Budidaya Kakao
Budidaya Kakao
Budidaya Kakao
(Theobroma cacao)
KAKAO
(THEOBROMA CACAO
L.)
PENDAHULUAN
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan
salah satu komoditas perdagangan yang
sangat penting untuk meningkatkan
pendapatan negara, penghasilan
pengusaha, dan petani.
Tanaman kakao di Indonesia saat ini
sebagian besar diusahakan oleh para
petani dalam bentuk perkebunan rakyat.
Tanaman kakao dapat berbunga dan
berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat
menjadi sumber pendapatan harian atau
lanjutan
A. Iklim
. Garis
B. Tanah
BAHAN TANAMAN
KLON ICS 13
KLON ICS 60
GC 7
HIBRIDA
UIT 1
Pa 300
RCC 70
RCC 71
* RCC 72
* RCC 73
PERBANYAKAN GENERATIF
PERKECAMBAHA BENIH
PEMBIBITAN
Syarat Lokasi
Dekat sumber air dan mudah
diawasi.
Tempatnya datar, tetapi drainase
baik.
Terlindung dari angin kencang dan
penyinaran matahari langsung.
Terlindung dari hewan hama.
Dekat lokasi penanaman.
Persiapan Bahan
Penanaman Kecambah
Pemeliharaan
Umur 3 5 bulan.
Tinggi 40 60 cm.
Jumlah daun minimum 12 lembar.
Diameter batang 0,7 1 cm.
PENANAMAN
lanjutan
Kelapa
Pinang
TBM I
TBM II
1. Penaung Tetap
- Gliricidia &
Lamtoro
50%
topping 50%
- Kelapa
siwing
- Pinang
-
siwing
-
TBM II
TM I
topping 50%
topping 50%
siwing
siwing
topping
2. Penaung Sementara
- Pisang
mengatur jumlah anakan dan pangkas
daun-daun kering
- M. macrophylla
pangkas
pangkas
PEMELIHARAAN TANAMAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Penyulaman
Penyiangan gulma
Pemangkasan
Pemupukan
Penyiraman
Penyerbukan buatan
Rehabilitasi tanaman dewasa
Pengendalian hama dan penyakit
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Untuk menjaga agar jarak tanam yang ditentukan
dapat tetap dipertahankan maka tindakan
penyulaman perlu dilakukan.
Penyulaman dapat dilakukan sampai dengan umur
10 tahun.
b. Penyiangan gulma
Tujuan penyiangan gulma utk mencegah persaingan
dalam penyerapan air, dan unsur hara, utk
mencegah hama dan penyakit serta gulma yg
merambat pada tanaman kakao. Pengendalian
gulma dilakukan dg membabat tumbuhan
pengganggu ekitar 50 cm dari pangkal batang atau
dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 l/ha yg dicampur
dg 500-600 liter air. Penyiangan yg paling aman
a.
c. Pemangkasan
Tanaman Asal Perbanyakan Generatif
Pangkas bentuk dilakukan pd tanaman belum
menghasilkan (TBM). Tujuannya utk membentuk
kerangka tanaman yg kuat dan seimbang. Cabangcabang primer dr jorket dipelihara tiga yg tumbuh
kuat dan seimbang. Cabang-cabang sekunder diatur
yg tumbuhnya seimbang ke segala arah.
Pangkasan pemeliharaan dan produksi, dilakukan
pd tanaman menghasilkan (TM). Tujuannya utk
mempertahankan kerangka yg sudah terbentuk.
Cabang yg dipangkas cabang sakit, cabang balik,
cabang terlindung atau cabang yg melindungi,
cabang yg masuk jauh ke dalam tajuk tanaman di
sebelahnya. Frekuenai pangkasan 6-8 kali per
tahun. Tunas air dibuang 2-4 minggu sekali.
Pangkasan pemendekan tajuk. Tujuannya
membatasi tinggi tajuk tanaman, maksimum 3,5 4
lanjuttan
d. Pemupukan
lanjutan
Pemupukan
(untuk tanaman dewasa)
* ukuran daun normal
Urea 220 g/ph/th
* bentuk daun normal
SP 36 280 g/ph/th
* warna daun hijau, tanpa
KCl 170 g/ph/th
klorosis maupun nekrosis Kieserit 120 g/ph/th
e. Penyiraman
Pemberian air pd tanaman kakao perlu dilakuakan
kalau tanamasn memang membutuhkan.
Penyiranaman tanaman kakao yg tumbuh dg
kondisiu tanah yg baik dan berpohon pelindung
tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang
berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi
sangat lembab. Penyiraman pohohn kakao
dilakukan pd tanaman muda terutama tanamn yg
tidak diberi pohon pelindung.
f. Penyerbukan Buatan
Dari bunga yg muncul hanya 5% yg akan menjadi
buah. Peningkatan persentase pembuahan dapat
dilakukan dg penyerbukan buatan. Bagian bunga yg
mekasr digosok dg bunga jantan yg telah dipetik
sebelumnya, kemudian bunga ditutup dg sungkup.
2. Penyakit
(a) Busuk buah hitam
Penyebab: Phytophtora palmivora. Bagian yg
diserang adalah buah.
Gejala: bercak kakao di titik pertemuan tangkai
buah dan buah atau ujung buah.
Gejala pada serangan berat adalah buah diliputi
miselium abu-abu keputihan.
Pengendalian: buah yg sakit diambil, mengurangi
kelembaban kebun dg cara pemangkasan. Selain
itu digunakan insektiosida dg pupuk aktif Cu:
Cuprapit 0,3% atau insektisida pupuk aktif
Mankozeb; Dithane M-45 dan Manzate 200 0,3%
dg interval 2minggu.
