Alasan Diperlukan Tata Kelola Yang Baik Dan Etika

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

ALASAN DIPERLUKAN TATA

KELOLA YANG BAIK DAN ETIKA


BISNIS

Oleh :

Gilang Anwar Hakim


Lujain Ayu Astuty

TEORI KEAGENAN (AGENCY


THEORY)
AGEN

MEMAKSIMALKAN NILAI
PERUSAHAAN

PRINSIPAL

HUBUNGAN PRINSIPAL DAN AGEN


1.

2.

3.

4.

Pemegang Sahan dan Manajemen


Pemegang Saham Publik dan
Pemegang Saham Pengendali
Kreditur dan Manajemen
Pemangku Kepentingan Lainnya
dan Manajemen

PEMICU KONFLIK KEPENTINGAN DAN MASALAH


KEAGENAN YANG TIMBUL (INFORMASI
ASIMETRI DAN PERILAKU SELF-INTEREST)

Menurut Jensen dan Meckling (1976) :


1. Moral hazard
2.

Adverse selection

PERAN TATA KELOLA DAN TATA KELOLA BISNIS


UNTUK MENGATASI KONFLIK KEPENTINGAN

Suatu struktur yang mengatur pola hubungan


harmonis tentang peran dewan komisaris, direksi,
pemegang saham, dan para stakeholder lainnya.
Suatu sistem pengawasan dan keseimbangan
kewenangan atas pengendalian perusahaan yang
dapat membatasi munculnya dua peluang, yaitu
pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset
perusahaan.
Suatu proses yang transparan atas penentuan
tujuan perusahaan, pencapaian, berikut dengan
pengukuran kinerjanya.

TINJAUAN STRUKTUR TATA KELOLA DI INDONESIA

1.

Perbandingan struktur satu dewan dan dua


dewan.

2.

Organ korporat: RUPS, dewan komisaris dan


direksi.

3.

Hubungan antar organ.

PERBANDINGAN STRUKTUR SATU DEWAN DAN


DUA DEWAN.
One-tier corporate governance

Two-tier corporate governance

system

system

1. Semua direktur eksekutif adalah


anggota board.Top managers adalah
juga anggota board. ini banyak
ditemukan pada perusahaan kecil,
perusahaan keluarga dan start-up
business.
2. Mayoritas anggota board adalah
direktur eksekutif.Di struktur ini ada
direktur non-eksekutif dalam board
namun jumlahnya sedikit (minoritas).
3. Mayoritas adalah direktur noneksekutif.Sebagian besar dari direktur
non-eksekutif ini adalah direktur
independen.
4. Semua non-eksekutif direktur adalah

1.

Dewan pengawas
(supervisory board). Ini
terdiri dari direktur noneksekutif independen dan
direktur non-eksekutif tidak
independen (connected).
2. Dewan pelaksana (executive
board). Ini terdiri dari semua
direktur pelaksana seperti
CEO, CFO, COO, CIO (C-level
management).

ORGAN KORPORAT: RUPS, DEWAN


KOMISARIS DAN DIREKSI.
RUPS
Adalah organ perusahaan yang memegang
kekuasaan tertinggi dalam perusahaan dan
memegang segala kewenangan yang tidak
diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris
Dewan Komisaris
Merupakan organ perusahaan yang bertugas dan
bertanggung jawab secara kolektif untuk
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada Direksi serta memastikan bahwa
perusahaan melaksanakan GCG pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi.

LANJUTAN

Direksi
Adalah organ perusahaan yang
bertanggungjawab penuh atas pengurusan
perusahaan untuk kepentingan dan tujuan
perusahaan sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar.

HUBUNGAN ANTAR ORGAN.

RUPS
Kewenangan RUPS antara lain mengangkat dan
memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan
Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris
dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran
Dasar, menyetujui laporan tahunan dan
menetapkan bentuk dan jumlah remunerasi
anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta
mengambil keputusan terkait tindakan korporasi
atau keputusan strategis lainnya yang diajukan
Direksi.

DEWAN KOMISARIS
Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perusahaan
oleh Direksi serta memberikan persetujuan dan pengesahan atas
rencana kerja dan anggaran tahunan Perusahaan.
Mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala untuk
membahas pengelolaan operasional Perusahaan.
Mengawasi pengelolaan Perusahaan atas kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Direksi dan memberikan masukan jika
diperlukan.
Menominasikan dan menunjuk calon anggota Dewan Komisaris
dan Direksi untuk diajukan dan disetujui dalam RUPS Tahunan.
Menentukan jumlah remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris
dan Direksi, berlandaskan pada wewenang yang diberikan dalam
RUPS Tahunan.
Menunjuk dan menetapkan anggota Komite Audit.

DIREKSI
Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS
merupakan perwujudan akuntabilitas
pengelolaan perusahaan dalam rangka
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG
Kinerja Direksi dievaluasi oleh Dewan Komisaris
Menyusun rencana kerja tahunan yang memuat
anggaran tahunan Perusahaan, dan wajib
disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk
memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris,
sebelum tahun buku tersebut dimulai.

PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA MENURUT OECD


(ORGANIZATION FOR ECONOMIC CO-OPERATION AND
DEVELOPMENT)

Perusahaan harus memastikan dasar kerangka


tata kelola perusahaan yang efektif (OECD,
2004). Kerangka tata kelola perusahaan harus
menunjukkan transparansi dan pasar yang
efisien, konsisten dengan aturan hukum dan
jelas mengartikulasikan pembagian tanggung
jawab antara berbagai pengawasan dan
penegakan hukum yang berlaku.

MANFAAT TATA KELOLA BAGI KORPORAT DAN LINGKUNGAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Meningkatkan kualitas kerja para karyawan


Meningkatkan keterikatan kerja para karyawan
Meningkatkan kinerja perusahaan
Neracaperusahaan yang lebih baik
Penggunaan sumber daya yang lebih efektif
Dapat mencegah munculnya KKN
Suasana lingkungan bekerja yang lebih baik
Mencegah terjadinya turnover pada karyawan
Melindungi hak para pemegang saham
Meningkatkan nilai perusahaan dan menarik
investor
Hubungan antar perangkat perusahaan yang lebih
baik

OVERVIEW REGULASI DAN PEDOMAN TATA


KELOLA DI INDONESIA
Pembentukan

Komite Nasional Kebijakan


Coporate Governance.
Undang-Undang Perseroan Terbatas
Pedoman-Pedoman GCG
Inisiatif Tata Kelola Lainnya

INSTRUMEN PENILAIAN DAN BUKTI EMPIRIS


TERHADAP PRAKTEK TATA KELOLA DI
INDONESIA DAN ASEAN

Penilaian Tata Kelola Korporat Indonesia Oleh


Bank Dunia
Penilaian Berdasarkan ASEAN Corportae
Governance Scorecard dari ASEAN Capital
Market Forum

KASUS: IMPLEMENTASI GCG DAN KODE ETIK DAN


PERILAKU
DI PT
MANDIRI
TBK.Tbk

Kebijakan GCG
PT BANK
Bank Mandiri
(Persero)

Bank Mandiri telah melaksanakan langkah GCG guna


mengakomodir seluruh ketentuan yang berlaku, antara lain:
1. Struktur organisasi yang dibentuk Direksi sesuai dan tepat dengan
Perseroan.
2. Direksi melakukan perumusan yang tepat dalam menempatkan
tugas dan tanggung jawab manajemen sesuai kualifikasi.
3. Direksi telah merumuskan Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP), antara lain:
Evaluasi terhadap RJPP tahun sebelumnya,
Asumsi dan analisis dalam penerapan RJPP tahun ini.
Target, kebijakan, strategi, dan program kinerja dari RJPP
tersebut.
4. Direksi telah menjalankan fungsi dan tugasnya dalam
mengimplementasikan program pengembangan dengan mengikuti
pelatihan yang relevan.
5. Melaksanakan rapat Direksi.

Penerapan dan penegakan kode etik Bank


Mandiri
Pernyataan

Kepatuhan Kode Etik Bank Mandiri


Komitmen Manajemen
Annual Disclosure Benturan Kepentingan
Fakta Integritas
Program Awareness
Dilakukan sosialisasi kepada seluruh unit kerja
Bank Mandiri terkait kode etik antara lain strategi
anti fraud Bank Mandiri, budaya Kepatuhan, serta
budaya layanan.

KESIMPULAN
Optimalisasi penerapan GCG Bank Mandiri terus
dilakukan dengan penguatan infrastruktur untuk
mencapai praktik terbaik, pengujian keandalan serta
penyesuaian sistem dan prosedur sesuai dengan
perkembangan bisnis dan regulasi/ketentuan perbankan
untuk mendukung pelaksanaan GCG yang semakin efektif.
Target yang luar biasa tidak pernah akan dapat dicapai
dengan usaha yang biasa-biasa saja. Transformasi bisnis
dan budaya yang dijalankan oleh Bank Mandiri
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Kedua hal tersebut bagaikan dua sisi mata
uang yang saling mendukung, dimana tanpa budaya yang
kuat strategi tidak bisa diimplementasikan atau
dampaknya tidak signifikan sehingga menyebabkan
kegagalan transformasi.

TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai