HEPATITIS
HEPATITIS
HEPATITIS
Disusun Oleh: Kelompok 2 - Aan Wahidayah - Debora Rumbekwan - Eka Sulistiani - Leoni Natalia Kocu - Noviati Wakole - Oktovianus Parandan - Lidia Romsumbre - Febriana Ick - Selvia E.J. Mano - Nova F.L. Manurung
cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah
kiri. Bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan, lambung, pankreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fissura segmentalis kanan yang tidak terlihat di luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar. Ligamentum falsiforme berjalan dari hati ke diafragma dan dinding depan abdomen.
Permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum
yang
merupakan
lipatan
peritoneum
membantu
menyokong hati. Dibawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yang dinamakan kapsul glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ ; kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam massa hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, dan saluran empedu.
Selain
merupakan
organ
parenkim
yang
berukuran besar, hati juga menduduki urutan pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari fungsinya.
2. PATOFISIOLOGI
Infeksi Virus,obat atau bahan kimia Melalui pembuluh darah menuju hati Peradangan Fungsional dari hepar terganggu Nekrosis pada sel-sel hepar
3. BIOKIMIAWI
1. Aminotransferase (transminase)
Ada dua parameter berupa enzim yang dapat dijadikan sebagai indikator terhadap adanya kerusakan sel hati. Keduanya sangat membantu dalam mengenali adanya penyakit pada hati. Enzim-enzim tersebut adalah aspartat aminotransferase (AST) dan alanin aminotransferase (ALT). Peningkatan kadar enzim-enzim tersebut mencerminkan adanya kerusakan sel-sel hati. Namun demikian derajat ALT lebih dipercaya dalam menentukan adanya kerusakan sel hati dibanding AST. ALT ditemukan terutama di hati, sedangkan AST selain dapat ditemukan di hati juga dapat ditemukan di otot jantung, otot rangka, ginjal, pankreas, otak, paru, sel darah putih dan sel darah merah. Jika terjadi peningkatan kadar AST bisa jadi yang mengalami kerusakan adalah sel-sel organ lain yang mengandung AST. Pada penyakit hati akut,
2. Alkalin Fosfate (ALP) Enzim ALP ditemukan pada sel-sel hati yang berada di dekat saluran empedu. Peningkatan kadar ALP menunjukkan adanya penyumbatan atau pada saluran empedu. Peningkatan kadar ALP biasanya disertai dengan gejala fisik yaitu warna kuning pada kulit, kuku ataupun bagian putih bola mata. 3. Serum Protein Ada beberapa serum protein yang dihasilkan oleh hati. Serum-serum tersebut antara lain albumin, globulin dan faktor pembekuan darah. 4. Bilirubin
4. HISTOLOGI
Melalui pemeriksaan USG hati, dapat dilihat adanya pembesaran hati serta ada tidaknya sumbatan saluran empedu. Pembesaran hati dilihat dengan mengamati bagian tepi hati. Tepi hati yang tumpul menunjukkan adanya pembesaran hati. Selain untuk melihat ada tidaknya fibrosis (jaringan ikat), USG juga dapat digunakan untuk melihat peradangan hati dengan mengamati densitas (kepadatan) hati yang lebih gelap. USG hanya dapat melihat kelainan pada hepatitis kronis atau sirosis. Pada hepatitis akut atau pada proses awal penyakit yang belum mengakibatkan kerusakan jaringan, pemeriksaan USG tidak akurat. Pemeriksan USG juga dapat digunakan untuk mengungkap diagnosis lain yang terkait kelainan hati, seperti tumor hati , abses hati, radang empedu, dan lain-lain.
penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan yang terjadi di hati. Selain itu pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, penderita diberi antivirus dengan dosis yang tepat.
7. Penatalaksanaan Keperawatan
1.) Pengkajian
Data dasar pasien tergantung pada penyebab dan beratnya
kerusakan/gangguan hati.
Aktivitas: Kelemahan, kelelahan, malaise Sirkulasi :Bradikardi , ikterik pada sklera kulit, membran
mukosa
Eliminasi: Urine gelap, diare feses warna tanah liat
muntah
demam.
pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta. Hasil yang di harapkan: Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya). Intervensi: 1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri. 2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri. 3. Berikan informasi akurat. 4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di
kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi. Intervensi : 1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan. 2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering.
3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan.
4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak. 5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah. Hepatomegali Perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas Anoreksia Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Daftar Pustaka
Anonim, 2011, asuhan keperawatan hepatitis. http://saktyairlangga.wordpress.com/2011/11/09/asuhan-keperawatan-hepatitis.html diakses tanggal 22 Mei 2013 Anonim, 2012, Askep Hepatitis http://askep-net.blogspot.com/2012/07/askep-hepatitis.html diakses tanggal 22 Mei 2013 Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001. Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta. Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Syaifudin, 2006, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, edisi 3 Jakarta: EGC Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta. Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta, Salemba Medika.