k3 Mikrobiologi

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

STANDART KEAMANAN LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN AGENS


PENGENDALI HAYATI
Kelompok B
Laboratorium mikrobiologi awalnya digunakan
sebagai sarana penunjang diagnosis,
semakin majunya ilmu pengetahuan maka fungsi
laboratorium semakin meningkat, tidak hanya untuk
diagnosis tetapi mencakup bidang pelayanan, pendidikan,
penelitian bahkan dibidang perlindungan tanaman
laboratorium mikrobiologi diperlukan dalam pengembangan
agens pengendali hayati (APH) untuk mengendalikan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Klasifikasi Laboratorium
Mikrobiologi
Berdasarkan resiko infeksi,
mikroorganisme
Berdasarkan Tingkat Keamanan
Biologis laboratorium
Berdasarkan resiko infeksi,
mikroorganisme
Kategori risiko 1
tidak menimbulkan resiko/resiko sangat rendah
(individu, masyarakat), tidak menyebabkan penyakit
(manusia/ternak).
Kategori resiko 2
menimbulkan resiko sedang (individu), resiko
rendah (masyarakat), dapat menimbulkan sakit
akan tetapi tidak menimbulkan bahaya yang serius.
Infeksi yang terjadi dapat dicegah dan resiko
penyebaran terbatas.
Berdasarkan resiko infeksi,
mikroorganisme
Kategori resiko 3
menimbulkan resiko tinggi (individu), resiko rendah
(masyarakat), dapat menimbulkan sakit serius tetapi
tidak menyebar, tersedia tindakan pencegahan dan
pengobatan efektif.
Kategori resiko 4
menimbulkan resiko tinggi (individu, mayarakat),
dapat menimbulkan sakit serius, sangat menular
dan belum tersedia tindakan pencegahan dan
pengobatan yang efektif.
Berdasarkan Tingkat Keamanan
Biologis laboratorium
Laboratorium Tingkat keamanan Biologis I :
Menyelenggarakan kegiatan dengan kelompok
mikroorganisme kategori resiko1.
Laboratorium Tingkat keamanan Biologis II :
Menyelenggarakan kegiatan dengan kelompok
mikroorganisme resiko II.
Laboratorium Tingkat Keamanan Biologis III :
Menyelenggarakan kegiatan dengan
mikroorganisme resiko III.
Laboratorium Tingkat Keamanan Biologis IV :
Menyelenggarakan kegiatan dengan kelompok
mikroorganisme resiko IV.
Persyaratan Laboratorium Mikrobiologi Untuk
Pengembangan APH
Persyaratan laboratorium tingkat keamanan Biologis I
meliputi :
pintu yang dapat digunakan untuk akses masuk
dan keluar, terdapat bak cuci tangan, disediakan jas
laboratorium dan rak penyimpanannya, ruangan
mudah dibersihkaan, kedap air, perabotan kokoh,
jendela dilengkapi saringan debu, Biological Safety
Cabinet (BSL), autoclave untuk sterilisasi alat, bahan
maupun sterilisasi sisa-sisa kultur / isolat yang tidak
terpakai sebelum dibuang.
Gambar 1. Pemakaian Biological Safety Cabinet
Persyaratan laboratorium tingkat keamanan Biologis
II yaitu :
pintu dapat menutup sendiri, tersedia bak cuci
tangan (steinless steel), perabotan kokoh, jendela
dilengkapi saringan debu, dilengkapi dengan
Biological Safety Cabinet (BSL)/Laminar flow
menggunakan filter udara yang dapat mengalirkan
ulang udara yang tersaring, membuang sebagian
udara ke atmosfer dan memasukkan udara melalui
bagian depan cabinet. Cahaya/penerangan cukup,
membatasi lalu lintas orang maupun barang ketika
personil laboratorium sedang bekerja
Gambar 2. Biological Safety Cabinet
Standart Operasional Praktek di
Laboratorium Mikrobiologi

Selain peralatan pendukung laboratorium,
juga diperlukan Standart Operasional dalam
praktek di laboratorium mikrobiologi. Standart
operasional tersebut harus dilakukan oleh
setiap personil tanpa terkecuali.
Gambar 3. Berbagai Alat Pelindung Diri
Aturan-aturan standart keamanan dan keselamatan di
laboratorium sebagai berikut :

Mencuci tangan dengan menggunakan sabun
disinfektan ketika memasuki dan
meninggalkan ruangan laboratorium.
Tidak diperbolehkan menyimpan, meletakkan
makanan, minuman dilaboratorium, tidak
boleh merokok di area laboratorium.
Di dalam lokasi laboratorium sebaiknya
menggunakan jas laboratorium berlengan
panjang dengan kancing di bagian depan
agar mudah dibuka.
Sebaiknya didalam laboratorium menggunakan
sepatu khusus, disesuaikan dengan kondisi
laboratorium.
Singkirkan barang-barang yang tidak perlu dari area
kerja. (sebaiknya tas, dompet, dsb. tempatkan pada
rak tersendiri).
Bersihkan area kerja dengan menggunakan alkohol
sebelum maupun setelah bekerja.
Pemberian label pada media/isolat/dll harus secara
jelas, agar tidak terjadi kekeliruan.
Botol-botol reagen, botol kultur (isolat) harus
tertutup rapat dan jangan dibuka kalau tidak
diperlukan.
Peralatan inokulasi disterilisasi terlebih dulu dengan
api bunsen sebelum dan sesudah digunakan.
Perlakukan semua mikroorganisme sebagai pathogen yang
berpotensi (beresiko bagi kesehatan) dan gunakan cara
perlindungan yang sesuai.
Gunakan sarung tangan apabila bekerja dengan
mikroorganisme yang berpotensi menyebabkan penyakit.
Sterilisasi seluruh bahan dan peralatan laboratorium.
Jangan pernah menggunakan pipet dengan mulut.
Pertimbangkan selalu setiap bahaya yang ada, autoclave
terlebih dahulu cairan sisa culture yang tidak terpakai sebelum
membuangnya.
Buang semua materi limbah padat kedalam kantong dan di
autoclave sebelum kemudian dibuang ke tempat sampah.
Kenali letak alat-alat keselamatan di laboratorium
(P3K,shower, pemadam api).
Laporkan setiap terjadi kecelakaan sekecil apaun di
laboratorium (zat kimia, culture/ isolat tumpah rusak).
Penggunaan Alat-alat di
Laboratorium
Cara menggunakan pipet dan alat bantu pipet
Hindari memipet dengan mulut, gunakan alat bantu,
masukkan sumbat kapas untuk mengurangi
kontaminasi
Jangan mencampur bahan infeksi dengan
menghisap/meniup pipet
Jangan mengeluarkan cairan dari dalam pipet
secara paksa
Gunakan kapas yang telah diberi disinfektan bila
ada tetesan spesimen yang jatuh di meja, kemudian
kapas di buang di tempat khusus untuk diautoclave
Rendam pipet habis pakai di disinfektan 18-24 jam
Cara pembukaan wadah
Buka tutup wadah di tempat kerja dengan
hati-hati agar isi dalam wadah tidak
terpencar ke luar.
Gunakan jas lab. dan sarung tangan.
Hindari aerosol.
Spesimen yang bocor atau pecah hanya
dibuka di dalam Safety Cabinet.
Penerimaan spesimen di Laboratorium
Laboratorium mempunyai loket khusus penerimaan spesimen.
Jika jumlah spesimen tidak banyak, maka tempat pemeriksaan
spesimen dapat dilakukan pada meja khusus dalam areal
laboratorium.
Spesimen harus di tempatkan dalam wadah yang tertutup rapat
untuk mencegah tumpahnya/bocornya spesimen.
Wadah harus dapat didisinfeksi atau diautoklaf.
Wadah terbuat dari bahan tidak mudah pecah/bocor.
Wadah diberi label tentang identitas spesimen.
Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau
plastik yang dapat didisinfeksi atau diautoklaf ulang.
Baki harus didisinfeksi / diautoklaf secara teratur setiap hari.
Jika mungkin, wadah diletakkan di atas baki dalam posisi berdiri.
Petugas pembawa spesimen dalam Laboratorium
Mengenakan jas laboratorium yang tertutup rapat
pada bagian depan saat membawa spesimen.
Membawa spesimen di atas kaki
Mencuci tangan dengan disinfektan jika terkena
tumpahan/percikan dari spesimen.
Jika spesimen bocor / tumpah di atas baki,
dekontaminasi baki dan sisa spesimen diautoklaf.
Lapor pada petugas/panitia keamanan kerja
laboratorium jika terluka saat bekerja.
Tindakan khusus terhadap darah dan
cairan tubuh
Mengambil, melabel dan membawa spesimen
Gunakan sarung tangan
Hanya petugas lab yang boleh melakukan pengambilan
darah.
Setelah pengambilan darah, lepaskan jarum dari
sempritnya dengan alat khusus yang sekaligus merupakan
wadah penyimpanan jarum habis pakai. Pindahkan darah
ke dalam tabung spesimen dengan hari-hati dan tutup
rapat mulut tabung spesimen. Jarum suntik habis pakai
sebaiknya dibakar dalam alat insinerasi. Jika fasilitas
insinerasi tidak tersedia, jarum suntik dan sempritnya
diautoklaf dalam kantong yang terpisah.
Tabung spesimen dan formulir permintaan harus diberi
label BAHAYA INFEKSI.
Masukkan tabung ke dalam kantung plastik untuk dibawa
ke laboratorium. Formulir permintaan dibawa secara
terpisah.
Membuka tabung spesimen dan mengambil
sampel
Buka tabung spesimen dalam kabinet
keamanan biologis Kelas I dan Kelas II.
Gunakan sarung tangan
Untuk mencegah percikan, buka sumbat
tabung setelah dibungkus kain kasa.
Kaca dan benda tajam
Jika mungkin, gunakan alat terbuat dari
plastik sebagai pengganti kaca/gelas. Bahan
kaca/gelas dapat dipakai jika terbuat dari
borosilikat.
Sedapat mungkin, hindari penggunaan alat
suntik selain untuk mengambil darah

Sediaan darah pada kaca objek
Pegang kaca objek dengan forsep
Peralatan otomatis
Sebaiknya gunakan alat yang tertutup
(enclosed type)
Cairan yang keluar dari alat/effalut harus
dikumpulkan dalam tabung/wadah tertutup
atau dibuang ke dalam sistem pembuangan
limbah.
Jika memungkinkan, alirkan hipoklorit atau
glutaraldehid ke dalam alat disinfektan hanya
pada keadaan tertentu.
Melakukan sentrifus
Gunakan tabung sentrifus yang mempunyai tutup
Gunakan selongsong/rotor yang dilengkapi penutup

Jaringan
Fiksasi jaringan dengan formalin. Spesimen
berukuran kecil, seperti dari biopsi jarum, dapat
difiksasi dan didekontaminasi dalam waktu kurang
lebih 2 jam, tetapi spesimen berukuran besar
membutuhkan waktu beberapa hari.
Setelah melakukan potong beku (frozensection), alat
(cryotome) haru didekontaminasi.
Kecelakaan di Laboratorium
Perlindungan petugas pemeriksa
Batasi kontaminasi
Dekontaminasi pegawai
Dekontaminasi areal yang berhubungan
Dekontaminasi kulit, detergen tidak boleh
digunakan, perawatan harus dilakukan
dengan tidak merusak kulit
Dekontaminasi mata, dilakukan dengan
perawatan air untuk mencegah penyebaran
kontaminasi dari satu area ke area lainnya
Dekontaminasi pakaian, pakaian yang
terkontaminasi harus dipindahkan secepatnya dan
diletakkan pada wadah tertentu. Harus dipindahkan
dari lokasi tumpahan sampai kontaminasi dapat
termonitor.
Dekontaminasi daerah kerja, basahi semua daerah
yang terkena tumpahan termasuk wadah yang
rusak dengan disinfektan. Diamkan 10 menit.
Bersihkan dengan tissue atau lap dengan
menggunakan sarung tangan

Bila terjadi kecelakaan diruang kerja laboratorium, batasi orang yang
masuk didaerah tersebut sampai dilakukan monitor terhadap
kontaminasi oleh petugas. Kotak peralatan P3K yang lengkap
harus tersedia di laboratorium dan diletakkan di tempat
yang diketahui oleh semua staf laboratorium. Sebaiknya kotak
peralatan tersebut disertai dengan petunjuk lengkap
tentang pertolongan pada kecelakaan, terpotong/tersengat,
luka bakar, keracunan, shock/collapse serta terbaca oleh semua staff.
Setelah semua hal yang mendukung terciptanya kesehatan, keselamatan
dan keamanan kerja terpenuhi, maka hal terakhir yang diperlukan untuk
menyempurnakan semua kegiatan tersebut adalah mencuci tangan.
Cara yang benar untuk mencuci tangan
yaitu :
Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah
dengan air mengalir
Gunakan sabun di bagian telapak tangan yang telah
basah
Digosok telapak tangan ke telapak tangan, sehingga
menghasikan busa secukupnya selama 15-20 detik
Bilas kembali dengan air bersih
Tutup kran dengan siku atau tissue
Keringkan tangan dengan tissu / handuk kertas
Hindarkan menyentuh benda disekitarnya setelah
mencuci tangan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai