Pekarangan merupakan lahan yang berpotensi untuk meningkatkan gizi keluarga melalui budidaya sayuran dan buah-buahan. Perencanaan yang tepat dalam pemanfaatan lahan pekarangan meliputi persiapan media tanah, pemilihan jenis tanaman, tata letak, dan pemeliharaan tanaman.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
82 tayangan17 halaman
Pekarangan merupakan lahan yang berpotensi untuk meningkatkan gizi keluarga melalui budidaya sayuran dan buah-buahan. Perencanaan yang tepat dalam pemanfaatan lahan pekarangan meliputi persiapan media tanah, pemilihan jenis tanaman, tata letak, dan pemeliharaan tanaman.
Pekarangan merupakan lahan yang berpotensi untuk meningkatkan gizi keluarga melalui budidaya sayuran dan buah-buahan. Perencanaan yang tepat dalam pemanfaatan lahan pekarangan meliputi persiapan media tanah, pemilihan jenis tanaman, tata letak, dan pemeliharaan tanaman.
Pekarangan merupakan lahan yang berpotensi untuk meningkatkan gizi keluarga melalui budidaya sayuran dan buah-buahan. Perencanaan yang tepat dalam pemanfaatan lahan pekarangan meliputi persiapan media tanah, pemilihan jenis tanaman, tata letak, dan pemeliharaan tanaman.
Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17
Ekosistem pekarangan
atau kebun gizi
Pengertian pekarangan Pekarangan adalah sebidang tanah yang berada disekitar rumah yang digunakan untuk tempat bermain anak-anak, untuk acara keluarga dan acara keakraban, serta ditanamai dengan berbagai jenis tumbuhan dan tanaman serta tempat pemeliharaan berbagai jenis ternak dan ikan. Tujuan dari pemanfaatan pekarangan adalah untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mengenali dan mengetahui sumber-sumber pangan yang ada disekitar kita, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mau dan mampu memanfaatkan bahan pekarangan menjadi sumber pangan dan gizi keluarga. PRODUKSI SAYURAN DI INDONESIA Pada tahun 2002, konsumsi sayuran dan buah di Indonesia diperkirakan sekitar 59,2 kg/kapita/tahun. Bila dari konsumsi sayuran 15% di antaranya dibuang karena tidak diperlukan atau karena mengalami kerusakan, berarti konsumsi bersih dari sayuran tersebut hanya mencapai 47,5 kg/kapita/tahun atar sekitar 130,1g/kapita/hari. Angka ini masih di bawah standar internasional untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, yakni di atas 150 g /kapita/hari. Angka ini belum cukup baik bila dibandingkan dengan konsumsi rata-rata masyarakat Asia 220 g/kapita/hari dan dunia sebesar 240 g/kapita/hari (Redaksi Trubus, 2009). Tabel 1. Produksi dan luas Lahan Beberapa Jenis Sayuran Komersial di Indonesia tahun 2002. No Jenis sayuran Luas lahan (he) Produksi (ton)
1 Bawang merah 78.615 643.463
2 Bawang putih 7.051 58.219
3 Daun bawang 37.475 364.914
4 Kentang 55.942 859.948
5 Kubis 1.088 15.098
6 Sawi 58.909 1.276.816
7 Wortel 43.787 500.805
8 Cabe 17.210 258.980
9 Kacang merah 26.516 63.536
10 Kacang panjang 145.084 684.184
11 Lobak 44.674 702.624
12 Tomat 53.344 315.199
13 Terung 24.854 214.514
14 Buncis 46.764 549.064
15 mentimun 7.107 105.050
Labu siam 28.928 204.387
Kangkung 31.426 147.213
Bayam 75.815 516.960
total 766.598 7.480.996
Melihat produksi sayur Indonesia pada tahun 2002 yang hampir mencapai 7,5 ton (lihat tabel.1) sementara konsumsi sayuran mencapai 47,5 kg/kapita/tahun diperlukan 9,8 ton sayuran untuk lebih dari 206juta penduduk Indonesia. Dengan demikian dapat diduga bahwa kontribusi sayuran non-komersil dalam memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran mencapai 2,3 juta ton (Redaksi Trubus, 2009). Dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh sayuran non-komersil tersebut dapat dipastikan bahwa usaha bertanam sayuran di halaman masih sangat diperlukan. Bagi masyarakat di pedesaan, bukan saja untuk memnuhi kebutuhan sendiri, melainkan juga untuk menambah penghasilan keluarga. Karena hasil panen dapat dijual ke pasar. Kegiatan bertanam sayur di pekarangan saat ini telah menjadi alternatif penyaluran hobi yang banyak dilakukan ibu rumah tangga di kota. Budidaya tanaman sayuran di pekarangan
Pengolahan tanah dilakukan dengan kedalaman 15 cm. Tanah
dihaluskan dan diratakan. Bedengan dibuat dengan lebar 80 - 100 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan pekarangan yang ada. Bibit/benih ditanam dengan jarak tanam 10 x 10 cm atau 15 x 15 cm ( jarak tanam disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam). Pemeliharaan tanaman perlu dilaksanakan seperti penyiraman, penyiangan (dengan mencabut atau membuang tanaman pengganggu atau gulma). Berikan pupuk kandang atau kompos pada tanaman dan kalau ada hama dan penyakit yang menyerang gunakan bahan alami (non kimia) agar sayuran kita bebas dari pestisida (sayuran organik). Jenis tanaman yang ditanam di pekarangan sebaiknya diatur secara bergiliran. Pergiliran tanaman disesuaikan dengan musim. Petiklah/panenlah tanaman sesuai dengan umurnya. Untuk tanaman sayuran dapat dipanen setelah berumur 20 - 60 hari. KEUNTUNGAN PEKARANGAN PRODUKTIF
Berbagai keuntungan diperoleh dengan memanfaatkan
pekarangan menjadi produktif secara konseptual adalah sebagai berikut: 1. Banyak yang tidak menyadari akan potensi pekarangan sebagai penghasil (tambahan), seperti bahan pangan atau bahan obat-obatan bahkan ternak untuk kebutuhan hidup sehari-hari dalam rangka hidup sehat, murah dan mudah. 2. Pemanfaatan pekarangan merupakan bagian dari pembangunan hutan kota, guna lingkungan yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (suistanable development), karena pemanfaatan pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat baik. 3. Jika setiap rumah mempunyai pekarangan yang indah serta terpelihara, sekaligus akan meningkatkan pembangunan hutan kota yang berbentuk menyebar dengan struktur yang berstrata akan meningkatkan kualitas lingkungan yang sejuk, sehat dan indah. 4. Dengan membuat taman pekarangan, ini berarti akan dapat menyalurkan segala kreatifitas dan kesenangan ataupun hobi semua anggota keluarga. 5. Unsur utama dalam pemanfaatan pekarangan adalah tanaman, apakah itu tanaman hortikultura, obat-obatan, bumbu- bumbuan, rempah-rempah dan lainnya. 6. Pemanfaatan pekarangan dengan taman pekarangan yang konseptual akan memberikan kenyamanan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah terutama anggota keluarga, maupun siapa saja yang lewat disekitar rumah kita. PERENCANAAN PEMANFAATAN PEKARANGAN Berikut panduan perencanaan dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan: 1. Persiapan Media Tanam Tahap ini merupakan tahap awal dalam berkebun. Jika pekarangan luas lahan perlu dibersihkan dari tanaman liar. Upayakan pembersihan lahan tidak menggunakan bahan kimia karena residunya dalam tanah akan mengurangi produktivitas tanah. Media tanam untuk bertanam sayur harus mengandung unsur-unsur mineral dan bahan organik. Bila tanah berwarna gelap dan gembur, kita hanya perlu memberikan pupuk tambahan pada saat penanaman. Sedangkan bila tanah berwarna agak terang, pucat, dan padat maka kita perlu mengolahnya secara intensif dengan mencangkul untuk mengemburkan tanah dilanjutkan dengan memberikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk kimia (TSP, KCl, dan Urea) secara berimbang (Andhika, 2009). Untuk lahan sempit penanaman dalam pot dan vertikultur dapat menjadi alternatif. Yang perlu dilakukan adalah memilih pot yang sesuai dengan karakterisitik tanaman, sehingga ukuran dan porositas pot perlu diperhatikan. 2. Menentukan Jenis Tanaman Pilihlah jenis tanaman yang bermanfaat bagi keperluan rumah tangga baik untuk obat atau kesehatan (kunyit, jahe, temulawak, mengkudu) dan keperluan dapur (cabe, tomat, sereh, sayuran,) serta pelengkap gizi keluarga (pepaya , pisang , jeruk dan lain-lain). Upayakan menanam beragam jenis tanaman dengan maksud untuk mencegah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Untuk tujuan estetika, pilihan tanaman yang memiliki figure menarik misalnya tanaman mengkudu yang memiliki bentuk daun yang lebar, tanaman kencur dengan bentuk daun yang unik dan sebagainya. Jenis sayuran yang akan ditanam harus ditentukan sejak awal agar hasil panenyang diperoleh akan memuaskan. 4. Tata Letak Tanaman Pada prinsipnya semua tanaman memerlukan sinar matahari yang cukup sepanjang hari. Tempatkan jenis-jenis yang berukuran kecil mulai dari bagian Timur dan tempatkan jenis tanaman yang berukuran besar seperti buah-buahan di bagian sebelah Barat. Hal ini dimaksudkan agar jenis tanaman yang besar tidak menaungi/menghalangi sinar matahari terhadap tanaman yang kecil. Demikian pula kerapatan dan populasi tanaman perlu diperhatikan karena mempengaruhi efisiensi penggunaan cahaya matahari serta persaingan antar tanaman dalam menggunakan air dan unsur hara. Aturlah tata letak sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan misalnya jangan sampai menghalangi jalan masuk, menghalangi pandangan, dan sebagian tanaman atau kotoran masuk ke areal kebun tetangga (Andhika, 2009) . 5. Pemeliharaan Tahap pemeliharaan baik untuk lahan maupun tanaman merupakan hal yang harus selalu diperhatikan. Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu penyiangan, penyiraman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan lahan dari rumput-rumput liar, bertujuan untuk mencegah kompetisi nutrisi tanaman dari tanah selain untuk kebersihan dan keindahan. Sisa-sisa tanaman dan rumput sebaiknya dikeringkan lalu dikubur ke dalam tanah karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Sisa tanaman dan serasah ini dapat juga diproses untuk dijadikan pupuk organik atau kompos.