KONJUNGTIVITIS

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

KONJUNGTIVITIS

DEVI KURNIYANTI NINGSIH/209.121.0021



PEMBIMBING:
dr. Chairunnisa Ferdiana, Sp. M
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MATA
RSUD KANJURUHAN KEPANJEN-KAB. MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2014
Anatomi, Histologi & Fisiologi
Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa
tipis yang membatasi permukaan dalam
dari palpebra dan melipat ke belakang
membungkus permukaan anterior bola
mata, kecuali kornea.
Membran ini mengandung banyak
pembuluh darah.

Secara histologis, konjungtiva:
1. epitel superfisial mukus
basal pigmen
2. stroma lap. adenoid
lap. Fibrosa
kel. Lakrimal aksesorius
1. kel. Krause
2. kel. Wolfring
Vaskularisasi: a. Siliaris anterior, a. Palpebralis
Inervasi : cabang pertama n. V
Definisi
Konjungtivitis merupakan peradangan akut
maupun kronis pada konjungtiva (selaput
lendir lapisan luar mata dan lapisan dalam
kelopak mata) yang disebabkan oleh
mikro-orgaanisme (virus, bakteri, jamur,
chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan
kimia, atau berkaitan dengan penyakit
sistemik.
Klasifikasi
Konjungtivitis
Waktu
Akut
Kronis
Penyebab
Berdasarkan
Penyebab
Konjungtivitis
Karena Agen
Infeksi
Konjungtivitis
Imunologik
(Alergi)
Konjungtivitis
Akibat
Penyakit
Autoimun
Konjungtivitis
Kimia Atau
Iritatif
Konjungtivitis
Karena Agen
Infeksi
Konjungtivitis
Bakterial
- Konj. Blenore
- Konj. Gonore
-Konj. Mukopurulen
(Catarrhal) Akut
- Konj. Difteri
-Konj. Angular
- Blefarokonjungtivitis
Konjungtivitis
Viral
Konjungtivitis
Folikular Viral
Akut
- Keratokonjungtivitis
Epidemika
-Demam
Faringokonjungtiva
- Keratokonjungtivitis
Herpetik
- Keratokonjungtivitis
New Castle
- Konjungtivitis
Hemoragik Epidemik
Akut
Konjungtivitis
Viral Kronis
- Blefarokonjungtivitis
Molluscum
Contagiosum
- Konjungtivitis
Varisella-zoster
- Keratokonjungtivitis
Morbili / Campak
Konjungtivitis
Jamur
Konjungtivitis
Klamidia
- Trakoma
- Konjungtivitis Inklusi
- Konjungtivitis
Limfogranuloma Venerum
Konjungtivitis Imunologik
(Alergik)
Reaksi
Hipersensitivitas
Humoral
Langsung
Konjungtivitis
Demam
Jerami (Hay
Fever)
Konjungtivitis
vernalis
Konjungtivitis
atopik
Reaksi
Hipersensitivitas
Tipe Lambat
Keratokonjung
tivitis
Phlyctenulosis
Konjungtivitis
Ringan
Sekunder
terhadap
Blefaritis
Kontak
Konjungtivitis
Akibat Penyakit
Autoimun
Keratokonjungtivitis
Sicca
Konjungtivitis
Kimia atau
Iritatif
Konjungtivitis
Iatrogenik
Pemberian Obat
Topikal
Konjungtivitis
Pekerjaan oleh
Bahan Kimia
dan Iritans
Konjungtivitis
karena Bulu
Ulat (Oftalmia
Nodusum)
Patofisiologi

Trauma
Gangguan
barier
Invasi agent ke sel host
Proliferasi, toksin
Merusak sel host
Mediator inflamasi
Rx.inflamasi
Agent infeksius
Chemotactine agent
Sel radang
Fibrin, mukus
sekret
nyeri
edema
hiperemi
injeksi konjungtiva

Alergen yang masuk akan diikat oleh
sel mast
Reaksi silang dengan IgE
Degranulasi sel mast
Reaksi inflamasi
Release histamin, dari sel mast, juga mediator lain
(triptase, kinase, heparin, kondroitin sulfat,
prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien. histamin
dan bradikinin )
Stimulasi nosiseptor
Menyebabkan rasa gatal, peningkatan
permeabilitas vaskuler, vasodilatasi,
kemerahan, dan injeksi konjungtiva
diagnosa
Gejala
Rasa adanya benda asing
Rasa sakit yg temporer
Gatal
Fotofobia

Tanda
Hiperemi
Lakrimasi
Eksudasi
Pseudoptosis
Khemosis (edema konj.)
Hipertrofi papil
Pembentukan folikel
Pseudomembran & Membran
Adenopati preaurikuler

d
a
b
c
Perbedaan Injeksi Konjungtiva dan
Injeksi Siliaris
Injeksi Konjungtiva Injeksi Siliaris
Kausa Iritasi, Konjungtivitis Keratitis,
Iridosiklitis,
Glaukoma Akut
Lokasi Forniks ke limbus
makin kecil
Limbus ke forniks
makin kecil
Warna Merah terang Merah padam
Pembuluh
darah
Bergerak dengan
konjungtiva
Tidak bergerak
Adrenalin Menghilang Menetap
Sekret Sekret (+) Lakrimasi (+)
Intensitas
Nyeri
Sedikit Nyeri
Pemeriksaan penunjang
Kultur bakteri
Kultur virus
Tes diagnostik klamidial: antibodi
imunofloresens langsung & enzyme-linked
imunosorbent assay
Smear/sitologi (ex: gram, giemsa)
Biopsi
Tes darah: tes fungsi tiroid (dugaan superior
limbik keratokonj.)

Diagnosa banding
Konjungtivitis Keratitis Uveitis Anterior
Glaukoma
Kongestif Akut
Visus Normal
Tergantung letak
infiltrat
Menurun perlahan,
tergantung letak radang
Menurun mendadak
Hiperemi konjungtiva perikornea siliar Mix injeksi
Epifora,
fotofobia
- + + -
Sekret Banyak - - -
Palpebra Normal Normal normal Edema
Kornea Jernih Bercak infiltrat Gumpalan sel radang
Edema, suram
(tidak bening), halo
(+)
COA Cukup cukup Sel radang (+) dangkal
H. Aquous Normal normal
Sel radang (+), flare (+),
tyndal efek (+)
Kental
Iris Normal normal Kadang edema (bombans)
Kripta menghilang
karena edema
Pupil Normal normal miosis
Mid midriasis
(d:5mm)
Lensa Normal normal Sel radang menempel Keruh
Klinik&sitologi Viral Bakteri Alergi
Gatal Minim Minim Hebat
Hiperemia Profuse Sedang Sedang
Eksudasi Minim Menguncur Minim
Adenopati
preurikular
Lazim Jarang Tidak ada
Pewarnaan
kerokan &
eksudat
Monosit Bakteri, PMN Eosinofil
Sakit tenggorokan Kadang Kadang Tak pernah
Lakrimasi ++ + +
Penatalaksanaan non
farmakologis
Tujuan: mengindari penyebaran konjungtivitis antar
pasien (menghindari kontaminasi mata yang sehat).

a. Tidak menggosok mata yang sakit dan kemudian
menyentuh mata yang sehat
b. Mencuci tangan setelah memegang mata yg sakit
c. Menggunakan sapu tangan baru, atau tissue yang
terpisah dan digunakan secara halus untuk
membersihkan bagian luar mata yang sakit.

Penatalaksanaan farmakologis
Optimalisasi: bilas dg larutan garam fisiologis (salin)
untuk menghilangkan secret konjungtiva.

1. Konjungtivitis bakteri
antibiotic topikal 4-6x/hr
Hiperpurulen : MRS, penisilin/ceftriaxone IV/IM

2. Konjungtivitis virus
simtomatik, antibiotik (infeksi sekunder), steroid
topikal (jk radang hebat & tdk ad kecurigaan herpes),
antivirus (konj. herpetik)

3. Konjungtivitis Alergi
Ringan : air mata artifisial, kompres dingin
Sedang : antihistamin topikal dan/atau mast
cell
stabilizer, topikal NSAID
Berat : rujuk kortikosteroid topikal, AH
topikal/oral, mast cell stabilizer

Komplikasi
Kom. konj. bakterial : ulserasi dan perforasi kornea,
iritis toksik, endoftalmitis, septicemia, meningitis.

Kom. konj. membranasea & pseudomembranasea :
parut konjungtiva, ulserasi dan perforasi kornea, parut
kornea, gangguan penglihatan, buta.

Kom. konj. Virus : mnjadi kronis (ex: blefarokonj.),
pseudomembran, parut linear halus atau parut datar,
kerusakan kornea, vesikel pd kulit.

Kom. konj. alergika: ulkus kornea,infeksi sekunder.

Kom. Trachoma :
parut konj. duktus kel. lakrimal rusak,
sel goblet hilang, menutup muara kel.
lakrimal komponen air dlm film air mata
pre-kornea dan komponen mukus film >>
luka parut, trikiasis, entropion, ulserasi
kornea, infeksi bacterial & parut kornea.

Dapat dicegah & dikontrol bila terdeteksi
awal.

Tidak membahayakan bila segera diatasi

Bila peradangan tidak segera ditangani dapat
menyebabkan kerusakan atau gangguan pada
mata khususnya penglihatan &
menimbulkan komplikasi.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai