau Meningkatkan profesionalisme dokgikel dalam mengemban peran, tugas dan fungsinya Meningkatkan kemitraan dengan profesi, institusi dan pihak ketiga terkait

PRINSIP PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI KELUARGA


1. 2.

3. 4. 5. 6. 7.

Dokter Gigi kontak pertama (First contact) pertama ditemui pasien mas kesgilut di str I Layanan bersifat pribadi (Personal Care) aspek sosekbud Pelayanan Paripurna (Comprehensive) Promprev, kuratif & rehab Paradigma sehat mandiri menjaga kes Pelayanan Berkesinambungan (Continuous care) hub. Jangka panjang Koordinasi dan kolaborasi rujukan Family and community oriented

Fase Siklus Hidup

Masalah Keluarga Faktor risiko Peny./ Kelainan gilut Sikap / perilaku Biaya / ekonomi Lingkungan / Peer Pendidikan

Ciri Drg. Kelg.


Holistik Prom Prev Kontinu Cost - effective Penapisan Efisiensi

Janin Balita Remaja Dewasa Lansia

KOMPETENSI

Fase tumbuh kembang & masalah


1. FASE JANIN :
- tumbuh kembang - nutrisi

Kompetensi yg diperlukan
- analisa diet / gizi ibu - konseling

2. KANAK-KANAK :

- masalah klinis pedodonsia - kebiasaan buruk anak - awal masalah maloklusi

- perubahan perilaku - tatalaksana pasien anak - diagnosis dini & perawatan segera - identifikasi faktor2 risiko - orthodonsia preventif

3. IBU HAMIL :

- gangguan hormonal - penyakit gilut - sikap perilaku kesgilut - nutrisi / diet

- identifikasi faktor2 risiko - manajemen risiko - manajemen perilaku - komunikasi

Fase tumbuh kembang & masalah

Kompetensi yg diperlukan

4. BAPAK :

- Penyakit sistemik - penyakit gilut - merokok & stress - pembiayaan kesehatan kelg. - pengambilan keputusan kelg.

- intervensi klinis dewasa - kontrol thd perokok - manajemen stress - manajemen faktor risiko - pengaturan dana kes. Kelg.

5. HUBUNGAN DOKTER-PASIEN :
- rasa takut & cemas - ketidakpuasan - ketidakpercayaan - persepsi biaya mahal

- manajemen takut & cemas - komunikasi & edukasi - penataan klinik yg nyaman

Fase tumbuh kembang & masalah


6. MANAJEMEN :
- data kepenyakitan - pembiayaan - data SDM - data fasilitas & logistik - pengolahan limbah - marketing

Kompetensi yg diperlukan
- manajemen data - epid. klinis - pembiayaan - manajemen logistik - manajemen SDM - manajemen limbah - marketing

7. ETIKA & JURISPRUDENSI :

- pelanggaran etik - malpraktik - pelanggaran perjanjian pihak ke3 - pelanggaran hukum

- prinsip dasar etika - hukum kedokteran - kaitannya dgn UUPK

LEVEL OF DENTAL SERVICES

Education system

Tertiary

Specialist dentist,Class A & B Hospital

Financing system

Secondary

Specialist dentist, Class B & C Hospital

Primary Care

Community Health center/Family dentistry

Services system Self care Equity, Equality, Affordable, Quality, Safe

COMMUNITY

Dokter gigi keluarga gate-keeper ( Sistem Kesehatan Nasional ) pemberi


pelayanan kesehatan gigi tingkat pertama

Skema dokter gigi keluarga

managed-care,
- pemberi pelayanan kesehatan (dokter gigi keluarga), - penjamin (pemerintah maupun lembaga asuransi) - penerima jasa pelayanan kesehatan (masyarakat).

RPJMN
2009-2014
DEKLARASI WHO TTG UC JK
NO WHA58 MEI 2005

UUD 1945
PERATURAN PERUNDANGAN

POKOK-POKOK PERSOALAN:
1. Belum semua penduduk tercakup jadi peserta dan kurang sinkron dan terintegrasinya kepesertaan 2. Pengelolaan JK Belum Optimal 3. Belum semua Jamkes memenuhi kebutuhan medis 4. Belum konsisten visimisi dan struktur kelembagaan Strategi & Upaya