PENGELOLAAN POHON
PENAUNG
I. PENAUNG
SEMENTARA
Moghania
macrophylla
Disiwing pada saat tanam bibit kakao.
Dipotong pd jarak 10 cm dari permukaan tanah
setelah tanaman kakao berumur 2 tahun dan 3
tahun
Pemotongan setahun sekali pd musi hujan.
]Didongkel setelah tanaman kakao berumur 4
tahun.
Tanaman Pisang
Jumlah anakan dibatasi maksimum 2 anak per
rumpun. Anakan yg tidak dikehendaki dipotong,
ditugal tengahnya dan disiram minyak tanah 2-5
ml/anakan.
Daun-daun yg kering selalu dibersihkan sebulan
sekali.
Pisang dipupuk Urea, TSP, KCl berturut-turut 300 g,
Kelapa
Pinang
TBM I
TBM II
1. Penaung Tetap
- Gliricidia &
Lamtoro
50%
topping 50%
- Kelapa
siwing
- Pinang
-
siwing
-
TBM II
TM I
topping 50%
topping 50%
siwing
siwing
topping
2. Penaung Sementara
- Pisang
mengatur jumlah anakan dan pangkas
daun-daun kering
- M. macrophylla
pangkas
pangkas
PANEN
1. Ciri dan Umur Panen
Buah kakao dapat dipanen apabila telah tampak
perubahan warna kulit dan setelah fase
pembuahan sampai menjadi buah dan matang
usia 5 bulan. Cir i-ciri buah akan dipanen adalah
warna kuning pada alur buah, dan punggung alur
buah, warna kuning pada seluruh permukaan
buah, dan warna kuning tua pada seluruh
permukaan buah.
Kakao masak di pohon dicirikan dg perubahan
warna buah :
a) warna buah sebelum masak hijau, setelah
masak alur buah menjadi kuning.
b) warna buah sebelum masak merah tua, warna
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
Fermentasi
Fermentasi yg dilakukan pada biji kakao yg telah
dikeluarkan dari kulit buahnya dimaksudkan utk
mematikan lembaga biji agar tidak dapat tumuh
serta utk menumbuhkan aroma yg khas coklat.
Fermentasi dilakukan di dalam suatu wadah/kotak
kayu dg tebal tumpukan biji kakao tidak boleh lebih
dari 42 cm. Fermentasi dilakukan secara sempurna
kalau pelaksanaannya selama waktu 5 hari dan pd
hari kedua harus dilakukan pengadukan/pembalikan.
Selanjutnya biji yg telah diaduk-aduk /dibalik ysb
dibiarkan pd tempat fermentasi sampai pd hari ke-5.
Atau biji kakao basah diperam (difermentasi) selama
6 hari di dalam kotak kayu tebal yg dilapisi
aluminium dan bagian bawahnya diberi lubanglubang kecil dg cara sebagai berikut
a. Biji ditumpuk di dlm kotak dg tinggi tumpukan
lanjutan
lanjutan
rangi rasa asam pada biji. Bila kulit biji masih ada
sisa-sisa pulp, biji mudah menyerap air dari udara
sehingga mudah terserang jamur dan juga
memperlambat proses pengeringan.
Pengeringan
Pengeringan pada biji kakao yg telah direndam dan
dicuci dimaksudkan untuk menurunkan kadar air biji
dari sekitar 60% sampai pada kondisi dimana
kandungan air dalam biji minimum sehinggqa tidak
dapat terjadi penurunan kualitas biji, juga biji tidak
mudah ditumbuhi oleh cendawan. Pengeringan yg
terbaik dilakukan dg menggunakan pengering sinar
matahari. Umumnya untuk mengeringkan biji kakao
untuk mencapai kadar air sekitar 7-8% diperlukan
waktu antara 2-3 hari, sangat tergantung pada
kondisi cuaca saat dilaklukan pngeringan. Jika cuaca
tidak memungkinkan untuk dilakuakn pengeringan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
lanjutan
8. Pengelolaan Limbah
Kulit kakao pada pertanaman kakao umumnya
cukup banyak dan hal ini merupakan salah satu
jenis limbah pada perkebunan kakao, kalau tidak
ditangani secara baik-baik maka makin hari akan
semakin menumpuk dan akan menimbulkan
permasalahan di lingkungan tersebut.
Kulit kakao merupakan salah satu limbah
pengolahan biji kakao. Kulit trsebut umumnya
dibuang begitu saja sebagai sampah yg sering
mengganggu masyarakat sekitar. Kalau dicermati
dg baik, sebenarnya limbah kulit kakao tersebut
masih mempunyai nilai yg cukup tinggi yaitu kalau
diolah dengan baik akan dapat menghasilkan
pektin, dimana sampai saat ini kita masih selalu
mengimpornya.
Limbah dari perkebunan kakao masih ada lagi yg
Perbaikan :
Mengapa perkebunan kakao dan kopi di Indonesia
masih kalah jauh dengan di tempat lain?
Perkebunan kakao dan kopi di indonesia masih kalah
dengan yang di luar karena ada kemungkinan
teknologi yang diluar lebih canggih daripada di dalam
negeri, dan bisa juga teknologi yang diterapkan di
luar tidak dapat diterapkan di indonesia sehingga kita
kalah dalam produktivitas.
Apa penyebab produktivitas rendah?
Penyebab produktivitas rendah salah satu
penyebabnya diakibatkan oleh serangan hama dan
penyakit bisa juga dari faktor lingkungan/ faktor
abiotik, tidak adanya perawatan.