Kimia Medisinal - SULFONAMIDA
Kimia Medisinal - SULFONAMIDA
Kimia Medisinal - SULFONAMIDA
M. KUSWANDI
Kimia Medisinal
Kimia Medisinal
Kimia Medisinal
Kimia Medisinal
PENGERTIAN
Turunan p-aminobenzensulfonamid (sulfanilamid), senyawa khas yang tersubstitusi pada N1 atau N4 Digunakan untuk pengobatan infeksi karena bakteri Gram-positif dan Gramnegatif tertentu, beberapa jamur, dan protozoa
Kimia Medisinal
Efektif thd penyakit yang disebabkan mikroorganisme : Actinomycetes sp, Bacillus anthracis, Brucella abortus, Corinebacterium diphtheria, Chlamydia trachomatis, Eschericia coli, Hemophylus influenzae, Nocardia asteroides, Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Vibrio cholerae
Kimia Medisinal
Kimia Medisinal
Kimia Medisinal
PENGGUNAAN TERAPETIK
1.
2.
3. 4. 5. 6.
Sulfonamida untuk infeksi sistemik Sulfonamida untuk infeksi usus Sulfonamida untuk infeksi mata Sulfonamida untuk saluran seni Sulfonamida untuk pengobata luka bakar Untuk kegunaan lainnya
Kimia Medisinal
Dirancang agar sedikit diserap dalam saluran cerna, dengan memasukkan gugus yang bersifat hidrofil kuat, seperti ptalil, suksinil, atau guanil, membentuk turunan sulfonamida yang mudah larut dalam air.
Di usus besar, senyawa dihidrolisis oleh bakteri usus, melepaskan pelan-pelan sulfonamida induk aktif
Kimia Medisinal 11
LANJUT..
Sulfasoksazol diolamin (gantrisin). Dosis setempat untuk konjungtivitis, larutan atau salep mata 4%; 0,1 ml 3 dd
Kimia Medisinal
13
Untuk pengobatan infeksi saluran seni karena cepat diserap dalam saluran cerna sedang ekskresi melalui ginjal lambat sehingga kadar obat di ginjal cukup tinggi Contoh : sulfasetamid, sulfadiazin, sulfaetidol, sulfameter, sulfametazin, sulfametoksazol, sulfasomidin, sulfisoksazol
Kimia Medisinal
14
Sulfameter, penyerapan dalam saluran cerna cepat tetapi ekskresinya sangat lambat, kadar serum tertinggi dicapai 4-8 jam setelah per-oral, waktu paro plasma 48 jam. Kadar obat dalam plasma yang tidak terasetilasi 90%. Dosis awal 1,5 gram, diikuti 0,5 g/hari
Kimia Medisinal
15
Umumnya untuk luka bakar yang terinfeksi oleh Pseudomonas sp atau Clostridium welchii
Kimia Medisinal 16
Mafenid asetat (sulfamilon), struktur homolog sulfanilamid. Berbeda dengan sulfonamid lain, senyawa ini TIDAK menghambat asam p-aminobenzoat. Dosis : krim mengandung 8,5% mafenid dioleskan 2 kali sehari Ag sulfadiazin, mudah larut dalam air, efektif secara setempat terutama thd Pseudomonas sp. pada luka bakar
Kimia Medisinal 17
Kimia Medisinal
18
LANJUT.
Untuk infeksi jamur, contoh : sulfadiazin, sulfadimetoksin, sulfametoksipiridazin Untuk pengobatan malaria yang disebabkan Plasmodium falciparum yang kebal terhadap klorokuin. Contoh : sulfadoksin, sulfadiazin
Kimia Medisinal 19
KOMBINASI SULFONAMIDA
menurunkan terbentuknya kristal asetilsulfa di ginjal Dapat digunakan thd bakteri yang sudah kebal thd sediaan tunggal sulfonamid Contoh = TRISULFA : Sulfadiazin 167 mg, Sulfamerazin 167 mg, Sulfametazin 167 mg. Dosis awal 3 g, selanjutnya 0,5 g 4 dd, sampai infeksi terkendali
Kimia Medisinal 20
Kombinasi sulfonamida dengan trimetoprim Menunjukkan aksi sinergis karena dapat menghambat biosintesis asam dihidrofolat melalui dua jalur.
Sulfonamida
Trimetoprim,
yang merupakan bagian struktur analog asam dihidrofolat, menghambat reduksi asam dihidroadi asam tetrahidrofolat
Kimia Medisinal 21
Kimia Medisinal
22
Keuntungan lain penggunaan kombinasi ini : terjadinya kekebalan kuman tidak secepat seperti pada penggunaan bentuk tunggal dan cukup efektif terhadap bakteri yang sudah kebal terhadap sulfonamida lain
Kimia Medisinal
23
Contoh : Ko-trimazin : kombinasi sulfadiazin dan trimetoprim (5:1). Dosis oral kombinasi sulfadiazin:trimetoprim (800mg:160mg), 2dd sampai infeksi terkendali
Kotrimoksazol
(bactrim, bactrizol, corimol, trixzol). Kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim (5:1). Keuntungan karena keduanya mempunyai waktu paro biologis yang sama, sehingga diekskresikan denga kecepatan yang sama pula. Dosis oral (800mg : 160mg), 2dd sampai infeksi terkendali
Kimia Medisinal 24
Kelfiprim, kombinasi sulfalen dan trimetoprim. Perbandingan kadar 200mg : 250mg. Dosis awal 2 kapsul dosis tunggal, kemudian 1 kapsul 1dd sampai infeksi terkendali
Kimia Medisinal
25
Kimia Medisinal
26
MEKANISME KERJA
Sulfonamida mempunyai struktur mirip asam p-aminobenzoat,(PABA) suatu asam yang diperlukan untuk biosintesis koenzim asam folat dalam tubuh bakteri atau protozoa Terjadi dalam pepton, jaringan tubuh, terutama setelah otolisis dan hidrolisis asam, nanah, bakteri, dan ekstrak ragi
Kimia Medisinal 27
Kemiripan struktur sulfonamid dan PABA, mengacaukan PABA oleh enzim yang penting untuk pertumbuhan bakteri Sulfonamida berkompetisi dengan PABA pada lokasi yang sama dalam enzim, menghambat biosintesis dihidrofolat, kemudian tetrahidrofolat yakni pada proses transfer 1 karbon, kemudian akan mencegah/menghambat pembentukan biosintesis DNA, RNA, dan protein
Kimia Medisinal 28
Kimia Medisinal
29
Kimia Medisinal
30
Kimia Medisinal
31
Kimia Medisinal
32
Kimia Medisinal
33
Kimia Medisinal
34
Kimia Medisinal
35
Kimia Medisinal
36
Kimia Medisinal
37
Untuk dapat aktif, gugus amino dan radikal sulfonil pada cincin benzena harus terletak pada posisi 1 dan 4
Gugus amino primer sangat penting untuk aktivitas karena banyak modifikasi pada gugus tersebut ternyata menghilangkan aktivitas antibakteri. Contoh : metabolit N4asetilasi tidak aktif sebagai antibakteri
Kimia Medisinal 38
Lanjutan
Bentuk yang aktif sebagai antibakteri adalah bentuk garam N1-terionisasi dan aktivitasnya akan meningkat bila substituen berupa heteroaromatik, sedang N1-disubstitusi tidak aktif sebagai antibakteri Penggantian cincin benzena dengan sistem cincin yang lain dan pemasukan substituen lain pada cincin benzen akan menurunkan/menghilangkan aktivitas
Kimia Medisinal 39
Lanjutan Penggantian gugus SO2NH2 dengan SO2C6H4-(p)NH2 senyawa tetap aktif sebagai antibakteri. Penggantian dengan CONHC6H4-(p)NH2 atau CO-C6H4-(p)NH2 akan menurunkan aktivitas
Kimia Medisinal
40
EFEK SAMPING
Kerusakan ginjal karena pembentukan kristal yang sukar larut di ginjal oleh metabolit sulfanilamida dan asetil-sulfanilamid
Sulfanilamid pKa=10,4, dalam urin yang pH nya 6, terdapat dalam bentuk takterionisasi. Bentuk ini sukar larut dalam air sehingga mudah membentuk kristal dalam ginjal
Kimia Medisinal 41
Usaha membuat sulfanilamid lebih mudah larut dalam urin : 1. Meningkatkan volume dan aliran urin, dengan minum banyak air pada awal pemberian turunan sulfonamid
2. Meningkatkan pH urin sampai 10, dengan pemberian asam bikarbonat 1-4 g. pada pH basa, sulfanilamid akan membentuk garam yang mudah larut dalam air
Kimia Medisinal 42
Membuat turunan sulfonamida yang punya pka rendah, sehingga pada pH urin terdapat dalam bentuk terionisasi yang mudah larut dalam air. Contoh : sulfametoksazol (pKa = 6,1) dan sulfisoksazol (pKa =5,0)
Kimia Medisinal
43
Menggunakan campuran beberapa sulfonamida dengan dosis yang sama untuk mencapai dosis total. Contoh : trisulfa
Kimia Medisinal
44
Reaksi hipersensitivitas, seperti : sindrom Stevens-Johnson, alergi miokarditis, dan reaksi alergi lain, anemia hemolitik, anemia aplastik, agranulositosis, dan gangguan saluran cerna
Kimia Medisinal
45
Penggunaan sulfonamida secara luas dan tidak selektif sering menyebabkan terjadinya kekebalan pada bakteri. Kemungkinan terjadinya kekebalan adalah peningkatan produksi asam paminobenzoat oleh bakteri. Bila mikroorganisme sudah kebal thd satu sulfonamida, pada umumnya juga kebal thd semua turunan sulfonamida
Kimia Medisinal 46
Amplifikasi gen dari enzim, enzim lebih banyak maka saturasinya oleh para antagonis menjadi sulit
Kimia Medisinal 47
Mekanisme bypass : mikroba dapat menggunakan asam folat dengan cara lebih efektif
Mereduksi permeabilitas sel terhadap sulfonamid, maka hanya sedikit obat yang ditransportasi ke dalam sel
Kimia Medisinal
48
Kimia Medisinal
49
Kimia Medisinal
50
Kimia Medisinal
51
Kimia Medisinal
52
Kimia Medisinal
53