Unit Operation III

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 114

Unit Operation III

MODUL EVAPORASI

Dr.-Ing. Silviana, ST., MT.

MATERI
Pengertian & Prinsip Kerja Evaporasi
Jenis-Jenis Evaporator & Accessories
Kapasitas dan Ekonomi Evaporator
Aspek dalam Unjuk Kerja Evaporator
Perhitungan Single dan Multiple Evaporators

Literatures:
Badger, WL, and Banchero, JT, 1955, Introduction to
chemical engineering, Mc Graw Hill book company, New
York
Brown, GG, 1950, Unit Operations, John Wiley & Sons,
Tokyo
Coulson and Richardsons, 2002, Chemical Engineering
Volume 2, 5th Edition, Butterworth and Heinemann,
Oxford
Foust Alan, S, Wenzel, LA, Clump CW, and Andersen, LB,
1980, Principles of Unit Operations, 2nd Edition, John
Wiley & Sons, Singapore

Kontrak Perkuliahan
7
1
1
1

x
x
x
x

tatap muka
Kuis (30%)
Tugas (20%)
UAS (50%)

PENGERTIAN EVAPORASI
Adalah pemekatan larutan dengan jalan menguapkan sebagian
pelarut (akibat dari padatan yang larut sempurna (non-volatil)
dalam pelarut (volatil) hingga sebelum padatan mulai terbentuk,
termasuk penghilangan air dengan mendidihkan larutan pada
kondisi titik didih larutannya.
Driving force: perbedaan temperatur antara steam shell dan liquid
Bagian dalam evaporator: HE (calandria evaporator), separator,
condensor (vapor product)
Contoh aplikasi:
1. pemekatan susu sebelum menjadi susu bubuk
2. Desalinasi air laut untuk diambil air tawarnya

Arah Aliran Dua Fasa dalam


Evaporator
Hal penting dalam evaporator:
konveksi
Jika cairan masuk di bawah titik
didihnya maka terjadi heat
transfer single phase
Jika tercapai suhu titik didihnya,
maka terbentuk vapor bubbles
yang selanjutnya akan terlarut
dalam fasa cair
Jika bubbles makin banyak maka
akan bergabung membentuk slugs
Lama kelamaan slugs akan kolaps
membentuk aliran annular dengan
lapisan tipis sepanjang dinding
Akhirnya aliran tersebar di mana
cairan terjebak dalam aliran
uapnya

PENGERTIAN EVAPORASI
Perbedaan dengan proses lain, seperti distilasi, pengeringan
Evaporasi :
- dew point dan bubble point besar perbedaannya
- Tidak diupayakan pemurnian fasa uapnya
Distilasi :
- dew point dan bubble point tidak terlalu besar perbedaannya
- Ada upaya pemisahan fraksi komponen-komponen dalam fasa uap
Evaporasi :
- padatan yang terlarut dalam pelarutnya (konsentrasi besar)
- Kebutuhan panas untuk penguapan air/pelarut relatif rendah
Pengeringan :
- pelarut (konsentrasi kecil) dalam padatan; padatan tidak terlarut homogen
- Kebutuhan panas untuk penguapan air/pelarut relatif besar

Prinsip Kerja Evaporator


Berdasarkan perbedaan titik didih yang sangat besar
antara zat padat terlarut dengan pelarutnya.
Titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan
(persamaan Antoine)
Titik didih Larutan akan bergantung pada tekanan dan
kadar zat padat terlarutnya
Contohnya: Dhring line untuk larutan NaOH, NaCl

JENIS JENIS EVAPORATOR


& ACCESSORIESNYA
Standard Horizontal Tube Evaporator
1. Klasik, sederhana
2. Tidak memberikan kondisi terjadinya sirkulasi
aliran cairan (no natural circulation),
koefisien transfer panas rendah
3. Pengendapan di luar pipa sulit dibersihkan karena
Body evaporator menyatu dengan bundle tube

JENIS JENIS EVAPORATOR


& ACCESSORIESNYA
Standard Vertical Tube Evaporator
Kriteria:
Steam berada di shell, Liquid berada di tube, bundle
tube terendam dalam liquor bagian dasar
sirkulasi liquid terjadi ke atas melalui tube akibat aksi
uap air yang terbentuk di dalam tube atau akibat
ekspansi termal jika penguapan dalam tube ditekan
akibat operasi level liquid yang naik
Cairan akan kembali ke bawah melalui bagian tengah
(jika ruang kembali besar standard vertical evap
Jika ruang kembali kecil maka tipe basket vertikal evap)
Adanya sirkulasi, cairan berkali2 kontak dengan pemanas

JENIS JENIS EVAPORATOR &


ACCESSORIESNYA
Basket type Vertical Tube Evaporator

JENIS JENIS EVAPORATOR


& ACCESSORIESNYA
Long-Tube Vertical Tube Evaporator (Natural Circulation)
Kriteria:
Tube panjang (1-2 m) untuk memperbesar nilai U akibat kecepatan tinggi
Uap yang dipisahkan dibagian atas, liquid akan turun melalui
pipa di luar evaporator
Transfer panas lebih efisien karena U besar (natural circulation)
Terjadi scaling, kristalisasi pada tube karena jumlah cairan yang
menguap besar (tube panjang), sehingga konsentrasi di ujung tube akan besar
Cocok utk low viscosity (sugar solution)

CALANDRIA

JENIS JENIS EVAPORATOR


& ACCESSORIESNYA
Vertical Tube Evaporator with Forced circulation
Kriteria:
Sirkulasi liquid diperbesar dengan penambahan pompa
(koef transfer panas)
PP terjadi karena konveksi paksaan
Penyumbatan/scaling bisa dikurangi karena arus sirkulasi
Pipa tidak terlalu panjang
Larutan lebih homogen karena sirkulasi
Perlu adanya baffle sebagai pemisah vapor dan liquid

Submerged tube
Kriteria:
Seluruh pipa pemanas tercelup
dalam cairan
Umpan masuk ke saluran bejana
pemisah uapcair kemudian
mengalir ke dalam pemanas
melalui bawah
Boiling tube
Kriteria:
Tidak seluruh pipa pemanas
tercelup oleh pelarut

Forced Circulation with External


Heater
- Unit pompa, heater, pemisah
uap-cair terpisah
- Kurang kompak karena
memerlukan area yang cukup
luas
- Hampir mirip dengan vertical
tube evap
- Lebih murah karena kompilasi

Climbing Film, Long Tube Evaporator with External


Heater
- Dapat disebut Rising Film Evaporator (5-15 m)
- Cairan di bawah akan terpanaskan membentuk bubbles
dan ke atas dengan kecepatan
- Biasanya ada baffles di pemisahan atas
- Umumnya untuk satu kali lewat (one through)

Falling Film Evaporator


- Feed masuk dari atas,
membentuk film di
permukaan tube
- Steam mengalir di luar
tube/shell
- One-through
- Cocok untuk bahan sensitif
karena waktu tinggal
kontak panas rendah

Falling Film Evaporator


- Modifikasi double through,
dengan jalan: melewatkan
pada evaporator calandria
dua section
- Cairan umpan pertama
masuk pada separuh
evaporator, dan keluar
pada bagian bawah untuk
masuk pada separuh
evaporator yang lain

Agitated Film Evaporator


- Steam berada di shell
- Sumbu batang tube terdapat
batang yang dapat diputar
dilengkapi sirip, jika berputar
batang sumbu ini, maka cairan
akan terlempar ke tepi dan kontak
pemanas.
- Untuk cairan kental / high viskositas
- Lebih mahal karena perlu
pengadukan dalam

Direct Contact Evaporator


- Cairan kontak langsung dengan gas pemanas
- Submerged combustion burner
- Aplikasi: pemekatan H2SO4, oksidasi aspal,
evaporasi asam arsenik, asam muriatic, ataupun
slurry clay

Stirred Discontinuous
Evaporator
- Steam pemanas
dimasukkan dalam koil
(internal heating) atau
jacket (external heating)
- Larutan viskositas tinggi,
pasta, pulpy

Konfigurasi Evaporator
Digunakan untuk penghematan Energi
1. Multiple effect evaporator
2. Vapor Recompression

Multiple Effect Evaporator


P1 > P2 > P3
T1 > T2 > T3

Steam pada T1 P1 :

lewat jenuh
Koneksi effect : vapor line
Effect terakhir
dihubungkan sistem
vakum (condenser dan jet
ejector)
Dapat hemat steam 2/3
dari single effect

Jenis Jenis Multiple Effect


Forward Feed
Backward Feed
Mixed Feed
Paralel Feed

Backward Feed
Feed dari 3-2-1
Steam 1-2-3
P1 < P 2 < P 3
Perlu pompa

Mixed Feed
Feed ke intermediate,
dialirkan secara
forward samapi ke
efek terakhir baru
kemudian backward
ke efek pertama
Menguntungkan
karena larutan pekat
dihasilkan pada T
masih tinggi
Tanpa pompa

Paralel Feed
Feed larutan encer masuk
ke masing masing efek
Masing masing efek
menghasilkan larutan
pekat

Vapor Recompression
Thermal Vapor
Recompression
- Rekompresi dengan sistem
jet ejector dengan steam
tekanan tinggi
- Steam yang dihasilkan
berlebih
- Biasa digunakan dalam
falling film evaporator

Mechanical Vapor Recompression


Uap yang
dihasilkan dari
evaporator
dikompresi
sehingga suhu
akan lebih tinggi
dari titik didih
larutan dalam
evaporator
Uap yang
dikompresi
tersebut dapat

Pemilihan Jenis Evaporator

Vacuum System
- Jika dioperasikan dalam temperatur rendah, maka
penurunan titik didih larutan dengan pemvakuman
(effect terakhir).
- Kapasitas evaporasi lebih tinggi dibanding P atm
- Terjadi pengurangan koef. Heat transfer dan
penambahan energi untuk kondisi
Cara pemvakuman:
Pompa Vakum
Jet Ejector

Pompa Vakum
Biaya investasi lebih tinggi
Energi listrik
Tidak membutuhkan motive fluid (steam)

Jet ejector
Steam Jet ejector

Jet Ejector
Water jet ejector

Condensers
Untuk mengurangi beban alat pemvakum, maka jumlah
uap yang masuk perlu dikurangi dengan jalan
mengembunkan dalam kondensor
1. Surface Condenser
2. Mixing Condenser

Condensers
1. Surface Condenser
-. Kondensor konvensional berupa selongsong /sheel and
tube), tidak beda jauh dengan tubular heater, uap di
shell, water di tube
-. Laju heat transfer diperbesar dg menaikkan laju air
(multipass)
-. Embunan dan air pendingin terpisah
-. Biaya investasi tinggi
-. Kebutuhan air tinggi

Condensers
2. Mixing Condenser
= Barometric
Condenser
- Uap dan air
pendingin kontak
langsung
- Biaya investasi
rendah
- Karena bercampur,
kemungkinan ada

Contoh Pemvakuman dengan


Barometric Condenser dan Water
Jet Ejector
A. Steam jet ejector
B. Water jet ejector (menjadi
satu dengan barometric
condenser)
Mengapa harus pipa panjang?
- hydrostatic head
menyeimbangkan
perbedaan tekanan antara
ruang vakum dan atmosfer
- Untuk mengurangi
kebutuhan pompa

Contoh Pemvakuman dengan


Barometric Condenser dan Water
Jet Ejector
2-stage barometric condenser: uap
akan kontak dengan air dengan
shower falling-water
Noncondensable vapor akan
dihandle dalam jet ejector setiap
stage, di mana vapor akan
dientrained ke water jet highspeed. Jet ini akan berfungsi
sebagai steam condenser dan
entrainer bagi noncondensable
vapor.
Jet ejector mengeliminasi
penggunaan steam-jet ejector
dalam barometric condenser
Keluaran air bersuhu 100-120 F

Tugas Mandiri #1
Silakan menambahkan asesoris lain dalam Evaporator
dan jelaskan (dikumpulkan bersamaan dengan Tugas
Mandiri #2)

Faktor yang mempengaruhi


evaporasi
Konsentrasi
Solubilitas
Sensitivitas material terhadap panas
Foaming/froathing
Tekanan dan Temperatur
Scaling

Kapasitas dan Ekonomi Evaporator


Kapasitas Evaporator

banyaknya pelarut yang dapat diuapkan selama proses evaporasi (kg/jam)


Tergantung pada laju perpindahan panas (Q) pada tiap evaporator.
Faktor yang berpengaruh: U, A, dan
= beda suhu antara dua aliran (temperatur pemanas-TD larutan)
Temperatur pemanas : steam menggunakan steam table pada P tertentu
TD larutan: Dhring Line (TD air dari steam table pada P tertentu & konsentrasi padatan)
Temperatur Feed ? Steam (superheated?)

Efek temperatur umpan/feed


Jika temperatur umpan di bawah TD, maka sebagian
kalor digunakan untuk menaikkan hingga TD larutan,
akibatnya kapasitas evaporator akan menurun,
sehingga kadang diperlukan external heater hingga
temperatur mendekati TD larutan

Steam superheated dan T


condensat
Laju heat transfer steam superheated dengan logam
sangat rendah 1/1000 dari laju heat transfer steam
saturated dengan logam
Temperatur condensat keluar sama dengan temperatur
steam masuk (yang digunakan panas laten)

Pemilihan Tekanan
Panas yang diambil dari steam : panas laten, maka jika
P steam tinggi, entalpi yang dihasilkan memang lebih
besar dari steam P rendah, namun P rendah memiliki
panas laten yang lebih besar
See steam table:
4,97 psia
BTU/lbm

entalpi 1130 BTU/lbm panas laten 1000

444 psia
BTU/lbm

entalpi 1200 BTU/lbm panas laten 769

Tekanan pada ruang Vapor


Untuk efektivitas evaporator dengan memperbesar
Jika padatan sensitif terhadap temperatur tinggi,
sehingga TD direndahkan dengan pemvakuman

BPR (Boiling Point Rise)


Dhring Rule: (Boiling Point
Elevation Law)
Jika TD larutan diplotkan
dengan TD air pada tekanan
yang sama akan
memberikan garis lurus
pada setiap konsentrasi
yang berbeda.
Adanya BPR, maka akan
makin kecil, sehingga laju

Temperatur drop-summary
Umpan
masuk pada , TD air murni pada ruang vapor

(asumsi tidak ada BPR, atau larutan encer)


Ada BPR, maka TD larutan pada
Steam masuk pada kondisi sedikit superheated
kemudian menjadi uap jenuh pada
Kondensat keluar pada kadang lebih rendah pada
Perbedaan temperatur aktual diperoleh dari:
, dari steam table

Penjelasan Gb. 5.33


Single Effect
Total T drop (diarsir) karena adanya BPR
Driving force: working temperature/effect temperatur (tanpa arsir)
Double Effect
Ada BPR di tiap efek
Working/effect temperature lbh rendah dari single effect
Triple Effect
Ada BPR di tiap efek
Working/effect temperature makin lebih rendah dari single/double
effect

Kapasitas dan Ekonomi Evaporator


Ekonomi Evaporator
Banyaknya air yang teruapkan oleh satu kilo steam
pemanas
Single Effect
Multiple Effect

Ekonomi Evaporator dan BPR


Ekonomi evaporator untuk multiple effect tidak
dipengaruhi dengan adanya BPR (dianggap diabaikan
BPR)
Satu lb steam yang mengkondensat di efek pertama
akan menghasilkan kurang lebih satu lb vapor juga, dan
seterusnya
Multiple effect tergantung neraca panas, bukan laju
heat transfer
Jika larutan memiliki BPR, maka kapasitas satu double
efek lebih kecil dari separo dari kapasitas evaporator
dari dua single effect, demikian pula satu triple effect
kapasitasnya seperti tiga dari 3 buah single effect

Neraca Entalpi
Perhitungan Evaporator
melibatkan neraca panas
Padatan terlarut dalam air
melepas panas pelarutan

Neraca Entalpi

(F-L), H
F,
hF

Kalor yang
dilepas
steam pada
ts (q)

Kalor untuk
menaikkan suhu
umpan (sensible
heat)

S,
Hs
Kalor untuk
menguapkan cairan
(F-L) pada td (T1)

/
t1
S, ts, hc
L,
h

Penyusunan Neraca Entalpi


Mengabaikan Panas pelarutan (senyawa anorganik
encer)
Memperhatikan Panas Pelarutan (larutan pekat, seperti
NaOH, NaCl)

Neraca Panas Mengabaikan Panas


Pelarutan

Dimana: dan
Maka:
Di mana: panas laten pada TD air pada ruang vapor evaporator
Jika >, maka terjadi flash evaporation.

Neraca Panas Memperhatikan Panas


Pelarutan

Perhitungan Evaporator
melibatkan neraca panas
Padatan terlarut dalam air
melepas panas pelarutan
dari grafik entalpi

Perhitungan Single Effect Evaporator


Neraca Massa
Overall

Solute (di mana y=0 pada )


Neraca Panas

Panas
laten steam digunakan untuk :

1. Menaikkan T umpan dari menjadi


2. Menguapkan air menjadi
Persamaan 3 menjadi:
.= dari grafik H vs Konsentrasi (% F dan % L)
.
= entalpi uap superheated
=
=

Contoh Perhitungan Single Effect


Evaporator
A single-effect evaporator is used to concentrate 7 kg/s
of a solution from 10 to 50 per cent solids. Steam is
available at 205 kN/m2 and evaporation takes place at
13.5 kN/m2. If the overall coefficient of heat transfer is 3
kW/m2 deg K, estimate the heating surface required and
the amount of steam used if the feed to the evaporator is
at 294 K and the condensate leaves the heating space at
352.7 K. The specific heats of 10 and 50 per cent
solutions are 3.76 and 3.14 kJ/kg deg K respectively.

Penyelesaian
Asumsi steam: saturated pada P=205 kN/dari steam
table didapat T steam = 394K dengan total entalpy
steam 2707.4 kJ/kg dan 2200 kJ/kg (
Pada P=13.5 kN/ water mendidih pada T=325 K () total
entalpi steam 2595 kj/kg dan = 2378 kJ/kg
Tidak ada info BPR maka T =325 K sebagai T evaporator
(larutan encer)
(diabaikan panas pelarutan, tidak ada BPR)

Penyelesaian
Feed:
massa padatan= (7 kg/s x 10/100) = 0.7 kg/s

Air dalam Produk: maka = 0.7 kg/s


Laju air yang diuapkan= (7 kg/s -0.7 kg/s)- 0.7 kg/s =5.6 kg/s
Stream
Solids Liquid Total
(kg/s)
Feed
Product

(kg/s)

(kg/s)

0.7 6.3 7.0


0.7 0.7 1.4

Evaporation 5.6 5.6


F = 7 kg/s; L = 1.4 kg/s; =3.76 kJ/kg deg K

Neraca Total : .....1


Neraca solute:
Sehingga

Steam yang diperlukan, berdasarkan kondisi steam


yang ada
J/s

Contoh 2
Diinginkan meracang single efek evaporator untuk memekatkan
NaOH 5% menjadi 12% dengan laju 60.000 lb/jam dan temperatur
100F. Pemanasnya uap jenuh pada suhu 340F. Tekanan ruang
evaporator vakum pada 12.1 psi vacuummenggunakan barometric
condenser pada suhu air pendingin 80F dan suhu embunan dan air
pendingin 130 F
Hitunglah:
1. Luasan perpindahan panas (dengan ada dan tidaknya BPR)
2. Ekonomi evaporator
3. Laju alir air pendingin
4. Tinggi kaki barometric condenser

Ada BPR
P=12,1 psi vak = 14,7-12,1 =2,6 psia

Dari steam table: =136 F dengan


=0,12 maka didapat =148 F
(BPR = 12 F)

Data Entalpi: (steam table)


= 340F maka
= 136F, = 1119,9
Hitung (krn ada BPR), maka:

Ada BPR
Hitung dan (melibatkan panas pelarutan) jadi
menggunakan grafik entalpi-konsentrasi
=100F, =0,05 maka didapat = 64
=148F, =0,12 maka didapat = 100
Neraca Massa:
Overall: sehingga di dapat
Solute: sehingga didapat =25.000 lb/j dan =35.000 lb/j

Ada BPR
Neraca Panas

BPR diabaikan

Hitung Entalpi:
=136F pada kurva entalpi-konsentrasi

Ekonomi Evaporator

Kebutuhan air pendingin Barometric


Condenser
Neraca Kalor

Tinggi Kaki Barometric condenser


P1 =2,6 psia = 2,6x144 lb/ft2 = 374 lb/ft2
P2= 14,7 psia = 14,7 x 144 lb/ft2 = 2116,8 lb/ft2
=27,92 ft

Tugas Minggu depan


Bawa Modul Evaporator (Prof. Bambang P) beserta foto
kopi steam table dan tabel konversi

Soal Single Effect Evaporator


Single effect evaporator is fed with 10,000 lb/hr of a 20
per cent of solution of sodium hydroxide at 100F. This is
to be concentrated to 50 per cent solution. The evaporator is supplied
with saturated steam at 5 psig and operates with the vapor space at
vacuum of 26 in. referred to a 30-in barometer. Condensate may
assumed to leave at steam temperature. What is the steam
consumption? If the overall heat transfer coefficient is 400 and what is
the heating surface required?. This evaporator is provided with a
barometer countercurrent contact condenser, fed with water at 60F.
The exit water is at 120F. How much cooling water is required?

Langkah Penyelesaian:
Steam
Table:

1000
0 0.2

4 in Hg

Ps= 5 psig (Ingat: psig # psia)pada ts=228F


t1 (air mendidih) pada P1=4 in Hg
t1=125.4F

228F

BPR:
Td diperoleh dari kurva Dhring Line didapat td=198F
H=

0.
5

Entalpi umpan dan produk didapat dari Kurva EntalpiKonsentrasi (ada panas pelarutan)
Feed dan konsentrasi 0,2 didapat
Produk dan konsentrasi 0,5 didapat

Neraca Massa
Neraca Total : .....1
Neraca solute:
Sehingga

Neraca Panas

222
=7520 lb/h

Luasan

Neraca Massa di Condenser

Tugas #2
Single effect evaporator forced circulation evaporation is to be used
to evaporate 20,000 lb/hr of 50 per cent NaOH solution to 70 per
cent NaOH. Operation will be at vacuum of 27 in Hg, referred to 30in barometer. Saturated steam at 70 psig is to be used as heating
medium. It is estimated that an overall coefficient of 700 Btu/(hr)
(sqr ft)F will be obtained. Determine the heat transfer surface required and the
pound s of water evaporated per pound steam, if the feed to the evaporator is at 200F.
Determine the heating area required for the production of 10,000 lb/hr for the
production of 50 per cent NaOH solution from 10 per cent NaOH feed entering at
100F. Evaporation is to be carried out in a single body standard evaporator for which
an overall coefficient 500 Btu/hr sqr ft F is expected. Steam is available saturated at
50 psig, and the evaporator can be operated at 10 psi vacuum relative to a barometeric
pressure of 14.7 psia.

PRINSIP EVAPORASI MULTIPLE


EFFECT
Umum:
koneksi antar efek digunakan untuk memanfaatkan vapor
yang dihasilkan sebagai pemanas.
Efek menunjukkan bodi evaporator
Penomoran mengikuti arah aliran steam

PRINSIP EVAPORASI MULTIPLE


EFFECT
Laju Perpindahan Panas dianggap sama untuk tiap efek,
sehingga:
maka
Untuk memperoleh ekonomi dari pembuatannya, maka
dianggap ==, sehingga
Jadi temperaturr drop () atau working temperature
proporsional terhadap nilai U
Biasanya dan sudah diketahui

Contoh
A triple-effect evaporator is concentrating a liquid that
has no apprecaible elevation in boiling point. The
temperature of the steam to the first effect is 227F (5
psig). Vacuum on the last effect is 26 in or 4 in Mercury absolute
(125F). The overall heat transfer coefficients are 500 (first effect),
400(second), and 200 (third effect). What are the approximate
temperature at which the liquid will boil in the first and second
effects?

Solution
Total temperature drop =
T drop terhadap U::
Jadi
Jadi titik didih di efek satu adalah (227-21,5)F =205,5F
Titik didih di efek kedua = (205,5-26,8) F=178,7F

Ekonomi Evaporator multiple effects


Alasan penggunaan multiple effect untuk menaikkan
ekonomi steam

Kapasitas Evaporator multiple effects


Sejalan dengan kesamaan nilai U dan A tiap effect maka
dan jika jumlah temperature drop adalah total over-all
temperature drop antara T steam dan T condenser, maka
kapasitas total sistem menjadi tidak berubah dengan
penambahan N effects.

Jumlah Effect
Evaporator
Optimum
Harga alat evaporator

linier terhadap jumlah effect


Biaya steam
menurun terhadap jumlah effect
(ingat ekonomi evaporator!)
Biaya air pendingin
menurun terhadap jumlah effect
(T condenser main rendah)
Biaya pekerja
Total Cost = jumlah total dari ke-4 biaya tsb

Minimum
Cost

PERHITUNGAN
MULTIPLE EFFECT
EVAPORATOR
Dasar Perhitungan
awal adalah dengan
trial and error
terhadap variabel
yang tidak diketahui
harus ditetapkan
agar derajat
kebebasan = 0
( dengan jalan
mengurangi variable
(yang diketahui &
state variable)
dengan jumlah

Triple Effect Evaporator

Triple Effect Evaporator

Jadi ada 4 variabel yang ditetapkan:


Dapat berupa: - or
-

Langkah Perhitungan Versi Buku


Modul 2
Langkah
1 : Sketsa evaporator dengan variabel yang diketahui

Langkah 2 : Susun Neraca Massa Overall, hasil:


Langkah 3 : Dari diasumsi , asumsi
Langkah 4 : Hitung Neraca massa tiap effect, dan t, BPR,
Langkah 5 : Hitung S, , dari neraca kalor
Langkah 6 : Bandingkan hasil perhitungan 1, jika tidak sama maka diulang
asumsi baru
Langkah 7 : Jika mendekati asumsi maka hitung beban kalor masing masing
Langkah 8 : Hitung nilai
Langkah 9 : Jika nilai tidak sama (ada yang berbeda sangat jauh) maka
dikoreksi dengan
Langkah 10 : Hitung , , yang baru dengan dikoreksi menggunakan:
;
dan tebak

Langkah 5

Langkah 7

Langkah 8

Contoh Soal halaman 52

Perhitungan Multipel effect


evaporator versi Badger dkk
Langkah
1 : Hitung titik didih efek dan entalpi pada effect terakhir

Langkah 2 : Asumsi , , hitung dan dari neraca massa dan ketemu .


Langkah 3 : dari variabel diketahui dari efek terakhir (tekanan condenser, misal)
maka dapat diprediksi BPR/ titik didih larutan dari Dhring Line
Langkah 4 : dapat dihitung total temperature drop
Langkah 5 : diprediksi terhadap U dari T drop
Langkah 6 : Hitung ulang , dari neraca panas masing masing efek
Langkah 7 : Jika tidak banyak perbedaan maka hitung S dari neraca panas efek 1
Langkah 8 : Hitung nilai , , jika banyak perbedaan maka koreksi
dengan ; ; di mana
Langkah 9 : Hitung ulang , dari neraca panas masing masing efek, hitung S dan
hitung A

Metode lain
Menghitung
dari neraca massa over-all

Dengan asumsi awal besaran setelah perhitungan total


T drop dan BPR masing masing efek
Menghitung S dari efek pertama dengan asumsi
Menghitung dari neraca panas efek kedua
Menghitung dari neraca panas efek ketiga
Jika jumlah , maka diasumsi kembali dengan
mengalikan dengan faktor koreksi menjadi
Hitung kembali hingga tidak banyak perbedaannya

Contoh
Triple effect evaporator is to concentrate a 10 per cent
solution of sodium hydroxide to 50 per cent. The feed is
to be at 100F and is to be of such an amount as to
contain 5 tons NaOH per hour (10,000lb/hr). Steam is
available at 236F(23.2 psia) and a vacuum of 28 in
(referred to a 30 in. Barometer) may be maintained on
the last effect. Heat transfer coefficient may be
assumed to be U1= 1100, U2= 600, U3=400. Forward
feed is to be used. Radiation losses and losses by
environment may be neglected. Condensate may be
assumed to leave at the saturation temperature of
steam. What heating surface must be used used (all
effects have the same surface) and what is the steam

Solusi

Solusi
=
226F ...
= 100F... =0.1 .... =60 Btu/lb
= 2 in Hg .... =101F
Neraca Massa
, sehingga
....... = ; dibagi tiga maka
Asumsi
....... ...... = 0.134
+ = 0.218
+....... =0.5

Solusi
Kenaikan Titik Didih
Efek 3: =0.5 ....
Efek 2: =0.218 ....
Efek 1: =0.134 ....
Total temperature drop = 236 101 = 135
Ada 3 BPR sejumlah : (70+15+9)=94, sehingga
Asumsi pertama, maka =12, =12 =17

Solusi
Neraca Entalpi:
Efek 1:
Efek 2:
Efek 3:
Dengan hubungan ; dan maka
Didapat =26,400 lb =27,320 lb dan =26,300 lb
Dan S= 38,800 lb
Dan

Data Entalpi
Steam table dan
kurva entalpi-konsentrasi

Koreksi
A:=3460 sehingga

(baru) =
(baru) =
(baru) =
Hitung neraca Panas:
Didapat =26,370 lb =27,160 lb dan =26,470 lb
S= 38,820 lb
Dan
Evaporasi per lb steam = 80,000/38,820 =2,06

Data Entalpi
Setelah asumsi kedua

Contoh metode lain


Hasil Perhitungan dari contoh tersebut terlalu besar,
sehingga jika suhu saturasi stea, ke efek satu dinaikkan
268F (40 psia) berapa luasan permukaan PP jika kondisi lain
dianggap tetap?

Solusi
T drop total = 268-101 = 167 sehingga
Asumsi pertama:
=18, =21 =34
Asumsi maka dari neraca panas efek 1:
di dapat S= 41,740 lb
Neraca efek 2:
+ didapat
Neraca efek 3:
didapat
Jumlah total V =81,470 lb.....
Asumsi kembali dengan faktor koreksi

Solusi
Didapat nilai V masing masing efek yang baru,
Sehingga A masing-masing efek:

Evapoasi per lb steam = 80,000/41,320 = 1,95

Anda mungkin juga menyukai