Kelompok 3 Pemilihan Menu Saat Bencana
Kelompok 3 Pemilihan Menu Saat Bencana
Kelompok 3 Pemilihan Menu Saat Bencana
SAAT BENCANA
Prodi Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
2017
Nama anggota kelompok 3
O Aisyah Mardina
O Repitalina
O Datu rida siahan
O Cynthia ariani
O Dina Qorina
O Zikra Putri Santi
O Panji Maulana
O Meggyani putri
O Sarah Sturayya
Pengertian bencana
Bencana adalah suatu peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam, manusia atau keduanya yang
mengakibatkan korban manusia, kerugian
harta benda, kerusakan lingkungan,kerusakan
sarana prasarana dan fasilitas umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata
kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Tujuan pemberian pangan
O Bertahan hidup,
O Mempertahankan/memperbaiki status gizi,
utamanya pada kelompok rentan,
O Menyelamatkan aset produksi,
O Menghindari migrasi massal,
O Menjamin tersedianya pangan dalam jumlah
yang cukup unuk seluruh penduduk,
O Mendorong rehabilitasi keadaan secara
swadaya masyarakat,
O Mengurangi kerusakan sistem produksi
pangan dan pemasarannya.
Standar bantuan gizi untuk
kelompok berisiko
1. Bayi
O. Bayi berumur kurang dari enam bulan harus diberi ASI secara
eksklusif atau dalam kasus-kasus khusus dapat diberikan susu
pengganti ASI yang tepat dalam jumlah yang memadai.
O. Anak-anak berumur 6-24 bulan mempunyai akses terhadap
makanan tambahan yang bergizi dan sarat energi.
O. Sejumlah 30% dari kandungan energi dalam menu balita
disarankan berasal dari sumber lemak. Apabila anak usia 6-24
bulan tidak mempunyai akses terhadap ASI, makan makanan
yang diberikan harus memenuhi untuk mencukupi kebutuhan
gizi mereka.
O. Harus diupayakan cara untuk mempersiapkan makanan
pelengkap yang tepat untuk anak anak terutama dibawah
usia 24 bulan.
O. Dari sisi kebutuhan suplementasi, balita wajib mendapatkan
vitamin A sesuai dengan program yang sudah berjalan.
DALAM SITUASI DARURAT:
Menyusui menjadi lebih penting karena sangat
terbatasnya sarana untuk penyiapan susu
formula, seperti air bersih bahan bakar dan
kesinambungan ketersediaan susu formula
dalam jumlah yang memadai.
Pemberian susu formula akan meningkatkan
risiko terjadinya diare, kekurangan gizi dan
kematian bayi.
Sumbangan susu formula dari donor, maka
distribusi maupun penggunaannya harus
dimonitor oleh tenaga yang terlatih, sesuai
dengan beberapa prinsip di bawah ini:
2. Wanita Subur
Perempuan yang hamil atau menyusui mempunyai
akses terhadap gizi dan bantuan tambahan
Perhatian khusus diberikan untuk melindungi,
meningkatkan dan mendukung perawatan gizi bagi
wanita usia subur.
Ibu hamil mendapatkan tambahan sejumlah 285
kkal/hari
Ibu menyusui maka diberikan tambahan 500 kkal/hari
Pemberian mikronutrient sesuai keadaan kehamilan
Minimal 2.100 untuk ibu hamil kalori terpenuhi
Informasi, pendidikan dan pelatihan yang tepat
tentang gizi diberikan kepada para professional yang
relevan, juru rawat, dan lembaga-lembaga yang
bergerak dalam praktek pemberian makan bayi dan
anak.
3. Lansia
Akses kaum lanjut usia untuk mendapatkan
makanan yang bergizi dan dukungan gizi yang
tepat dilindungi, ditingkatkan, dan didukung.
Lansia harus mampu mengakses sumber-
sumber pangan termasuk bantuan pangan
dengan lebih mudah.
Makanan disesuaikan dengan kondisi lansia
serta mudah disiapkan dan dikonsumsi.
Makanan yang diberikan pada lansia harus
memenuhi kebutuhan protein tambahan serta
vitamin dan mineral.
4. Lain-lain
Keluarga yang mempunyai anggota
keluarga sakit kronis, termasuk mereka
yang menderita HIV/AIDS dan anggota
keluarga yang mempunyai kecacatan
tertentu mempunyai akses terhadap
makanan bergizi yang tepat dan
dukungan gizi yang memadai.
Terbangun sistem berbasis komunitas
untuk menjamin perawatan individu-
individu yang rentan secara semestinya.
Situasi tanggap darurat
1. Siaga darurat
Merupakan suatu keadaan potensi
terjadinya bencana yang ditandai
dengan adanya pengungsi dan
pergerakan sumber daya. Kegiatan
penanganan gizi tergantung situasi
dan kondisi yang terjadi.
2. Tanggap darurat bencana