KESEJAHTERAAN UMUM TERCAPAI

KONDISI JAMINAN KESEHATA N SAAT INI

JAMINAN KESEHATAN YANG DIHARAPKA N

SJSN BIDANG KESEHATAN BERJALAN OPTIMAL

PELUANG DAN KENDALA

5. Lemahnya koordinasi dan monitoring

PERKEMBANGA N LINGKUNGAN STRATEGIS

Pasien

26

Peserta dan Iuran


Peserta
Penerima upah

Iuran
Pekerja dan Pemberi Kerja

Wajib

Non Penerima Upah

Kelompok/ Indivdiu/Kel
Pemerintah

PBI

1. PBI Jaminan Kesehatan Fakir miskin dan orang tidak mampu 2. Bukan PBI Jaminan Kesehatan 1) Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya a. PNS b. Anggota TNI dan Angota Polri c. Pejabat Negara; d. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri e. pegawai swasta 2) Peserta yg tidak menerima upah a. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan 3) Bukan Pekerja a. investor; b. Pemberi Kerja; c. penerima pensiun; d. Veteran; e. Perintis Kemerdekaan;

28

Provider

29

Perpres No.12/2013 ttg JKN pasal 34, 36, 40 Pelayanan dilakukan pada faskes pemerintah & swasta yang bekerjasama dgn BPJS

Dalam kondisi darurat pelayanan dapat dilakukan pada faskes yang tidak bekerjasama
Bila belum tersedia fasyankes wajib BPJS memberikan kompensasi diberikan (diatur melalui peraturan Menteri)

A.

Pelayanan kesehatan non spesialistik 1. administrasi pelayanan; 2. pelayanan promotif dan preventif; 3. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; 4. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; 5. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; 6. transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis; 7. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan 8. rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.

B. Pelayanan promotif dan preventif a. penyuluhan kesehatan perorangan; b. imunisasi dasar; c. keluarga berencana; dan d. skrining kesehatan.

1.

rawat jalan yang meliputi: a) administrasi pelayanan; b) pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis; c) tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis; d) pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; e) pelayanan alat kesehatan implan; f) pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis; g) rehabilitasi medis; h) pelayanan darah; i) pelayanan kedokteran forensik; dan j) pelayanan jenazah di Fasilitas Kesehatan

2. rawat inap yang meliputi: a) perawatan inap non intensif; dan b) perawatan inap di ruang intensif. c) pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri.
Perpres 12/2013 ttg JKN

Perpres No 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional


Pasal 35 (Ketersediaan) Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas kesehatan Pasal 36 (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan) Faskes Pemerintah/Pemda yang memenuhi persyaratan Wajib kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Faskes swasta yang memenuhi persyaratan dapat kerjasama dengan BPJS Kesehatan. Kerja sama membuat perjanjian tertulis. Persyaratan Faskes BPJS PERATURAN MENTERI. Pasal 42 (Kinerja Faskes) Memperhatikan mutu pelayanan Orientasi aspek keamanan pasien Efektifitas tindakan Kesesuaian kebutuhan pasien Efisiensi biaya

SELEKSI Faskes
(credentialing)

PENILAIAN KINERJA Faskes


(komponen utama recredentialing)

PELAYANAN KESEHATAN YANG DIJAMIN MENURUT UU NO.40THN 2004

PELAYANAN KESEHATAN PERSEORANGAN KOMPREHENSIF KENDALI BIAYA Pasal. 22 KENDALI MUTU

OBAT dan BMHP

PELAYANAN KESEHATAN SECARA BERJENJANG

Pelayanan kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga.( psl 53, UU No 36) Pelayanan kesehatan perorangan primer memberikan penekanan pada pelayanan pengobatan, pemulihan tanpa mengabaikan upaya peningkatan dan pencegahan, termasuk di dalamnya pelayanan kebugaran dan gaya hidup sehat (healthy life style).( Pepres 72/2012 ttg SKN) Kontak pertama individu atau keluarga ke sistem pelayanan kedokteran ( Deklarasi Alma Alta,1978)

Pelayanan Kesehatan Perorangan


Permenkes 001/2012 tentang Sistem Rujukan

Pasal 2
1.

2.

3.

4.

Pelayanan Tingkat Pertama : pelayanan kesehatan dasar yang diberikan dokter dan dokter gigi di puskesmas, puskesmas perawatan, tempat praktik perorangan, klinik pratama, klinik umum dibalai/lembaga pelayanan kesehatan Dalam keadaan tertentu, bidan atau perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan Tingkat Kedua : pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik Pelayanan Tingkat Ketiga : pelayanan kesehatan sub spesialistik yangdilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik

Pelayanan kedokteran yang mencakup ketiga tingkat pelayanan kedokteran ( primer,sekunder dan tersier) Pelayanan kedokteran yang mencakup upaya mencegah penyakit yg meliputi pelayanan peningkatan derajat kesehatan (health promotion), pencegahan khusus (spesifik protection), diagnosis dini dan pengobatan (early diagnosis and promt treatment), pembatasan cacat (disabilty limitation), serta pemulihan kesehatan(rehabilitation). Level dan clark) Diselenggarakan secara terpadu dan berkesinambungan

(1) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. (2) Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. (3) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama. (4) Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama. (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis.

PELAYANAN BERJENJANG
Tersier

Sekunder
Gatekeeper sebagai kontak pertama pada pelayanan kesehatan formal dan penapis rujukan sesuai dengan Pedoman Pelayanan Medik.

Primer
Rujukan balik Rujukan

Dokter/Dokter Gigi di Klinik Puskesmas Dokter/Dokter Gigi di Klinik Pratama Dokter/Dokter Gigi Praktik Mandiri Dokter/Dokter Gigi di Balai Pengobatan Dokter/Dokter Gigi di RS Pratama?

Berhadapan dengan risiko keuangan menerapkan pelbagai pembatasan

Kepuasan Pasien

Kendali biaya

Kendali Mutu

Kapitasi mengacu pada kata kapita. Biasa dikenal istilah per kapita, per kepala Pembayaran kapitasi berarti pembayaran berbasis hitungan per kepala (peserta JKN). Merupakan model cara bayar oleh pengelola dana kepada pemberi pelayanan kesehatan untuk jenisjenis pelayanan yang diselenggarakannya dimana nilai biaya tidak dihitung berdasarkan jenis dan/ataupun jumlah pelayanan yg diberikan oleh pemberi layanan kesehatan melainkan ditentukan oleh jumlah pasien yang ditanggungnya Transfers financial risks dari payer ke provider

PPK dan Payer bekerjasama mengendalikan biaya Biaya pelayanan menjadi mudah dianggarkan

Agar BPJS dapat mengendalikan biaya yankes sekaligus menyederhanakan/ mempercepat pembayaran provider. Agar dg mengetahui besar pembayaran jasanya dimuka, provider dpt menyusun strategi pelayanan efektif dg biaya terkendali; Jadi, provider terdorong menjaga peserta tetap sehat (kalau sakit meguras biaya kapitasi), hingga berfokus pd preventif-promotif. Agar peserta memperoleh manfaat terjaga kesehatannya.

Kapitasi Dokter A dikontrak oleh BPJS untuk memberikan layanan kesehatan bagi 3000 peserta JKN. Dokter A dibayar kapitasi sebesar Rp. 10.000,-/org/bln Selama Januari 2014, ada 360 peserta JKN yg sakit dan berkunjung ke dokter A Ya Alloh sehatkan semua peserta JKN, Saya harus rajin memberikan penyuluhan pola hidup sehat Alhamdulilah bulan Pebruari hanya ada 100 orang yg sakit, lumayan pendapatan bersih naik significant di banding januari 2014

FFS Dokter B dikontrak oleh BPJS untuk memberikan layanan kesehatan bagi peserta JKN. Dokter A dibayar kapitasi sebesar Rp. 75.000,/visit/org Selama 25 hari praktik di bulan januari 2014 ada 14 pasien JKN yg sakit dan berkunjung ke dokter B. Ya Alloh mudahkan langkah pasien JKN berobat agar target 27 juta per bulan bisa dicapai pada bulan Pebruari Ternyata praktik pada bulan Pebruari hanya didatangani 100 pasien Terpaksa Ciciclan rumah tidak terbayar/nunggak. Tidak stabil pendapatan

Penerapan sistem kendali mutu pelayanan secara menyeluruh meliputi : Pemenuhan standar mutu Fasilitas Kesehatan, Memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan, Pemantauan terhadap luaran kesehatan Peserta. Aspek keamanan pasien, Efektifitas tindakan, Kesesuaian pelayanan dengan kebutuhan medis pasien

Sifat dasar seorang dokter adalah melayani dan tidak patut mendahulukan materi diatas kebutuhan pasiennya. Jadilah dokter Bintang Lima

Anda mungkin juga menyukai